Teknologi konversi biomassa menjadi bahan bakar dapat dibedakan menjadi tiga
yaitu pembakaran langsung, konversi termokimiawi dan konversi biokimiawi.
Pembakaran langsung merupakan teknologi yang paling sederhana karena pada
umumnya biomassa telah dapat langsung dibakar. Beberapa biomassa perlu
dikeringkan terlebih dahulu dan didensifikasi untuk kepraktisan dalam
penggunaan. Konversi termokimiawi merupakan teknologi yang memerlukan
perlakuan termal untuk memicu terjadinya reaksi kimia dalam menghasilkan bahan
bakar. Sedangkan konversi biokimiawi merupakan teknologi konversi yang
menggunakan bantuan mikroba dalam menghasilkan bahan bakar.
Beberapa penerapan teknologi konversi
biomassa yaitu :
Biobriket
Pirolisis
Liquification
Transesterifikasi
Densifikasi
Karbonisasi
Anaerobic digestion
Gasifikasi
Biokimia
BIOBRIKET
Briket adalah salah satu cara yang digunakan untuk mengkonversi
sumber energi biomassa ke bentuk biomassa lain dengan cara
dimampatkan sehingga bentuknya menjadi lebih teratur.
Briket yang terkenal adalah briket batubara namun tidak hanya
batubara saja yang bisa di bikin briket.
Biomassa lain seperti sekam, arang sekam, serbuk gergaji, serbuk kayu,
dan limbah-limbah biomassa yang lainnya. Pembuatan briket tidak
terlalu sulit, alat yang digunakan juga tidak terlalu rumit.
Pirolisis
Pirolisis adalah proses dekomposisi termokimia dari material organik,
yang berlangsung tanpa udara atau oksigen.
Menurut Basu (2010), pirolisis biomassa umumnya berlangsung pada
rentang temperatur 300 oC sampai dengan 600 oC. Produk dari proses
pirolisis ini tergantung dari beberapa faktor diantaranya temperatur
pirolisis dan laju pemanasan.
Liquification
Liquification merupakan proses perubahan wujud dari gas
ke cairan dengan proses kondensasi, biasanya melalui
pendinginan, atau perubahan dari padat ke cairan dengan
peleburan, bisa juga dengan pemanasan atau penggilingan
dan pencampuran dengan cairan lain untuk memutuskan
ikatan.
Transesterifikasi
Biomassa merupakan sumber energi terbarukan karena berasal dari tanaman yang dapat
tumbuh kembali pada lahan yang sama.
Biomassa dapat membantu mengurangi impor bahan bakar asing dan membantu
meningkatkan kemandirian energi negara.
Peningkatan penggunaan biomassa dari limbah dapat mengurangi tingkat polusi di dunia
dengan mengkonversi sampah menjadi sumber energi yang berguna.
Dengan menggunakan biomassa ialah pilihan yang lebih ramah lingkungan bila dibandingkan
dengan menggunakan bahan bakar fosil, sekaligus dapat membantu mengurangi tingkat total
emisi gas rumah kaca jika tanaman tidak dibakar secara langsung.
Merupakan teknologi energi terbarukan yang mampu memberikan hasil instan.
Sumber biomassa dapat ditemukan di semua negara di dunia.
Banyak teknologi berbeda yang dapat digunakan untuk mengkonversi biomassa menjadi
bentuk energi yang berguna.
Kelemahan Energi Biomassa
Kayu masih merupakan sumber biomassa utama di dunia, namun terlalu banyak yang
menggunakan kayu sebagai bahan bakar bisa mengakibatkan efek yang lebih buruk
untuk iklim daripada bertahan dengan bahan bakar fosil. Sebagai solusinya dapat
menggunakan limbah kayu saja dan dengan memberlakukan peraturan yang sangat
ketat mengenai berapa banyak kayu yang digunakan dan bagaimana kayu itu dibakar
dengan baik dan benar.
Banyak lahan yang harus digunakan untuk menanam tanaman yang diperlukan untuk
menghasilkan energi biomassa. Hal ini dapat menyebabkan berkurangnya lahan
untuk menanam tanaman pangan sehingga bisa meningkatkan kelaparan di dunia.
Banyaknya teknologi yang digunakan untuk mengkonversi energi biomassa menjadi
bentuk energi yang berguna masih tidak cukup efisien dan membutuhkan biaya yang
signifikan.
Apabila tanaman dibakar langsung, maka energi biomassa justru dapat menyebabkan
tingkat polusi yang sama seperti bahan bakar fosil.
Ketergantungannya masih sangat tinggi pada kayu.