Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH

PENGEMBANGAN BIMBINGAN KONSELING DI SD

DOSEN PENGAMPU : REZA AFRIDA ZAHRA, M.Pd.

DISUSUN OLEH :

1. SITI ISTIQOMAH (2286232016)

2. AMANDA SARI (2286232042)

3. ALFAN HADI (2286232008)

4. NADIA HANDAYANI (2286232031)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH

FAKULTAS AGAMA ISLAM

UNIVERSITAS NURUL HUDA

OKU TIMUR

2023

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang hingga saat ini masih memberikan
kita nikmat iman dan kesehatan, sehingga saya diberi kesempatan yang luar biasa
ini yaitu kesempatan untuk menyelesaikan tugas penulisan makalah tentang
“pengembangan bimbingan konseling di SD”
Shalawat serta salam tidak lupa selalu kita haturkan untuk junjungan nabi
gung kita, yaitu Nabi Muhammad SAW yang telah menyampaikan petunjukan
Allah SWT untuk kita semua, yang merupakan sebuah pentunjuk yang paling
benar yakni Syariah agama Islam yang sempurna dan merupakan satu-satunya
karunia paling besar bagi seluruh alam semesta.
Selain itu kami juga sadar bahwa pada makalah kami ini dapat ditemukan
banyak sekali kekurangan serta jauh dari kesempurnaan. Oleh sebab itu, kami
benar-benar menanti kritik dan saran untuk kemudian dapat kami revisi dan kami
tulis di masa yang selanjutnya, sebab sekali kali lagi kami menyadari bahwa tidak
ada sesuatu yang sempurna tanpa disertai saran yang konstruktif.
Di akhir kami berharap makalah sederhana kami ini dapat dimengerti oleh
setiap pihak yang membaca. Kami pun memohon maaf yang sebesar-besarnya
apabila dalam makalah kami terdapat perkataan yang tidak berkenan di hati.

Oku Timur, November 2023

Penulis

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL........................................................................................
.........................................................................................................................i

KATA PENGANTAR......................................................................................
........................................................................................................................ii

DAFTAR ISI....................................................................................................
.......................................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang................................................................................
.....................................................................................................1

B. Rumusan Masalah...........................................................................
.....................................................................................................2

C. Tujuan.............................................................................................
.....................................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN

A. Layanan Bimbingan Konseling........................................................


........................................................................................................3

B. Perkembangan Makna Bimbingan Konseling...............................


.....................................................................................................5

C. Pengembangan program Bimbingan Konseling...............................


........................................................................................................8

D. Peran Konselor dan Perubahan Tingkah Laku.................................


......................................................................................................11

iii
BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan.....................................................................................
...................................................................................................14

B. Saran...............................................................................................
...................................................................................................14

DAFTAR PUSTAKA....................................................................................... 15

iv
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Pendidikan di sekolah memegang peranan penting dalam mendidik


siswa dan mempersiapkan siswa menjadi masyarakat yang berguna. Di dalam
sekolah terdapat suatu organisasi yaitu bimbingan dan konseling yang
merupakan suatu wadah yang bertujuan untuk pemberian bantuan kepada
peserta didik yang diberikan oleh guru bimbingan dan konseling, agar peserta
didik mampu memecahkan masalah secara mandiri, dan mengembangkan
potensi yang ada dalam dirinya. Anak sekolah dasar pada umunya disebut
dengan masa sekolah rendah yang berada pada usia enam sampai tiga belas
tahun. Sekolah dasar disebut masa yang sangat penting, karena pada masa
sekolah dasar siswa sangat membutuhkan ilmu pengetahuan serta
keterampilan untuk tercapainya tugas perkembanganya sehingga dapat
mempersiapkan kehidupan yang akan datang.
Oleh karena itu maka karakteristik yang dimiliki siswa sekolah dasar
harus dikembangkan secara efektif melalui bantuan yang diberikan oleh orang
tua, guru, serta masyarakat.

B. Rumusan Masalah
Masalah dapat dirumuskan sebagai berikut.
1. Bagaimana layanan bimbingan dan konseling?
2. Bagaimana perkembangan makna bimbingan dan konseling?
3. Bagaimana pengembangan bimbingan dan konseling?
4. Bagaimana peran konselor dan perubahan tingkah laku?

C. Tujuan
Melalui penulisan makalah ini, mahasiswa diharapkan mendapat
gambaran tentang:
1. Untuk mengetahui layanan bimbingan dan konseling
2. Untuk mengetahui perkembangan makna bimbingan dan konseling
1
3. Untuk mengetahui pengembangan program bimbingan dan konseling
4. Untuk mengetahui peran konselor dan perubahan tingkah laku

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Layanan Bimbingan Konseling


Pelaksanaan layanan bimbingan dan konseling di sekolah dasar yang
memiliki guru bimbingan dan konseling di kota Pekanbaru dikategorikan
baik, dalam hal ini wali kelas berkolaborasi dalam menjalankan layanan
bimbingan dan konseling diaat jam pelajaran berlangsung. (Trisnowati, 2016)
menyebuktan bahwa para guru dan konselor bekerja samam dalam
pelaksanaan layanan bimbingan dan konseling dikelas yang bertujuan untuk
mengembangkan kecakapan sosial, karier, bakat dan minat. Idealnya para
guru melakukan layanan bimbingan dan konseling pada bidang kurikulum
sehingga bimbingan dan konseling dapat menjadi bagian dari seni bhasa dan
ilmu sosial.
Pelaksanaan layanan bimbingan dan konseling berjalan dengan baik,
dikarenakan banyak dukungan dari pihak lain seperti: guru, kepala sekolah
dan orang tua dalam hal ini orang tua meminta bantuan pada guru untuk
membimbing peserta didik dalam mengembangkan kompetensinya, kemudian
guru mencari bantuan kepada konselor, sehingga konselor akan merancang
serta membagikan ideide sebagai tindakan yang tepat yang sesuai dengan
permasalahan yang ada pada peserta didik, sehingga guru dan orang tua
kemudian melakukan tindakan yang tepat kepada peserta didik untuk
mengembangkan potensi yang ada pada peserta didik.
Hal ini sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan (Supriyanto, 2016)
bahwa Pada pelaksanaan layanan bimbingan dan konseling perlu
dilaksanakan melalui koloborasi secara komprehensif antara, konselor, guru
dan orang tua dalam rangka mengembangkan kompetensi pada anak. (Atmaja
et al., 2019) Menyatkan bahwa kerja sama antara guru kelas dan konselor
dalam memberikan bantuan pada peserta didik, guru kelas memberikan
layanan bimbingan dan konseling di waktu jam pembelajaran, sedangkan
konselor mengontrol perkembangan pada peserta didik.

3
Namun berbeda denga hal pendapat oleh (Sukadari, 2021) Pada
kenyataanya layanan bimbingan dan konseling masih dengan kategori kurang
optimal, hal ini guru kelas memliki tugas dalam mengajar sehingga dalam
memberikan layanan bimbingan dan konseling kurang efektif, pada kasus di
sekolah dasar pada biasanya guru kelas hanya memperhatikan kemampuan
akademik pada siswa tanpa melihat latar belakang yang dimiliki siswa.
Contohnya pada peserta didik memliki masalah yang menyebabkan
kurangnya kosentrasi belajar sehingga peserta didik mendapat nilai yang
kurang, namun guru hanya bisa mencibir serta tidak mau tahu.
Dari hal tersebut bisa dijelaskan bahwa kurangnya pemahaman guru serta
kurangnya kolobirasi pada pihak lain. Dalam pelaksanaanya layanan
bimbingan konseling memiliki beberapa faktor dianataranya faktor
pendukung dan faktor penghambat, adapun beberapa faktor pendukung
terlaksananya layanan bimbingan dan konseling seperti: Adanya kerja sama
wali kelas dengan orang tua, dukungan dari pihak sekolah, kesadaran siswa
dalam mengenai bimbingan dan konseling, siswa terbuka kepada wali kelas
ketika memiliki permasalahan.
Hal ini sejalan dengan penelitian (Gita & Perianto, 2020) yang
menyebutkan bahwa faktor pendukung dalam pelaksanaan layanan bimbingan
dan konseling di anataranya mendapatkan dukungan dari pihak kepala
sekolah. Pelaksanaan layanan bimbingan dan konseling tentunya harus
mendapatkan perhatian dari pihak sekolah, yang dimana pihak sekolah
memberikan dukungan mengenai sarana dan prasanan agar terlaksananya
layanan bimbingan dan konseling secara optimal.
Adapun faktor penghambat dalampelaksanaan layanan bimbingan dan
konseling di antaranya: kurangnya saranan dan prasarana seperti ruangan
khusu bimbingan dan konseling, tidak ada jam untuk guru bimbingan dan
konseling yang akan melaksanakan bimbingan dan konseling. Hal ini sejalan
dengan penelitian oleh (Amalianingsih & Herdi, 2021) yang menyebutkan
bahwa faktor penghambat dalam pelaksanaan layanan bimbingan dan
konseling adalah kurangnya sarana dan prasanan dalam layanan bimbingan
dan konseling.

4
B. Perkembangan Makna Bimbingan Dan Konseling
Bimbingan konseling awal mulanya adalah dari Amerika Serikat yang
kemudian berkembang pada abad ke-20. Ada banyak faktor yang membantu
perkembangan bimbingan konseling sehingga masuk dalam disiplin ilmu juga
berbagai institusi pendidikan termasuk sekolah.
1. Faktor yang menyebabkan perkembangan bimbingan konseling
Berikut adalah berbagai faktor yang menyebabkan bimbingan
konseling terus berkembang:
a. Memperoleh perhatian pemerintah dalam penduduk imigran yang
masuk ke Amerika Serikat dalam kawasan Eropa, ketika butuh
pekerjaan layak. Dari sinilah, muncul berbagai biro vokasional dari
pemerintah untuk membantu mencari bakat dan minat masyarakat luas
supaya bisa mencari pekerjaan sesuai kegemaran dan keahlian.
b. Pandangan Kristen menyatakan dunia adalah tempat pertempuran hal
baik dan buruk. Dari pandangan tersebut, kemudian membuat banyak
lembaga pendidikan memperoleh pelajaran moral kebaikan, termasuk
untuk membentuk anak didik agar berperilaku baik serta mencegah
keburukan.
c. Pengaruh disiplin mental, dikembangkan sebagai perlakuan manusiawi
terhadap orang-orang yang mempunyai gangguan jiwa di rumah sakit.
Disiplin ilmu tersebut merupakan tindakan antisipatif bagi orang-orang
dengan resiko terkena gangguan mental dalam masyarakat. Mencegah
gangguan mental dapat dilakukan sejak awal melalui layanan
bimbingan konseling.
d. Gerakan pemeriksaan psikologis terus berkembang, termasuk dalam
pembuatan berbagai macam instrumen dengan tujuan menguji
kepribadian seseorang juga untuk tes seleksi karyawan pada
perusahaan.
e. Pemerintah federal menunjuk beberapa konselor untuk menyediakan
bimbingan karir, juga pendidikan karir. Tujuannya adalah mencegah
kenakalan remaja, antisipasi pada obat bius, dan lainnya.

5
f. Pengaruh adanya terapi penyakit client centered therapy atau terapi
berfokus klien yang telah dikembangkan oleh Carl Rogers. Carl dalam
hal ini, memilih cara terbaik dalam pengganti pendekatan otoriter
paternalistic menggunakan pendekatan potensi individu.

2. Tujuan Bimbingan Konseling


Berikut adalah informasi tentang apa saja tujuan bimbingan konseling:
a. Supaya individu bisa membuat perubahan terhadap perilaku diri
sendiri, sehingga, membuat hidupnya lebih produktif sekaligus
memuaskan agar berhasil merencanakan perkembangan karir dan
kehidupannya di masa depan.
b. Supaya bisa membantu individu dalam memenuhi kebutuhan
psikologis termasuk untuk merealisasikan keinginan juga
mengembangkan potensi diri.

3. Prinsip-Prinsip Bimbingan Konseling


Agar kamu tahu tentang apa saja prinsip prinsip bimbingan
konseling, berikut adalah informasinya:
a. Bimbingan merupakan proses dalam membantu individu supaya
mereka bisa menyelesaikan masalah yang harus dihadapi.
b. Bimbingan harus berfokus pada individu yang sedang dibimbing.
c. Bimbingan harus luwes, identifikasi kebutuhan harus benar-benar
dirasakan oleh individu yang dibimbing.
d. Bimbingan konseling hanya bagi semua konselor, bimbingan tersebut
bisa untuk bimbingan bermasalah atau tidak bermasalah, sehingga ada
pendekatan bimbingan yang sifatnya preventif juga pengembangan
penyembuhan.
e. Bimbingan bukan sekedar tugas atau tanggung jawab para konselor,
tetapi juga untuk para tenaga pendidik, termasuk kepala sekolah, guru
sesuai peran masing-masing.

C. Pengembangan Program Bimbingan Dan Konseling

6
1. Pelayanan Dasar BK
a. Bimbingan Klasikal

Program yang dirancang menuntut konselor untuk melakukan


kontak langsung dengan siswa di kelas. Secara terjadwal, konselor
memberikan pelayanan bimbingan kepada siswa. Kegiatan bimbingan
kelas ini bisa berupa diskusi kelas atau curah pendapat ( brain
storming).
b. Pelayanan Orientasi
Pelayanan ini merupakan suatu kegiatan yang memungkinkan
konseli dapat memahami dan menyesuaikan diri dengan lingkungan
baru, terutama lingkungan sekolah, untuk mempermudah atau
memperlancar berperannya mereka di lingkungan baru tersebut.
Pelayanan orientasi ini biasanya dilaksanakan pada awal program
pelajaran baru. Materi pelayanan orientasi di sekolah biasanya
mencakup organisasi sekolah, staf dan guru-guru, kurikulum, program
bimbingan dan konseling, program ekstrakurikuler, fasilitas atau
sarana prasarana, dan tata tertib sekolah.
c. Pelayanan Informasi
Pemberian informasi tentang berbagai hal yang dipandang
bermanfaat bagi siswa melalui komunikasi langsung, maupun tidak
langsung (melalui media cetak maupun elektronik, seperti : buku,
paket, modul, brosur, leaflet, majalah, dan internet).
d. Bimbingan Kelompok
Konselor memberikan pelayanan bimbingan kepada siswa melalui
kelompok- kelompok kecil (5 s.d. 10 orang). Bimbingan ini ditujukan
untuk merespon kebutuhan dan minat para peserta didik. Topik yang
didiskusikan dalam bimbingan kelompok ini, adalah masalah yang
bersifat umum (common problem) dan tidak rahasia, seperti: cara-cara
belajar yang efektif, kiat-kiat menghadapi ujian, dan mengelola stress.

e. Pelayanan Pengumpulan Data (Aplikasi Instrumentasi)


Kegiatan untuk mengumpulkan data atau informasi tentang pribadi
7
siswa, dan lingkungannya. Pengumpulan data ini dapat dilakukan
dengan berbagai instrumen, baik tes maupun non-tes.

2. Pelayanan Responsif

a. Konseling Individual dan Kelompok


Pemberian layanan konseling ini ditujukan untuk membantu
konseli yang mengalami kesulitan, mengalami hambatan dalam
mencapai tugas-tugas perkembangannya. Melalui konseling, konseli
dibantu untuk mengidentifikasi masalah, penyebab masalah,
penemuan alternatif pemecahan masalah, dan pengambilan keputusan
secara lebih tepat. Konseling ini dapat dilakukan secara individual
maupun kelompok.

b. Referal (Rujukan atau Alih Tangan)

Apabila konselor merasa kurang memiliki kemampuan untuk


menangani masalah konseli, maka sebaiknya dia mereferal atau
mengalihtangankan konseli kepada pihak lain yang lebih berwenang,
seperti psikolog, psikiater, dokter, dan kepolisian. Konseli yang
sebaiknya dirujuk adalah mereka yang memiliki masalah, seperti
depresi, tindak kejahatan (kriminalitas), kecanduan narkoba, dan
penyakit kronis.
1) Kolaborasi dengan Guru Mata Pelajaran atau Wali Kelas (dijelaskan
di bagian Pedekatan Kolaboratif )
2) Kolaborasi dengan Orang tua (dijelaskan di bagian Pedekatan
Kolaboratif)
3) Kolaborasi dengan pihak-pihak terkait di luar sekolah (dijelaskan di
bagian Pedekatan Kolaboratif )
4) Konsultasi
Konselor memberikan layanan konsultasi bagi guru, orang tua, atau
pihak pimpinan Sekolah yang terkait dengan upaya membangun
kesamaan persepsi dalam memberikan bimbingan kepada konseli,
menciptakan lingkungan Sekolah yang kondusif bagi perkembangan
konseli, melakukan referal, dan meningkatkan kualitas program
8
bimbingan dan konseling.
5) Bimbingan Teman Sebaya (Peer Guidance/Peer Facilitation)
Bimbingan teman sebaya ini adalah bimbingan yang dilakukan
oleh konseli terhadap konseli yang lainnya. Konseli yang menjadi
pembimbing sebelumnya diberikan latihan atau pembinaan oleh
konselor. Konseli yang menjadi pembimbing berfungsi sebagai
mentor atau tutor yang membantu peserta didik lain dalam
memecahkan masalah yang dihadapinya, baik akademik maupun
non-akademik. Di samping itu, dia juga berfungsi sebagai mediator
yang membantu konselor dengan cara memberikan informasi
tentang kondisi perkembangan, atau masalah peserta didik yang
perlu mendapat pelayanan bantuan bimbingan atau konseling.
6) Konferensi Kasus
Kegiatan untuk membahas permasalahan konseli dalam suatu
pertemuan yang dihadiri oleh pihak-pihak yang dapat memberikan
keterangan, kemudahan dan komitmen bagi terselesaikannya
permasalahan konseli itu. Pertemuan kasus ini bersifat terbatas dan
tertutup.
7) Kunjungan Rumah
Kunjungan rumah adalah kegiatan untuk memperoleh data
tentang konseli tertentu yang sedang dibantu dalam penyelesaian
masalahnya melalui kunjungan ke rumahnya.

3. Peminatan dan perencanaan Individual

a. Pemberian informasi program peminatan; melakukan pemetaan


dan penetapan peminatan peserta didik ; layanan lintas minat;
layanan pendalaman minat; layanan pindah minat; pendampingan
dilakukan melalui bimbingan klasikal, bimbingan kelompok,
konseling individual, konseling kelompok, dan konsultasi;
pengembangan dan penyaluran; evaluasi dan tindak lanjut.
b. Asesmen individual atau kelompok

9
Konselor membantu konseli secara perseorangan atau
kelompok untuk menganalisis kekuatan dan kelemahan dirinya yang
menyangkut pencapaian tugas- tugas perkembangan, atau aspek-
aspek pribadi, sosial, belajar, dan karier. Melalui kegiatan asesmen
diri ini, konseli akan memiliki pemahaman, penerimaan, dan
pengarahan dirinya secara positif dan konstruktif.
c. Pertimbangan individual atau kelompok
Konselor membantu konseli secara perseorangan atau
kelompok dalam memanfaatkan hasil asesmen diri untuk (1)
merumuskan tujuan, dan merencanakan kegiatan (alternatif
kegiatan) yang menunjang pengembangan dirinya, atau kegiatan
yang berfungsi untuk memperbaiki kelemahan dirinya; (2)
melakukan kegiatan yang sesuai dengan tujuan atau perencanaan
yang telah ditetapkan, dan (3) mengevaluasi kegiatan yang telah
dilakukannya.
d. Penempatan

Konselor membantu konseli menyalurkan potensi dirinya


dalam kegiatan ekstrakurikuler, pemilihan program studi, kegiatan
belajar, dan/atau karier sesuai dengan bakat, minat, dan
kemampuannya.
4. Dukungan Sistem
a. Pengembangan Profesi
Konselor secara terus menerus berusaha untuk “mengupdate”
pengetahuan dan keterampilannya melalui (1) in-service training, (2)
aktif dalam organisasi profesi, (3) aktif dalam kegiatan-kegiatan
ilmiah, seperti seminar dan workshop, atau (4) melanjutkan studi ke
program yang lebih tinggi.
b. Manajemen Program
Program pelayanan bimbingan dan konseling tidak mungkin akan
tercipta, terselenggara, dan tercapai bila tidak memiliki suatu sistem
manajemen yang bermutu, dalam arti dilakukan secara jelas,
sistematis, dan terarah. Oleh karena itu, bimbingan dan konseling
10
harus ditempatkan sebagai bagian terpadu dari seluruh program
sekolah
c. Riset dan Pengembangan
Strategi: melakukan penelitian, mengikuti kegiatan profesi dan
mengikuti aktivitas peningkatan profesi.

D. Pengaruh Konselor dan Perubahan Perilaku


Pelayanan bimbingan dan konseling sangat dibutuhkan, mulai dari
tingkat pendidikan dasar hingga perguruan tinggi. Seiring dengan
perkembangan IPTEK berbagai persoalan pun muncul. Dunia pendidikan
sepertinya belum mampu menjawab berbagai macam persoalan yang muncul
akibat perkembangan IPTEK. Sehingga indikasinya adalah munculnya
berbagai perilaku menyimpang yang tidak seyogianya dilakukan oleh para
peserta didik. Perkembangan pendidikan dan kehidupan masyarakat yang
semakin mendunia yang diiringi dengan berbagai perubahan dan kemajuan
serta masalah-masalah yang melekat didalamnya menimbulkan berbagai
tantangan dan sekaligus menumbuhkan harapan bagi seluruh warga
masyarakat. Tantangan, harapan, kesenjangan, dan persaingan yang terus-
menerus sebagai suatu kenyataan yang dihadapi manusia dalam berbagai sisi
kehidupan baik sekolah, keluarga, lembaga formal menjadi potensi timbulnya
berbagai permasalahan. Kondisi seperti inilah menjadikan fokus perhatian
serta medan pelayanan bimbingan dan konseling.
Bimbingan di sekolah bertujuan mendukung pendidikan dan
pengajaran di sekolah. Bimbingan berusaha agar tujuan pendidikan terealisasi
semaksimal mungkin pada diri tiap siswa sesuai dengan potensi yang
dimiliki. Karena itu tujuan bimbingan dan filsafat yang menjadi dasar
penyelenggaraannya harus erat berkaitan dengan tujuan pendidikan dan
falsafah pendidikan di lembaga itu. (Siswohardjono, 1990) Sedangkan
konseling adalah hubungan pribadi yang dilakukan secara tatap muka antara
dua orang dalam mana konselor melalui hubungan itu dengan kemampuan-
kemampuan khusus yang dimilikinya, menyediakan situasi belajar. Dalam hal
ini konseli dibantu untuk memahami diri sendiri, keadaannya sekarang, dan
kemungkinan keadaannya masa depan yang dapat ia ciptakan dengan
11
menggunakan potensi yang dimilikinya, demi untuk kesejahteraan pribadi
maupun masyarakat. Lebih lanjut konseli dapat belajar bagaimana
memecahkan masalah- masalah dan menemukan kebutuhan-kebutuhan yang
akan dating (Luddin, 2010)
Bimbingan dan konseling merupakan upaya proaktif dan sistematik
dalam memfasilitasi individu mencapai tingkat perkembangan yang optimal,
pengembangan perilaku yang efektif, pengembangan lingkungan, dan
peningkatan fungsi atau manfaat individu dalam lingkungannya. (Sukardi,
2000) Kesiapan tersebut yang ditandai dengan adanya kematangan dan
perkembangan yang maksimal pada diri peserta didik akan memberikan
kemudahan bagi guru untuk memilih dan menyampaikan materi pelajaran.
Kamudahan tersebut akan lebih kita rasakan apabila dalam mempersiapkan
peserta didik tersebut kita ikut sertakan peran guru BK (Bimbingan
Konseling) dalam memberikan bimbingan terutama bagi anak didik yang
mengalami masalah belajar dan problem lain.
Pada dasarnya guru BK (Bimbingan Konseling) adalah individu yang
dituntut untuk mampu beradaptasi serta mudah dalam mengenali
perkembangan dan kematangan kepribadian seseorang termasuk peserta
didik. Oleh karena itu alangkah baiknya apabila dalam proses mempersiapkan
peserta didik dalam kegiatan belajar mengajar apabila kita memadukan kerja
sama antara guru akidah dan guru BK hal ini akan lebih mempermudah dalam
mengetahui perkembangan dan kematangan peserta didik terhadap perubahan
tingkah laku peserta didik yang sesuai dengan apa yang diharapkan (Prayitno,
1995)
Pelaksanaan bimbingan diarahkan untuk membantu peserta didik agar
dapat melakukan pilihan dan mengambil keputusan. Bimbingan mempunyai
peran untuk memberikan informasi dan nasehat kepada peserta didik, yang
semua itu sangat penting baginya dalam pengambilan keputusan. Guru BK
mengarahkan kehidupan peserta didik untuk mencapai tujuannya, dan
membimbing, memfasilitas peserta didik untuk mempertimbangkan,
penyesuaian diri untuk penyempurnaan tujuan melalui pengambilan
keputusan yang tepat. Psikologi merupakan kajian tentang tingkah laku

12
individu. Landasan psikologi dalam bimbingan dan konseling berarti
memberikan pemahaman tingkah laku individu yang menjadi sasaran layanan
(klien). Hal ini sangat penting karena bidang garapan dan konselin adalah
tingkah laku klien yang perlu diubah atau dikembangkan apabila ia hendak
mengatasi masalah- masalah yang dihadapinya atau ingin mencapai tujuan-
tujuan yang dikehendakinya.
Ahmad, Menyatakan bahwa tingkah laku adalah gerak hidup individu
yang dapat dirumuskan dalam bentuk kata kerja yang dijumpai dalam kamus
bahasa dan kata kerjabentukan menggambarkan tingkah laku tertentu. Jumlah
dan jenis tingkah laku manusia terus berkembang sesuai dengan
perkembangan budaya mereka. Tingkah laku individu tidak terjadi dalam
keadaan kosong, melainkan mengandung latar belakang, latar depan,
sangkutpaut dan isi tertentu. Lagi pula tingkah laku itu berlangsung dalam
kaitannya dengan lingkungan tertentu yang mengandung di dalamnya unsure
waktu, tempat dan berbagai kondisi lainnya. Suatu tingkah laku merupakan
perwujudan dari hasil interaksi antara keadaan interen individu dan keadaan
eksten lingkungan. (Ahmad, 2020) Perilaku itu tercipta melalui proses binaan
melalui keluarga, pendidikan dan pengalaman (Prijodarminto, 1994:23)

13
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Pelaksanaan layanan bimbingan dan konseling di sekolah dasar yang
memiliki guru bimbingan dan konseling di kota Pekanbaru dikategorikan
baik, dalam hal ini wali kelas berkolaborasi dalam menjalankan layanan
bimbingan dan konseling diaat jam pelajaran berlangsung. (Trisnowati, 2016)
menyebuktan bahwa para guru dan konselor bekerja samam dalam
pelaksanaan layanan bimbingan dan konseling dikelas yang bertujuan untuk
mengembangkan kecakapan sosial, karier, bakat dan minat. Idealnya para
guru melakukan layanan bimbingan dan konseling pada bidang kurikulum
sehingga bimbingan dan konseling dapat menjadi bagian dari seni bhasa dan
ilmu sosial.
Bimbingan konseling awal mulanya adalah dari Amerika Serikat yang
kemudian berkembang pada abad ke-20. Ada banyak faktor yang membantu
perkembangan bimbingan konseling sehingga masuk dalam disiplin ilmu juga
berbagai institusi pendidikan termasuk sekolah.
Pada dasarnya guru BK (Bimbingan Konseling) adalah individu yang
dituntut untuk mampu beradaptasi serta mudah dalam mengenali
perkembangan dan kematangan kepribadian seseorang termasuk peserta
didik. Oleh karena itu alangkah baiknya apabila dalam proses mempersiapkan
peserta didik dalam kegiatan belajar mengajar apabila kita memadukan kerja
sama antara guru akidah dan guru BK hal ini akan lebih mempermudah dalam
mengetahui perkembangan dan kematangan peserta didik terhadap perubahan
tingkah laku peserta didik yang sesuai dengan apa yang diharapkan (Prayitno,
1995)

14
DAFTAR PUSTAKA

Amalianingsih, R., & Herdi, H. (2021). Studi Literatur: Faktor Pendukung Dan
Penghambat Dalam Penyelenggaraan Program Bimbingan Dan Konseling
Di Sekolah Menengah Kejuruan. Jurnal Bimbingan Dan Konseling Terapan,
5(1), 50.

Gita, K. Nur, & Perianto, E. (2020). Peran Guru Bimbingan Dan Konseling Untuk
Mengubah Persepsi Negatif Siswa Smp Di Yogyakarta Terhadap Guru
Bimbingan Dan Konseling. Journal Of Chemical Information And
Modeling, 5(1).

Atmaja, S. D., Harapan, E., & Nurlela, N. (2019). Implementasi Peran Wali Kelas
Dalam Pelaksanaan Bimbingan Dan Konseling Di Smk Negeri 1 Benakat.
Jurnal Wahana Konseling, 2(2), 125.

Supriyanto, A. (2016). Kolaborasi Konselor, Guru, Dan Orang Tua Untuk


Mengembangkan Kompetensi Anak Usia Din Melalui Bimbingan
Komprehensif. Jurnal Care (Children Advisory Research And Education),
4(1), 42–49.

Trisnowati, E. (2016). Peran Konselor Di Berbagai Setting Sekolah. Jurnal


Konseling Gusjigang, 2(2), 165–172.

Sukadari, S. (2021). Guru Bimbingan Dan Konseling Di Sekolah Dasar Sangat


Dibutuhkan. Elementary School: Jurnal Pendidikan Dan Pembelajaran Ke-
Sd-An, 8(1), 67–74.

Prijodarminto. (1994). Pengaruh Keluarga, Pendidikan dan Pengalaman Terhadap


Perilaku. Jurnal.

Prayitno. (1995). Layanan Bimbingan dan Konseling Kelompok (Dasar dan


Profil). Jakarta : Gahalia Indonesia.

Luddin. (2010). Dasar-dasar Konseling. Jakarta: Perdana Publishing.

Ahmad, H. (2020). Leadership in TVET for the 21st Century: Challenges, Roles
and Characteristics. Procedia-Social and Behavioral Sciences, 195, 1471–
1476.

Sukardi. (2000). Pengantar Pelaksanaan Program Bimbingan dan Konseling.


Jakarta: Rineka Cipta.

Siswohardjono. (1990). Perspektif Bimbingan Konseling dan Penerapannya di


Berbagai Institusi. Semarang: Satya Wacana.
15

Anda mungkin juga menyukai