Anda di halaman 1dari 27

Laporan Praktikum

Dosen Pembimbing

Teknologi Tepat Guna

Dra.Zultiniar,M.Si

PRAKTIKUM TEKNOLOGI TEPAT GUNA


PEMBUATAN BRIKET DARI TEMPURUNG KELAPA

Kelompok

III (TIGA)

Nama Kelompok

Adi Putra Manulang

(1407034418)

Dewi Arumi

(1407034258)

Muhammad Firdaus

(1407039131)

Ricky Olan Manalu

(1407039948)

LABORATORIUM DASAR PROSES & OPERASIONAL PABRIK


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS RIAU
PEKANBARU
2016
Abstrak

Briket tempurung kelapa adalah bahan bakar alternatif terbuat dari hasil sisa
dari buah tempurung kelapa yang kemudian diolah menjadi briket yang dicetak
dengan bentuk dan ukuran sesuai keinginan.Pembuatan briket arang dari
tempurung kelapa dapat dilakukan dengan menambah bahan perekat yaitu
tepung tapioka dimana bahan baku disaring terlebih dahulu kemudian dicampur
dengan perekat yang selanjutnya dicetak berbentuk donat dan dikeringkan.
Percobaan ini bertujuan untuk mengetahui prinsip pembuatan briket dari
tempurung kelapa dan dapat membuat briket tempurung kelapa. Hasil kadar air
briket didapat pada RUN 1 yaitu 7,2% dan Laju pembakaran briket 0,053
gram/detik. Sedangkan kadar air pada RUN 2 yaitu 7% dan laju pembakaran
briket 0,035 gram/detik. Semakin rendah kadar air pada briket maka kualitas
briket semakin baik.
Kata kunci: briket, kadar air, laju pembakaran, minyak tanah, tempurung
kelapa, tepung tapioca

BAB I
PENDAHULUAN
1.1.

Latar Belakang
Pada awal perkembangannya, tempurung kelapa adalah sumber bahan

bakar yang paling banyak dipakai karena mudah didapat dan sederhana
penggunaannya. Mengingat tempurung kelapa merupakan bahan yang mudah
didapat dan banyak kita jumpai di lingkungan. Dalam upaya pemanfaatan limbah
tempurung kelapa, dimana tempurung kelapa merupakan bahan yang masih
mengikat energi, oleh karena itu rantai pelepasan energi dimaksud diperpanjang
dengan cara memanfaatkan tempurung kelapa sebagai bahan pembuatan briket
arang.
Dalam kehidupan sehari hari, banyak kita jumpai tempurung kelapa
dilingkungan sekitar. Tempurung kelapa sebagai sumber bahan bakar alternatif
dapat dipilih karena mudah didapat dan sederhana penggunaannya dibandingkan
dengan bahan bakar lainnya seperti BBM (Minyak Tanah,dll). Sering menemukan
banyak potongan-potongan tempurung kelapa pada pabrik santan. Tempurung
kelapa masih bisa diolah menjadi arang briket.
1.2

Dasar Teori
Briket adalah sebuah blok bahan yang dapat dibakar yang digunakan

sebagai bahan bakar untuk memulai dan mempertahankan nyala api. Briket yang
paling umum digunakan adalah briket batu bara, briket arang, briket gambut, dan
briket biomassa.
Antara tahun 2008-2012, briket menjadi salah satu agenda riset energi
Institut Pertanian Bogor. Bahan baku briket diketahui dekat dengan masyarakat
pertanian karena biomassa limbah hasil pertanian dapat dijadikan briket.
Penggunaan briket, terutama briket yang dihasilkan dari biomassa, dapat
menggantikan penggunaan bahan bakar fosil.
Briket dibuat dengan menekan dan mengeringkan campuran bahan
menjadi blok yang keras. Metode ini umum digunakan untuk batu bara yang

memiliki nilai kalori rendah atau serpihan batu bara agar memiliki tambahan nilai
jual dan manfaat. Briket digunakan di industri dan rumah tangga.
Bahan yang digunakan untuk pembuatan briket sebaiknya yang memiliki
kadar air rendah untuk mencapair nilai kalor yang tinggi. Keberadaan bahan
volatil juga mempengaruhi seberapa cepat laju pembakaran briket; bahan yang
memiliki bahan volatil tinggi akan lebih cepat habis terbakar.
Briket merupakan bahan bakar padat yang menjadi bahan bakar alternatif
tempurung kelapa bakar atau bahan bakar minyak lainnya. Definisi briket itu
sendiri adalah suatu bahan yang berupa serbuk atau potongan-potongan
tempurung kelapa kecil yang dipadatkan dengan menggunakan mesin press
denagan dicampur bahan perekat sehingga menjadi bentuk yang solid. Briket
biomasa adalah energi alternatif yang ramah lingkungan. Bahan baku dari serbuk
briket ini menggunakan limbah limbah sisa produksi, baik itu rumah tangga,
perkebunan maupun sampah dari proses alam, seperti daun daun yang gugur.
Bahan bakar berbentuk briket pertama dikembangkan oleh kelompok aktivis
lingkungan hidup di Nepal.
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) dikatakan bahwa briket
adalah bata; gumpalan (sebesar kepalan tangan) dari barang lunak yang
dikeraskan melalui pembakaran, contoh: briket arang, dll.
Pada tahun 1990, berdiri pabrik briket arang tanpa perekat di Jawa barat
dan Jawa Timur yang menggunakan tempurung kelapa tempurung kelapa sebagai
bahan baku utamanya. Proses pembuatan briket arangnya berbeda dengan cara
pembuatan briket dari bahan organik lainnya. Bahan baku tempurung kelapa
tempurung kelapa dikeringkan selanjutnya dibuat briket.
Apabila briket arang dari tempurung kelapa ini dapat digunakan sebagai
sumber energi alternatif, baik sebagai pengganti minyak tanah maupun tempurung
kelapa bakar maka akan dapat diselamatkan CO2 sebanyak 3,5 juta ton untuk
Indonesia, sedangkan untuk dunia CO2 karena kebutuhan tempurung kelapa bakar
dan arang untuk tahun 2000 diperkirakan sebanyak 1,70 x 109 m 3 (moreira
(1997) maka jumlah CO2 yang dapat dicegah pelepasannya sebanyak 6,07 x 109
ton CO2 / tahun.

1.2.1

Bentuk dan Jenis Briket

Terdapat berbagai bentuk tergantung dari mesin cetak atau alat cetak. Bentukbentuknya antara lain sebagai berikut:
- Silindrik (berbentuk silinder
- Kubus
- Balok
- dll.
Secara garis besar, jenis briket tergolong ke dalam dua kelompok besar
yaitu briket batu bara dan briket biomasa.Berdasarkan bahan bakunya, briket
biomasa terbagi lagi ke dalam beberapa jenis, diantaranya:
- Briket tempurung kelapa,
- Briket cangkang sawit,
- Briket tempurung kelapa/gergaji,
- Briket ranting dan daun kering

1.2.2

Tempurung kelapa
Tempurung kelapa tempurung kelapa adalah suatu bahan baku tempurung

kelapa yang diolah dan diiris dengan menggunakan alat (gergaji tempurung
kelapa) menjadi ampas ampas kecil. Limbah tempurung kelapa memiliki potensi
yang cukup besar yang dapat digunakan sebagai bahan baku briket arang.
Tempurung kelapa tempurung kelapa yang selama ini menjadi limbah bagi
perusahan dapat dijadikan menjadi sebuah peluang usaha dan peluang bisnis.
Dengan bertambah tingginya harga minyak tanah sebagai bahan bakar untuk
memasak maka tempurung kelapa dapat dijadikan penggantinya dengan harga
yang lebih murah.

Pada pengolahan tempurung kelapa diindustri pertempurung kelapaan


terutama industri tempurung kelapa lapis dan tempurung kelapa gergajian selain
produk tempurung kelapa lapis dan tempurung kelapa gergajian diperoleh pula
limbah tempurung kelapa berupa potonghan tempurung kelapa bulat (log). Namun
sayangnya limbah dalam bentuk tempurung kelapa belum dimanfaatkan secara
optimal, terutama hanya untuk bahan bakar boiler (atau dibakar tanpa
pemanfaatan yang berarti menimbulkan masalah terhadap lingkungan. Tempurung
kelapa mengandung komponen komponen kimia seperti selulosa, hemiselulosa,
lignin dan zat ekstraktif. (Febrianto et al. 1999)

1.2.3

Perekat
Sifat alamiah bubuk arang cenderung saling memisah. Dengan bantuan

bahan perekat atau lem, butiran-butiran arang dapat disatukan dan dibentuk sesuai
dengan kebutuhan. Namun permasalahannya terletak pada jenis bahan perekat
yang akan dipilih. Penetuan jenis bahan perekat yang digunakan sangat
berpengaruh terhadap kualitas briket ketika dinyalakan secara seksama karena
setiap bahan perekat memiliki daya lekat yang berbeda-beda karakteristiknya
(Ngidimin dan Tarigan, 2013).
Perekat yang digunakan dalam praktikum ini adalah perekat aci, yaitu
tepung tapioca dan tepung kanji. Perekat aci terbuat dari tepung tapioca/ kanji
yang mudah dibeli dari toko makanan dan di pasar. Biasanya dipakai untuk
membuat pengental makanan. Warnanya bening, kental, dan bersifat agak lengket
bila dipanaskan.
Tepung ini dibuat dari sari pati ketela pohon (Singkong). Singkong setelah
dikuliti dan dibersihkan, diparut dan diambil ekstraknya (Sari patinya). Sari pati
ini kemudian di endapkan dan disaring hingga membentuk butiran-butiran tepung.
Perekat ini biasa digunakan untuk mengelem prangko dan kertas. Cara
membuatnya sangat mudah yaitu cukup mencampurkan tepung tapioca/kanji
dengan air, lalu dididihkan diatas kompor. Selama pemanasan tepung diaduk terus
menerus agar tidak menggumpal. Warna tepung yang semula putih akan berubah

menjadi transparan setelah beberapa menit dipanaskan dan terasa lengket di


tangan. Saat digunakan, perbandingan antara lem yang sudah jadi dengan bubuk
arang harus tepat supaya briket yang dicetak hasilnya baik. Lem yang terlalu pekat
akan memperlambat proses pencetakan. Hal ini disebabkan tingkat kekerasan
maupun ketahanan briket terhadap benturan menjadi berkurang dan mudah retak.
Tabel 1.1 Komposisi Tepung Tapioka/Kanji per 100 gr.
Komposisi

Jumlah

Kalori (kkal)

358

Karbohidrat (%)

88,69

Kadar air (%)

15

Lemak (g)

0,02

Protein (g)

0,19

Kalsium (mg/100 g)

20

Fosfor (mg)

Besi (mg)

1,58

Magnesium (mg)

Kalium (mg)

11

Natrium (mg)

Seng (mg)

0,12

Tembaga (mg)

0,02

Mangan (mg)

0,11

Selenium (mg)

0,8

Asam folat

Sumber: http://www.nutritionalyser.com

1.2.4

Bahan Penyala

Briket sebaiknya dilapisi dengan bahan penyala sebelum digunakan.


Pelapisan bahan penyala merupakan tahap akhir proses produksi briket dengan
tujuan utama memudahkan penyalaan briket yang sudah dikeringkan. Selain itu,
penampilan briket menjadi menarik, lebih halus, lebih kuat, dan bebas dari jamur
(Kurniawan dan Marsono, 2008).
Ada beberapa jenis penyala yang bisa dipakai untuk pelapisan briket,
mulai dari golongan minyak nabati sampai golongan alkohol, yang seharusnya
mudah dibeli di pasar bebas (Ngadimin dan Tarigan,2011)
Tabel 1.2. Sifat-sifat fisik dan kimia masing-masing bahan penyala
Bahan penyala

Sifat umum

Keterangan

Mudah mencair jika


dipanaskan
Cairan
Wax

berwarna Dalam

bening

suhu

kamar

berwujud padat

Mudah menyala
Golongan minyak
Anti air
Lengket ditangan
Warna putih
Getah pinus

Disadap

dari

pohon

pinus

Aroma khas
Mudah nyala
Asap hitam

Spritus

Mudah menguap
Mudah menyala
Warna api biru

Hasil pengolahan tetes


tebu
Pada

suhu

kamar

Asap tidak terlihat


berbentuk cair
Golongan alkhohol
Cairan kental

Dalam

suhu

Mudah nyala

berbentuk cair

Golongan minyak

Cairan

kamar

Oli bekas

nyala

jika

dididihkan
Minyak sawit

sukar

membeku

Anti air
Mudah

oli

Golongan minyak
Anti air

Dari pohon kelapa sawit


Dalam

suhu

kamar

berbentuk cair

Asap warna putih


Mudah menyala bila
dibakar
Ada fraksi mudah dan
Minyak jarak

fraksi kental

Berasal dari buah jarak

Anti air
Membeku jika cuaca
dingin
Mudah terbakar
Minyak tanah

Tidak dapat larut dalam Berasal


air
Aroma khas

Sumber; (Kurniawan dan Marsono,2008)


1.2.5 Prinsip Pembuatan Briket

bumi

dari

minyak

Membuat briket tempurung kelapatidaklah terlalu sulit. Prose pertama


adalah proses membuat arang. Bahan baku yang berupa batok kelapa dibuat arang
dengan cara dibakar dalam tabung tertutup yang udaranya terbatas. Jika dibakar
didalam ruang atau tabung terbuka maka sampah yang dibakar akan menjadi abu.
Pembakaran dapat dilakukan dengan menggunakan drum atau bak didalam tanah.
Setelah menjadi arang, sampah bakar kemudian digiling atau tumbuk hingg
menjadi bubuk arang.
Selanjutnya bubuk arang tersebut dicampur dengan adonan perekat yang
terbuat dari tepung kanji. Setelah itu barulah dilakukan pencetakn dan
pengepresan. Pengepresan merupakan bagian sangat penting karena menyangkut
kualitas kepadatan briket. Semakin padat briket, semakin tinggi daya nyal apinya.
Proses pencetakan briket menentukan briket yang akan dibuat. Cetakan briket pun
beragam, ada yang kotak dan ada juga yang bulat. Setelah proses pencetakan
selesai, briket yang masih basah itu kemudian dikeringkan dengan cara dijemur
selama kurang lebih dua hari. Jika tak ada panas, atau pada saat musim hujan,
briket yang masih basah cukup didiamkan selama 4 hari. Setelah kering, briket
pun dapat digunakan.
Keunggulan Briket Bioarang:
1. Lebih murah dan ekonomis
2. Panas yang tinggi dan kontinyu sehingga sangat baik untuk pembakaran
yang lama
3. Tidak beresiko meledak/terbakar seperti kompor minyak tanah atau
kompor elpiji
4. eluarkan suara bising serta tidak berjelaga sehingga tidak membuat alatalat memasak menjadi rusak
5. batok kelapa melimpah
6. Ramah lingkungan dan aman bagi kesehatan

1.2.6 Dampak Negatif


Dampak-dampak negative yang sering terjadi dalam pembuatan briket
serta

pembakarannya

yaitu

memproduksi

banyak

asap,

mengakibatkan

pencemaran udara (polusi udara).


Limbah tempurung kelapa memiliki potensi yang cukup besar yang dapat
digunakan sebagai bahan baku briket arang. Tempurung kelapa tempurung kelapa
yang selama ini menjadi limbah bagi perusahan dapat dijadikan menjadi sebuah
peluang usaha dan peluang bisnis. Dengan bertambah tingginya harga minyak
tanah sebagai bahan bakar untuk memasak maka tempurung kelapa dapat
dijadikan penggantinya dengan harga yang lebih murah.
Pada pengolahan tempurung kelapa di industri pertempurung kelapaan
terutama industri tempurung kelapa lapis dan tempurung kelapa gergajian selain
produk tempurung kelapa lapis dan tempurung kelapa gergajian diperoleh pula
limbah tempurung kelapa berupa potonghan tempurung kelapa bulat (log). Namun
sayangnya limbah dalam bentuk tempurung kelapa belum dimanfaatkan secara
optimal, terutama hanya untuk bahan bakar boiler (atau dibakar tanpa
pemanfaatan yang berarti menimbulkan masalah terhadap lingkungan (Febrianto
et al. 1999).
Tempurung kelapa mengandung komponen-komponen kimia seperti
selulosa, hemiselulosa, lignin dan zat ekstraktif. Karbonisasi biomassa atau yang
lebih dikenal dengan pengarangan adalah suatu proses untuk menaikkan nilai
kalor biomassa dan dihasilkan pembakaran yang bersih dengan sedikit asap. Hasil
karbonisasi adalah berupa arang yang tersusun atas karbon dan berwarna hitam.
Proses karbonisasi merupakan salah satu tahap yang penting dalam
pembuatan briket arang. Pada umumnya proses ini dilakukan pada temperatur
500-800 0C, kandungan zat yang mudah menguap akan hilang sehingga akan
terbentuk struktur pori awal ( Widowati , 2003).
Menurut Hasani (1996), proses karbonisasi merupakan suatu proses
pembakaran tidak sempurna dari bahan-bahan organik dengan jumlah oksigen

yang sangat terbatas, yang menghasilkan arang serta menyebabkan penguraian


senyawa organic yang menyusun struktur bahan membentuk uap air, methanol,
uap-uap asam asetat dan hidrokarbon. Karbonisasi merupakan suatu proses untuk
mengkonversi bahan organik menjadi arang.
Pada proses karbonisasi akan melepaskan zat yang mudah terbakar seperti
CO, CH4 dan H2 yang dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan kalor pada
proses karbonisasi. Proses karbonisasi dapat dibagi menjadi empat tahap sebagai
berikut :
1) Penguapan air kemudian penguraian sellulosa menjadi distilat yang sebagian
besar

mengandung asam-asam dan methanol.

2) Penguraian sellulosa secara intensif hingga menghasilkan gas serta sedikit air.
3) Penguraian senyawa lignin menghasilkan lebih banyak tar yang akan
bertambah jumlahnya pada waktu yang lama dan suhu tinggi.
4)Pembentukan gas hydrogen merupakan proses pemurnian arang yang terbentuk.
Menurut mahajoeno (2005), syarat briket yang baik adalah briket yang
permukaannya halus dan tidak meninggalkan bekas hitam ditangan. Selain itu,
sebagai bahan bakar, briket juga harus memenuhi Kriteria sebagai berikut:
1) Mudah dinyalakan
2) Tidak mengeluarkan asap
3) Emisi gas hasil pembakaran tidak mengandung racun
4) Kedap air dan hasil pembakaran tidak berjamur bila disimpan pada waktu lama
5) Menunjukkan upaya laju pembakaran (waktu, laju pembakaran dan suhu
pembakaran) yang baik
Pembriketan bertujuan untuk memperoleh suatu bahan bakar yang berkualitas
yang dapat digunakan untuk semua sektor sebagai sumber energi pengganti.

Beberapa tipe / bentuk briket yang umum dikenal, antara lain : bantal
(oval),sarang tawon (honey comb), silinder (cylinder, telur (egg), dan lain-lain.
Dalam pembuatan briket bioarang diperlukan perekat ataupun pengikat
yang berfungsi untuk merekatkan partikel-partikel zat dalam bahan baku
(bioarang) pada proses pembuatan briket. Tepung tapioka termasuk dalam
klasifikasi sebagai bahan perekat organic dan umumnya merupakan bahan perekat
yang efektif. Dipilihnya perekat tepung tapioka ini dikarenakan harganya murah
serta mudah didapat.
Sumber bahan baku yang melimpah di Indonesia menjadikannya sebagai sumber
daya energi yang paling menjanjikan. Namun selain sumber daya yang melimpah
dan keamanan yang lebih terjamin, biomassa juga memiliki celah-celah
keterbatasan yang perlu dipertimbangkan sebelum benar-benar menjadikannya
sebagai primadona energi alternatif di Indonesia.
Tabel 1.3 Mutu Briket Berdasarkan SNI
Parameter

1/6235/2000)

Kadar Air (%)

Kadar Abu (%)

Kadar Karbon (%)

77

Nilai Kalor (kal/g)


1.3.

Standar Mutu Briket Arang Tempurung kelapa (SNI No.

5000

Tujuan

Adapun tujuan dari percobaan ini adalah sebagai berikut :


1. Mampu mempraktikkan pembuatan briket sebagai bahan bakar alternatif
pengganti minyak menggunakan tempurung.
2. Mengetahui prinsip pembuatan briket tempurung kelapa.
3. Membuat briket tempurung kelapa.

BAB II
METODOLOGI PERCOBAAN

2.1 Alat dan Bahan


Pada percobaan pembuatan briket dari tempurung kelapa dengan
menggunakan alat cawan porselen, kompor, panci, timbangan analitik, pengaduk,
Saringan mesh, gelas kimia 1000 ml, cetakan briket, sendok, baskom dan gelas
ukur 50 ml.

Adapun bahan-bahan yang digunakan pada percobaan pembuatan briket


dari tempurung kelapa adalah serbuk arang tempurung kelapa , tepung kanji, air
dan minyak tanah.
2.2.

Prosedur percobaan

2.2.1. Pembuatan Briket Tempurung Kelapa


Proses pembuatan briket tempurung kelapa secara sederhana dapat
dilakukan sebagai berikut :
1. Tempurung kelapa disaring dengan menggunakan saringan mash.
Kemudian dipisahkan tempurung kelapa kasar dengan tempurung kelapa
halus. Letakan tempurung kelapa halus dan kasar dibaskom kecil yang
berbeda. Ditimbang masing-masing tempurung kelapa kasar dan halus 150
gr.
2. Tepung kanji ditimbang 15 gr, dilarutkan tepung kanji dengan air sebanyak
30 ml dan dipanaskan air sebanyak 35 ml hingga mendidih didalam panci,
kemudian larutkan larutan tepung kanji kedalam air panas didalam panci.
Aduk terus lem kanji sampai berwarna bening.
3. Lem tepung kanji yang masih panas dicampurkan dengan tempurung
kelapa sehingga menjadi adonan yang lengket. Selanjutnya, adonan
diaduk-aduk agar semua bahan tercampur rata dan cukup lengket.
4. Adonan dicetak kedalam cetakan besi berbentuk donat. Kemudian adonan
dipadatkan dalam cetakan. Setelah selesai dicetak keluarkan briket dari
cetakan.
5. Briket tempurung kelapa ini dijemur dibawah panas matahari selama 3
hari untuk menghilangkan air yang terdapat dalam briket.
6. Buat briket tempurung kelapa lagi dengan prosedur yang sama sebanyak 6
buah
2.2.2 Pengujian Pada Briket

1. Uji Kadar Air


Penetapan kadar air merupakan suatu cara untuk mengukur banyaknya air
yang terdapat didalam suatu bahan. Kadar air ditentukan dengan metode oven
caranya adalah bahan ditimbang dengan timbangan analisis dengan berat bahan
dalam cawan porselen yang telah diukur bobot keringnya secra teliti, kemudian
dikeringkan dengan sinar matahari sampai beratnya konstan. Bahan didinginkan
dalam desikator dan ditimbang kembali. Kadar air bahan dapat dihitunh bsebagai
berikut :
% Kadar Air =

.(1)

Dengan :
b = berat cawan + sampel sebelum dioven (gram)
a = berat cawan + sampel sesudah dioven (gram)
2. Laju Pembakaran Briket
Laju pembakaran briket adalah kecepatan briket habis sampai menjadi abu
dengan berat tertentu. Laju pembakaran dapat dihitung dengan menggunakan
rumus :

Laju pembakaran briket (gr/detik) =

...(3)

BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1. Hasil Percobaan
Berdasarkan hasil percobaan pembuatan briket tempurung kelapa dengan
melalukan pengujian dilihat pada Tabel 3.1.
Tabel 3.1. Hasil Percobaan Pembuatan Briket

Variasi

Bahan

RUN 1

tempuru
ng
kelapa

RUN 2

Kadar
Air %

Laju
Pembaka
ran
gram/det
ik

7.2

0,053

0,035

3.2. Pembahasan
Praktikum dilakukan dengan pembuatan adonan briket sebanyak 150 gram,
dengan perekat tepung

yaitu 10% dari berat adonan briket. Untuk

mendapatkan nilai mutu dilakukan pengujian uji nyala dari kadar air, dari briket
tempurung kelapa tersebut.
Dari

praktikum

pembuatan

briket

dari

tempurung

kelapa

dengan

menggunakan sampel sebesar 150 gram di keringkan dengan sinar matahari


selama kurang lebih 2 hari sampai didapat berat konstan. Maka dari percobaan ini
didapat kadar air briket pada RUN 1 sebesar 7% dan 6,4% kemudian pada RUN 2
sebesar 7,2% dan 6,6%. Hasil percobaan ini sesuai dengan teori yang menyatakan
bahwa briket memiliki kadar air maksimal tidak boleh lebih dari 8%. Kandungan
air yang tinggi didalam briket menyulitkan penyalaan sehingga briket sulit
terbakar. Sebaliknya semakin sedikit kadar air yang ada dalam briket maka
kualitas pembakaran briket tersebut semakin bagus. Kadar air dalam briket dapat
berkurang ketika proses pengeringan berlangsung.
Dari percobaan disimpulkan bahwa penggunaan briket sangat bermanfaat
sebagai alternatif pengganti bahan bakar yang lainnya. Briket yang sudah dicetak
selanjutnya dikeringkan kurang lebih selama dua hari. Kemudian setelah itu kadar
air, kadar abu briket dan laju pembakaran briket di uji. Berikut hasil pengujian
dari briket.
A. Uji Kadar Air

Sebelum masuk dalam oven briket di timbang dahulu sebagai berat awal,
kemudian cawan porselen juga ditimbang sebagai wadah untuk briket ketika
briket dikeringkan dalam oven. Kemudian briket dan cawan porselen tersebut
dikeringkan dalam oven dengan suhu 105 0C sampai beratnya konstan. Kemudian
bahan yang telah kering ditimbang kembali sebagai berat akhir.
Pengujian Kadar Air Briket

Berat Briket + Alumunium Foil


Sebelum di oven
RUN 1
RUN 2

Maka % Kadar Air

146,64
145,97
126,77
158,34

gr
gr
gr
gr

Sesudah di oven
136,09
136,62
118,02
147,88

gr
gr
gr
gr

x 100%

Berdasarkan percobaan pembuatan briket dengan menggunakan tempurung kelapa


ini didapatkan kadar air Run 1 sebesar 7,2% dan Run 2 sebesar 7 % . Nilai ini
memenuhi standar kadar air dari briket. Seperti yang kita ketahui, standar kadar
air briket tempurung kelapa di beberapa Negara seperti jepang dan inggris.
B.

Laju Pembakaran
Pengujian laju pembakaran adalah lamanya waktu pembakaran sampai

habis terbakar. Berdasarkan pembakaran sebuah briket dengan berat pada run 1
dan kedua 144,64 gr dan 126,77. Briket yang akan dibakar diberi minyak tanah
pada bagian bawah, kemudian baru dibakar. Adapun briket terbakar sampai habis
kurang lebih selama 45 menit 48 detik.
Adapun laju pembakarannya yaitu :
Berat briket Run 1sesudah di oven
Waktu sampai briket habis menjadi abu

= 136,09 gr gram
= 45 menit 48 detik
= 2748 detik

Maka Laju pembakaran briket =


= 144,64/2748
= 0,053 gram/detik

Berat briket Run 2 sesudah di oven

= 118,02 gr

Waktu sampai briket habis menjadi abu

=59 menit 34 detik


=3574 detik

Maka Laju pembakaran briket =


= 118,02/3574
= 0,033 gram/detik

BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
4.1

Kesimpulan
1. Briket dari tempurung kelapa adalah bahan bakar alternatif yang terbuat
dari bahan baku tempurung kelapa yang sudah di olah menjadi briket yang
di cetak dengan bentuk dan ukuran tertentu
2. Kadar air dari briket pada run 1 dan run 2 sebesar 7,2 % dan 7% dan laju
pembakaran briket pada run 1 dan run 2 sebesar 0,053 Gram/detik dan
0,048 Gram/detik
3. Briket yang berkualitas baik adalh briket yang memiliki kadar air <8% dan
kadar abu rendah.

4.2 Saran
Pada penambahan minyak tanah ditambahkan secukupnya sampai
tempurung kelapa terkena merata, karena jika penambahan minyak tanah terlalu
banyak briket yang dihasilkan akan berminyak dan akan menghasilkan api besar
dan merah saat dilakukan pembakaran.

DAFTAR PUSTAKA
Kurniawan, O., dan Marsono (2008). Superkarbon; Bahan Bakar Alternatif
Pengganti Minyak Tanah dan Gas. Penebar Swadaya.
Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral No. 047 Tahun 2006.
Pedoman Pembuatan dan Pemanfaatan Briket Batubara dan Bahan Bakar
Padat Berbasis Batubara.
Tim Laboratorium Teknologi Tepat Guna Program Studi D3 Teknik Kimia
Fakultas Teknik Universitas Riau. 2016. Penuntun Praktikum teknologi
tepat guna: Laboratorium Dasar Proses dan Operasi Pabrik Program Studi
D3 Teknik Kimia Fakultas Teknik Universitas Riau.

LAMPIRAN A
PERHITUNGAN
A.

Tabel hasil
BERAT
BERAT
SAMPEL SAMPEL
KONSENTRASI
AWAL
AKHIR KADAR
PEREKAT (%)
(gram)
(gram)
AIR (%)
RUN 1

10%

146,64

136,09

7,2

RUN 2

15%

126,77

118,02

% Kadar Air (RUN 1)

x 100%

= (146,64-136,09 / 146,64) x 100%

= 7.2 %

%Kadar Air (RUN 2)

= (126,77-118,02/126,77) x 100%

=7%
B.

Laju Pembakaran Briket


Berat briket Run 1sesudah di oven
Waktu sampai briket habis menjadi abu

= 136,09 gr gram
= 45 menit 48 detik
= 2748 detik

Maka Laju pembakaran briket =


= 144,64/2748
= 0,053 gram/detik

Berat briket Run 2 sesudah di oven

= 118,02 gr

Waktu sampai briket habis menjadi abu

=59 menit 34 detik


=3574 detik

Maka Laju pembakaran briket =


= 118,02/3574
= 0,033 gram/detik

LAMPIRAN B

Gambar 1. Proses carbonisasi

Gambar 2. Penggilingan arang


tempurung

Gambar 3. Penyaringan arang halus

Gambar 4. Penimbangan arang


halus

Gambar 5. pembuatan perekat dari


Bahan kanji

gambar 6. Pencetakan briket

Gambar 7.hasil cetakan

Gambar 9. Briket jadi abu

Pembakaran Briket tempurung


B
kelapa dengan
menggunakan minyak tanah

gambar 8. Uji nyala briket

Anda mungkin juga menyukai