Anda di halaman 1dari 19

PROPOSAL SKRIPSI

PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA PEMBELAJARAN TERHADAP

MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN

AKIDAH AKHLAK DI SDIT NUUR ALAA NUUR TAMBUN SELATAN

Oleh :
CATUR JONIANTO
20.03.2756

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM PERSATUAN ISLAM PERSIS


JAKARTA
KATA PENGANTAR

I
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR........................................................................................................................................i

DAFTAR ISI...................................................................................................................................................ii

BAB I............................................................................................................................................................1

PENDAHULUAN...........................................................................................................................................1

A. Latar Belakang Masalah...................................................................................................................1

B. Rumusan Masalah...........................................................................................................................6

C. Tujuan Penelitian.............................................................................................................................6

D. Tujuan Penelitian.............................................................................................................................6

1. Secara Teoritis.............................................................................................................................6

2. Seacara Praktis.............................................................................................................................7

E. Tinjauan Pustaka..............................................................................................................................8

F. Kerangka Berfikir...........................................................................................................................11

G. Langkah-Langkah Penelitian..........................................................................................................12

H. Teknik Analisis Data.......................................................................................................................14

DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................................................16

II
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan adalah bagian dari upaya untuk membantu manusia memperoleh

kehidupan yang bermakna, baik secara individu maupun secara kelompok.

Pendidikan dapat diartikan sebagai suatu proses atau upaya sadar untuk menjadikan

manusia ke arah yang lebih baik. Keberadaan guru dalam proses belajar mengajar

merupakan komponen yang memegang peranan penting dan utama. Hal itu

dikarenakan keberhasilan proses belajar mengajar sangat ditentukan oleh faktor

guru. Profesionalisme dan kecakapan guru akan sangat berpengaruh terhadap hasil

kegiatan belajar mengajar. Sehingga dapat dikatakan bahwa tugas seorang guru

adalah menyampaikan materi pelajaran kepada siswa melalui interaksi dan

komunikasi dalam proses belajar mengajar yang dilakukannya.

Pembangunan nasional di bidang pendidikan merupakan usaha mencerdaskan

kehidupan bangsa dan meningkatkan kualitas manusia Indonesia dalam mewujudkan

masyarakat yang maju, adil dan makmur. Hal ini sejalan dengan rumusan tujuan

pendidikan nasional yang tercantum dalam Undang-Undang Republik Indonesia No.

20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional pada pasal 3 yang menyebutkan

bahwa:

Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk

watak serta peradaban bangsa yang bemartabat dalam rangka mencerdaskan

kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar

menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,

berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif,mandiri dan menjadi warga negara

yang demokratis serta bertangung jawab

Tujuan pendidikan Indonesia ialah untuk membentuk manusia seutuhnya,

1
dalam anti berkembangnya potensi-potensi individu secara berimbang, optimal, dan

terintegrasi. Belajar dan mengajar sebagai suatu proses yang mengandung tiga unsur

yaitu, tujuan pengajaran intruksional, pengalaman (proses) belajar mengajar, dan hasil

belajar. Tujuan pengajaran pada hakikatnya adalah perubahan tingkah laku yang

diinginkan pada diri siswa4. Belajar dikatakan berhasil apabila mengalami perubahan

secara positif. Jika proses belajar ini kemudian ditarik menjadi garis lurus maka bisa

dikatakan belajar yang baik dan menyenangkan akan menghasilkan hasil yang baik

pula.

Dengan kata lain hasil belajar siswa akan meningkat atau menjali lebih baik

dari sebelumnya. Keberhasilan siswa dalam meraih hasil belajarnya tidak terlepas dari

faktor-faktor yang mempengaruhnya. Faktor-faktor terabut dapat di golongkan

menjadi dua yaitu faktor internal dan faktor akatemal. Faktor internal adalah faktor

yang berasal dari dalam diri sorang itu sendiri seperti intelegensi perhatian, minat,

bakat, motif,kematangan, dan kesiapan. Faktor eksternal adalah faktor yang berasal

dari luar individu seperti faktor lingkungan sekolah, keluarga, dan masyarakat.

Pada hakikanya proses belajar mengajar adalah proses komunikasi. Kegiatan

belajar mengajar di kelas merupakan suatu dunia komunikasi tersendiri di mana guru

dan dosen dan siswa/mahasiswanya bertukar pikiran untuk mengembangkan ide dan

pengertian.

Dalam komunikasi sering timbul dan terjadi penyimpangan penyimpangan

sehingga kamonikasi tersebut tidak efektif dan efisien, antara lain disebabkan oleh

adanya kecenderungan verbalisme, tidak siapan siswa, mahasiswa, kurangnya minat

dan kegairahan, dan sebagainya.

Maka dari itu di dalam proses belajar mengajar guru harus menggunakan

media pembelajaran yang tepat dan menarik agar siswa dapat tertarik untuk menerima

materi yang diberikan oleh guru dan dengan adanya media pembelajaran siswa juga

mudah dalam menerima maleri, serta memiliki pemahaman yang baik. Hal ini juga

sesuai dengan pernyataan dari Konfusius yang telah dimodifikasi oleh Silberman yang

2
mengatakan bahwa: "Yang saya dengar saya lupa. Apa yang saya dengar dan lihat

saya sedika ingat, apa yang saya dengar, lihat, didiskusikan dan dilakukan saya

memperoleh pengetahuan dan keterampilan, apa yang saya ajarkan kepada orang lain

saya menguasai".

Media pembelajaran adalah salah satu sumber media yang sangat penting

dalam menyalurkan bahan pembelajaran sehingga dapat merangsang perhatian, minat,

pikiran, dan perasaan siswa untuk menyampaikan tujuan pembelajaran. Tanpa

media pembelajaran ,pembelajaran adalah sebagai proses komunikasi tidak dapat

berlangsung secara maksimal. Hubungan komunikasi antara guru dan peserta didik

akan lebih baik dan efisien jika menggunakan media.

Sebelum menggunakan media pembelajaran, pengajar haru melakukan

berbagai persiapan seperti mempelajari bagaimana petunjuk penggunaan media

pembelajaran tersebut. Jangan sampai ketika dikelas, pengajar tidak mampu

mengoperasikan media pembelajaran tersebut dengan baik. Dalam pelaksanannya,

pengajar juga harus memperhatikan kondisi kelas. Setelah itu, evaluasi diperlukan

untuk mengetahui apakah penggunaan media tersebut mampu membuat proses

pembelajaran lebih baik atau tidak dan hasil evaluasi diproses untuk kemudian

ditindak lanjuti oleh pengajar

Pemakaian media pembelajaran dalam proses belajar mengajar dapat

membangkitkan keinginan dan minat yang baru, membangkitkan motivasi, dan

rangsangan kegiatan belajar, bahkan membawa pengaruh pengaruh psikologis

terhadap siswa. Media diharapkan mampu membantu guru dan siswa dalam proses

belajar mengajar. Media pembelajaran membantu guru dalam menyampaikan materi

pembelajaran Media pembelajaran juga membantu siswa agar lebih. mudah

memahami pelajaran dan lebih termotivasi untuk belajar.

Pengunaan berbagai media pembelajaran yang sesuai dengan materi

pembelajaran, kegiatan pembelajaran akan berubah lebih menarik dibandingkan tanpa

mengunakan media pembelajaran. Kegiatan belajar dapet semakin memurik jika

pengajar mampu mengunakan media pembelajaran tersebut secara efektif. Media

3
pembelajaran tersebut tidak akan efektif jika pengajar tidak dapat menggunakannya

dengan baik. Oleh karena itu, pengajar harus mengikuti langkah-langkah dalam

menggunakan media pembelajaran dengan berar.

Kenudian untuk menunjang pembelajaran tersebut dibutuhkan juga motivasi siswa

sebagai salah satu pendorong utama dalam mencapai tujuan pembelajaran. Siswa

yang memiliki motivasi terhadap suatu objek, cenderung memberikan perhatian atau

merasa senang yang lebih besar kepada objek tersebut. Namun apabila objek tersebut

tidak memiliki rasa senang, maka siswa tersebut tidak memiliki hasrat atas objek

tersebut. Oleh karena itu, motivasi merupakan faktor penting dalam kegiatan belajar.

Motivasi berasal dari kata motif yakni daya upaya yang mendorong seseorang

untuk melakukan sesuatu. Motif dapat dikatakan sebagai daya penggerak dari dalam

subjek untuk melakukan aktifitas-aktifitas tertentu demi mencapai suatu tujuan.

Motivasi merupakan serangkaian usaha untuk menyediakan kondisi-kondisi

tertentu, sehingga seseorang mau dan ingin melakukan sesuatu, dan bila ia tidak

suka, maka akan berusaha untuk meniadakan atau mengelakkan perasaan tidak suka

itu.

Memberikan motivasi kepada siswa berarti menggerakkan siswa untuk

melakukan sesuatu atau ingin melakukan sesuatu. Motivasi dapat menumbuhkan

gairah, merasa senang dan semangat untuk belajar. Siswa yang memiliki motivasi

kuat, akan mempunyai banyak energi untuk melakukan kegiatan belajar. Ini berarti,

motivasi akan menentukan intensitas usaha belajar. Rendahnya motivasi belajar siswa

akan memberikan pengaruh terhadap hasil belajar yang akan dicapai oleh siswa.

motivasi belajar mempunyai peran yang cukup besar dalam keberhasilan proses

pembelajaran.

Oleh karena itu penting menciptakan kondisi tertentu agar siswa selalu

termotivasi dan ingin terus belajar. Jika dilihat dari beberapa penjelasan di atas hal

yang sama juga dialami oleh siswa di SDIT Nuur Alaa Nuur Tanbun Selatan. Masih

banyak siswa yang kurang motivasinya dalam pembelajaran Akidah Akhlak, banyak

siswa yang sering izin keluar dengan alasan pergi ke toilet. Bukan hanya itu saja, ada

juga siswa yang asik bercerita di dalam kelas ketika guru sedang menjelaskan

4
pembelajaran bahkan sampai lari-larian di dalam kelas dan dari hasil nilai penilaian

harian ( PH ) dan hasil ujian akhir semester hampir 40 % siswa dan siswi belum

mencapai ketuntasan kereteria minimal (KKM). Memandang situasi dan kondisi itu,

maka seorang guru yang kreatif harus dapat meningkatkan motivasi siswa dalam

belajar, terutama pada mata pelajaran Akidah Akhlak. Mata pelajaran Akidah Akhlak

merupakan mata pelajaran yang menempati kedudukan yang sangat sentral dalam

pembentukan kepribadian siswa yang memiliki kepribadian yang baik. Baik di

lingkungan sekolah maupun di lingkungan masyarakatnya. Hal ini mengandung

indikasi bahwa proses pembelajaran dari materi pelajaran Akidah Akhlak tidak hanya

menyampaikan ilmu pengetahuan saja akan tetapi lebih dari itu merupakan transfer of

value terhadap anak.

SDIT Nuur Alaa Nuur merupakan sekolah dasar suwasta yang masih bisa

dikatakan sekolah baru. Berdiri pada tahun 2015 terletak di desa Sumberjaya Rt02 Rw

02 Kec. Tambun Selatan Kab. Bekasi Sekolah tersebut terletak di lingkungan Masjid

Nuur Alaa Nuur.

Sarana dan prasarana masih sangat minim dan kurang. Dalam pelaksanaan

kegiatan belajar mengajar, media pembelajaran sangur kurung Pengajar dituntut

kreativitasnya dalam mencapai tujuan pembelajarannya sehingga siswa menjadi lebih

mudah dalam memahami makna dalam pembelajaran. Motivasi belajar siswa belum

maksimal Pengajar berusaha meningkatkan motivasi belajar siswa dalam mata

pelajaran Akidah Akhlak

Salah satu upaya yang dilakukan pengajar adalah dengan membuat kegiatan

belajar yang menarik sehingga siswa dapat termotivasi untuk selalu hadir dan

mengikuti proses pembelajarun Akidah Akhlak dengan semangat dengan membuat

media pembelajaran.

Berangkat dari fenomena tersebut maka peneliti mengadakan penelitian dengan

judul "PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA PEMBELAJARAN TERHADAP

5
MOTIVASI dan HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN

AKIDAH AKHLAK DI SDIT NUUR ALAA NUUR TAMBUN SELATAN"

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan hasil penelitian di atas, maka dapat disimpulkan rumusan masalah

sebagai berikut:

a. Bagaimana Penggunaan Media Pembelajaran Pada Mata Pelajaran Akidah

Akhlak Di SDIT Nuur Alaa Nuur Tanbun Selatan?

b. Bagaimana Motivasi Dan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Akilah

Akhlak Di SDIT Nuur Alaa Nuur Tanbun Selatan ?

c. Bagaimana Pengaruh Penggunaan Media Pembelajaran Terhadap Motivasi

Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Akidah Akhlak Di SDIT Nuur Alaa

Nuur Tanbun Selatan?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rusan masalah di atas, tujuan penelitian ini adalah untuk

mengetahui:

a. Mendeskripsikan penggunaan media pembelajaran terhadap motivasi

belajar siswa pada mata pelajaran Akidah Akhlak di SDIT Nuur Alaa Nuur

Tanbun Selatan.

b. Mendeskripsikan Motivasi Siswa Pada Mata Pelajaran Akidah Akhlak di

SDIT Nuur Alaa Nuur Tanbun Selatan

c. Meodeskripsikan Pengaruh Penggunaan Media Pembelajaran Terhadap

Motivasi dan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Akidah Akhlak di

SDIT Nuur Alaa Nuur Tanbun Selatan

6
D. Tujuan Penelitian

1. Secara Teoritis

Bagi penulis, hasil penelitian ini diharapkan sebagai tambahan wawasan,

pengalaman, pengetahuan yang berkaitan dengan media pembelajaran yang

dapat diterapkan pada mata pelajaran Akidah Akhlak.

2. Seacara Praktis

a. Bagi guru

Hasil penelitian ini diharapkan:

a) Meningkatkan peran guru dalam meningkatkan konsentrasi siswa.

b) Upaya guru untuk meningkatkan konsentrasi siswa.

b. Bagi siswa

Hasil penelitian ini diharapkan:

a) Penelitian ini sebagai sarana untuk meningkatkan

konsentrasi belajar siswa.

b) Dari penelitian ini diharapkan agar siswa dapat melaksanakan

kegiatan pembelajaran dengan baik, mudah dan efisien.

c. Bagi Guru

Penelitian ini diharapkan menjadi sumbangsih metode pembelajaran

sekaligus inspirasi bagi guru sebagai alternatif metode dalam

pembelajaran Akidah Akhlak untuk menarik minat siswa dalam belajar

dan mendorong siswa dalam memperbaiki akhlak.

d. Bagi Sekolah

Penelitian ini dijadikan sebagai bahan pertimbangan dalam penentuan

kebijakan sekolah untuk mengubah metode pembelajaran dengan

megunakan media pembelajaran

7
e. Bagi Pembaca

Penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai suatu kajian yang

menarik yang perlu diteliti lebih lanjut dan lebih dalam.

f. Bagi Peneliti

Hasil penelitian ini diharapkan:

a) Penelitian ini sebagai sarana untuk menambah informasi dan

pengetahuan siswa.

b) Diharapkan penelitian ini dapat menjadi acuan dan masukan dalam

penelitian selanjutnya.

E. Tinjauan Pustaka

Ada Beberapa tinjauan pustaka yang saya ambil diantaranya :

1. Penelitian oleh Siti Karomah Prodi Pendidikan Profesi Guru, IAIN Palangka

Raya dengan judul "peningkatan hasil belajar akidah akhlak melalui model

pembelajaran kooperatif tipe index card match pada siswa kelas V MI Ma’arif

NU karangsari" Peneliian dan pembahasan terkait peningkatan hasil belajar

Akidah Akhlak materi Akhlak Terpuji melalui model pembelajaran kooperatif

tipe index card match pada siswa kelas V MI Ma’arif NU Karangsari, maka dapat

disimpulkan bahwa penerapan model pembelajaran kooperatif tipe index card

match dalam meningkatkan hasil belajar mata pelajaran Akidah Akhlak pada

siswa kelas kelas V MI Ma’arif NU Karangsari dapat terlaksana dengan baik. Hal

ini dapat dibuktikan dengan meningkatnya hasil belajar siswa di setiap siklusnya.

Pada siklus I, perolehan pada pra siklus dimana belum diterapkan model

pembelajaran Kooperatif learning tipe index card match perolehan nilai rata-rata

hasil tes mendapat 65,15 dengan keterangan sangat tidak baik. Dan keterangan

presentase ketuntasan belajar 35 % dengan masuk kategori (sangat tidak baik).

Pada siklus I, Pembelajaran yang dilakukan dengan menerapkan model

pembelajaran kooperatif tipe index card match menunjukkan hasil yang cukup

baik. Dengan perolehan nilai rata-rata hasil tes 72,15 dengan kriteria cukup baik.

8
Dengan keterangan presentase ketuntasan belajar 55 % dengan masuk kategori

(tidak baik). Pada siklus II, Pada pembelajaran yang dilaksanakan menunjukkan

peningkatan hasil belajar siswa yang lebih baik dibandingkan pada saat siklus I.

Dengan perolehan nilai rata-rata hasil tes 86,15 dengan kriteria Sangat baik.

Dengan keterangan presentase ketuntasan belajar 100 % dengan masuk kategori

(sangat baik). Pembelajaran kooperatif tipe index card match pada siswa kelas V

MI Ma’arif NU Karangsari dari hasil pra siklus hingga siklus II. Hal tersebut

terjadi melalui perbaikan yang dilaksanakan dengan menerapkan model

pembelajaran kooperatif tipe index card match.

2. Penelitian oleh Musakkir Sekolah Dasar 001 Sesayap Kabupaten Tanah Tidung

berbeda antara mata pelajaran dan tempat penelitian yaitu dengan judul

penelitian " Pengaruh Media Pembelajaran Dan Motivasi Belajar Terhadap Hasil

Belajar Matematika Siswa Kelas Iv Sekolah Dasar Kabupaten Tanah Tidung"

Penelitian ini dilaksanakan di SDN 001 Sesayap Kabupaten Tana Tidung

Provinsi Kalimantan Utara dengan sampel penelitian sebanyak 28 siswa kelas IV

yang diperoleh menggunakan teknik multi stage random sampling. Metode

penelitian yang digunakan yaitu eksperimen desain treatment by level 2 x 2

dengan variabel terikat terdiri dari media berbasis kearifan lokal dan media

berbasis presentasi, variabel moderator terdiri dari motivasi tinggi dan motivasi

rendah serta variabel bebas yaitu hasil belajar matematika. Dari perhitungan

ANAVA dua jalur pada baris antar Media Pembelajaran (A) diketahui fhitung >

ftabel (4,789 > 4,260) dengan demikian Ho ditolak dan dinyatakan terdapat

perbedaan signifikan hasil belajar siswa yang belajar menggunakan media

berbasis kearifan lokal dengan yang menggunakan media berbasis presentasi.

Pada baris interaksi AxB diketahui fhitung < ftabel (2,628 < 4,260) dengan

demikian Ho diterima dan dinyatakan tidak terdapat pengaruh interaksi media

pembelajaran dan motivasi belajar terhadap hasil belajar siswa. Hasil penelitan

membuktikan penggunaan media berbasis kearifan lokal memberikan hasil lebih

baik daripada penggunaan media berbasis presentasi terhadap hasil belajar

9
matematika siswa kelas IV. Dari hasil penelitian maka dapat disimpulkan bahwa

menggunakan media berbasis kearifan lokal memberikan hasil yang lebih baik

daripada menggunakan media berbasis presentasi dalam pembalajaran

matematika di sekolah dasar. (JURNAL PENDIDIKAN DASAR Volume 6 Edisi 1

Mei 2015)

3. Penelitian oleh Khoirul Anam Mahasiswa Prodi Pendidikan Agama Islam

Fakultas Agama Islam, UM Surabaya berbeda antara mata pelajaran dan tempat

penelitian yaitu dengan judul penelitian bagaimana "Penggunaan media

pembelajaran pada mata pelajaran PAI di SMP Bani Muqiman Bangkalan,

bagaimana minat belajar siswa pada mata pelajaran PAI di SMP Bani Muqiman

Bangkalan, dan adakah pengaruh penggunaan media pembelajaran terhadap

minat belajar siswa pada mata pelajaran PAI di SMP Bani Muqiman Bangkalan.

Pendekatan yang digunakan penulis dalam penelitian ini adalah pendekatan

kuantitatif. Metode kuantitatif sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan

data berupa angka dan bilangan. Pendekatan kuantitatif merupakan suatu

pendekatan yang memandang kenyataan (realitas) sebagai suatu yang berdemensi

tunggal, fragmental, dan tetap (fixed) peneliti dan objek yang diteliti terpisah.

Objek yang diteliti lepas dari konteks waktu. Penggunaan pengukuran disertai

analisis secara statistik. Hasil penelitian untuk generalisasi dan prediksi. Adapun

teknik yang digunakan penulis untuk mendapatkan data yaitu melalui observasi,

interview, koensioner, dan dokumentasi dengan memakai rumus KAI Kuadrat.

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilaksanakan, maka penulis menemukan

beberapa kesimpulan yaitu, Penerapan penggunaan media pembelajaran di SMP

Bani Muqiman Bangkalan pada pelajaran PAI sangat kecil, Sehingga Minat

belajar siswa SMP Bani Muqiman Bangkalan terhadap Pelajaran PAI kurang

baik, Terdapat pengaruh penggunaan media pembelajaran terhadap minat belajar

siswa pada mata pelajaran PAI di SMP Bani Muqiman Bangkalan. Hal ini dapat

diketahui dari hasil Persentase yang sangat kecil yaitu 0,49327%, karena

penggunaan media pembelajaran yang diterapkan di SMP Bani Muqiman

Bangkalan juga sangat kecil dengan kisaran Persentase 0,09728% saja, sehingga

10
dengan demikian pengaruhnyapun dapat dikatagorikan “kurang baik”

Perbedaan penelitian ini dengan penelitian saya adalah penelitian ini

meneliti minat belajar siswa pada pembelajaran PAI, MTK, di teliti di jenjang

SMP sedangkan saya meneliti tentang Pelajaran akidah akhlak pada tingkat

sekolah dasar.

Persamaan dari penelitian ini adalah sama-sama meneliti pengunaan media

pembelajaran yang berpengaruh pada hasil belajar

F. Kerangka Berfikir

Kerangka berfikir adalah serangkaian konsep dan kejelasan hubungan antar konsep

tersebut yang dirumuskan oleh peneliti berdasarkan landasan teori, dengan

meninjau teori yang disusun, digunakan sebagai dasar untuk menjawab rumusan

masalah yang akan diangkat agar peneliti mudah dalam melakukan penelitian(Nani

windianti). Kerangka berpikir atau kerangka pemikiran adalah dasar pemikiran

dari penelitian yang disintesiskan dari fakta-fakta, observasi dan kajian

kepustakaan. Oleh karena itu, kerangka berpikir memuat teori, dalil, atau konsep-

konsep yang akan dijadikan dasar dalam penelitian,"

Di samping istilah kerangka berpikir, terdapat istilah lain yang identik, yaitu

kerangka teori, kerangka pemikiran, kerangka pikir, landasan berpikir, landasan

konseptual, kerangka konseptual, atau model konseptual, dengan pemaknaan yang

sama. Menurut Cik Hasan Bisri, kerangka berpikir adalah penjelasan sementara

yang bersifat logis dan sistematis mengenai gejala yang diteliti. Kerangka teori

merupakan uraian ringkas tentang teori yang digunakan dan cara menggunakannya

dalam menjawab pertanyaan penelitian. Sedangkan menurut Widayat dan

Amirullah, kerangka berpikir atau juga disebut sebagai kerangka konseptual

merupakan model konseptual tentang bagaimana teori berhubungan dengan

berbagai faktor-faktor yang telah diidentifikasi sebagai masalah yang penting.

11
Kerangka berpikir juga menjelaskan sementara terhadap gejala yang menjadi

masalah (objek) penelitian. Alur berpikir yang didasarkan pada teori-teori

terdahulu dan juga pengalaman-pengalaman empiris, merupakan dasar untuk

menyusun kerangka berpikir yang berguna untuk membangun suatu hipotesis.

Hal-hal yang perlu diperhatikan oleh peneliti dalam menyusun kerangka berpikir

yang baik sebagaimana dikemukakan oleh Sekaran, sebagai berikut:

1. Variabel-variabel penelitian seharusnya diidentifikasikan secara jelas

dan diberi nama.

2. Uraian kerangka berpikir seharusnya menyatakan bagaimana dua atau lebih

variabel berhubungan satu dengan lainnya. Hal ini seharusnya dilakukan untuk

hubungan yang penting dan secara teoritis ada diantara variabel penelitian.

3. Jika karakteristik atau sifat-sifat dan arah hubungan dapat diteorikan

berdasarkan penemuan dari penelitian sebelumnya, hal itu seharusnya menjadi

dasar dalam uraian kerangka berpikir apakah hubungan itu positif atau negatif.

4. Seharusnya dinyatakan secara jelas mengapa peneliti berharap bahwa

hubungan antara variabel itu ada. Argumentasi atas hal itu dapat digambarkan

melalui hasil-hasil penelitian sebelumnya.

5. Kerangka pemikiran seharusnya digambarkan dalam bentuk diagram skematis,

sehingga pembaca dapat secara jelas melihat hubungan antar variabel.

Adapun kerangka berfikir dalam penelitian ini akun digambarkan pada bagan

berikut :

Media Visual

Motivasi Belajar
MEDIA
PEMBELAJARAN Media Audio

Hasil Belajar

Media Audio

12
G. Langkah-Langkah Penelitian

a. Jenis Penelitian

Pada penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif, menurut Sugiyono

(2020) metode penelitian kualitatif adalah metode penelitian yang

berlandaskan pada filsafat postpositivisme atau enterpretif, digunakan untuk

meneliti pada kondisi objek yang alamiah, dimana peneliti adalah sebagai

instrument kunci, teknik pengumpulan data dilakukan secara trianggulasi

(gabungan observasi, wawancara, dokumentasi), data yang diperoleh

cenderung kualitatif analisis data bersifat induktif/kualitatif dan hasil

penelitian kualitatif bersifat untuk memahami makna, memahami keunikan,

mengkontruksi fenomena, dan menemukan hipotesis. Jenis penelitian yang

digunakan dalam penelitian ini adalah bersifat deskriptif, yang bertujuan

untuk memahami makna dan keunikan objek yang diteliti, memahami proses

dan interaksi sosial.

Dengan memilih metode kualitatif ini, peneliti mengharapkan dapat

memperoleh data yang lengkap dan akurat, ditinjau dari sifat penyajian

datanya, peneliti menggunakan analisis data yang bersifat deskriptif, dimana

metode ini mengembangan konsep dan menghimpun fakta tetapi tidak

melakukan pengujian hipotesis.

b. Sumber Data

Data Primer adalah data yang dikumpulkan langsung dilapangan oleh

peneliti atau yang bersangkutan memerlukannya. Data primer ini disebut juga

data asli atau data baru. Sumber data primer diperoleh langsung dari sumber

pertama atau tempat objek penelitian, dalam hal ini : SDIT Nuur Alaa Nuur

Tambun Selatan. Data sekunder adalah data yang diperoleh atau

dikumpulkan oleh seseorang yang melakukan penelitian dari sumber-sumber

13
yang ada. Data ini diperoleh dari perpustakaan dan dari laporan-lap[oran

penelitian skripsi terdahulu.

c. Teknik Pengumpulan Data

Untuk memperoleh data yang diperlukan dalam penelitian ini, maka teknik

pengumpulan data yang digunakan yaitu:

4. Observasi yaitu mengadakan pengamatan langsung ke lokasi penelitian. Dalam

hal ini, peneliti mengadakan observasi di SDIT Nuur Alaa Nuur Tambun Selatan.

Data yang diperoleh adalah berupa data-data sejarah, data responden dan data

SDIT Nuur Alaa Nuur Tambun Selatan

5. Wawancara merupakan teknik pengumpulan informasi melalui komunikasi

secara langsung dengan responden. Wawancara dapat digunakan sebagai teknik

pengumpulan data apabila peneliti ingin melakukan studi pendahuluan dan untuk

menemukan permasalahan yang diteliti. Wawancara ini adalah suatu percakapan

dengan maksud tertentu dan dilakukan dengan dua belah pihak yaitu

pewawancara pihak yang memberikan pertanyaan dan pihak terwawancara yang

memberikan jawaban atas pertayaan yang diberikan.

6. Dokumentasi, sugiyono mengungkapkan bahwa dokumentasi merupakan catatan

peristiwa yang telah berlalu, jadi dokumentasi dapat dipahami sebagai catatan

tertulis yang berhubungan dengan peristiwa masa lalu baik yang dipersiapkan

maupun yang tidak dipersiapkan untuk suatu penelitian. Dokumentasi diperlukan

untuk melengkapi data yang belum ada pada saat melakukan observasi dan

wawancara, selain itu untuk memperkuat data yang telah diperoleh peneliti.

Dokumentasi bisa berupa foto kegiatan pembelelajaran , data-data lembaga dan

staf pengajar.

H. Teknik Analisis Data

Teknik analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data

yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan dan dokumentasi dengan

cara mengorganisasikan data kedalam kategori, menjabarkan kedalam unit- unit,

14
melakukan sintesa, menyusun kedalam pola, memilih mana yang penting dan yang

akan dipelajari, dan membuat kesimpulan sehingga mudah dipahami oleh diri

sendiri maupun orang lain.

Data yang telah akurat ditemukan di lapangan beserta interpretasinya akan

dianalisis peneliti menggunakan metode deskriptif kualitatif, yaitu analisis yang

berangkat dari sebuah data yang kemudian akan ditinjau dengan berbagai teori

yang ada dan hasil yang didapatkan akan dideskripsikan berupa kata-kata tertulis

atau lisan dari perilaku yang telah diamati oleh peneliti di tempat penelitian.

Tujuan dari metode ini adalah untuk membuat deskripsi atau gambaran mengenai

objek penelitian secara sistematis, faktual, dan akurat mengenai fakta-fakta, sifat-

sifat serta hubungan antara fenomena yang diselidiki.

Setelah data terkumpul dilakukan pemilahan secara selektif disesuaikan dengan

permasalahan yang diangkat dalam penelitian. Sebab itu dilakukan pengolahan

dengan proses editing, yaitu pengecekan atau pengkoreksian data yang telah

dikumpulkan karena kemungkinan data yang masuk (raw data) atau data yang

terkumpul tidak logis dan meragukan.

Untuk menguji hipotesis dalam penelitian ini, peneliti melakukan uji korelasi

product moment. Korelasi Pearson atau sering disebut Korelasi Product Moment

merupakan alat uji statistik yang digunakan untuk menguji hipotesis asosiatif (uji

hubungan) dua variabel yang ada dalam penelitian ini.

Uji korelasi product moment dalam penelitian ini digunakan untuk mengetahui

korelasi antara variabel bebas (independent) terhadap variabel tidak bebas

(dependent). korelasi product moment dapat diketahui ada atau tidaknya korelasi

antara minat belajar terhadap hasil belajar

Rumus yang digunakan dalam penelitian ini adalah yaitu :

N ∑ XY − (∑ Xi)(∑ Yi)
𝑟 =
√{N ∑ X2i − (∑ Xi)2}{N ∑ Y2i − ((∑ Yi)2}

15
Keterangan :

r: koefisien korelasi r pearson n: jumlah sampel/observasi

x: variabel bebas/variabel pertama y: variabel terikat/variabel kedua

y: variabel terikat/variabel kedua

DAFTAR PUSTAKA

Sugiyono, 2015, “Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan

R&D),” Bandung : Alfabeta.

Sugiyono, 2020, “Metode Penelitian Kualitatif “, Bandung : Alfabeta.

Tarigan, Henry Guntur, 1984, “Membaca Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa,” Bandung:

Angkasa.

Trefanus, Marbun, 2018, “Psikologi Pendidikan”, Ponorogo.

Muh. Rizal Masdul,2018, "Komunikasi Pembelajaran",Palu

Adi Rosadi, 2020, "Peningkatan Hasil Belajar Aqidah Akhlaq Melalui Penerapan Model

Pembelajaran Kooperatif Tipe Scramble", Bogor

Budi Astuti,2011, "Pengembangan Media Pembelajaran Untuk Meningkatkan Motivasi Belajar

Dan Karakter Semangat Kebangsaan Siswa Kelas V Sd", Yogyakarta

16

Anda mungkin juga menyukai