Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH

MEMAHAMI PERAN GURU DAN ANAK DIDIK

Dosen pengampu : Sollah Solehudin, M.Pd

Disusun Oleh :

ROZANA MAULIDA SOLEHA (0417)

SINTA NURAINI (0422)

SITI AISAH (0423)

PROGRAM STUDI MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM


FAKULTAS TARBIYAH
UNIVERSITAS ISLAM ZAINUL HASAN GENGGONG
KRAKSAAN PROBOLINGGO
2023
KATA PENGANTAR

Syukur Alhamdulillah senantiasa kami panjatkan kehadirat Allah SWT. Yang


telah melimpahkan Rahmat dan Karunia-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan
makalah ini guna memenuhi tugas kelompok untuk mata kuliah Psikologi
Pendidikan dan Pembelajaran, dengan judul "Memahami Guru dan Anak Didik".

Kami menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna
dikarenakan terbatasnya pengalaman dan pengetahuan yang kami miliki. Oleh
karena itu, kami mengharapkan segala bentuk saran dan masukan bahkan kritik
yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.

Kraksaan, 13 Maret 2023

Penyusun

DAFTAR ISI

i
KATA PENGANTAR......................................................................................2

DAFTAR ISI.....................................................................................................3

BAB I PENDAHULUAN.................................................................................4

A. Latar Belakang......................................................................................4
B. Rumusan Masalah.................................................................................5
C. Tujuan....................................................................................................5

BAB II PEMBAHASAN...................................................................................6

A. Anak Didik dan Proses Pendidikan dan Pembelajaran..........................6


B. Setiap Anak Didik Berbeda...................................................................7
C. Pendidikan dan Pembelajaran Berdasarkan Prinsip..............................9
D. Guru Sebagai Pribadi Kunci..................................................................12
E. Guru Sebagai Pengajar dan Pendidik....................................................12
F. Prinsip Mengajar Sebagai Pijakan Guru................................................13

BAB III PENUTUP...........................................................................................15

A. Kesimpulan ...........................................................................................15
B. Saran......................................................................................................15

DAFTAR PUSTAKA........................................................................................16

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Psikologi pendidikan sebagai ilmu yang meneliti masalah jiwa dan aktivitas
psikologis seseorang dalam kaitannya dengan pendidikan sebagai interaksi adalah
disiplin yang cukup penting dalam memeriksa masalah yang mengganggu atau
mendukung jiwa siswa dalam proses pembelajaran. Sehingga dengan memahami
keadaan mental siswa maka guru dapat mengatur dan berusaha mencari solusi atas
masalah tersebut. Maka, sepatutnya seorang guru perlu memiliki pengetahuan
yang komprehensif tentang psikologi pendidikan sehingga pembelajaran dapat
berlangsung efektif dan terarah.
Peran Guru merupakan sesuatu kesatuan yang utuh. Peran guru adalah sebagai
pendidik, pengajar, pembimbing, pengarah, pelatih, penilai dan mengevaluasi dari
peserta didik. Peran guru sangat penting demi tercapainya tujuan sesuai dengan
yang telah ditetapkan. Guru tidak hanya bertugas menyampaikan materi pelajaran
kepada anak didiknya. Namun, guru juga harus memberikan bimbingan, latihan
bagi anak didiknya.
Anak adalah individu yang unik dan memiliki kemampuan yang berbeda-beda.
Perbedaan kemampuan harus diketahui oleh setiap pengajar agar mudah
menentukan cara atau strategi dalam mengajar untuk mendapatkan hasil belajar
yang sesuai dengan tujuan.
Pembelajaran adalah sebagai suatu upaya yang dilakukan pendidik atau guru
secara sengaja dengan tujuan menyampaikan ilmu pengetahuan, dengan cara
mengorganisasikan dan menciptakan suatu sistem lingkungan belajar dengan
berbagai metode sehingga siswa dapat melakukan kegiatan belajar secara lebih
optimal

1
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana Pengertian Anak Didik dan Proses Pendidikan dan
Pembelajaran?
2. Bagaimana cara guru memahami Setiap Anak Didik Berbeda?
3. Bagaimana Pengertian Pendidikan dan Pembelajaran Berdasarkan
Prinsip?
4. Bagaimana Figur Guru sebagai Pribadi Kunci?
5. Apa saja Tugas Guru sebagai Pengajar dan Pendidik?
6. Apa saja Prinsip Mengajar sebagai Pijakan Guru?

C. Tujuan
1. Untuk Mengetahui Pengertian Anak Didik dan Proses Pendidikan dan
Pembelajaran.
2. Untuk Mengetahui Cara Guru Memahami Setiap Anak Didik Berbeda.
3. Untuk Mengetahui Pendidikan dan Pembelajaran Berdasarkan Prinsip.
4. Untuk Mengetahui Figur Guru sebagai Pribadi Kunci.
5. Untuk Mengetahui Tugas Guru sebagai Pengajar dan Pendidik.
6. Untuk Mengetahui Prinsip Mengajar sebagai Pijakan Guru.

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Anak Didik dan Proses Pendidikan dan Pembelajaran


Anak didik adalah orang yang mempunyai pilihan untuk menempuh ilmu
sesuai dengan cita-cita dan harapan masa depannya. Menurut ketentuan Undang-
Undang RI No. 20 Tahun 2003 tentang sistem Pendidikan Nasional
mendefinisikan pendidikan sebagai usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan
suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif
mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan,
pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang
diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara.1 Sedangkan pembelajaran
adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada
suatu lingkungan belajar.
Persepsi Undang-Undang tentang pendidikan dan pembelajaran tersebut, sudah
sangat modern, mengikuti diskursus pendidikan terkini, bahwa pendidikan lebih
fokus pada kepribadian dan karakter setiap individu siswa, sementara
pembelajaran lebih memfokuskan pada interaksi guru dan siswa untuk
meningkatkan pemahaman pengetahuan baru yang mendukung pengembangan
kepribadian dan karakter tersebut, serta pelatihan ketrampilan agar menguasai dan
mampu mengoperasikan teknologi baru sehingga para siswa memiliki ketrampilan
vokasional.
Para Ahli berpendapat bahwa peserta didik adalah orang yang mendapat
pelayanan pendidikan sesuai dengan bakat, minat, dan kemampuan agar tumbuh
dan berkembang dengan baik serta mempunyai kepuasan dalam menerima
pelajaran yang diberikan oleh pendidiknya.2
Tujuan dari pendidikan adalah adanya proses perubahan pada aspek kognitif,
afektif dan psikomotorik seseorang atau kelompok dan usaha mendewasakan
manusia melalui upaya pengajaran dan pelatihan. Pendidikan merupakan sebuah
1
Undang-Undang RI No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Bab 1 Pasal
1.
2
Mohamad Mustari, 2015, Manajemen Pendidikan. Jakarta: PT. Raja Grafindo. Hal 108.

3
proses interaksi dan pelatihan antara dua orang atau lebih, antara guru dan peserta
didik yang mana menghasilkan suatu perubahan sikap dan tingkah laku kearah
yang lebih baik.
Masalah pendidikan adalah suatu masalah yang menyangkut kehidupan
bersama, baik kehidupan di dalam keluarga maupun di dalam masyarakat,
pendidikan itu merupakan suatu kegiatan yang sangat penting karena merupakan
suatu kegiatan yang menentukan bagi kehidupan manusia dan kebudayaannya.3
Pendidikan ini yang akan menentukan kehidupan bangsa di masa depan, sehingga
sangatlah penting untuk memperhatikan masalah pendidikan.

B. Setiap Anak Didik Berbeda


Dalam dunia pendidikan setiap peserta didik dipengaruhi oleh banyak faktor,
yang dapat digolongkan menjadi dua faktor yaitu: Faktor Internal adalah faktor
yang berasal dari dalam diri peserta didik itu sendiri, dan Faktor Eksternal adalah
faktor yang berasal dari luar peserta didik seperti dari orang tua, dari guru dan dari
masyarakat. Faktor Internal dibagi menjadi tiga yakni Faktor Jasmaniah, Faktor
Psikologis dan Faktor Kelelahan.
Di dalam Faktor Psikologis sekurang-kurangnya ada tujuh faktor yang
mempengaruhi belajar antara lain: intelegensi, perhatian, minat, bakat, motif,
kematangan dan kesiapan. Dan faktor-faktor inilah yang harus diperhatikan oleh
setiap pendidik agar dapat mengendalikan dan mengatur belajar agar dapat
berlangsung efektif, terarah, dan optimal.4
Guru yang baik adalah guru yang dapat mengerti dan memahami permasalahan
atau kendala dari seorang peserta didik dan persoalan psikologi peserta didik.
Guru yang dapat memahami persoalan peserta didiknya adalah guru yang tidak
memaksakan keinginannya kepada peserta didik, yang mendengarkan keluhan dan
problematika belajar dari peserta didik, dan yang juga tidak memaksakan tugas
yang melampaui kemampuan peserta didik.5

3
Judowibowo Poerwowidagolo. Pendidikan, Pembangunan Dan Masa Depan Bangsa
(Jakarta: BPK Gunung Mulia, 1994), 2
4
Slameto, Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya (Jakarta: Rineka Cipta,
2003), 60.
5
Stephen Tong, Arsitek Jiwa (Surabaya: Momentum, 1995), 95.

4
Psikologi adalah ilmu yang mengkaji manusia dari sudut karakteristik dan
perilaku manusia. Psikologi berasal dari bahasa Yunani "Psyche" yang berarti
jiwa, roh atau sukma, Sedangkan "logy" atau "logos" berarti ilmu atau ilmu
pengetahuan. Jadi Psikologi berarti ilmu tentang jiwa atau ilmu yang mempelajari
tentang karakteristik dan gejala yang dialami jiwa manusia.6 Jadi Psikologi
mempunyai peran penting dalam pendidikan karena psikologi sebagai ilmu
pengetahuan adalah berupaya memahami keadaan peserta didik yang berbeda satu
dengan yang lainnya. Dimana pengetahuan tentang Psikologi sangat penting bagi
guru agar dapat memahami proses dan tahapan belajar bagi para peserta didiknya.
Sumadi Suryabrata menyatakan bahwa: Inti persoalan psikologi pendidikan
terletak pada anak didik sebab pendidikan adalah perlakuan terhadap anak didik
yang secara psikologis perlakuan tersebut harus selaras dengan keadaan anak
didik, dengan demikian persoalan psikologi yang berperan dalam proses
pendidikan anak dapat terjawab apabila pendidik dapat memberikan bantuan
kepada peserta didik agar berkembang secara wajar melalui bimbingan dan
konseling, pemberian bahan pelajaran yang berstruktur dan berkualitas.7
Sebuah keharusan bagi setiap pendidik yang bertanggung jawab bahwa dalam
melaksanakan tugasnya harus berbuat dalam cara yang sesuai dengan keadaan
peserta didik. Karena itu pengetahuan psikologi mengenai peserta didik dalam
proses pendidikan adalah harus dijadikan kebutuhan pendidik untuk memiliki
pengetahuan tentang keadaan jiwa peserta didik.8 Karena pendidikan hanya dapat
berjalan efektif apabila pendidikan tersebut dapat menjawab dan memenuhi
kebutuhan psikologi peserta didik.

C. Pendidikan dan Pembelajaran Berdasarkan Prinsip


1. Prinsip Kesiapan (Readiness)

6
Syaiful Sagala, Konsep dan Makna Pembelajaran (Bandung: Alfabeta, 2003), 116.
7
Sumardi Suryabrata, Psikologi Pendidikan, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2004)
8
Sarlito Wirawan Sarwono, Pengantar Umum Psikologi, (Jakarta: TNP, 1983), 60.

5
Proses belajar dipengaruhi kesiapan peserta didik, maksudnya adalah
kondisi individu yang memungkinkan ia dapat belajar. Yang termasuk
kesiapan ini ialah kematangan dan pertumbuhan fisik, intelegensi latar
belakang pengalaman, hasil belajar yang baku, motivasi, persepsi dan faktor-
faktor lain yang memungkinkan seseorang dapat belajar.
2. Prinsip Motivasi (Motivation)
Tujuan dalam belajar diperlukan untuk suatu proses yang terarah. Motivasi
adalah suatu kondisi dari pelajar untuk mempraksai kegiatan, mengatur arah
kegiatan itu dan memelihara kesungguhan.9
Motivasi juga mempunyai peranan penting dalam kegiatan pembelajaran.
Seseorang akan berhasil dalam belajar kalau keinginan untuk belajar itu
timbul dari dirinya. Meliputi dua hal yaitu: Mengetahui apa yang akan
dipelajari dan Memahami mengapa hal tersebut patut dipelajari. Hal ini
sebagai unsur Motivasi yang menjadi dasar permulaan yang baik untuk
belajar. Sebab tanpa kedua unsur tersebut kegiatan pembelajaran sulit untuk
berhasil.10
3. Prinsip Persepsi dan Keaktifan
"Seseorang cenderung untuk percaya sesuai dengan bagaimana ia
memahami situasi". Menurut pandangan Psikologis bahwa segala
pengetahuan harus diperoleh melalui pengamatan dan pengalaman sendiri.
Jika memiliki energi sendiri dan dapat menjadi aktif karena didorong oleh
kebutuhan. Jadi dalam pembelajaran yang mengolah dan mencerna adalah
peserta didik sesuai dengan kemauan, kemampuan, bakat dan latar belakang
masing-masing, guru hanya merangsang keaktifan peserta didik dengan
menyajikan bahan pelajaran.

4. Prinsip Tujuan dan Keterlibatan Langsung


"Tujuan harus tergambar jelas dalam pikiran dan diterima oleh para pelajar
pada saat proses belajar terjadi". Tujuan adalah sasaran khusus yang hendak
9
Rothwell, A.B., Learning Principles, dalam Clark L.H. Strategies And Tactics in
Secondary School Teaching: A Book of Readings, (Toronto: teh Mac Milan, Co, 1968), 10.
10
Sardiman A.M, Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, Edisi I (Cet. IX: Jakarta: PT.
Raja Grafindo Persada, 2001), 38.

6
dicapai oleh seseorang. Prinsip keterlibatan langsung merupakan hal yang
penting dalam pembelajaran. Pembelajaran sebagai aktivitas mengajar dan
belajar, maka guru harus terlibat langsung begitu juga peserta didik. Prinsip
Keterlibatan Langsung ini mencakup keterlibatan langsung secara fisik
maupun non fisik. Prinsip ini diarahkan agar peserta didik merasa dirinya
penting dan berharga dalam kelas sehingga dia bisa menikmati jalannya
pembelajaran.
5. Prinsip Perbedaan Individual
"Proses belajar bercorak ragam bagi setiap orang". Proses pengajaran
seharusnya memperhatikan perbedaan individual dalam kelas sehingga dapat
memberi kemudahan pencapaian tujuan belajar yang setinggi-tingginya.
Pengajaran yang hanya memperhatikan satu tingkatan sasaran akan gagal
memenuhi kebutuhan seluruh peserta didik. Karena itu seorang Guru perlu
memperhatikan latar belakang, emosi, dorongan dan kemampuan individu
dan menyesuaikan materi pelajaran dan tugas-tugas belajar kepada aspek-
aspek tersebut.
Perbedaan Individual harus menjadi perhatian bagi para guru dalam
mempersiapkan pembelajaran dalam kelasnya. Karena perbedaan Individual
merupakan suatu prinsip dalam pembelajaran yang tidak boleh
dikesampingkan demi keberhasilan dalam proses pembelajaran.
6. Prinsip Transfer, Retensi dan Tantangan
"Belajar dianggap bermanfaat bila seseorang dapat menyimpan dan
menerapkan hasil belajar dalam situasi baru". Apapun yang dipelajari dalam
suatu situasi pada akhirnya akan digunakan dalam suatu situasi yang lain.
Proses tersebut dikenal dengan proses transfer, kemampuan seseorang untuk
menggunakan lagi hasil belajar disebut Retensi. Bahan-bahan yang dipelajari
akan diserap dapat digunakan oleh para pelajar dalam situasi baru.

7. Prinsip Belajar Kognitif


"Belajar kognitif melibatkan proses pengenalan dan atau penemuan".
Belajar kognitif mencakup asosiasi antar unsur, pembentukan konsep,

7
penemuan masalah, dan keterampilan memecahkan masalah yang selanjutnya
membentuk perilaku baru, berpikir, menalar, menilai dan berimajinasi
merupakan aktivitas mental yang berkaitan dengan proses belajar kognitif.
Proses belajar itu dapat terjadi pada berbagai tingkat kesukaran dan menuntut
berbagai aktivitas mental.
8. Prinsip Belajar Afektif
"Proses belajar afektif seseorang menentukan bagaimana ia
menghubungkan dirinya dengan pengalaman baru". Belajar afektif mencakup
nilai emosi, dorongan, minat dan sikap. Dalam banyak hal pelajar mungkin
tidak menyadari belajar afektif. Sesungguhnya proses belajar afektif meliputi
dasar yang asli untuk dan merupakan bentuk dari sikap, emosi dorongan,
minat dan sikap individu.
9. Proses Belajar Psikomotor
Proses belajar psikomotor individu menentukan bagaimana ia mampu
mengendalikan aktivitas ragawinya. Belajar psikomotor mengandung aspek
mental dan fisik.
10. Prinsip Pengulangan, Balikan, Penguatan dan Evaluasi
Prinsip pembelajaran yang menekankan pentingnya pengulangan yang
barangkali penting tua seperti yang dikemukakan oleh teori psikologi daya.
Menurut teori ini bahwa belajar adalah melatih daya-daya yang ada pada
manusia yang terdiri dari daya mengamat, menangkap, mengingat,
menghayal, merasakan, berpikir dan sebagainya. Dengan mengadakan
pengulangan maka daya-daya tersebut akan berkembang. Ada tiga teori yang
menekankan pentingnya prinsip pengulangan dalam pembelajaran walaupun
dengan tujuan yang berbeda. Pertama, menekankan pengulangan untuk
melatih daya-daya jiwa. Sedangkan teori kedua dan ketiga, menekankan
pengulangan untuk membentuk respons yang benar dan membentuk
kebiasaan.

D. Guru Sebagai Pribadi Kunci

8
Figur guru merupakan penghargaan yang diberikan terhadap jasa guru yang
banyak mendidik umat manusia dari dulu hingga sekarang. Masyarakat melihat
figur guru sebagai manusia serba bisa tanpa cela dan nista. Mereka melihat guru
sebagai figur yang kharismatik. Kemuliaan seorang guru tercermin dari
kepribadian sebagai manifestasi dari sikap dan perilaku dari kehidupan sehari-
hari. Oleh karena itu, sedikit cela dan nista dari pribadi guru maka masyarakat
akan mencaci makinya habis-habisan dan hilanglah wibawa guru itu.
Di sekolah, figur guru merupakan pribadi kunci. Gurulah panutan utama bagi
anak didik. Semua sikap dan perilaku guru akan dilihat, didengar, dan ditiru oleh
anak didik. Ucapan guru dalam bentuk perintah dan larangan harus dituruti oleh
anak didik. Sikap dan perilaku anak didik berada dalam lingkaran tata tertib dan
peraturan sekolah. Guru mempunyai wewenang dan tanggung jawab untuk
mendidikkan anak didik. Guru mempunyai hak otoritas untuk membimbing dan
mengarahkan anak didik agar menjadi manusia yang berilmu pengetahuan di masa
depan. Tidak ada sedikit pun tersirat di dalam benak guru untuk mencelakakan
anak didik dan membelokkan perilakunya ke arah jalan yang tidak baik.11

E. Guru Sebagai Pengajar dan Pendidik


Di dalam Tugasnya Guru membantu peserta didik yang sedang berkembang
untuk mempelajari sesuatu yang belum diketahuinya, membentuk kompetensi dan
memahami materi standar yang dipelajari. Guru sebagai pengajar harus mengikuti
perkembangan teknologi, sehingga apa yang disampaikan kepada peserta didik
merupakan hal-hal yang update dan tidak ketinggalan jaman. Perkembangan
teknologi mengubah peran guru dari pengajar yang bertugas menyampaikan
materi pembelajaran menjadi fasilitator yang bertugas memberikan kemudahan
belajar.
Guru sebagai pendidik adalah karena guru yang menjadi tokoh, panutan dan
identifikasi bagi peserta didik dan lingkungannya. Oleh karena itu guru harus
mempunyai standar kualitas pribadi tertentu yang mencakup tanggung jawab,
wibawa, mandiri dan disiplin. Guru harus memahami nilai-nilai, norma, moral dan
sosial, serta berusaha berperilaku dan berbuat sesuai dengan nilai dan norma

11
Djamarah dan saiful bahri, Psikologi Pendidikan, (Jakarta: Rineka, 2000), 70-73.

9
tersebut. Guru juga harus bertanggung jawab terhadap tindakannya dalam proses
pembelajaran di sekolah. Sebagai pendidik guru harus berani mengambil
keputusan secara mandir berkaitan dengan pembelajaran dan pembentukan
kompetensi serta berkaitan sesuai dengan kondisi peserta didik dan lingkungan.

F. Prinsip Mengajar Sebagai Pijakan Guru


Guru seperti halnya dengan peserta didik tidak terlepas dari prinsip belajar dan
pembelajaran, karena guru yang merencanakan selanjutnya melaksanan
pembelajaran tersebut. Agar aktivitas yang dilakukan guru dalam proses
pembelajaran terarah pada upaya peningkatan potensi peserta didik, maka
pembelajaran harus dikembangkan sesuai dengan prinsip yang benar yang
bertolak dari kebutuhan internal peserta didik untuk belajar.12
1. Prinsip Motivasi, adalah upaya guru untuk menumbuhkan dorongan belajar
baik dalam diri anak atau dari luar diri anak sehingga anak belajar
seoptimal mungkin sesuai dengan potensi yang dimilikinya.
2. Prinsip Latar Belakang, adalah upaya guru dalam proses belajar mengajar
memperhatikan pengetahuan, keterampilan dan sikap yang telah dimiliki
anak agar tidak terjadi pengulangan yang membosankan.
3. Prinsip Pemusatan Perhatian, adalah usaha untuk memusatkan perhatian
anak dengan jalan mengajukan masalah yang hendak dipecahkan lebih
terarah untuk mencapai tujuan yang hendak dicapai.
4. Prinsip Keterpaduan, adalah hal yang penting dalam pembelajaran. Oleh
karena itu guru dalam menyampaikan materi hendaknya mengaitkan suatu
pokok bahasan dengan pokok bahasan lain agar anak mendapat gambaran
keterpaduan dalam proses perolehan hasil belajar.
5. Prinsip Pemecahan Masalah, adalah situasi belajar yang dihadapkan pada
masalah. Hal ini dimaksudkan agar anak peka dan juga mendorong mereka
untuk mencari, memilih, dan menentukan pemecahan masalah sesuai
dengan kemampuannya.
6. Prinsip Menemukan, adalah kegiatan menggali potensi yang dimiliki anak
untuk mencari dan mengembangkan hasil perolehannya dalam bentuk fakta

12
Aunurrahman, Belajar dan Pembelajaran (Cet III. Bandung: Alfabeta, 2009), 113.

10
dan informasi. Untuk itu, proses belajar mengajar yang mengembangkan
potensi anak tidak akan menyebabkan kebosanan.
7. Prinsip Belajar Sambil Bekerja, adalah suatu kegiatan yang dilakukan
berdasarkan pengalaman untuk mengembangkan dan memperoleh
pengalaman baru.
8. Prinsip Belajar Sambil Bermain, adalah kegiatan yang dapat menimbulkan
suasana menyenangkan bagi peserta didik dalam belajar. Karena dengan
bermain pengetahuan, keterampilan, sikap dan daya fantasi anak
berkembang. Suasana demikian akan mendorong anak aktif dalam belajar.
9. Prinsip Perbedaan Individu, adalah upaya guru dalam proses belajar
mengajar yang memperhatikan perbedaan individu dari tingkat kecerdasan,
sifat, dan kebiasaan atau latar belakang keluarga. Hendaknya guru tidak
memperlakukan anak seolah-olah sama semua.
10. Prinsip Hubungan Sosial, adalah Sosialisasi pada masa anak yang sedang
tumbuh yang banyak dipengaruhi oleh lingkungan sosial. Kegiatan belajar
hendaknya dilakukan secara kelompok untuk melatih anak menciptakan
suasana kerja sama dan saling menghargai satu sama lain.13

BAB III

PENUTUP
13
Ahmad Susanto, Teori Belajar dan Pembelajaran di Sekolah Dasar (Cet I, Jakarta:
Prenadamedia, 2013), 86-88.

11
A. Kesimpulan
Psikologi berasal dari bahasa Yunani "Psyche" yang berarti jiwa, roh atau
sukma. Sedangkan "logy" atau "logos" berarti ilmu atau ilmu pengetahuan. Jadi
Psikologi berarti ilmu tentang jiwa atau ilmu yang mempelajari tentang
karakteristik dan gejala yang dialami jiwa manusia. Psikologi mempunyai peran
penting dalam pendidikan karena psikologi sebagai ilmu pengetahuan adalah
berupaya memahami keadaan peserta didik yang berbeda satu dengan yang
lainnya. Dimana pengetahuan tentang Psikologi sangat penting bagi guru agar
dapat memahami proses dan tahapan belajar bagi para peserta didiknya.

Menurut ketentuan Undang-Undang RI No. 20 Tahun 2003 tentang sistem


Pendidikan Nasional mendefinisikan Pendidikan sebagai usaha sadar dan rencana
untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik
secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual
keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta
keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.

B. Saran
Setiap pendidik harus dapat mengerti dan memahami keadaan jiwa setiap
peserta didik agar melalui pemahaman tersebut, pendidik dapat mengukur
kemampuan dan tingkat pemahaman peserta didik agar setiap pembelajaran yang
berlangsung dapat berlangsung secara efektif dan efisien. Selanjutnya Untuk
peserta didik harus Mengoptimalkan proses dan terlibat aktif dalam seluruh
kegiatan pembelajaran.

Demikian makalah yang dapat kami tulis, namun dalam pengerjaannya tidak
selamanya apa yang telah kita kerjakan itu adalah benar, kami sadar masih banyak
kekurangan dalam penulisan makalah ini. Maka dari itu kritik dan saran yang
membangun sangat kami harapkan dari pembaca agar makalah ini bisa lebih baik
kedepannya. Terimakasih.

12
DAFTAR PUSTAKA

Mohamad Mustari. Manajemen Pendidikan. Jakarta : PT. Raja Grafindo. 2015.

13
Rothwell, A. B. Learning Principles, dalam Clark L. H. Strategies And Tactics in
Secondary School Teaching: A Book of Readings. Toronto : Teh Mac
Milan. 1968.

Sagala Syaiful. Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung : Alfabeta. 2003.

Saiful Bahri dan Djamarah. Psikologi Pendidikan. Jakarta : Rineka. 2000.

Sardiman A. M. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta : PT. Raja


Grafindo Persada. 2001.

Slameto. Belajar dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhinya. Jakarta : Rineka


Cipta. 2003.

Suryabrata Sumardi. Psikologi Pendidikan. Jakarta : Raja Grafindo Persada. 2004.

Susanto Ahmad. Teori Belajar dan Pembelajaran di Sekolah Dasar. Jakarta :


Prenadamedia. 2013.

14

Anda mungkin juga menyukai