MAKALAH KELOMPOK
oleh
Kelompok 10
BK-2A 2022
Alhamdulillahi rabbil ‘alamin, segala puji bagi Allah Swt. Tuhan seluruh
alam yang telah memudahkan penulis dalam menyelesaikan makalah ini. Atas
berkat rahmat dan karunia-Nya, kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah
yang berjudul “Manusia dan Agama”. Makalah ini dibuat dengan tujuan untuk
memenuhi salah satu tugas pada mata kuliah Pendidikan Agama Islam. Shalawat
dan salam semoga senantiasa tercurahkan kepada Nabi Muhammad saw. beserta
keluarga, sahabat, dan seluruh umatnya hingga akhir zaman.
Terselesaikannya penyusunan makalah ini tidak terlepas dari bantuan
berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis ingin menyampaikan rasa terima kasih
kepada Ibu Dr. Hj. Kokom St Komariah, M. Pd selaku dosen pengampu mata kuliah
Pendidikan Agama Islam. Tidak lupa juga, kepada seluruh pihak yang mendukung
dalam pembuatan makalah ini. Semoga amal kebaikan semuanya dibalas oleh Allah
Swt.
Segala sesuatu yang salah datangnya dari manusia dan seluruh hal yang benar
datangnya dari agama Allah Swt. Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh
dari kesempurnaan. Oleh karena itu, saran dan kritik yang sifatnya membangun
sangat diharapkan. Semoga makalah ini dapat bermanfaat, khususnya bagi penulis
dan umumnya bagi pembaca lain.
Para Penulis
i
DAFTAR ISI
ii
BAB I
PENDAHULUAN
3
4
5
6
Motivasi merupakan hal yang dapat mendorong individu atau siswa untuk terus
maju meraih apa yang diinginkannya, Purwanto (dalam Rumhadi, 2017)
mengatakan bahwa “motivasi adalah pendorong, dengan kata lain usaha yang
disadari untuk mempengaruhi tingkah laku individu agar tergerak hatinya untuk
bertindak melakukan sesuatu sehingga mencapai hasil atau tujuan tertentu”. Dalam
proses pembelajaran, motivasi menjadi dorongan internal yang dapat
membangkitkan semangat siswa untuk terlibat aktif dalam proses pembelajaran.
Selain efikasi diri dan self-regulated learning terdapat faktor-faktor yang dapat
mendukung hal tersebut misalnya iklim tempat pendidikan. Iklim tempat
pendidikan disini dimaksudkan sebagai suasana pada lingkungan tempat
pendidikan. Iklim tempat pendidikan yang positif akan membentuk perilaku positif
dari siswa sehingga siswa akan merasa nyaman dan memiliki keinginan untuk
terlibat dalam pembelajaran (Luluk Masroatul Lailiyah et al., 2022). Selain itu
lingkungan keluarga yang mendukung siswa akan menimbulkan keinginan siswa
dalam terlibat pada pembelajaran (Muis & Santosa, 2022). Dukungan sosial yang
diberikan dari berbagai pihak itu akan mendorong motivasi dalam diri siswa dan
menjadi faktor yang penting dalam keinginan untuk terlibat dalam pendidikan.
(Galugu & Amriani, 2019).
Motivasi yang menjadi salah satu faktor dari keterlibatan siswa dalam
pembelajaran juga dapat dibagi menjadi dua melihat dari hal yang memicu dan
membedakannya. Pertama ada motivasi intrinsik, yang artinya motivasi ini terjadi
secara internal atau merupakan keinginan dari dalam diri seseorang untuk belajar.
Kedua ada motivasi ekstrinsik atau motivasi yang terjadi secara eksternal atau
dipengaruhi oleh faktor-faktor diluar diri sendiri.
9
Faktor-faktor yang disebutkan adalah kondisi jasmani dan rohani dari siswa,
peran guru dalam pembelajaran di kelas, lingkungan tempat siswa mendapat
pembelajaran, dan adanya kemauan serta cita-cita dalam diri siswa (Rahmawati,
2016). Bahkan pada masa pandemi COVID-19 peran lingkungan terutama orang
tua, kreativitas seorang pengajar dalam mengembangkan materi serta teknik belajar,
dan minat dalam belajar yang tinggi berpengaruh dalam memunculkan motivasi
terhadap siswa (Kusumaningrini & Sudibjo, 2021). Motivasi eksternal yang
diberikan secara terus menerus dalam proses belajar dapat berubah menjadi
motivasi internal atau pembiasaan. (Aunurrahman, 2019).
menggunakan berbagai teknik dengan efektif dan efisien untuk mencapai tujuan.
Ada beberapa dasar yang dapat digunakan untuk mengklasifikasi strategi
pembelajaran. Berikut ini akan dikemukakan beberapa di antaranya untuk dipahami
dan pada saatnya dapat dipilih serta digunakan secara efektif. Berdasarkan bentuk
pendekatannya, dibedakan menjadi:
2.3.1 Expository
Dari hasil penelitian Edwin Fenton diketahui bahwa strategi pembelajaran yang
banyak digunakan oleh para guru, bergerak pada suatu garis kotinum. “Expotition”
(ekspositori), yang berarti guru hanya memberikan informasi yang berupa teori,
generalisasi, hukum atau dalil beserta bukti-bukti yang mendukung. Siswa hanya
menerima saja informasi yang diberikan oleh guru. Pembelajaran telah
diorganisasikan oleh guru sehingga siap disampaikan kepada siswa dan siswa
diharapkan belajar dari informasi yang diterimanya itu, pembelajaran itu disebut
ekspositori. Suatu saat guru dapat menggunakan strategi ekspositori dengan metode
ekspositori pula. Dapat dilihat bahwa dari strategi ekspositori, guru dapat memilih
metode ceramah apabila ia hanya akan menyampaikan pesan berturut-turut.
Contoh penggunaan ekspositori adalah pada Taman Kanak-kanak, guru
menjelaskan kepada anak-anak, aturan menyeberang jalan dengan menggunakan
gambar untuk menunjukkan aturan berdiri pada jalur penyeberangan dan menanti
lampu lalu lintas sesuai dengan urutan warna. Dalam contoh tersebut, guru
menggunakan strategi ekspositori ia mengemukakan aturan umum dan mengharap
anak-anak akan mengikuti/mentaati aturan tersebut.
semangat dalam mengajar, misalnya rajin membaca dan rajin berdiskusi, dapat
menjadi penyemangat bagi siswa dalam belajar, selanjutnya yang termasuk
masyarakat dan juga teman-teman sepermainan disekitar siswa itu tinggal.
Selanjutnya faktor eksternal yang mempengaruhi kegiatan belajar adalah gedung
sekolah, letaknya rumah tempat tinggal, keluarga, alat-alat belajar, dan keadaan
cuaca. Faktor tersebut dipandang turut menentukan tingkat keberhasilan siswa
(Darimi, 2016).
2.5.2 Solusi
Motivasi sangat penting artinya dalam kegiatan belajar, sebab adanya motivasi
mendorong semangat belajar dan sebaliknya kurang adanya motivasi akan
melemahkan semangat belajar. Motivasi merupakan syarat mutlak dalam belajar,
seorang siswa yang belajar tanpa motivasi (atau kurang motivasi) tidak akan
berhasil dengan maksimal.
Guru sebagai seorang pendidik harus tahu apa yang diinginkan oleh para
siswanya. Seperti kebutuhan untuk berprestasi, karena setiap siswa memiliki
kebutuhan untuk berprestasi yang berbeda satu sama lainnya. Tidak sedikit siswa
yang memiliki motivasi berprestasi yang rendah, mereka cenderung takut gagal dan
tidak mau menanggung resiko dalam mencapai prestasi belajar yang tinggi.
Meskipun banyak juga siswa yang memiliki motivasi untuk berprestasi yang tinggi.
Siswa yang memiliki motivasi berprestasi tinggi mempunyai keinginan untuk
sukses yang berasal dari dalam diri sendiri. Siswa akan bekerja keras baik dalam
diri sendiri maupun dalam bersaing dengan siswa lain.
Upaya meningkatkan motivasi belajar anak dalam kegiatan belajar di sekolah,
ada beberapa langkah yang dapat dilakukan oleh guru yang diungkapkan Sardiman
(dalam Suharni, 2021), yaitu:
1. Memberi angka
Angka dalam hal ini sebagai simbol dari nilai kegiatan belajarnya. Banyak
siswa yang justru untuk mencapai angka/nilai yang baik.Sehingga yang dikejar
hanyalah nilai ulangan atau nilai raport yang baik.Angka-angka yang baik itu bagi
para siswa merupakan motivasi yang sangat kuat. Yang perlu diingat oleh guru,
17
bahwa pencapaian angka-angka tersebut belum merupakan hasil belajar yang sejati
dan bermakna. Harapannya angka-angka tersebut dikaitkan dengan nilai afeksinya
bukan sekedar kognitifnya saja.
2. Hadiah
Pemberian hadiah dapat menjadi motivasi yang kuat, dimana siswa tertarik
pada bidang tertentu yang akan diberikan hadiah. Tidak demikian jika hadiah
diberikan untuk suatu pekerjaan yang tidak menarik menurut siswa.
3. Kompetisi
Persaingan atau kompetisi, baik yang individu atau kelompok, dapat menjadi
sarana untuk meningkatkan motivasi belajar. Karena terkadang jika ada saingan,
siswa akan menjadi lebih bersemangat dalam mencapai hasil yang terbaik.
4. Ego-involvement
Menumbuhkan kesadaran kepada siswa agar merasakan pentingnya tugas dan
menerimanya sebagai tantangan sehingga bekerja keras adalah sebagai salah satu
bentuk motivasi yang cukup penting. Bentuk kerja keras siswa dapat terlibat secara
kognitif yaitu dengan mencari cara untuk dapat meningkatkan motivasi.
5. Memberi ulangan
Para siswa akan giat belajar kalau mengetahui akan diadakan ulangan. Tetapi
ulangan jangan terlalu sering dilakukan karena akan membosankan dan akan jadi
rutinitas belaka.
6. Mengetahui hasil
Mengetahui hasil belajar bisa dijadikan sebagai alat motivasi. Dengan
mengetahui hasil belajarnya, siswa akan terdorong untuk belajar lebih giat. Apalagi
jika hasil belajar itu mengalami kemajuan, siswa pasti akan berusaha
mempertahankannya atau bahkan termotivasi untuk dapat meningkatkannya.
7. Pujian
Apabila ada siswa yang berhasil menyelesaikan tugasnya dengan baik, maka
perlu diberikan pujian.Pujian adalah bentuk reinforcement yang positif dan
memberikan motivasi yang baik bagi siswa. Pemberiannya juga harus pada waktu
yang tepat, sehingga akan memupuk suasana yang menyenangkan dan
mempertinggi motivasi belajar serta sekaligus akan membangkitkan harga diri.
18
8. Hukuman
Hukuman adalah bentuk reinforcement yang negatif, tetapi jika diberikan
secara tepat dan bijaksana, bisa menjadi alat motivasi. Oleh karena itu, guru harus
memahami prinsip-prinsip pemberian hukuman tersebut.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Keterlibatan siswa dalam proses pembelajaran memiliki peran penting dalam
meningkatkan hasil belajar siswa, bukan hanya dalam prestasi belajar saja tetapi
juga pada aspek pembentukan karakter siswa. Ketika siswa terlibat secara aktif,
siswa akan lebih mampu memahami konsep yang dipelajari secara menyeluruh,
berpartisipasi dalam diskusi dengan teman sekelas, serta mengembangkan
keterampilan sosial dan kognitif yang diperlukan untuk kehidupan sehari-hari.
Keterlibatan siswa juga dapat meningkatkan motivasi mereka untuk belajar dan
membantu menciptakan lingkungan pembelajaran yang menyenangkan dan
interaktif.
Motivasi sangat penting artinya dalam kegiatan belajar, sebab adanya motivasi
mendorong semangat belajar dan sebaliknya kurang adanya motivasi akan
melemahkan semangat belajar. Motivasi merupakan syarat mutlak dalam belajar,
seorang siswa yang belajar tanpa motivasi (atau kurang motivasi) tidak akan
berhasil dengan maksimal. Tugas guru pada dasarnya tidak hanya memberikan
materi terhadap siswa. Namun, guru sebagai salah satu orang yang bertanggung
jawab terhadap pendidikan siswanya juga memiliki peran terhadap pengembangan
motivasi belajar siswa.
19
DAFTAR PUSTAKA
20
21