Anda di halaman 1dari 10

Laporan Praktikum Energi dan Elektrifikasi

DENSIFIKASI

Nama : Munanda Irawan

NIM : 1805106010033

Kelas : Jumat / 10.00 WIB

Asisten : 1. Bella Cyntia Putri Harefa

2. Solihin Az Zalfa

LABORATORIUM INSTRUMENTASI DAN ENERGI

PROGRAM STUDI TEKNIK PERTANIAN

FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SYIAH KUALA

DARUSSALAM BANDA ACEH

2020
BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Bahan bakar minyak merupakan sumber energi utama yang dipergunakan dalam
kehidupan sehari-hari. Dimana sumber energi ini berasal dari fosil carbon yang terbentuk
berjuta-juta tahun yang lalu. Karena sifat bahan bakar yang tidak terbaharukan membuat
manusia semakin khawatir karena jumlahnya semakin berkurang. Masalah pengurangan
sumber energi ini merangsang manusia untuk melakukan penghematan, dan mencari sumber
energi pengganti. Energi alternatif dapat dihasilkan dari teknologi tepat guna yang sederhana
dan sesuai untuk daerah pedesaan seperti briket dengan memanfaatkan limbah biomassa
seperti termpurung kelapa, sekam padi, serbuk gergaji, dan ampas tebu. Sejalan dengan itu
berbagai pertimbangan untuk memanfaatkan tempurung kelapa, serbuk gergaji, sekam padi,
dan ampas tebu menjadi penting mengingat limbah ini belum dimanfaatkan secara maksimal.

Biomassa atau limbah yang ditempa pada umunya mempunyai bentuk fisik relatif
kecil, berbentuk serbuk atau bentuk lainnya (bersifat curah) yang mengakibatkan penanganan
mampu penggunaannya sebagai bahan bakar atau penggunaan lainnya kurang disukai. Dalam
proses ini biomassa dikempa dengan tekanan tertentu sehingga diperoleh bentuk dan
kepadatan yang dikehendaki. Hasil pengempaan umunya berbentuk briket atau pelet. Agar
bentuk pelet atau briket tidak mudah rusak, umunya sebelum dikempa bahan baku terlebih
dahulu dicampur dengan bahan perekat. Bahan perekat yang umunya digunakan adalah pati,
karena mudah diperoleh dan murah.

Salah satu parameter penentu kualitas bahan bakar biomassa adalah nilai kalor yang
dihasilkan pada proses pembakaran. Peningkatan nilai kalor bahan bakar biomassa dapat
dilakukan melalui proses densifikasi. Densifikasi merupakan proses pengkompakan residu
menjadi produk yang mempunyai densitas lebih tinggi daripada bahan baku aslinya. Proses
densifikasi dalam pembuatan biopelet mempunyai beberapa keunggulan, di antaranya:
meningkatkan nilai kalor total per satuan volume, memudahkan transportasi dan penyimpanan
produk akhir, mempunyai keseragaman bentuk dan kualitas, serta mampu mensubstitusi kayu

1
2

hutan sehingga mengurangi kegiatan penebangan hutan. Densifikasi juga mempunyai


beberapa aspek kelemahan, seperti: tingginya biaya investasi dan kebutuhan energi, serta
ditemukannya karakteristik pembakaran yang tidak diinginkan, seperti sulit menyala dan
menimbulkan banyak asap.

1.2 Tujuan Praktikum

Adapun tujuan pada praktikum mengenai densifikasi adalah untuk membuat briket dari
beberapa jenis limbah biomassa, menentukan mutu briket yang dihasilkan yaitu kerapatan,
kadar air, nilai kalor panas dan uji pembakaran.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Biomassa merupakan bahan-bahan organik berumur relatif muda dan berasal dari
tumbuhan, hewan, produk dan limbah industri budidaya (pertanian, perkebunan, kehutanan
peternakan, perikanan). Unsur utama biomassa adalah bermacam-macam zzat kimia (molekul)
yang sebagian besar mengandung atom karbon (C). Biomassa secara garis besar tersusun dari
selulosa dan lignin. Komposisi elementer biomassa bebas abu dan bebas air kira-kira 53%
massa karbon, 6% hidrogen dan 42% oksigen, serta sedikit nitogen, fosfor danbelerang
(Supriyanto, 2010).

Biofuel-pellet (biopelet) merupakan salah bentuk produk diversifikasi energi biomassa.


Biopelet adalah jenis bahan bakar terbarukan dalam bentuk silinder dengan diameter 6-12 mm
dan panjang 10-30 mm. Peletisasi adalah proses ekstrusi tipe pencetak termoplastik, di mana
bahan biomassa diberikan gaya tekan oleh roller internal untuk dapat melewati cetakan
silinder yang diam di eksternal ring yang berputar, dan menghasilkan padatan pelet. Kerapatan
biomassa yang rendah menjadi meningkat, dari 40 – 250 kg/m3 menjadi 600 – 800 kg/m3.
(Abdoli, 2018).

Proses densifikasi dilakukan pada bahan berbentuk curah atau memiliki sifat fisik yang
tidak beraturan. Terdapat tiga tipe proses densifikasi, antara lain : extruding, briquetting, dan
pelleting. Pada proses extruding, bahan dimampatkan menggunakan sebuah ulir (screw) atau
piston yang melewati dies sehingga menghasilkan produk yang kompak dan padat. Proses
briquetting menghasilkan produk berbentuk seperti tabung dengan ukuran diameter dan tinggi
yang bervariasi sesuai dengan kebutuhan. Proses pelleting terjadi karena adanya aliran bahan
dari roll yang berputar disertai dengan tekanan menuju lubang-lubang dies pencetak biopelet.
Peletisasi merupakan proses pengeringan dan pembentukan biomassa dengan menggunakan
tekanan tinggi untuk menghasilkan biomassa padat berbentuk silinder dengan diameter
maksimum 25 mm. Proses peletisasi bertujuan untuk menghasilkan bahan bakar biomassa
dengan volume yang secara signifikan lebih kecil dan densitas energi lebih tinggi, sehingga
lebih efisien untuk proses penyimpanan, transportasi, dan konversi ke dalam bentuk energi
listrik atau energi kimia lainnya (AEAT, 2003).

3
BAB III METODOLOGI PRAKTIKUM

3.1 Tempat dan Waktu

Adapun praktikum kali ini dilaksanakan di Laboratorium Instrumentasi dan Energi


Program Studi Teknik Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Syiah kuala Banda Aceh
pada hari Jumat tanggal 3 April 2020 pada pukul 10.00 WIB.

3.2 Alat dan Bahan


Adapun alat dan bahan yang digunakan pada praktikum mengenai densifikasi adalah
sebagai berikut:
1. Modul.
2. Handphone.

3.3 Cara Kerja


Adapun cara kerja yang dilakukan pada praktikum mengenai Densifikasi ini adalah
sebagai berikut :
1. Diencerka 1 bagian tanah liat/tepung kanji dengan bagian air.
2. Diambil 1 bagian larutan yang terbentuk kemudian ditambahkan 7 bagian arang sekam
padi.
3. Diaduk hingga merata menjadi adonan yang siap untuk dicetak.
4. Dimasukkan adonan ke dalam bambu/pipa paralon lalu dipadatkan.
5. Dikeluarkan briket yang sudah berupa padatan dari dalam bambu/pipa paralon perlahan.
6. Dikeringkan hasil cetakan.
7. Briket diletakkan dengan tersusun rapi pada permukaan papan/kayu penjemuran.
8. Dijemur merata pada sinar matahari hingga betul-betul kering dan kandungan airnya
sudah hilang

4
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Data Hasil Pengamatan

4.2 Pembahasan
Densifikasi adalah teknik konversi biomassa menjadi pellet atau briket. Briket atau pellet
akan memudahkan dalam penanganan biomassa. Tujuannya agar meningkatkan densitas
(kerapatan) dan memudahkan penyimpanan dan pengangkutan. Proses ini dapat menaikkan
nilai kalori per unit volume, mudah disimpan dan diangkut, mempunyai ukuran, dan kualitas
yang seragam. Densifikasi atau pengempaan dimaksud dengan sebagai salah satu cara untuk
memperbaiki satu fisik suatu bahan agar mudah dalam penanganan maupun penggunaan.

Briket adalah sebuah blok bahan yang dapat dibakar yang digunakan sebagai bahan
bakar untuk memulai dan mempertahankan nyala api. Briket yang paling umum digunakan
adalah briket batu bara, briket arang, briket gambut, dan briket biomassa. Antara tahun 2008-
2012, briket menjadi salah satu agenda riset energi Institut Pertanian Bogor. Bahan baku briket
diketahui dekat dengan masyarakat pertanian karena biomassa limbah hasil pertanian dapat
dijadikan briket. Penggunaan briket, terutama briket yang dihasilkan dari biomassa, dapat
menggantikan penggunaan bahan bakar fosil. Briket dibuat dengan menekan dan
mengeringkan campuran bahan menjadi blok yang keras. Metode ini umum digunakan untuk
batu bara yang memiliki nilai kalori rendah atau serpihan batu bara agar memiliki tambahan
nilai jual dan manfaat. Briket digunakan di industri dan rumah tangga. Bahan yang digunakan
untuk pembuatan briket sebaiknya yang memiliki kadar air rendah untuk mencapair nilai kalor
yang tinggi. Keberadaan bahan volatil juga mempengaruhi seberapa cepat laju pembakaran
briket; bahan yang memiliki bahan volatil tinggi akan lebih cepat habis terbakar. Biomassa
adalah energi yang dibuat untuk bahan bakar yang didapat dari sumber alami yang dapat
diperbaharui. Energi Biomassa bisa menjadi solusi bahan bakar yang selama ini tidak dapat
diperbaharui dan mencemari lingkungan hidup.

5
6

Bahan pembuat energi biomassa dikategorikan menjadi dua jenis, pertama dari hewan
yang berupa mikroorganisme ataupun makroorganisme, dan yang kedua berasal dari
tumbuhan seperti tanaman sisa pengolahan ataupun hasil panen secara langsung. Energi
biomassa muncul karena adanya siklus karbon di bumi. Dimana, hampir semua unsur
kehidupan, mulai dari tumbuhan, hewan hingga manusia memiliki unsur karbon yang pada
dasarnya terus berputar. Karena itulah, biomassa sendiri bisa dibuat bahan bakar karena juga
mengandung unsur karbon. Biomassa, dalam industri produksi energi, merujuk pada
bahan biologis yang hidup atau baru mati yang dapat digunakan sebagai sumber bahan
bakar atau untuk produksi industrial. Umumnya biomassa merujuk pada
materi tumbuhan yang dipelihara untuk digunakan sebagai biofuel, tetapi dapat juga mencakup
materi tumbuhan atau hewan yang digunakan untuk produksi serat, bahan kimia, atau panas.
Biomassa dapat pula meliputi limbah terbiodegradasi yang dapat dibakar sebagai bahan bakar.
Biomassa tidak mencakup materi organik yang telah tertransformasi oleh proses
geologis menjadi zat seperti batu bara atau minyak bumi.

Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam proses densifikasi antara lain adalah sebelum
dikempa bahan baku disortasi terlabih dahulu untuk memisahkan partikel asing seperti paku,
kerikil dan sebagainya. Yang kedua, apabila diperlukan, dapat dilakukan penggilingan untuk
menyeragamkan ukuran bahan baku. Selanjutnya, bila kadar air bahan baku terlalu tinggi,
perlu dilakukan proses pengurangan kadar air, penapisan/pengeringan terlebih dahulu.
Kemudian gunakan perekat yang kurang berasap, murah dan dalam jumlah sekecil mungkin.
Tekanan pengempaan akan menentukan porositas (pori-pori) briket atau pellet yang
dihasilkan. Briket yang terlalu padat akan sulit terbakar, tetapi briket yang kurang padat akan
cepat terbakar habis, mudah hancur dan banyak menghasilkan percikan bara yang kurang
disukai. Untuk mengempa dapat digunakan alat manual, contohnya piston press, tangan/kaki.
Mutu briket akan ditentukan antara lain oleh nilai kalor panas briket yang dihasilkan,
kepadatan, kadar air, serta kadar asap pada briket yang dibakar.
BAB V PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Adapun kesimpulan yang dapat di ambil dari praktikum mengenai Densifikasi ini
adalah sebagai berikut :

1. Densifikasi adalah teknik konversi biomassa menjadi pellet atau briket.


2. Briket adalah sebuah blok bahan yang dapat dibakar yang digunakan sebagai bahan
bakar untuk memulai dan mempertahankan nyala api.
3. Mutu briket akan ditentukan antara lain oleh nilai kalor panas briket yang dihasilkan,
kepadatan, kadar air, serta kadar asap pada briket yang dibakar.

5.2 Saran
Adapun saran yang dapat diberikan pada praktikum mengenai densifikasi adalah agar
asisten dapat memberikan contoh dalam pembuatan briket untuk memudahkan praktikan pada
proses praktek langsung.

7
DAFTAR PUSTAKA

Abdoli, MA., A. Golzary, A. Hosseini, dan P. Sadeghi. 2018. Wood Pellets as Renewable
Source of Energy: From Production to Consumption. Springer. Tehran, Iran.

AEAT. 2003. AET, Industri Pelet Kayu di Skotlandia-Sebuah laporan yang diproduksi untuk
Perusahaan Industri Hutan Skotlandia Cluster, Edisi 1.

Supriyanto dan Merry. 2010. Study Kasus Energi Alternatif Briket Sampah Lingkungan
Kampus Polban Bandung. Seminar Nasional Teknik Kimia. Yogyakarta

8
LAMPIRAN

Gambar 1. Briket

Gambar 2. Pellet

Anda mungkin juga menyukai