Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH SUMBER DAYA ENERGI

ENERGI BIOMASSA

Disusun oleh kelas A kelompok 3:

Hidayat Septian 2021 – 21 – 018


Andre Jupiter Sihombing 2021 – 21 – 047
Aisyah Shinta Subekti 2021 – 21 – 058

FAKULTAS TEKNOLOGI INFRASTRUKTUR DAN KEWILAYAHAN


PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL
INSTITUT TEKNOLOGI PLN
JAKARTA – 2023
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Telah sejak lama, kita mendengar bahwa persediaan bahan bakar minyak di bumi ini
mulai menipis. Ada banyak perkiraan oleh pakar bahwa tahun sekian pasokan bahan
bakar minyak akan benar-benar habis. Sementara untuk memperbarui minyak yang
terkandung di bumi, juga bukan hal mudah dan instan. Sehingga, mau tidak mau, manusia
dipaksa untuk terus menemukan energi alternatif sebagai pengganti dari bahan bakar
minyak. Salah satu energi alternatif yang dapat dikembangkan adalah energi biomassa.
Disadari atau tidak, sejak zaman dulu manusia telah menggunakan biomassa sebagai
sumber energi. Contohnya adalah penggunaan kayu bakar untuk menyalakan api unggun.
Kayu bakar merupakan bahan biologis yang terdapat di alam dan dapat dimanfaat
kanlangsung sebagai sumber energi tanpa perlu diolah terlebih dahulu. Namun sejak
ditemukannya bahan bakar fosil, penggunaan biomassa mulai terlupakan. Minyak bumi,
gas bumi, dan batubara lebih dipilih sebagai sumber energi dalam kehidupan di
masyarakat.
Kita tentu perlu tahu bagaimana semua proses pembuatan terjadi, dimana
semua biomasa itu diciptakan dengan bahan - bahan alami yang biasanya berupa ampas –
ampas tumbuhan dan lain sebagainya. Biomassa sangatlah menguntungkan bagi kita
semua, selain menjaga kelestarian minyak bumi serta barang barang yang tak
dapat diperbaharui lainnya,namun juga dengan kita menggunakan energi dan produksi
biomassa kita juga dapat turut andil dalam pelestarian lingkungan.

B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian energi biomassa?
2. Apa saja macam-macam energi biomassa?
3. Apa saja keuntungan dari energi biomassa?
4. Apa saja kekurangan dari energi biomassa?
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian
Dalam sektor energi, biomassa merujuk pada bahan biologis yang hidup atau baru
mati yang dapat digunakan sebagai sumber bahan bakar atau untuk produksi industrial.
Umumnya biomassa merujuk pada materi tumbuhan yang dipelihara untuk digunakan
sebagai biofuel, tapi dapat juga mencakup materi tumbuhan atau hewan yang digunakan
untuk produksi serat, bahan kimia, atau panas. Biomassa dapat pula meliputi limbah
terbiodegradasi yang dapat dibakar sebagaibahan bakar. Biomassa tidak mencakup materi
organik yang telah tertransformasi oleh proses geologis menjadi zat seperti batu bara atau
minyak bumi. Biomassa biasanya diukurdengan berat kering.
Biomassa merupakan salah satu sumber energi yang telah digunakan orang sejak dari
zaman dahulu kala, orang telah membakar kayu untuk memasak makanan selama ribuan
tahun. Biomassa adalah semua benda organik (misal: kayu, tanaman pangan, limbah
hewan & manusia) dan bisa digunakan sebagai sumber energi untuk memasak,
memanaskan dan pembangkit listrik. Sumber energi ini bersifat terbarukan karena pohon
dan tanaman pangan akan selalu tumbuh dan akan selalu ada limbah tanaman. Selain
digunakan untuk tujuan primer serat, bahan pangan, pakan ternak, miyak nabati, bahan
bangunan dan sebagainya, biomassa juga digunakan sebagai sumber energi (bahan
bakar). Umum yang digunakan sebagai bahan bakar adalah biomassa yang nilai
ekonomisnya rendah atau merupakan limbah setelah diambil produk primernya.
Di Indonesia, biomassa merupakan sumber daya alam yang sangat penting dengan
berbagai produk primer sebagai serat, kayu, minyak,bahan pangan dan lain-lain yang
selain digunakan untuk memenuhi kebutuhan domestik juga diekspor dan menjadi tulang
punggung penghasil devisa negara. Namun, istilah biomassa tidak termasuk untuk bahan
organik seperti bahan bakar fosil (batubara, minyak bumi) karena bahan ini berasal dari
organisme yang telah lama mati dan karbon yang telah keluar dari atmosfer selama jutaan
tahun. Istilah biomassa sering digunakan untuk bahan berbasis tanaman seperti arang,
kayu bakar, sampah kebun, serpihan kayu dan residu hutan seperti pohon mati, cabang
dan tunggul pohon. Belakangan ini, energi tanaman dan residu pertanian juga digunakan
sebagai biomassa.

B. Macam – macam biomassa dan pemanfaatannya


1. Biofuel
Biofuel adalah bahan bakar yang digunakan untuk memasak, tenaga listrik,
pemanasan dan transportasi. Biomassa adalah bahan baku yang digunakan untuk
membuat bahan bakar ini. Umumnya sebagian besar jenis biofuel dibuat dari minyak
nabati baku yang diperoleh dari pertanian tersendiri. Ini termasuk jagung, kedelai, biji
rami, tebu, minyak kelapa sawit, biji jarak dan kelapa. Saat ini Indonesia fokus pada
pengembangan biofuels cair yang berasal dari jarak, Minyak Kelapa Sawit, dan Tebu.

Gambar 1. Konversi biomassa ke biofuel


a. Manfaat
- Manfaat Ekonomi - Tingginya harga minyak bumi menaikkan harga-harga
komoditas dan orang-orang termiskinlah yang mendapat pengaruh terburuk.
Sehingga mengurangi beban bangsa pada impor minyak bumi dengan
memperluas penggunaan biofuel dapat mengontrol harga-harga sampai batas
tertentu.
- Manfaat Sosial - Kenaikan penggunaan biofuel meningkatkan peluang kerja
bagi masyarakat pedesaan, mengingat produksi biofuel perlu dilakukan di
dekat area produksi bahan baku untuk menghindari tingginya biaya
transportasi bahan baku yang biasanya berukuran besar. Petani juga dapat
memproduksi bahan bakar sendiri.
- Manfaat terhadap lingkungan - Biofuel adalah bahan bakar ramah lingkungan,
jika dikelola secara baik, maka emisi yang dihasilkan mesin dapat berkurang
drastis. Biofuels juga tidak beracun dan dapat terurai secara biologis.
Penggunakan Biofuel yang tidak 2 mengakibatkan perubahan jumlah CO
secara keseluruhan di atmosfer. Tanaman asal Biofuel 2 diekstrak, mengambil
CO dari atmosfer untuk 2 tumbuh. Ketika Biofuel dibakar, CO dilepaskan
kembali ke atmosfer, hanya untuk diambil kembali untuk pertumbuhan
tanaman.
Gambar 2. Produksi biofuel
b. Sumber
Sumber potensi limbah biomassa di Indonesia berasal dari: Sektor kehutanan:
15.450.000 3 m /tahun; Tanaman perkebunan: 64 juta ton / tahun; Pertanian: 144,5
ton / tahun dan limbah padat perkotaan: 4.135.450 ton / tahun. Sebagai contoh,
kelapa sawit. Tanaman ini adalah tanaman yang serbaguna. Minyak kelapa sawit
digunakan untuk produksi etanol dan metanol. Tandan buah minyak sawit &
seratnya dapat digunakan sebagai bahan bakar untuk tungku, dan juga sebagai
kompos dan pupuk. Cangkang buah kelapa sawit dapat dikonversi ke arang briket
untuk digunakan dalam industri semen dan pembangkit listrik. Limbah cair dari
pemerosesan minyak sawit efluen dapat dikonversi menjadi biogas dan digunakan
untuk bahan bakar mesin biogas untuk menghasilkan listrik.

Gambar 3. Konversi minyak kelapa sawit menjadi bahan bakar hayati


2. Biogas
Ketika pertanian, hewan, kotoran manusia terurai, mereka melepaskan gas berbau
yang disebut metana (biogas) ke udara. Komposisi utama biogas terdiri dari 50
sampai 70 persen Metana, 30 sampai 40 persen karbon dioksida (CO 2) dan sejumlah
gas lainnya. Biogas 20 persen lebih ringan dari udara dan memiliki temperatur
pengapian di kisaran 650° sampai 750° C. Biogas adalah gas yang tidak berbau dan
tidak berwarna, menghasilkan api biru di mirip dengan gas LPG. Nilai kalorinya
adalah 20 Mega Joule (MJ) per m³ dan membakar dengan efisiensi 60 persen di
dalam kompor biogas konvensional. Metana dapat ditangkap oleh proses penguraian
anaerobik yang dilakukan dalam sistem tertutup. Penguraian anaerobik adalah proses
di mana mikroorganisme mencerna bahan hayati tanpa melibatkan oksigen dalam
prosenya. Metana yang dihasilkan kemudian ditangkap dan digunakan untuk
memasak, pemanas dan pembangkit listrik. Sedang residu yang dihasilkan adalah
biomassa tidak bergas yang dikenal sebagai digestate. Ini adalah pupuk miskin energi

dengan kandungan gizi tinggi yang sangat berguna.


Gambar 4. Desain pembangkit biogas menggunakan drum permanen - Terdiri
dari kompartemen bata di bawah tanah dengan kubah di atasnya untuk
penyimpanan gas. Dalam desain ini, ruang fermentasi dan pemegang gas
digabungkan sebagai satu unit. Usia pakai desain kubah tetap lebih panjang (dari
20 hingga 50 tahun) dibandingkan dengan kubah mengambang.
a. Manfaat
Limbah dikonversi menjadi produk yang berguna untuk menghasilkan gas,
panas dan listrik. Biogas menyediakan bahan bakar hayati yang bersih berbentuk
gas untuk keperluan memasak dan untuk mengurangi penggunaan LPG serta
bahan bakar konvensional lainnya. Hasil samping dari proses ini adalah residu
padat (serat) dan setengah cair (semacam lumpur). Terminologi “whole digestate”
adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan serat dan bahan setengah
cair yang tidak terpisahkan dan dapat digunakan sebagai pupuk.
Penggunaan digestat sebagai pupuk mengurangi penggunaan pupuk kimia dan
pupuk kandang dalam pertanian. Salah satu dari banyak manfaat penggunaan
digestat dibandingkan penggunaan pupuk kimia adalah digestate bisa diproduksi
di tempat sehingga menurunkan biaya operasional. Berbeda dengan penggunaan
pupuk kandang sebagai pupuk, para petani telah melaporkan bahwa pertumbuhan
gulma jauh lebih sedikit dibanding dengan pupuk ampas biogas. Pada pupuk
kandang, benih gulma yang tertelan oleh hewan memamah biak diteruskan
melalui sistem pencernaannya ke dalam kotoran. Sedangkan proses penguraian
anaerob biogas menghancurkan benih gulma atau mengurangi kesuburannya.
Ampas biogas juga tidak berbau atau menarik lalat dan nyamuk, bahkan dapat
digunakan untuk menahan serangan rayap. Penggunaan biogas dapat mengurangi
beban kaum perempuan pedesaan untuk mengumpulkan kayu bakar dan juga
mengurangi efek yang merugikan kesehatan dari pembakaran kayu bakar untuk
memasak. Untuk mengurangi beban ekploitasi hutan, di mana kayu bakar yang
dikumpulkan biasanya banyak berasal dari ranting pohon hidup dibandingkan
dengan biomassa yang berasal dari benda mati.
- Manfaat bagi lingkungan - Biogas membantu mengurangi pemanasan global.
Rata-rata Biogas memberikan pengurangan emisi Karbon Dioksida sebesar
95% (seluruh tahap) dibandingkan dengan minyak solar, serta memberikan
emisi Nitrogen Oksida 80% lebih rendah dengan emisi partikel nol persen.
- Digestat sebagai Pupuk - Digestat biasanya mengandung unsur-unsur seperti
lignin yang tidak dapat diuraikan oleh mikroorganisme anaerob. digestat juga
dapat berisi amoniak yang berbahaya dan akan menghambat pertumbuhan
tanaman jika digunakan sebagai bahan perbaikan tanah, oleh karena itu
diperlukan proses pematangan atau pengomposan melalui penguraian aerob,
di mana Lignin dan bahan lainnya terdegradasi oleh mikroorganisme aerob
seperti jamur. Selama tahap ini, amonia akan dipecah menjadi nitrat, sehingga
dapat meningkatkan kesuburan material dan membuatnya menjadi penyubur
tanah yang lebih baik.
b. Sumber
Sisa makanan, kotoran hewan, limbah rumah potong, limbah pertanian, limbah
minyak nabati, limbah dan sampah perkebunan buah, bunga dan sayuran serta
limbah produk susu.
3. Biodisel
Biodiesel adalah bahan bakar yang terbuat dari minyak nabati baku / lemak hewan
/ gemuk yang didaur ulang atau limbah minyak goreng. Jika minyak baku digunakan,
biji yang mengandung minyak ditekan untuk menghasilkan minyak nabati yang
kemudian digabungkan dengan alkohol dan katalis dalam proses yang disebut
transesterifikasi untuk menciptakan biodiesel dan gliserol. Biodiesel yang dihasilkan
bisa langsung digunakan atau dicampur dengan solar minyak bumi sebesar 5%
biodiesel / 95% solar minyak bumi dan digunakan, mesin diesel konvensional tanpa
harus dimodifikasi. Biodiesel dapat diproduksi secara lokal dan membantu
mengurangi ketergantungan Indonesia pada impor minyak mentah. Tanaman jarak
dan kelapa sawit adalah dua tanaman yang umum ditanam di Indonesia untuk

biodiesel.
Gambar 5. Ilustrai peoses pengolahan jarak pagar menjadi biodiesel

a. Manfaat
Jatropha Curcas L (Jarak Pagar), merupakan salah satu tanaman energi primer
yang tumbuh dengan baik di Indonesia meski di lahan kering sekalipun. Tanaman
ini tahan terhadap hama dan sangat produktif dengan varietas tertentu mampu
menghasilkan sampai dengan 4 kg biji per tanaman per tahun dan dapat dipanen
terus-menerus selama 50 tahun.
Produksi dan penggunaan biodiesel untuk genset berkontribusi bagi
elektrifikasi di daerah terpencil yang tidak memiliki akses ke jaringan listrik.
Biodiesel juga dapat dengan mudah digunakan dalam kendaraan bermesin diesel,
baik sebagai pengganti solar, atau sebagai aditif dengan kekuatan yang mirip
dengan yang dihasilkan oleh bahan bakar diesel konvensional.
Biodiesel tidak beracun dan terbakar lebih bersih bila dibandingkan dengan
solar minyak bumi. Biodiesel menghasilkan lebih sedikit emisi karbon dioksida,
sulfur dioksida, partikel atau jelaga, ke udara sehingga lebih mengurangi polusi
udara dibandingkan dengan penggunaan solar minyak bumi.
Meskipun minyak mentah dan minyak goreng bekas dapat digunakan untuk
membuat biodiesel, menggunakan minyak goreng bekas dapat mengalihkan
limbah dari tempat pembuangan sampah dan pipa-pipa selokan dan
mengkonversinya menjadi sumber energi. Pada kota-kota besar, di mana terdapat
banyak restoran dan kantin, limbah minyak goreng dapat diperoleh dari dapur
restoran. Beberapa restoran diwajibkan untuk mengumpulkan minyak dalam
perangkap-perangkap lemak dan diharuskan membayar untuk membuangnya;
Beberapa jenis minyak ini digunakan untuk pakan tambahan untuk peternakan
Namun, banyak yang berakhir di tempat pembuangan sampah di mana perangkap
lemak tidak diwajibkan, restoran dan kantin boleh membuang minyak bekas
mereka kedalam selokan, sehingga sering menimbulkan endapan dan sumbatan
pada saluran pembuangan. Ketika minyak goreng bekas di daurulang untuk
menghasilkan biodiesel, banyak, banyak limbah lemak dapat dialihkan dari tempat
pembuangan sampah dan saluran-saluran air, sehingga terjadi peningkatan
kualitas air dan udara (pengurangan gas pembuangan sampah dan resapan lindi
kedalam air tanah).

b. Keterbatasan Sumber
Ketika benih untuk Jarak misalnya, harus dibeli sebelum produksi, masalah
logistik dapat menjadi tantangan. Benih hanya tersedia sekali setahun sehingga
harus disimpan untuk keperluan sepanjang tahun. Pengumpulan biji adalah
aktifitas yang padat tenaga kerja. Selain itu, Jatropha adalah tanaman yang
beracun dan seluruh sisasisanya tidak cocok untuk pakan ternak atau pupuk.
Perkebunan di daerah terpencil akan lebih cocok daripada di daerah-daerah
berpenduduk. Jarak memiliki bagian permukaan yang dapat menimbulkan iritasi
kulit, namun tetap harus dipetik, dikeringkan dan dipisahkan bijinya dari lapisan
luar menggunakan tangan. Oleh karena itu harus dipastikan bahwa petani dan
pemetik menaruh perhatian yang cukup selama masa pertumbuhan dan panen
serta menghindarkan anak-anak dan binatang dari area perkebunan.

4. Bioetanol
Bioetanol merupakan bahan bakar yang dibuat dari fermentasi tanaman yang
mengandung jumlah kandungan gula, pati atau selulosa yang tinggi sehingga dapat
diperoleh etanol murni untuk digunakan sebagai bahan bakar transportasi. Di
Indonesia bioetanol dapat dibuat dari tanaman seperti singkong (umbi), ubi (umbi),
tebu (tangkai & molase), jagung (gandum), sorgum (gandum), sorgum manis
(tangkai), sagu (tangkai), padi (tangkai) dan nira dari Aren, Niphar, Lontar, dan
Kelapa. Metode produksi yang digunakan adalah pencernaan dengan bantuan enzim
untuk melepaskan gula dari pati tanaman, fermentasi gula, penyulingan dan
pengeringan. Proses penyulingan memerlukan asupan energi dalam bentuk panas
yang diperoleh dari bahan bakar fosil atau bahan yang lebih lestari seperti ampas tebu
(bagasse).
Bioetanol dapat langsung digunakan sebagai bahan bakar di kendaraan bermesin
bensin yang dimodifikasi atau, yang lebih umum, sebagai aditif bensin. Tanaman lain
yang dapat digunakan untuk menghasilkan etanol adalah gandum, jagung dan bit
gula. Etanol adalah bahan bakar ramah lingkungan. Menggunakan etanol (dibanding
bensin) mengurangi emisi karbon monoksida, partikel, oksida nitrogen, dan polutan
ozon lainnya. Campuran bahan bakar etanol dapat mengurangi emisi karbon
monoksida sampai dengan 25 % dan emisi gas rumah sampai dengan 35-45%.
a. Manfaat
Kebanyakan mobil bermesin bensin yang ada dapat berjalan dengan campuran
etanol sampai dengan 15% dengan bensin, namun diperlukan lebih banyak etanol
untuk menjalankan mesin dibandingkan ?dengan bensin. Etanol juga digunakan
untuk bahan bakar perapian bioetanol. Tidak diperlukan cerobong asap untuk api
bioetanol; Namun panas yang dihasilkan masih kurang dari ?yang dihasilkan
perapian konvensional.

5. Gasifikasi
Gasifikasi adalah suatu proses dimana sumber karbon seperti batubara atau
biomassa diurai (gasifikasi) menjadi karbon monoksida, hidrogen, karbon dioksida
dan molekul hidrokarbon dalam reaktor kimia menggunakan oksigen dan atau uap
untuk menghasilkan campuran gas. Campuran gas ini dikenal sebagai produsen gas /
gas produk / gas kayu atau gas batubara tergantung pada bahan baku. Gas ini
kemudian dibersihkan lebih lanjut dan diubah menjadi bahan bakar sintetis, kimia,
atau pupuk.
Gasifikasi bukan teknologi baru. Gasifikasi awalnya dikembangkan pada tahun
1800-an untuk membuat gas perkotaan bagi penerangan dan memasak. Pembangkit
gas skala kecil juga digunakan untuk pembakaran kendaraan bermesin selama era
kekurangan bahan bakar pada Perang Dunia Kedua. Saat ini 385 pembangkit gas
beroperasi di 27 negara di dunia, memproduksi bahan bakar sintetis, bahan kimia,
pupuk, dan listrik. Biomassa gasifikasi adalah sistem energi alternatif yang sesuai
untuk tujuan pertanian. Potensi pembangkit gas berbahan bakar biomassa untuk
menggantikan konsumsi minyak bumi telah menarik banyak perhatian di Indonesia.
Gambar. 6. Gasifikasi biomassa
a. Manfaat
Terdapat kemungkinan pemanfaatan limbah seperti limbah hutan dan industri
perkayuan, sekam padi, pohon karet yang tidak lagi produktif, sabut kelapa dan
lain-lain untuk menggantikan konsumsi solar dan bensin pada generator listrik dan
panas di daerah terpencil yang kurang berkembang. Gasifikasi penting karena gas
sintetis yang diproduksi melalui proses ini dapat menggantikan gas alam yang kini
'paling disukai' untuk membangkitkan listrik, namun, harga yang murah dan
ketersediaan yang mudah memegang peran penting bagi kesuksesan sebuah
pembangkit gasifikasi.

C. Kelebihan
Sumber energi biomassa mempunyai beberapa kelebihan antara lain merupakan
sumber energi yang dapat diperbaharui (renewable) sehingga dapat menyediakan sumber
energi secara berkesinambungan (suistainable).
D. Kekurangan
Pada peralatan dengan perawatan yang buruk atau di bawah kondisi pengoperasian
yang buruk dapat menimbulkan sejumlah potensi emisi. Perhatian utama mengenai emisi
dan dampak dari sistem pembakaran terhadap kualitas udara berhubungan dengan karbon
dioksida (CO2), karbon monoksida (CO), oksida nitrogen (NO x), Sulfur dioksida (SO2),
dan partikel-partikel kecil (PM 10 dan PM 2.5, yakni partikel yang masing-masing lebih
kecil dari 10 mikron dan 2,5 mikron). Apakah pembakaran secara langsung atau dalam
gasifikasi, sumber daya biomassa tetap menghasilkan emisi. Namun emisi ini bervariasi
tergantung pada teknologi, bahan bakar yang tepat & peralatan yang digunakan. Jika
kayu merupakan sumber biomassa 2 primer, sedikit Sulfur Dioksida (SO 2) yang
dilepaskan, sekitar 20 mg / MJ. Tanaman Biomassa juga melepaskan 2 karbon dioksida
(CO2), gas utama rumah kaca.
Ketika biodiesel pertama kali digunakan, peningkatan deposit dalam sistem mesin
mungkin terjadi, sehingga penggantian filter bahan bakar yang lebih sering mungkin
diperlukan. Biodiesel memiliki permasalahan ignisi pada. cuaca dingin. Tergantung dari
jenis minyak o yang digunakan, pada suhu sekitar 4-5 C, biodiesel mungkin mulai
mengeras. Biodiesel cenderun teroksidasi dan rusak di dalam penyimpanannya jika tidak
digunakan dalam jangka watu yang terlalu lama. Jadi untuk pengguna dari sektor
pertanian dengan peralatan pertanian yang mungkin tidak digunakan selama beberapa
bulan sekaligus, rusaknya bahan bakar dalam penyimpanan dapat menjadi masalah.
Salah satu ketakutan utama menggunakan biofuel adalah terjadinya persaingan
dengan produksi pangan (ini akan berkurang dengan produksi etanol berbasis selulosa).
Pembukaan lahan baru untuk pertanian tanaman energi sering dilakukan dengan cara
dibakar. Hal ini menyebabkan kerusakan lingkungan seperti penggundulan hutan dan
penurunan kesuburan tanah karena pengurangan bahan organik. Pembakaran juga
menghasilkan emisi karbon dioksida yang sangat besar . Kelemahan etanol lainnya
adalah biaya produksi dan fakta bahwa etanol membutuhkan air yang sangat besar.
Pada gasifikasi terdapat kekurangan yaitu tingginya biaya listrik untuk menjalankan
pabrik gasifikasi, tidak tersedianya biomassa dalam bentuk yang diperlukan sehingga
diperlukan praproses, kurangnya atau terbatasnya kapasitas penyimpanan untuk bahan
baku dan Pemeliharaan berkala dan biaya perbaikan.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Konversi sampah menjadi energi adalah situasi win-win bagi manusia dan
lingkungan. Sampah yang tidak didaur ulang dibuang di pinggir jalan atau dibakar di
tempat terbuka, kedua tindakan tersebut mengarah ke pencemaran lingkungan dalam
bentuk lindi yang merembes ke air tanah dan metana yang dilepas ke atmosfir.
Pembakaran sampah menyebabkan polusi udara. Mengingat sumbersumber energi
terbarukan seperti pupuk kandang dan limbah rumah tangga dan pertanian terdapat
dalam jumlah besar di Indonesia, potensi sumber daya alam ini dapat dimanfaatkan
secara optimal dan diubah menjadi energi. Jika kualitas konstruksi dan operasi serta
prosedur pemeliharaan dilakukan dengan tepat, biogas untuk sistem energi adalagh
sumber energi berkelanjutan yang paling efisien di dunia saat ini.

B. Saran
Dari makalah di atas dapat diketahui bahwa bumi ini memiliki banyak sekali jenis
energi biomassa yang dapat diperbaharui. Oleh karena itu, pemerintah khususnya
Indonesia harus lebih memperhatikan energi-energi tersebut agar potensinya dapat
digunakan secara maksimal, apalagi dengan semakin majunya teknologi tentu saja
yang disertai penggunaan energi yang semakin besar, mengakibatkan sumber daya
seperti batu bara, minyak bumi dan energi tak terbarukan lainnya makin sedikit yang
mana berujung pada kelangkaan. tidak seperti energi tersebut yang mana bisa habis
dan memiliki banyak dampak negatif, energi terbarukan tidak memiliki batasan serta
lebih ramah lingkungan. Maka semakin cepat pemerintah mengambil tindakan untuk
mengganti sumber daya atau energi maka akan semakin baik juga untuk kedepannya.
DAFTAR REFENRENSI

Biomassa. (n.d.). 1-5. Retrieved 2023, from


http://digilib.unimed.ac.id/25597/8/8.%20NIM.%205123220025%20CHAPTER
%20I.pdf
Kompor Biomassa. (n.d.). 1-10. Retrieved from https://eprints.umm.ac.id/40327/3/BAB
%20II.pdf
Luthfi Parinduri, T. P. (2011). Konversi Biomassa Sebagai Sumber Energi Terbarukan.
Journal of Electrical Technology, Vol. 5, No.2,Juni 2020, 5, 88-94.
Masyarakat, P. N. (n.d.). Buku Panduan ENERGI yang Terbarukan. tim Contained
Energy Indonesia.
sarah, I. (n.d.). Energi Biomassa. 1-17.

Anda mungkin juga menyukai