DISUSUN OLEH :
OKU TIMUR
2023
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang hingga saat ini masih memberikan
kita nikmat iman dan kesehatan, sehingga saya diberi kesempatan yang luar biasa
ini yaitu kesempatan untuk menyelesaikan tugas penulisan makalah tentang
“pengembangan bimbingan konseling di SD”
Shalawat serta salam tidak lupa selalu kita haturkan untuk junjungan nabi
gung kita, yaitu Nabi Muhammad SAW yang telah menyampaikan petunjukan
Allah SWT untuk kita semua, yang merupakan sebuah pentunjuk yang paling
benar yakni Syariah agama Islam yang sempurna dan merupakan satu-satunya
karunia paling besar bagi seluruh alam semesta.
Selain itu kami juga sadar bahwa pada makalah kami ini dapat ditemukan
banyak sekali kekurangan serta jauh dari kesempurnaan. Oleh sebab itu, kami
benar-benar menanti kritik dan saran untuk kemudian dapat kami revisi dan kami
tulis di masa yang selanjutnya, sebab sekali kali lagi kami menyadari bahwa tidak
ada sesuatu yang sempurna tanpa disertai saran yang konstruktif.
Di akhir kami berharap makalah sederhana kami ini dapat dimengerti oleh
setiap pihak yang membaca. Kami pun memohon maaf yang sebesar-besarnya
apabila dalam makalah kami terdapat perkataan yang tidak berkenan di hati.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL........................................................................................
.........................................................................................................................i
KATA PENGANTAR......................................................................................
........................................................................................................................ii
DAFTAR ISI....................................................................................................
.......................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang................................................................................
.....................................................................................................1
B. Rumusan Masalah...........................................................................
.....................................................................................................2
C. Tujuan.............................................................................................
.....................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN
iii
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan.....................................................................................
...................................................................................................14
B. Saran...............................................................................................
...................................................................................................14
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................... 15
iv
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
Masalah dapat dirumuskan sebagai berikut.
1. Bagaimana layanan bimbingan dan konseling?
2. Bagaimana perkembangan makna bimbingan dan konseling?
3. Bagaimana pengembangan bimbingan dan konseling?
4. Bagaimana peran konselor dan perubahan tingkah laku?
C. Tujuan
Melalui penulisan makalah ini, mahasiswa diharapkan mendapat
gambaran tentang:
1. Untuk mengetahui layanan bimbingan dan konseling
2. Untuk mengetahui perkembangan makna bimbingan dan konseling
1
3. Untuk mengetahui pengembangan program bimbingan dan konseling
4. Untuk mengetahui peran konselor dan perubahan tingkah laku
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
Namun berbeda denga hal pendapat oleh (Sukadari, 2021) Pada
kenyataanya layanan bimbingan dan konseling masih dengan kategori kurang
optimal, hal ini guru kelas memliki tugas dalam mengajar sehingga dalam
memberikan layanan bimbingan dan konseling kurang efektif, pada kasus di
sekolah dasar pada biasanya guru kelas hanya memperhatikan kemampuan
akademik pada siswa tanpa melihat latar belakang yang dimiliki siswa.
Contohnya pada peserta didik memliki masalah yang menyebabkan
kurangnya kosentrasi belajar sehingga peserta didik mendapat nilai yang
kurang, namun guru hanya bisa mencibir serta tidak mau tahu.
Dari hal tersebut bisa dijelaskan bahwa kurangnya pemahaman guru serta
kurangnya kolobirasi pada pihak lain. Dalam pelaksanaanya layanan
bimbingan konseling memiliki beberapa faktor dianataranya faktor
pendukung dan faktor penghambat, adapun beberapa faktor pendukung
terlaksananya layanan bimbingan dan konseling seperti: Adanya kerja sama
wali kelas dengan orang tua, dukungan dari pihak sekolah, kesadaran siswa
dalam mengenai bimbingan dan konseling, siswa terbuka kepada wali kelas
ketika memiliki permasalahan.
Hal ini sejalan dengan penelitian (Gita & Perianto, 2020) yang
menyebutkan bahwa faktor pendukung dalam pelaksanaan layanan bimbingan
dan konseling di anataranya mendapatkan dukungan dari pihak kepala
sekolah. Pelaksanaan layanan bimbingan dan konseling tentunya harus
mendapatkan perhatian dari pihak sekolah, yang dimana pihak sekolah
memberikan dukungan mengenai sarana dan prasanan agar terlaksananya
layanan bimbingan dan konseling secara optimal.
Adapun faktor penghambat dalampelaksanaan layanan bimbingan dan
konseling di antaranya: kurangnya saranan dan prasarana seperti ruangan
khusu bimbingan dan konseling, tidak ada jam untuk guru bimbingan dan
konseling yang akan melaksanakan bimbingan dan konseling. Hal ini sejalan
dengan penelitian oleh (Amalianingsih & Herdi, 2021) yang menyebutkan
bahwa faktor penghambat dalam pelaksanaan layanan bimbingan dan
konseling adalah kurangnya sarana dan prasanan dalam layanan bimbingan
dan konseling.
4
B. Perkembangan Makna Bimbingan Dan Konseling
Bimbingan konseling awal mulanya adalah dari Amerika Serikat yang
kemudian berkembang pada abad ke-20. Ada banyak faktor yang membantu
perkembangan bimbingan konseling sehingga masuk dalam disiplin ilmu juga
berbagai institusi pendidikan termasuk sekolah.
1. Faktor yang menyebabkan perkembangan bimbingan konseling
Berikut adalah berbagai faktor yang menyebabkan bimbingan
konseling terus berkembang:
a. Memperoleh perhatian pemerintah dalam penduduk imigran yang
masuk ke Amerika Serikat dalam kawasan Eropa, ketika butuh
pekerjaan layak. Dari sinilah, muncul berbagai biro vokasional dari
pemerintah untuk membantu mencari bakat dan minat masyarakat luas
supaya bisa mencari pekerjaan sesuai kegemaran dan keahlian.
b. Pandangan Kristen menyatakan dunia adalah tempat pertempuran hal
baik dan buruk. Dari pandangan tersebut, kemudian membuat banyak
lembaga pendidikan memperoleh pelajaran moral kebaikan, termasuk
untuk membentuk anak didik agar berperilaku baik serta mencegah
keburukan.
c. Pengaruh disiplin mental, dikembangkan sebagai perlakuan manusiawi
terhadap orang-orang yang mempunyai gangguan jiwa di rumah sakit.
Disiplin ilmu tersebut merupakan tindakan antisipatif bagi orang-orang
dengan resiko terkena gangguan mental dalam masyarakat. Mencegah
gangguan mental dapat dilakukan sejak awal melalui layanan
bimbingan konseling.
d. Gerakan pemeriksaan psikologis terus berkembang, termasuk dalam
pembuatan berbagai macam instrumen dengan tujuan menguji
kepribadian seseorang juga untuk tes seleksi karyawan pada
perusahaan.
e. Pemerintah federal menunjuk beberapa konselor untuk menyediakan
bimbingan karir, juga pendidikan karir. Tujuannya adalah mencegah
kenakalan remaja, antisipasi pada obat bius, dan lainnya.
5
f. Pengaruh adanya terapi penyakit client centered therapy atau terapi
berfokus klien yang telah dikembangkan oleh Carl Rogers. Carl dalam
hal ini, memilih cara terbaik dalam pengganti pendekatan otoriter
paternalistic menggunakan pendekatan potensi individu.
6
1. Pelayanan Dasar BK
a. Bimbingan Klasikal
2. Pelayanan Responsif
9
Konselor membantu konseli secara perseorangan atau
kelompok untuk menganalisis kekuatan dan kelemahan dirinya yang
menyangkut pencapaian tugas- tugas perkembangan, atau aspek-
aspek pribadi, sosial, belajar, dan karier. Melalui kegiatan asesmen
diri ini, konseli akan memiliki pemahaman, penerimaan, dan
pengarahan dirinya secara positif dan konstruktif.
c. Pertimbangan individual atau kelompok
Konselor membantu konseli secara perseorangan atau
kelompok dalam memanfaatkan hasil asesmen diri untuk (1)
merumuskan tujuan, dan merencanakan kegiatan (alternatif
kegiatan) yang menunjang pengembangan dirinya, atau kegiatan
yang berfungsi untuk memperbaiki kelemahan dirinya; (2)
melakukan kegiatan yang sesuai dengan tujuan atau perencanaan
yang telah ditetapkan, dan (3) mengevaluasi kegiatan yang telah
dilakukannya.
d. Penempatan
12
individu. Landasan psikologi dalam bimbingan dan konseling berarti
memberikan pemahaman tingkah laku individu yang menjadi sasaran layanan
(klien). Hal ini sangat penting karena bidang garapan dan konselin adalah
tingkah laku klien yang perlu diubah atau dikembangkan apabila ia hendak
mengatasi masalah- masalah yang dihadapinya atau ingin mencapai tujuan-
tujuan yang dikehendakinya.
Ahmad, Menyatakan bahwa tingkah laku adalah gerak hidup individu
yang dapat dirumuskan dalam bentuk kata kerja yang dijumpai dalam kamus
bahasa dan kata kerjabentukan menggambarkan tingkah laku tertentu. Jumlah
dan jenis tingkah laku manusia terus berkembang sesuai dengan
perkembangan budaya mereka. Tingkah laku individu tidak terjadi dalam
keadaan kosong, melainkan mengandung latar belakang, latar depan,
sangkutpaut dan isi tertentu. Lagi pula tingkah laku itu berlangsung dalam
kaitannya dengan lingkungan tertentu yang mengandung di dalamnya unsure
waktu, tempat dan berbagai kondisi lainnya. Suatu tingkah laku merupakan
perwujudan dari hasil interaksi antara keadaan interen individu dan keadaan
eksten lingkungan. (Ahmad, 2020) Perilaku itu tercipta melalui proses binaan
melalui keluarga, pendidikan dan pengalaman (Prijodarminto, 1994:23)
13
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pelaksanaan layanan bimbingan dan konseling di sekolah dasar yang
memiliki guru bimbingan dan konseling di kota Pekanbaru dikategorikan
baik, dalam hal ini wali kelas berkolaborasi dalam menjalankan layanan
bimbingan dan konseling diaat jam pelajaran berlangsung. (Trisnowati, 2016)
menyebuktan bahwa para guru dan konselor bekerja samam dalam
pelaksanaan layanan bimbingan dan konseling dikelas yang bertujuan untuk
mengembangkan kecakapan sosial, karier, bakat dan minat. Idealnya para
guru melakukan layanan bimbingan dan konseling pada bidang kurikulum
sehingga bimbingan dan konseling dapat menjadi bagian dari seni bhasa dan
ilmu sosial.
Bimbingan konseling awal mulanya adalah dari Amerika Serikat yang
kemudian berkembang pada abad ke-20. Ada banyak faktor yang membantu
perkembangan bimbingan konseling sehingga masuk dalam disiplin ilmu juga
berbagai institusi pendidikan termasuk sekolah.
Pada dasarnya guru BK (Bimbingan Konseling) adalah individu yang
dituntut untuk mampu beradaptasi serta mudah dalam mengenali
perkembangan dan kematangan kepribadian seseorang termasuk peserta
didik. Oleh karena itu alangkah baiknya apabila dalam proses mempersiapkan
peserta didik dalam kegiatan belajar mengajar apabila kita memadukan kerja
sama antara guru akidah dan guru BK hal ini akan lebih mempermudah dalam
mengetahui perkembangan dan kematangan peserta didik terhadap perubahan
tingkah laku peserta didik yang sesuai dengan apa yang diharapkan (Prayitno,
1995)
14
DAFTAR PUSTAKA
Amalianingsih, R., & Herdi, H. (2021). Studi Literatur: Faktor Pendukung Dan
Penghambat Dalam Penyelenggaraan Program Bimbingan Dan Konseling
Di Sekolah Menengah Kejuruan. Jurnal Bimbingan Dan Konseling Terapan,
5(1), 50.
Gita, K. Nur, & Perianto, E. (2020). Peran Guru Bimbingan Dan Konseling Untuk
Mengubah Persepsi Negatif Siswa Smp Di Yogyakarta Terhadap Guru
Bimbingan Dan Konseling. Journal Of Chemical Information And
Modeling, 5(1).
Atmaja, S. D., Harapan, E., & Nurlela, N. (2019). Implementasi Peran Wali Kelas
Dalam Pelaksanaan Bimbingan Dan Konseling Di Smk Negeri 1 Benakat.
Jurnal Wahana Konseling, 2(2), 125.
Ahmad, H. (2020). Leadership in TVET for the 21st Century: Challenges, Roles
and Characteristics. Procedia-Social and Behavioral Sciences, 195, 1471–
1476.