Anda di halaman 1dari 7

MAKALAH

BIOPELLET

Oleh :

DENY EKO P (151710301007)

FERDINO MIRZA (151710301039)

FAKHRIYAH KARIMAH (151710301031)

SITI NUR ELISA (151710301062)

AMALIA INTAN PUTRI (151710301062)

FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN

UNIVERSITAS JEMBER

MARET 2016
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Energi memegang peranan yang sangat vital dalam berbagai kegiatan yang
yang menyangkut hajat hidup manusia. Sebab jika tidak ada sumber energi maka
bisa dipastikan seluruh kegiatan manusia akan sulit dilaksanakan. Sumber energi
yang dikenal dan dipakai saat ini digolongkan secara garis besar yaitu energi
terbarukan dan tak-terbarukan. Sumber energi terbarukan meliputi panas bumi,
matahari, angina, air, biomassa dan yang lainnya. Sedangkan sumber energi tak
terbarukan meliputi minyak bumi, gas dan batubara. Sebagaimana kita ketahui
saat ini jumlah energi fosil terus berkurang dan kadang mengalami kelangkaan.
Slah satu cara yang dapat digunakan untuk mengatasi permasalahan ini adalah
dengan memanfaatkan energi terbarukan seperti biomassa yang jumlahnya
melimpah.

Dalam hal ini sumber energi terbarukan yang cukup memiliki nilai
keekonomian yang tinggi adalah biomassa, beberapa contoh jenis biomassa
tersebut seperti serbuk kayu, bongol jagung, sekam padi, dan tandan kelapa sawit.

1.2 Tujuan

1. Mengetahui pengertian dari biopellet

2. Mengetahui bahan yang dapat digunakan dalam pembuatan biopellet

3. Mengetahui proses pembuatan woodpellet


BAB 2

ISI

2.1 Pengertian dari biopelet

Salah satu bentuk bahan bakar padat berbasis limba biomasa dengan
ukuran yang kecil dan lebih kecil dari briket. Biopelet mempunyai densitas dan
keseragaman ukuran yang lebih baik dibandingkan bio briket. Proses yang
digunakan adalah pengempaan dengan suhu dan tekanan tinggi, sehingga
membentuk produk yang seragam dengan kapasitas produksi yang tinggi
dibandingkan biobriket. Dibeberapa negara maju seperti jerman kanada dan
austria biopelet dikembangkan sebagai bahan bakar alternatif yang berasal dari
kepingan kayu.

Energi dibuat untuk bahan bakar yang didapatkan dari sumber alami yang
dapat diperbarui. Jadi, energi biomassa ini bisa menjadi jalan keluar dari bahan
bakar yang selama ini tidak dapat diperbaharui dan mencemari lingkungan hidup.
Selain itu, digunakan juga bahan-bahan energi biomassa dari tumbuhan seperti
tanaman sisa pengolahan ataupun hasil panen secara langsung. Energi biomassa
ini muncul berdasarkan adanya siklus carbon di bumi. Dimana, hampir semua
unsur kehidupan, mulai dari tumbuhan, hewan hingga manusia memiliki unsur
karbon yang pada dasarnya terus berputar. Karena itulah, biomassa sendiri bisa
dibuat bahan bakar karena juga mengandung unsur carbon.

2.2 Bahan pembuatan biopelet

Biomasa adalah bahan organik yang dihasilkan melalui proses fotosintetik,


baik berupa produk maupun buangan. Contoh biomasa antara lain adalah
tanaman,pepohonan, rumput, ubi, maupun limbah buangan. Salin digunakan
untuk tujuan primer serat, bahan pangan, pakan ternak, minyak nabati, bahan
bangunan dan sebagainya. Biomasa juga digunakan sebagai sumber energi (bahan
bakar). Umum yang digunakan sebagai bahan bakar adalah biomasa yang nilai
ekonomisnya rendah atau merupakan limbah setelah diambil produk primerya.
Sumber energi biomasa mempunyai kelebihan antara lain merupakan sumber
energi yang dapat diperbarui (renewable) sehingga dapat menyediakan sumber
energi secara berkesinambungan (suistainable).

Salah satu trobosan tersebut adalah banahn baku terbarukan dari pohon,
berupak kayyu energi dari tanaman kaliandra yang dapat menghasilkan bahan
baku energi secara cepat dan berkualitas terutama untuk produksi pellet. Wood
pellet merupakan sumber energi masa depan dalam penerapan sumber pembangkit
tenaga lisktrik merupaakan salah satu jalan umtuk pemecahan krisis
listrik.(Winaya, 2008). Pellet biomasa umumnya merupakan bahan bakar unggul
bila dibandingkan untuk bahan baku mentah (misalnya serbuk gergaji) pellet lebih
padat dan memiliki energi yang besar, mudah menangani, tidak perlu ruang
penyumpanan yang besar, memiliki sifat yang ramah lingkungan, sehingga
membuatnya sangat menarik untuk digunakan. Wood pellet dengan bahan baku
biomasa kayu memiliki 3 komponen dasar dan sejumlah bahan yang sangan
sedikit. Tiga komponen utama tersebut aadalah struktur polimer organic alami,
yakni selulose, hemiselulose dan lignin. Komponen paling penting untuk proses
pemelletan adalah lignin, karena lignin sebagai perekat alami yang membuat
partikel berkayu dalam pellet lebih kuat (Winaya, 2008).

2.3 Proses pembuatan biopelet

a) Penyiapan Bahan Bakunya

Proses produksi wood pellet dimulai dengan proses pemilihhan bahan


baku dengan menggunakan limbah kayu dengan menggunakan limbah kayu
terutama tumbuhan kayu kaliandra berupa batang, cabang, ranting. Bahan baku ini
memiliki kadar lignin yang tinggi sebagai zat perekat alami kayu salah satunya
tumbuhan kaliandra yang dpat menghasilkan energi secara cepat dan berkualitas
dan tidak banyak mengandung zat gula dan getah karena akan mempengaruhi
mesin pencetak wood pellet yang mengakibatkan terjadinya lengket pada proses
pencetakan dan proses pembakaran yag tidak sempurna (Mujumdar, 2001).

b) Pemotongan / Cincang

Bahan baku dari tanaman kaliandra selanjutnya dipotong dan dicincang


dimasukkan kedalam alat bernaman cipper yang akan meghasilkan berupa
serpihan kayu. Cipper digunakan untuk tahap awal untuk penghancuran kasar
dengan ukura cip sekitar 1-3 cm

c) Mesin Pengering / Rotary Dryer

Serpihan kayu yang sudah dihancurkan selanjutnya dimasukkan kedalam


mesin pengering atau rotary dryer. Mesin pengering bertujuan untuk memadatkan
atau desfikasi biomasa yang efisien dan sangat tergantung dari ukuran partikel
bahan bakunya. Seperti halnya kadar air dalam bahan baku tersebut. Dryer atau
pengering digunakan untuk mengatur kadar air sampai tingkat yang diinginkan.
Apabila cipper tersebut kadar airnya berkisar 20% sampai 25% serpihan kayu bisa
langsung masuk menuju mesin penggiling kayu atau grinding diharapkan kadar
airnya bisa mencapai 7% sampai 10% untuk menghasilkan wood pellet.grinding
adalah proses pengurangan ukuran partikel bahan dari bentuk kasar menjadi
ukuran yang lebih halus untuk menyempurnakan proses mixing hasil
pencampuran yang merata dan menghindaru segregasi partikel-partikel bahan.
Tujuannya yakni meningkatkan efisiensi pelleting dan kualitas pellet karena
presentase tepung bisa dikurangi dan mengurangi pekerjaan ulang dari proses
pelleting akibat banyaknya tepung yang kembali ke system pellet. Cipper yang
sudah digiling dan berupa serbuk kayu untuk di cek kembali kadar airnya sesuai
prosedurnya 10% sampai 12%. Cipper yang telah menjadi serbuk selanjutnya
dipindahkan ketempat wadah penampungan untuk mengkondisikan serbuk kayu
langsung bisa dicetak menjadi wood pellet dan melelehkan kadar lignin sebagai
zat alami perekat kayu.

Untuk melakukan suatu proses pengeringan yang dapat megnghasilkan


produk dengan mutu dan kualitas yang baik dan efisien, maka dibutuhkan suatu
teknologi pengering dengan kinerja yang baik, efisien, serta kondisi proses
pengeringan seperti suhu, kelembapan udara, serta waktu pengeringan dapa
dikendalikan (Mujumdar, 2001).

Penegringan merupakan salah satu tahap yang sangat penting untuk


menghasilkan kualitas bahan bakar bimasa yang baik, pengeringan tersebut
dimaksudkan untuk mengurangi tersebut dimaksudkan untuk mengurangi
kandungan air yang terdapat di dalam biomasa serta dapat mengikatkan nilai kalor
dari bahan baku biomasa tersebut.

d) Pendingin / Colling

Selanjutnya wood pellet yang telah dicetak dikeluarkan dan didinginkan


karena suhunya masih panas supaya wood pellet yang sudah jadi tidak hancur,
rapuh maupun pecah.

e) Disaring / Sleving

Bertujuan untuk proses pemisahan secara mekanik berdasarkan perbedaan


ukuran partikel berupa debu dan serbuk yang akan disedot oleh mesin blower uap,
uap panas akan dibuang dari mesin blower uap sedangkan debu dan serbuk dari
hasil proses cooling dan sleving akan dimasukkan kembali ke tabung besar
khususnya untuk menyesuaikan suhu dan tekanan yang kemudian diproses
menjadi wood pellet kembali.

f) Wood Pellet

Wood pellet yang telah jadi kemudian di packing dan di lakukan quality
control untuk menjaga kualitas dari pellet yang dihasilkan.
Diagram pembuatan wood pellet

Bahan dari kayu kaliandra

Pemotongan Bahan

Pengeringan dengan mesin /


rotary dryer

Pendinginan / colling

Disaring / Sleving

WOODPELLET
DAFTAR PUSTAKA

Winaya. 2008. Pemanfaatan Sumber Daya Biomassa. Malang : Fakultas Tekologi


Pertanian. Universitas Brawijaya.

Mujumdar. 2001. Langkah-langkah pembuatan biomassa dengan berbahan serat.


Gramedia. Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai