Anda di halaman 1dari 17

PEMBUATAN BRIKET BERBAHAN DASAR

LIMBAH DAUN POHON TEBU (SACCHARUM OFFICINARUM)

Dosen Pengampu :

Drs. Sarno Widodo, M. Eng.

Disusun oleh :

Novanda Herafigo (202001268)

PROGRAM STUDI DIPLOMA III TEKNIK LINGKUNGAN

AKADEMI TEKNIK TIRTA WIYATA

MAGELANG

2023

0
PRAKATA

Alhamdulillahirabbil’alamin, puji syukur penulis ucapkan ke hadirat Allah SWT yang


telah memeri rahmat serta jalan pikiran, sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas makalah
ini.
Terima kasih kami simpaikan kepada bapak Sarno Widodo selaku dosen pengampu
mata kuliah Pengelolaan Buangan Padat dan Gas. Terima kasih juga penulis sampaikan kepada
teman – teman yang telah memberikan ruang diskusi pada saat perkuliahan sehingga dapat
menambah wawasan lebih jauh lagi.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini, masih ada kekeliruan dan
masih banyak ilmu yang kurang. Maka dengan senang hati penulis akan menerima kritik dan
masukan tentang makalah ini.

Wonosobo, 11 Januari 2023

Penulis

i
DAFTAR ISI

PRAKATA .................................................................................................................................. i

DAFTAR ISI ..............................................................................................................................ii

BAB I ......................................................................................................................................... 1

A. Latar Belakang ................................................................................................................ 1

B. Rumusan masalah ........................................................................................................... 2

C. Tujuan ............................................................................................................................. 2

BAB II ........................................................................................................................................ 3

A. Briket............................................................................................................................... 3

B. Daun Tebu....................................................................................................................... 5

C. Metode Pembuatan Briket dari Dan Pohon Tebu ........................................................... 5

D. Kelebihan dan Kekurangan Briket dari Daun Tebu ...................................................... 11

BAB III .................................................................................................................................... 13

A. Kesimpulan ................................................................................................................... 13

B. Saran ............................................................................................................................. 13

DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................................. 14

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Seiring bertambahnya populasi manusia di muka bumi, semakin bertambahnya
jumlah energi yang dibutuhkan. Terutama dalam bidang industri, minyak bumi merupakan
komoditas tak terbarukan yang sangat dibutuhkan. Di sisi lain terdapat banyak sekali renik
biomassa yang seharusnya dapat dimanfaatkan sebagai bahan bakar pengganti bakar untuk
menghasilkan energi panas. Terlebih, masyarakat di area pedesaan masih banyak yang
menggunakan kompor tungku dalam kegiatan dapurnya (Azhari, 2016). Sehingga
permintaan akan bahan bakar non minyak bumi seperti briket masih banyak diminati.

Jenis – jenis briket yang bisa ditemui ialah briket batu bara, briket arang, briket
gambut, serta briket biomassa. Pada pembahasan makalah ini mengangkat tema briket
biomassa dengan bahan dasar limbah daun tebu (Saccharum Officinarum). Selain
pembuatan briket biomassa masih sedikit, pemanfaatan daun tebu dapat mengurangi
keberadaan limbah tebu yang terus menumpuk. Pada umumnya pohon tebu ditebang dan
diambil bagian pupusnya saja. Sedangkan sisa daun daun tebu yang disebut “klentekan”
akan dibuang begitu saja. Bagian “klentekan” inilah yang dapat dimanfaatkan sebagai
bahan dasar pembuatan briket biomassa.

Briket sebagai salah satu terobosan energi alternatif dapat menjadi solusi dari
beberapa persoalan sekaligus. Dengan pemanfaatan bahan dasar limbah daun tebu akan
mengurangi tingkat pencemaran limbah. Di sisi lain pemanfaatan briket juga dapat
mengurangi penggunaan bahan bakar yang tak terbarukan seperti minyak bumi.
Harapannya dengan adanya perkembangan energi alternatif biomassa seperti briket limbah
daun tebu, akan memunculkan ide – ide lain untuk memanfaatkan bahan – bahan berbasis
biomassa untuk memunculkan alternatif energi lain juga.

1
B. Rumusan masalah
1. Apa itu briket?
2. Bagaimana ketersediaan limbah daun tebu di Indonesia saat ini?
3. Bagaimana cara pembuatan briket dari limbah daun tebu?

C. Tujuan
1. Menyelesaikan tugas mata kuliah Pengelolaan Buangan Padat dan Gas.
2. Memperluas wawasan mengenai penggunaan sumber energi alternatif, khususnya
briket dari daun tebu.
3. Mempelajari metode pembuatan briket dari limbah daun tebu.

2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Briket
Briket adalah perubahan bentuk material yang pada awalnya berupa serbuk atau
bubuk seukuran pasir menjadi material yang lebih besar dan mudah dalam penanganan
atau penggunaannya. Perubahan ukuran material tersebut dilakukan melalui proses
penggumpalan dengan penekanan dan penambahan atau tanpa penambahan bahan
pengikat (Suganal, 2008:18). Briket memiliki harga yang murah dibandingkan bahan
bakar jenis lainnya sehingga penggunaannya dalam dunia industri dapat memberikan
penghematan biaya. Maka dari itu, pemanfaatan briket perlu menjadi perhatian khusus
agar dapat menjadi solusi alternatif bahan bakar, terutama pada sektor industri.
Pada saat ini telah dikembangkan 3 Jenis Briket, yaitu (Binudi, dkk, 2003) :
1. Briket berbentuk kubus berongga
Briket ini dibuat dengan cara pencetakan dengan piston atau dengan penekanan
menggunakan peralatan bertekanan tinggi. Briket jenis ini mempunyai kekuatan
cukup baik dan kadang kadang tidak memerlukan bahan pengikat lagi. Umumnya
mempunyai ukuran 12,5 cm x 12,5 cm x 5 cm.
2. Briket berbentuk pejal
Briket ini berbentuk silinder pejal. Ukuran briket biasanya agak kecil apabila
dibandingkan dengan yang dibuat dengan menggunakan tekanan tinggi. Umumnya
mempunyai ukuran 7 cm (tinggi) x 12 cm (diameter)
3. Briket berbentuk telur
Briket dengan bentuk telur memiliki dimensi sebesar telur ayam.

Briket yang bermutu baik sebagai bahan bakar memiliki sifat sebagai berikut
(Abdullah, dkk, 1991) :
1. Tidak berasap dan tidak berbau. Dimana asap ini dapat dikurangi dengan
melakukan karbonisasi atau menggunakan perekat yang tidak berasap dan mampu
menyerap bau.
2. Mempunyai kekuatan tekan lebih dari 6 kg/cm2 sehingga tidak mudah pecah saat
dipindah atau diangkat.

3
3. Mempunyai suhu pembakaran tetap (350 °C) dalam waktu yang lama (8-10 jam).
Lama pembakaran dalam suhu tetap (350 °C) dapat diusahakan dengan mengatur
pemasukan udara dalam batas tertentu akan memperlama waktu pembakaran tanpa
menurunkan suhu.
4. Gas hasil dari proses pembakaran tidak mengandung CO yang tinggi.
5. Tidak mengotori tangan, tidak cepat terbakar, dapat menyala terus tanpa dikipas
dan tidak memercik.

Kualitas suatu briket dapat dinilai dengan membandingkan hasil pengujian


percobaan nilai karakteristik briket dengan karakteristik briket luar negeri seperti
Jepang, Inggris dan USA.

Sifat Fisik dan Kimia Briket Arang Komersial

Standar
Sifat
Jepang Inggris USA
Kadar air (%) 6-8 3-4 6
Kadar abu (%) 3-6 8-10 18
Kadar zat terbang (%) 15-20 16 19
Kadar karbon terikat (%) 60-80 75 58
Kerapatan (gr/cm2) 1-2 0,84 1
Kekuatan tekan (kgf/cm2) 60 12,7 62
Nilai kalor (kal/g) 6000-7000 7300 6200

Standar Kualitas Briket Arang Kayu (SNI 1-6235-2000)

Sifat Nilai
Kadar air (%) Maks 8
Kadar zat terbang (%) 15
Nilai kalor (kal/kg) Min 5000
Kadar abu (%) Maks 8

4
B. Daun Tebu
Tebu (Saccharum oficinarum) termasuk dalam famili Graminae atau rumput
rumputan yang berkembang biak di iklim udara sedang hingga panas di ketinggian
tanah sampai dengan 1300 mdpl. Tinggi pohon tebu dapat mencapai 2 – 4 meter dengan
batang yang ruas – ruasnya berbentuk buku – buku yang digunakan y=untuk tempat
tumbuh daun. Daun tebu bertulang sejajar dengan panjang dapat mencapai 1 – 2 meter
dengan lebar 4 – 8 cm dengan permukaan berbulu.
Pada umumnya, setelah batang-batang tebu ditebang, pucuk daun tebu
dimanfaatkan oleh peternak sebagai pakan ternak. Selain itu, daun “klentekan” atau
daun tebu yang merupakan 3-4 lembar daun tebu yang diambil pada saat tebu berumur
4-8 bulan. Daun tebu “klentekan” inilah yang biasanya digunakan sebagai bahan dasar
pembuatan briket bioarang. Hasil lain dari daun tebu setelah dipanen adalah “sogolan”,
yaitu tunas-tunas tebu yang sudah diafkir. Sogolan banyak diperoleh pada tanah yang
mendapatkan irigasi dengan baik dan pada tanaman tebu yang roboh hingga
memungkinkan tumbuhnya tunas-tunas baru (Silitonga, 2000).
Daun tebu yang sudah kering (klentekan) merupakan biomassa yang
mempunyai nilai kalor cukup tinggi. Di pedesaan, daun tebu yang kering sering dipakai
sebagai bahan bakar untuk memasak karena mempunyai sifat yang cepat panas. Dalam
konversi energi pabrik gula, daun tebu dan juga ampas tebu dimanfaatkan untuk bahan
bakar boiler, yang uapnya digunakan untuk proses prod produksi dan pembangkit listrik
(Wijaya, Muhammad dan Winarto, Mohammad, 2021).

C. Metode Pembuatan Briket dari Dan Pohon Tebu


Ada beberapa tahap dalam proses pembuatan briket yaitu meliputi sortasi
bahan, pencampuran serbuk dan perekat, pengempaan serta pengeringan. Sortasi bahan
didahului dengan penghancuran bentuk serat menjadi struktur serasah (cacahan). Setiap
tahap dalam pembuatan briket harus dilakukan sesuai ketentuan yang ada termasuk
takaran bahan yang dimasukkan dalam proses pembuatannya sehingga briket yang
dihasilkan berkualitas tinggi. Berikut tahapan dalam pembuatan briket :
1. Daun tebu kering dikumpulkan dan dimasukkan ke dalam container (drum) yang
terbuat dari logam berbentuk silinder yang sudah di lubangi bagian sisi drumnya.

5
Dimasukkan sampai penuh dan padatkan. Biasanya, 1 drum container digunakan
untuk 3 kg daun tebu.

2. Tutup drum container yang sudah diisikan dengan daun tebu kering, kemudian
kuncikan dengan kawat besi.
3. Siapkan drum besar di tempat yang rata. Drum ini akan dijadikan sebagai tempat
pembakaran dari beberapa container / drum kecil.
4. Letakkan drum penyangga tepat di tengah drum besar.

5. Masukkan daun tebu kering ke dalam drum besar (burner case). Atur daun tebu
sampai menutupi drum penyangga.
6. Masukkan drum container yang telah diisi daun tebu kering tadi ke dalam drum
besar secara terbalik agar oksigen tidak dapat masuk dan proses pembakaran terjadi
secara maksimal.

6
7. Untuk merapatkannya masukkan kembali daun tebu kering di sela-sela drum
container. Kemudian, tutup drum besar dan kunci dengan kawat pengikat.
8. Bersihkan area sekitar pembakaran sebelum api dinyalakan supaya tidak terjadi
perambatan api atau kebakaran
9. Nyalakan api dan pembakaran dilakukan selama 45 menit.

10. Saat pembakaran, percikkan air di sekeliling drum, hal ini dilakukan untuk
mencegah adanya kecelakaan yang diakibatkan oleh api pembakaran.

11. Setelah kuarng lebih 45 menit, angkat tutup drum besar (burner case) .

7
12. Siramkan air pada drum container serta bagian dalam drum besar. Hal ini dilakukan
agar proses pendinginan lebih cepat juga mencegah sisa bahan bakar kembali
menyala.
13. Proses pengarangan selesai ditandai dengan tidak ada lagi asap yang keluar dari
dalam drum. Angkat satu per satu drum container dari drum pembakaran dengan
bantuan pegangan pada drum container kemudian diamkan drum container hingga
dingin.

14. Setelah drum container dingin, balikkan drum container untuk melepas kawat
pengait, kemudian buka dan lihat hasil dari pyrolysis daun tebu.
15. Siram juga hasil dari pyrolysis dengan air agar mengehentikan proses pembakaran
16. Hasil dari proses pyrolysis daun tebu kering.

17. Arang hasil pyrolysis tadi kemudian dimasukkan ke dalam karung.


18. Arang daun tebu di haluskan dengan penumbuk kemudian disaring dengan ayakan
ukuran 60 mesh untuk menyeragamkan ukurannya .

8
19. Timbang bahan perekat yang terbuat dari 1 Kg tepung untuk membuat 10 Kg arang
briket.

20. Untuk dijadikan perekat, tepung diencerkan dengan air dan direbus sehingga
menjadi pati / pasta kanji. (selama ± 15 menit )
21. Campurkan pasta kanji yang telah jadi ke dalam bubuk arang dan diaduk secara
merata.

22. Giling hasil percampuran antara arang bubuk dengan larutan pasta kanji.

23. Hasil dari pengilingan.

9
24. Briket kemudian dikeringkan di bawah sinar matahari.
25. Briket kering ditimbang dan dikemas dalam kantong plastic untuk meningkatkan
nilai ekonominya.
26. Selain digiling, juga bisa dibentuk dengan menggunakan bekas sparepart motor
yang berspasi.

27. Beri lempengan di atasnya sebagai landasan agar mudah dalam pengangkatan
briketnya.
28. Kemudian juga beri lingkaran agar briket mencetak dengan bentuk lingkaran.
29. Masukkan briket ke dalam cetakan dan padatkan.
30. Angkat lapisan lempengan beserta lingkaran untuk dipindah ke tempat lain sebagai
penampung bricket dalam bentuk lingkaran yang telah jadi.
31. Ambil lingkaran secara perlahan agar tidak merusak bentuk briket.
32. Hasil dari pembentukan briket dari bekas sparepart motor.

10
D. Kelebihan dan Kekurangan Briket dari Daun Tebu
1. Kelebihan
Kelebihan yang dimiliki briket adalah hemat, ekonomis dan aman bagi lingkungan.
Hal ini karena cara pembuatan briket dengan memanfaatkan bahan-bahan berupa
sumber daya alam dalam pembuatannya dan sangat ramah lingkungan. Selain itu,
briket juga memiliki beberapa kelebihan diantaranya :
a. Go Green Energy
Briket sangat bersahabat dengan lingkungan karena briket dibuat memakai
bahan alam yang cocok menjadi energi alternatif.
b. Tidak Beracun
Kelebihan dari Briket adalah tidak beracun apalagi dalam pembuatannya
mengalami proses alami dengan bahan tambahan tepung tapioka yang berasal
dari singkong sebagai bahan perekat adonan briketnya. Maka dari itu, briket
arang dari daun tebu menjadi material yang aman dan tidak beracun (non-toxic).
c. Tidak Berasap
Briket juga tidak berasap. Hal inilah keunggulan briket sebagai sumber energi
alternatif yang ramah lingkungan sebagaimana dijelaskan pada point pertama.
d. Panas Maksimal
Briket mempunyai panas yang maksimal, yang panasnya cukup tinggi sampai
7000 kal. Dengan demikian, fungsi briket itu memiliki keunggulan dalam proses
memasak jadi lebih cepat matang dengan sempurna.
e. Efektif dan Efisien
Briket arang daun tebu memiliki waktu pembakaran yang cukup lama bisa 2
sampai dengan 3 jam tanpa berhenti. Dengan keunggulan ini membuat briket
sebagai bahan bakar yang tergolong efektif dan efisien.
f. Mengurangi Sampah
Briket dapat mengurangi sampah, demikian ini terjadi karena bahan baku
pembuatan briket itu sendiri tiada lain tiada bukan adalah daun tebu, sehingga
dapat mengurangi kuantitas daun tebu yang nantinya akan menjadi sampah
organik jika tidak dimanfaatkan.

11
2. Kekurangan
a. Harganya Mahal
b. Sulit didapatkan
Produk briket sulit didapatkan karena sulit dijumpai di pasaran. Ini disebabkan
karena jumlah dari produsen briket sendiri masih sedikit.
c. Bahan Baku sulit didapatkan
Daun tebu yang dijadikan sebagai bahan baku briket banyak digunakan oleh
peternak untuk pakan ternaknya sehingga ini akan membuat produsen briket
sulit menemukan bahan baku briket itu sendiri.

12
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Dalam rangka pemenuhan kebutuhan material sebagai sumber energi guna
memenuhi permintaan industri, perlu dilakukan berbagai macam inovasi teknologi seperti
briket. Limbah daun pohon tebu (Sacharum officinarum) yang sudah berupa limbah
ternyata dapat digunakan kembali sebagai bahan material pembuatan briket biomassa.
Produk hasil pengolahan dari limbah daun tebu memiliki nilai jual yang cukup tunggi
karena dinilai efisien dilihat dari sisi kegunaan maupun harga.
Briket arang tentunya sangat dibutuhkan apalagi bagi negara dengan musim dingin.
Tetapi dalam pembuatannya harus tetap memperhatikan kualitas briket yang meliputi
kalori, kadar air, kandungan zat terbang (volatile matters), kadar abu dan kadar karbon.
Kualitas harus diperhatikan agar briket yang dihasilkan dapat menjaga nyala api yang lama
serta panasnya maksimal.
B. Saran
Dalam proses pembuatan briket ini lebih memperhatikan k3 (Keselamatan dan
Kesehatan Kerja) dan tetap dilakukan sesuai SOP (Standar Operational Prosedure).
Kedepannya mungkin bisa dilakukan upgrade terhadap alat yang digunakan agar lebih
mumpuni dan prosesnya cepat. Untuk asap yang dihasilkan pada proses pembakaran juga
sebisa mungkin ditangani dengan baik agar tidak menjadi pencemaran udara. Jika bahan
baku daun tebu terbatas mungkin juga bisa ditambahkan dengan bahan lain seperti misalnya
tempurung kelapa yang tentunya bahannya mengandung stabdar bahan yang dibutuhkan
untuk membuat briket dengan hasil berkualitas tinggi.

13
DAFTAR PUSTAKA
Artikel
Rahmawati. (2022, 25 Januari). Apa itu Briket dan kegunaannya, Termasuk dimana pabrik
briket terbesar di Indonesia. Berita Online : Jangkar Groups

Jurnal
Husni, Azhari. 2016. “Studi Pembutan Briket dari Limbah Ampas Tebu (Saccharum
officinarum) Dengan Penambahan Kulit Pisang Kepok Musa paradisiaca Lin)”.
Sumatera Utara: Unniversitas Muhammadiyah Sumatera Utara.
Rizqiah, Emielda. 2008. “Pembuatan Briket Bioarang Daun Tebu Serta Perkiraan Biaya
Produksinya : kajian Konsentrasi Perekat Pati Tapioka dan Kapur”. Malang:
Unniversitas Brwijaya

Youtube

Film “Charcoal From Sugarcane Trash “ . https://youtu.be/Tmx1Tp95_5s diakses pada 28


Desember 2022

14

Anda mungkin juga menyukai