Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

“PENTINGNYA LITERASI DIGITAL DALAM


MENGHADAPI TANTANGAN DAN PELUANG ABAD
21”

Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Literasi Digital

Dosen Pengampu : Andini Hardiningrum, S.Pd, M.Pd

Disusun oleh :

Milla Minhatul Maula NIM. 4230223027

PROGRAM STUDI RPL PENDIDIKAN GURU PAUD


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NAHDLATUL ULAMA
SURABAYA
2023

1
MAKALAH

“PENTINGNYA LITERASI DIGITAL DALAM


MENGHADAPI TANTANGAN DAN PELUANG ABAD
21”

Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Literasi Digital

Dosen Pengampu : Andini Hardiningrum, S.Pd, M.Pd

Disusun oleh :

Milla Minhatul Maula NIM. 4230223027

PROGRAM STUDI RPL PENDIDIKAN GURU PAUD


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NAHDLATUL ULAMA
SURABAYA
2023

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah


melimpahkan rahmat, hidayah serta inayah-Nya sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah ini dengan judul “Pentingnya Literasi Digital Dalam
Menghadapi Tantangan Dan Peluang Abad 21” sebagai persyaratan tugas Mata
Kuliah Literasi Digital Program Pendidikan S1 RPL Pendidikan Guru PAUD di
Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya.
Tidak lupa juga kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang
telah turut memberikan kontribusi dalam penyusunan makalah ini. Tentunya,
tidak akan bisa maksimal jika tidak mendapat dukungan dari berbagai pihak.
Sebagai penyusun, kami menyadari bahwa masih terdapat kekurangan,
baik dari penyusunan maupun tata bahasa penyampaian dalam makalah ini. Oleh
karena itu, kami dengan rendah hati menerima saran dan kritik dari pembaca agar
kami dapat memperbaiki makalah ini.
Kami berharap semoga makalah yang kami susun ini memberikan manfaat
dan juga inspirasi untuk pembaca.

Surabaya, Oktober 2023

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ........................................................................................ i


KATA PENGANTAR ...................................................................................... ii
DAFTAR ISI ..................................................................................................... iii
I. PENDAHULUAN ..................................................................................... 1
A. Latar Belakang ...................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ................................................................................. 1
C. Tujuan ................................................................................................... 2
II. PEMBAHASAN ........................................................................................ 3
A. Tantangan dan Peluang Abad 21 ........................................................... 3
B. Pentingnya Literasi Digital .................................................................... 5
III. PENUTUP .................................................................................................. 11
A. Kesimpulan ........................................................................................... 11
B. Saran ..................................................................................................... 11
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................... 12

iii
I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pendidikan merupakan sarana meningkatkan pengetahuan dan menambah
pengalaman untuk mengembangkan diri menjadi pribadi yang lebih baik.
Pendidikan selalu berubah dengan mengikuti zaman dan perkembangannya. Pada
zaman modern seperti sekarang pada abad ke 21 ini, ilmu pengetahuan dan
teknologi (IPTEK) berkembang pesat, sehingga sangat berpengaruh terhadap
semua lapisan masyarakatdalam berbagai aspek kehidupan. Hampir semua
peralatan yang digunakan dalam kehidupan tidak manual lagi, melainkan sudah
digital. Oleh karena itu abad 21 sering disebut juga sebagai abad digital.
IPTEK yang berkembang saat ini memberikan manfaat besar bagi kehidupan
manusia, karena dapat mengatasi keterbatasan ruang dan waktu sehingga seolah-
olah tidak ada penghalang antara satu tempat dengan tempat lainnya. Meski
kemajuan IPTEK memberikan keuntungan luar biasa bagi kehidupan manusia,
namun tidak sedikit pula dampak negatif yang ditimbulkannya seperti berbagai
kejahatan penipuan online, informasi menyesatkan (hoax), pornograpi, dan
sebagainya. Oleh karena itu, untuk mengatasi dampak negatif tersebut maka setiap
orang yang hidup pada abad 21 harus memiliki kompetensi berbahasa, kompetensi
budaya, kemampuan berpikir kritis dan kreatif, kompetensi dalam melaksanakan
pekerjaan, serta harus memiliki literasi digital yang memadai. Berdasarkan
fenomena tersebut, maka penulis akan membahas makalah ini dengan judul
“Pentingnya Literasi Digital dalam Mengahadapi Tantangan dan Peluang di Abad
21’.

B. Rumusan Masalah
1. Apa tantangan dan peluang abad 21?
2. Bagaimana pentingnya literasi digital?

1
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui makna tantangan dan peluang abad 21
2. Untuk mengetahui pentingnya literasi digital

2
II
PEMBAHASAN

A. Tantangan dan Peluang Abad 21


Pesatnya perkembangan teknologi informasi merupakan salah satu ciri
utama perkembangan global di abad 21. Siap atau tidak siap hal itu merupakan
satu realitas yang harus dihadapi dengan kualitas sumber daya manusia dengan
daya saing unggul. Menghadapi berbagai perubahan di era globalisasi diperlukan
sumber daya manusia yang memiliki kualitas keberdayaan yang lebih efektif agar
mampu mengatasi berbagai tantangan yang timbul.
Dalam era globalisasi setiap orang dituntut untuk mampu mengatasi
berbagai masalah yang kompleks sebagai akibat pengaruh perubahan global.
Menurut Marquardt (1996) memasuki Abad ke-21 ada empat kecenderungan
perubahan yang akan mempengaruhi pola-pola kehidupan yaitu; 1.) perubahan
lingkungan ekonomi, sosial dan pengetahuan dan teknologi 2.) perubahan dalam
lingkungan kerja, 3.) perubahan dalam harapan pelanggan 4.) perubahan harapan
para pekerja.
Pada tatanan global seluruh umat manusia di dunia dihadapkan pada
tantangan yang bersumber dari perkembangan global sebagai akibat pesatnya
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Menurut Robert B Tucker (2001)
mengidentifikasi adanya sepuluh tantangan di abad 21 yaitu 1.) kecepatan (speed),
2.) kenyamanan (convinience), 3.) gelombang generasi (age wave), 4.) pilihan
(choice), 5.) ragam gaya hidup (life style) 6.) kompetisi harga (discounting), 7.)
pertambahan nilai (value added) 8.) pelayanan pelanggan (customer service), 9.)
teknologi sebagai andalan (techno age), 10.) jaminan mutu (quality control).
Tantangan penyelenggaraan pendidikan pada abad ke 21 menjadi
semakin kompleks agar tetap survive dalam mencapai tujuan pendidikan dan
menjamin peserta didik memiliki keterampilan belajar dan berinovasi,
keterampilan menggunakan teknologi dan media informasi, serta dapat
bekerja, dan bertahan dengan menggunakan kecakapan hidup (life skills).
Kecapakan hidup (life skill) ini dikenal dengan kecakapan abad 21. Hal penting
yang perlu diperhatikan adalah bahwa mendidik generasi muda di abad ke-21

3
tidak bisa hanya dilakukan melalui satu pendekatan saja. Selain itu, hal yang
paling mendasar dalam rangka pelaksanaan pembelajaran di abad 21 adalah di
arahkan kepada penyiapan peserta didik agar mampu beradaptasi dengan berbagai
perkembangan dan memprediksi kehidupan di masa mendatang.
Tantangan-tantangan yang dihadapi masyarakat abad 21 ini menuntut
berbagai keterampilan yang harus dimiliki oleh masing-masing individu agar
sukses dalam menjalani kehidupan dan karirnya. Perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi yang sangat cepat dan dinamis adalah mutlak harus
dikejar. Peserta didik tidak boleh hanya menikmati teknologi sebagai fasilitas
yang tersedia saja, melainkan juga harus dapat menciptakan atau setidaknya
memanfaatkannya dalam hal produktivitas. Untuk itu, melalui pembelajaran abad
21 di sekolah, peserta didik diharapkan mampu menguasai keterampilan-
keterampilan yang dapat mendayagunakan seluruh potensi mereka dalam
menghadapi tantangantantangan di masa depan.
Pembelajaran abad 21 juga bisa dikatakan sebagai sarana mempersiapkan
generasi abad 21. Kemajuan teknologi informasi dan komunikasi yang
berkembang begitu pesat memiliki pengaruh terhadap berbagai aspek
kehidupan, termasuk pada proses belajar mengajar. Contohnya, peserta didik
diberi kesempatan dan dituntut untuk mampu mengembangkan kecakapannya
dalam menguasai teknologi informasi dan komunikasi. Dengan begitu, peserta
didik memiliki kemampuan dalam menggunakan teknologi pada proses
pembelajaran yang bertujuan untuk mencapai kecakapan berpikir dan belajar,
sebagai salah satu representasi new literacy.
Abad 21 merupakan abad pengetahuan, abad dimana informasi
banyak tersebar dan teknologi berkembang (Arifudin, 2001 dalam Muliastrini,
2020). Karakteristik abad 21 ditandai dengan semakin bertautnya dunia ilmu
pengetahuan, sehingga sinergi diantaranya menjadi semakin cepat. Dalam konteks
pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi di dunia pendidikan, telah
terbukti dengan semakin menyempit dan meleburnya faktor “ruang dan waktu”
yang selama ini menjadi aspek penentu kecepatan dan keberhasilan ilmu
pengetahuan oleh umat manusia (BSNP, 2010 dalam Muliastrini, 2020). Abad 21
juga ditandai dengan banyaknya (1) informasi yang tersedia dimana saja dan

4
dapat diakses kapan saja; (2) komputasi yang semakin cepat; (3) otomasi yang
menggantikan pekerjaanpekerjaan rutin; dan (4) komunikasi yang dapat dilakukan
dari mana saja dan kemana saja (Litbang Kemdikbud, 2013).
Pendidikan Nasional abad 21 bertujuan untuk mewujudkan cita-cita bangsa,
yaitu masyarakat bangsa Indonesia yang sejahtera dan bahagia,
dengan kedudukan yang terhormat dan setara dengan bangsa lain dalam dunia
global, melalui pembentukan masyarakat yang terdiri dari sumber daya manusia
yang berkualitas, yaitu pribadi yang mandiri, berkemauan dan berkemampuan
untuk mewujudkan cita-cita bangsanya (BSNP, 2010). Pendidikan abad 21
mengembangkan framework pembelajaran di abad 21 yang menuntut peserta
didik untuk memiliki keterampilan, pengetahuan dan kemampuan dibidang
teknologi, media dan informasi, keterampilan pembelajaran dan inovasi serta
keterampilan hidup dan karir (P21, 2015). Framework ini juga menjelaskan
tentang keterampilan, pengetahuan dan keahlian yang harus dikuasai agar siswa
dapat sukses dalam kehidupan dan pekerjaanya.
Sejalan dengan hal itu, Kemdikbud merumuskan bahwa paradigma
pembelajaran abad 21 menekankan pada kemampuan peserta didik dalam mencari
tahu dari berbagai sumber, merumuskan permasalahan, berpikir analitis dan
kerjasama serta berkolaborasi dalam menyelesaikan masalah (Litbang
Kemdikbud, 2013). Untuk menghadapi pembelajaran di abad 21, setiap orang
harus memiliki keterampilan berpikir kritis, pengetahuan dan kemampuan literasi
digital, literasi informasi, literasi media dan menguasai teknologi informasi dan
komunikasi.
Pada abad 21, manusia mengalami perkembangan ilmu pengetahuan dalam
segala bidang. Salah satu yang paling menonjol adalah bidang informasi dan
komunikasi. Hal ini seolah membuat dunia semakin sempat karena segala
informasi dari penjuru dunia mampu diakses dengan instant dan cepat oleh
siapapun dan dimanapun. Di sisi lain pada abad 21 ini permasalahan yang
dihadapi manusia semakin kompleks, seperti pemanasan global, krisis ekonomi
global, terorisme, rasisme, drug abuse, human trafficking, rendahnya kesadaran
multikultural, kesenjangan mutu pendidikan, dan lain sebagainya. Era ini juga

5
ditandai dengan semakin ketatnya persaingan di berbagai bidang antar negara dan
antar bangsa.
Keseluruhan hal tersebut mengisyaratkan bahwa pada abad 21 ini
dibutuhkan persiapan yang matang dan mantap baik konsep maupun penerapan
untuk membentuk sumber daya manusia yang unggul. Untuk itu, lembaga
pendidikan dan guru sebagai unsur yang paling dominan memiliki peran yang
tidak ringan dalam upaya peningkatan sumber daya manusia pada abad 21. Guru
pada abad 21 ditantang untuk melakukan akselerasi terhadap perkembangan
informasi dan komunikasi. Kemajuan teknologi informasi telah meningkatkan
fleksibelitas dalam pemerolehan ilmu pengetahuan bagi setiap individu baik guru
maupun siswa. Konsekuensinya, guru dituntut mampu mengembangkan
pendekatan dan strategi pembelajaran yang sesuai dengan perkembangan
lingkungan. Selain itu, tersedia pula infor masi yang melimpah mengenai
pendidikan.

B. Pentingnya Literasi Digital


Literasi digital adalah pengetahuan dan kecakapan untuk mengaplikasikan
media digital, alat komunikasi atau jaringan dalam menemukan, mengevaluasi,
menggunakan, membuat informasi, dan memanfaatkannya secara sehat, bijak,
cerdas, cermat, tepat, dan patuh hukum dalam rangka membina komunikasi dan
interaksi dalam kehidupan sehari-hari. Literasi digital dapat diartikan juga sebagai
kemampuan individu untuk menerapkan keterampilan fungsional pada perangkat
digital sehingga ia dapat menemukan dan memilih informasi, berpikir kritis,
berkreativitas, berkolaborasi bersama orang lain, berkomunikasi
secara efektif, dan tetap menghiraukan keamanan elektronik serta konteks sosial-
budaya yang berkembang (Novitasari dkk, 2022). Dalam perkembangannya,
literasi digital didefinisikan sebagai praktik komunikasi, mengaitkan, berpikir dan
menjadi terhubung dengan media digital ((Novitasari dkk, 2022). Literasi digital
tentunya juga dipengaruhi beberapa factor diantaranya; a) penggunaan media
online, b) nilai akademik, c) peran orangtua/keluarga, dan d) intensitas membaca
(Novitasar dkk, 2022).

6
Istilah literasi digital mulai popular sekitar tahun 2005
(Wahono dkk, 2018). Literasi digital bermakna kemampuan untuk berhubungan
dengan informasi hipertekstual dalam arti bacaan tak berurut berbantuan
komputer. Istilah literasi digital pernah digunakan tahun 1980an, (Wahono dkk,
2018), secara umum bermakna kemampuan untuk berhubungan dengan informasi
hipertekstual dalam arti membaca nonsekuensial atau nonurutan berbantuan
komputer (Bawden, 2001). Gilster (2007) kemudian memperluas konsep literasi
digital sebagai kemampuan memahami dan menggunakan informasi
dari berbagai sumber digital.; dengan kata lain kemampuan untuk membaca,
menulis dan berhubungan dengan informasi dengan menggunakan teknologi dan
format yang ada pada masanya.
Literasi digital merupakan salah satu jenis literasi dari berbagai jenis
kemajuan literasi yang muncul terhadap perkembangan dan kemajuan teknologi.
Literasi digital menurut (Safitri et al., 2020) adalah
kemahiran seseorang dalam memahami konten-konten digital. Pemahaman
mengenai literasi, mayoritas memahami bahwa hal tersebut hanya sekedar
kemahiran untuk membaca dan menulis. Pada periode awal
kemajuan literasi, literasi ditafsirkan sebagai kemahiran untuk memakai bahasa
dan video dalam wujud yang beragam untuk membaca, menulis, mendengarkan,
berbicara, melihat, mengungkapkan dan merefleksikan ide secara kritis.
Kemajuan selanjutnya memberitahukan bahwa literasi berkaitan dengan situasi
serta penerapan sosial.
Dalam penerapan literasi digital saat ini memudahkan masyarakat untuk
lebih bijak dalam memanfaatkan serta mengakses teknologi. Adapun manfaat
dalam penerapan literasi digital menurut (Sumiati & Wijonarko, 2020): 1)
Wawasan individu bertambahn ketika melakukan kegiatan mencari dan
memahami informasi 2) Menumbuhkan kemahiran seseorang untuk berpikir serta
memahami informasi secara lebih kritis 3) Kemampuan verbal individu
meningkat 4) Menumbuhkan konsentrasi dan daya fokus individu 5)
Kemahiran individu dalam membaca dan menulis informasi bertambah.
Berdasarkan manfaat dari diterapkannya literasi digital, memungkinkan
literasi digital dapat diterapkan dalam bidang pendidikan. Hal tersebut dapat

7
dijadikan sebagai media untuk pelaksanaan sistem pendidikan yang berbasis
digitalisasi. Terlebih seperti pembelajaran daring yang mulai dilakukan saat ini
literasi digital dapat memudahkan siswa dalam mengikuti proses pembelajaran,
literasi digital berperan mengefektifkan interaksi dan komunikasi selama proses
pembelajaran. Sebagai contoh, kemampuan dalam menggunakan fitur kamera dan
mikrofon pada perangkatnya agar mampu hadir dan terhubung secara virtual.
Lebih jauh, kemampuan menggunakan perangkat lunak untuk menyajikan teks
dan gambar pendukungnya (grafik, ilustrasi, dan sebagainya) berperan
untuk mengoptimalkan kolaborasi dan komunikasi dalam pembelajaran daring
(Irhandayaningsih, 2020).
Literasi digital mencakup pemahaman tentang website dan mesin pencari.
Pemakai memahami bahwa tidak semua informasi yang tersedia di website
memiliki kualitas yang sama; dengan demikian pemakai lambat laun dapat
mengenali situs website mana yang andal dan sahih serta situs mana yang tidak
dapat dipercayai. Dalam literasi digital ini pemakai dapat memilih mesin pemakai
yang baik untuk kebutuhan informasinya, mampu menggunakan mesin pencara
secara efektif (misalnya dengan “advanced search”). Singkatnya literasi digital
adalah himpunan sikap, pemahaman, keteramnpilan menangani dan
mengkomunikasikan informasi dan pengetahuan secara efektif dalam berbagai
media dan format. Ada definisi yang menyertakan istilah hubung, berhubungan
(coomunicating); mereka yang perspektisi manajemen rekod atau manajemen
arsip dinamis menyebutkan istilah penghapusan (deleting) dan pelestarian
(preserving). Kadang-kadang istilah penemuan (finding) dipecah-pecah lagi
menjadi pemilihan sumber, penemuan kembali dan pengakaksesan (accessing)
(Davis & Shaw, 2011). Walau pun literasi digital merupakan hal penting dalam
abad tempat informasi berwujud bentuk digital, tidak boleh dilupakan bagian
penting lainnya dari literasi digital ialah mengetahui bila menggunakan sumber
non digital.
Literasi digital saat ini menjadi suatu kebutuhan bagi terwujudnya
operasional pendidikan (Sumiati & Wijonarko, 2020). Peran literasi digital dapat
menjadikan guru dan peserta didik melakukan komunikasi yang efektif walaupun
tidak tatap muka secara langsung. Selanjutnya membangun literasi digital yang

8
mencakup literasi informasi dan literasi teknologi komputer, ditujukan untuk
meningkatkan kualitas sumber daya manusia yang memiliki kemampuan daya
saing pada abad 21.
Literasi digital ialah keterampilan fundamental yang diperlukan untuk dapat
berkontribusi di dunia digital saat ini. Ini sesuai pernyataan dari (Nasrullah et al.,
2017), literasi digital sangat penting untuk dikembangkan sebagai kebutuhan
untuk dapat berpastisipasi di dunia digitalisasi sebagaimana dengan membaca,
menulis, berhitung dan ilmu lainnya, literasi digital penting untuk diperhatikan
pada anak. Pentingnya pengenalan literasi digital menurut Jimoyiannis dan
Gravani dalam (Nur dkk, 2021), ialah literasi digital membantu pelajar untuk
mendapatkan pengetahuan teknis dan keterampilan yang dibutuhkan untuk
mengoperasikan media digital dengan efektif, terampil saat menggunakan media
digital dalam menyelesaikan permasalahan kehidupan keseharian, memahami
aspek sosial dan pengaruh media digital di masyarakat, selain itu literasi digital
untuk menumbuhkan sikap positif mengenai media digital dan kesiapan dalam
mengimbangi perkembangan era digitalisasi.
Pada anak usia dini pentingnya literasi digital menurut (Nur dkk, 2021),
literasi digital dalam konteks pendidikan berperan dalam mengembangkan
pengetahuan (kognitif) seorang anak melalui stimulasi rasa keingintahuan dan
kreativitas yang dipunyai anak. Pengenalan literasi digital yang dilakukan pada
anak yaitu kemampuan penggunaan teknologi digital secara sederhana, seperti
pendapat dari (Nur dkk, 2021), bahwa literasi digital pada anak usia dini
mencakup kemampuan penggunaan sederhana dan pembatasan dalam
mengoperasikan teknologi digital.
Pengenalan literasi digital dengan tujuan bukan hanya sebagai alat untuk
melindungi pengguna teknologi digital dari terpaan negatif media digital namun
agar anak memiliki kemampuan berpikir kritis dan mampu mengekspresikan diri
dan berpartisipasi dalam media digital. Sebagaimana pendapat dari Thomas dan
Jolis dalam (Salehudin, 2020), literasi tidak hanya tentang menjauhkan anak-anak
dari informasi yang tidak diinginkan seperti dengan cara mematikan TV, tetapi
dengan membantu anak-anak menjadi terpelajar, kompeten, dan kritis dalam

9
berbagai variasi media sehingga apa yang dilihat dan didengar mampu
diinterpretasikan.
Literasi digital memiliki manfaat agar anak dapat memahami infomasi yang
diperoleh melalui media digital sebagai sebuah pembelajaran dan dapat
menggunakan teknologi secara bijak. Pendapat ini didukung oleh pernyataan
(Nasrullah et al., 2017), yang menyatakan “literat digital mampu mewujudkan
tatanan masyarakat dengan pandangan dan pola pikir yang kritis-kreatif, menjadi
korban informasi hoaks, tidak mudah menerima isu yang provokatif, atau korban
penipuan yang berbasis digital”. Menurut (Salehudin, 2020), dengan adanya
penerapan literasi digital pada anak usia dini, anak diharapkan mempunyai sikap
mudah menyesuaikan dan berinteraksi dengan lingkungan sosial, penuh ide dan
produktif serta mandiri dan berpikir kritis. A’yuni dalam (Fatimah, 2020),
menyatakan pengadaan literasi digital yang diberikan oleh orang tua kepada anak
dengan baik, diharapkan anak usia dini tidak meniru perilaku negatif dari tontonan
yang ada pada teknologi digital. Ini semua karena segala aktivitas pembelajaran
tidak terlepas dari peran teknologi.
Adanya kegiatan literasi digital disekolah memiliki tujuan serta manfaat
bagi membangun serta meningkatkan karakter peserta didik di era digital. Dalam
membangun karakter peserta didik perlunya dilakukan kegiatan literasi digital,
dengan cara memanfaatkan platform digital seperti youtube untuk menonton
konten-konten yang telah di siapkan oleh pendidik yang nantinya akan ditonton
oleh para peserta didik, selanjutnya dalam kegiatan literasi digital ini tidak hanya
kegiatan menonton saja tetapi terdapat kegiatan interaksi yang mengajak siswa
untuk berpikir kritis dalam memecahkan suatu masalah. Tujuan
diadakannya kegiatan literasi digital adalah untuk membangun motivasi peserta
didik dalam kegiatan belajar, meningkatkan kemampuan siwa untuk berpikir
secara kreatif, serta meningkatkan kepaduan antara peserta didik dan para
pendidik. Sehingga, nantinya akan terbentuk para penerus bangsa yang mampu
untuk bersaing di era digital saat ini.

10
III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Berdasarkan penyajian materi yang telah dijabarkan oleh penyusun, dapat
disimpulkan bahwa : Pembelajaran Abad 21 merupakan pembelajaran yang
berusaha mengintegrasikan kemampuan literasi, kecakapan pengetahuan,
keterampilan dan sikap, serta penguasaan terhadap teknologi. Literasi menjadi
bagian terpenting dalam sebuah proses pembelajaran. Literasi digital sangat
penting dalam pendidikan di abad ke-21, dimana literasi digital tidak hanya
sekedar menambahkan teknologi ke dalam proses pembelajaran, tetapi
memanfaatkan untuk berbagai kepentingan dalam rangka meningatkan mutu
pembelajran tersebut. Alasan pentingnya pengenalan literasi digital ini yaitu telah
terjadinya peningkatan penggunaan teknologi digital oleh anak usia dini,
perubahan metode belajar yang memanfaatkan teknologi digital dalam proses
pembelajaran anak usia dini. Perlu adanya kerjasama antara orangtua dan guru
dalam mengenalkan kemampuan literasi digital kepada anak dengan harapan anak
kelak tumbuh menjadi generasi yang cakap akan teknologi digital dan dapat
memanfaatkan teknologi digital dengan pola pikir yang positif dan kreatif.

B. Saran
Kami menyadari bahwa makalah ini jauh dari kata sempurna. Kami
mengharap kritik dan saran yang membangun jika terdapat kesalahan tulis, ejaan
maupun pengambilan rujukan dari pembaca bagi kami agar lebih bagus dan benar
lagi dalam membuat makalah berikutnya. Semoga makalah ini bisa bermanfaat
dan menambah keilmuan bagi pembaca dan khususnya bagi penulis.

11
DAFTAR PUSTAKA

Fatimah. 2020. Literasi Digital dan Hubungannya Terhadap Perilaku Anak Usia
Dini di PAUD. Kanal:Jurnal Ilmu Komunikasi, 9(1), 28–32
Nasrullah, R., Aditya, W., & Satya, T. 2017. Materi Pendukung Literasi Digital
Gerakan Literasi Nasional.
Novitasari, Yesi, dkk. 2022. Analisis Literasi Digital Tenaga Pendidik pada
Pendidikan Anak Usia Dini. Volume 6 Issue 4 (2022) Pages 3570-3577
Jurnal Obsesi : Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini
Safitri, Desi Nur. 2021. Analisis Pengenalan Literasi Digital Bagi Anak
Usia Dini Pada Masa New Normal. JCE (Journal Of Childhood Education)
Vol. 5 No. 2. Hal. 303 – 319
Salehudin, M. 2020. Literasi Digital Media Sosial Youtube Anak Usia Dini.
Jurnal Ilmiah Potensia, 5.
Sumiati, E., & Wijonarko. 2020. Manfaat Literasi Digital Bagi Masyarakat Dan
Sektor Pendidikan Pada Saat Pandemi Covid-19. Buletin Perpustakaan
Universitas Islam Indonesia, 3(2), 65-80.
Wahono, Heru Totok, Yuia Efrisanti. 2018. Pentingnya Literasi Digital di Era
Generasi Millenial. Prosiding Seminar Nasional Hasil Penelitian
Pendidikan dan Pembelajaran STKIP PGRI Jombang, Jawa Timur,
Indonesia

12

Anda mungkin juga menyukai