Anda di halaman 1dari 28

MAKALAH

PEMAHAMAN DAN MEMAHAMI PESERTA DIDIK

Disusun guna memenuhi tugas mata kuliah Manajemen Kelas

Dosen pengampu: Bahrul Munib, SH.I., M.Pd.

Disusun oleh:

Nur Halimah (202101040020)

PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI KIAI HAJI ACHMAD SIDDIQ JEMBER

2022
KATA PENGANTAR

Assalammualaikum wr.wb

Syukur Alhamdulilah senantiasa kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat dan karunia-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini guna
memenuhi tugas untuk mata PKN SD/MI dengan judul “PEMAHAMAN DAN
MEMAHAMI PESERTA DIDIK”

Kami menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini tidak terlepas dari bantuan banyak
pihak yang dengan tulus memberikan doa, saran dan kritik sehingga makalah ini dapat
terselesaikan.

Kami menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna dikarenakan
terbatasnya pengetahuan yang kami miliki. Oleh karena itu, kami mengharapkan segala bentuk
saran serta masukan bahkan kritik yang membangun dari berbagai pihak. Akhirnya kami
berharap semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi perkembangan dunia
pendidikan.

Wassalammualaikum wr.wb

Jember, 30 Mei 2022

2
DAFTAR ISI

Table of Contents
KATA PENGANTAR .............................................................................................................. 2
DAFTAR ISI............................................................................................................................. 3
BAB I ......................................................................................................................................... 4
PENDAHULUAN .................................................................................................................... 4
1. Latar belakang .............................................................................................................. 4
2. Rumusan masalah ......................................................................................................... 4
3. Tujuan ............................................................................................................................ 5
BAB II ....................................................................................................................................... 6
PEMBAHASAN ....................................................................................................................... 6
2.1 PENGERTIAN PESERTA DIDIK .......................................................................... 6
2.2 POLA DAN PERILAKU PESERTA DIDIK ......................................................... 8
2.3 HUBUNGAN PENDIDIK DENGAN PESERTA DIDIK .................................... 12
2.4 MINAT BELAJAR PESERTA DIDIK DAN FAKTOR YANG
MEMPENGARUHINYA................................................................................................... 15
2.5 PRESTASI BELAJAR DAN FAKTOR YANG MEMPENGARUHINYA ....... 19
BAB III.................................................................................................................................... 26
PENUTUP............................................................................................................................... 26
2.6 KESIMPULAN ........................................................................................................ 26
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................. 27

3
BAB I

PENDAHULUAN

1. Latar belakang

Bahasa peserta didika adalah orang yang sedang berada pada fase pertumbuahan dan
perkembangan baik secara fisik maupun psikis. Pertumbuhan dan perkembangan
merupakan ciri dari seorang peserta didik yang perlu bimbinagn dari seorang pendidik.
Dalam proses pembelajaran tentunya akan terjadi interaksi antara pendidik dan peserta
didik yang mempunyai peran dan fungsi masing-masing yang apabila dijalankan dengan
baik sehingga tujuan pemeblajaran dapat tercapai. Namun pada kenyataannnya, proses
pembelajaran tidak dapat berjalan lancer begitu saja, tetapi ada hambatan dan kendala yang
dialami dalam proses pembelajaran tersebut. Hal ini harus menjadi perhatian maksimal
bagi tenaga pendidik agar dapat mengidentifikasi permasalahan-permasalahan yang
dihadapi oleh peserta didik dalam menyerap ilmu pengetahuan.

Guru memegang peran penting dalam menentukan kualitas/keberhasialan Pendidikan.


Guru yang baik adalah yang seluruh pikiran, hati dan tindakannya dicurahkan untuk
menumbuhkembangkan potensi yang dimiliki siswanya. Hubungan guru murid akan
sangat mempengaruhi keberhasilan proses pembelajaran. Sikap guru terhadap murid yang
salah akan berakibat kegagalan guru dalam mengajar dan kegagalan dalam proses
Pendidikan pada umunya. Minat belajar bagi peserta didik adalah salah satu factor yang
dapat menentukan berhasil atau tidaknya seseorang dalam belajar. Hal ini karena apabila
seorang peserta didik memiliki minat untuk belajar dapat dipastikan peserta didik tersebut
akan berusaha semaksimal mungkin untuk menguasai segala materi yang disampaikan
oleh pendidik, sehingga peserta didik dapat dipastikan berhasil dalam proses belajar yang
dilaluinya, namun sebaliknya jika peserta dididk tidak memiliki minat belajar, maka dapat
dipastikan keberhasilannya dalam belajar akan tertunda atau tidak berhasil sama sekali.
Dalam makalh ini akan dibahas lebih detail mengenai pembahasan tersebut.

2. Rumusan masalah

1. Bagaimana Pengertian peserta didik?


2. Bagaimana pola perilaku peserta didik?
3. Bagaimana hubungan pendidik dan peserta didik?

4
4. Bagaimana minat belajar peserta didik dan factor yang mempengaruhinya?
5. Bagaimana prestasi belajar dan factor yang mempengaruhinya?

3. Tujuan

1. Mengetahui Pengertian peserta didik


2. Mengetahui pola perilaku peserta didik
3. Mengetahui hubungan pendidik dan peserta didik
4. Mengetahui minat belajar peserta didik dan factor yang mempengaruhinya
5. Mengetahui prestasi belajar dan factor yang mempengaruhinya

5
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 PENGERTIAN PESERTA DIDIK

Secara etimologi peserta didik adalah anak didik yang mendapat pengajaran ilmu.
Secara terminology peserta didik adalah adalah anak didik atau individu yang mengalami
perubahan, perkembangan sehingga masih memerlukan bimbinagna dan arahan dalam
membentuk kepribadian serta sebagai structural proses Pendidikan. Secara Bahasa peserta
didika adalah orang yang sedang berada pada fase pertumbuahan dan perkembangan baik
secara fisik maupun psikis. Pertumbuhan dan perkembangan merupakan ciri dari seorang
peserta didik yang perlu bimbinagn dari seorang pendidik. Pertumbuhan yang menyangkut
fisik, perkembangan menyangkut psikis.1 Menurut sinolungan (dalam kurnia 2007:4)
menyatakan bahwa pengertian peserta didik dibagi menjadi dua yaitu dalam arti luas dan
sempit. Dalam arti luas, Peserta didik adalah setiap orang yang terkait dengan proses
Pendidikan sepanjang ayat. Sedangkan dalam arti sempit, peserta didik adalah setiap siswa
yang belajar disekolah. Peserta didik merupakan subjek focus utama dalam pentyelenggaraan
Pendidikan dan pembelajaran. Sehingga para guru harus merasa atau menganggap bahwa
pemahaman dan perlakuan terhadap peserta didik sebagai suatu totalitas atau kesatuan.
Pendidikan bertujauan untuk mencerdaskan kehidupan bangasaarti Pendidikan itu sendiri
adalah upaya normative yang membawa manusia merealisasikan diri.

Merealisasikan diri disini dimaksud agar peserta didik dapat meningkatkan kualitas dan
potansi yang ada pada dirinya secara optimal sehingga dapat diharapkan menjadi manusia
yang ideal, bermanfaat bagi masyarakat, negara dan agama , berkompeten dan bermartabat.

Dalam proses pembelajaran tentunya akan terjadi interaksi antara pendidik dan peserta
didik yang mempunyai peran dan fungsi masing-masing yang apabila dijalankan dengan baik
sehingga tujuan pemeblajaran dapat tercapai. Namun pada kenyataannnya, proses
pembelajaran tidak dapat berjalan lancer begitu saja, tetapi ada hambatan dan kendala yang
dialami dalam proses pembelajaran tersebut. Hal ini harus menjadi perhatian maksimal bagi
tenaga pendidik agar dapat mengidentifikasi permasalahan-permasalahan yang dihadapi oleh

1
Cucu sutinah, perkembangan peserta didik. (Pasuruan: Qiara Media, 2021) hlm. 16

6
peserta didik dalam menyerap ilmu pengetahuan.2 Menurut Danim sebutan peserta didik di
legitimasi dalam produk hukum kependidikan Indonesia, sebutan peserta didik itu
menggantikan sebutan siswa, murid atau pelajar. Pada sisi lain di dalam literatur akademik
sebutan peserta didik umumnya berlaku untuk Pendidikan orang dewasa, sedangkan untuk
Pendidikan konvensional disebut siswa. Sebutan peserta didik sudah di legitimasi dalam
perundang-undangan Pendidikan kita maka sebutan itulah yang dipakai.3

Menurut djamarah peserta didik dapat ditinjau dari berbagai pendekatan yaitu:4

1. Pendekatan social
Peserta didik adalah anggota masyarakat yang sedang dipersiapkan untuk
menjadi anggota masyarakat yang lebih baik.
2. Pendekatan psikologi
Peserta didik adalah suatu organisme yang sedang tumbuh dan berkembang.
3. Pendekatan edukatif
Pendekatan ini emnjadikan peserta didik sebagai unsur penting dan peserta didk
memiliki hak-hak sebagai berikut yaitu: mendapat perlakuan sesuai bakat dan
minat dan kemampuannya, mengikuti program Pendidikan, mendapat bantuan
fasilitas belajar, pindah ke satu Pendidikan yang sejajar dianggap lebih tinggi,
memperoleh hasil Pendidikan, menyelesaikan program lebih cepat, mendapat
pelayanan khusu terutama bagi yang cacat.
Menurut Hurlock, peserta didik adalah makhluk individu yang memiliki kepribadian
dengan cir-ciri yang khas sesuai dengan pertumbuhan dan perkembangannya. Pertumbuhan
dan perkembangan dipengaruhi lingkungan dimana ia berada.5
Adapun hal-hal yang esensial mengenai hakikat peserta didik menurut danim yaitu
sebagai berikut:
1. Peserta didik merupakan manusia yang memiliki diferensiasi potensi dasar
kognitif atau intelektual, afektif dan psikomotorik.
2. Peserta didik merupakan manusia yang memiliki diferensiasi priodesasi
perkembangan dan pertumbuhan. Meski memiliki pola yang relative sama.

2
Daden sopandi dan Andina sopandi, perkembangan peserta didik. (Yogyakarta: CV Budi Utama, 2021) hlm. 1
3
Danim sudarwan, perkembangan peserta didik. (Bandung: Alfabeta, 2010) hlm. 1
4
Syaiful Bhari Djamarah, psikologi belajar. (Jakarta: PT. Asdi Mahasatya, 2000) hlm. 32
5
Elizabeth B Hurlock, psikologi perkembangan: suatu pendekatan sepanjang rentang kehidupan. (Jakarta:
Erlangga, 2011) hlm. 23

7
3. Peserta didik merupakan manusia yang memiliki imajinasi, persepsi dan
dunianya sendiribukan sekedar miniature orang dewasa.
4. Peserta didik merupakan manusia yang memiliki diferensiasi kebutuhan yang
harus penuhi baik jasmani maupun rohani, meski dalam hal-hal tertentu banyak
kesamaanya.
5. Peserta didik merupakan manusia yang bertanggung jawab bagi proses belajar
pribadi dan menjadi pembelajar sejati, sesuai dengan wawasan Pendidikan
sepanjang hayat.
6. Peserta didik memiliki daya adaptabilitas di dalam kelompoksekaligus
mengembangkan dimensi individualitasnya sebagai insan yang unik.
7. Peserta didik memerlukan pembinaan dan pengembangan secara individual dan
kelompok, serta mengharapkan perlakuan yang manusiawi dari orang dewasa
termasuk gurunya.
8. Peserta didik merupakan insan yang visioner pro aktif dalam menghadapi
lingkungannya.
9. Peserta didik sejati berperilaku baik dan lingkunganla yang paling dominan
untuk membuatnay lebih baik lagi bahkan sebaliknya.
10. Peserta didik merupakan makhluk tuhan yang meski memiliki aneka
keunggulan namun tidak akan mungkin bisa berbuat atau dipaksa melakukan
sesuatu melebihi kapasitasnya.6

2.2 POLA DAN PERILAKU PESERTA DIDIK

Perilaku adalah perbuatan atau Tindakan seorang individu yang merupakan cerminan
dari sikapnya. Perilaku yang menyangkut Tindakan fisik yaitu perilaku yang tampak (over
behavior) atau berupa perbuatan yang dilakukan secara nyata sebagai respons atas interaksi
seorang individu dengan lingkungannya yang dapat diamati. Sementara itu perilaku yang
menyangkut aktivitas mental yaitu perilaku pada tingkat pemikiran (covert behavior), yang
tersembunyi dalam diri seorang seorang individu.7

Banyak sekali pola perilaku yang tampak pada anak usia dini Ketika mereka berada
Bersama di lingkungannya, seperti halnya pada saat anak berkomunikasi atau bermain Bersama

6
Danim sudarwan, perkembangan peserta didik. (Bandung: Alfabeta, 2010) hlm. 3
7
Ahmad Susanto, Pendidikan anak usia dini (Konsep dan Teori). ( Jakarta: Bumi Aksara, 2017) hlm. 24

8
dengan teman sebaya, tanpa disadari akan meniru pembicaraan atau perilaku yang dilakukan
temannya dan adanya Kerjasama saat bermain. Pendapat mengenai pola perilaku social anak
usia dini yang diutarakan oleh Hurlock tentang mengklasifikasi pola perilaku social pada anak
usia dinike dalam pola-pola perilaku sebagai berikut:

1. Meniru
Meniru diartikan bahwa anak meniru sikap dan perilaku orang yang sangat mereka
kagumi. Anak mampu meniru perilaku guru yang diperagakan sesuai tema
pembelajaran.
2. Persaingan
Persaingan merupakan keinginan untuk mengungguli atau mengalahkan orang lain.
Persaingan sudah tampak Ketika anak berusia empat tahun. Anak akan bersaing dalam
sebuah permainan atau bersaing untuk meraih prestasi, menunjukkan antusiasme dalam
mengerjakan sesuatu sendiri.
3. Kerja sama
Mulai usia tiga tahun terkahir, anak mulai bermain secar Bersama dan kooperatif, serta
kegiatan kelompok mulai berkembang dan meningkat baik dalam frekuensi maupun
lamanya berlangsung. Bersamaan dengan meningkatnya kesempatan untuk bermain
dengan anak lain.
4. Simpati
Simpati membutuhkan pengertian tentang perasaan-perasaan dan emosi orang lain,
maka hal ini hanya timbul sebelum tiga tahun. Semakin banyak kontak bermain,
semakin cepat simpati berkembang.
5. Empati
Seperti halnya simpati, empati mebutuhkan pengertian tentang perasaan dan emosi
orang lain, tetapi di samping itu juga mebutuhkan kemampuan untuk mebayangkan diri
sendiri di tempat orang lain. Relative hanya sedikit anak yang dapat melakukan hal ini
sampai awal masa kanak-kanak akhir.
6. Dukungan social
Menjelang berakhirnya masa kanak-kanak dukungan dari teman-teman menjadi lebih
penting daripada persetujuan orang sewasa.
7. Membagi
Anak mengetahui bahwa salah satu cara untuk memperoleh persetujuan social adalah
membagi miliknya, pas momen- momen tertentu anak juga rela membagi makanannya

9
kepada teman dalam rangka mempertebal tali pertemanan mereka dan menunjukkan
indentitas keakraban.
8. Perilaku akrab
Anak memberi rasa kasih sayang kepada guru dan teman, bentuk dari perilaku akrab di
perlihatkan dengan canda gurau dan riang diantara mereka8
Berikut ini sujiono menjelaskan bahwa terdapat beberapa alasan mengapa anak perlu
mempelajari berbagai perilaku social.
1. Untuk anak belajar tingkah laku yang dapat diterima lingkungannya.
2. Untuk anak memainkan peran social yang dapat diterima kelompok
bermainnya, misalnya berperan sebagai laki-laki dan perempuan.
3. Untuk anak mengembangkan sikap social yang sehat terhadap lingkungannya
dan merupakan modal penting untuk sukses dalam kehidupan sosialnya kelak.
4. Untuk anak menyesuaikan dirinya dengan baik, dan lingkungannya pundapat
menerima dia dengan senang hati9.

Manfaat mempelajari bagi Pendidik

1. Mengetahui cara menyikapi peserta didik


Dengan mengetahui perkembangan peserta didik sama saja dengan mempelajari
karakter peserta didik itu sendiri. Mengetahui karakter masing-masing peserta
didik dapat membantu tenaga pendidik untuk merespon dan menyikapi peserta
didik. Hal ini nantinya akan berpengaruh pada proses pembelajaran dan juga
meningkatkan manfaat hidup rukun di sekolah secara alami.
2. Menciptakan suasana belajar yang kondusif
Manfaat lain yang diperoleh tenaga pendidik dengan mempelajari karakter
peserta didik dapat mebantu untuk menentukan bagaimana agar tercipta suasana
yang kondusif selama proses pembelajaran. Hal ini tentunya akan memudahkan
tenaga pendidik untuk memberikan pelajaran dan manfaat -manfaat disiplin
dalam belajar peserta didik dapat terbentuk dengan sendirinya.
3. Meningkatkan interaksi positif dengan peserta didik
Manfaat mempelajari perkembangan peserta didik yang lainnya adalah dapat
membantu membangun komunikasi yang baik, sehingga interaksi antara tenaga

8
I gede dharma utamayasa, pertumbuhan dan perkembangan peserta didik. (Surabaya: Jakad Media
Publishing, 2021) hlm. 21-22
9
Bambang Sujiono, Mencerdaskan perilaku anak. (Jakarta: Elex Media Komputindo, 2005) hlm. 78

10
pendidik dan peserta didik bisa berjalan dengan baik. Hal ini secara tidak
langsung bisa meningkatkan ketertarikan peserta didik terhadap pembelajaran
yang di berikan.
4. Menentukan metode pembelajaran yang efektif
Dengan mengetahui perkembang peserta didik, tenaga pendidik bisa
menyesuaikan bagaimana metode pembelajaran yang akan diterapkan. Sehingga
tenaga pendidik dapat mendapatkan manfaat perencanaan pembelajaran dalam
proses belajar dengan efektif. Hal ini tentunya tidak hanya bermanfaat bagi tenaga
pendidik saja, namun juga peserta didik karena hambatan yang biasa muncul
selama proses pembelajaran bisa diminimalisir dan pembelajaran bisa berjalan
dengan lancer sesuai dengan target yang di rencanakan sebelumnya.
5. Mengenali jika terjadi penyimpanagn perkembangan
Mengetahui bagaimana perkembangan peserta didik tentu bisa mengetahui
seberapa jauh peserta didik memahami pembelajaran maupun situasi yang
berlangsung di dalam kelas. Dengan begitu jika ada penyimpangan atau terjadi
hambatan di dalam kelas, tenaga pendidik sedikit banyak bisa membaca situasi
dan bisa membantu mempercepat pemecahan solusi untuk mengatasi
penyimpangan tersebut.
6. Mampu memberikan arahan dan motivasi yang diperlukan
Mempelajari perkembangan peserta didik bisa membantu mana peserta didik
yang kurang dalam pelajaran, mana yang kurang semangat dalam belajar atau
lainnya. Hal ini tentunya menjadi tugas pendidik untuk mendorong agar peserta
didik lebih aktif dan bersemangat dalam mengikuti pemeblajaran, baik dengan
memberikan motivasi secara pribadi maupun di dalam proses pembelajaran. Hal
ini bisa menjadi salah satu upaya untuk memaksimalakan peserta didik
mendapatkan manfaat Pendidikan, tidak hanya dari aspek ilmu namun juga dalam
membangun kemampuan diri.
7. Memiliki ekspektasi pasti dari peserta didik
Dapat memahami seberapa kemampuan yang dimiliki adalah adalah salah satu
manfaat mengetahui perkembangan dari peserta didik. Tenaga pendidik bisa tahu
apa yang harus di ajarkan lebih atau apa yang sudah cukup diajarakan pada pserta

11
didik, sehingga tenaga pendidik bisa memiliki ekspektasi pasti dilihat dari
perkembangan pseserta didik.10

2.3 HUBUNGAN PENDIDIK DENGAN PESERTA DIDIK

Guru memegang peran penting dalam menentukan kualitas/keberhasialan Pendidikan.


Guru yang baik adalah yang seluruh pikiran, hati dan tindakannya dicurahkan untuk
menumbuhkembangkan potensi yang dimiliki siswanya. Guru merupakan agen perubahan
perilaku siswa melalui interaksi dalam pembelajaran. Hubungan guru murid akan sangat
mempengaruhi keberhasilan proses pembelajaran. Sikap guru terhadap murid yang salah akan
berakibat kegagalan guru dalam mengajar dan kegagalan dalam proses Pendidikan pada
umunya. Pelajaran yang mestinya sulit, akan tetapi karena hubungan guru-murid sangat
kondusif akan sangat mengubah persepsi murid terhadap pelajaran tersebut. Sehingga pelajaran
tersebut terasa mudah dan menyenangkan. Demikian juga sebaliknya. Sikap guru akan sangat
menentukan dalam membentu etika social persaudaraan dan perdamaian bagi murid.11

Hubungan antara guru dan murid sangat penting untuk efektif pengajaran. Hubungan
yang baik anatar guru dan murid harus di dasarkan pada dua kualitas. Yang pertama adalah
penerimaan siswa terhadap wewenang guru. Tugas utama guru adalah mengatur dan mengelola
pembelajaran siswa. Ini melibatkan pengerahan kendali atas kedua pengelolaan kegiatan
belajar dan pengelolaan perilaku murid (termasuk pemeliharaan disiplin). Kecuali murid
menerima otoritas guru untuk mengatur dan mengelola dengan cara ini, secara efektif
pengejaran tive akan dirusak. Kualitas kedua yang diperlukan untuk sebuah suara hubungan
adalah saling menghormati dan hubungan antara guru dan murid. Ini merujuk kepada guru dan
murid yang saling mengenali sebagai individu, saling berpegangan, meghargai dan
memperlakukan satu sama lain dengan cara yang sesuai dengan penghargaan tersebut.dua
kualitas ini saling terkait dalam beberapa cara. Perilaku yang berkontribusi pada satu kehendak,
mau tidak mau mempengaruhi sifat orang lain. Yang penting adalah kebutuhan keduanya untuk
di tetapkan dalam bentuk yang dapat diterima.12

10
Cucu sutinah, perkembangan peserta didik. (Pasuruan: Qiara Media, 2021) hlm. 17-19
11
Tobroni, memperbincangkan pemikiran Pendidikan islam dari idealism subtantif hingga konsep actual.
(Jakarta: Prenadamedia Group, 2018) hlm. 6
12
Sujarwanto dkk, Workbook: Mengelola stress pada guru (sebuah aplikasi dalam pembelajaran
transformasional di sekolah inklusi). (Surabaya: Cipta Media Nusantara, 2022) hlm. 84

12
Wewenang guru

Tugas penting yang terlibat dalam pengajaran yang efektif adalah kebutuhan seorang
guru untuk membangun dan memelihara otoritas atas organisasi dan pengelolaan pembelajaran
siswa. Kewenangan tersebut dapat dibentuk dan dipertahankan dalam beberapa cara yang akan
mencerminkan kepribadian guru, karakter dan pendekatan umum untuk mengajar di satu sisi
dan konteksnya (jenis murid, materi pelajaran, etos sekolah) disamping itu, dalam membangun
dan memelihara otoritas, guru perlu: mencipptakan nada tujuan selama pelajaran, sehingga atau
otoritasnya Sebagian besar diterima begitu sja oleh para siswa. Pada dasarnya otoritas guru
perlu disasarkan pada pengajaran yang efektif daripada paksaan.13

Ada 4 faktor utama yang terlibat dalam membangun dan mempertahankan otoritas:14

1. Status
2. Kompetensi mengajar
3. Melatih control atas kelas
4. Melatih control atas disiplin

Saling menghormati

Pentingnya saling menghormati dan hubungan guru dan murid tidak dapat perkiraan
yang berlebihan. Dalam pertimbangan mereka tentang ‘guru yang baik’ Ofsted secra teratur
membuat referensi pentingnya guru memerintahkan rasa hormat siswa mereka, tidak hanya
oleh kemampuan mereka untuk mengajar dengan baik, tetapi juag oleh rasa hormat yang
mereka tunjukkan pada siswa dan minat dan keingintahuan yang tulus tentang apa yang
dikatakan siswa, yang mengarah pada pemahaman dua arah menyukai dan menghormati
dimana murid dapat berkembang. Banyak perilaku buruk murid seringkali hanya merupakaan
reaksi terhadap pengajaran dan atau perilaku yang tidak efektif oleh guru yang dirasa tidak adil,
yang berfungsi untuk merusak rasa hormat mereka untuk guru. Namun guru yang dilaporkan
tegas tapi adil (dapat menjaga ketertiban tanpa terlalu ketat, konsisten dan tidak memiliki
favorit) dan dapat mengajar baik (bisa menjelaskan dnegan jelas, memberi bantuan, sabar dan
ramah, serta membuat pelajaran menarik umumnya disukai oleh siswa).15

13
Ibid.
14
Ibid, hlm. 86.
15
Ibid, 87-88.

13
Etika guru-murid dapat dibagi menjai tiga kelompok: etika pikir, etika lisan, dan etika
laku.

Pertama,etika piker dalam hubungan guru-murid berupa mindset guru terhadap murid
dan mindset murid terhadap guru. Guru dan murid masing-masing memiliki sifat positif satu
sama lainnya. Gur yang baik sangat percaya akan kemampuan, kebaikan, dan masa depan
murid dan akan bersungguh-sungguh dalam mengembangkannya. Guru yang memiliki sikap
positif terhadap murid akan berpikir tentang strategi apa dan Tindakan apa yang dapat
mengubah muridnya menuju kepada perilaku yang lebih baik dan pada gilirannya dapat
membawa muridnya menuju keberhasilan. Potensi etika pikir pada guru membuahkan
pertimbangan matang untuk melahirkan apa saja yang harus dilakukannya, membuahkan apa
saja yang harus di ucapkannya, serta pola piker siapa saja yang yang akan melihat
perbuatannya. Produk dari mindset ini akan melahirkan keteladanan. Guru yang bisa menjadi
teladan, role model, akan memiliki pengaruh yang snagat kuat dalam pembentukan kepribadian
murid. Sosok guru yang diidolakan adalah sosok yang setiap hari ia jumpai, yang paling dekat
dengan murid, bukan hanya dalam masalah pelajaran saja, tetapi juga dalam masalah personal
yang mampu mengilhami dan mempengaruhi mindset kepribadian seorang murid.

Kedua,etika lisan. Pepatah mengatakan ketajaman lisan dapat melebihi pedang.


Tajamnya ucapan dapat menyakiti, melukai dan membekas hingga waktu yang lama. Lisan
guru adala penyampai ilmu, nasihat dan hikmah kepada murid-muridnya. Lisan yang lembut
akan menghasilkan hti yang lembut, namun lisan yang kasar dan kotor akan menghasilkan hati
yang keras.melalui ucapan, pola hubungan antara guru dan murid akan terbentuk.

Kualitas ucapan/lisan murid adalah salah satu parameter karakter terdidik. Murid yang
mampu mengungkapkan keinginan, perasaannya, dan pendapatnya dengan kata-kata yang
tertata baik dan dibarengi tutur kata yang sopan, menandakan bahwa murid tersebut memiliki
etika lisan dan penghormatan kepada orang lain dengan baik. Hal ini bisa dimiliki oleh seorang
murid, salah satu faktornya karena murid memiliki teladan. Keteladanan ini bisa dimiliki dari
orang tua, orang sekitar dan guru.

Mendidik murid melalui lisan bukan hanya sekedar mengajarkan mereka sebuah etika
lisan atau etika berbicara saja, namun juga sebuah proses belajar yang menumbuhkan
kecerdasan social murid. Dengan memilih kata yang cocok dan sesuai konteks situasi serta
mampu melihat siapa lawan bicara, maka murid akan mengolahnya dalam otak, dan dia akan

14
berani mengatakan sesuatu yang dirasa sesuai dan orang lain tidak akan tersinggung dengan
ucapannya.

Ketiga, etika laku. Etika laku adalah nilai-nilai etis gabungan antara etika pikir dan etika
lisan. Etika laku adalah apa yang diperbuat yang terlihat dengan nyata maupun tersembunyi,
sebuah sikap yang terlahir dari hasil olahan otak dan digabungkan dnegan etika lisan yang telah
dipahami. Potensi etika laku seorang guru adalah hal yang nyata maupun tersembunyi, yang
dapat dilihat dan dirasakan oleh murid. Semua yang diperbuat oleh guru, mulai gaya berbicara,
cara berpikir, cara bersikap, cara berjalan bahkan sampai kata-kata yang sering diucapkan ileh
gurunya diperhatikan murid.

Menurut Charis, kesadaran guru akan posisinya di mata murid menjadikan sosok guru
harus senantiasa menjaga tingkah lakunya, karena apapun yang akan dilakukannya akan sangat
terlihat jelas oleh mata murid. Sosok guru dimata murid bagaikan teks yang selalu terbaca.
Guru juga harus menjaga etikannya dalam hubungannya dengan murid, antara lain:

1. Guru selaku pendidik hendaknya selalu menjadikan dirinya suri tauladan bagi
anak didiknya.
2. Dalam melakukan tugas harus dijiwai dengan kasih sayang, adil serta
menumbuhkannya dengan penuh tanggung jawab
3. Guru sebaiknya tidak memberikan pelajaran tambahan kepada muridnya sendiri
dengan memungut biaya.16

2.4 MINAT BELAJAR PESERTA DIDIK DAN FAKTOR YANG


MEMPENGARUHINYA

Minat sering kali dikaitkan dengan keinginan atau ketertarikan seseorang terhadap
sesuatu yang dating dari dalam diri tanpa ada paksaan dari luar. Slameto menyebutkan rasa
lebih suka dan rasa ketertarikan pada suatu hal atau aktivitas, tanpa ada yang memerintahkan
atau menyuruh. Karena itu minat dapat dikatakan merupakan rasa suka atu tertarik terhadap
suatu hal atau aktivitas seseorang yang mendorongnya untuk melakukan suatu kegiatan. Minat
belajar adalah merupakan aspek psikologis seseorang yang menampakkan diri dalam beberapa

16
Tobroni, memperbincangkan pemikiran Pendidikan islam dari idealism subtantif hingga konsep actual.
(Jakarta: Prenadamedia Group, 2018) hlm. 6-9

15
gejala, seperti: semangat, rasa suka, keinginan, senang melakukan suatu proses perubahan
tingkah laku melalui berbagai kegiatan yang meliputi mencari pengetahuan dan pengalaman.
Dengan kata lain minat belajar itu adalah merupakan perhatian, rasa suka, ketertarikan
seseorang terhadap proses belajar yang dijalaninya dan yang kemudian di tunjukkan melalui
keantusiasan, keseriusan, partisipasi, dan keaktifan dalam mengikuti proses belajar yang ada.

Minat belajar bagi peserta didik adalah salah satu factor yang dapat menentukan
berhasil atau tidaknya seseorang dalam belajar. Hal ini karena apabila seorang peserta didik
memiliki minat untuk belajar dapat dipastikan peserta didik tersebut akan berusaha semaksimal
mungkin untuk menguasai segala materi yang disampaikan oleh pendidik, sehingga peserta
didik dapat dipastikan berhasil dalam proses belajar yang dilaluinya, namun sebaliknya jika
peserta dididk tidak memiliki minat belajar, maka dapat dipastikan keberhasilannya dalam
belajar akan tertunda atau tidak berhasil sama sekali.17

Dari pernyataan diatas dapat disimpulakan bahwa seseorang yang berminat terhadap
suatu aktifitas akan memperhatikan aktifitas itu secara konsistendengan rasa senang
dikarenakan hal tersebut dating dari dalam diri seseorang yang didasarkan atas rasa suka dan
tidak ada paksaan dari orang luar. Dengan kata lain inat adalah suatu rasa lebih suka dan
ketertarikan pada suatu hal atau aktifitas tanpa ada yang memaksa. Seorang siwa yang berminat
terhadap sesuatu yang diminati itu sama sekali tidak akan menghirauan sesuatu yang lain.

Dengan demikian minat dapat diartikan sebagai kecenderungan sifat yang terorganisir
berdasarkan dari pengalaman seseorang, yang mendorong seseorang atau individu untuk
mencariketerangan atau fakta-fakta dari sebuah objek aktivitas tau kegiatan, epmahaman, skill,
tujuan, perhatian atau murni ingin mahir dalam hal tertentu.

Minat merupakan perasaan yang di dapat karena berhubungan dengan sesuatu. Minat
terhadap sesuatu itu dipelajari dan dapat mempengaruhi belajar selanjutnya serta
mempengaruhi penerimaan minat-minat baru. Jadi minta terhadap sesuatu merupakan hasil
belajar dan cenderung mendukung aktifitas belajar berikutnya. Oleh karena itu minat besar
pengaruhnya terhadap aktifitas belajar18. Hal tersebut seperti di ungkapkan oleh Djamarah:

17
Hasrian Rudi Setiawan dan Danny Abrianto, menjadi pendidik professional. (Medan: UMSU Press, 2021)
hlm.14-15
18
Winda Anggriyani Uno, pengembangan teknologi Pendidikan IPA Berbasis multimedia dalam meningkatkan
minat belajar siswa. (Gorontalo: CV. Cahaya Arsh Publisher, 2021) hal. 40-42

16
“Anak didik yang berminat terhadap suatu pelajaran akan mempelajari dengan
sungguh-sungguh, karena ada daya Tarik baginya. Anak didik mudah menghapal yang menarik
minatnya. Proses belajar akan berjalan dengan lancar bila disertai dengan minat. Minat
merupakan alat motivasi yang utama yang dapat membangkitkan kegairahan belajar anak didik
dalam rentangan waktu tertentu. Dari beberapa definisi minat yang dikemukakan diatas dapat
disimpulakan bahwa minat adalah kecenderungan individu untuk memusatkan perhatian rasa
lebih suka dan rasa ketertarikan terhadap suatu objek atau situasi tertentu dalam hal ini adalah
belajar”19

Ada Beberapa factor yang mempengaruhi minat belajar yang muncul dalam psikologis
siswa dan merupakan sebuah gejala, sehingga dapat memunculkan minat tersebut. Factor yang
mempengaruhi minat tersebut diantaranya:

1. Factor Internal.
Factor ini merupakan pengaruh yang muncul dalam diri siswa secara alami,
contohnya dipengaruhi oleh kematangan, kecerdasan, Latihan, motivasi dan sifat
pribadi dan sifat pribadi yang dimilikinya. Hal ini dapat dipengaruhi tingkat kemtangan
setiap individu itu berbeda serta kecerdasannya pun berbeda sehingga memgakibatkan
minat yang muncul juga tidak sama antar individu yang satu dengan yang lain.
Misalnya, jika seseorang yang mempunyai kecerdasan di bidang thinking maka anak
butuh dengan cara belajar secra individu tanpa ditemani orang tua.karena jika ditemani
oleh orang di sekelilingnaya maka anak tersebut tidak merasa percaya diri.
Factor.
Factor-faktor yang mempengaruhinya adalah aspek fisiologis dan aspek psikologis
yaitu:
a. Aspek Fisiologis
Aspek ini menggambarkan tentang keadaan umum jasmani yang menandai tentang
tingkat kebugaran organ-organ tubuh yang dapat mempengaruhi semangat dan
keinginan siswa dalam mengikuti proses belajar. Misalnya, kondisi tubuh yang
lemah dan pusing, dapat menurunkan semangat dan ranah cipta (kognitif) sehingga
materi yang dipelajari pun kurang berhasil. Untuk itu diperlukan agar para siswa
dapat selalu menjaga kesehatannya dan mengkonsumsi makanan dan minuman
yang bergizi, serta upaya istirahat yang cukup dan olaharaga yang teratur agar

19
Syaiful Bhari Djamarah, psikologi belajar. (Jakarta: PT. Asdi Mahasatya, 2000) hlm. 133

17
kondisi tubuh yang prima seperti tingkat Kesehatan indra pendengaran, penglihatan
juga sangat mempengaruhi kemampuan siswa dalam menyerap informasi dan
pengetahuan.
Oleh karena itu, setiap individu harus dapat menjaga kondisi badan dan menjaga
kesehatannya agar keadaan fisik maupun psikisnya dapat berjalan secra sempurna
karena dalam belajar itu perlu adanya pendengaran yang jelas dan mata yang jeli,
dan hati bersih supaya apa yang dipelajari itu mudah untuk dipahami sehingga
proses belajar itu menjadi berhasil.
b. Aspek psikologis
Aspek psikologi ini menyatakan bahwa keadaan inteligasi, motivasi, bakat dan
minat seseorang serta dapat mempengaruhi kualitas dan kuantitas belajar.
Inteligensi pada umumnya dapat diartikan sebagai kemampuan psikofisik untuk
mereaksikan rangsangan atau menyesuaikan diri dengan lingkungan dengan cara
yang tepat.20 Dalam hal ini kondisi psikologis peserta didik sangat berpengaruh
terhadap kegiatan belajar dan hasil yang akan dicapai. Seorang peserta didik yang
kurang matang secara psikologis akan mengalami kesulitan dalam memahami
materi-materi pelajaran yang bersifat abstrak. Demikian pula peserta didik yanf
mengalami gangguan atau jiwanya tidak stabil, maka akan suulit mencapai hasil
yang baik dalam belajar.21
2. Factor eksternal
Yaitu segala hal yang berasal dari luar diri peserta didik yang dapat mempengaruhi
aktifitas dan hasil belajarnya. Menurut Suryabrata ada dua factor eksternal yang dapat
mempengaruhi aktifitas dan hasil belajar seseorang peserta didik yaitu:
a. Social
Missalnay Ketika seseorang sedang belajar tiba-tiba di samping rumah ada
sekumpulan anak yang ribut sambil bermain petasan. Kondisi tersebut
mengakibatkan seseorang mengalami gangguan dalam memusatkan perhatian atau
berkonsentrasi dalam belajar. Karena itu seseorang yang mengalami hal seperti ini
akan mengalami gangguan dalam belajar disebabkan factor manusia atau factor
social.

20
Nursyaidah dan Lili Nur Indah Sari, Mengenal minat dan bakat siswa melalui tes STIFIn. (Medan: Merdeka
Kreasi Group, 2021) hlm. 29-30
21
Hasrian Rudi Setiawan dan Danny Abrianto, menjadi pendidik professional. (Medan: UMSU Press, 2021) hlm.
15-16

18
b. Non-sosial
Factor ini menyangkut banyak hal seperti keadaan suhu udara, keadaan cuaca,
keadaan ruangan, sarana dan fasilitas.22

Dari keterangan diatas dapat dipahami bahwa minat belajar itu memiliki peranan yang
sangat penting bagi peserta didik dalam kegiatan pemebalajaran. Tidak akan berhasil seseorang
yang belajar dan tidak akan mencapai hasil yang diharapkan jika tanpa didasari dengan adanya
minat belajar pada diri peserta didik tersebut, karena itu minat memiliki peran yang strategis
dalam mencapai tujuan atau hasil yang ingin dicapai dari pembelajaran yang dilakukan.

2.5 PRESTASI BELAJAR DAN FAKTOR YANG MEMPENGARUHINYA

Prestasi belajar merupakan gabungan dari dua kata yaitu ‘prestasi’ dan ‘belajar’. Pada
setiap kata tersebut memiliki makna sendiri. Dalam kamus besar Bahasa Indonesia, prestasi
adalah hasil yang telah dicapai. Prestasi dapat diartikan sebagai hasil yang diperoleh karena
adanya aktifitas belajar yang telah dilakukan.23 Kata prestasi berasal dari Bahasa belanda yaitu
prestatie. Kemudian dalam Bahasa Indonesia menjadi prestasi yang berarti hasil usaha. Istilah
prestasi belajar berbeda dengan hasil belajar. Prestasi belajar pada umumnya berkenaan dengan
aspek pengetahuan sedangkan hasil belajar meliputi aspek pembentukan watak peserta didik. 24

Prestasi adalah hasil dari suatu kegiatan yang telah dikerjakan, diciptakan secara
individu maupun kelompok.25 Menurut Mas’ud Hasan Abdul Dahar yang dikutip oleh
Djamarah, prestasi adalah apa yang telah dapat diciptakan, hasil pekerjaan, hasil yang
menyenangkan hati yang diperoleh dengan keuletan kerja26 Menurut Purwodarminto, prestasi
adalah hasil sesuatu yang telah dicapai.27 Prestasi berdasarkan para tokoh tersebut dapat
disimpulkan sebagai sesuatu kegiatan yang menghasilkan.

Selain itu, tentang belajar sebagimana dikemukakan Oemar Hamalik dalam bukunya
proses belajar mengajar menyebutkan bahwa belajar merupakan memodifikasi atau
memperteguh kelakuan melalui pengalaman (learning is defined as the modification or
strenghthening of behafior through experiencing). Menurut pengertian tersebut, belajar

22
Muhammad Surya, Dalam proses belajar mengajar. (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 1999) hlm. 126
23
Muhammad fathurrohman dan sulistyorini, belajar dan pembelajaran. (Yogyakarta: Teras, 2012) hlm. 118
24
Zaenal Arifin, Evaluasi pembelajaran. (Jakarta: Dirjen Pendidikan islam, Depag 2009), hlm. 12.
25
Syaiful Bahri Djamarah, Prestasi belajar dan Kompetensi Guru. (Surabaya: Usaha Nasional, 1994), hlm. 19
26
Ibid, hlm. 21.
27
WJS. Poerwodarminta, Kamus Besar Bahasa Indonesia. (Jakarta: Balai Pustaka, 1989), hlm. 251

19
merupakan proses suatu kegiatan dan buakn suatu hasil dan tujuan. Belajar bukan hanya
mengingat, akan tetapi lebih dalam daripada itu, yakni mengalami. Hasil belajar bukan
28
merupakan suatu penguasaan hasil Latihan melainkan pengubahan perilaku. keberhasilan
dalam belajar dapat diukur dari seberapa pelajar mempraktikkan sesuatu yang dipelajari dalam
kehidupan sehari-hari.

Belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu
perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri
dalam berinteraksi dengan lingkungannay.29 Belajar adalah hal yang memperoleh kebiasaan,
epngetahuan sikap. Dengan belajar seseorang akan menghasilakan ide-ide baru yang sejalan
denga napa yang ia peroleh selama belajar. Eblajar identic sengan seseorang yang sedang
berpikir tentang apa yang ingin mereka ketahui, karena dengan rasa ingin tahu tersebut
seseorang akan melakukan aktifitas berfikir yang disebut dengan belajar.

Belajar merupakan suatu aktifitas berfikir yang dilakuakn melaui ineteraksi yang
dilakukan oleh manusia, baik sesame manusia tau dengan lingkungannya. Belajar juga
dilakukan dengan sengaja, artinya seseorang belajar dilakukan kapan saja dan dimana saja
sesuai dengan kebutuhan mereka dan ketentuan waktu yang jelas, sehingga kan menghasilkan
perubahan-perubahan yang dapat dirasakan oleh pembelajar.

Dapat diartikan bahwa belajar sebagai proses yang komplek yang tidak mudah
didefinisikan. Belajar hamper sama dengan proses perubahan perilaku yang merupakan hasil
pengalaman dan hal itu dikaitkan dengan keadaan sementara. Dengan kata lain belajar adalah
usaha yang dilakukan oleh seseorang untuk mengubah tingkah laku menjadi lebih baik,
dilakukan secara sengaja dan terencana.

Prestasi dalam belajar adalah hasil pengukuran terhadap peserta didik yang meliputi
factor kognitif, afektif, dan psikomotorik setelah melalui proses pembelajaran yang diukur
dengan menggunakan instrument tes atau instrument yang relevan. Prestasi belajar adalah
penilaian Pendidikan tentang kemajuan siswa dalam segala hal yang dipelajari di sekolah yang
menyangkut pengetahuan atau ketrampilan yang dinyatakan sesudah hasil penelitian.30 Prestasi
belajar adalah hasil yang dicapai oleh siswa selama proses belajar mengajar dalam kurun waktu

28
Oemar Hamalik, Proses belajar mengajar. (Jakarta: PT. Bumi aksara, 2008), hlm. 27
29
Slameto, belajar dan factor-faktor yang mempengaruhi, hlm. 2
30
Syaiful Bahri Djamarah, prestasi belajar dan kompetensi guru, hlm 24.

20
tertentu. Hasil pengukuran dari belajar tersebut diwujudkan dalam bentuk angka, huruf,
symbol, maupunkalimat yang menyatakan keberhasilan siswa dalam proses pembelajaran.

Sutratinah tirtonegoro mengartikan prestasi belajar sebagai penilaian hasil usaha


kegiatan belajar yang dinyatakan dalam bentuk symbol, angku, huruf maupun kalimat yang
dapat mencerminkan hasil yang sudah dicapai oleh setiap anak dalam periode tertentu.31 Selain
itu Muhibbin Syah berpendapat bahwa prestasi belajar diartikan sebagai tingkat keberhasilan
siswa mencapai tujuan yang telah ditetapkan dalam sebuah program pengajaran. Indicator
prestasi belajar adalah pengungkapan hasil belajar yang meliputi segenap ranah psikologis
yang berubah sebagai akibat pengalaman dan proses belajar siwa. Ranah yang dimaksud
anatara lain ranah cipta, rasa dan karsa.32

Dari beberapa pengertian diatas, dapat disimpulkan bahwa prestasi belajar merupakan
hasil dari suatu kegiatan pembelajaran yang disertai perubahan yang dicapai seseorang yang
dinyatakan dalam bentuk symbol, angka, huruf, maupun kalimat yang tingkat keberhasilan
siswa dengan standarisasi yang telah di tetapkan dan menjadi kesempurnaan bagi siswa baik
dalam berpikir maupun berbuat.

Faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar

Terdapat macam-macam hal yang menyebabkan peserta didik tidak belajar seperti peserta didik
yang enggan belajar karena latar belakang keluarga, lingkungan, maupun situasi kondisi kelas.
Prestasi belajar yang dicapai seorang individu merupakan hasil interaksi antara berbagai factor
yang mempengaruhi nya baik dalam diri (factor internal) maupun dari luar diri (factor
eksternal) individu. Pengenalan terhadap factor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar
penting sekali artinya dalam rangka membantu peserta didik dalam mencapai prestasi belajar
yang sebaik-baiknya. Kedua factor tersebut saling mempengaruhi dalam proses belajar
individu sehingga menentukan kualitas hasil belajar.

1. Factor Internal
Factor internal adalah factor-faktor yang berasal dari dalam diri individu dan dapat
mempengaruhi hasil belajar individu. Factor-faktor internal ini meliputi factor
fisiologis dan factor psikologis.
a. Factor fifiologis

31
Sutratinah Tritonegoro, anak super normal dan program pendidikannya (Jakarta: Bina Aksara, 2001), hlm. 43
32
Muhibbin syah, Psikologi Pendidikan. (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 1995) hlm.141

21
Faktor-faktor fisiologis adalah factor-faktor yang berhubungan dengan kondisi
fisik individu. Factor-faktor ini dibedakan menjadi 2 macam:
1. Keadaan jasmani, keadaan jasmani pada umumnya sangat mempengaruhi
aktivitas seseorang, kondisi fisik yang sehat dan bugar akan memberikan
pengaruh positif terhadap kegiatan belajar individu sebaliknya, kondisi fisik
yang lemah atau sakit akan menghambat tercapainya hasil belajar yang
maksimal.
2. Keadaan fungsi jasmani/Fisiologis, selama proses belajar berlangsung peran
fungsi fisiologis pada tubuh manusia sangat mempengaruhi hasil belajar,
terutama panca indera, panca indera yang berfungsi dengan baik akan
mempermudah aktivitas belajar dengan baik pula.

b. Factor psikologis
Factor-faktor psikologis adalah keadaan psikologis seseorang yang dapat
mempengaruhi proses belajar. Beberapa factor psikologis yang utama
mempengaruhi proses belajar adalah kecerdasan peserta didik, motivasi, minat,
sikap, bakat, konsentrasi, percaya diri, kebiasaan, dan cita-cita.
1. Kecerdasan atau intelegensi peserta didik, tingkat kecerdasan peserta didik
sangat menentukan tingkat keberhasilan belajar peserta didik. Ini berarti
semakin tinggi kemampuan intelegensi peserta didik maka semakin besar
peluangnya untuk meraih sukses sebaliknya, semakin rendah kemampuan
intelegensi peserta didik maka semakin kecil peluangnya untuk meraih
kesuksesan. Setiap calon guru dan guru professional sepantasnya menyadari
bahwa keluarbiasaan intelegensi peserta didik, baik yang positif sepeti
superior maupun yang negative seperti border line, lazimnya menimbulkan
kesuksesan belajar peserta didik yang bersangkutan. Di satu sisi, peserta
didik yang sangat cerdas akan merasa tidak mendapat perhatian yang
memadai dari sekolah karena pelajaran yang disajikan terlampau mudah
baginya. Akibatnya dia menjadi bosan dan frustasi karena tuntutan
kebutuhan keinginannya merasa dibendung secara tidak adil. Disisi lain,
peserta didik yang kurang mampu akan merasa payah mengikuti sajian

22
pelajaran karena terlalu sukar baginya. Karena nya, peserta didik itu sangat
tertekan, dan akhirnya merasa bosan dan frustasi seperti yang dialami
rekannya yang luar biasa posistif. Para ahli membagi tingkatan IQ
bermacam-macam, salah satunya adalah penggolongan tingkat IQ
berdasarkan tes Stanford-binner yang telah di revisi oleh Terman dan Merill
sebagai berikut:
• Kelompok kecerdasan amat superior yaitu antara IQ 140-169
• Kelompok kecerdasan superior, yaitu antara IQ 120-139
• Kelompok rata-rata tinggi, yaitu antara IQ 110-119
• Kelompok rata-rata, yaitu antara IQ 90-109
• Kelompok rata-rata rendah, yaitu antara IQ 80-89
• Kelompok batas lemah mental berada pada IQ 70-79
• Kelompok kecerdasan lemah mental, berada pada IQ 20-69. Yang
termasuk dalam kecerdasan tingkat ini antara lain debil, imbisil,
idiot.
2. Motivasi, motivasi adalah kondisi fisiologis dan psikologis yang terdapat
dalam diri seseorang yang mendorong untuk melakukan aktvitas tertentu
guna mencapai suatu tujuan. Sedangkan motivasi dalam belajar menurut
Clayton Aldelfer adalah kecenderungan peserta didik dalam melakukan
kegiatan belajar yang didorong oleh Hasrat untuk mencapai prestasi hasil
belajar sebaik mungkin.
3. Ingatan, secara teoritis ada 3 aspek yang berkaitan dengan berfungsinya
ingatan yakni, 1. Menerima kesan 2. Menyimpan kesan 3. Memproduksi
kesan. Mungkin karna fungsi-fungsi inilah ingatan selalu didefinisikan
sebagai kecakapan untuk menerima, menyimpan dan me-reproduksi kesan.
Kecakapan menerima kesan sangat sentral peranannya dalam belajar,
melalui kecakapan inilah subjek didik mampu mengingat hal-hal yang di
pelajarinya.
4. Minat, minat adalah kecenderungan yang tetap untuk memperhatikan dan
mengenang beberapa kegiaatan. Kegiatan yang diminati seseorang
diperhatikan terus-menerus yang disertai rasa senang, jadi berbeda dengan
perhatian karena perharian sifatnya perhatian dan belum tentu diikuti

23
dengan rasa senang, sedangkan minat selalu diikuti dengan rasa senang, dan
dari situlah diperoleh kepuasan.
5. Bakat

Bakat adalah sebuah kapasitas atau potensi seseorang untuk dapat


melakukan suatu tugas yang sebelumnya hanya diperoleh dari sedikit
belajar atau latihan atau bahkan tidak perlu mengalami proses belajar
tersebut. kesimpulannya adalah bakat merupakan potensi alami pada
sesuatu yang dikerjakan. Jika diolah dengan baik, potensi akan berkembang
dan menjadi sebuah prestasi belajar yang baik.

6. Konsentrasi

Konsentrasi merupakan pemusatan dalam pikiran atas sesuatu yang ada


pada suatu situasi. Konsentrasi ini dapat dikembangkan melalui latihan.

7. Motivasi

Motivasi erat hubungannya dengan tujuan yang akan dicapai. Didalam


menentukan tujuan itu dapat disadari atau tidak, akan tetapi untuk mencapai
tujuan itu perlu berbuat, sedangkan yang menjadi penyebab berbuat adalah
motivasi itu sendiri sebagai daya penggerak atau pendorongnya.

8. Kesehatan

Sehat berarti dalam keadaan baik segenap badan beserta bagian-


bagiannya/bebas dari penyakit. Sehat adalah keadaan atau hal sehat.
Kesehatan seseorang berpengaruh terhadap kegiatan belajarnya seseorang
tersebut.

2. Factor eksternal

Faktor eksternal dibagi menjadi 2 macam, yaitu faktor lingkungan sosial dan
faktor lingkungan nonsosial.

Lingkungan sosial ini meliputi lingkungan orang tua dan keluarga, sekolah
serta masyarakat. Lingkungan sosial yang paling banyak berperan dan
mempengaruhi kegiatan belajar siswa adalah lingkungan orang tua dan keluarga.

24
Siswa sebagai anak tentu saja akan banyak meniru dari lingkungan terdekatnya
seperti sifat orang tua, praktik pengelolaan keluarga, ketegangan keluarga dan
demografi keluarga. Semuanya dapat memberi dampak dampak baik ataupun buruk
terhadap kegiatan belajar dan prestasi yang dapat dicapai siswa.

Lingkungan sosial sekolah meliputi para guru yang harus menunjukkan sikap
dan perilaku yang simpatik serta menjadi teladan dalam hal belajar, staf – staf
administrasi di lingkungan sekolah, dan teman – teman di sekolah dapat
mempengaruhi semangat belajar siswa.

Lingkungan masyarakat juga sangat mempengaruhi karena siswa juga berada


dalam suatu kelompok masyarakat dan teman – teman sepermainan serta kegiatan
– kegiatan dalam kehidupan bermasyarakat dan pergaulan sehari – hari yang dapat
mempengaruhi prestasi belajar.

Selain faktor sosial seperti dijelaskan di atas, ada juga faktor non social.
Faktor – faktor yang termasuk lingkungan non sosial adalah gedung sekolah dan
bentuknya, rumah tempat tinggal, alat belajar, keadaan cuaca, dan waktu belajar
siswa.

25
BAB III

PENUTUP

2.6 KESIMPULAN

Secara Bahasa peserta didik adalah orang yang sedang berada pada fase pertumbuahan
dan perkembangan baik secara fisik maupun psikis. Pertumbuhan dan perkembangan
merupakan ciri dari seorang peserta didik yang perlu bimbinagn dari seorang pendidik.
Guru memegang peran penting dalam menentukan kualitas/keberhasialan Pendidikan.
Guru yang baik adalah yang seluruh pikiran, hati dan tindakannya dicurahkan untuk
menumbuhkembangkan potensi yang dimiliki siswanya. Hubungan guru murid akan
sangat mempengaruhi keberhasilan proses pembelajaran. Sikap guru terhadap murid
yang salah akan berakibat kegagalan guru dalam mengajar dan kegagalan dalam proses
Pendidikan pada umunya.

26
DAFTAR PUSTAKA

Syah, Muhibbin 1995. Psikologi Pendidikan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya


Tritonegoro, Sutratinah 2001. anak super normal dan program pendidikannya Jakarta: Bina
Aksara
Hamalik, Oemar 2008. Proses belajar mengajar. Jakarta: PT. Bumi aksara
WJS. Poerwodarminta, 1989. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka
Djamarah, Syaiful Bahri 1994. Prestasi belajar dan Kompetensi Guru. Surabaya: Usaha
Nasional
Arifin, Zaenal 2009Evaluasi pembelajaran. (Jakarta: Dirjen Pendidikan islam, Depag
Fathurrohman, Muhammad dan sulistyorini, 2012. Belajar dan pembelajaran. Yogyakarta:
Teras
Surya, Muhammad 1999. Dalam proses belajar mengajar. Bandung: PT Remaja Rosdakarya
Setiawan, Hasrian Rudi dan Danny Abrianto, 2021. menjadi pendidik professional. Medan:
UMSU Press
Nursyaidah dan Lili Nur Indah Sari, 2021. Mengenal minat dan bakat siswa melalui tes STIFIn.
(Medan: Merdeka Kreasi Group
Djamarah, Syaiful Bhari 2000. psikologi belajar. Jakarta: PT. Asdi Mahasatya
Uno, Winda Anggriyani 2021. Pengembangan teknologi Pendidikan IPA Berbasis multimedia
dalam meningkatkan minat belajar siswa. Gorontalo: CV. Cahaya Arsh Publisher
Hasrian Rudi Setiawan dan Danny Abrianto, 2021. Menjadi pendidik professional. Medan:
UMSU Press
Sujarwanto dkk, 2022. Workbook: Mengelola stress pada guru (sebuah aplikasi dalam
pembelajaran transformasional di sekolah inklusi). Surabaya: Cipta Media Nusantara
Tobroni, 2018. memperbincangkan pemikiran Pendidikan islam dari idealism subtantif hingga
konsep actual. Jakarta: Prenadamedia Group
Sujiono, Bambang 2005. Mencerdaskan perilaku anak. Jakarta: Elex Media Komputindo
utamayasa, I gede dharma 2021. Pertumbuhan dan perkembangan peserta didik. Surabaya:
Jakad Media Publishing
Susanto, Ahmad. 2017. Pendidikan anak usia dini (Konsep dan Teori). Jakarta: Bumi Aksara
Hurlock, Elizabeth B . 2011. Psikologi perkembangan: suatu pendekatan sepanjang rentang
kehidupan. (akarta: Erlangga,
Djamarah, Syaiful Bhari . 2000. Psikologi belajar. Jakarta: PT. Asdi Mahasatya
Sudarwan, Danim . 2010. Perkembangan peserta didik. Bandung: Alfabeta

27
Daden sopandi dan Andina sopandi, 2021. Perkembangan peserta didik. Yogyakarta: CV Budi
Utama
Sutinah, Cucu 2021. Perkembangan peserta didik. Pasuruan: Qiara Media

28

Anda mungkin juga menyukai