Anda di halaman 1dari 25

PROPOSAL SKRIPSI

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE


DISKURSUS MULTI REPRESENTASI (DMR) TERHADAP
HASIL BELAJARA SISWA PADA MATERI POKOK
SENYAWA HIDROKARBON

Diajukan Untuk Menenuhi Tugas Mata Kuliah


Metodelogi Penelitian Pendidikan
Dosen Pengampu
AliAmirul Muminin,M.Pd.

Oleh :
RETNO ERFIANA IDRIS
NIM. 12212193057

JURUSAN TADRIS KIMIA


FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SAYYID ALI RAHMATULLAH TULUNGAGUNG
DESEMBER 2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT., karena atas limpahan taufik, hidayah,
dan inayah-Nya, kami dapat menyelesaikan proposal skripsi yang berjudul
“Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Diskursus Multi Representasi
(Dmr) Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Materi Pokok Senyawa Hidrokarbon”
dengan tepat waktu.
Proposal ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Metodologi
Penelitian Pendidikan, jurusan Tadris Kimia, Fakultas Tarbiyah dan Ilmu
Keguruan, Universitas Islam Negeri Sayyid Ali Rahmatullah Tulungagung.
Dalam penyusunan proposal skripsi ini kami telah dibantu oleh beberapa
pihak. Oleh karena itu, kami ucapkan terima kasih kepada :
1. Ali Amirul Muminin, M.Pd., selaku dosen pengampu mata kuliah
Metodologi Penelitian Pendidikan.
2. Pihak-pihak lain yang telah membantu dalam segala proses penyusunan
proposal skripsi ini.
Segala upaya telah kami lakukan dalam menyempurnakan proposal skripsi
ini. Namun, tidak mustahil apabila terdapat kesalahan atau kekurangan dalam
penulisan proposal skripsi ini. Oleh karena itu, kami mengharapkan saran dan
komentar yang dapat dijadikan sebagai penyempurna proposal penelitian yang
kami buat. Semoga proposal skripsi kami ini dapat bermanfaat dan berguna bagi
orang lain serta dapat menjadi inspirasi bagi para pembaca.

Tulungagung, 1 Desember 2021

Penyusun

ii
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL ........................................................................................... i
KATA PENGANTAR ........................................................................................... ii
DAFTAR ISI ......................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ............................................................................................ 1
B. Identifikasi dan Pembatasan Masalah ......................................................... 4
C. Rumusan Masalah ....................................................................................... 5
D. Tujuan Penelitian ........................................................................................ 5
E. Kegunaan Penelitian .................................................................................... 5
F. Hipotesis Penelitian ..................................................................................... 8
G. Penegasan Istilah ......................................................................................... 8
H. Sistematika Pembahasan ........................................................................... 10
BAB II LANDASAN TEORI
A. Deskripsi Teori..............................................................................................
B. Penelitian Terdahulu .....................................................................................
C. Kerangka Berpikir .........................................................................................
BAB III METODE PENELITIAN ........................................................................
A. Rancangan Penelitian ....................................................................................
B. Variabel Penelitian ........................................................................................
C. Populasi dan Sampel Penelitian ....................................................................
D. Kisi-kisi Instrumen........................................................................................
E. Instrumen Penelitian......................................................................................
F. Data dan Sumber Data...................................................................................
G. Teknik Pengumpulan Data ............................................................................
H. Teknik Analisis Data.....................................................................................

DAFTAR PUSTAKA ..............................................................................................


BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Pendidikan adalah proses pembelajaran pengetahuan, keterampilan serta kebiasaan


yang dilakukan suatu individu dari satu generasi ke generasi lainnya untuk
meningkatkan kualitas diri individu, baik secara langsung maupun tidak langsung untuk
menopang laju perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi1. Pendidikan merupakan
salah satu faktor penting dalam menentukan kemajuan suatu negara. Seiring
perkembangan zaman pendidikan di Indonesia pun selalu mengalami perubahan dan
perkembangan. Pendidikan berfungsi membantu peserta didik dalam pengembangan
dirinya, pengembangan semua potensi, kecakapan, serta karakteristik pribadinya kearah
yang positif. Pendidikan berfungsi mengembangkan apa yang secara potensial dan aktual
dimiliki oleh peserta didik, sebab peserta didik bukanlah gelas kosong yang harus diisi dari
luar2. Pada dasarnya pengertian pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk
mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif
mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan,
pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang
diperlukan dirinya dan masyarakat, bangsa dan negara. Perkembangan pendidikan akan
membawa dampak terhadap mutu pendidikan nasional. Salah satu upaya untuk
meningkatkan mutu pendidikan nasional adalah melalui penyempurnaan kurikulum.
Kurikulum merupakan seperangkat atau suatu sistem rencana dan pengaturan mengenai
bahan pembelajaran yang dapat dipedomani dalam aktivitas belajar mengajar. Kurikulum
pendidikan yang diterapkan di Indonesia saat ini adalah kurikulum 2013.

Pembelajaran adalah proses interaksi siswa dengan pendidik dan sumber belajar
pada suatu lingkungan belajar. Pembelajaran merupakan suatu proses yang sangat penting
dalam pendidikan. Tujuan pendidikan nasional untuk mengembangkan potensi peserta
didik agar menjadi manusia beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,
berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warganegara yang
demokratis, serta bertanggung jawab. Pembelajaran bukan hanya diartikan sebagai sebuah
proses yang dilakukan siswa untuk dapat dikatakan proses tersebut berjalan dengan baik.

Ketercapaian dari tujuan pendidikan nasional mentukan kualitas pendidikan.

1 Pardede, E., Motlan., & R. D. Suyanti, Model Pembelajaran Guided Discovery Berbasis Kolaborasi dengan Media
Flash Terhadap Keterampilan Proses Sains dan Hasil Belajar Kognitif Tinggi Fisika Siswa SMA, (Jurnal Pendidikan
Fisika, 5(1): 12-16, 2016)
2
Nana Syaodih Sukmadinata, Landasan Psikologi Proses Pendidikan, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2007), hal. 4
Pendidikan yang berkualitas memiliki peran yang sangat penting dan strategis dalam
membangun sumber daya manusia yang berkualitas. Peningkatan kualitas pendidikan
harus diwujudkan dengan menjadikan suasana belajar dan proses belajar yang baik agar
potensi peserta didik berkembang secara maksimal. Jika tercipta suasana dan proses
belajar yang baik maka akan dapat meningkatkan mutu dan hasil belajar yang baik pula3.
Hasil belajar adalah perubahan-perubahan yang terjadi pada diri siswa, baik yang
menyangkut aspek kognitif, afektif, dan psikomotor sebagai hasil dari kegiatan belajar.
Hasil belajar merupakan hasil dari suatu interaksi tindak belajar dan tindak mengajar. Dari
sisi guru, tindak mengajar diakhiri dengan proses evaluasi hasil belajar. Dari sisi siswa,
hasil belajar merupakan berakhirnya pengajaran dari puncak proses pembelajaran.

Proses pembelajaran guru lebih sering mengggunakan metode ceramah dan


diskusi sehingga partisipasi siswa dalam pembelajaran kimia rendah. Siswa hanya
memperoleh informasi dari guru tanpa mengolah informasi tersebut lebih lanjut.
Akibatnya siswa menyatakan ilmu kimia itu abstrak, membosankan dan sulit untuk
dipahami konsep- konsepnya, siswa hanya menghafalkan konsep ketika akan diadakan
ujian, setelah itu siswa tidak mengingat kembali konsep yang diajarkan sebelumnya.
Sehingga perlu sebuah model pembelajaran yang tepat dalam melaksanakan proses
pembelajaran, Model pembelajaran kooperatif tipe DMR (diskursus multi representasi)
merupakan salah satu model pembelajaran yang dapat mengaktifkan siswa di dalam kelas,
karena dengan model pembelajaran ini proses belajar lebih berguna, materi pembelajaran
yang diberikan oleh guru akan lebih mudah diterima oleh siswa, dan tercipta suasana
pembelajaran yang menyenangkan sehingga siswa akan lebih aktif dalam kegiatan
pembelajaran. Model pembelajaran kooperatif tipe DMR dapat mengemukakan pendapat
dalam kelompok yang telah dibentuk, dan membuat suasana pembelajaran menjadi tidak
kaku. Model pembelajaran DMR bertujuan untuk membentuk karakter siswa dengan
menggunakan berbagai representasi dalam proses pembelajarannya, sehingga tepat
digunakan dalam proses pembelajaran. Sintak pembelajaran model koopertif tipe DMR
meliputi persiapan, pendahuluan, pengembangan, penerapan, dan penutup4
Salah satu materi pelajaran Kimia pada kelas XI SMA adalah Materi Asam Basa
yang merupakan senyawa yang banyak menarik perhatian orang serta yang erat kaitannya
dengan kehidupan sehari-hari, yang berguna untuk mempelajari konsep-konsep kimia
lebih lanjut. Materi hidrokarbon menjadi salah satu materi kimia yang menjadi konsep
prasyarat untuk konsep lain. Jika konsep hirokarbon tidak dikuasai dengan benar pada

3
Gunwan, L.A., Pengaruh model pembelajaran koopertatif tipe team assisted individualization (TAI) berbantuan studi
card terhadap hasil belajar kimia, (Chemistry Education Practice, 2(2) : 1-7, 2018)
4
Wahyuni, Pengaruh Model Pembelajaran Diskursus Multi Representasi (DMR) Ditinjau Dari Kecerdasan Majemuk
Terhadap Kemampuan Komunikasi Matematis Peserta Didik, (SKRIPSI UIN Raden Intan Lampung,2019)
kelas XI maka pada kelas XII siswa akan kesulitan mempelajari konsep senyawa karbon
dan turunannya. Materi hidrokarbon dalam proses pembelajaran, guru hanya menggunakan
metode ceramah tanpa ada intraksi langsung dengan siswa. Hal ini mengakibatkan siswa
sulit untuk memahami konsep dengan baik, padahal dalam materi kehidupan sehari-hari
banyak sekali contoh senyawa hidrokarbon.
Berdasarkan uraian masalah tersebut, maka diperlukan suatu strategi atau model
pembelajaran yang dapat merealisasikan tujuan Pendidikan di Indonesia dengan
meningkatkan hasil belajar siswa. Model pembelajaran tersebut adalah model
pembelajaran Kooperatif Tipe Diskursus Multi Representasi (Dmr). Model pembelajaran
Kooperatif Tipe Diskursus Multi Representasi (Dmr) memiliki tahapan yang sesuai untuk
meningkatkan hasil belajar siswa dengan dengan menggunakan berbagai representasi
dalam proses pembelajarannya. Oleh sebab itu peneliti melakukan penelitian yang
berjudul “Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Diskursus Multi Representasi
(Dmr) Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Materi Pokok Senyawa Hidrokarbon”.
A. Identifikasi dan Pembatasan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan sebelumnya, dapat diidentifikasi
masalah sebagai berikut :
1) Mata pelajaran kimia menjadi mata pelajaran sains yang mana menjadi mata
pelajaran dengan skor terendah bagi siswa dibandingkan mata pelajaran sains lain
seperti fisika dan biologi. Hal ini dikarenakan mata pelajaran kimia mengkaji
sesuatu yang bersifat abstrak dan tidak terobservasi.
2) Pembatasan masalah dalam penelitian ini mencakup pada pembatasan kajian materi
hidrokarbon yang konsep pembelajarannya di rubah menggunakan model
pembelajaran Kooperatif Tipe Diskursus Multi Representasi (Dmr).
3) Metode sebelumnya kurang efektif, karena metode masih berpusat pada guru dan
soal diskursi yang di berikan berupa soal latihan yang biasa-biasa saja tanpa di
sertai dengan rangkuman meteri atau media pendukung agar menarik minat dan
keaktifan siswa dalam proses pembelajaran. Hal ini terlihat dari metode yang
diterapkan siswa menjadi kurang berminat, membosankan, kurang aktif dalam
proses pembelajar dan sulit untuk dipahami konsep- konsepnya. Sehingga siswa
hanya memperoleh informasi dari guru tanpa mengolah informasi tersebut lebih
lanjut.
4) Guru diharapkan dapat menerapkan strategi pembelajaran yang tepat untuk materi
Kimia terutama Senyawa Hidrokarbon. Jika dalam penerapannya masih
menggunakan strategi konvensional, maka pembelajaran cenderung pasif.
Keterlibatan siswa akan minim dan siswa akan kesulitan dalam memahami suatu
materi karena tidak terlalu aktif dalam pembelajaran.

Untuk batasan masalah yang dihadapi dalam proposal ini adalah sebagaiberikut :
1. Rendahnya nilai rata-rata hasil belajar siswa terutama dalam materi Senyawa
Hidrokarbon
2. Strategi pembelajaran yang tidak tepat akan membuat siswa merasa kesulitan
dalam memahami materi kimia topik Senyawa Hidrokarbon
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka rumusan masalah dalam
penelitian ini adalah :
1. Bagaimana Pengaruh Pembelajaran Kooperatif Tipe Diskursus Multi
Representasi (Dmr) Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Materi Pokok Senyawa
Hidrokarbon?
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian dalam penelitian ini
adalah :
1. Menganalisis Bagaimana Pengaruh Pembelajaran Kooperatif Tipe Diskursus
Multi Representasi (Dmr) Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Materi Pokok
Senyawa Hidrokarbon.
D. Kegunaan Hasil Penelitian
1. Kegunaan Teoritis
Hasil penelitian ini diharapkan mampu memberikan tambahan informasi mengenai
Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Diskursus Multi Representasi (Dmr) dengan
menggunakan berbagai representasi dalam proses pembelajarannya sehingga siswa
dapat meningkatkan hasil belajar siswa terutama dalam Materi Senyawa
Hidrokarbon

2. Kegunaan Praktis
• Bagi Siswa
a. Dapat memberikan kesempatan kepada siswa untuk lebih aktif dalam
pembelajaran.
b. Siswa mendapatkan pengalaman baru dengan diterapkannya Model
Pembelajaran Kooperatif Tipe Diskursus Multi Representasi (Dmr).
c. Siswa menjadi lebih aktif dalam kegiatan belajar mengajar.
d. Memberi kemudahan pada siswa untuk memahami dan mempelajari mata
pelajaran kimia khususnya Senyawa Hidrokarbon.
e. Meningkatkan hasil belajar siswa pada materi kimia khususnya materi
Senyawa Hidrokarbon.
f. Memberikan rangsangan kepada siswa untuk berpikir secaranyata dan
menganalisis, memecahkan masalah, dan mengambil kesimpulan dari
masalah yang ada.
g. Melatih siswa untuk berpikir secara sistematis dan strategis dalam
memecahkan suatu permasalahan di kehidupan nyata.
h. Meningkatkan kegiatan pembelajaran yang terkesan sulit dan menjenuhkan
atau kurang menyenangkan, sehingga tampak lebih menarik dan
mendorong semangat belajar siswa dan memperoleh hasil yang
memuaskan.
• Bagi Guru
a. Memberikan masukan bagi para guru Kimia dan guru mata pelajaran lain,
bahwa dengan penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Diskursus
Multi Representasi (Dmr) dapat meningkatkan hasil belajar siswa.
b. Guru dapat memberikan informasi atau materi pelajaran dengan baik secara
teoritis maupun secara praktiknya.
c. Guru dapat mengatasi dan meminimalisir permasalahan yang terjadi di
kelas dengan memperbaiki dan meningkatkan sistem Pendidikan dan
pembelajaran yang tepat.

d. Guru dapat mengembangkan kemampuannya dengan menerapkan Model


Pembelajaran Kooperatif Tipe Diskursus Multi Representasi (Dmr) dapat
meningkatkan hasil belajar siswa.
e. Guru tidak lagi menjadi fokus pembelajaran, tetapi siswa yang menjadi
fokusnya (student centered).
• Bagi Kepala Sekolah
Dengan dilaksanakannya penelitian ini, maka kepala sekolah dapat memberikan
motivasi kepada guru guna meningkatkan kinerja dengan menerapkan inovasi baru
di setiap kegiatan pembelajaran demi meningkatkan system Pendidikan di
Indonesia.
• Bagi Peneliti
a. Menambah ilmu pengetahuan yang dimiliki peneliti dan sebagai sarana
untuk mengaplikasikan ilmu yang telah diperoleh selama proses
perkuliahan yang telah ditempuh dalam kehidupan nyata.

b. Menambah wawasan mengenai Model Pembelajaran Kooperatif Tipe


Diskursus Multi Representasi (Dmr) juga kelemahan dan kelebihannya.
c. Memberikan referensi strategi pembelajaran yang efektif dan efisien yang
berorientasi siswa (student centered).

d. Memberikan sumbangan penelitian dalam bidang pendidikan kimia yang


dapat membantu meningkatkan hasil belajar siswa untuk mewujudkan
tujuan Pendidikan dengan menerapkan Model Pembelajaran Kooperatif
Tipe Diskursus Multi Representasi (Dmr).

E. Hipotesis Penelitian

Sesuai dengan judul penelitian ini, maka penulis mengajukan hipotesis sebagaiberikut :
𝐻a: Ada pengaruh penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Diskursus Multi
Representasi (Dmr) dapat meningkatkan hasil belajar siswa dalam materi
Senyawa Hidrokarbon.
𝐻o: Tidak ada pengaruh penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Diskursus
Multi Representasi (Dmr) dapat meningkatkan hasil belajar siswa dalam materi
Senyawa Hidrokarbon.
F. Penegasan Istilah
Dalam upaya memberikan gambaran yang jelas mengenai judul proposal skripsi
“Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Diskursus Multi Representasi (Dmr)
Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Materi Pokok Senyawa Hidrokarbon” serta untuk
menghindari kekeliruan, maka penulis perlu memberikan penegasan- penegasan dalam
judul proposal skripsi, antara lain.
1. Model Pembelajaran

Model pembelajaran adalah seluruh rangkaian penyajian materi ajar yang


meliputi segala aspek sebelum sedang dan sesudah pembelajaran yang dilakukan
guru serta segala fasilitas yang terkait yang digunakan secara langsung atau tidak
langsung dalam proses belajar mengajar. Model mengajar dapat diartikan sebagai
suatu rencana atau pola yang digunakan dalam menyusun kurikulum mengatur
materi peserta didik, dan memberi petunjuk kepada pengajar di kelas dalam setting
pengajaran atau setting lainnya.

2. Diskursus Multy Reprecentacy (DMR)


Diskursus Multy Reprecentacy (DMR) adalah pembelajaran yang
berorientasi pada pembentukan, penggunaan dan pemanfaatan berbagai
representasi dengan setting kelas dan kerja kelompok. Diskursus Multy
Reprecentacy (DMR) adalah model yang menekankan belajar dalam kelompok
heterogen saling membantu satu sama lain, bekerja sama menyelesaikan
masalah, menyatukan pendapat untuk memperoleh keberhasilan yang optimal
baik kelompok dan individual. Diskursus Multy Reprecentacy mengajarkan
suatu proses pemecahan masalah dan mengembangkan keterampilan
pemecahan masalah.
3. Hasil Belajar
Menurut Hamalik hasil belajar adalah sebagai terjadinya perubahan
tingkah laku pada diri seseorang yang dapat diamati dan diukur bentuk
pengetahuan, sikap dan keterampilan. Perubahan tersebut dapat diartikan sebagai
terjadinya peningkatan dan pengembangan yang lebih baik dari sebelumnya dan
yang tidak tahu menjadi tahu. Hasil belajar dapat diartikan sebagai hasil
maksimum yang telah dicapai oleh seseorang siswa setelah mengalami proses
belajar mengajar dalam mempelajari materipelajaran tertentu. Hasil belajar tidak
mutlak berupa nilai saja, akan tetapi dapat berup aperubahan, penalaran,
kedisiplinan, keterampilan dan lain sebagainya yang menuju pada perubahan
positif.
G. Sistematika Pembahasan
Adapun sistematika pembahasan dalam proposal skripsi ini terdiri dari3 bagian,
yaitu ada bagian awal, bagian utama, dan bagian akhir. Bagian awalini memuat hal-hal
yang bersifat formalitas yaitu halaman sampul depan, katapengantar, dan daftar isi.
Bagian utama proposal skripsi ini terdiri dari 3 bab, yang berhubungan antara bab satu
dengan bab lainnya. Bagian akhir proposal

skripsi ini terdiri dari daftar rujukan untuk meningkatkan validitas isi proposalskripsi.
Bab I : Pendahuluan, yang terdiri dari latar belakang masalah,
identifikasi dan pembatasan masalah, rumusan masalah, tujuan
penelitian, hipotesis penelitian, kegunaan penelitian, penegasan
istilah, dan sistematika pembahasan.
Bab II : Landasan Teori, yang terdiri dari deskripsi teori, penelitian
terdahulu, dan kerangka konseptual atau kerangka berpikir.
Bab III : Metode Penelitian, yang terdiri dari rancangan penelitian,
variabel penelitian, populasi dan sampel penelitian, kisi-kisi
instrumen, instrumen penilaian, data dan sumber data, teknik
pengumpulan data dan teknik analisis data.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA

A. Deskripsi Teori
1. Model Pembelajaran

Model pembelajaran adalah pedoman berupa program atau petunjuk


strategi mengajar yang dirancang untuk mencapai sutu pembelajaran5 Dahlan
di dalam buku Isjoni mengemukakan model pembelajaran dapat
diartikansebagai suatu rencana atau pola yang digunakan dalam menyusun
kurikulum,mengatur materi pelajaran, dan memberi petunjuk kepada
pengajar di kelas. Sedangkan pembelajaran menurut Muhammad Surya
merupakan suatu proses perubahan yang dilakukan individu untuk
memperoleh suatu perubahan perilaku yang baru secara keseluruhan, sebagai
hasil dan pengalamanindividu itu sendiri dalam interaksi dengan
lingkungannya6.

2. Model Pembelajaran Diskursus Multy Reprecentacy (DMR)

a. Definisi Diskursus Multy Reprecentacy (DMR)

Diskursus Multy Reprecentacy (DMR) adalah pembelajaran yang


berorientasi pada pembentukan, penggunaan dan pemanfaatan
berbagai representasi dengan setting kelas dan kerja kelompok.
Diskursus Multy Reprecentacy (DMR) adalah model yang
menekankan belajar dalam kelompok heterogen saling membantu
satu sama lain, bekerja sama menyelesaikan masalah, menyatukan
pendapat untuk memperoleh keberhasilan yang optimal baik
kelompok dan individual. Diskursus Multy Reprecentacy
mengajarkan suatu proses pemecahan masalah dan
mengembangkan keterampilan pemecahan masalah. Menurut
Shoimin, Diskursus Multy Reprecentacy merupakan suatu model
pembelajaran yang berorientasi pada pembentukan, penggunaan,
serta memanfaatan berbagai daya representasi dengan setting kelas
dan kerja kelompokMenurut Hudiono, pembelajaran diskursus
multi representasi yaitu suatu pembelajaran yang menekankan

5
Daryanto Dan Raharjo, Muljo. Model Pembelajaran Inovatif. (Yogyakarta: Gava Media. 2012 ). Hal. 241
6
Isjoni, Cooperative Learning Efektivitas Pembelajaran Kelompok, Cet. 7, (Bandung:
Alfabeta, 2013), Hal. 49
pada pemanfaatan multi representasi dalam setting kelas berbentuk
diskursus. Secara sederhana langkah-langkah Model Pembelajaran
Diskursus Multi Representasi atau biasa dikenal sintaks yang harus
dilakukan oleh guru adalah:

1) Persiapkan LKPD dan media pembelajaran,

2) Siswa dibagi menjadi beberapa kelompok yang heterogen,

3) Pendahuluan membangkitkan minat siswa melalui eksplorasi

menggunakan media,

4) Pengembangan permasalahan,

5) Penerapan pemecahan masalah dalam diskusi kelompok,

6) Laporan akhir tiap kelompok.

b. Kelebihan Model Kooperatif Diskursus Multi Representasi

Kelebihan Model Kooperatif Diskursus Multi Representasi, antara


lain :

1) Proses belajar yang dapat memaksimalkan peran peserta didik.

2) Peserta didik lebih memahami materi yang diberikan oleh guru.

3) Suasana pembelajaran yang menyenangkan.

4) Peserta didik ebih aktif dalam kegiatan pembelajaran.

5) Terjalinnya komunikasi yang baik antara peserta didik dengan

peserta didik maupun peserta didik dengan guru.

6) Meningkatnya keterampilan berkomunikasi dan bersosialisasi.

7) Mengembangkan rasa ingin tahu peserta didik.

8) Mengembangkan rasa percaya diri peserta didik

c. Kekurangan Model Kooperatif Diskursus Multi Representasi

Sedangkan kelemahan dari Model Kooperatif Diskursus Multi Representasi,


antara lain:
1) Membutuhkan proses pembelajaran yang cukup lama.

2) Rencana pembelajaran yang harus disiapkan oleh guru secara baik.

3) Sering terjadi debat antar kelompok

3. Hasil Belajar Siswa


Menurut Hamalik hasil belajar adalah sebagai terjadinya perubahan
tingkah laku pada diri seseorang yang dapat diamati dan diukur bentuk
pengetahuan, sikap dan keterampilan. Perubahan tersebut dapat diartikan sebagai
terjadinya peningkatan dan pengembangan yang lebih baik dari sebelumnya dan
yang tidak tahu menjadi tahu. Hasil belajar dapat diartikan sebagai hasil
maksimum yang telah dicapai oleh seseorang siswa setelah mengalami proses
belajar mengajar dalam mempelajari materipelajaran tertentu. Hasil belajar tidak
mutlak berupa nilai saja, akan tetapi dapat berup aperubahan, penalaran,
kedisiplinan, keterampilan dan lain sebagainya yang menuju pada perubahan
positif.
Pengertian hasil belajar merupakan proses untuk menentukan nilai belajar
siswa melalui kegiatan penilaian atau pengukuran hasil belajar. Berdasarkan
pengertian di atas hasil belajar dapat menerangai tujuan utamanya adalah untuk
mengetahui tingkat keberhasilan yang dicapai oleh siswa setelah mengikuti suatu
kegiatan pembelajaran, dimana tingkat keberhasilan tersebut kemudian ditandai
dengan skala nilai berupa huruf atau kata atau symbol7.
Hasil belajar menunjukkan kemampuan siswa yang sebenarnya yang telah
mengalami proses pengalihan ilmu pengetahuan dari seseorang yang dapat
dikatakan dewasa atau memiliki pengetahuan kurang. Jadi dengan adanya hasil
belajar, orang dapat mengetahui seberapa jauh siswa dapat menangkap,
memahami, memiliki materi pelajaran tertentu. Atas dasar itu pendidik dapat
menentukan strategi belajar mengajar yang lebih baik. Hasil belajar ini pada
akhlirnya difungsikan dan ditunjukan untuk keperluan berikut ini:
a. Untuk seleksi, hasil dari belajar seringkali digunakan sebagai dasar untuk
menentukan siswa-siswa yang paling cocok untuk jenis jabatan atau jenis
pendidikantertentu.
b. Untuk kenaikan kelas, untuk menentukan apakah seseorang siswa dapat
dinaikkan ke kelas yang lebih tinggi atau tidak, memerlukan informasi yang
dapat mendukung keputusan yang dibuat guru.

7
Dimyati Dan Mudjiono, Belajar Dan Pembalajaran, (Jakarta: Rineka Cipta
Tahun2009), Hlm 200
c. Untuk penempatan, agar siswa dapat berkembang sesuai dengan tingkat
kemampuan dan potensi yang mereka miliki, maka perlu dipikirkan
ketepatan penempatan siswa pada kelompok yang sesuai.

4. Materi Senyawa Hidrokarbon

Hidrokarbon adalah komponen kimia organik yang tersusun atas atom


karbon (C) dan hidrogen (H). Atom karbon bergabung untuk membentuk suatu
kerangka senyawa, kemudian atom hidrogen menempel dalam berbagai
konfigurasi yang berbeda, seperti ini komponen keduanya: CxHy.
Berdasarkan jumlah ikatan antara atom karbon, senyawa karbon
dikelompokkan menjadi senyawa jenuh dan tidak jenuh. Pada senyawa
hidrokarbon jenuh, atom karbon dapat mengikat atom hidrogen secara maksimal.
Senyawa yang tergolong hidrokarbon jenuh adalah golongan alkana. Senyawa
hidrokarbon tak jenuh mengandung ikatan rangkap dua antar atom karbonnya
yang disebut alkena dan ikatan rangkap tiga yang disebut alkena.
Penggolongan senyawa hidrokarbon yaitu :
1. Alkana
a. Rumus Molekul Alkana Senyawa alkana merupakan senyawa
hidrokarbon dengan rantai karbon yang paling sederhana.
Alkana merupakan senyawa hidrokarbon jenuh yang seluruh
ikatannya pada atom karbonnya tunggal. Jadi, apabila atom C
ada 1, maka atom H pada senyawa alkananya adalah
2(1)+2, yakni 4 buah sehingga rumus molekulnya adalah CH4.
Apabila atom C ada 2, maka atom H pada senyawa alkananya
adalah 2(2)+2, yakni 6 buah.

b. Tata Nama Senyawa Alkana


1) Alkana rantai lurus diberi nama dengan awalan n (n = normal).
Contoh:
CH3-CH2-CH2-CH3 :n-butana
CH3-CH2-CH2-CH2-CH3 : n-pentana
2) Alkana rantai bercabang :
a) Rantai induk diambil rantai karbon terpanjang.
b) Beri nomor pada rantai terpanjang dimulai dari ujung
yang paling dekat dengan cabang,
c) Cabang merupakan gugus alkil. Rumus umum alkil
CnH2n + 1. Nama alkil sama dengan nama alkana dengan
jumlah atom C sama, hanya akhiran –ana diganti –il.
d) Urutan penamaan senyawa alkana :
namanya : 2-metil butana Penjelasan:
• Rantai induknya terdiri dari empat atom C namanya butana
• Penomoran dimulai dari ujung yang paling dekat dengan
cabang,yaitu dari kiri
• Cabang terletak pada nomor 2
• Nama cabangnya metil (alkil terdiri dari satu atom C)
sehingga namanya : 2-metil butana.
2. Alkena
a. Rumus Molekul Alkena
Alkena merupakan senyawa hidrokarbon yang mempunyai ikatan
rangkap dua pada rantai karbonnya(‒C=C‒). Bila jumlah atom C =
2, maka jumlah atom H = 2 x 2 = 4, rumus molekulnya
C2H4.Mengapa tidak ada alkena dengan rumus molekul C =1?
Karena pada alkena harus terdapat satu ikatan rangkap dua antar
atom C sehingga alkena yang paling sederhana adalah etena
(C2H4).
b. Tata Nama Alkena
1) Alkena Rantai Lurus
Atom karbon yang berikatan rangkap (‒C=C‒) diberi nomor yang
menunjukkan ikatan rangkap tersebut. Penomoran dimulai dari
ujung rantai yang paling dekat dengan ikatan rangkap.
2) Alkena Rantai Bercabang
Penamaan alkena rantai bercabang hampir sama dengan
penamaan alkana. Hal yang membedakan hanya pada penomoran
posisi untuk ikatan rangkap pada alkena.
Aturan yang digunakan tetap sama, yakni:
a) Menentukan rantai utama, yaitu rantai terpanjang dan
memiliki ikatan rangkap
b) Penomoran rantai utama diawali dari yang paling dekat
dengan ikatan rangkap, bukan dari cabang terdekat
c) Urutan penulisan nama senyawa alkena:
3. Alkuna
a. Rumus Molekul Alkuna
Alkuna merupakan senyawa hidrokarbon dengan ikatan rangkap
tiga (‒C≡C-). Bila jumlah atom C = 2, maka jumlah atom H = (2 x
2) - 2 = 2, rumus molekulnya C2H2. Mengapa tidak ada alkuna
dengan rumus molekul C =1? Karena pada alkuna harus terdapat
satu ikatan rangkap tiga antar atom C sehingga alkuna yang paling
sederhana adalah etuna (C2H2).
b. Tana Nama Alkuna
1) Alkuna Rantai Lurus
Atom karbon yang berikatan rangkap (‒C≡C‒) diberi nomor yang
menunjukkan ikatan rangkap tiga tersebut. Penomoran dimulai dari
ujung rantai yang paling dekat dengan ikatan rangkap.
2) Alkuna Rantai Bercabang
Penamaan alkuna rantai bercabang hampir sama dengan penamaan
alkana. Hal yang membedakan adalah penomoran posisi untuk
ikatan rangkap pada alkuna. Aturan yang digunakan tetap sama,
yakni:
a) Menentukan rantai utama, yaitu rantai terpanjang dan
memiliki ikatan rangkap tiga
b) Penomoran rantai utama diawali dari yang paling dekat dengan
ikatan rangkap, bukan dari cabang terdekat
c) Urutan penulisan nama senyawa alkuna:

B. Penelitian Terdahulu
Beberapa penelitian Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Diskursus Multi
Representasi (Dmr) yang dapat dijadikan acuan dalam penelitian ini antara lain :
1. Ahmad, RamliLoka, I NyomanMutiah, Mutiah. (2020 ). Pengaruh Model
Pembelajaran Kooperatif Tipe Diskursus Multi Representasi (Dmr) Terhadap Hasil
Belajar Siswa Pada Materi Pokok Senyawa Hidrokarbon Kelas Xi Mia Man 1
Mataram. Hasil penelitian menunjukan bahwa terdapat perbedaan perbedaan
hasil belajar kelas eksperimen dan kelas kontrol. Hal ini terbukti dengan rata-
rata nilai akhir (posttest) kelas eksperimendan kontrol masing-masing sebesar

C. Kerangka Berpikir
Kerangka berpikir dalam penelitian ini adalah :

Pembelajaran KIMIA di SMA

Kurikulum 2013 : Fakta disekolah :


- Pendekatan saintifik - Guru jarang
- Kombinasi proses menerapkan strategi
dan produkkuri pembelajaran
- Siswa kurang aktif

1. Siswa lebih aktif 1. Siswa cenderung pasif


2. Terbiasa dengan 2. Belum terbiasa
metode ilmiah dengan metode ilmiah
3. Memiliki hasil 3. Hasil belajar
belajar yang masih rendah
maksimal

Solusi :
Menerapkan M odel Pembelajaran
Kooperatif Tipe Diskursus Multi Representasi
(Dmr)epresentasi (Dmr) odel Pembelajaran
Kooperatif Tipe Diskursus Multi Representasi
(Dmr)
Pelaksanaan

Kelas eksperimen Kelas kontrol menggunakan


Model Pembelajaran Model Pembelajaran
Kooperatif Tipe Kooperatif Tipe Diskursus
Diskursus (Dmr)Multi Representasi
Tes
(Dmr)

Hasil Hasil

Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Diskursus Multi


Representasi (Dmr) Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada
Materi Pokok Senyawa Hidrokarbon Siswa
BAB III
PROSEDUR PENELITIAN
A. Rancangan Penelitian
Rancangan penelitian adalah semua rencana yang akan dilaksanakan oleh
seorang peneliti dalam penelitian untuk menyelesaikan suatu permasalahan yang
akan diteliti. Rancangan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah
rancangan penelitian kuantitatif jenis eksperimen. Penelitian eksperimen yaitu
jenis penelitian yang bertujuan untuk melihat pengaruh perilaku (treatment)
tertentu terhadap suatu kondisi yang terkendalikan (Sugiyono, 2013). Jenis
eksperimen yang dimaksud adalah eksperimen semu (Quasi Experimental
Design). Disain penelitian yang digunakan adalah Pre- test dan post-test Only
Control Group Design, pada desain ini terdapat dua kelompok yang ditetapkan
secara random sampling. Penelitian dilakukan pada dua kelas yaitu kelas
eksperimen dan kelas kontrol. Dalam penelitian ini, perlakuan yang diberikan
pada kelas eksperimen berupa penerapan model pembelajaran. sedangkan pada
kelas kontrol menggunakan model pembelajaran konvensional (ceramah). Pada
awal pelajaran siswa diberikan pre-test untuk mengukur rata-rata kamampuan
kognitif sebelum kedua kelas diberi perlakuan. pada akhir pembelajaran, siswa
diberikan post-test untuk mengetahui hasil belajar setelah diberikan perlakuan.
Masalah pada penelitian ini adalah rendahnya nilai rata-rata hasil belajar siswa
Alternatif pemecahannya salah satunya dengan penggunaan Model Pembelajaran
Kooperatif Tipe Diskursus Multi Representasi (Dmr) pada pembelajaran kimia
materi Senyawa Hidrokarbon. Penggunaan model ini dimaksudkan untuk
meningkatkan hasil belajar siswa.

B. Variabel Penelitian
Penelitian ini memiliki tiga variabel yaitu variabel bebas, variabel terikat, dan
variabel kontrol. Variabel-variabel tersebut adalah sebagai berikut :
1) Variabel Bebas
Variabel bebas dalam penelitian Model Pembelajaran Kooperatif Tipe
Diskursus Multi Representasi (Dmr) yang diberlakukan hanya untuk satu
kelas dari dua kelas yang digunakan sebagai sampel. Hal ini bertujuan
untuk mengetahui perbedaan Hasil Belajar Siswa. Kelas eksperimen
yang menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Diskursus
Multi Representasi (Dmr) dan kelas kontrol yang menggunakan model
ceramah.
2) Variabel Terikat
Variabel terikat dalam penelitian ini dimaksudkan sebagai hasil dari
diterapkannya variabel bebas. Dalam hal ini, variabel terikat yang
dimaksud adalah sebagai berikut:
1) Hasil Belajar Siswa
Hasil belajar merupakan proses untuk menentukan nilai belajar
siswa melalui kegiatan penilaian atau pengukuran hasil belajar.
Berdasarkan pengertian di atas hasil belajar dapat menerangai tujuan
utamanya adalah untuk mengetahui tingkat keberhasilan yang dicapai
oleh siswa setelah mengikuti suatu kegiatan pembelajaran, dimana
tingkat keberhasilan tersebut kemudian ditandai dengan skala nilai
berupa huruf atau kata atau symbol.
Hasil belajar menunjukkan kemampuan siswa yang
sebenarnya yang telah mengalami proses pengalihan ilmu pengetahuan
dari seseorang yang dapat dikatakan dewasa atau memiliki
pengetahuan kurang. Jadi dengan adanya hasil belajar, orang dapat
mengetahui seberapa jauh siswa dapat menangkap, memahami,
memiliki materi pelajaran tertentu. Atas dasar itu pendidik dapat
menentukan strategi belajar mengajar yang lebih baik.

2) Variabel Kontrol
Variabel kontrol adalah variabel yang dibuat sama antara kelas eksperimen dan kelas
kontrol sehingga variabel ini tidakmemengaruhi variabel terikat.
Adapun variabel ini terdiri dari :
3) Guru pengajar
Guru pengajar dalam hal ini dibuat sama agar data yang
diperoleh berdasarkan variabel terikat benar-benar akurat.
4) Materi yang diajarkan
Materi yang diajarkan di kelas eksperimen dan kelas kontrol
adalah sama yaitu materi Senyawa Hidrokarbon.
5) Waktu mengajar
Waktu pengajar dalam penelitian ini juga disamakan antara
kelas eksperimen dengan kelas kontrol. Hal ini bertujuan untuk
mengetahui apakah dalam durasi yang sama, pembelajaran
kimia materi Senyawa Hidrokarbon dengan Model
Pembelajaran Kooperatif Tipe Diskursus Multi Representasi
(Dmr) dan model ceramah akan memberikan hasil yang
berbeda.
C. Populasi dan Sampel Penelitian
1. Populasi Penelitian
Populasi adalah semua anggota kelompok manusia, binatang, atau
benda yang tinggal bersama dalam suatu tempat yang sama dan secara
terencana menjadi target kesimpulan dari akhir suatu penelitian. Populasi
merupakan obyek dari suatu kegiatan penelitian. Populasi pada penelitian
ini adalah siswa kelas XI MIA SMA NEGERI.
2. Sampel Penelitian
Sebagian populasi yang dipilih untuk sumber data disebut sebagai
sampel atau cuplikan. Teknik sampling yang digunakan adalah simple
random sampling.

D. Kisi-kisi Instrumen
Dalam menyusun kisi-kisi instrumen, penulis mengelompokkan indikator variabel
(shasil belajar siswa). Dari indikator variabel tersebut akan dikembangkan menjadi
beberapa item pertanyaan. Kisi-kisi instrumen menunjukkan kaitan antara variabel yang
diteliti dengan sumber data dari mana data akan diambil, metode yang digunakan dan
instrumen yang disusun. Adapun kisi-kisi instrumen yang digunakan dalam penelitian
ini adalah :
No. Variabel Penelitian Sumber Data Metode Instrumen
1. Model Pembelajaran Siswa Angket Angket
Kooperatif Tipe
Diskursus Multi
Representasi (Dmr)

3. Siswa Tes Tes


Hasil Belajar Siswa

E. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian yang digunakan adalah berupa pre tes dan pos tes untuk
mendapatkan data pengaruh dengan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Diskursus
Multi Representasi (Dmr) yang diterapkan pada materi Seyawa Hidrokarbon. Selain itu,
angket juga digunakansebagai instrumen pengumpul data untuk
memperoleh pendapat dan sikap siswa terhadap pembelajaran kimia sebelum dan sesudah
penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Diskursus Multi Representasi (Dmr).

1. Angket
Angket yang digunakan dalam penelitian menggunakan skala pengukuran
rating scale yaitu siswa di minta untuk memberikan skala penilaian pada
rentang 1-5 terhadap suatu pernyataan dalam angket. Dalam angket, berisi
pernyataan yang berkaitan dengan kegiatan pembelajaran yang dilakukan
di kelas selama ini. Angket akan diberikan setelah eksperimen selesai
dilakukan. Tujuan angket dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui
pendapat siswa terhadap strategi pembelajaran yang selama ini digunakan
dalam pembelajaran kimia dibandingkan dengan Model Pembelajaran
Kooperatif Tipe Diskursus Multi Representasi (Dmr) yang dijadikan
eksperimen dan juga untuk mengetahui apakah Strategi tersebut dirasa
lebih efisien dan efektif jika dibandingkan dalam mata pelajaran kimia
topik Senyawa Hidrokrabon. Langkah-langkah penyusunan angket yaitu
sebagai berikut :
a. Menjabarkan komponen-komponen Model Pembelajaran Kooperatif
Tipe Diskursus Multi Representasi (Dmr) ke dalam indikator
b. Menyusun kisi-kisi pembuatan instrumen Model Pembelajaran
Kooperatif Tipe Diskursus Multi Representasi (Dmr)
c. Menjabarkan indikator ke dalam butir angket
d. Memberikan skor pada tiap butir
e. Uji coba instrumen
1. Validitas isi
Instrumen dikatakan valid apabila isi instrumen tersebut telah
merupakan sampel yang representasive dari keseluruhan isi.
2. Uji konsistensi internal
Uji ini digunakan untuk menguji apakah butir instrumen
yang digunakan konsisten atau tidak.
3. Uji realibilitas
Dikatakan reliabel apabila hasil uji terhadap instrumen
adalah sama jika pengukuran tersebut diujikan kepada orang
yang sama pada waktu yang berlainan /kelompok yang berkaitan.
2. Tes
Instrumen yang lain adalah tes yang digunakan pada saat pre tes dan pos
tes. Pre tes dimaksudkan untuk menguji pemahaman awal siswa sebelum
dikenai perlakuan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Diskursus Multi
Representasi (Dmr), sedangkan pos tes digunakan untuk melihat
perubahan hasil belajar siswa setelah dikenai perlakuan berupa penerapan
Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Diskursus Multi Representasi (Dmr)
dan model konvensional. Penyusunan tes hasil belajar materi Senyawa
Hidrokarbon dilakukan dengan berpedoman pada silabus dari kurikulum
yang berlaku. Tes yang digunakan yaitu dalam bentuk pilihan ganda
dengan jumlah 25 butir soal dengan 5 pilihan jawaban pada tiap butir soal
tersebut. Langkah-langkah penyusunansoal tes yaitu sebagai berikut :
a. Membuat kisi-kisi soal tes pada Senyawa Hidrokarbon.
b. Menyusun soal tes
c. Mengadakan uji coba
d. Menganalisis hasil uji coba
e. Uji validitas isi
Agar suatu tes memiliki validitas isi, hal-hal berikut perlu
diperhatikan :
6. Tes harus mampu mengukur seberapa jauh tujuan
pembelajaran tercapai ditinjau dari materi yang diajarkan
7. Penekanan materi yang akan diujikan seimbang dengan
penekanan atau fokus materi yang diajarkan

8. Materi pelajaran untuk menjawab soal-soal ujian sudah


dipelajari dan dapat dipahami oleh tester
f. Tingkat kesukaran soal tes harus diperhatikan. Soal yang diujikan
kepada siswa tidak terlalu sulit maupun tidak terlalu mudah
g. Uji konsistensi internal butir tes juga digunakan untuk menguji
konsistensi dari instrumen. Dikatakan konsisten jika terdapat
korelasi positif antara skor masing-masing butir. Dengan
demikian, konsistensi internal masing-masing butir soal dilihat
dari korelasi butir-butir soal tersebut dengan skor totalnya. Uji
konsistensi menggunakan korelasi Pearson.
h. Uji realibilitas digunakan untuk mengukur apakah instrumen soal
yang digunakan reliabel atau tidak.
F. Data dan Sumber Data
Data dalam penelitian ini diperoleh dari suatu pengukuran, yaitu proses menerjemahkan
hasil-hasil pengamatan melalui angka. Data diartikan sebagai sejumlah informasi yang
diambil oleh peneliti sebagai landasan penelitian dalam mengambil keputusan. Dalam
penelitian ini data dibedakan menjadi dua, yaitu :
1. Data Primer
Data primer adalah data yang langsung diperoleh dari sumber data
pertama di lokasi atau obyek penelitian. Dalam penelitian ini yang
menjadi data primer adalah nilai pre tes dan pos tes pada kelas
eksperimen dan kelas kontrol.
2. Data Sekunder
Data sekunder adalah data yang diterbitkan atau digunakan oleh
organisasi yang bukan pengolahnya. Data sekunder dalam penelitian ini
adalah data-data sekolah kelas XI SMA Negeri 1 Boyolangu
Sumber data dalam penelitian ini adalah subjek dari mana data tersebut diperoleh.
Sumber data penelitian terbagi menjadi dua yaitu :
1. Sumber data primer
Sumber data primer adalah sumber pertama dimana sebuah data
dihasilkan. Dalam penelitian ini yang menjadi sumber data primer
adalah siswa kelas XI SMA Negeri 1 Boyolangu atau lebih tepatnya
kelaseksperimen dan kelas kontrol.
2. Sumber data sekunder
Sumber data sekunder adalah sumber data yang tidak langsung
memberikan data kepada pengumpul data, misalnya lewat orang lain
atau dokumen. Dalam penelitian ini yang menjadi sumber data
sekunder adalah: buku-buku, arsip-arsip, dan fakta-fakta yang
digunakan untuk melengkapi hasil penelitian.
G. Teknik Pengumpulan Data
Dalam teknik pengumpulan data peneliti memerlukan data untuk menguji hipotesis. Data
tersebut yang merupakan fakta yang digunakan untuk menguji hipotesis untuk
diperlukan. Teknik pengumpulan data berbeda-beda. Pada metode percobaan, data
diperoleh dari plot-plot percobaan yang dibuat sendiri oleh peneliti. Teknik yang
digunakan penelitian untuk memperoleh data dalam penelitian ini adalah :
1. Angket
Metode angket digunakan untuk mengetahui sikap dan pendapat siswa
terhadap pembelajaran kimia sebelum dan setelah diberikan perlakuan,
termasuk keberlangsungan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe
Diskursus Multi Representasi (Dmr)) di kelas eksperimen. Angket yang
diberikan pada siswa menggunakan skala pengukuran rating scale yang
mana siswa diberi kebebasan untuk memilih skor antara 1-5 terhadap
suatu pernyataan dalam angket.
2. Tes
Metode pengumpulan data pre tes digunakan pada sampel untuk menguji
pemahaman awal mereka terhadap materi laju reaksi. Semua sampel baik
dari kelompok eksperimen dan kelompok kontrol dikenai pre tes.
Sedangkan pos tes digunakan untuk melihat adanya perbedaan hasil
belajar antara dua kelas sampel yang telah dikenai perlakuan yaitu
penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Diskursus Multi
Representasi (Dmr) dibandingkan dengan sampel pada kelompok
kontrol.
H. Teknik Analisis Data
Teknik analisis data dalam penelitian ini menggunakan statistika inferensial dengan
beberapa pengujian sebagai berikut :
1. Uji Prasyarat Analisis
a) Uji Normalitas
Uji ini digunakan untuk mengetahu apakah sampel penelitian ini
berasal dari populasi yang normal atau tidak.
b) Uji Homogenitas
Uji homogenitas digunakan untuk menguji apakah sampel-sampel
tersebut berasal dari populasi yang homogen atau tidak. Dalam
statistik, uji ini digunakan untuk mengetahui apakah populasi
penelitian mempunyai varians yang sama atau tidak.
2. Uji Hipotesis Penelitian
Uji hipotesis digunakan untuk mengetahui apakah hipotesis penelitian
benar atau tidak. Hipotesis perlu diuji sebelum diputuskan apakah
hipotesis tersebut diterima atau ditolak.
DAFTAR PUSTAKA

Daryanto Dan Raharjo, Muljo. 2012 Model Pembelajaran Inovatif. Yogyakarta: Gava Media.
Dimyati Dan Mudjiono. 2009. Belajar Dan Pembalajaran. Jakarta: Rineka Cipta
Gunwan, L.A. 2018. Pengaruh model pembelajaran koopertatif tipe team assisted
individualization (TAI) berbantuan studi card terhadap hasil belajar kimia. Chemistry
Education Practice, 2(2) : 1-7
Isjoni. 2013. Cooperative Learning Efektivitas Pembelajaran Kelompok. Cet. 7 Bandung:
Alfabeta
Pardede, E., Motlan., & R. D. Suyanti, 2016. Model Pembelajaran Guided Discovery
Berbasis Kolaborasi dengan Media Flash Terhadap Keterampilan Proses Sains
dan Hasil Belajar Kognitif Tinggi Fisika Siswa SMA. Jurnal Pendidikan Fisika,
5(1): 1216.
Syaodih Sukmadinata, Nana. 2007. Landasan Psikologi Proses Pendidikan. Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya.
Wahyuni. 2019. “Pengaruh Model Pembelajaran Diskursus Multi Representasi (DMR) Ditinjau
Dari Kecerdasan Majemuk Terhadap Kemampuan Komunikasi Matematis Peserta
Didik”. SKRIPSI UIN Raden Intan Lampung.

Anda mungkin juga menyukai