Anda di halaman 1dari 13

BIODIVERSITAS SEBAGAI PENGHASIL

BIONERGI

Disusun Oleh : Nanda Rizqi Amalia (G1C0210) Kimia


B
POKOK BAHASAN

BAB 1 BAB 2 BAB 3 BAB 4 BAB 5

• Keuntungan • Apa yang • Bagaimana proses • Contoh • Keuntungan


bioversita Sebagai dimaksud bioenergi bioenergi yang bioenergi
penghasil bioenergi berasal dari
bioenergi tanaman
BAB 1
Biodiversitas merupakan keseluruhan gen, spesies dan ekosistem yang ada di suatu kawasan,
termasuk keanekaragaman genetik yang dikandungnya dan keanekaragaman ekosistem yang
dibentuknya.
Khususnya di Indonesia Dengan kekayaan alamnya yang melimpah, mempunyai potensi untuk
menjadi lumbung bioenergi dunia. Potensi tersedianya lahan yang luas untuk membudidayakan
tanaman-tanaman yang potensial sebagai sumber bahan baku bioenergi. Disini yang dimaksud
bioenergi sudah termasuk pemanfaatan biomassa, biodiesel, bioetanol, dan biogas sebagai
sumber energi alternatif.

BAB 2 BAB 3 BAB 4 BAB 5


BAB 1
• Biomassa
Biomassa merupakan bahan hayati yang biasanya dianggap sebagai sampah dan sering
dimusnahkan dengan cara di bakar. Terkadang kita tidak tahu bahwa banyak hal yang bisa
dimanfaatkan dari sisa-sisa makanan atau barang yang kita anggap sebagai sampah. Biomassa
tersebut dapat diolah menjadi bioarang, yang merupakan bahan bakar yang memiliki nilai kalor
yang cukup tinggi dan dapat digunakan dalam kehidupan sehari-hari. Selain itu, saat ini sedang
digencarkan pemanfaatan sampah sebagai bahan baku dalam teknologi biomassa untuk diolah
sehingga dapat digunakan sebagai sumber energi. Atau batok kelapa sawit yang dijadikan briket
yang saat ini pengembangannya mulai dilirik oleh para peneliti.

BAB 2 BAB 3 BAB 4 BAB 5


BAB 1
• Biodiesel
• Penelitian di bidang biodiesel sejauh ini terus berkembang dengan memanfaatkan beragam
lemak nabati dan hewani untuk mendapatkan bahan bakar hayati (biofuel) dan dapat
diperbaharui (renewable). Biodiesel merupakan bahan bakar yang memiliki sifat menyerupai
minyak diesel/solar. Bahan bakar ini ramah lingkungan karena menghasilkan emisi gas buang
yang jauh lebih baik dibandingkan dengan diesel/solar, yaitu bebas sulfur, bilangan asap
(smoke number) yang rendah, memiliki cetane number yang lebih tinggi, pembakaran lebih
sempurna, memiliki sifat pelumasan terhadap piston mesin dan dapat terurai (biodegradable)
sehingga tidak menghasilkan racun (non toxic).
Pembuatan biodiesel dari minyak nabati dilakukan dengan mengkonversi trigliserida (komponen
utama minyak nabati) menjadi metil ester asam lemak, dengan memanfaatkan katalis pada proses
metanolisis/esterifikasi. Di Indonesia, potensi bahan baku biodiesel sangat melimpah. Saat ini
Indonesia adalah negara penghasil minyak nabati terbesar di dunia, bahan baku minyak nabati
meliputi asam lemak dari kelapa sawit, jarak pagar, kelapa, sirsak, srikaya, kapuk, dan alga.

BAB 2 BAB 3 BAB 4 BAB 5


BAB 1
• Bioetanol
• Untuk menganti premium, alternatifnya adalah gasohol (gasoline-alkohol) yang merupakan
campuran antara bensin dan bioetanol. Bioetanol bersumber dari karbohidrat yang potensial
sebagai bahan baku seperti jagung, ubi kayu, ubi jalar, sagu, dan tebu. Dari beberapa bahan
baku tersebut, diketahui bahwa tanaman jagung merupakan pakan unggulan untuk bahan
utama bioetanol karena selain dari segi ekonomis tergolong murah, jumlah hasil bioetanol yang
dihasilkan jagung ternyata lebih besar diantara tanaman lain.

Setelah bahan baku diatas melalui proses fermentasi, dihasilkanlah etanol. Dan dari etanol dapat
dibuat etanol 99,5% atau fuel grade ethanol yang bisa digunakan untuk campuran gasohol. Di
dalam etanol, terdapat 35% oksigen yang dapat meningkatkan efisiensi pembakaran mesin dan
juga meningkatkan angka oktan seperti zat aditif Methyl Tertiary Buthyl Ether (MTBE) dan Tetra
Ethyl Lead (TEL). Selain itu, etanol juga bisa terurai sehingga dapat mengurangi emisi gas buang
berbahaya.

BAB 2 BAB 3 BAB 4 BAB 5


BAB 1
• Biogas
• Peluang pengembangan bioenergi khususnya biogas, juga dimungkinkan untuk berkembang di
Indonesia baik untuk aplikasi industri skala kecil dan menengah. Berbagai sampah organik dan
limbah-limbah agroindustri merupakan bahan baku yang potensial untuk diolah menjadi biogas
melalui pemanfaatan teknologi anaerobik. Pada prinsipnya, teknologi anaerobik adalah proses
dekomposisi biomassa secara mikrobiologis dalam kondisi anaerobik (tanpa oksigen).

Secara garis besar bahan baku yang diperlukan adalah biomassa (residu mahluk hidup),
mikroorganisme, dan air. Produk utama dari biogas ini adalah gas metana dan pupuk organik. Gas
metana telah dikenal luas sebagai bahan baku ramah lingkungan, karena dapat terbakar sempurna
sehingga tidak menghasilkan asap yang bepengaruh buruk terhadap kualitas udara. Karena
sifatnya tersebut, gas metana merupakan gas yang bernilai ekonomis tinggi dan dapat
dimanfaatkan untuk berbagai keperluan mulai dari memasak, hingga penggerak turbin pembangkit
listrik tenaga uap.

BAB 2 BAB 3 BAB 4 BAB 5


BAB 2
Bioenergi adalah energi yang diperoleh/dibangkitkan/berasal dari biomassa.

• Biomassa adalah bahan2 organik berumur relatif q1muda dan berasal dari tumbuhan/hewan;
produk & limbah industri budidaya (pertanian,
perkebunan, kehutanan, peternakan, perikanan)].

• Bentuk-bentuk final terpenting bioenergi :


1. bahan bakar nabati (biofuels);
2. listrik biomassa (biomass-based electricity).

BAB 1 BAB 3 BAB 4 BAB 5


BAB 3
Pada prosesnya, bioenergi terbagi menjadi dua proses utama yaitu proses Anabolisme dan
Katabolisme. Anabolisme merupakan proses pembentukan senyawa sederhana menjadi senyawa
kompleks, seperti proses pembentukan biomassa. Sedangkan Katabolisme adalah proses
sebaliknya, yaitu memecah rantai senyawa kompleks menjadi senyawa sederhana. Pada proses
Katabolisme inilah energi dihasilkan.

Proses Katabolisme dapat terjadi melalui proses kimia dan fisika untuk memecah senyawa
kompleks dari biomassa. Terdapat berbagai jenis senyawa yang dihasilkan, baik dalam bentuk cair
atau dalam bentuk gas. Senyawa cair dapat dikategorikan sebagai biofuel seperti biodiesel dan
bioethanol. Sedangkan senyawa yang berupa gas biasa disebut biogas, umumnya berupa gas
metana dan synthetic gas. Biofuel dan biogas ini adalah bentuk bioenergi yang kemudian dapat
dikonversi lagi menjadi energi lain seperti energi listrik.

BAB 1 BAB 2 BAB 4 BAB 5


BAB 4
BerbagaI sumber biomassa dapat digunakan untuk menghasilkan bioenergi berbagai bentuk.
Contohnya, makanan, serat dan kayu sebagai residu dari sektor industri, energi dan rotasi pendek
tanaman dan limbah pertanian, dan hutan dan hutan pertanian (agroforestry) sebagai residu dari
sektor kehutanan dimana seluruhnya dapat digunakan untuk menghasilkan listrik, panas,gabungan
Panas dan tenaga, dan bentuk-bentuk bioenergi. Bioenergi modern bergantung pada konversI
teknologi yang efisien untuk aplikasi skala rumah tangga, usaha kecil, dan industri. Input biomassa
padat atau cair dapat diproses untuk menjadi energi yang lebih nyaman.

Ini termasuk biofuel yang solid (misalnya kayu bakar, serpihan kayu, pellet, arang, dan briket),
biofuel gas (biogas, gas sintesis, hidrogen), dabiodiesel cair (misalnya bibiodiese biodiesel).

BAB 1 BAB 2 BAB 3 BAB 5


BAB 5
Ada beberapa keuntungan dari bioenergi antara lain :

>meningkatkan kualitas lingkungan


>meningkatkan pertumbuhan ekonomi
>mengurangi ketergantungan terhadap bahan bakar fosil

Selain itu, Menurut studi di badan pengkajian dan penerapan teknologi (BPPT), studi dilakukan
Udin Hasanudin dan Agus Haryanto dari Fakultas Pertanian Universitas Lampung.
Dalam studi memakai pengevaluasia dua desa di Lampung Utara, yaitu Desa Way Isem dan wilayah
Prokimal. Kedua desa telah mencoba memanfaatkan sumber energi biomassa, yakni produksi
bioetanol dari singkong dan produksi minyak jarak.

BAB 1 BAB 2 BAB 3 BAB 4


BAB 5
Desa di Prokimal menggunakan singkong untuk memproduksi bioetanol dengan pembinaan
sebuah industri energi terkemuka di Indonesia. “Hasil studi menunjukkan, pertanian singkong
terbukti memberikan keuntungan sebesar Rp 4.995.916 per hektar per tahun, Selain itu, produksi
bioetanol yang dilakukan lewat proses fermentasi juga terbukti memberikan keuntungan sebesar
Rp 950-Rp 1.108 per liter bioetanol.

Di desa Way Isem masyarakat menjalani pertanian jarak sebagai usaha sampingan,
keuntungannya adalah Rp 600 ribu- Rp 700 ribu per tahun. Sementara jika dijalani secara
total, jarak sebagai tanaman antara jadi tak perlu menyewa tanah lagi, maka keuntungannya
bisa mencapai 1.453.569 per hektar per tahun.

Dalam penelitiannya, menemukan fakta bahwa desa yang membangun kemitraan dengan
perusahaan tertentu bisa mendapatkan keuntungan lebih Warga yang membangun kemitraan
bisa mendapatkan kelebihan karena adanya teknologi yang ditransfer oleh perusahaan
tertentu.

BAB 1 BAB 2 BAB 3 BAB 4


TERIMA KASIH

BAB 1 BAB 2 BAB 3 BAB 4

Anda mungkin juga menyukai