Anda di halaman 1dari 12

TUGAS

ENERGI BIOMASSA

ENERGI BARU DAN TERBARUKAN


Dibuat Sebagai Syarat Mengikuti Mata Kuliah Energi Baru Dan Terbarukan
Pada Jurusan Teknik Pertambangan

Oleh :
Ignasius Agung Dwi Kristian
Fredrik Maranatha Situmorang
Hermes Garpe
Andika Toba Sihombing
Alferdo Syanto Smith H

03121402018
03021381320036
03021381320038
03021381320032
03021181320042

FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
2015

ENERGI BIOMASSA
Biomassa adalah bahan organik yang dihasilkan melalui pross fotosintetik,
baik berupa produk maupun buangan. Contoh biomassa antara lain adalah
tanaman, pepohonan, rumput, ubi, limbah pertanian, limbah hutan, tinja dan
kotoran ternak. Selain digunakan untuk tujuan primer serat, bahan pangan,
pakan ternak, miyak nabati, bahan bangunan dan sebagainya, biomassa juga
digunakan sebagai sumber energi (bahan bakar). Umum yang digunakan
sebagai bahan bakar adalah biomassa yang nilai ekonomisnya rendah atau
merupakan limbah setelah diambil produk primernya.

Sumber energi biomassa mempunyai beberapa kelebihan antara lain


merupakan sumber energi yang dapat diperbaharui (renewable) sehingga dapat
menyediakan sumber energi secara berkesinambungan (suistainable). Di
Indonesia, biomassa merupakan sumber daya alam yang sangat penting
dengan berbagai produk primer sebagai serat, kayu, minyak, bahan pangan
dan lain-lain yang selain digunakan untuk memenuhi kebutuhan domestik juga
diekspor dan menjadi tulang punggung penghasil devisa negara.
Potensi biomassa di Indonesia yang bisa digunakan sebagai sumber energi
jumlahnya sangat melimpah. Limbah yang berasal dari hewan maupun
tumbuhan semuanya potensial untuk dikembangkan. Tanaman pangan dan
perkebunan menghasilkan limbah yang cukup besar, yang dapat dipergunakan
untuk keperluan lain seperti bahan bakar nabati. Pemanfaatan limbah sebagai
bahan bakar nabati memberi tiga keuntungan langsung. Pertama, peningkatan
efisiensi energi secara keseluruhan karena kandungan energi yang terdapat
pada limbah cukup besar dan akan terbuang percuma jika tidak dimanfaatkan.
Kedua, penghematan biaya, karena seringkali membuang limbah bisa lebih
mahal dari pada memanfaatkannya. Ketiga, mengurangi keperluan akan
tempat penimbunan sampah karena penyediaan tempat penimbunan akan
menjadi lebih sulit dan mahal, khususnya di daerah perkotaan.
Selain pemanfaatan limbah, biomassa sebagai produk utama untuk sumber
energi juga akhir-akhir ini dikembangkan secara pesat. Kelapa sawit, jarak,
kedelai merupakan beberapa jenis tanaman yang produk utamanya sebagai
bahan baku pembuatan biodiesel. Sedangkan ubi kayu, jagung, sorghum, sago
merupakan tanaman-tanaman yang produknya sering ditujukan sebagai bahan
pembuatan bioethanol.
Seperti disebutkan sebelumnya, biomassa adalah bentuk energi terbarukan
karena diperoleh dari sumber-sumber yang dapat diproduksi lagi. Hal ini
karena sumber utama biomassa (tumbuhan) berlimpah di alam dan dapat terus
tumbuh, serta limbahnya (dalam bentuk daun kering, cabang mati, dll) tersedia
terus-menerus. Berikut adalah berbagai contoh sumber energi biomassa:
1. Limbah pertanian
Sejumlah limbah pertanian dapat digunakan untuk produksi energi
biomassa. Berbagai limbah tersebut diantaranya adalah jerami, ampas

tebu, kotoran ternak, serta kotoran unggas yang bisa digunakan sebagai
bahan bakar untuk menghasilkan panas dan listrik.
2. Biogas
Biogas diproduksi melalui pemecahan bahan organik seperti kotoran
manusia, material tanaman, pupuk kandang, dll. Semua bahan organik
tersebut diuraikan melalui proses fermentasi dengan bantuan
mikroorganisme anaerobik untuk menghasilkan karbon dioksida dan
metana. Gas yang dihasilkan lantas digunakan untuk bahan bakar seperti
menyalakan kompor, digunakan sebagai pemanas, atau untuk
membangkitkan listrik.
3. Tanaman energi
Terdapat juga sejumlah tanaman energi yang ditanam secara komersial
sebagai sumber energi. Tanaman ini dibudidayakan dalam skala besar dan
diproses untuk menghasilkan bahan bakar. Berbagai tanaman sumber
energi ini diantaranya adalah jagung, kedelai, rami, serta gandum. Produk
bahan bakar yang dihasilkan meliputi butanol, etanol, metanol, propanol,
serta biodiesel.
4. Kayu
Kayu dibakar sebagai bahan bakar di banyak tempat di seluruh dunia.
Kayu dianggap sebagai bentuk sederhana dari biomassa. Energi yang
dilepaskan oleh pembakaran kayu digunakan untuk memasak, untuk
menghasilkan panas, dll. Kayu juga digunakan untuk produksi listrik pada
skala besar seperti dalam kasus pembangkit listrik tenaga uap. Hanya saja,
pembakaran kayu disertai dengan emisi sejumlah besar karbon dioksida ke
udara yang merupakan gas rumah kaca. Untuk menyeimbangkan polusi,
lebih banyak pohon harus ditanam sehingga mampu menyerap kelebihan
karbon dioksida dari atmosfer.

A. Perkembangan Energi Biomassa di Dunia


Energi biomassa saat ini terus dikembangkan untuk menghasilkan listrik
untuk membantu kebutuhan energi yang semakin meningkat. Perangkat
energi biomassa ini dapat digunakan pada skala kecil untuk menyediakan
energi listrik bagi negara berkembang serta menjadi fasilitas besar untuk

mengelola

sumber

biomassa

yang

mudah

diperoleh.

Meskipun saat ini sel-sel bahan bakar suhu rendah didukung metanol atau
hidrogen, teknologi sel bahan bakar suhu rendah ternyata tidak bisa langsung
menggunakan biomassa sebagai bahan bakar karena kurangnya sistem katalis.
Tetapi kini, tim peneliti dari Georgia Institute of Technology telah berhasil
mengembangkan jenis bari sel bahan bakar suhu rendah yang secara langsung
mengkonversi energi biomassa menjadi listrik dengan bantuan katalis yang
diaktifkan dari panas matahari. Sel bahan bakar hibrida menggunakan sumber
energi biomassa termasuk pati, selulosa, lignin, bubuk kayu, ganggang dan
limbah unggas.

B. Solusi Baru Energi Biomassa Hibrida


Menurut Yulin Deng, mereka telah mengembangkan metode terbaru untuk
menangani energi biomassa pada suhu ruangan, dan digunakan secara tidak
terbatas yang dapat menangani hampir semua jenis biomassa. Teknologi ini
merupakan salah satu pendekatan terbaik untuk memanfaatkan berbagai jenis
biomassa dan sampah organik untuk menghasilkan energi listrik tanpa perlu
pemurnian.
Seperti yang diketahui, biomassa sering digunakan dalam produksi energi
merujuk pada bahan biologis yang hidup atau baru mati. Umumnya biomassa
merujuk pada materi tumbuhan yang digunakan sebagai bahan biofuel, tapi
biomassa tidak mencakup materi organik yang telah ditransformasi proses
geologis menjadi zat seperti batu bara atau minyak bumi.

C. Energi Biomassa Hibrida


Salah satu tantangan besar sel bahan bakar biomassa saat ini adalah
ikatan karbon (polimer alam) tidak dengan mudah dipecah dengan katalis
konvensional termasuk logam mulia. Untuk mengatasi tantangan, ilmuwan
mengembangkan sel bahan bakar mikroba dimana enzim mampu memecah
energi biomassa. Tetapi proses ini memiliki banyak kelemahan diantaranya
output daya terbatas, enzim hanya memecah beberapa jenis biomassa dan
sistem mikroba sewaktu-waktu bisa saja tidak berfungsi disebebkan oleh
berbagai macam faktor.
Quote:
Dengan adanya sistem energi biomassa yang baru dicampur dengan katalis
Polyoxometalate (POM) kemudian terkena cahaya matahari, elektron diangkut
katoda dimana akhirnya teroksidasi oksigen melalui sebuah sirkuit eksternal untuk
menghasilkan listrik.
Sistem baru yang diperkenalkan akan memberikan keuntungan besar
termasuk menggabungkan fotokimia dan degradasi biomassa solar termal

dalam proses kimia tunggal. Sistem ini tidak menggunakan logam mulia mahal
(emas) sebagai katalis anoda karena oksidasi bahan bakar dikatalisasi
Polyoxometalate dalam larutan. Polyoxometalate secara kimiawi stabil
sehingga sel bahan bakar hibrida dapat menggunakan biomassa polimer tanpa
pemurnian.
Menurut laporan analisis penelitian yang diterbitakan pada journal Nature
Communications, 7 Februari 2014, sel bahan bakar bisa dioperasikan selama
20 jam sehingga katalis Polyoxometalate dapat digunakan kembali tanpa
perawatan lebih lanjut. Kepadatan daya maksimum berkisar 0,72 Miliwatt per
sentimeter persegi, hampir 100 kali lebih besar dari sel bahan bakar mikroba
berbasis selulosa dan terbaik dalam sel bahan bakar mikroba.
Yulin Deng mengatakan bahwa output atau daya bisa meningkat 5 hingga
10 kali ketika proses energi biomassa ditingkatkan. Jenis sel energi biomassa
seperti ini bisa memiliki output energi mirip dengan sel bahan bakar metanol
dimasa mendatang, sehingga mampu mengurangi ketergantungan pada bahan
bakar fosil.

D. Mekanisme Pemanfaatan Biomassa

Agar biomassa bisadigunakan sebagai bahan bakar maka diperlukan


teknologi untuk mengkonversinya. Terdapat beberapa teknologi untuk
konversi biomassa, dijelaskan pada Gambar 2. Teknologi konversi biomassa
tentu saja membutuhkan

perbedaan pada alat yang digunakan untuk

mengkonversi biomassa dan menghasilkan perbedaan bahan bakar yang


dihasilkan.
Secara umum teknologi konversi biomassa menjadi bahan bakar dapat
dibedakan menjadi tiga yaitu pembakaran langsung, konversi termokimiawi
dan konversi biokimiawi. Pembakaran langsung merupakan teknologi yang
paling sederhana karena pada umumnya biomassa telah dapat langsung
dibakar.

Beberapa biomassa perlu dikeringkan terlebih dahulu dan

didensifikasi untuk kepraktisan dalam penggunaan. Konversi termokimiawi


merupakan teknologi yang memerlukan perlakuan termal untuk memicu
terjadinya reaksi kimia dalam menghasilkan bahan bakar. Sedangkan konversi
biokimiawi merupakan teknologi konversi yang menggunakan bantuan
mikroba dalam menghasilkan bahan bakar.

Hasil biomassa yang didapat dapat diubah menjadi beberapa bentuk energi
lainya, yaitu antara lain:
1. Biobriket
Briket adalah salah satu cara yang digunakan untuk mengkonversi sumber
energi biomassa ke bentuk biomassa lain dengan cara dimampatkan sehingga
bentuknya menjadi lebih teratur. Briket yang terkenal adalah briket batubara
namun tidak hanya batubara saja yang bisa di bikin briket. Biomassa lain
seperti sekam, arang sekam, serbuk gergaji, serbuk kayu, dan limbah-limbah
biomassa yang lainnya. Pembuatan briket tidak terlalu sulit, alat yang
digunakan juga tidak terlalu rumit. Di IPB terdapat banyak jenis-jenis mesin
pengempa briket mulai dari yang manual, semi mekanis, dan yang memakai
mesin.
2. Gasifikasi
Secara sederhana, gasifikasi biomassa dapat didefinisikan sebagai proses
konversi bahan selulosa dalam suatu reaktor gasifikasi (gasifier) menjadi
bahan bakar. Gas tersebut dipergunakan sebagai bahan bakar motor untuk
menggerakan generator

pembangkit listrik. Gasifikasi merupakan salah satu alternatif dalam


rangka program penghematan dan diversifikasi energi. Selain itu gasifikasi
akan membantu mengatasi masalah penanganan dan pemanfaatan limbah
pertanian, perkebunan dan kehutanan. Ada tiga bagian utama perangkat
gasifikasi, yaitu : (a) unit pengkonversi bahan baku (umpan) menjadi gas,

disebut reaktor gasifikasi atau gasifier, (b) unit pemurnian gas, (c) unit
pemanfaatan gas.
3. Pirolisa
Pirolisa adalah penguraian biomassa (lysis) karena panas (pyro) pada suhu
yang lebih dari 150oC. Pada proses pirolisa terdapat beberapa tingkatan proses,
yaitu pirolisa primer danpirolisasekunder.

Pirolisa primer adalah pirolisa yang terjadi pada bahan baku (umpan),
sedangkan pirolisa sekunder adalahpirolisa yang terjadi atas partikel dan
gas/uap hasil pirolisa primer. Penting diingat bahwa pirolisa adalah
penguraiankarena panas,sehingga keberadaan O2 dihindari pada proses
tersebut karena akan memicu reaksi pembakaran.
4. Liquification
Liquification merupakan proses perubahan wujud dari gas ke cairan
dengan proses kondensasi, biasanya melalui pendinginan, atau perubahan dari
padat ke cairan dengan peleburan, bisa juga dengan pemanasan atau
penggilingan dan pencampuran dengan cairan lain untuk memutuskan ikatan.
Pada bidang energi liquification tejadi pada batubara dan gas menjadi bentuk
cairan untuk menghemat transportasi dan memudahkan dalam pemanfaatan.

5. Biokimia
Pemanfaatan energi biomassa yang lain adalah dengan cara proses
biokimia. Contoh proses yang termasuk ke dalam proses biokimia adalah
hidrolisis, fermentasi dan an-aerobic digestion. An-aerobic digestion adalah
penguraian bahan organik atau selulosa menjadi CH 4dan gas lain melalui
proses biokimia.
Adapun tahapan proses anaerobik digestion adalah diperlihatkan pada
Gambar.

Selain anaerobic digestion, proses pembuatan etanol dari biomassa


tergolong dalam konversi biokimiawi.

Biomassa yang kaya dengan

karbohidrat atau glukosa dapat difermentasi sehingga terurai menjadi etanol


dan CO2. Akan tetapi, karbohidrat harus mengalami penguraian (hidrolisa)
terlebih dahulu menjadi glukosa. Etanol hasil fermentasi pada umumnya
mempunyai kadar air yang tinggi dan tidak sesuai untuk pemanfaatannya
sebagai bahan bakar pengganti bensin. Etanol ini harus didistilasi sedemikian
rupa mencapai kadar etanol di atas 99.5%.

E. Kelebihan Dan Kekurangan Energi Biomassa


Kelebihan Biomassa
1. Sumber energi terbarukan

Biomassa berasal dari sumber-sumber seperti tanaman dan hewan,


singkatnya, merupakan sumber yang bisa diganti. Tanaman dapat tumbuh
berulang-ulang pada lahan yang sama tanpa harus mengeluarkan biaya
signifikan. Bahan baku yang selalu tersedia membuat biomassa
merupakan sumber energi yang tidak pernah habis.
2. Mengurangi ketergantungan pada bahan bakar fosil
Bahan bakar fosil seperti minyak bumi, batubara dan lain-lain terdapat
dalam jumlah terbatas. Dibutuhkan jutaan tahun bagi pembentukan bahan
bakar fosil sehingga tidak bisa digantikan dalam waktu singkat. Bahan
bakar biomassa hadir sebagai sumber energi alternatif untuk mengurangi
ketergantungan pada bahan bakar fosil.
3. Mengurangi polusi
Energi biomassa bisa mengurangi polusi dalam berbagai cara. Pertamatama,

biomassa

menggunakan

bahan

limbah

untuk

kemudian

mengubahnya menjadi sumber energi. Hal ini akan mengurangi jumlah


sampah yang menjadi sumber berbagai pencemaran dan masalah lainnya.
Pemanfaatan biomassa juga membantu mengurangi kadar metana yang
dilepas karena dekomposisi bahan organik ke udara. Metana diketahui
merupakan gas yang menyebabkan efek rumah kaca dan dengan
demikian sangat berbahaya bagi lingkungan. Dengan menggunakan
limbah organik sebagai sumber biomassa, maka masalah tersebut
menjadi terpecahkan. Begitu juga, menanam tanaman yang digunakan
sebagai bahan baku biomassa akan memperbanyak konsentrasi oksigen
sekaligus mengurangi emisi karbon dioksida.

Kekurangan Biomassa
1. Mahal
Kelemahan listrik biomassa (misalnya) adalah bahwa energi tersebut
sangat mahal untuk diproduksi. Dibutuhkan banyak sumber daya untuk
mengubah bahan baku biomassa menjadi sumber energi yang bisa
digunakan. Biaya produksi energi biomassa masih lebih tinggi
dibandingkan biaya produksi bahan bakar fosil. Berbagai riset harus terus

dilakukan untuk menekan biaya sehingga menjadikan energi biomassa


lebih ekonomis.
2. Sumber terbatas
Meskipun merupakan sumber energi terbarukan, mendapatkan bahan
biomassa bisa cukup sulit. Tanaman tertentu, misalnya, tidak tumbuh
setiap tahun. Proses pemanenan (harvesting) serta pengolahan juga
membutuhkan lebih banyak sumber daya dan energi.
3. Penyebab polusi
Poin ini bisa jadi merupakan ironi. Biomassa memang dikenal mampu
mengurangi efek rumah kaca dengan mengontrol produksi metana.
Hanya saja, jika tanaman dibakar langsung, maka aktivitas ini juga akan
melepaskan gas rumah kaca sama seperti yang diemisikan oleh bahan
bakar fosil.

DAFTAR PUSTAKA

Anda mungkin juga menyukai