DISUSUN OLEH:
KELOMPOK 6
NAMA NIM
1. HASNI KAIMUDIN 22376GSD0667
2. MAHELSA INDA PRATAMA 22376GSD0668
3. HUSNA SAHRILA 22376GSD0669
4. IMELDA 22376GSD0670
Puji syukur senantiasa kami ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa.
Karena atas segala rahmat, petunjuk, dan karunia-Nya sehingga kami dapat
menyelesaikan Makalah ini dengan judul Bimbingan di SD. Makalah ini dapat
Ucapan terima kasih kami ucapkan kepada semua yang telah membantu
Segala upaya telah dilakukan untuk menyempurnakan Makalah ini, namun tidak
mustahil apabila dalam Makalah ini masih banyak terdapat kekurangan dan
kesalahan. Oleh karena itu, kami mengharapkan kritik dan saran yang dapat
Semoga Makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua untuk menambah
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
belajar setiap murid baik dalam kecepatan belajarnya maupun keberhasilan yang
dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka
peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan
Yang Maha esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan
pendidikan dasar yakni memberi bekal kemampuan dasar kepada siswa untuk
negara dan anggota umat manusia serta mempersiapkan siswa untuk mengikuti
Dasar).
1
Pendidikan dasar merupakan pondasi untuk pendidikan selanjutnya dan
pendidikan nasional. Untuk itu aset suatu bangsa tidak hanya terletak pada
sumber daya alam yang melimpah, tetapi terletak pada sumber daya alam yang
berkualitas. Sumber daya alam yang berkualitas adalah sumber daya manusia,
negara yang kekal dan sebagai investasi untuk mencapai kemajuan bangsa.
Bimbingan konseling adalah salah satu komponen yang penting dalam proses
pendidikan sebagai suatu sistem. Hal ini sesuai dengan apa yang dikemukakan oleh
Tim Pengembangan MKDK IKIP Semarang bahwa proses pendidikan adalah proses
interaksi antara masukan alat dan masukan mentah. Masukan mentah adalah
tujuan dan materi kurikulum, fasilitas dan media pendidikan, system administrasi
B. Rumusan Masalah
di SD?
dihadapi?
2
C. Tujuan Penulisan
yang dihadapinya
3
BAB II
PEMBAHASAN
A. Bimbingan di SD
pada bab sebelum nya, sekolah selaku institusi pendidikan harus menyadari
pentingnya bimbingan dan konseling pada anak. Maka dari itu sekolah dituntut
berkelanjutan.
b. Layanan Responsif
memenuhi kebutuhan yang dirasakan sangat penting oleh peserta didik saat
ini. Layanan ini bersifat preventik atau mungkin kuratif. Strategi yang
c. Layanan Perencanaan
sendiri.
4
d. Dukungan Sistem
masyarakat dan staf, konsultasi dengan guru dan staf. Adapun menurut
meliputi :
pendidikan bagi siswa baru, dan obyek-obyek yang perlu dipelajari, untuk
5
masyarakat sesuai dengan tuntutan kemajuan dan berkarakter-cerdas yang
dinamika kelompok.
membantu peserta didik dan atau pihak lain dalam memperoleh wawasan,
terpuji
pelayanan bimbingan dan konseling adalah Guru Bimbingan dan Konseling atau
6
Konselor.Penyelenggara pelayanan bimbingan dan konseling di SD/MI adalah Guru
a) Guru wali kelas yang di serahi tugas dan tanggung jawab sebagai seorang guru
BK. Tugas tersebut di berikan karena seorang guru walikelas dekat dengan
persoalan siswanya
b) Guru pembimbing yaitu seorang yang selain mengajar mata pelajaran tertentu
model ini termasuk memiliki tugas rangkap. Guru yang bisa di serahi tugas dan
tanggung jawab ini antara lain guru maple agama, PKN, dan guru-guru lain
c) Guru mata pelajaran tertentu yang di serahi tugas jhusus sebagai petugas BK.
secara fungsional kepala sekolah adah guru sedangkan jabatan kepala sekolah
adalah secara structural. Agar fungsi secara fungsional tidak tanggal maka
kepala sekolah di serahi tugas dan tangung jawab membimbing 40 orang siswa
pembelajaran yang harus dilakukan oleh seorang guru yaitu Strategi pembelajaran
secara verbal dari seorang guru kepada sekelompok siswa dengan maksud
yang berorientasi kepada guru, dikatakan demikian sebab dalam strategi ini
guru memegang peranan yang sangat penting atau dominan. Dalam sistem ini
mencernanya saja secara tertib dan teratur. Metode pembelajaran yang tepat
Jadi ini sesuai dengan pengertian dan maksud dari Strategi Ekspositori
tersebut, dimana strategi ini merupakan strategi ceramah atau satu arah.
suatu proses, situasi atau benda tertentu yang sedang dipelajari, baik
sebenarnya ataupun tiruan dengan lisan. Jadi guru memperagakan apa yang
8
c. Metode sosiodrama Sosiodrama pada dasarnya mendramatisasi tingkah laku
secara kritis dan analitis untuk mencari dan menemukan sendiri jawabannya
dari suatu masalah yang ditanyakan. Ada beberapa hal yang menjadi utama
belajar.
b) Jika bahan pelajaran yang akan diajarkan tidak berbentuk atau konsep yang
c) Jika proses pembelajaran berangkat dari rasa ingin tahu siswa terhadap
sesuatu.
e) Jika jumlah siswa yang belajar tak terlalu banyak sehingga bisa dikendalikan
oleh guru.
f) Jika guru memiliki waktu yang cukup untuk menggunakan pendekatan yang
9
SPI merupakan strategi yang menekankan kepada pembangunan intelektual
diantaranya :
d. Metode tanya jawab Metode tanya jawab adalah cara penyajian pelajaran
dalam bentuk pertanyaan yang harus dijawab, terutama dari guru kepada
siswa, tetapi dapat pula dari siswa kepada guru. Disini guru memberikan
10
3 Strategi pembelajaran berbasis masalah Pembelajaran berbasis masalah dapat
b. Metode diskusi
pembelajaran ini materi pelajaran tidak disajikan begitu saja kepada siswa,
akan tetapi siswa dibimbing untuk proses menemukan sendiri konsep yang
diantaranya :
11
a. Metode diskusi Disini siswa dituntut untuk dapat menemukan pemecahan
b. Metode tanya jawab Metode tanya jawab adalah cara penyajian pelajaran
dalam bentuk pertanyaan yang harus dijawab, terutama dari guru kepada
siswa, tetapi dapat pula dari siswa kepada guru. Disini guru memberikan
yang ia alami.
jenis kelamin, ras, atau suku yang berbeda (heterogen), sistem penilaian
12
c. Metode eksperimen Dengan berkelompok siswa melakukan eksperimen
pemahaman mereka.
d. Metode tugas atau resitasi Siswa disuruh membuat suatu kelompok belajar,
adalah konsep belajar yang membantu guru mengaitkan antara materi yang
diajarkan dengan situasi dunia nyata siswa yang mendorong siswa membuat
pembelajaran kontekstual:
13
5) Pembelajaran memberikan kesempatan untuk menciptakan rasa
kebersamaan, bekerja sama, dan saling memahami antara satu dengan yang
an enjoy activity).
lebih memahami.
seseorang yang tumbuh dari dalam diri siswa. Dalam batas tertentu, afeksi
ketelitian dan observasi yang terus menerus, dan hal ini tidaklah mudah untuk
dilakukan.
14
Strategi ini menggunakan beberapa metode pembelajaran yang relevan,
diantaranya :
a. Metode tugas atau resitasi Siswa diberi tugas guna menggali kemampuan
b. Metode latihan Siswa diajarkan untuk melatih kemampuan yang dia miliki
Masalah belajar adalah suatu kondisi tertentu yang dialami oleh murid dan
dan dapat juga berkenaan dengan lingkungan yang tidak menguntungkan bagi
dirinya.
optimal.
akademik yang cukup tinggi atau memiliki IQ 130 atau lebih, tetapi masih
15
memerlukan tugas-tugas khusus untuk memenuhi kebutuhan dan kemampuan
3. Sangat lambat dalam belajar, yaitu keadaan murid yang memiliki bakat
4. Kurang motivasi dalam belajar, yaitu keadaan murid yang kurang bersemangat
5. Bersikap dan kebiasaan buruk dalam belajar, yaitu kondisi murid yang
seharusnya.
Murid yang mengalami masalah belajar, dapat didefinisi melalui tes hasil
belajar, tes kemampuan dasar skala pengungkapan sikap dan kebiasaan belajar.
Tes hasil belajar adalah alat yang disusun untuk mengungkapkan kapan
belajar tuntas (mastery lerning) yang didasarkan bahwa setiap murid dapat
mencapai hasil belajar yang diharapkan jika deiberi waktu yang cukup dan
presentase minimal yang harus dicapai oleh murid yang belum menguasai bahan
16
pelajaran sesuai dengan patokan yang ditetapkan, dikatakan belum menguasai
tujuan pengajaran. Murid yang seperti ini digolongkan sebagai murid yang
yang sudah menguasai secara tuntas semua bahan-bahan yang disajikan sebelum
waktu yang ditetapkan berakhir, digolongkan sebagai murid yang sangat cepat
kecerdasan yang sudah baku. Diasumsikan bahwa anak normal, memiliki tingkat
dasarnya tinggi akan mencapai hasil belajar yang tinggi pula. Bilamana seseorang
murid mencapai hasil belajar yang lebih rendah dari tingkat kecerdasan yang
masalah belajar.
Sikap dan kebiasaan belajar merupakan salah satu fakktor yang penting
dalam belajar. Sebagian dari hasil belajar, ditentukan oleh sikap dan kebiasaan
yang dilakukan oleh murid dalam belajar. Kebiasaan belajar menunjuk pada
bentuk dan pola perilaku yang dilakukan terus menerus oleh murid dalam belajar.
Sebagian dari sikap dan kebiasaan belajar murid, dapat diketahui melalui
pada sikap dan kebiasaan yang diterima oleh alat indera. Untuk mengungkapkan
17
sikap dan kebiasaan yang lebih luas telah dikembangkan beberapa alat berupa
belajar serta jenis masalah apa yang dihadapinya selanjutnya guru dapat
dialami murid dalam belajar. Masalah belajar cenderung sangat kompleks, karena
Pertama, masalah belajar dapat timbul oleh berbagai sebab yang berlainan.
Suatu masalah belajar yang sama dialami oleh dua orang murid atau lebih, belum
Kedua, dari sebab yang sama dapat timbul masalah yang berlainan seringkali
suatu kondisi yang sama dimiliki oleh beberapa orang murid, namun menimbulkan
satu dengan yang lain. Kadang-kadang masalah belajar yang dihadapi oleh seorang
murid tidak timbul dari satu sebab saja, melainkan dapat timbul dari berbagai
Antara lain :
18
1) Gangguan secara fisik, seperti kurang berfungsinya organ-organ perasaan,
alat bicara, gangguan panca indra, cacat tubuh, serta penyakit menahun
cenderung kurang.
b. Faktor-faktor eksternal (faktor-faktor dari luar diri individu) yaitu berasal dari :
1) Sekolah, antara lain : sifat kurikulum yang kurang fleksibel, terlalu berat
beban belajar (murid) dan atau mengajar (guru), metode mengajar yang
2) Keluarga, antara lain : keluarga tidak utuh dan atau kurang harmonis, sikap
ekonomi.
adalah:
19
a. lemahnya motivasi belajar,
antara lain:
1. Pengajaran Perbaikan
karena bahan, metode dan pelaksanaannya disesuaikan dengan jenis, sifat dan
latar belakang masalah yang dihadapi murid. Pengajaran perbaikan bisa juga
20
Pengajaran remedial dapat didefinisikan sebagai upaya guru untuk
objektif individu dan atau kelompok siswa yang bersangkutan serta daya dukung
2. Kegiatan Pengayaan
seorang atau beberapa orang murid yang sangat cepat dalam proses belajar,
Kecepatan belajar yang tinggi akan mempunyai dampak positif apabila murid
dengan :
21
c. Menciptakan suasana pembelajaran yang menantang, merangsang dan
menyenangkan.
e. Menciptakan suasana hubungn yang hangat dan dinamis antara guru dan murid,
efektif. Sikap dan kebiasaan belajar yang baik tidak tumbuh secara kebetulan,
terutama oleh guru-guru dan orang tua murid. Untuk itu murid hendaknya dibantu
dalam hal:
22
d. Memilih tempat belajar yang baik.
Disamping dengan cara bantuan di atas terdapatt beberapa cara yang laian
yang dapat dilakukan guru untuk menumbuhkan sikap dan kebiasaan belajar yang
baik adalah :
1) Membantu murid menyususun rencana yang baik. Rencana ini memuat pokok
dan subpokok bahasan yang akan dipelajari, tujuan yang akan dicapai, cara-
hal ini, murid perlu mengetahuai apa yang harus dikerjakan sebelum
mencatat keterangan-keterangan yang diberikan oleh guru, dan apa pula yang
di rumah).
kata yang tepat yang dapat dibaca dalam waktu tertentu. Dengan membaca
4) Melatih murid untuk dapat mempelajari buku pelajaran secara efisien dan
efektif. Salah satu metode yang perlu dikuasai oleh murid adalah metode SQR3
23
(Survey, Question, Read, Recite, Write den Review) yang dikemukakan oleh
6) Membantu murid menyusun jadwal belajar dan mematuhi jadwal yang telah
berkesinambungan.
7) Membantu murid agar dapat berkembang secara wajar dan sehat. Misalnya
24
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
25
DAFTAR PUSTAKA
Garry,R & Kingsley,H.I. (1987). The Nature and Condition of learning. New Jersey:
Practice Hall.
http://uyunkachmed.blogspot.com/2011/10/bimbingan-belajar-di-sekolah-
dasar.html
Jusmawati, Satriawati, Irman R. 2018. Strategi Belajar Mengajar. Makassar :
Rezky Artha Mulia.
Sunaryo Hartadiningrat, dkk. 1999. Bimbingan di Sekolah Dasar. Departemen
Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Proyek
Pendidikan Guru Sekolah Dasar.
Tohirin. (2008). Bimbingan dan Konseling Di Sekolah dan Madrasah. Jakarta : PT.
Raja Grafindo Persada.
26