Anda di halaman 1dari 28

MAKALAH

PERAN DAN TUGAS GURU

Dosen Pengampu : Agatha Kristi Pramudika Sari, M.Pd

Disusun Oleh:
Kelompok 9 :
1. Aris Kusnendar 206223096
2. Dewi Nursiami 206223119
3. Eva Yulianti 206223133

FAKULTAS KEGURUAN
PRODI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
STIKIP MUHAMMADIYAH KUNINGAN
2021
KATA PENGANTAR

Assalamu’allaikum.wr.wb
Puji syukur kami panjatkan atas kehadirat Allah SWT karena atas
limpahan rahmat dan hidayahnya kami dapat menyelesaikan makalah tentang
“Peran dan Tugas Guru Dalam Proses Pembelajaran”
Kami menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini jauh dari kata
sempurna, baik dari segi penyusunan, bahasan ataupun penulisannya. Oleh karena
itu kami mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun, khususnya
dari dosen mata kuliah Etika Profesi Keguruan agar menjadi acuan dalam bekal
pengalaman kami untuk lebih baik di masa yang akan datang. Semoga makalah ini
memberikan informasi yang bermanfaat bagi orang lain yang membacanya dan
bermanfaat untuk pengembangan wawasan serta peningkatan ilmu pengetahuan
bagi kita semua.
Tasikmalaya, Februari 2021

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ....................................................................................... i


DAFTAR ISI ................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ................................................................. 1
B. Rumusan Masalah .......................................................................... 2
C. Tujuan ............................................................................................. 2

BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Guru .............................................................................. 3
B. Syarat Menjadi Guru ...................................................................... 4
C. Peran Dan Fungsi Guru .................................................................. 10
D. Kompetensi Dasar Guru Profesional .............................................. 15

BAB III PENUTUP


A. Kesimpulan ..................................................................................... 20
B. Saran ............................................................................................... 21

ii
BAB I
PENDAHULUAN 

A. Latar Belakang Masalah
Guru memang menempati kedudukan yang terhormat di masyarakat.
Guru dapat dihormati oleh masyarakat karena kewibawaannya, sehingga
masayarakat tidak meragukan figur guru. Masyarakat percaya bahwa dengan
adanya guru,  maka dapat mendidik dan membentuk kepribadian anak didik
mereka dengan baik agar mempunyai intelektualitas yang tinggi serta jiwa
kepemimpinan yang bertanggungjawab. Jadi dalam pengertian yang
sederhana, guru dapat diartikan sebagai orang yang memberikan ilmu
pengetahuan kepada anak didik. Sedangkan guru dalam pandangan
masyarakat itu sendiri adalah orang yang melaksanakan pendidikan ditempat-
tempat tertentu, tidak mesti di lembaga pendidikan yang formal saja tetapi
juga dapat dilaksanakan di lembaga pendidikan non-formal seperti di masjid,
di surau/mushola, di rumah dan sebagainya.
Seorang guru mempunyai kepribadian yang khas. Disatu pihak guru
harus ramah, sabar, menunjukkan pengertian, memberikan kepercayaan dan
menciptakan suasana aman. Akan tetapi di lain pihak, guru harus memberikan
tugas,mendorong siswa untuk mencapai tujuan, menegur, menilai, dan
mengadakan koreksi. Dengan demikian, kepribadian seorang guru seolah-olah
terbagi menjadi 2 bagian. Di satu pihak bersifat empati, di pihak lain bersifat
kritis. Di satu pihak menerima, di lain pihak menolak. Maka seorang guru
yang tidak bisa memerankan pribadinya sebagai guru, ia akan berpihak
kepada salah satu pribadi saja. Dan berdasarkan hal-hal tersebut, seorang guru
harus bisa memilah serta memilih kapan saatnya berempati kepada siswa,
kapan saatnya kritis, kapan saatnya menerima dan kapan saatnya menolak.
Dengan perkatan lain, seorang guru harus mampu berperan ganda. Peran
ganda ini dapat di wujudkan secara berlainan sesuai dengan situasi dan
kondisi yang di hadapi.

1
Tugas guru sebagai suatu profesi, menuntut kepada guru untuk
mengembangkan profesionalitas diri sesuai perkembangan ilmu pengetahuan
dan teknologi. Mendidik, mengajar, dan melatih anak didik adalah tugas guru
sebagai suatu profesi. Tugas guru sebagai pendidik, meneruskan dan
mengembangkan nilai-nilai hidup kepada anak didik. Tugas guru sebagai
pengajar berarti meneruskan dan mengembangkan ilmu pengetahuan dan
teknologi kepada anak didik. Tugas guru sebagai pelatih berarti
mengembangkan ketrampilan dan menerapakannya dalam kehidupan demi
masa depan anak didik. Guru juga mempunyai kemampuan, keahlian atau
sering disebut dengan kompetinsi profesional. Kompetensi profesional yang
dimaksud tersebut adalah kemampuan guru untuk menguasai masalah
akademik yang sangat berkaitan dengan pelaksanaan proses belajar mengajar,
sehingga kompetensi ini mutlak dimiliki guru dalam menjalankan tugasnya
sebagai pendidik dan pengajar.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas adapun rumusan masalah dari
makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Apa pengertian dari Guru?
2. Apakah peran dan fungsi Guru?
3. Apa pengertian dari guru profesioal?
4. Kompetensi dasar apasajakah yang harus dimiliki oleh guru profesional?

C. Tujuan
Adapun tujuan dari pembuatan makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Dapat menjelaskan pengertian dari guru.
2. Dapat mendeskripsikan peran dan fungsi seorang guru.
3. Dapat menjelaskan pengertian dari guru profesional.
4. Dapat mengidentifikasi kompetensi dasar seorang guru profesional.

2
3
BAB II
PEMBAHASAN 

A. Pengertian Guru
Guru dalam bahasa jawa adalah menunjuk pada seorang yang
harus digugu dan ditiru oleh semua murid dan bahkan masyarakat.
Harus digugu artinya segala sesuatu yang disampaikan olehnya senantiasa
dipercaya dan diyakkini sebagai kebenaran oleh semua murid.
Sedangkan ditiru artinya seorang guru harus menjadi suri
teladan(panutan) bagi semua muridnya.
Secara tradisional guru adalah seorang yang berdiri didepan kelas
untuk menyampaikan ilmu pengetahuan.
Guru sebagai pendidik dan pengajar anak, guru diibaratkan seperti ibu
kedua yang mengajarkan berbagai macam hal yang baru dan sebagai
fasilitator anak supaya  dapat belajar dan mengembangkan potensi dasar dan
kemampuannya secara optimal,hanya saja ruang lingkupnya guru
berbeda, guru mendidik dan mengajar di sekolah negeri ataupun swasta.
Adapun pengertian guru menurut para ahli:
1. Menurut Noor Jamaluddin (1978: 1) Guru adalah pendidik, yaitu orang
dewasa yang bertanggung jawab memberi bimbingan atau bantuan kepada
anak didik dalam perkembangan jasmani dan rohaninya agar mencapai
kedewasaannya, mampu berdiri sendiri dapat melaksanakan tugasnya
sebagai makhluk Allah khalifah di muka bumi, sebagai makhluk sosial dan
individu yang sanggup berdiri sendiri.
2. Menurut Peraturan Pemerintah Guru adalah jabatan fungsional, yaitu
kedudukan yang menunjukkan tugas, tanggung jawab, wewenang, dan hak
seorang PNS dalam suatu organisasi yang dalam pelaksanaan tugasnya
didasarkan keahlian atau keterampilan tertentu serta bersifat mandiri.
3. Menurut Keputusan Men.Pan  Guru adalah Pegawai Negeri Sipil yang
diberi tugas, wewenang dan tanggung jawab oleh pejabat yang berwenang
untuk melaksanakan pendidikan di sekolah.

4
4. Menurut Undang-undang No. 14 tahun 2005 Guru adalah pendidik
profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing,
mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada
pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan
pendidikan menengah.

B. Syarat Menjadi Guru


Guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik,
mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi
peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal,
pendidikan dasar, dan pendidikan menengah. Guru menjadi salah satu
komponen penting dalam dunia pendidikan. Hal ini dikarenakan guru
merupakan titik sentral didalam tenaga kependidikan yang berhubungan
langsung dengan peserta didik sehingga dijadikan sebagai tauladan bagi
peserta didik. Keberhasilan penyelenggaraan pendidikan sangat ditentukan
oleh kesiapan guru dalam mempersiapkan peserta didik melalui proses
pembelajaran. Oleh karena itu, untuk melaksanakan tugas sebagai guru, tidak
sembarang orang dapat menjalankannya. Sebagai seorang guru yang baik
harus memenuhi berbagai persyaratan. Menurut Undang-Undang RI No 14
Tahun 2005 terdapat lima syarat menjadi seorang guru, yaitu :
Memiliki Kualifikasi Akademik, artinya ijazah jenjang pendidikan
akademik yang harus dimiliki oleh seorang guru sesuai dengan jenis, jenjang,
dan satuan pendidikan formal di tempat penugasan. Ijaah yang harus dimiliki
guru adalah ijazah jenjang Sarjana S1 atau Diploma IV sesuai dengan jenis,
jenjang, dan satuan pendidikan atau mata pelajaran yang diampunya sesuai
dengan standar nasional pendidikan.
Memiliki Kompetensi, artinya memiliki seperangkat pengetahuan,
ketrampilan, dan perilaku yang harus dikuasai oleh guru dalam melaksanakan
tugas keprofesionalan. Kompetensi guru tersebut meliputi, kompetensi
kepribadian, pedagogik, profesional, dan sosial.

5
Memiliki Sertifikat Pendidik, artinya harus memiliki sertifikat
pendidik yang ditandatangani oleh perguruan tinggi sebagi bukti formal telah
memenuhi standar profesi guru melalui proses sertifikasi.
Sehat Jasmani dan Rohani, artinya harus memiliki kondisi kesehatan
fisik dan mental yang memungkinkan guru dapat melaksanakan tugasnya
dengan baik.
Memiliki Kemampuan untuk Mewujudkan Tujuan Pendidikan
Nasional, artinya harus ikut serta dalam mewujudkan tujuan pendidikan
nasional yaitu mengembangkan watak serta peradaban bangsa yang
bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa dengan
mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman
dan bertaqwa kepada Tuhan YME, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap,
kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara demokratis serta
bertanggungjawab.
Didalam Undang-Undang No 12 Tahun 1954 yang dikutip oleh
Ngalim Purwanto (1995:139) tentang Dasar-Dasar Pendidikan dan Pengajaran
di sekolah untuk seluruh Indonesia, pada pasal 15 dinyatakan tentang guru
sebagai berikut :
“Syarat utama untuk menjadi guru, selain ijazah dan syarat-syarat yang
mengenai kesehatan jasmani dan rohani, ialah sifat-sifat yang perlu untuk
dapat memberi pendidikan dan pengajaran seperti yang dimaksud dalam pasal
3, pasal 4, dan pasal 5 undang-undang ini.”
Berdasarkan kutipan pasal yang terdapat dari undang-undang tersebut,
dapat dijelaskan secara rinci syarat-syarat menjadi seorang guru adalah
sebagai berikut :
1. Memiliki Ijazah
Ijazah merupakan dokumen pengakuan atas hasil belajar peserta
didik dan merupakan bukti penyelesaian suatu jenjang pendidikan
setelah melaksanakan ujian, dimana Ijazah juga dijadikan untuk
melanjutkan ke jenjang pendidikan berikutnya maupun untuk melamar
suatu pekerjaan.

6
Ijazah tidak hanya semata-mata selembar kertas. Menjadi
seorang guru harus mempunyai Ijazah jenjang pendidikan. Ijazah yang
harus dimiliki oleh guru adalah Ijazah pada jenjang Sarjana/S1 atau
Diploma IV yang sesuai dengan jenis, jenjang , dan satuan pendidikan
atau mata pelajaran yang diampunya berdasarkan standar nasional
pendidikan. Dengan adanya Ijazah maka dapat dipercayai oleh negara
dan masyarakat untuk menjalankan tugasnya sebagai seorang guru.
2. Sehat Jasmani dan Rohani
Kesehatan jasmani dan rohani yang baik merupakan syarat
mutlak bagi seorang guru. Menjadi seorang guru harus sehat jasmani,
sehat rohani, dan tidak boleh mempunyai cacat tubuh yang nyata.
Karena jika seorang guru memiliki masalah mengenai jasmani dan
rohaninya akan dapat menggangu proses pembelajaran sehingga ilmu
yang akan ditransferkan kepada peserta didik tidak akan maksimal.
3. Takwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan Berkelakuan Baik
Tujuan dari pendidikan dan pengajaran adalah membentuk
manusia susila. Sedangkan tugas dari guru adalah mengajar serta
mendidik peserta didiknya agar dapat mencapai tujuan pendidikan dan
pengajaran.
Oleh karena itu, guru sebagai tauladan atau contoh yang baik
bagi peserta didik harus memiliki ketakwaan kepada Tuhan YME agar
perilaku tersebut dapat dicontoh oleh peserta didik.
4. Bertanggungjawab
Guru merupakan pihak atau komponen yang dipercaya oleh
orang tua/wali murid untuk mencerdaskan anak-anaknya sebagai peserta
didik. Menjadi seorang guru harus bertanggungjawab atas amanah yang
telah diberikan orang tua peserta didik berikan, yaitu dengan melakukan
pembelajaran atau transfer ilmu, menanamkan kepribadian baik,
membantu peserta didik yang mengalami kesulitan belajar serta turut
membina kurikulum sekolah.

7
8
5. Berjiwa Nasional
Indonesia memiliki keberagaman suku bangsa maupun adat
istiadat. Dengan adanya keberagaman tersebut maka harus memiliki rasa
nasionalisme tinggi, toleransi, dan saling gotong royong agar tidak
terjadi disintegrasi atau perpecahan didalam negara.
Dalam hal ini guru yang mempunyai jiwa nasional merupakan
syarat yang penting untuk mendidik peserta didik sesuai tujuan
pendidikan dan pengajaran yang terdapat didalam Undang-Undang
Dasar 1945 diantaranya adalah membentuk manusia yang berjiwa
pancasila serta bertanggungjawab atas kesejahteraan masyarakat dan
tanah air.
Sebagai komponen utama dalam dunia kependidikan, guru
sangat berpengaruh dalam kegiatan proses belajar mengajar. Sikap-sikap
yang dimiliki guru dapat menjadi contoh atau tauladan bagi peserta didik
sehingga sikap-sikap yang baik wajib dimiliki oleh guru agar menjadi
cerminan bagi peserta didik dengn harapan sikap dari peserta didik
sesuai dengan apa yang diharapkan. Dalam Ngalim Purwanto
(1995:143) terdapat beberapa sikap dan sifat guru yang baik, diantaranya
:
a) Adil
Menjadi seorang guru harus memiliki sifat adil kepada
seluruh peserta didik. Tidak membedakan peserta didik baik dari
fisik maupun kemampuannya. Semua peserta didik sama dimata guru
karena sama-sama orang yang memiliki kemauan untuk menambah
pengetahuan dengan memberikan kepercayaan guru dalam
memberikan tambahan pengetahuan sehingga guru juga harus
memberikan porsi yang sama dalam memberikan pelayanan tersebut.
Perlakuan adil oleh seorang guru misalnya dalam hal
pemberian nilai. Seorang guru harus memberikan nilai sesuai dengan
kemampuan peserta didik, tidak dibuat-buat agar nilai tersebut

9
menjadi baik padahal tidak sesuai dengan kemampuannya
(memasukkan unsur subjektif).

b) Percaya dan Suka Kepada Peserta Didik


Guru harus percaya kepada peserta didiknya, artinya guru
harus mengakui dan menginsyafi bahwa peserta didik adalah
makhluk yang mempunyai kemauan dan kata hati sebagai daya jiwa
untuk menyesali perbuatannya yang buruk dan menimbulkan
kemauan untuk mencegah perbuatan buruk.
Guru yang menaruh prasangka buruk kepada peserta didik
akan selalu mengintai-intai perbuatan dan tingkah laku peserta didik
dan tidak mau tau bahwa mereka juga mempunyai kemauan
sendiri.Seorang guru juga harus memiliki rasa suka kepada peserta
didik, tidak ada dendam maupun benci karena hal itu dapat
memunculkan subjektifitas guru kepada peserta didik, misalnya
dalam hal penilaian.
c) Sabar dan Rela Berkorban
Sebagai seorang pendidik, guru harus mempunyai kesabaran
dalam menjalankan tugasnya. Sifat sabar dan rela berkorban harus
senantiasa dipupuk setiap saat dan setiap waktu agar mendapatkan
hasil yang menggembirakan dalam melahirkan generasi mandiri dan
berakhlak terpuji.
d) Memiliki Kewibawaan
Wibawa artinya mampu mengendalikan, mengatur, serta
mengontrol perilaku peserta didik. Kewibawaan sejati seorang guru
adalah berdasarkan kepribadiannya. Kepribadian tersebut diperoleh
dari rasa tanggungjawab, disiplin waktu, kerajinan memeriksa
pekerjaan peserta didik, kesediaan membimbing dan membantu
kesulitan belajar peserta didik, kesabaran, dan ketekunan. Guru dapat
memelihara kewibawaannya dengan menjaga adanya jarak sosial

10
antara dirinya dengan peserta didik karena kewibawaan akan mudah
luntur apabila guru terlalu akrab dengan peserta didik.

11
e) Penggembira
Seorang guru hendaknya memiliki sifat suka tertawa dan
memberikan kesempatan untuk tertawa pada peserta didik agar
peserta didik tidak merasa tegang saat pelajaran dan tidak mudah
bosan sehingga dapat membangkitkan gairah peserta didik untuk
lebih serius dan giat dalam menerima pembelajaran.
f) Bersikap Baik Terhadap Guru Lainnya
Tingkah laku serta budi pekerti peserta didik dipengaruhi
oleh suasana dikalangan guru. Apabila guru-guru saling bertentangan
maka peserta didik tidak tahu apa yang diperbolehkan dan apa yang
dilarang karena perbedaan pengambilan sikap dan tindakan guru.
Terhadap peserta didik, guru harus menjaga nama baik dan
kehormatan teman sejawatnya.
g) Bersikap Baik Terhadap Masyarakat
Guru tidak hanya memiliki tugas dan kewajiban disekolah
saja akan tetapi juga dalam masyarakat. Sekolah seharusnya menjadi
cermin bagi masyarakat, dirasai oleh masyarakat bahwa sekolah
adalah kepunyaanya dan memenuhi kebutuhannya. Sekolah akan
menjadi asing apabila seorang guru tidak dapat berinteraksi dengan
masyarakat.
h) Menguasai Mata Pelajarannya
Sebagai seorang guru harus selalu menambah
pengetahuannya, terutama dalam mata pelajaran yang diampunya.
Guru yang pekerjaannya memberikan pengetahuan-pengetahuan
serta kecakapan kepada peserta didiknya, tidak akan berhasil baik
apabila guru tidak menguasai mata pelajaran yang diampunya karena
tidak berusaha untuk menambah pengetahuannya.
i) Suka Terhadap Mata Pelajaran yang Diberikannya
Apabila guru mengajar mata pelajaran yang disukainya maka
akan memberikan hasil yang lebih baik karena ilmu pengetahuan
atau wawasan yang dimiliki guru mengenai mata pelajaran tersebut

12
lebih luas. Selain itu, guru juga akan lebih mudah menyampaikan
materi mata pelajaran kepada peserta didik. Hal ini disebabkan rasa
keingin tahuan yang tinggi mengenai mata pelajaran tersebut, hal ini
juga akan berdampak baik bagi peserta didik.
j) Berpengetahuan Luas
Selain memiliki pengetahuan mengenai mata pelajaran yang
sudah menjadi tugasnya, akan lebih baik guru mengetahui pula
tentang segala sesuatu yang penting, yang berhubungan dengan
tugasnya dalam masyarakat.

C. Peran dan Fungsi Guru


Para pakar pendidikan di Barat telah melakukan penelitian tentang
peran guru yang harus dilakoni. Peran guru yang beragam telah diidentifikasi
dan dikaji oleh Pullias dan Young (1988), Manan (1990) serta Yelon dan
Weinstein (1997).
Adapun peran-peran tersebut adalah sebagai berikut :
1. Guru Sebagai Pendidik
Guru adalah pendidik, yang menjadi tokoh, panutan dan identifikasi
bagi para peserta didik, dan lingkungannya. Oleh karena itu, guru harus
memiliki standar kualitas tertentu, yang mencakup tanggung jawab,
wibawa, mandiri dan disiplin. Peran guru sebagai pendidik (nurturer)
berkaitan dengan meningkatkan pertumbuhan dan perkembangan anak
untuk memperoleh pengalaman-pengalaman lebih lanjut seperti
penggunaan kesehatan jasmani, bebas dari orang tua, dan orang dewasa
yang lain, moralitas tanggungjawab kemasyarakatan, pengetahuan dan
keterampilan dasar, persiapan.untuk perkawinan dan hidup berkeluarga,
pemilihan jabatan, dan hal-hal yang bersifat personal dan spiritual. Oleh
karena itu tugas guru dapat disebut pendidik dan pemeliharaan anak. Guru
sebagai penanggung jawab pendisiplinan anak harus mengontrol setiap
aktivitas anak-anak agar tingkat laku anak tidak menyimpang dengan
norma-norma yang ada.

13
2. Guru Sebagai Pengajar
Peranan guru sebagai pengajar dan pembimbing dalam kegiatan
belajar peserta didik dipengaruhi oleh berbagai factor, seperti motivasi,
kematangan, hubungan peserta didik dengan guru, kemampuan verbal,
tingkat kebebasan, rasa aman dan keterampilan guru dalam berkomunikasi.
Jika factor-faktor di atas dipenuhi, maka melalui pembelajaran peserta
didik dapat belajar dengan baik. Guru harus berusaha membuat sesuatu
menjadi jelas bagi peserta didik dan terampil dalam memecahkan masalah.
Ada beberapa hal yang harus dilakukan oleh seorang guru dalam
pembelajaran, yaitu: Membuat ilustrasi, Mendefinisikan, Menganalisis,
Mensintesis, Bertanya, Merespon, Mendengarkan, Menciptakan
kepercayaan, Memberikan pandangan yang bervariasi, Menyediakan media
untuk mengkaji materi standar, Menyesuaikan metode pembelajaran,
Memberikan nada perasaan.
Agar pembelajaran memiliki kekuatan yang maksimal, guru-guru
harus senantiasa berusaha untuk mempertahankan dan meningkatkan
semangat yang telah dimilikinya ketika mempelajari materi standar.
3. Guru Sebagai Pembimbing
Guru dapat diibaratkan sebagai pembimbing perjalanan, yang
berdasarkan pengetahuan dan pengalamannya bertanggung jawab atas
kelancaran perjalanan itu. Dalam hal ini, istilah perjalanan tidak hanya
menyangkut fisik tetapi juga perjalanan mental, emosional, kreatifitas,
moral dan spiritual yang lebih dalam dan kompleks.
Sebagai pembimbing perjalanan guru memerlukan kompetensi
yang tinggi untuk melaksanakan empat hal berikut:
a. Guru harus merencanakan tujuan dan mengidentifikasi kompetensi
yang hendak dicapai.
b. Guru harus melihat keterlibatan peserta didik dalam pembelajaran, dan
yang paling penting bahwa peserta didik melaksanakan kegiatan belajar
itu tidak hanya secara jasmaniah, tetapi mereka harus terlibat secara
psikologis.

14
c. Guru harus memaknai kegiatan belajar.
d. Guru harus melaksanakan penilaian.
4. Guru Sebagai Pemimpin
Guru diharapkan mempunyai kepribadian dan ilmu
pengetahuan. Guru menjadi pemimpin bagi peserta didiknya. Ia akan
menjadi imam.
5. Guru Sebagai Pengelola Pembelajaran
Guru harus mampu menguasai berbagai metode
pembelajaran.Selain itu, guru juga dituntut untuk selalu menambah
pengetahuan dan keterampilan agar supaya pengetahuan dan keterampilan
yang dirnilikinya tidak ketinggalan jaman.
6. Guru Sebagai Model dan Teladan
Guru merupakan model atau teladan bagi para peserta didik dan
semua orang yang menganggap dia sebagai guru. Terdapat kecenderungan
yang besar untuk menganggap bahwa peran ini tidak mudah untuk
ditentang, apalagi ditolak. Sebagai teladan, tentu saja pribadi dan apa yang
dilakukan guru akan mendapat sorotan peserta didik serta orang disekitar
lingkungannya yang menganggap atau mengakuinya sebagai guru. Ada
beberapa hal yang harus diperhatikan oleh guru: sikap dasar, bicara dan
gaya bicara, kebiasaan bekerja, sikap melalui pengalaman dan kesalahan,
pakaian, hubungan kemanusiaan, proses berfikir, perilaku neurotis, selera,
keputusan, kesehatan, gaya hidup secara umum.
Perilaku guru sangat mempengaruhi peserta didik, tetapi peserta
didik harus berani mengembangkan gaya hidup pribadinya sendiri.
Guru yang baik adalah yang menyadari kesenjangan antara apa
yang diinginkan dengan apa yang ada pada dirinya, kemudian menyadari
kesalahan ketika memang bersalah. Kesalahan harus diikuti dengan sikap
merasa dan berusaha untuk tidak mengulanginya.
7. Sebagai Anggota Masyarakat
Peranan guru sebagai komunikator pembangunan masyarakat.
Seorang guru diharapkan dapat berperan aktif dalam pembangunan

15
disegala bidang yang sedang dilakukan. Ia dapat mengembangkan
kemampuannya pada bidang-bidang dikuasainya. Guru perlu juga
memiliki kemampuan untuk berbaur dengan masyarakat melalui
kemampuannya, antara lain melalui kegiatan olah raga, keagamaan dan
kepemudaan. Keluwesan bergaul harus dimiliki, sebab kalau tidak
pergaulannya akan menjadi kaku dan berakibat yang bersangkutan kurang
bisa diterima oleh masyarakat.
8. Guru sebagai administrator
Seorang guru tidak hanya sebagai pendidik dan pengajar, tetapi
juga sebagai administrator pada bidang pendidikan dan pengajaran. Guru
akan dihadapkan pada berbagai tugas administrasi di sekolah. Oleh karena
itu seorang guru dituntut bekerja secara administrasi teratur. Segala
pelaksanaan dalam kaitannya proses belajar mengajar perlu
diadministrasikan secara baik. Sebab administrasi yang dikerjakan seperti
membuat rencana mengajar, mencatat hasil belajar dan sebagainya
merupakan dokumen yang berharga bahwa ia telah melaksanakan tugasnya
dengan baik.
9. Guru Sebagai Penasehat
Guru adalah seorang penasehat bagi peserta didik juga bagi orang
tua, meskipun mereka tidak memiliki latihan khusus sebagai penasehat dan
dalam beberapa hal tidak dapat berharap untuk menasehati orang.
Peserta didik senantiasa berhadapan dengan kebutuhan untuk
membuat keputusan dan dalam prosesnya akan lari kepada gurunya. Agar
guru dapat menyadari perannya sebagai orang kepercayaan dan penasihat
secara lebih mendalam, ia harus memahami psikologi kepribadian dan ilmu
kesehatan mental.
10.Guru Sebagai Pembaharu (Inovator)
Guru menerjemahkan pengalaman yang telah lalu ke dalam
kehidupan yang bermakna bagi peserta didik. Dalam hal ini, terdapat
jurang yang dalam dan luas antara generasi yang satu dengan yang lain,
demikian halnya pengalaman orang tua memiliki arti lebih banyak

16
daripada nenek kita. Seorang peserta didik yang belajar sekarang, secara
psikologis berada jauh dari pengalaman manusia yang harus dipahami,
dicerna dan diwujudkan dalam pendidikan.
Tugas guru adalah menerjemahkan kebijakan dan pengalaman yang
berharga ini kedalam istilah atau bahasa moderen yang akan diterima oleh
peserta didik. Sebagai jembatan antara generasi tua dan genearasi muda,
yang juga penerjemah pengalaman, guru harus menjadi pribadi yang
terdidik.
11.Guru Sebagai Pendorong Kreatifitas
Kreativitas merupakan hal yang sangat penting dalam pembelajaran
dan guru dituntut untuk mendemonstrasikan dan menunjukkan proses
kreatifitas tersebut. Kreatifitas merupakan sesuatu yang bersifat universal
dan merupakan cirri aspek dunia kehidupan di sekitar kita. Kreativitas
ditandai oleh adanya kegiatan menciptakan sesuatu yang sebelumnya tidak
ada dan tidak dilakukan oleh seseorang atau adanya kecenderungan untuk
menciptakan sesuatu.
Akibat dari fungsi ini, guru senantiasa berusaha untuk menemukan
cara yang lebih baik dalam melayani peserta didik, sehingga peserta didik
akan menilaianya bahwa ia memang kreatif dan tidak melakukan sesuatu
secara rutin saja. Kreativitas menunjukkan bahwa apa yang akan
dikerjakan oleh guru sekarang lebih baik dari yang telah dikerjakan
sebelumnya.
12.Guru Sebagai Emansipator
Dengan kecerdikannya, guru mampu memahami potensi peserta
didik, menghormati setiap insan dan menyadari bahwa kebanyakan insan
merupakan “budak” stagnasi kebudayaan. Guru mengetahui bahwa
pengalaman, pengakuan dan dorongan seringkali membebaskan peserta
didik dari “self image” yang tidak menyenangkan, kebodohan dan dari
perasaan tertolak dan rendah diri. Guru telah melaksanakan peran sebagai
emansipator ketika peserta didik yang dicampakkan secara moril dan

17
mengalami berbagai kesulitan dibangkitkan kembali menjadi pribadi yang
percaya diri.
13.Guru Sebagai Evaluator
Evaluasi atau penilaian merupakan aspek pembelajaran yang paling
kompleks, karena melibatkan banyak latar belakang dan hubungan, serta
variable lain yang mempunyai arti apabila berhubungan dengan konteks
yang hampir tidak mungkin dapat dipisahkan dengan setiap segi penilaian.
Teknik apapun yang dipilih, dalam penilaian harus dilakukan dengan
prosedur yang jelas, yang meliputi tiga tahap, yaitu persiapan, pelaksanaan
dan tindak lanjut.
14.Guru Sebagai Kulminator
Guru adalah orang yang mengarahkan proses belajar secara
bertahap dari awal hingga akhir (kulminasi). Dengan rancangannya peserta
didik akan melewati tahap kulminasi, suatu tahap yang memungkinkan
setiap peserta didik bisa mengetahui kemajuan belajarnya. Di sini peran
kulminator terpadu dengan peran sebagai evaluator.
Guru sejatinya adalah seorang pribadi yang harus serba bisa dan
serba tahu. Serta mampu mentransferkan kebisaan dan pengetahuan pada
muridnya dengan cara yang sesuai dengan perkembangan dan potensi anak
didik.
Begitu banyak peran yang harus diemban oleh seorang guru. Peran
yang begitu berat dipikul di pundak guru hendaknya tidak menjadikan
calon guru mundur dari tugas mulia tersebut. Peran-peran tersebut harus
menjadi tantangan dan motivasi bagi calon guru. Dia harus menyadari
bahwa di masyarakat harus ada yang menjalani peran guru. Bila tidak,
maka suatu masyarakat tidak akan terbangun dengan utuh. Penuh
ketimpangan dan akhirnya masyarakat tersebut bergerak menuju
kehancuran.

D. Kompetensi  Dasar Guru Profesional


1. Pengertian Guru Profesional

18
Guru profesional adalah guru yang mampu menerapkan hubungan
yang berbentuk multidimensional. Guru yang demikian adalah yang secara
internal memiliki empat kompetensi, yaitu: kompetensi pedagogik,
kompetensi profesional, kompetensi kepribadian, dan kompetensi sosial.
2. Kompetensi Guru Profesional
Pada dasarnya, terdapat seperangkat tugas yang harus dilaksanakan
oleh guru berhubungan dengan profesinya sebagai pengajar, tugas guru  ini
sangat berkaitan dengan 4 kompetensitersebut. Pada hakikatnya guru
merupakan profesi, yang mana profesi itu sendiri merupakan pekerjaan
yang didasarkan pada pendidikan intelektual khusus, yang bertujuan
memberi pelayanan dengan terampil kepada orang lain dengan mendapat
imbalan tertentu. Sedangkan profesional sering diartikan sebagai suatu
keterampilan teknis yang berkualitas tinggi yang dimiliki oleh seseorang.
(Iskandar,2009)
Kompetensi Guru juga merupakan seperangkat pengetahuan,
keterampilan, dan perilaku yang harus dimiliki, dihayati, dikuasai, dan
diaktualisasikan oleh Guru dalam melaksanakan tugas keprofesionalan.
Berdasarkan Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 74 Tahun 2008 tentang
Guru, dinyatakan bahwa kompetensi yang harus dimiliki oleh Guru
meliputi kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi
sosial, dan kompetensi profesional yang diperoleh melalui pendidikan
profesi. Berikut akan dijelaskan tentang ke empat kompetensi diatas :
a. Kompetensi Pedagogik
Kompetensi pedagogik merupakan kemampuan yang berkenaan
dengan pemahaman peserta didik dan pengelola pembelajaran yang
mendidik dan dialogis. Secara substantif kompetensi ini mencakup
kemampuan pemahaman terhadap peserta didik, perancangan dan
pelaksanaan pembelajaran, evaluasi hasil belajar, dan pengembangan
peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang
dimilikinya.

19
Secara rinci masing-masing elemen kompetensi pedagogik
tersebut dapat dijabarkan menjadi subkompetensi dan indikator esensial
sebagai berikut:
1) Memahami peserta didik. Subkompetensi ini memiliki indikator
esensial: memamahami peserta didik dengan memanfaatkan prinsip-
prinsip perkembangan kognitif, memahami peserta didik dengan
memanfaatkan prinsip-prinsip kepribadian, dan mengidentifikasi
bekal-ajar awal peserta didik.
2) Merancang pembelajaran, termasuk memahami landasan pendidik-
an untuk kepentingan pembelajaran. Subkompetensi ini memiliki
indikator esensial: menerapkan teori belajar dan
pembelajaran, menentukan strategi pembelajaran berdasarkan
karakteristik peserta didik, kompetensi yang ingin dicapai, dan
materi ajar, serta menyusun rancangan pembelajaran berdasarkan
strategi yang dipilih.
3) Melaksanakan pembelajaran. Subkompetensi ini memiliki indikator
esensial: menata latar (setting) pembelajaran, dan melaksanakan
pembelajaran yang kondusif.
4) Merancang dan melaksanakan evaluasi pembelajaran.
Subkompetensi ini memiliki indikator esensial: melaksanakan
evaluasi (assess-ment) proses dan hasil belajar secara
berkesinambungan dengan berbagai metode: menganalisis hasil
penilaian proses dan hasil belajar untuk menentukan tingkat
ketuntasan belajar (mastery level), dan memanfaatkan hasil
penilaian pembelajaran untuk perbaikan kualitas program
pembelajaran secara umum.
5) Mengembangkan peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai
potensi yang dimilikinya. Subkompetensi ini memiliki indikator
esensial: memfasilitasi peserta didik untuk pengembangan berbagai
potensi akademik; dan memfasilitasi peserta didik untuk mengem-
bangkan berbagai potensi nonakademik.

20
b. Kompetensi Kepribadian
Kompetensi kepribadian merupakan kemampuan personal yang
mencerminkan kepribadian yang mantap, stabil, dewasa, arif, dan
berwibawa, menjadi teladan bagi peserta didik, dan berakhlak mulia.
Secara rinci setiap elemen kepribadian tersebut dapat dijabarkan
menjadi sub kompetensi dan indikator esensial sebagai berikut:
1) Memiliki kepribadian yang mantap dan stabil. Subkompetensi ini
memiliki indikator esensial: bertindak sesuai dengan norma hukum;
bertindak sesuai dengan norma sosial; bangga sebagai pendidik; dan
memeliki konsistensi dalam bertindak sesuai dengan norma.
2) Memiliki kepribadian yang dewasa. Subkompetensi ini memiliki
indikator esensial: menampilkan kemandirian dalam bertindak
sebagai pendidik dan memiliki etos kerja sebagai pendidik.
3) Memiliki kepribadian yang arif. Subkompetensi ini memiliki
indikator esensial: menampilkan tindakan yang didasarkan pada
kemanfaatan peserta didik, sekolah, dan masyarakat dan
menunjukkan keterbukaan dalam berpikir dan bertindak.
4) Memiliki kepribadian yang berwibawa. Subkompetensi ini memiliki
indikator esensial: memiliki perilaku yang berpengaruh positif
terhadap peserta didik dan memiliki perilaku yang disegani.
5) Memiliki akhlak mulia dan dapat menjadi teladan. Subkompetensi
ini memiliki indikator esensial: bertindak sesuai dengan norma
religius (imtaq, jujur, ikhlas, suka menolong), dan memiliki perilaku
yang diteladani peserta didik.
c. Kompetensi Profesional
Kompetensi professional merupakan kemampuan yang
berkenaan dengan penguasaan materi pembelajaran bidang studi secara
luas dan mendalam yang mencakup penguasaan substansi isi materi
kurikulum matapelajaran di sekolah dan substansi keilmuan yang
menaungi materi kurikulum tersebut, serta menambah wawasan
keilmuan sebagai guru.

21
Secara rinci masing-masing elemen kompe-tensi tersebut
memiliki subkompetensi dan indikator esensial sebagai berikut:
1) Menguasai substansi keilmuan yang terkait dengan bidang studi.
Subkompetensi ini memiliki indikator esensial: memahami materi
ajar yang ada dalam kurikulum sekolah; memahami struktur, konsep
dan metode keilmuan yang menaungi atau kohe-ren dengan materi
ajar; memahami hubungan konsep antarmata pelajaran terkait; dan
menerapkan konsep-konsep keilmuan dalam kehidupan sehari-hari.
2) Menguasai langkah-langkah penelitian dan kajian kritis untuk me-
nambah wawasan dan memperdalam pengetahuan/materi bidang
studi.
d. Kompetensi Sosial
Kompetensi sosial berkenaan dengan kemampuan pendidik
sebagai bagian dari masyarakat untuk berkomunikasi dan bergaul
secara efektif dengan peserta didik, sesama pendidik, tenaga
kependidikan, orangtua/wali peserta didik, dan masyarakat sekitar.
Kompetensi ini memiliki subkompetensi dengan indikator
esensial sebagai berikut:
1) Mampu berkomunikasi dan bergaul secara efektif dengan peserta
didik. Subkompetensi ini memiliki indikator esensial:
berkomunikasi secara efektif dengan peserta didik.
2) Mampu berkomunikasi dan bergaul secara efektif dengan sesama
pendidik dan tenaga kependidikan. c. Mampu berkomunikasi dan
bergaul secara efektif dengan orang tua/wali peserta didik dan
masyarakat sekitar.

22
BAB III
PENUTUP
  
A. Kesimpulan
Guru adalah seseorang yang memberikan ilmu pengetahuan kepada
anak didiknya dan bertanggung jawab untuk mendidik, mengajar,
membimbing, mengarahkan, menilai dan mengevaluasi anak didiknya agar
bermanfaat dimasa yang akan datang.
Seorang guru harus mengetahui peran dan fungsinya yaitu:
1. Guru Sebagai Pendidik
2. Guru Sebagai Pengajar
3. Guru Sebagai Pembimbing
4. Guru Sebagai Pemimpin
5. Guru Sebagai Pengelola Pembelajaran
6. Guru Sebagai Model dan Teladan
7. Sebagai Anggota Masyarakat
8. Guru Sebagai Administrator
9. Guru Sebagai Penasehat
10. Guru Sebagai Pembaharu (Inovator)
11. Guru Sebagai Pendorong Kreatifitas
12. Guru Sebagai Emansipator
13. Guru Sebagai Evaluator
14. Guru Sebagai Kulminator
Guru profesional adalah guru yang mampu menerapkan hubungan
yang berbentuk multidimensional. Guru yang demikian adalah yang secara
internal memiliki empat kompetensi, yaitu: kompetensi pedagogik,
kompetensi profesional, kompetensi kepribadian, dan kompetensi sosial.
Kompetensi yang harus dimiliki oleh seorang guru profesional adalah:
1. Kompetensi Pedagogik
2. Kompetensi Kepribadian
3. Kompetensi professional

23
4. Kompetensi Sosial

B. Saran
Guru memiliki kedudukan yang terhormat karena guru merupakan
pahlawan tanpa tanda jasa yang patut untuk dihormati, oleh karena itu sebagai
seorang guru harus selalu menjaga sikap dan kepribadiaannya dengan baik
agar menjadi contoh bagi anak didik dan masyarakat.
Sumber daya manusia harus lebih ditingkatkan agar generasi baru
yang nantinya akan menjadi seorang guru (calon guru) menjadi guru yang
lebih professional dan berkualitas.
Guru juga harus mengurangi kebiasaan buruk yang sering dilakukan
antara lain: sering meninggalkan kelas disaat jam pelajaran, tidak menghargai
siswa, pilih kasih terhadap siswa, kurang persiapan dalam pembelajaran,
menyuruh siswa menyuruh menulis di papan tulis, tidak disiplin, kurang
memperhatikan siswa, dan matrealistis.
Untuk itu mari kita tingkatkan mutu pendidikan nasional dengan
memprioritaskan guru yang benar-benar professional dan berkualitas.

24
DAFTAR PUSTAKA
  
Nurdin, Muhammmad. 2010. Kiat Menjadi Guru Profesional. Yogyakarta: AR.
Ruzz Media Group

Ahmadi, Fatah. 2012. Makalah Peran dan Fungsi Guru, (online),


(http://edukasi.kompasiana.com/2012/04/27/, diakses 27 April 2012)

Ratnasari, Amelia. 2012. Makalah Guru Profesional, (online), (http://amalia-


ratnasari.blogspot.com/2012/06/makalah-guru-
profesional.html#ixzz2MsiGLk1L, diakses Juni 2012)

Anda mungkin juga menyukai