Dosen Pembimbing
Dra.Zultiniar,M.Si
Kelompok
III (TIGA)
Nama Kelompok
(1407034418)
Dewi Arumi
(1407034258)
Muhammad Firdaus
(1407039131)
(1407039948)
Briket tempurung kelapa adalah bahan bakar alternatif terbuat dari hasil sisa
dari buah tempurung kelapa yang kemudian diolah menjadi briket yang dicetak
dengan bentuk dan ukuran sesuai keinginan.Pembuatan briket arang dari
tempurung kelapa dapat dilakukan dengan menambah bahan perekat yaitu
tepung tapioka dimana bahan baku disaring terlebih dahulu kemudian dicampur
dengan perekat yang selanjutnya dicetak berbentuk donat dan dikeringkan.
Percobaan ini bertujuan untuk mengetahui prinsip pembuatan briket dari
tempurung kelapa dan dapat membuat briket tempurung kelapa. Hasil kadar air
briket didapat pada RUN 1 yaitu 7,2% dan Laju pembakaran briket 0,053
gram/detik. Sedangkan kadar air pada RUN 2 yaitu 7% dan laju pembakaran
briket 0,035 gram/detik. Semakin rendah kadar air pada briket maka kualitas
briket semakin baik.
Kata kunci: briket, kadar air, laju pembakaran, minyak tanah, tempurung
kelapa, tepung tapioca
BAB I
PENDAHULUAN
1.1.
Latar Belakang
Pada awal perkembangannya, tempurung kelapa adalah sumber bahan
bakar yang paling banyak dipakai karena mudah didapat dan sederhana
penggunaannya. Mengingat tempurung kelapa merupakan bahan yang mudah
didapat dan banyak kita jumpai di lingkungan. Dalam upaya pemanfaatan limbah
tempurung kelapa, dimana tempurung kelapa merupakan bahan yang masih
mengikat energi, oleh karena itu rantai pelepasan energi dimaksud diperpanjang
dengan cara memanfaatkan tempurung kelapa sebagai bahan pembuatan briket
arang.
Dalam kehidupan sehari hari, banyak kita jumpai tempurung kelapa
dilingkungan sekitar. Tempurung kelapa sebagai sumber bahan bakar alternatif
dapat dipilih karena mudah didapat dan sederhana penggunaannya dibandingkan
dengan bahan bakar lainnya seperti BBM (Minyak Tanah,dll). Sering menemukan
banyak potongan-potongan tempurung kelapa pada pabrik santan. Tempurung
kelapa masih bisa diolah menjadi arang briket.
1.2
Dasar Teori
Briket adalah sebuah blok bahan yang dapat dibakar yang digunakan
sebagai bahan bakar untuk memulai dan mempertahankan nyala api. Briket yang
paling umum digunakan adalah briket batu bara, briket arang, briket gambut, dan
briket biomassa.
Antara tahun 2008-2012, briket menjadi salah satu agenda riset energi
Institut Pertanian Bogor. Bahan baku briket diketahui dekat dengan masyarakat
pertanian karena biomassa limbah hasil pertanian dapat dijadikan briket.
Penggunaan briket, terutama briket yang dihasilkan dari biomassa, dapat
menggantikan penggunaan bahan bakar fosil.
Briket dibuat dengan menekan dan mengeringkan campuran bahan
menjadi blok yang keras. Metode ini umum digunakan untuk batu bara yang
memiliki nilai kalori rendah atau serpihan batu bara agar memiliki tambahan nilai
jual dan manfaat. Briket digunakan di industri dan rumah tangga.
Bahan yang digunakan untuk pembuatan briket sebaiknya yang memiliki
kadar air rendah untuk mencapair nilai kalor yang tinggi. Keberadaan bahan
volatil juga mempengaruhi seberapa cepat laju pembakaran briket; bahan yang
memiliki bahan volatil tinggi akan lebih cepat habis terbakar.
Briket merupakan bahan bakar padat yang menjadi bahan bakar alternatif
tempurung kelapa bakar atau bahan bakar minyak lainnya. Definisi briket itu
sendiri adalah suatu bahan yang berupa serbuk atau potongan-potongan
tempurung kelapa kecil yang dipadatkan dengan menggunakan mesin press
denagan dicampur bahan perekat sehingga menjadi bentuk yang solid. Briket
biomasa adalah energi alternatif yang ramah lingkungan. Bahan baku dari serbuk
briket ini menggunakan limbah limbah sisa produksi, baik itu rumah tangga,
perkebunan maupun sampah dari proses alam, seperti daun daun yang gugur.
Bahan bakar berbentuk briket pertama dikembangkan oleh kelompok aktivis
lingkungan hidup di Nepal.
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) dikatakan bahwa briket
adalah bata; gumpalan (sebesar kepalan tangan) dari barang lunak yang
dikeraskan melalui pembakaran, contoh: briket arang, dll.
Pada tahun 1990, berdiri pabrik briket arang tanpa perekat di Jawa barat
dan Jawa Timur yang menggunakan tempurung kelapa tempurung kelapa sebagai
bahan baku utamanya. Proses pembuatan briket arangnya berbeda dengan cara
pembuatan briket dari bahan organik lainnya. Bahan baku tempurung kelapa
tempurung kelapa dikeringkan selanjutnya dibuat briket.
Apabila briket arang dari tempurung kelapa ini dapat digunakan sebagai
sumber energi alternatif, baik sebagai pengganti minyak tanah maupun tempurung
kelapa bakar maka akan dapat diselamatkan CO2 sebanyak 3,5 juta ton untuk
Indonesia, sedangkan untuk dunia CO2 karena kebutuhan tempurung kelapa bakar
dan arang untuk tahun 2000 diperkirakan sebanyak 1,70 x 109 m 3 (moreira
(1997) maka jumlah CO2 yang dapat dicegah pelepasannya sebanyak 6,07 x 109
ton CO2 / tahun.
1.2.1
Terdapat berbagai bentuk tergantung dari mesin cetak atau alat cetak. Bentukbentuknya antara lain sebagai berikut:
- Silindrik (berbentuk silinder
- Kubus
- Balok
- dll.
Secara garis besar, jenis briket tergolong ke dalam dua kelompok besar
yaitu briket batu bara dan briket biomasa.Berdasarkan bahan bakunya, briket
biomasa terbagi lagi ke dalam beberapa jenis, diantaranya:
- Briket tempurung kelapa,
- Briket cangkang sawit,
- Briket tempurung kelapa/gergaji,
- Briket ranting dan daun kering
1.2.2
Tempurung kelapa
Tempurung kelapa tempurung kelapa adalah suatu bahan baku tempurung
kelapa yang diolah dan diiris dengan menggunakan alat (gergaji tempurung
kelapa) menjadi ampas ampas kecil. Limbah tempurung kelapa memiliki potensi
yang cukup besar yang dapat digunakan sebagai bahan baku briket arang.
Tempurung kelapa tempurung kelapa yang selama ini menjadi limbah bagi
perusahan dapat dijadikan menjadi sebuah peluang usaha dan peluang bisnis.
Dengan bertambah tingginya harga minyak tanah sebagai bahan bakar untuk
memasak maka tempurung kelapa dapat dijadikan penggantinya dengan harga
yang lebih murah.
1.2.3
Perekat
Sifat alamiah bubuk arang cenderung saling memisah. Dengan bantuan
bahan perekat atau lem, butiran-butiran arang dapat disatukan dan dibentuk sesuai
dengan kebutuhan. Namun permasalahannya terletak pada jenis bahan perekat
yang akan dipilih. Penetuan jenis bahan perekat yang digunakan sangat
berpengaruh terhadap kualitas briket ketika dinyalakan secara seksama karena
setiap bahan perekat memiliki daya lekat yang berbeda-beda karakteristiknya
(Ngidimin dan Tarigan, 2013).
Perekat yang digunakan dalam praktikum ini adalah perekat aci, yaitu
tepung tapioca dan tepung kanji. Perekat aci terbuat dari tepung tapioca/ kanji
yang mudah dibeli dari toko makanan dan di pasar. Biasanya dipakai untuk
membuat pengental makanan. Warnanya bening, kental, dan bersifat agak lengket
bila dipanaskan.
Tepung ini dibuat dari sari pati ketela pohon (Singkong). Singkong setelah
dikuliti dan dibersihkan, diparut dan diambil ekstraknya (Sari patinya). Sari pati
ini kemudian di endapkan dan disaring hingga membentuk butiran-butiran tepung.
Perekat ini biasa digunakan untuk mengelem prangko dan kertas. Cara
membuatnya sangat mudah yaitu cukup mencampurkan tepung tapioca/kanji
dengan air, lalu dididihkan diatas kompor. Selama pemanasan tepung diaduk terus
menerus agar tidak menggumpal. Warna tepung yang semula putih akan berubah
Jumlah
Kalori (kkal)
358
Karbohidrat (%)
88,69
15
Lemak (g)
0,02
Protein (g)
0,19
Kalsium (mg/100 g)
20
Fosfor (mg)
Besi (mg)
1,58
Magnesium (mg)
Kalium (mg)
11
Natrium (mg)
Seng (mg)
0,12
Tembaga (mg)
0,02
Mangan (mg)
0,11
Selenium (mg)
0,8
Asam folat
Sumber: http://www.nutritionalyser.com
1.2.4
Bahan Penyala
Sifat umum
Keterangan
berwarna Dalam
bening
suhu
kamar
berwujud padat
Mudah menyala
Golongan minyak
Anti air
Lengket ditangan
Warna putih
Getah pinus
Disadap
dari
pohon
pinus
Aroma khas
Mudah nyala
Asap hitam
Spritus
Mudah menguap
Mudah menyala
Warna api biru
suhu
kamar
Dalam
suhu
Mudah nyala
berbentuk cair
Golongan minyak
Cairan
kamar
Oli bekas
nyala
jika
dididihkan
Minyak sawit
sukar
membeku
Anti air
Mudah
oli
Golongan minyak
Anti air
suhu
kamar
berbentuk cair
fraksi kental
Anti air
Membeku jika cuaca
dingin
Mudah terbakar
Minyak tanah
bumi
dari
minyak
pembakarannya
yaitu
memproduksi
banyak
asap,
mengakibatkan
2) Penguraian sellulosa secara intensif hingga menghasilkan gas serta sedikit air.
3) Penguraian senyawa lignin menghasilkan lebih banyak tar yang akan
bertambah jumlahnya pada waktu yang lama dan suhu tinggi.
4)Pembentukan gas hydrogen merupakan proses pemurnian arang yang terbentuk.
Menurut mahajoeno (2005), syarat briket yang baik adalah briket yang
permukaannya halus dan tidak meninggalkan bekas hitam ditangan. Selain itu,
sebagai bahan bakar, briket juga harus memenuhi Kriteria sebagai berikut:
1) Mudah dinyalakan
2) Tidak mengeluarkan asap
3) Emisi gas hasil pembakaran tidak mengandung racun
4) Kedap air dan hasil pembakaran tidak berjamur bila disimpan pada waktu lama
5) Menunjukkan upaya laju pembakaran (waktu, laju pembakaran dan suhu
pembakaran) yang baik
Pembriketan bertujuan untuk memperoleh suatu bahan bakar yang berkualitas
yang dapat digunakan untuk semua sektor sebagai sumber energi pengganti.
Beberapa tipe / bentuk briket yang umum dikenal, antara lain : bantal
(oval),sarang tawon (honey comb), silinder (cylinder, telur (egg), dan lain-lain.
Dalam pembuatan briket bioarang diperlukan perekat ataupun pengikat
yang berfungsi untuk merekatkan partikel-partikel zat dalam bahan baku
(bioarang) pada proses pembuatan briket. Tepung tapioka termasuk dalam
klasifikasi sebagai bahan perekat organic dan umumnya merupakan bahan perekat
yang efektif. Dipilihnya perekat tepung tapioka ini dikarenakan harganya murah
serta mudah didapat.
Sumber bahan baku yang melimpah di Indonesia menjadikannya sebagai sumber
daya energi yang paling menjanjikan. Namun selain sumber daya yang melimpah
dan keamanan yang lebih terjamin, biomassa juga memiliki celah-celah
keterbatasan yang perlu dipertimbangkan sebelum benar-benar menjadikannya
sebagai primadona energi alternatif di Indonesia.
Tabel 1.3 Mutu Briket Berdasarkan SNI
Parameter
1/6235/2000)
77
5000
Tujuan
BAB II
METODOLOGI PERCOBAAN
Prosedur percobaan
.(1)
Dengan :
b = berat cawan + sampel sebelum dioven (gram)
a = berat cawan + sampel sesudah dioven (gram)
2. Laju Pembakaran Briket
Laju pembakaran briket adalah kecepatan briket habis sampai menjadi abu
dengan berat tertentu. Laju pembakaran dapat dihitung dengan menggunakan
rumus :
...(3)
BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1. Hasil Percobaan
Berdasarkan hasil percobaan pembuatan briket tempurung kelapa dengan
melalukan pengujian dilihat pada Tabel 3.1.
Tabel 3.1. Hasil Percobaan Pembuatan Briket
Variasi
Bahan
RUN 1
tempuru
ng
kelapa
RUN 2
Kadar
Air %
Laju
Pembaka
ran
gram/det
ik
7.2
0,053
0,035
3.2. Pembahasan
Praktikum dilakukan dengan pembuatan adonan briket sebanyak 150 gram,
dengan perekat tepung
mendapatkan nilai mutu dilakukan pengujian uji nyala dari kadar air, dari briket
tempurung kelapa tersebut.
Dari
praktikum
pembuatan
briket
dari
tempurung
kelapa
dengan
Sebelum masuk dalam oven briket di timbang dahulu sebagai berat awal,
kemudian cawan porselen juga ditimbang sebagai wadah untuk briket ketika
briket dikeringkan dalam oven. Kemudian briket dan cawan porselen tersebut
dikeringkan dalam oven dengan suhu 105 0C sampai beratnya konstan. Kemudian
bahan yang telah kering ditimbang kembali sebagai berat akhir.
Pengujian Kadar Air Briket
146,64
145,97
126,77
158,34
gr
gr
gr
gr
Sesudah di oven
136,09
136,62
118,02
147,88
gr
gr
gr
gr
x 100%
Laju Pembakaran
Pengujian laju pembakaran adalah lamanya waktu pembakaran sampai
habis terbakar. Berdasarkan pembakaran sebuah briket dengan berat pada run 1
dan kedua 144,64 gr dan 126,77. Briket yang akan dibakar diberi minyak tanah
pada bagian bawah, kemudian baru dibakar. Adapun briket terbakar sampai habis
kurang lebih selama 45 menit 48 detik.
Adapun laju pembakarannya yaitu :
Berat briket Run 1sesudah di oven
Waktu sampai briket habis menjadi abu
= 136,09 gr gram
= 45 menit 48 detik
= 2748 detik
= 118,02 gr
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
4.1
Kesimpulan
1. Briket dari tempurung kelapa adalah bahan bakar alternatif yang terbuat
dari bahan baku tempurung kelapa yang sudah di olah menjadi briket yang
di cetak dengan bentuk dan ukuran tertentu
2. Kadar air dari briket pada run 1 dan run 2 sebesar 7,2 % dan 7% dan laju
pembakaran briket pada run 1 dan run 2 sebesar 0,053 Gram/detik dan
0,048 Gram/detik
3. Briket yang berkualitas baik adalh briket yang memiliki kadar air <8% dan
kadar abu rendah.
4.2 Saran
Pada penambahan minyak tanah ditambahkan secukupnya sampai
tempurung kelapa terkena merata, karena jika penambahan minyak tanah terlalu
banyak briket yang dihasilkan akan berminyak dan akan menghasilkan api besar
dan merah saat dilakukan pembakaran.
DAFTAR PUSTAKA
Kurniawan, O., dan Marsono (2008). Superkarbon; Bahan Bakar Alternatif
Pengganti Minyak Tanah dan Gas. Penebar Swadaya.
Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral No. 047 Tahun 2006.
Pedoman Pembuatan dan Pemanfaatan Briket Batubara dan Bahan Bakar
Padat Berbasis Batubara.
Tim Laboratorium Teknologi Tepat Guna Program Studi D3 Teknik Kimia
Fakultas Teknik Universitas Riau. 2016. Penuntun Praktikum teknologi
tepat guna: Laboratorium Dasar Proses dan Operasi Pabrik Program Studi
D3 Teknik Kimia Fakultas Teknik Universitas Riau.
LAMPIRAN A
PERHITUNGAN
A.
Tabel hasil
BERAT
BERAT
SAMPEL SAMPEL
KONSENTRASI
AWAL
AKHIR KADAR
PEREKAT (%)
(gram)
(gram)
AIR (%)
RUN 1
10%
146,64
136,09
7,2
RUN 2
15%
126,77
118,02
x 100%
= 7.2 %
= (126,77-118,02/126,77) x 100%
=7%
B.
= 136,09 gr gram
= 45 menit 48 detik
= 2748 detik
= 118,02 gr
LAMPIRAN B