Dosen Pembimbing
Dra. Zultiniar, M.Si
Kelompok
: II (Dua)
Nama
: Rita P. Mendrova
(1107035609)
Ryan Tito
(1107021186)
Yakub J. Silaen
(1107036648)
Abstrak
Briket tempurung kelapa adalah bahan bakar alternatif yang terbuat dari
bahan baku tempurung kelapa yang sudah diolah menjadi briket yang dicetak
dengan bentuk dan ukuran sesuai keinginan. Percobaan ini bertujuan untuk
mengetahui prinsip pembuatan briket dari tempurung kelapa dan dapat membuat
briket dari tempurung kelapa. Pembuatan briket arang dari tempurung kelapa
dilakukan dengan pengkarbonasian bahan baku menjadi arang, kemudian
digerus, dicampur perekat kanji, dicetak dan selanjutnya dikeringkan serta
dilakukan pengujian karakteristik briket yang didapat berupa kadar air, kadar
abu dan laju pembakaran briket. Kadar air briket hasil percobaan didapat
sebesar 1,32%, kadar abu briket yang didapat sebesar 31,8% dan laju
pembakaran briket yang didapat sebesar 0,0095 gram/detik.
Kata kunci : Briket; korbonasi; kadar air; kadar abu; laju pembakaran briket.
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Tujuan Percobaan
Tujuan dari percobaan pembuatan briket dari tempurung kelapa yaitu antara
lain :
1. Mampu mempraktikan pembuatan briket sebagai bahan bakar alternatif
pengganti minyak menggunakan tempurung
2. Mengetahui prinsip pembuatan briket tempurung kelapa
3. Membuat briket tempurung kelapa
1.2 Dasar Teori
Kebutuhan energi dalam berbagai sektor di Indonesia mengalami
peningkatan seiring dengan laju pertumbuhan populasi dan ekonomi nasional.
Pemenuhan kebutuhan energi tersebut dapat diperoleh dari berbagai sumber
energi seperti bahan bakar minyak, matahari, biomassa, angin, air, dan lain-lain.
Selama ini sumber energi yang digunakan di Indonesia masih banyak
menggunakan sumber energi yang tidak terbarukan, seperti bahan bakar minyak.
Hal ini dapat memicu tingginya subsidi yang harus dikeluarkan oleh pemerintah
apabila harga minyak dunia mengalami lonjakan harga seperti pada saat ini yang
hampir mencapai 100 US$/barrel.
Salah satu langkah yang dapat dilakukan untuk mengatasi masalah tersebut
adalah pemanfaatan sumber-sumber energy alternatif, terutama sumber-sumber
energi terbarukan. Pengalihan sumber energi yang berasal dari bahan bakar
minyak ke sumber energi terbarukan diharapkan dapat mengurangi tingkat
ketergantungan kepada minyak bumi, apalagi mengingat potensinya yang cukup
melimpah di Indonesia. Pada blue print pengelolaan energi nasional 2005-2025,
kebijakan energi Indonesia memiliki sasaran antara lain pada tahun 2025 akan
tercapai penurunan peranan minyak bumi menjadi 26.2%, gas bumi meningkat
menjadi 30.6%, batubara meningkat menjadi 32.7% (termasuk briket batubara),
panas bumi meningkat menjadi 3.8%, dan energi terbarukan meningkat menjadi
15% (Agustina, 2006)
1.2.1
Tempurung Kelapa
Pohon kelapa atau sering disebut pohon nyiur biasanya tumbuh pada daerah
atau kawasan tepi pantai. Buah kelapa terdiri dari kulit luar, sabut, tempurung,
kulit daging (testa), daging buah, air kelapa dan lembaga. Buah kelapa yang sudah
tua memiliki bobot sabut (35%), tempurung (12%), endosperm (28%) dan air
(25%). Tempurung kelapa adalah salah satu bahan karbon aktif yang kualitasnya
cukup baik dijadikan arang aktif. Bentuk, ukuran dan kualitas tempurung kelapa
merupakan hal yang harus diperhatikan dalam pembuatan arang aktif. Kualitas
tempurung kelapa dan proses pembakaran sangat menentukan rendemen karbon
aktif yang dihasilkan.
Tempurung kelapa merupakan salah satu bagian dari produk pertanian yang
memiliki nilai ekonomis tinggi yang dapat dijadikan sebagai basis usaha.
Pemanfaatan tempurung kelapa secara garis besar dapat dikategorikan
berdasarkan kandungan zat dan sifat kimianya, kandungan energinya, dan sifatsifat fisiknya. Tempurung kelapa memiliki kadar air mencapai 8% jika dihitung
berdasarkan berat kering atau setara dengan 12% berat per butir kelapa. Untuk
memaksimalkan nilai ekonomi-nya, maka pengolahan tempurung kelapa ini harus
didasarkan pada proses pengolahan yang memaksimalkan sifat-sifatnya yang
khas. Produk-produk hasil olahan tempurung kelapa ini adalah Bio-oil, liquid
smoke (asap cair), karbon aktif, tepung tempurung, dan kerajinan tangan.
dalam keadaan kering. Untuk membuat arang aktif yang benar-benar berkualitas,
tempurung kelapa harus bersih dan terpisah dari sabutnya. Sedangkan untuk
mengetahui kualitas yang baik dari arang tempurung kelapa, pembakarannya
menghasilkan arang yang tampak hitam, mengkilap, utuh, keras dan mudah
dipatahkan.
1.2.1.2 Komposisi Tempurung Kelapa
Komposisi atau kandungan zat yang terdapat dalam tempurung kelapa dapat
dilihat pada Tabel 1.1. Tempurung kelapa memiliki kadar air mencapai 8, jika
dihitung berdasarkan berat kering atau setara dengan 12% dari berat kelapa.
Sedangkan abu merupakan komposisi terendah yang terdapat pada tempurung
kelapa.
Tabel 1.1 Komposisi Tempurung Kelapa
Persentase
No.
Komposisi
1.
Lignin
29,40
2.
Pentosan
27,70
3.
Selulosa
26,60
4.
Air
8,00
5.
Solvent Ekstraktif
4,20
6.
Uronat Anhidrat
3,50
7.
Abu
0,60
8.
Nitrogen
0,10
(%)
1.2.2 Briket
Briket adalah sebuah blok bahan yang dapat dibakar yang digunakan
sebagai bahan bakar untuk memulai dan mempertahankan nyala api. Briket yang
paling umum digunakan adalah briket batu bara, briket arang, briket gambut, dan
briket biomassa. Briket dapat dibuat dengan 2 cara, yaitu : bahan organik
diarangkan terlebih dahulu kemudian dicetak atau dengan mencetak biomassa
kemudian diarangkan.
Briket batok kelapa adalah bahan bakar alternatif terbuat dari bahan baku
tempurung/batok kelapa yang sudah diolah menjadi briket yang dicetak dengan
bentuk dan ukuran sesuai keinginan. Briket ini diharapkan menjadi bahan bakar
pengganti sebagai pilihan yang dibutuhkan masyarakat.
Briket merupakan salah satu solusi altenatif yang cukup efektif dan efisien
dalam menghadapi krisis sumber energi atas energi fosil untuk bahan bakar seperti
yang telah diperkirakan oleh para ahli dan ilmuan. Briket bioarang adalah
gumpalan-gumpalan atau batangan-batangan arang yang terbuat dari bioarang
kualitas dari bioarang ini tidak kalah dengan batubara atau bahan bakar jenis
arang lainnya.
Bioarang merupakan arang (salah satu jenis bahan bakar) yang dibuat dari
aneka macam bahan hayati atau biomassa, misalnya kayu, ranting, daun-daunan,
rumput, jerami, kertas maupun limbah pertanian lainnya yang dapat dikarbonisasi.
Bioarang ini dapat digunakan melalui proses pengolahan salah satunya adalah
menjadi briket bioarang.
Pembuatan briket arang dari limbah dapat dilakukan dengan menambah
bahan perekat, dimana bahan baku diarangkan terlebih dahulu kemudian
ditumbuk, dicampur perekat, dicetak dengan sistem hidrolik maupun dengan
manual dan selanjutnya dikeringkan.
Briket bioarang yang didefinisikan sebagai bahan bakar yang berwujud
padat dan berasal dari sisa-sisa bahan organik yang telah mengalami proses
pemampatan dengan daya tekan tertentu. Briket bioarang dapat menggantikan
penggunaan kayu bakar yang mulai meningkat konsumsinya. Selain itu harga
briket bioarang relatif murah dan terjangkau oleh masyarakat.
1.2.2.1 Keunggulan dan Kelemahan Briket Bioarang
BAB II
METODOLOGI PERCOBAAN
2.1
Tempurung kelapa
Kanji
Air
Minyak tanah
Prosedur percobaan
(dibakar).
Penyalaan
awal
dapat
dilakukan
dengan
bc
x 100
b
.
(1)
Dengan :
b = berat cawan + sampel sebelum dioven (gram)
a = berat cawan + sampel sesudah dioven (gram)
2. Kadar Abu dan Kadar Karbon
Pengukuran kadar abu merupakan residu organik yang terdapat dalam
bahan. Abu dalam bahan ditetapkan dengan menimbang sisa mineral sebagai hasil
pembakaran (abu sisa pembakaran) bahan organik pada suhu 550C. Prinsip kerja
metode ini dengan cara sebagai berikut :
1. Sampel ditimbang dan dimasukkan dalam cawan porselen
2. Sampel dipanaskan sampai menjadi arang dan tidak mengeluarkan
asap
3. Kemudian diabukan didalam furnce pada suhu 600C
4. Sampel didinginkan dalam desikator selama 15 menit dan ditimbang
setelah mencapai suhu ruang
% Kadar Abu =
......(2)
3. Laju Pembakaran Briket
Laju pembakaran briket adalah kecepatan briket habis sampai menjadi abu
dengan berat tertentu. Laju pembakaran dapat dihitung dengan menggunakan
rumus :
gram
berat briket ()
BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1
Hasil Percobaan
Hasil percobaan pembuatan briket dari tempurung kelapa disajikan pada
Tabel 3.1, sedangkan briket hasil percobaan disajikan pada Gambar 3.1.
Tabel 3.1 Data hasil percobaan pembuatan briket dari tempurung kelapa.
Pengujian
Kadar Air
Kadar Abu
Laju Pembakaran
Hasil Percobaan
1,32%
31,8 %
0,0095 gr/det.
3.2
Pembahasan
Proses pembuatan briket dari tempurung kelapa dimulai dengan melakukan
61,02 gram, kemudian di oven pada suhu 105C dan didinginkan dalam desikator
sampai didapat berat konstan. Berdasarkan Tabel 3.1 dapat dilihat bahwa kadar air
briket hasil percobaan didapat sebesar 1,32%. Kadar air yang didapat memenuhi
kriteria mutu briket yang telah ditetapkan oleh Standar Nasional Indonesia (SNI),
yaitu 8%. Kandungan air yang tinggi didalam briket menyulitkan penyalaan
sehingga briket sulit terbakar. Sebaliknya semakin sedikit kadar air yang ada
dalam briket maka kualitas pembakaran briket tersebut semakin bagus.
3.2.2
25,32 gram, kemudian dimasukkan ke dalam cawan dan difurnace hingga suhu
600oC (suhu dinaikkan secara bertahap). Setelah mencapai suhu yang diinginkan,
pemanasan pada alat furnace dihentikan dan dibiarkan hingga suhu furnace turun
mencapai suhu ruang. Sampel abu briket kemudian ditimbang untuk mengetahui
beratnya.
Berdasarkan Tabel 3.1 didapat kadar abu briket hasil percobaan sebesar
31,8%. Kadar abu yang didapat sangat tinggi, melebihi batas kadar abu briket
yang telah ditetapkan oleh Standar Nasional Indonesia, yaitu 8%. Ini bisa jadi
karena proses pengkarbonan dan proses pemanasan pada furnace tidak dilakukan
dengan sempurna. Semakin tinggi kadar abu yang didapat secara umum akan
mempengaruhi tingkat pengotoran, keausan, dan korosi peralatan yang dilalui.
Briket dengan kandungan abu yang tinggi sangat tidak menguntungkan karena
akan membentuk kerak. Semakin banyak kadar abu yang dihasilkan maka
semakin buruk kualitas briket.
3.2.3
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
4.1. Kesimpulan
1. Kadar air briket hasil percobaan didapat sebesar 1,32%. Kadar air yang
didapat memenuhi kriteria mutu briket yang telah ditetapkan oleh Standar
Nasional Indonesia (SNI), yaitu 8%.
2. Kadar abu briket hasil percobaan yang didapat sebesar 31,8%. Kadar abu
yang didapat sangat tinggi, melebihi batas kadar abu briket yang telah
ditetapkan oleh Standar Nasional Indonesia, yaitu 8%. Ini bisa jadi karena
proses pengkarbonan dan proses pemanasan pada furnace tidak dilakukan
dengan sempurna.
3. Waktu yang dibutuhkan oleh briket untuk habis terbakar menjadi abu
didapat selama 120 menit dengan laju pembakaran sebesar 0,0095
gram/detik. Laju pembakaran briket menjadi abu ini sangat rendah, sehingga
penggunaan briket cukup efisien.
4.2. Saran
Pada percobaan ini, praktikan harus teliti menjaga proses karbonisasi
tempurung kelapa. Proses karbonisasi hanya menghasilkan arang, bukan abu.
Kesalahan dalam perlakuan ini akan berpengaruh pada karakteristik briket yang
didapat, terutama pada kadar abu briket.
DAFTAR PUSTAKA
Albarra.
2013.
Tempurung
Kelapa.
[online]
Tersedia:
LAMPIRAN A
PERHITUNGAN
= 1.500 gram
= 180 gram
=1:4
= 720 ml
Berat sampel
= 61,02 gram
Berat cawan
= 82,30 gram
Berat cawan + sampel sebelum dioven = 143,32 gram (b)
Berat cawan + sampel sesudah dioven = 141,43 gram (c)
bc
x 100
b
1,89 gram
143,32 gram x 100
x 100
= 1,32
A.3
= 75,61 gram
= 58,34 gram
= 50,29 gram
= 25,32 gram
8,05 gram
25,32 gram x 100
x 100
= 31,8
A.4 Laju Pembakaran Briket
Berat briket
Waktu sampai briket habis menjadi abu
= 68,25 gram
= 120 menit
= 7200 detik
berat briket
waktu sampai briket habisterbakar
68,25 gram
7200 detik
= 0,0095 gram/detik.
LAMPIRAN B
DOKUMENTASI
LAMPIRAN C
LAPORAN SEMENTARA
Judul Praktikum
Hari/Tanggal Praktikum
Pembimbing
Asisten Laboratorium
Hasil Percobaan
= 1.500 gram
= 180 gram
=1:4
= 720 ml
Berat sampel
= 61,02 gram
Berat cawan
= 82,30 gram
Berat cawan + sampel sebelum dioven = 143,32 gram (b)
Berat cawan + sampel sesudah dioven = 141,43 gram (c)
% Kadar Air =
bc
x 100
b
1,89 gram
143,32 gram x 100
= 1,32
C.2 Pengujian Kadar Abu Briket
Berat cawan + sampel sebelum difurnace
Berat cawan + sampel sesudah difurnace
= 75,61 gram
= 58,34 gram
x 100
Berat cawan
Berat sampel
= 50,29 gram
= 25,32 gram
% Kadar Abu =
8,05 gram
25,32 gram x 100
x 100
= 31,8
C.3 Laju Pembakaran Briket
Berat briket
Waktu sampai briket habis menjadi abu
= 68,25 gram
= 120 menit
= 7200 detik
berat briket
waktu sampai briket habisterbakar
68,25 gram
7200 detik
= 0,0095 gram/detik.