Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

PEMBUATAN BRIKET
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata pelajaran ...............

Disusun Oleh :

Kelompok :
Kelas :
Anggota : - Asep - Lela
- Ikbar - Arfa
- Reda - Ai fatimah
- Feby - Resti

SMA NEGERI 1 CIGALONTANG


TAHUN AJARAN 2021/2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah subhanahu wata’ala, karena


dengan rahmat dan karunia-Nya penulis masih diberi kesempatan untuk
menyelesaikan makalah ini, makalah ini merupakan salah satu dari tugas mata
kuliah Pandidikan Jasmani dan Kesehatan 1 ini tepat pada waktunya.

Dalam penyelesaian makalah ini yang berjudul “Pembuatan Briket”. Tidak


lupa penulis mengucapkan terimakasih kepada dosen pembimbing dan teman-
teman yang telah memberikan dukungandalam menyelesaikan makalah ini.

Penulis menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih banyak


kekurangan, oleh sebab itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang
membangun. Semoga dengan selesainya makalah ini dapat memberikan manfaat
pada penulis khususnya dan seluruh pembaca pada umumnya.

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................... i


DAFTAR ISI .................................................................................................. ii

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ......................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ..................................................................... 3
C. Tujuan ....................................................................................... 3

BAB II PEMBAHASAN
A. Metode Pembuatan Briket Arang ............................................. 4
B. Sifat Briket Arang ..................................................................... 4
C. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Briket Arang ................... 5

BAB III PENUTUP


A. Kesimpulan ............................................................................... 9
B. Saran ......................................................................................... 9

DAFTAR PUSTAKA

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kebutuhan terhadap energi saat ini menjadi masalah yang dihadapi oleh
semua negara baik negara-negara maju maupun negara berkembang termasuk
Indonesia. Kebutuhan terhadap energi terus meningkat sejalan dengan
pertumbuhan jumlah penduduk yang juga semakin meningkat. Nilai
konsumsi energi di Indonesia melebihi konsumsi energi dunia yaitu 2,6% per
tahun penggunaan energi yang paling dominan di Indonesia adalah pada
sektor rumah tangga.
Hampir 95% konsumsi energi Indonesia dicukupi dari bahan bakar fosil,
dan, hampir 50%-nya merupakan Bahan Bakar Minyak (BBM) yang
keberadaannya sangat terbatas dan akan terus mengalami kelangkaan.
Tingginya harga bahan bakar saat ini baik cair maupun gas, maka
perlunya dilakukan inovasi sebagai sumber energi yang secara ekonomis
dapat menjadi sumber energi pengganti bahan bakar dari fosil. Alternatif yang
dapat dijadikan sebagai bahan bakar adalah pemanfaatan kayu, selain lebih
ekonomis bahan baku nya juga mudah untuk diperbaharui.
Kayu akan memberikan energi dua kali lipat lebih tinggi apabila dalam
bentuk arang karena arang mempunyai nilai kalor lebih tinggi dari bentuk
aslinya. Briket arang merupakan salah satu energi biomassa alternatif yang
dapat dikembangkan untuk mengatasi masalah kritis energi. 
Briket arang merupakan arang yang diperoleh dengan proses lebih lanjut
menjadi bentuk briket (oval, kotak, dan penampilan lain yang menarik) yang
dapat digunakan untuk keperluan energi sehari-hari dengan ukuran dan
kerapatannya menjadi produk yang lebih praktis dalam penggunaannya
sebagai bahan bakar. 
Briket arang memiliki kelebihan dibandingkan arang, bentuknya lebih
seragam dan padat, kualitas pembakaran lebih baik jika menggunakan bahan
yang sesuai, dan bahan baku dari kayu yang digunakan tidak terbatas hanya

1
pada satu jenis kayu, tetapi hampir semua jenis kayu bisa digunakan sebagai
bahan baku pembuatan briket arang (Martawijaya, et.al., 1989).
Bahan baku pembuatan briket arang yang banyak digunakan saat ini
selain kayu juga banyak digunakan tempurung kelapa. Salah satu peluang
pengembangan potensi dengan pemanfaatan limbah. Perkebunan kelapa
menghasilkan sisa atau limbah yang belum dimanfaatkan secara optimal.
Limbah yang dihasilkan oleh perkebunan kelapa ada tiga macam yaitu limbah
padat, limbah cair dan gas. Briket arang yang diproduksi dari bahan baku
arang tempurung kelapa memiliki nilai kalor yang cukup tinggi dengan nilai
kalor sekitar 6500-7600 Kkal/kg, dan menghasilkan sedikit asap
dibandingkan bahan lain.
Menurut Ardiawan (2011) tempurung kelapa memiliki komposisi kimia
mirip dengan kayu, seperti mengandung pentosa, lignin, dan selulosa.
Tempurung kelapa biasanya banyak digunakan sebagai bahan pokok
pembuatan arang dan arang aktif. 
Pembuatan briket arang tempurung kelapa mempunyai berbagai masalah
dikarenakan banyaknya permintaan pasar untuk produksi briket arang ini dan
semakin banyak juga pabrik-pabrik yang mengolah briket arang dari kelapa,
sehingga untuk mendapatkan tempurung kelapa dalam jumlah banyak susah
didapat, oleh karena itu perlu adanya campuran bahan lain sebagai bahan
tambahan. Untuk itu bahan tambahan yang akan digunakan adalah dari jenis
kayu Ulin.
Kayu ulin merupakan salah satu jenis kayu sangat awet dan kuat, dengan
kelas kuat I, kelas awet I, dan memiliki berat jenis 1,04. Kayu ulin juga
merupakan jenis kayu yang tahan (resistant) akan serangan rayap dan
serangga penggerek batang, memiliki ketahanan akan suhu dan perubahan
kelembaban serta tahan pula terhadap air laut. Memiliki kelas kuat I
menjadikan kayu ulin sangat sukar dipaku dan digergaji tetapi mudah untuk
dibelah. Akan tetapi kayu ulin banyak digunakan sebagai bahan konstruksi
berat.

2
Limbah gergaji kayu ulin yang dihasilkan hampir tidak dimanfaatkan dan
hanya dibuang saja, oleh karena itu perlunya pemanfaatan untuk bahan briket
arang sebagai energi alternatif mengingat kualitasyangsangat bagusdari kayu
ulin. Selain itu juga, pemanfaatan limbah padat kelapa dan serbuk gergaji
dengan memanfaatkannya sebagai sumber energi terbarukan atau sebagai
bahan bakar alternatif. Salah satu bentuk pemanfaatan keduanya adalah
sebagai briket arang.
B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah dalam makalah ini adalah bagaimana karekteristik dari
briket arang menggunakan bahan baku tempurung kelapa (Cocos nucifera)
dan kayu ulin (Eusideroxylon zwageri) dengan penambahan kanji sifat fisis
dan mekanis briket arang.
C. Tujuan
Makalah bertujuan mengetahui karakteristik dari briket arang
menggunakan bahan baku tempurung kelapa (Cocos nucifera) dan kayu ulin
(Eusideroxylon zwageri) dengan penambahan kanji.

3
BAB II
PEMBAHASAN

A. Metode Pembuatan Briket Arang 


Bahan yang digunakan adalah arang tempurung kelapa (Cocus mucifera),
arang kayu ulin (Eusideroxylon zwageri), tapioka, dan air. Alat yang
digunakan adalah kertas label, tungku, penjepit, kamera, alat pencetak briket (
pipa/bambu ), timbangan.
1. Persiapan bahan baku
Kedua arang disediakan untuk dilakukan proses penumbukan dan
dimasukkan kedalam mesin penggilingan.
2. Penumbukan arang
masukan arang tempurung kelapa ke dalam tungku. Setelah itu
tumbuk arang kayu dengan tempurung kelapa yang sudah dipanaskan lalu
campurkan.
3. Pembuatan perekat
Campur Tepung tapioka dan air dimasukan kedalam wajan lalu
panaskan di api yang sedang lalu aduk hingga berubah tekstur
4. Pencampuran perekat dan pencetakan briket
Serbuk arang yang sudah sudah dicampur dengan tempurung kelapa
dimasukan kedalam tepung tapioka yang sudah dipanaskan. Lalu cetak
hasil campuran menggunakan pipa/bambu hingga mengeras lalu
keringkan.
B. Sifat Briket Arang
Briket arang mempunyai beberapa sifat atau ciri khas yang dimiliki oleh
briket arang berdasarkan faktor yang mempengaruhinya. Sifat briket arang
mempunyai perbedaan di setiap wilayah, akibat adanya perbedaan iklim dan
geografisnya. 
Sifat Briket Arang adalah Badan Litbang Kehutanan (1994) dalam Sidiq
(2017) :
1. Kadar Air. Jepang (6-8%), Inggris (3,6%), USA (6,2%), dan SNI 01-6235-
2000 (<8%)

4
2. Kadar zat terbang. Jepang (15-30%), Inggris (16,4%), USA (19-28%), dan
SNI 01-6235-2000 (<15%).
3. Kadar abu. Jepang (3-6%), Inggris (5,9%), USA (8,3%), dan SNI 01-6235-
2000 (<8%).
4. Kerapatan (g/cm3). Jepang (1,0-1,2), Inggris (0,46), USA (1), dan SNI 01-
6235-2000 (0,44).
5. Keteguhan tekan (g/cm3). Jepang (60-65), Inggris (12,7), USA (62), dan
SNI 01-6235-2000 (-).
6. Nilai kalor (kal/g). Jepang (6000-7000), Inggris (7289), USA (6230), dan
USA (>5000).
C. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Briket Arang
1. Kerapatan
Kerapatan mempengaruhi briket arang yaitu apabila semakin besar
kerapatan maka volume atau ruang yang diperlukan lebih kecil untuk
massa yang sama. Besar atau kecilnya nilai kerapatan dipengaruhi oleh
kehomongenan bahan dan ukuran bahan pembuat briket arang. Sehingga
kerapatan yang besar akan menyebabkan pembakaran lebih lama daripada
briket kerapatan kecil.
Sidiq (2017) menyatakan bahwa komposisi sangat berpengaruh nyata
terhadap kerapatan briket arang. Semakin banyak penambahan kayu ulin
yang ditambahkan pada briket arang perekat tapioka atau molasses, maka
nilai kerapatan berpengaruh nyata terhadap briket arang.
2. Keteguhan Tekan
Faktor ini merupakan kemampuan briket untuk memberikan daya
tahan atau kekompakan briket terhadap pecah atau hancurnya briket jika
diberikan beban pada benda tersebut (Wijayanti, 2009). Semakin besar
nilai keteguhan tekan maka daya tahan briket terhadap pecah semakin
baik, daya tahan keteguhan tekan berfungsi untuk mengetahui daya tahan
briket saat pengangkutan dan pengemasan.

5
Sidiq (2017) menyatakan bahwa komposisi dan jenis perekat
menunjukkan pengaruh yang sangat nyata terhadap briket arang yang
dihasilkan. Bahan baku dengan kerapatan tinggi akan menghasilkan briket
dengan nilai ketenguhan tekan yang tinggi. Setiap bahan baku memiliki
nilai kerapatan yang berbeda-beda sehingga mengakibatkan nilai
keteguhan tekan yang berbeda-beda untuk setiap jenis bahan baku briket
arang (Hendra, 2007).
3. Kadar Air
Kadar air merupakan faktor yang mempengaruhi besar kecilnya nilai
kalor yang dimiliki briket arang itu sendiri. Dimana tinggi kadar air akan
menyebabkan penurunan nilai kalor pada briket arang. Hal ini dapat terjadi
akibat adanya panas yang tersimpan dalam briket terlebih dahulu
digunakan untuk mengeluarkan air yang ada sebelum kemudian
menghasilkan panas yang dipergunakan sebagai panas pembakaran
(Hendra, 2010).
Sidiq (2017) menyatakan bahwa komposisi dan jenis perekat sangat
berpengaruh nyata terhadap nilai kadar air yang dihasilkan. Briket arang
penambahan tapioka dengan bertambahnya ulin, nilai kadar air cenderung
menurun. Sehingga nilai rata-rata kadar air briket dengan penambahan
tapioka lebih tinggi dibandingkan dengan briket penambahan molasses.
4. Kadar Zat Terbang
Kadar zat terbang merupakan faktor yang hasil dikomposisi zat-zat
penyusun arang akibat proses pemanasan selama pengarangan dan bukan
komponen penyusun arang. Briket arang yang kadar zat menguap yang
tinggi akan menghasilkan asap pembakaran yang tinggi pula (Fauziah
2009).
Sidiq (2017) menyatakan bahwa semakin bertambahnya ulin pada
briket arang penambahan tapioka ataupun molasses trenya semakin
meningkat. Perekat molasses menghasilkan nilai kadar zat terbang lebih
rendah daripada briket arang perekat tapioka. Tinggi rendahnya kadar zat
menguap briket arang yang dihasilkan dipengaruhi oleh jenis bahan baku,

6
sehingga perbedaan jenis bahan baku berpengaruh nyata terhadap kadar
zat menguap briket arang (Pane et.al., 2015).
5. Kadar Abu
Kadar abu merupakan faktor yang berasal dari bagian sisa proses
pembakaran yang memiliki penyusun unsur silika. Semakin tinggi
kandungan silika maka semakin tinggi pula kadar abu yang dihasilkan.
Nilai kadar abu yang tinggi menghasilkan emisi debu yang menyebabkan
polusi udara dan mempengaruhi volume pembakarannya.
Sidiq (2017) menyatakan bahwa jenis perekat tidak berpengaruh
terhadap nilai kalor abu, unntuk komposisi menunjukkan pengaruh yang
sangat nyata. Adanya penambahan kayu ulin menghasilkan nilai kadar abu
yang menurun khususnya pada briket arang penambahan molasses. Jenis
bahan baku sangat berpengaruh tehadap tinggi rendahnya kadar abu briket
arang yang dihasilkan. Hal ini terjadi akibat adanya komposisi kimia dan
jumlah mineral yang berbeda-beda sehinngga mengakibatkan kadar abu
briket arang yang dihasilkan berbeda pula.
6. Kadar Karbon Terikat
Kadar karbon terikat merupakan faktor yang terjadi akibat fraksi
karbon yang  terikat di dalam arang selain fraksi air, zat menguap dan abu
(Wijayanti, 2009). Briket arang yang bermutu baik adalah memiliki nilai 
kalor dan kadar karbon terikat yang tinggi namun kadar abu rendah.
Menurut Sidiq (2017) menyatakan bahwa jenis perekat dan komposisi
berpengaruh sangat nyata terhadap nilai kadar karbon terikat. Penambahan
kayu ulin baik perekat tapioka dan molasses memiliki nilai rata-rata
karbon terikat cenderung menurun.
7. Nilai Kalor
Nilai kalor merupakan faktor yang sangat mempengaruhi kualitas
briket arang. Semakin tinggi nilai kalor briket arang maka semakin baik
pula kualitas briket aran yang dihasilkan. Nilai kalor diperoleh berasarkan
pengukuran pada volume tetap, dimana arang yang dibakar akan

7
menaikkan suhu air sehingga nilai kalor arang dapat diukur berdasarkan
perbedaan suhu air (Triono, 2006). 
Menurut Sidiq (2017) menyatakan bahwa jenis perekat dan komposisi
mempunyai pengaruh yang sangat nyata terhadap nilai kalor yang
dihasilkan. Penambahan kayu ulin baik perekat tapioka dan molasses
memiliki nilai kalor cenderung menurun. Setiap bahan baku memiliki nilai
karbon terikat yang berbeda-beda, sehingga mengakibatkan nilai kalor
bakar yang berbeda-beda pula untuk setiap jenis bahan baku briket arang.

8
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Kesimpulan makalah ini adalah bahwa karekteristik briket arang dari
komposisi tempurung kelapa dan kayu ulin berpengaruh terhadap kerapatan,
kadar air, kadar zat terbang, kadar abu, kadar karbon terikat dan nilai kalor,
namun tidak berpengaruh terhadap keteguhan tekan.
B. Saran
Saran pada makalah ini adalah perlu dilakukan lanjutan tentang manfaat
briket arang ini berdasarkan faktornya.

9
DAFTAR PUSTAKA

Ardiawan. 2011. Prospek dan Manfaat Tanaman Kelapa di Indonesia. Artikel.


Malang.

Fauziah, N. 2009. Pembuatan Arang Aktif secara Langsung dari Kulit Akasia
(Acacia mangium) dengan Aktivitas Fisika dan Aplikasinya sebagai Adsorben.
Skripsi. IPB.  Bogor.

Hendra, D. 2007. Pembuatan Briket Arang dari Campuran Kayu, Bambu, Sabut
Kelapa dan Tempurung Kelapa sebagai Sumber Energi Alternatif. Jurnal Hasil
Penelitian. Pusat Penelitian dan Pengembangan Keteknikan Kehutanan dan
Pengolahan Hasil Hutan. Bogor.

Hendra, D. 2010. Pemanfaatan Eceng Gondok (Eichornia crassipes) untuk Bahan


Baku Briket sebagai Bahan Bakar Alternatif. Jurnal Penelitian Hasil Hutan. Pusat
Penelitian dan Pengembangan Keteknikan Kehutanan dan Pengolahan Hasil
Hutan. Bogor.
Sidiq, M. H. 2017. Karekteristik Briket Arang dari Tempurung Kelapa (Cocos
nucifera) dan Ulin (Eusideroxylon zwageri). Institut Pertanian Bogor. Bogor.
Triono, A. 2006. Karakteristik Briket Arang dari Campuran Serbuk Gergajian
Kayu Afrika (Maesopsis Eminii Engl) dan Sengon (Paraserianthes falcataria L.
Nielsen) dengan Penambahan Tempurung Kelapa (Cocos nucifera L.). Skripsi.
IPB. Bogor.

Wijayanti, D. S. 2009. Karekteristik Briket Arang dari Serbuk Gergaji dengan


Penambahan Arang Cangkang Kelapa Sawit. Skripsi. Universitas Sumatera Utara.
Medan.

10

Anda mungkin juga menyukai