Anda di halaman 1dari 22

PENGEMBANGAN KETERLIBATAN DAN MOTIVASI

SISWA DALAM PEMBELAJARAN

MAKALAH KELOMPOK

Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah


PB311 Strategi Pembelajaran Berbasis Bimbingan yang diampu oleh
Dr. Suherman, M.Pd., dan Dra. R. Tati Kustiawati, M.Pd.

oleh

Kelompok 10
BK-2A 2022

Nisrina Syifa Syauqi 2200568


Chiara Fanni Luthfiyana 2200606
Mutiara Dihati 2203501
Sabrina Tiara Putri Rahmani 2209345
Mohamad Ali Masykur 2210244

PROGRAM STUDI SARJANA BIMBINGAN DAN KONSELING


FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
2023
KATA PENGANTAR

Alhamdulillahi rabbil ‘alamin, segala puji bagi Allah Swt. Tuhan seluruh
alam yang telah memudahkan penulis dalam menyelesaikan makalah ini. Atas
berkat rahmat dan karunia-Nya, kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah
yang berjudul “Manusia dan Agama”. Makalah ini dibuat dengan tujuan untuk
memenuhi salah satu tugas pada mata kuliah Pendidikan Agama Islam. Shalawat
dan salam semoga senantiasa tercurahkan kepada Nabi Muhammad saw. beserta
keluarga, sahabat, dan seluruh umatnya hingga akhir zaman.
Terselesaikannya penyusunan makalah ini tidak terlepas dari bantuan
berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis ingin menyampaikan rasa terima kasih
kepada Ibu Dr. Hj. Kokom St Komariah, M. Pd selaku dosen pengampu mata kuliah
Pendidikan Agama Islam. Tidak lupa juga, kepada seluruh pihak yang mendukung
dalam pembuatan makalah ini. Semoga amal kebaikan semuanya dibalas oleh Allah
Swt.
Segala sesuatu yang salah datangnya dari manusia dan seluruh hal yang benar
datangnya dari agama Allah Swt. Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh
dari kesempurnaan. Oleh karena itu, saran dan kritik yang sifatnya membangun
sangat diharapkan. Semoga makalah ini dapat bermanfaat, khususnya bagi penulis
dan umumnya bagi pembaca lain.

Bandung, 16 Februari 2023

Para Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................ i


DAFTAR ISI .......................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................... 3
1.1 Latar Belakang ....................................................................................... 3
1.2 Rumusan Masalah .................................................................................. 4
1.3 Tujuan Pembahasan............................................................................... 4
BAB II PEMBAHASAN ....................................................................................... 5
2.1 Pengertian dan Pentingnya Keterlibatan dan Motivasi Siswa dalam
Pembelajaran ..................................................................................................... 5
2.2 Faktor-Faktor Yang Memengaruhi Keterlibatan dan Motivasi Siswa
dalam Pembelajaran ......................................................................................... 8
2.3 Strategi dan Teknik Untuk Meningkatkan Keterlibatan Siswa dalam
Pembelajaran ..................................................................................................... 9
2.3.1 Expository ....................................................................................... 10
2.3.2 Discovery dan Inquiry ..................................................................... 10
2.4 Peran Guru dalam Membantu Siswa Mengembangkan Motivasi
Siswa dalam Pembelajaran ............................................................................ 12
2.4.1 Peran Guru Mata Pelajaran ............................................................. 12
2.4.2 Peran Guru Bimbingan dan Konseling ........................................... 13
2.5 Solusi dan Hambatan Untuk Mengembangkan Keterlibatan dan
Motivasi Siswa dalam Pembelajaran ............................................................ 15
2.5.1 Hambatan ........................................................................................ 15
2.5.2 Solusi ............................................................................................... 16
BAB III PENUTUP ............................................................................................. 19
3.1 Kesimpulan ........................................................................................... 19
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 20

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Apabila melihat kondisi pendidikan di Indonesia, ditemukan banyak sekali
permasalahan yang terjadi. Permasalahan yang perlu diatasi adalah kurangnya
keterlibatan dan motivasi siswa dalam proses pembelajaran yang tentunya akan
berdampak negatif pada prestasi akademik dan pengembangan siswa itu sendiri.
Penurunan motivasi siswa dalam belajar biasanya didasari oleh kurikulum yang
monoton, metode pengajaran yang kurang menarik, serta ketidaksesuaian materi
pembelajaran dengan kehidupan sehari-hari sehingga mengurangi minat dan
semangat mereka dalam pembelajaran.
Selain itu, banyak ditemukan juga siswa yang tidak memiliki minat untuk ikut
terlibat dalam proses pembelajaran. Siswa merasa kurang terlibat dalam proses
pembelajaran akibat metode pengajaran yang dirasa kurang interaktif, kurang
adanya kesempatan yang diberikan untuk berpartisipasi, serta kurangnya perhatian
terhadap keberagaman gaya belajar siswa. Hal seperti ini dapat menyebabkan rasa
bosan dan kehilangan minat pada siswa yang tentunya akan berdamapak pada
tingkat pemahaman materi pada siswa.
Oleh karena itu, penting bagi para guru atau pendidik untuk memahami dan
mampu menangani permasalahan seperti ini. Diperlukannya upaya yang teratah dan
berkelanjutan untuk mengembangkan keterlibatan dan motivasi siswa dalam
pembelajaran, agar siswa dapat lebih termotivasi dan berpartisipasi aktif dalam
proses pembelajaran sehingga mampu mencapai hasil pembelajaran yang optimal
dan pengembangan pribadi yang optimal pula.

3
4

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang masalah yang telah disebutkan, didapatkan
rumusan masalah sebagai berikut.
1. Pengertian dan Pentingnya Keterlibatan dan Motivasi Siswa dalam
Pembelajaran
2. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Keterlibatan dan Motivasi Siswa dalam
Pembelajaran
3. Strategi dan Teknik Untuk Meningkatkan Keterlibatan Siswa dalam
Pembelajaran
4. Peran Guru dalam Membantu Siswa Mengembangkan Motivasi Siswa
dalam Pembelajaran
5. Solusi dan Hambatan Untuk Mengembangkan Keterlibatan dan Motivasi
Siswa dalam Pembelajaran

1.3 Tujuan Pembahasan


Tujuan dari penulisan makalah ini adalah agar peserta didik mampu dalam
menguasai pengetahuan dan pemahaman akan pentingnya keterlibatan dan motivasi
siswa dalam pembelajaran.
1. Mengetahui Pengertian dan Pentingnya Keterlibatan dan Motivasi Siswa
dalam Pembelajaran
2. Mengetahui Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Keterlibatan dan Motivasi
Siswa dalam Pembelajaran
3. Mengetahui Strategi dan Teknik Untuk Meningkatkan Keterlibatan Siswa
dalam Pembelajaran
4. Mengetahui Peran Guru dalam Membantu Siswa Mengembangkan
Motivasi Siswa dalam Pembelajaran
5. Mengetahui Solusi dan Hambatan Untuk Mengembangkan Keterlibatan dan
Motivasi Siswa dalam Pembelajaran
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian dan Pentingnya Keterlibatan dan Motivasi Siswa dalam


Pembelajaran
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (200:668), keterlibatan adalah keadaan
terlibat atau adanya keikutsertaan individu atau berperannya sikap atau emosi
individu dalam situasi tertentu. Keterlibatan siswa dalam proses pembelajaran
adalah ketika siswa berperan aktif dalam kegiatan proses belajar mengajar,
Hidayanti (2010) mengemukakan bahwasannya keterlibatan siswa dalam proses
pembelajaran adalah keikutsertaan siswa baik secara fisik maupun emosi dalam
tahapan-tahapan pembelajaran yang sudah ditetapkan melalui berbagai aktivitas
atau kegiatan belajar.

Bergdahl dkk (dalam Christanty & Cendana, 2021) menjelaskan keterlibatan


siswa mencakup tiga aspek yaitu perilaku, emosional dan kognitif. Keterlibatan
perilaku mencakup pada kehadiran fisik siswa di kelas dan partisipasi aktif dalam
kegiatan seperti diskusi, praktek, dan tugas kelompok. Keterlibatan emosional
melibatkan perasaan siswa terhadap pembelajaran, siswa yang terlibat secara
emosional akan merasa antusias, tertarik, dan memiliki motivasi intrinsic yang
tinggi terhadap pelajaran sehingga siswa akan terhubung dengan materi
pembelajaran dan melihat relevansinya dengan kehidupan sehari-hari. Sementara
itu, keterlibatan kognitif berkaitan dengan kemampuan siswa untuk terlibat dalam
pemikiran kritis, analitis dan reflektif terhadap materi yang dipelajari. Siswa yang
terlibat aktif secara kognitif dalam proses pemahamannya mereka akan bertanya,
membuat hubungan antar konsep dan mengembangkan pemahamannya secara
mendalam.

Keterlibatan siswa dalam proses pembelajaran memiliki peran penting dalam


meningkatkan hasil belajar siswa, bukan hanya dalam prestasi belajar saja tetapi
juga pada aspek pembentukan karakter siswa (Christanty & Cendana, 2021). Ketika
siswa terlibat secara aktif, siswa akan lebih mampu memahami konsep yang
dipelajari secara menyeluruh, berpartisipasi dalam diskusi dengan teman sekelas,

5
6

serta mengembangkan keterampilan sosial dan kognitif yang diperlukan untuk


kehidupan sehari-hari. Keterlibatan siswa juga dapat meningkatkan motivasi
mereka untuk belajar dan membantu menciptakan lingkungan pembelajaran yang
menyenangkan dan interaktif.

Secara keseluruhan, melibatkan siswa secara aktif dalam proses pembelajaran


bukan hanya untuk memberikan pengalaman yang lebih bermakna saja. Namun
juga menciptakan lingkungan belajar yang positif, interaktif, dan inklusif yang akan
berdampak positif pula terhadap tingkat pemahaman, motivasi, keterampilan sosial,
keterampilan berpikir kritis dan lain-lain. Dengan melibatkan siswa dalam
pembelajaran tidak hanya membantu mereka mencapai potensi belajar yang
optimal, tetapi juga membentuk siswa sebagai pembelajar aktif, kritis dan terampil
dalam menghadapi berbagai tantangan di masa depan.

Motivasi merupakan hal yang dapat mendorong individu atau siswa untuk terus
maju meraih apa yang diinginkannya, Purwanto (dalam Rumhadi, 2017)
mengatakan bahwa “motivasi adalah pendorong, dengan kata lain usaha yang
disadari untuk mempengaruhi tingkah laku individu agar tergerak hatinya untuk
bertindak melakukan sesuatu sehingga mencapai hasil atau tujuan tertentu”. Dalam
proses pembelajaran, motivasi menjadi dorongan internal yang dapat
membangkitkan semangat siswa untuk terlibat aktif dalam proses pembelajaran.

Pentingnya motivasi siswa dalam pembelajaran tidak dapat diabaikan, karena


adanya motivasi akan berdampak positif terhadap kualitas dan hasil belajar siswa.
Siswa yang memiliki motivasi belajar tinggi cenderung memiliki prestasi yang
tinggi, sebaliknya motivasi belajar yang rendah maka akan rendah pula prestasi
belajarnya. Tinggi rendahnya motivasi dapat menentukan tinggi rendahnya usaha
atau semangat seseorang untuk beraktivitas, dan tentunya tinggi rendahnya
semangat akan menentukan hasil yang diperolehnya (Rahman, 2021).
7

Menurut Wasty (dalam Rahman, 2021) terdapat beberapa peranan motivasi


dalam pembelajaran, adapun peranan motivasi dalam pembelajaran adalah sebagai
berikut:

1. Motivasi berperan sebagai penggerak atau pendorong siswa untuk belajar,


baik berasal dari dalam dirinya (internal) ataupun dari luar (eksternal) untuk
melakukan pembelajaran.
2. Motivasi berperan penting untuk memberikan pengarahan untuk mencapai
tujuan atau hasil pembelajaran itu sendiri.
3. Motivasi berperan menyeleksi arah pembuatan bagi siswa, mana yang harus
dikerjakan untuk mencapai tujuannya.
4. Peran motivasi dalam memberikan dorongan internal maupun eksternal,
biasanya motivasi internal berasal dari dirinya sendiri sedangkan motivasi
ekternal didapat dari guru atau pendidik.
5. Motivasi sangat berperan dalam pembelajaran siswa dalam meraih prestasi
belajar. Tinggi rendahnya prestasi belajar siswa akan selalu dihubungkan
dengan tinggi rendahnya motivasi pembelajaran siswa tersebut.

Dengan demikian dapat dikatakan bahwa terdapat adanya hubungan antara


motivasi dengan keterlibatan siswa dalam pembelajaran. Motivasi siswa menjadi
pendorong utama bagi keterlibatan siswa dalam pembelajaran, dan keterlibatan
siswa dalam pembelajaran juga dapat mempengaruhi tingkat motivasi dari siswa itu
sendiri. Hal ini dibuktikan oleh penelitian Diastama & Dewi (2021) yang
mengemukakan adanya hubungan yang searah bahwa semakin tinggi student
engagement maka akan semakin tinggi pula motivasi belajar siswa, begitupun
sebaliknya semakin rendah student engagement maka akan semakin rendah pula
motivasi belajar pada siswa.
8

2.2 Faktor-Faktor Yang Memengaruhi Keterlibatan dan Motivasi Siswa


dalam Pembelajaran
Pembelajaran yang terjadi harus memiliki keterlibatan dari siswa dalam
prosesnya. Dalam keinginan untuk terlibat dalam pembelajaran pasti ada faktor-
faktor pendukung yang memicu ketertarikan dan kemauan dalam belajar. Faktor
yang pertama adanya efikasi diri dan self-regulated learning (Mukaromah et al.,
2018). Efikasi diri dimaksudkan kepada kemampuan siswa dalam mengukur
kemampuannya, mengatasi hambatan yang dialami, dan mencapai tujuannya.
Sedangkan untuk self-regulated learning merupakan kemampuan seorang siswa
untuk memahami lingkungan belajarnya dan mengendalikannya (Shuy, 2010).
Siswa yang dapat mengukur kemampuannya dan mengendalikan lingkungan
belajarnya akan memiliki keinginan untuk terlibat dalam proses pembelajaran.

Selain efikasi diri dan self-regulated learning terdapat faktor-faktor yang dapat
mendukung hal tersebut misalnya iklim tempat pendidikan. Iklim tempat
pendidikan disini dimaksudkan sebagai suasana pada lingkungan tempat
pendidikan. Iklim tempat pendidikan yang positif akan membentuk perilaku positif
dari siswa sehingga siswa akan merasa nyaman dan memiliki keinginan untuk
terlibat dalam pembelajaran (Luluk Masroatul Lailiyah et al., 2022). Selain itu
lingkungan keluarga yang mendukung siswa akan menimbulkan keinginan siswa
dalam terlibat pada pembelajaran (Muis & Santosa, 2022). Dukungan sosial yang
diberikan dari berbagai pihak itu akan mendorong motivasi dalam diri siswa dan
menjadi faktor yang penting dalam keinginan untuk terlibat dalam pendidikan.
(Galugu & Amriani, 2019).

Motivasi yang menjadi salah satu faktor dari keterlibatan siswa dalam
pembelajaran juga dapat dibagi menjadi dua melihat dari hal yang memicu dan
membedakannya. Pertama ada motivasi intrinsik, yang artinya motivasi ini terjadi
secara internal atau merupakan keinginan dari dalam diri seseorang untuk belajar.
Kedua ada motivasi ekstrinsik atau motivasi yang terjadi secara eksternal atau
dipengaruhi oleh faktor-faktor diluar diri sendiri.
9

Faktor-faktor yang disebutkan adalah kondisi jasmani dan rohani dari siswa,
peran guru dalam pembelajaran di kelas, lingkungan tempat siswa mendapat
pembelajaran, dan adanya kemauan serta cita-cita dalam diri siswa (Rahmawati,
2016). Bahkan pada masa pandemi COVID-19 peran lingkungan terutama orang
tua, kreativitas seorang pengajar dalam mengembangkan materi serta teknik belajar,
dan minat dalam belajar yang tinggi berpengaruh dalam memunculkan motivasi
terhadap siswa (Kusumaningrini & Sudibjo, 2021). Motivasi eksternal yang
diberikan secara terus menerus dalam proses belajar dapat berubah menjadi
motivasi internal atau pembiasaan. (Aunurrahman, 2019).

2.3 Strategi dan Teknik Untuk Meningkatkan Keterlibatan Siswa dalam


Pembelajaran
Proses belajar akan terjadi karena adanya interaksi yang terjadi antara peserta
didik dengan lingkungan sekitarnya. Oleh karena itu, lingkungannya perlu diatur
dengan sedemikian rupa agar muncul perubahan perilaku peserta didik ke arah yang
diinginkan. Pengaturan lingkungan yang dilakukan bisa dengan analisis kebutuhan
siswa, karakteristik siswa, perumusan tujuan, penentuan materi pembelajaran,
pemilihan strategi pembelajaran yang sesuai, serta menyiapkan media pembelajaran
yang diperlukan. Sebagai seorang guru penting untuk memahami unsur strategi
pembelajaran.
Gerlach dan Ely (1980) mengatakan bahwa strategi pembelajaran merupakan
cara-cara yang dipilih untuk menyampaikan materi pembelajaran dalam lingkungan
pembelajaran tertentu, meliputi sifat, lingkup dan urutan kegiatan yang padat
memberikan pengalaman belajar kepada peserta didik. Dapat diartikan juga sebagai
pola kegiatan pembelajaran yang dipilih dan digunakan guru secara kontekstual,
sesuai dengan karakteristik siswa, kondisi sekolah, lingkungan sekitar serta tujuan
khusus pembelajaran yang dirumuskan. Strategi pembelajaran perlu berkaitan
dengan tujuan pembelajaran, untuk memperoleh langkah-langkah kegiatan
pembelajaran yang efektif dan efisien.
Dalam strategi pembelajaran terdiri dari metode dan teknik agar para peserta
didik dapat mencapai tujuan pembelajaran. Sebagai guru yang efektif akan siap
10

menggunakan berbagai teknik dengan efektif dan efisien untuk mencapai tujuan.
Ada beberapa dasar yang dapat digunakan untuk mengklasifikasi strategi
pembelajaran. Berikut ini akan dikemukakan beberapa di antaranya untuk dipahami
dan pada saatnya dapat dipilih serta digunakan secara efektif. Berdasarkan bentuk
pendekatannya, dibedakan menjadi:
2.3.1 Expository
Dari hasil penelitian Edwin Fenton diketahui bahwa strategi pembelajaran yang
banyak digunakan oleh para guru, bergerak pada suatu garis kotinum. “Expotition”
(ekspositori), yang berarti guru hanya memberikan informasi yang berupa teori,
generalisasi, hukum atau dalil beserta bukti-bukti yang mendukung. Siswa hanya
menerima saja informasi yang diberikan oleh guru. Pembelajaran telah
diorganisasikan oleh guru sehingga siap disampaikan kepada siswa dan siswa
diharapkan belajar dari informasi yang diterimanya itu, pembelajaran itu disebut
ekspositori. Suatu saat guru dapat menggunakan strategi ekspositori dengan metode
ekspositori pula. Dapat dilihat bahwa dari strategi ekspositori, guru dapat memilih
metode ceramah apabila ia hanya akan menyampaikan pesan berturut-turut.
Contoh penggunaan ekspositori adalah pada Taman Kanak-kanak, guru
menjelaskan kepada anak-anak, aturan menyeberang jalan dengan menggunakan
gambar untuk menunjukkan aturan berdiri pada jalur penyeberangan dan menanti
lampu lalu lintas sesuai dengan urutan warna. Dalam contoh tersebut, guru
menggunakan strategi ekspositori ia mengemukakan aturan umum dan mengharap
anak-anak akan mengikuti/mentaati aturan tersebut.

2.3.2 Discovery dan Inquiry


Discovery (penemuan) sering dipertukarkan pemakaiannya dengan inquiry
(penyelidikan) penemuan adalah proses mental yang mengharapkan siswa
mengasimilasikan suatu konsep atau suatu prinsip. Proses mental, misalnya
mengamati, menjelaskan, mengelompokkan, dan membuat kesimpulan. Konsep,
misalnya bundar, segitiga, demokrasi, dan energi. Prinsip, misalnya “setiap logam
apabila dipanaskan memuai”.
11

Inquiry, merupakan perluasan dari discovery (discovery yang digunakan lebih


mendalam). Artinya, inquiry mengandung proses mental yang lebih tinggi
tingkatannya. Misalnya, merumuskan masalah, merancang eksperimen,
melaksanakan eksperimen, mengumpulkan data, menganalisis data, dan membuat
kesimpulan.
Penggunaan discovery dalam batas-batas tertentu baik, untuk kelas-kelas
rendah, sedangkan inquiry baik untuk siswa-siswa di kelas yang lebih tinggi. Salah
satu bentuk discovery yang disebut Guided Discovery (discovery terbimbing), guru
memberi beberapa petunjuk kepada siswa untuk membantu siswa menghindari
jalan buntu. Guru memberi pertanyaan atau mengungkapkan dilema yang
membutuhkan pemecahan-pemecahan, menyediakan materi-materi yang sesuai dan
menarik, serta meningkatkan kemampuan siswa untuk mengemukakan dan menguji
hipotesis.
Secara berturut-turut langkah discovery terbimbing sebagai berikut.
1. Adanya problema yang akan dipecahkan, yang dinyatakan dalam pertanyaan
atau pernyataan.
2. Jelas tingkat/kelasnya
3. Konsep atau prinsip yang harus ditemukan siswa melalui kegiatan tersebut perlu
ditulis dengan jelas.
4. Alat/bahan perlu disediakan sesuai dengan kebutuhan siswa dalam
melaksanakan kegiatan.
5. Diskusi sebagai pengarahan sebelum siswa melaksanakan kegiatan.
6. Kegiatan metode penemuan oleh siswa berupa penyelidikan/percobaan untuk
menemukan konsep-konsep atau prinsip-prinsip yang telah ditetapkan.
7. Proses berpikir kritis perlu dijelaskan untuk menunjukkan adanya mental
operasional siswa, yang diharapkan dalam kegiatan.
8. Perlu dikembangkan pertanyaan-pertanyaan yang bersifat terbuka, yang
mengarah pada kegiatan yang dilakukan siswa.
9. Ada catatan guru yang meliputi penjelasan tentang hal-hal yang sulit dan faktor-
faktor yang dapat mempengaruhi hasil terutama kalau penyelidikan mengalami
kegagalan atau tak berjalan sebagaimana mestinya.
12

Adapun langkah-langkah inquiry sebagai berikut.


1. Menentukan masalah.
2. Pengumpulan data untuk memperoleh kejelasan.
3. Pengumpulan data untuk mengadakan percobaan.
4. Perumusan keterangan yang diperoleh.
5. Analisis proses inquiry

2.4 Peran Guru dalam Membantu Siswa Mengembangkan Motivasi Siswa


dalam Pembelajaran
Dalam pembelajaran di sekolah, tentunya setiap siswa memiliki
karakteristiknya masing-masing. Biasanya sebagian siswa yang datang ke sekolah
sudah memiliki motivasi atau keinginan untuk mengikuti pembelajaran. Akan tetapi
sebagian lainnya juga belum memiliki motivasi tersebut. Ada pula yang pada
awalnya memiliki motivasi untuk belajar, tetapi memudar karena hal tertentu
(Saman & Arifin, 2018). Berbagai tingkah laku seperti kurang bersemangat ketika
belajar, malas mengerjakan tugas, atau perilaku ingin menghindari mata pelajaran
tertentu adalah indikasi dari berkurangnya motivasi belajar siswa.
Jika hal tersebut sudah terjadi, guru harus dapat berperan untuk meningkatkan
motivasi belajar siswa sebagai bagian dari motivasi ekstrinsik. Tugas guru pada
dasarnya tidak hanya memberikan materi terhadap siswa. Namun, guru sebagai
salah satu orang yang bertanggung jawab terhadap pendidikan siswanya juga
memiliki peran terhadap pengembangan motivasi belajar siswa.

2.4.1 Peran Guru Mata Pelajaran


Sebagai guru mata pelajaran, terdapat beberapa hal yang dapat dilakukan untuk
membantu meningkatkan motivasi belajar siswa. Adapun hal-hal tersebut adalah
sebagai berikut.
1. Melakukan kerjasama dengan guru BK untuk mengetahui minat dan bakat
siswa, gaya belajar siswa, kepribadian siswa, bagaimana cara menerapkan
pembelajaran yang efektif, dan lain-lain.
13

2. Bersikap hangat dan kooperatif terhadap siswa, mengingat siswa cenderung


menyukai guru yang memberikan rasa aman daripada guru yang terlalu tegas
3. Menyisipkan beberapa humor agar siswa tidak jenuh karena pembelajaran yang
terlalu serius. Humor juga memberikan pengalaman tersendiri terhadap siswa
sehingga materi pembelajaran lebih mudah diingat
4. Menerapkan pembelajaran yang diselingi dengan bermain. Misalnya melalui
ice breaking di antara penjelasan materi, melakukan perlombaan kecil, dan lain
sebagainya.
5. Menggunakan media pembelajaran yang interaktif. Terkadang materi
pembelajaran yang sulit dan terkesan abstrak bagi siswa akan membuat siswa
menjadi malas belajar. Oleh karena itu diperlukan media pembelajaran untuk
dapat materi pembelajaran yang tadinya abstrak menjadi konkret. Misalnya
ketika mempelajari mengenai organ dalam manusia, siswa diberikan contoh
berupa manekin peraga yang terdapat contoh bentuk organ dalam manusia.

2.4.2 Peran Guru Bimbingan dan Konseling


Selain guru mata pelajaran, guru bimbingan dan konseling tentu memiliki peran
yang penting dalam perkembangan motivasi belajar siswa. Hal ini sesuai dengan
tujuan bimbingan dan konseling yaitu membantu siswa untuk dapat
mengembangkan potensinya secara optimal. Salah satunya yaitu dengan cara
menumbuhkan motivasi belajar agar siswa dapat memahami dan menerapkan
materi pembelajaran.
Motivasi belajar siswa juga berkaitan dengan layanan bimbingan belajar.
Menurut Kartadinata (1998), layanan bimbingan belajar adalah proses bantuan
yang diberikan kepada individu agar dapat mengatasi masalah-masalah yang
dihadapinya dalam proses belajar sehingga setelah melalui proses perubahan belajar
yang optimal sesuai dengan kemampuan bakat dan minat yang dimilikinya.
Berdasar pengertian tersebut, adanya layanan bimbingan belajar dapat membantu
siswa untuk memecahkan berbagai masalah yang dihadapi dalam proses
pembelajaran, seperti masalah motivasi belajar ini. Sebagai guru bimbingan dan
14

konseling, hal tersebut tentu dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan motivasi


belajar siswa.
Beberapa layanan bimbingan belajar yang dapat dilakukan oleh Guru
bimbingan dan konseling terhadap siswa menurut Tohirin (2007) adalah sebagai
berikut.
1. Orientasi kepada siswa khususnya untuk siswa-siswa baru mengenai tujuan
sekolah, kurikulum pembelajaran, struktur organisasi di sekolah, cara belajar
yang tepat, dan bagaimana cara beradaptasi di lingkungan sekolah.
2. Menyadarkan siswa secara rutin mengenai cara belajar yang tepat baik di
sekolah maupun di rumah.
3. Memberikan bantuan dalam memilih program studi atau kegiatan akademik
maupun non akademik yang dapat menunjang pembelajaran siswa. Bantuan ini
juga termasuk ke dalam layanan informasi mengenai program studi lanjutan
ataupun kegiatan-kegiatan yang dapat diikuti oleh siswa.
4. Mengadakan layanan pengumpulan data misalnya mengenai minat siswa, arah
bakat, ataupun cita-cita yang ingin dicapai oleh siswa.
5. Memberikan bantuan-bantuan terhadap permasalahan yang dihadapi oleh siswa
terkait pembelajaran misalnya motivasi yang berkurang, kurang siap untuk
menghadapi ujian, kesulitan dalam menentukan jadwal belajar, kesulitan untuk
fokus ketika belajar di kelas, kesulitan untuk bergaul dengan teman dan lain
sebagainya.
6. Membentuk kelompok-kelompok belajar dan mengatur kegiatan belajar
maupun konseling kelompok agar pembelajaran berjalan dengan efektif dan
efisien.

Adapun dampak dari adanya bimbingan belajar terhadap motivasi siswa


menurut Suganda (2007) adalah sebagai berikut.
1. Motivasi belajar siswa tercermin pada kehadiran siswa di kelas.
2. Motivasi belajar siswa tercermin pada sikap siswa yang mulai memperhatikan
pembelajaran dengan baik.
15

3. Motivasi belajar siswa tercermin pada tugas-tugas di luar jam pembelajaran


yang dapat terselesaikan.
4. Motivasi belajar tercermin pada kegiatan membaca buku pelajaran yang mulai
lebih sering dilakukan oleh siswa.
5. Motivasi belajar dapat tercermin pada nilai-nilai yang baik, karena
mengindikasikan kegiatan belajar yang baik pula

2.5 Solusi dan Hambatan Untuk Mengembangkan Keterlibatan dan


Motivasi Siswa dalam Pembelajaran
2.5.1 Hambatan
Hambatan atau kesulitan belajar merupakan suatu kondisi yang mana anak didik
tidak belajar sebagaimana mestinya karena ada gangguan tertentu. Belajar adalah
serangkaian kegiatan jiwa raga untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku
sebagai hasil dari pengalaman individu dalam interaksi dengan lingkungannya yang
menyangkut kognitif, afektif dan psikomotor. Ketika kesulitan belajar terjadi tentu
hambatan hadir dalam kegiatan belajar sehingga berakibat hasil belajarnya rendah.
Kegiatan belajar sangat berpengaruh oleh beberapa faktor yang saling
berhubungan satu sama lainnya. Faktor tersebut dapat digolongkan kedalam dua
golongan, yaitu:
1. Faktor Internal
Faktor internal yang mempengaruhi kegiatan belajar dapat diuraikan dalam dua
aspek berikut: (1) aspek fisiologis, yaitu kondisi umum jasmani atau ketegangan
otot yang menandai tingkat kebugaran organ tubuh dan sendi-sendinya, dapat
mempengaruhi semangat dalam mengikuti pelajaran. (2) Aspek Psikologis, selain
aspek fisiologis aspek psikologis juga dapat mempengaruhi kuantitas dan kualitas
perolehan pembelajaran siswa, seperti kecerdasan, bakat, minat dan motivasi
2. Faktor Eksternal.
Faktor eksternal yang mempengaruhi kegiatan belajar diantaranya lingkungan
sosial sekolah seperti para guru, para staff atau pegawai, dan teman-teman sekelas
dapat mempengaruhi semangat belajar siswa. Para guru yang selalu menunjukkan
sikap dan perilaku yang simpatik dan memperlihatkan suri tauladan yang baik,
16

semangat dalam mengajar, misalnya rajin membaca dan rajin berdiskusi, dapat
menjadi penyemangat bagi siswa dalam belajar, selanjutnya yang termasuk
masyarakat dan juga teman-teman sepermainan disekitar siswa itu tinggal.
Selanjutnya faktor eksternal yang mempengaruhi kegiatan belajar adalah gedung
sekolah, letaknya rumah tempat tinggal, keluarga, alat-alat belajar, dan keadaan
cuaca. Faktor tersebut dipandang turut menentukan tingkat keberhasilan siswa
(Darimi, 2016).

2.5.2 Solusi
Motivasi sangat penting artinya dalam kegiatan belajar, sebab adanya motivasi
mendorong semangat belajar dan sebaliknya kurang adanya motivasi akan
melemahkan semangat belajar. Motivasi merupakan syarat mutlak dalam belajar,
seorang siswa yang belajar tanpa motivasi (atau kurang motivasi) tidak akan
berhasil dengan maksimal.
Guru sebagai seorang pendidik harus tahu apa yang diinginkan oleh para
siswanya. Seperti kebutuhan untuk berprestasi, karena setiap siswa memiliki
kebutuhan untuk berprestasi yang berbeda satu sama lainnya. Tidak sedikit siswa
yang memiliki motivasi berprestasi yang rendah, mereka cenderung takut gagal dan
tidak mau menanggung resiko dalam mencapai prestasi belajar yang tinggi.
Meskipun banyak juga siswa yang memiliki motivasi untuk berprestasi yang tinggi.
Siswa yang memiliki motivasi berprestasi tinggi mempunyai keinginan untuk
sukses yang berasal dari dalam diri sendiri. Siswa akan bekerja keras baik dalam
diri sendiri maupun dalam bersaing dengan siswa lain.
Upaya meningkatkan motivasi belajar anak dalam kegiatan belajar di sekolah,
ada beberapa langkah yang dapat dilakukan oleh guru yang diungkapkan Sardiman
(dalam Suharni, 2021), yaitu:
1. Memberi angka
Angka dalam hal ini sebagai simbol dari nilai kegiatan belajarnya. Banyak
siswa yang justru untuk mencapai angka/nilai yang baik.Sehingga yang dikejar
hanyalah nilai ulangan atau nilai raport yang baik.Angka-angka yang baik itu bagi
para siswa merupakan motivasi yang sangat kuat. Yang perlu diingat oleh guru,
17

bahwa pencapaian angka-angka tersebut belum merupakan hasil belajar yang sejati
dan bermakna. Harapannya angka-angka tersebut dikaitkan dengan nilai afeksinya
bukan sekedar kognitifnya saja.
2. Hadiah
Pemberian hadiah dapat menjadi motivasi yang kuat, dimana siswa tertarik
pada bidang tertentu yang akan diberikan hadiah. Tidak demikian jika hadiah
diberikan untuk suatu pekerjaan yang tidak menarik menurut siswa.
3. Kompetisi
Persaingan atau kompetisi, baik yang individu atau kelompok, dapat menjadi
sarana untuk meningkatkan motivasi belajar. Karena terkadang jika ada saingan,
siswa akan menjadi lebih bersemangat dalam mencapai hasil yang terbaik.
4. Ego-involvement
Menumbuhkan kesadaran kepada siswa agar merasakan pentingnya tugas dan
menerimanya sebagai tantangan sehingga bekerja keras adalah sebagai salah satu
bentuk motivasi yang cukup penting. Bentuk kerja keras siswa dapat terlibat secara
kognitif yaitu dengan mencari cara untuk dapat meningkatkan motivasi.
5. Memberi ulangan
Para siswa akan giat belajar kalau mengetahui akan diadakan ulangan. Tetapi
ulangan jangan terlalu sering dilakukan karena akan membosankan dan akan jadi
rutinitas belaka.
6. Mengetahui hasil
Mengetahui hasil belajar bisa dijadikan sebagai alat motivasi. Dengan
mengetahui hasil belajarnya, siswa akan terdorong untuk belajar lebih giat. Apalagi
jika hasil belajar itu mengalami kemajuan, siswa pasti akan berusaha
mempertahankannya atau bahkan termotivasi untuk dapat meningkatkannya.
7. Pujian
Apabila ada siswa yang berhasil menyelesaikan tugasnya dengan baik, maka
perlu diberikan pujian.Pujian adalah bentuk reinforcement yang positif dan
memberikan motivasi yang baik bagi siswa. Pemberiannya juga harus pada waktu
yang tepat, sehingga akan memupuk suasana yang menyenangkan dan
mempertinggi motivasi belajar serta sekaligus akan membangkitkan harga diri.
18

8. Hukuman
Hukuman adalah bentuk reinforcement yang negatif, tetapi jika diberikan
secara tepat dan bijaksana, bisa menjadi alat motivasi. Oleh karena itu, guru harus
memahami prinsip-prinsip pemberian hukuman tersebut.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Keterlibatan siswa dalam proses pembelajaran memiliki peran penting dalam
meningkatkan hasil belajar siswa, bukan hanya dalam prestasi belajar saja tetapi
juga pada aspek pembentukan karakter siswa. Ketika siswa terlibat secara aktif,
siswa akan lebih mampu memahami konsep yang dipelajari secara menyeluruh,
berpartisipasi dalam diskusi dengan teman sekelas, serta mengembangkan
keterampilan sosial dan kognitif yang diperlukan untuk kehidupan sehari-hari.
Keterlibatan siswa juga dapat meningkatkan motivasi mereka untuk belajar dan
membantu menciptakan lingkungan pembelajaran yang menyenangkan dan
interaktif.
Motivasi sangat penting artinya dalam kegiatan belajar, sebab adanya motivasi
mendorong semangat belajar dan sebaliknya kurang adanya motivasi akan
melemahkan semangat belajar. Motivasi merupakan syarat mutlak dalam belajar,
seorang siswa yang belajar tanpa motivasi (atau kurang motivasi) tidak akan
berhasil dengan maksimal. Tugas guru pada dasarnya tidak hanya memberikan
materi terhadap siswa. Namun, guru sebagai salah satu orang yang bertanggung
jawab terhadap pendidikan siswanya juga memiliki peran terhadap pengembangan
motivasi belajar siswa.

19
DAFTAR PUSTAKA

Aunurrahman. (2019). Belajar dan Pembelajaran. Alfabeta.


Christanty, Z. J., & Cendana, W. (2021). Creative of Learning Students Elementary
Education UPAYA GURU MENINGKATKAN KETERLIBATAN SISWA
KELAS K1 DALAM PEMBELAJARAN SYNCHRONOUS. Journal of
Elementary Education, 04(03), 3.
Darimi, I. (2016). Diagnosis kesulitan belajar siswa dalam pembelajaran aktif di
sekolah. EDUKASI JURNAL: Jurnal Bimbingan Konseling, 2(1), 30-43.
Diastama, C., & Dewi, D. (2021). HUBUNGAN ANTARA STUDENT
ENGAGEMENT DENGAN MOTIVASI BELAJAR SELAMA
PEMBELAJARAN JARAK JAUH SISWA SMA X Candra Diastama
Damajanti Kusuma Dewi Abstrak. Character: Jurnal Penelitian Psikologi,
8(6).
Galugu, N. S., & Amriani, A. (2019). Motivasi Berprestasi Sebagai Mediasi Pada
Hubungan Antara Dukungan Sosial dan Keterlibatan Siswa di Sekolah.
JURKAM: Jurnal Konseling Andi Matappa, 3(2), 72.
https://doi.org/10.31100/jurkam.v3i2.414
Gerlach, V.S. & Ely, D.P. (1980). Teaching and Media a Systematic Approach.
New Jersey: Prentice Hall.
Hidayanti, M. (2010). Meningkatkan Keterlibatan Berproses Dan Prestasi Belajar
Kartadinata. (1998). Bimbingan dan Konseling di Sekolah Dasar. Depdikbud
Dirjen Dikti.
Kusumaningrini, D. L., & Sudibjo, N. (2021). Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi
Motivasi Belajar Siswa Di Era Pandemi COVID-19. Akademika, 10(01), 145–
161. https://doi.org/10.34005/akademika.v10i01.1271
Luluk Masroatul Lailiyah, Moh. Irfan Burhani, & Prima Ayu Rizqi Mahanani.
(2022). Hubungan Antara Iklim Sekolah Dengan Keterlibatan Siswa Dalam
Belajar. Happiness, Journal of Psychology and Islamic Science, 1(1), 31–38.
https://doi.org/10.30762/happiness.v1i1.326

20
21

Muis, A., & Santosa, A. B. (2022). Pengaruh Kecerdasan Emosional Siswa,


Motivasi Belajar terhadap Keterlibatan Siswa di Sekolah Dimoderasi oleh
Lingkungan Keluarga di SMA Islam Sultan Agung 1 Semarang. Jurnal
Pendidikan Tambusai, 6(2), 16173–16189.
Mukaromah, D., Sugiyo, & Mulawarman. (2018). Keterlibatan Siswa dalam
Pembelajaran ditinjau dari Efikasi Diri dan Self Regulated Learning.
Indonesian Journal of Guidance and Counseling: Theory and Application,
7(2), 14–19. http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/jbk
Rahman, S. (2021). PENTINGNYA MOTIVASI BELAJAR DALAM
MENINGKATKAN HASIL BELAJAR. Pascasarjana Universitas Negeri
Gorontalo Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Dasar, 2(8), 289–302.
Rahmawati, R. (2016). Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Motivasi Belajar Siswa
Kelas X SMAN 1 Piyungan Pada Mata Pelajaran Ekonomi Tahun Ajaran
2015/2016. Jurnal Pendidikan Dan Ekonomi, 5(4), 326–336.
Rumhadi, T. (2017). Urgensi motivasi dalam proses pembelajaran. Jurnal Diklat
Keagamaan, 33–41.
Saman, A & Arifin, A. (2018). Bimbingan dan Konseling Belajar. Deepublish.
Shuy, T. (2010). Self-Regulated Learning. Teaching Excellence in Adult Literacy,
3, 83–103. https://doi.org/10.4324/9781351021906-5
Siswa Dalam Pembelajaran Ips Melalui Teknik Ular Tangga. Jurnal Pendidikan
Ekonomi Dinamika Pendidikan, 1(2).
http://jurnal.stkipkieraha.ac.id/index.php/pendas/article/view/109%0Ahttps://
media.neliti.com/media/publications/248407-implementasi-media-
pembelajaran-berbasis-7b52e002.pdf
Suharni, S. (2021). Upaya Guru Dalam Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa. G-
Couns: Jurnal Bimbingan Dan Konseling, 6(1), 172-184.
Tohirin. (2007). Bimbingan dan Konseling di Sekolah dan Madrasah. Raja
Grafindo Persada.
Widiasworo, E. (2016). Kiat Sukses Membangkitkan Motivasi Belajar Peserta
Didik. Ar-Ruzz Media.

Anda mungkin juga menyukai