Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH

URGENSI BK DI SEKOLAH
Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah
BIMBINGAN KONSELING
Dibimbing Oleh:
Dr. Solichul Hadi, S.Ag., M.Pd.

DISUSUN OLEH:

M Fahrial Yudha Maulana (20220880101921)

JURUSAN TARBIYAH

PROGRAM STUDI PEDIDIKAN AGAMA ISLAM

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM MIFTAHUL ‘ULA

NGLAWAK KERTOSONO NGANJUK

TAHUN AKADEMIK 2022/2023


KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.


Tiada untaian kata yang patut kami ucapkan kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan Rahmat serta Nikmat-Nya kepada kami, sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah ini dengan judul : Urgensi BK di Sekolah.

Sholawat dan salam senantiasa kami sampaikan kepada junjungan kita Nabi
Agung Muhammad SAW yang kita nanti-nantikan Syafaatnya kelak di Yaumul
Qiyamah. Ungkapan rasa terima kasih tidak lupa kami sampaikan kepada semua yang
telah memberikan dukungan serta yang baik atas terselesainya makalah ini kepada:

1. Bpk. Dr. Zainal Arifin, M.Pd.I. selaku Ketua STAIM Nganjuk.

2. Bpk. Mukhlisin, M.Pd.I. selaku Ketua Jurusan Pendidikan Agama Islam.

3. Bpk. Dr. Solichul Hadi, S.Ag., M.Pd. selaku Dosen Bimbingan Konseling.

Terkait dengan referensi dan penulisan makalah ini, kemungkinan saja ada
kesalahan dan kekurangan, oleh karena itu kritik dan saran yang bersifat membangun
sangat kami harapkan. Kiranya cukup sekian, semoga makalah ini dapat memberikan
kontribusi terhadap pengembangan Ilmu Pengetahuan dan bermanfaat bagi kita semua.
Amin.

Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Nganjuk, 20 Oktober 2022

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .................................................................................... i


DAFTAR ISI ................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ...................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ................................................................................. 2
C. Tujuan ................................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN ................................................................................ 3

A. Peran pelayanan BK di sekolah ........................................................... 3


B. Asas-asas pelayanan BK di sekolah ...................................................... 7
C. Perbedaan antara konseling dan psikoterapi ........................................ 11

BAB III PENUTUP ........................................................................................ 13

A. Kesimpulan .......................................................................................... 13

DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 14

ii
BAB 1
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Bimbingan dan konseling merupakan bagian integral dari proses
pendidikan. Semakin pesatnya perkembangan Ilmu Pengetahauan dan
Teknologi mengakibatkan perubahan-perubahan dalam berbagai sendi
kehidupan di masyarakat, salah satunya dalam bidang pendidikan.1
Salah satu indikator kualitas suatu bangsa dapat dilihat dan
ditentukan dari karakter setiap orang yang berada dalam bangsa itu sendiri.
Untuk menciptakan karakter masyarakat tersebut maka dibutuhkan
pendidikan yang berkualitas. Pendidikan yang berkualitas salah satunya
didukung oleh pengembangan kemampuan itu sendiri.
Sekolah merupakan lembaga pendidikan yang memiliki peran
penting dalam membentuk pribadi siswa, baik sebagai individu maupun
sebagai anggota masyarakat. Sekolah merupakan suatu sistim yang
komponen-komponen di dalamnya terintegrasi dengan baik. Pelaksanaan
kegiatan layanan bimbingan dan konseling di sekolah diawali dari studi
kebutuhan, perencanaan program, pelaksanaan kegiatan, evaluasi, analisis,
laporan serta tindak lanjut terhadap hasil layanan. Dalam praktik
pelaksanaan di lapangan, rentetan dari setiap tahap layanan tersebut
menuntut profesionalitas dan kompetensi dari Guru BK.
Di tengah semakin baiknya perhatian pemerintah dalam
mengokohkan keberadaan bimbingan dan konseling di instansi pendidikan,
pelaksanaan kegiatan bimbingan dan konseling di sekolah menjadi
tantangan tersediri bagi Guru BK sebagai pelaksana utama dalam kegiatan
tersebut. Profesionalitas Guru BK sangat dituntut dalam melaksanakan
pelayanan BK yang optimal bagi pesrta didik seiring dengan semakin
diakuinya keberadaan bimbingan dan konseling di instansi pendidikan.

1
Tohirin, Bimbingan dan Konseling di Sekolah dan Madrasah (Berbasis Integras),
Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2007, hlm.12.

1
Sebagai pendidik profesional, Guru BK bukan hanya dituntut
melaksanakan tugasnya secara profesional, tapi juga harus memiliki
pengetahuan dan kemampuan profesional. Jika Guru BK memiliki
profesionalitas yang tercermin dari kompetensi, kemahiran, kecakapan atau
keterampilan yang memiliki standar mutu atau norma etik tertentu, maka
dalam praktik pelaksanaan kegiatan layanan tersebut, Guru BK diharapkan
dapat menyelenggarakan pelayanan yang optimal kepada peserta didik

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana layanan Bk di sekolah?
2. Apa saja asas-asas layanan BK di sekolah?
3. Apa perbedaan antara konseling dan psikoterapi?

C. Tujuan Penulisan
1. Untuk Menjelaskan layanan Bk di sekolah.
2. Untuk Menjelaskan asas-asas layanan BK di sekolah.
3. Untuk Menjelaskan perbedaan antara konseling dan psikoterapi.

2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pelayanan BK di Sekolah

Pendukung utama bagi tercapainya sasaran pembangunan manusia


Indonesia yang bermutu adalah pendidikan yang bermutu. Pendidikan yang
bermutu salah satunya didukung oleh pengembangan kemampuan peserta
didik untuk menolong diri sendiri dalam memilih dan mengambil keputusan
demi pencapaian cita-citanya. Bimbingan Konseling berada dalam posisi
kunci dalam sebuah lembaga pendidikan, yaitu institusi sekolah sebagai
pendukung maju atau mundurnya mutu pendidikan
Pelayanan bimbingan dan konseling merupakan proses pemberian
bantuan yang diberikan kepada siswa secara terus menerus agar tercapai
kemandirian dalam pemahaman diri, sehingga siswa sanggup mengarahkan
dirinya sesuai dengan tuntutan dan keadaan lingkungan sekolah, keluarga
dan masyarakat. Dengan adanya bimbingan dan konseling diharapkan dapat
memberikan solusi bagi peserta didik di sekolah. Agar peserta didik menjadi
lebih baik dari segi prilakunya. Pelayanan bimbingan dan konseling
merupakan bagian integral dari pendidikan di Indonesia dalam upaya
membantu siswa agar mencapaiperkembangan yang optimal, sesuai dengan
potensinya. Oleh karena itu, pelaksanaan bimbingan dan konseling di
sekolah menjadi tanggung jawab bersama antara personel sekolah, yaitu
kepala sekolah, guru, konselor, dan pengawas.
Pelayanan bimbingan dan konseling disekolah diantaranya :
1. Layanan Orientasi
Layanan orientasi merupakan layanan yang memungkinan
peserta didik memahami lingkungan baru, terutama
lingkungan sekolah dan obyek-obyek yangdipelajari, untuk
mempermudah dan memperlancar berperannya peserta didik
dilingkungan yang baru itu, sekurang-kurangnya diberikan
dua kali dalam satutahun yaitu pada setiap awal semester.
Tujuan layanan orientasi adalah agar peserta didik dapat

3
beradaptasi dan menyesuaikan diri dengan lingkungan
barusecara tepat dan memadai, yang berfungsi untuk
pencegahan dan pemahaman. Materi kegiatan layanan
orientasi menyangkut pengenalan lingkungan dan fasilitas
sekolah, peraturan dan hak-hak serta kewajiban siswa,
organisaso dan wadah-wadah yang dapat membantu dan
meningkatkan hubungan sosial siswa, kurikulum dengan
seluruh aspek-aspeknya, peranan kegiatan bimbingan karir,
peranan pelayanan bimbingan dan konseling dalam
membantu segala jenis masalah dan kesulitan siswa,
2. Layanan Informasi
Layanan informasi adalah layanan yang memungkinan
peserta didik menerima dan memahami berbagai informasi
(seperti : informasi diri, sosial, belajar, pergaulan, karier,
pendidikan lanjutan). Tujuan layanan informasi adalah
membantu peserta didik agar dapat mengambil keputusan
secara tepat tentang sesuatu, dalam bidang pribadi, sosial,
belajar maupun karier berdasarkan informasi yang
diperolehnya yang memadai. Layanan informasi pun
berfungsi untuk pencegahan dan pemahaman. Materi layanan
informasi menyangkut :
a. Tugas-tugas perkembangan masa remaja akhir
tentang kemampuan dan perkembangan pribadi,
b. Usaha yang dapat dilakukan dalam mengenal bakat,
minat, serta bentuk-bentuk penyuluhan dan
pengembangan.
c. Tata tertib sekolah, cara bertingkah laku, tata krama,
dan sopan santun.
d. Nilai-nilai sosial, adat istiadat, dan upaya yang
berlaku dan berkembang di masyarakat.

4
e. Mata pelajaran dan pembidangannya seperti program
inti dan program tambahan.
f. Sistem penjurusan, kenaikan kelas, syarat-syarat
mengikuti UN, dll.
g. Fasilitas penunjang/sumber belajar.
3. Layanan Pembelajaran
Layanan pembelajaran merupakan layanan yang
memungkinan peserta didik mengembangkan sikap dan
kebiasaan belajar yang baik dalam menguasai materi belajar
atau penguasaan kompetensi yang cocok dengan kecepatan
dan kemampuan dirinya serta berbagai aspek tujuan dan
kegiatan belajar lainnya, dengan tujuan agar peserta didik
dapat mengembangkan sikap dan kebiasaan belajar yang baik.
Layanan pembelajaran berfungsi untuk pengembangan.
4. Layanan Penempatan dan Penyaluran
Layanan penempatan dan penyaluran merupakan layanan
yang memungkinan peserta didik memperoleh penempatan
dan penyaluran di dalam kelas, kelompok belajar,
jurusan/program studi, program latihan, magang, kegiatan
ekstra kurikuler sesuai dengan potensi, bakat, minat serta
kondisi pribadinya, dengan tujuan agar peserta didik dapat
mengembangkan segenap bakat, minat dan segenap potensi
lainnya. Layanan penempatan dan penyaluran berfungsi
untuk pengembangan.
5. Layanan Pengguasaan Konten
Layanan penguasaan konten merupakan layanan yang
membantu peserta didik menguasai konten tertentu, terutama
kompetensi dan atau kebiasaan yang berguna dalam
kehidupan di sekolah, keluarga, dan masyarakat.
6. Layanan Konseling Perorangan

5
Layanan konseling perorangan merupakan layanan yang
memungkinan peserta didik mendapatkan layanan langsung
tatap muka (secara perorangan) dengan guru pembimbing
untuk membahas dan mengentaskan permasalahan yang
dihadapinya dan perkembangan dirinya. Tujuan layanan
konseling perorangan adalah agar peserta didik dapat
mengentaskan masalah yang dihadapinya. Layanan
konseling perorangan berfungsi untuk pengentasan dan
advokasi.
7. Layanan Bimbingan Kelompok
Layanan bimbingan kelompok merupakan layanan yang
memungkinan sejumlah peserta didik secara bersama-sama
melalui dinamika kelompok memperoleh bahan dan
membahas pokok bahasan (topik) tertentu untuk menunjang
pemahaman dan pengembangan kemampuan sosial, baik
sebagai individu maupun sebagai pelajar, kegiatan belajar,
karir/jabatan, serta untuk pengambilan keputusan atau
tindakan tertentu melalui dinamika kelompok. Layanan
bimbingan kelompok berfungsi untuk pemahaman dan
pengembangan.
8. Layanan Konseling Kelompok
Layanan konseling kelompok merupakan layanan yang
memungkinan peserta didik (masing-masing anggota
kelompok) memperoleh kesempatan untuk pembahasan dan
pengentasan permasalahan pribadi melalui dinamika
kelompok. Masalah yang dibahas itu adalah maalah-masalah
pribadi yang dialami oleh masing-masing anggota kelompok.
Layanan konseling kelompok berfungsi untuk pengentasan
dan advokasi.
9. Layanan Konsultasi

6
Layanan Konsultasi merupakan layanan yang membantu
peserta didik danatau pihak lain dalam memperoleh wawasan,
pemahaman, dan cara-cara yang perlu dilaksanakan dalam
menangani kondisi dan atau masalah peserta didik.
Pengertian konsultasi dalam program BK adalah sebagai
suatu proses penyediaan bantuan teknis untuk konselor,
orang tua, administrator dan konselor lainnya dalam
mengidentifikasi dan memperbaiki masalah yang membatasi
efektivitas peserta didik atau sekolah konseling atau
psikoterapi sebab konsultasi tidak merupakan layanan yang
langsung ditujukan kepada klien, tetapi secara tidak langsung
melayani klien melalui bantuan yang diberikan orang lain.
10. Layanan Meditasi
Layanan mediasi merupakan layanan yang membantu
peserta didik menyelesaikan permasalahan ataupun
perselisihan dan memperbaiki hubungan antar peserta didik
dengan konselor sebagai mediator.

B. Asas-Asas Bimbingan Konseling

Penyelenggaraan layanan dan kegiatan pendukung bimbingan dan


konseling selain dimuati oleh fungsi dan didasarkan pada prinsip-prinsip
tertentu, juga dituntut untuk memenuhi sejumlah asas bimbingan.
Pemenuhan asas-asas bimbingan itu akan memperlancar pelaksanaan dan
lebih menjamin keberhasilan layanan/kegiatan, sedangkan
pengingkarannya akan dapat menghambat atau bahkan menggagalkan
pelaksanaan, serta mengurangi atau mengaburkan hasil layanan/kegiatan
bimbingan dan konseling itu sendiri.
Betapa pentingnya asas-asas bimbingan konseling ini sehingga
dikatakan sebagai jiwa dan nafas dari seluruh kehidupan layanan bimbingan
dan konseling. Apabila asas-asas ini tidak dijalankan dengan baik, maka

7
penyelenggaraan bimbingan dan konseling akan berjalan tersendat-sendat
atau bahkan terhenti sama sekali.
Asas- asas bimbingan dan konseling tersebut adalah :
1. Asas Kerahasiaan (confidential), Yaitu asas yang
menuntut dirahasiakannya segenap data dan keterangan
peserta didik (klien) yang menjadi sasaran layanan, yaitu
data atau keterangan yang tidak boleh dan tidak layak
diketahui orang lain. Dalam hal ini, guru pembimbing
(konselor) berkewajiban memelihara dan menjaga semua
data dan keterangan itu sehingga kerahasiaanya benar-benar
terjamin.
2. Asas Kesukarelaan, Yaitu asas yang menghendaki adanya
kesukaan dan kerelaan peserta didik (klien) mengikuti/
menjalani layanan/kegiatan yang diperuntukkan baginya.
Guru Pembimbing (konselor) berkewajiban membina dan
mengembangkan kesukarelaan seperti itu.
3. Asas Keterbukaan, Yaitu asas yang menghendaki agar
peserta didik (klien) yang menjadi sasaran layanan/kegiatan
bersikap terbuka dan tidak berpura-pura, baik dalam
memberikan keterangan tentang dirinya sendiri maupun
dalam menerima berbagai informasi dan materi dari luar
yang berguna bagi pengembangan dirinya. Guru
pembimbing (konselor) berkewajiban mengembangkan
keterbukaan peserta didik (klien). Agar peserta didik (klien)
mau terbuka, guru pembimbing (konselor) terlebih dahulu
bersikap terbuka dan tidak berpura-pura. Asas keterbukaan
ini bertalian erat dengan asas kerahasiaan dan dan
kekarelaan.
4. Asas Kegiatan; Yaitu asas yang menghendaki agar peserta
didik (klien) yang menjadi sasaran layanan dapat
berpartisipasi aktif di dalam penyelenggaraan/kegiatan

8
bimbingan. Guru Pembimbing (konselor) perlu mendorong
dan memotivasi peserta didik untuk dapat aktif dalam setiap
layanan/kegiatan yang diberikan kepadanya.
5. Asas Kemandirian; Yaitu asas yang menunjukkan pada
tujuan umum bimbingan dan konseling; yaitu peserta didik
(klien) sebagai sasaran layanan/kegiatan bimbingan dan
konseling diharapkan menjadi individu-individu yang
mandiri, dengan ciri-ciri mengenal diri sendiri dan
lingkungannya, mampu mengambil keputusan,
mengarahkan, serta mewujudkan diri sendiri. Guru
Pembimbing (konselor) hendaknya mampu mengarahkan
segenap layanan bimbingan dan konseling bagi
berkembangnya kemandirian peserta didik.
6. Asas Kekinian; Yaitu asas yang menghendaki agar obyek
sasaran layanan bimbingan dan konseling yakni
permasalahan yang dihadapi peserta didik/klien dalam
kondisi sekarang. Kondisi masa lampau dan masa depan
dilihat sebagai dampak dan memiliki keterkaitan dengan apa
yang ada dan diperbuat peserta didik (klien) pada saat
sekarang.
7. Asas Kedinamisan; Yaitu asas yang menghendaki agar isi
layanan terhadap sasaran layanan (peserta didik/klien)
hendaknya selalu bergerak maju, tidak monoton, dan terus
berkembang serta berkelanjutan sesuai dengan kebutuhan
dan tahap perkembangannya dari waktu ke waktu.
8. Asas Keterpaduan; Yaitu asas yang menghendaki agar
berbagai layanan dan kegiatan bimbingan dan konseling,
baik yang dilakukan oleh guru pembimbing maupun pihak
lain, saling menunjang, harmonis dan terpadukan. Dalam hal
ini, kerja sama dan koordinasi dengan berbagai pihak yang

9
terkait dengan bimbingan dan konseling menjadi amat
penting dan harus dilaksanakan sebaik-baiknya.
9. Asas Kenormatifan; Yaitu asas yang menghendaki agar
segenap layanan dan kegiatan bimbingan dan konseling
didasarkan pada norma-norma, baik norma agama, hukum,
peraturan, adat istiadat, ilmu pengetahuan, dan kebiasaan –
kebiasaan yang berlaku. Bahkan lebih jauh lagi, melalui
segenap layanan/kegiatan bimbingan dan konseling ini harus
dapat meningkatkan kemampuan peserta didik (klien) dalam
memahami, menghayati dan mengamalkan norma-norma
tersebut.
10. Asas Keahlian; Yaitu asas yang menghendaki agar layanan
dan kegiatan bimbingan dan konseling diselnggarakan atas
dasar kaidah-kaidah profesional. Dalam hal ini, para
pelaksana layanan dan kegiatan bimbingan dan konseling
lainnya hendaknya tenaga yang benarbenar ahli dalam
bimbingan dan konseling. Profesionalitas guru pembimbing
(konselor) harus terwujud baik dalam penyelenggaraaan
jenis-jenis layanan dan kegiatan bimbingan dan konseling
dan dalam penegakan kode etik bimbingan dan konseling.
11. Asas Alih Tangan Kasus; Yaitu asas yang menghendaki
agar pihak-pihak yang tidak mampu menyelenggarakan
layanan bimbingan dan konseling secara tepat dan tuntas atas
suatu permasalahan peserta didik (klien) kiranya dapat
mengalih-tangankan kepada pihak yang lebih ahli. Guru
pembimbing (konselor)dapat menerima alih tangan kasus
dari orang tua, guru-guru lain, atau ahli lain. Demikian pula,
sebaliknya guru pembimbing (konselor), dapat
mengalihtangankan kasus kepada pihak yang lebih
kompeten, baik yang berada di dalam lembaga sekolah
maupun di luar sekolah.

10
12. Asas Tut Wuri Handayani; Yaitu asas yang menghendaki
agar pelayanan bimbingan dan konseling secara keseluruhan
dapat menciptakan suasana mengayomi (memberikan rasa
aman), mengembangkan keteladanan, dan memberikan
rangsangan dan dorongan, serta kesempatan yang seluas-
luasnya kepada peserta didik (klien) untuk maju.

C. Perbedaan Konseling dan Psikoterapi

1. Konseling
Konseling artinya mempunyai banyak definisi yang banyak
dijumpai dalam berbagai literature bimbingan dan konseling,
diantaranya dari Shertzer dan Stone (dalam Prayitno dan Erman
Amti) mengemukakan bahwa konseling adalah suatu proses yang
terjadi dalam hubungan tatap muka antara seorang individu yang
terganggu oleh karena masalah-masalah yang tidak dapat
diatasinya sendiri dengana seorang pekerja yang profesional, yaitu
orang yang telah terlatih dan berpengalaman membantu orang lain
mencapai pemecahan-pemecahan terhadap terhadap berbagai jenis
kesulitan pribadi.2
2. Psikoterapi
Pengertian Psikoterap Istilah psikoterapi (psychotherapy)
berasal dari dua kata, yaitu “psyche” dan “therapy”. Psyche artinya
jiwa dan “therapy” adalah hati. 3 Jadi psikoterapi mungkin dapat
disebut Penyembuhan jiwa atau penyembuhan (usaha) mental. Jadi
psikoterapi adalah perawatan dengan menggunakan alat-alat
psikologis terhadap permasalahan yang berasal dari kehidupan
emosional dimana seorang ahli secara sengaja menciptakan

2
Hamdani Bakran. Konseling dan Psikoterapi Islam. Yogyakarta: Fajar Pustaka
Baru.2004. Hal: 225

11
hubungan profesional dengan pasien, yang bertujuan ; (1)
menghilangkan, mengubah atau menemukan gejala-gejala yanga
da, (2) memperantarai (perbaikan) pola tingkah laku yang rusak,
dan (3) meningkatkan pertumbuhan serta perkembangan
kepribadian yang positif.

12
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Di dalam lingkungan sekolah, terdapat beberapa pelayanan bimbingan
dan konseling, di antaranya ; Layanan orientasi, layanan informasi, layanan
pembelajaran, layanan penempatan dan penyaluran, layanan penguasaan
konten, layanan konseling peroranan, layanan bimbingan kelompok,
layanan konseling kelompok, layanan konsultasi, dan layanan meditasi.

Asas-asas bimbingan konseling meliputi; asas kerahasiaan, asas


kesukarelaan, asas keterbukaan, asas kegiatan, asas kemandirian, asas
kekinian, asas kedinamisan, asas keterpaduan, asas kenormatifan, asas
keahlian, asas alih tangan kasus, asas tut wuri handayani.

konseling adalah suatu proses yang terjadi dalam hubungan tatap


muka antara seorang individu yang terganggu oleh karena masalah-masalah
yang tidak dapat diatasinya sendiri dengana seorang pekerja yang
profesional. psikoterapi adalah perawatan dengan menggunakan alat-alat
psikologis terhadap permasalahan yang berasal dari kehidupan emosional
dimana seorang ahli secara sengaja menciptakan hubungan profesional
dengan pasien

13
DAFTAR PUSTAKA

Abu Bakar M. Luddin.2011. Dasar – dasar konseling. Bandung: Citapustaka


Media Printis.
Amti Erman dan prayitno, 2004. Dasar-dasar Bimbingan dan Konseling,
Jakarta: Rhineka Cipta.
Amti, Erman dan Prayitno. 2004. Layanan bimbingan dan konseling kelompok.
Padang: Jurusan Bimbingan dan Konseling Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas
Negeri Padang.

Samsu, Yusuf, 2009. Program Bimbingan Dan Konseling di Sekolah.


Bandung: Rizqi Press.

Bakran Hamdani, 2004. Konseling dan Psikoterapi Islam. Yogyakarta: Fajar


Pustaka Baru.

14

Anda mungkin juga menyukai