Anda di halaman 1dari 6

Jurnal Agroindustri Halal ISSN 2442-3548 Volume 3 Nomor 1, April 2017 074

TEKNOLOGI PROSES BIO OIL DARI MIKROALGA SEBAGAI ENERGI ALTERNATIF


PROCESS TECHNOLOGY OF MICROALGAE BIO OIL AS ALTERNATIVE ENERGY
SOURCE
Fina Uzwatania1
1Program Studi Tekonologi Industri Pertanian Fakultas Ilmu Pangan Halal Universitas
Djuanda Bogor, Jl. Tol Ciawi No. 1, Kotak Pos 35 Ciawi, Bogor 16720.
Korespondensi: Fina Uzwatania, E-mail: fina.uzwatania@unida.ac.id

ABSTRACT
The level of human energy needs have increased along with the development of human
civilization. The fulfillment of human energy needs comes mostly from fossil fuels that aged
millions of years old which are un-renewable, and the use of alternative energy from
renewable sources took a small portion to fulfill the energy needs. One of the renewable
energy that can be developed is biomass of microalgae as a raw material of bio oil.
Microalgae Bio oil is one of many potential alternative energy and has not been developed,
especially in Indonesia. Bio Oil production is very beneficial because there will be several Bio
Fuel product obtained by conversing the Bio Oil, such as: Biokerosene, Biodiesel, Biomass,
Biogas, etc. Process technology to produce microalgae bio-oil consists of cultivation,
harvesting, drying and pyrolysis. Pyrolysis is biomass decomposition process at high
temperature, more than 150 ºC. The product of this pyrolysis process results in the form of
liquids, gases and solids.
Keyword: bio oil, microalgae, pyrolysis

ABSTRAK
Seiring dengan perkembangan peradaban manusia, tingkat kebutuhan energi manusia juga
semakin meningkat. Pemenuhan energi di dunia sebagian besar dihasilkan dari pembakaran
bahan bakar fosil yang sudah berumur jutaan tahun berupa bahan yang tidak dapat
diperbaharui, dan hanya sebagian kecil yang berasal dari penggunaan sumber energi lain
yang berasal dari bahan terbarukan. Salah satu contoh energi terbarukan yang dapat
dikembangkan diantaranya adalah energi biomassa dari mikroalga sebagai bahan baku
alternatif penghasil bio oil. Bio oil merupakan salah satu energi alternatif yang potensial dan
belum banyak dikembangkan terutama di Indonesia. Produksi bio oil dapat menghasilkan
keuntungan karena konversi bio oil akan menghasilkan beberapa produk berupa bahan
bakar, misalnya: biokerosene, biodiesel, arang, gas dan lain sebagainya. Teknologi proses
untuk memproduksi bio oil dari mikroalga dimulai dari proses kultivasi, pemanenan,
pengeringan dan pirolisis. Pirolisis merupakan penguraian biomassa karena panas pada suhu
lebih dari 150 ºC. Hasil proses pirolisis ini berupa cairan, gas, dan padatan.
Kata Kunci : bio oil, mikroalga, pirolisis.

Uzwatania F. 2017. Teknologi Proses Bio Oil dari Mikroalga sebagai Energi Alternatif. Jurnal
Agroindustri Halal3(1): 074 – 079.
075 Fina Teknologi Proses Bio Oil

PENDAHULUAN mikroalga, Bio oil merupakan salah satu


Sumber energi terbarukan sangat energi alternatif yang memiliki potensi
dibutuhkan untuk memberikan alternatif untuk dikembangkan lebih lanjut.
sumber energi yang ramah lingkungan, Produksi bio oil sangat menguntungkan
dapat mengurangi dampak sosial, memiliki karena dengan konversi bio oil maka akan
harga yang lebih murah dan merupakan didapatkan produk berupa bahan bakar,
sumber terbarukan sehingga dapat misalnya: biokerosene, biodiesel dan lain-
digunakan dalam jangka waktu yang lain. Bio oil terdiri dari unsur karbon,
panjang. Berbagai sumber energi hidrogen, dan oksigen dengan sedikit
terbarukan yang dapat dimanfaatkan kandungan nitrogen dan sulfur. Hanya saja
diantaranya adalah energi yang dihasilkan kandungan dari nitrogen dan sulfur dalam
biomassa dari mikroalga. bio oil dapat dihilangkan (tidak begitu
Kegunaan dan nilai komersial dari berarti). Komponen organik terbesar
mikroalga untuk kepentingan industri dalam bio oil adalah lignin, alkohol, asam
telah cukup lama diketahui. Sejak tahun organik, serta karbonil. Karakteristik yang
1940 penelitian dan pengembangan secara dimiliki bio oil tersebut menjadikan bio oil
intensif telah dilakukan di beberapa sebagai bahan bakar yang ramah
negara, baik dalam skala laboratorium lingkungan. Selain itu, bio oil mempunyai
maupun lapang. Mikroorganisme nilai bakar yang lebih besar dibandingkan
fotosintetik ini telah digunakan untuk dengan bahan bakar oksigen lainnya
memproduksi biomassa, memproduksi (seperti metanol) dan nilainya hanya lebih
sumber energi, produksi berbagai produk rendah sedikit dibandingkanndengan
bermanfaat, bioakumulasi senyawa diesel dan light fuel oil lainnya (Hambali,
tertentu serta berbagai proses 2007).
biotransformasi. Produk yang dihasilkan Menurut Demirbas (2010), bio oil
oleh mikroalga sebagian besar bersifat dari mikroalga memiliki kualitas yang
ekstraselular, yang berasal dari metabolit lebih baik dibandingkan dari biomassa
sederhana hingga antibiotik kompleks, lainnya dan dapat menghasilkan energy
toksin, pigmen serta sejumlah produk sebesar 39,7 MJ/kg. Pengembangan bio oil
bermanfaat lainnya. dapat menjadi subtitusi posisi bahan
Selain sebagai bahan hasil pertanian bakar hidrokarbon dalam penggunaan di
dan makanan, mikroalga dapat industri, seperti untuk mesin pembakaran,
dimanfaatkan untuk menghasilkan boiler, mesin diesel statis, dan gas turbin.
berbagai jenis bahan bakar hayati Bio oil sangat efektif digunakan sebagai
diantaranya metana melalui proses pengganti diesel, heavy fuel oil, light fuel
pencernaan anaerobik biomassanya, oil, serta dapat digunakan pada berbagai
biodiesel dari turunan minyak nabatinya jenis boiler.
dan biohidrogen dari proses Bio oil adalah bahan bakar cair atau
fotosintesisnya (Kawaroe, 2010). Tujuan gas yang terbuat dari biomassa seperti
penggunaan mikroalga untuk diproduksi pertanian limbah perkotaan, produk
sebagai biofuel diantaranya adalah untuk sampingan pertanian dan kehutanan
energi non karbon seperti gas hidrogen melalui proses biokimia atau termokimia.
dari biomassa mikroalga dan sebagai Bio oil dari mikroalga memiliki kandungan
sumber energi terbarukan dari konversi energi yang tinggi berasal dari biomassa
biomassa mikroalga menjadi bahan bakar dengan pemanasan cepat dalam reaktor
cair. Selain itu biomassa mikroalga juga pirolisis yang diikuti dengan pendinginan.
dapat dimanfaatkan sebagai bahan baku Hasil samping produksi bio oil adalah
penghasil bio oil.Dari kelima energi arang dan gas yang dapat digunakan
alternatif yang dapat dihasilkan oleh kembali sebagai pemanas pada rekator
Jurnal Agroindustri Halal ISSN 2442-3548 Volume 3 Nomor 1, April 2017 076

pirolisis dan dapat sebagai produk selain TEKNOLOGI PROSES


bio oil yang dihasilkan. Bio oil dapat Proses produksi bio oil dengan berbagai
digunakan pada mesin kendaraan sebagai alternatif proses dan bahan baku dapat
bahan bakar alternatif sebagai campuran dilihat pada tabel 1.
atau digunakan keseluruhan.

Tabel 1. Alternatif Proses Produksi Bio Oil dari Berbagai Macam Bahan Baku
No. Alternatif Energi Proses Yield Bahan Produk
1. Rancang Bangun 1. Pengecilan Ukuran 41,07% Tempurung Bio oil
Alat Pirolisis 2. Pirolisis Kelapa
Untuk Pembuatan
Asap Cair dengan
Memanfaatkan
Limbah
Tempurung
Kelapa (Harahap,
2011)
2. Algae Energy 1. Kultivasi mikroalga 55,3 % Chlorella Bio oil
(Demirbas,2010) 2. Pemanenan protothecoides
mikroalga
3. Pirolisis cepat suhu
452 – 5020C
3. Pra Rancangan 1. Pengecilan Ukuran 34,23 % Tongkol Jagung Bio oil
Pabrik Pembuatan 2. Penyaringan
Bio oil dari Batang 3. Pirolisis suhu
Jagung dengan Fast 480oC
Pirolysis dengan 4. Pemisahan
Kapasitas Produksi
2250 Ton/Tahun
(Sinaga, 2012)
4. Pirolisis Limbah 1. Pencucian 39,31 % Limbah Pelepah Bio oil
Pelepah Kelapa 2. Pengeringan Kelapa Sawit
Sawit Menjadi Bio-oil 3. Pengecilan Ukuran
Menggunakan 4. Penyaringan
Katalis 5. Pirolisis suhu
Lempung Cengar 3200C
(Amelia, 2012)
5. Konversi Kulit Pinus 1. Pengeringan 51,76 % Kulit Pinus Bio oil
menjadi Bio oil 2. Pengecilan Ukuran
dengan Metode 3. Pirolisis Suhu
Pyrolisis 320oC
Menggunakan
Katalis
CoMo/NZA
(Natural Zeolit
deAluminated)
(Asril,2012)
075
077 Fina Teknologi Proses Bio Oil

Tahapan Kultivasi Fotobioreaktor untuk kultivasi selanjutnya (Kawaroe et al,


Tahapan pertama yang dilakukan 2010).
pada proses pembuatan bio oil dari Tekanan yang digunakan pada
mikroalga yaitu tahap kultivasi membrane mikrofiltrasi ini adalah 1 atm
menggunakan fotobioreaktor (sistem dengan laju alir 1,7 m/detik, membrane
tertutup). Tujuan penggunaaan sistem mikrofiltrasi berupa conveyor sebesar 145
tertutup pada tahapan kultivasi yaitu agar l/m2 jam serta suhu pada suhu ruang.
lebih mudah mengontrol kondisi Tahapan Pengeringan
lingkungan dibandingkan menggunakan Tujuan pengeringan mikroalga
sistem terbuka berupa bak – bak atau adalah untuk menurunkan kadar air dari
kolam. Keuntungan menggunakan 50% - 55% menjadi 10 %- 12 %. Ada
fotobioreaktor ini yaitu mempercepat beberapa cara pengeringan yakni dengan
pertumbuhan alga dan meningkatkan sinar matahari. Caranya adalah mikroalga
efisiensi serta kemampuan menghasilkan ditebarkan di area penjemuran di bawah
minyak dari mikroalga. Proses kultivasi sinar matahari langsung. Pada proses ini
mikroalga berlangsung selama 10 hari. menggunakan alat pengering untuk
Media yang digunakan adalah air laut mengurangi penggunaan tenaga manusia,
dengan diperkaya CO2 sebesar 5%. Gas terutama pada musim hujan yaitu dengan
CO2 dialirkan kedalam reaktor melalui memanfaatkan aliran udara yang
sistem tertutup dengan menggunakan air dipanaskan untuk menurunkan
distribution berpori halus. Suhu optimum kandungan air di dalam mikroalga dengan
perkembangbiakan dan pertumbuhan panas pengeringan sekitar 100 oC – 200 oC,
berkisar antara 23 – 30oC dan pH 6-7. sehingga kadar air turun menjadi 10 % -
Sumber cahaya untuk penyinaran 12 %. Proses perpindahan panas yang
digunakan cahaya matahari dari pukul terjadi adalah secara konduksi dan
06.00 – 18.00. konveksi. Udara bergerak melintasi
Tahapan Pemanenan tumpukan mikroalga setelah terlebih
Pemanenan mikroalga dilakukan dahulu melewati penukar panas. Alat
pada saat mikroalga melalui fase stasioner pengering dapat digunakan setiap saat dan
dalam pertumbuhannya, pada saat dapat diatur suhunya sesuai dengan kadar
mikroalga mencapai konsentrasi 107 air yang diinginkan. Cara ini lebih baik
sel/ml. Pemanenan mikroalga bertujuan karena tidak tergantung cuaca dan bahan
untuk memperoleh biomassa mikroalga bakar lebih sedikit.
secara optimal. Teknik pemanenan Tahapan Fast Pyrolisis
mikroalga yang digunakan yaitu teknik Mikroalga yang telah kering akan di
filtrasi. Filtrasi merupakan cara masukkan ke dalam reaktor dengan
pemanenan yang terbukti paling efektif menggunakan belt-conveyor. Proses
dibandingkan dengan teknik pemanenan selanjutnya pada produksi bio oil adalah
yang lain. Metode pemisahan ini fast pyrolisis yang merupakan dekomposisi
menggunakan media yang sekaligus
termal dari komponen organik tanpa
menahan pbahan padat sehingga kedua adanya oksigen dalam prosesnya untuk
komponen ini dapat terpisah. Proses
menghasilkan cairan, gas, dan arang.
filtrasi memerlukan tekanan untuk Cairan yang dihasilkan ini lebih lanjut
mendorong cairan melewati media filter. dikenal sebagai bio oil. Rendemen cairan
Tekanan yang digunakan pada proses ini tertinggi yang dapat dihasilkandari prose
adalah gravitasi. Dengan menggunakan fast pyrolisis berkisar 78 % dengan lama
teknik ini efisiensi waktu pemanenan
pemanasan 2 detik, suhu 480 0C, dan
dapat diperbaiki dan mikroalga hasil proses kondensasi yang cepat terjadi pada
panen dapat digunakan sebagai bibit
Jurnal Agroindustri Halal ISSN 2442-3548 Volume 3 Nomor 1, April 2017 078
076

akhir proses. Kondensasi yang cepat 502oC, kemudian mengalami penurunan


sangat penting untuk memperoleh produk pada suhu 552oC dan suhu 602oC. Pada
dengan berat molekul tinggi sebelum suhu 552oC, rendemen bio oil menurun
akhirnya terkonversi menjadi senyawa gas karena dengan peningkatan suhu yang
yang memiliki berat molekul rendah. lebih tinggi akan terjadi pemecahan kedua
Proses fast pyrolisis terjadi di dalam terhadap uap yang dominan sehingga
reaktor pirolisis. menurunkan rendemen cairan yang
Reaktor fast pyrolisis yang dihasilkan dan meningkatkan jumlah gas
digunakan yaitu tipe Fluidized Bed, dimana yang dihasilkan.
pemasukan biomassa mikroalga dari
samping ( sidefeeding ), gas N2 dari bagian 60
bawah. Gaya dorong dari gas N2 akan
setimbang dengan gaya gravitasi sehingga 50
mikroalga dalam keadaan mengambang 40
pada saat terjadi proses pyrolisis. Tekanan
yang digunakan pada proses ini kurang 30
lebih 5 atm. Di dalam reaktor terjadi 20
proses fast pyrolysis dengan kondisi
operasi yaitu suhu 480 0C dan tekanan 4 10
atm. 0
Pirolisis menghasilkan cairan 302 352 402 452 502 552 602
berupa bio oil sebagai rendemen, arang
sebagai sisa reaksi dan gas yang tidak Gambar 1. Grafik Pengaruh suhu terhadap
terkondensasi. Proporsi ketiganya sangat rendemen bio oil
tergantung dari parameter reaksi dan
teknik pirolisis yang digunakan. Hasil Dari grafik diatas memperlihatkan
penelitian Demirbas (2010) menunjukkan bahwa perlakuan optimum berada pada
adanya hubungan antara suhu pirolisis daerah puncak untuk variable suhu 502oC.
dengan rendemen bio oil mikroalga yang Semakin turun posisinya dari puncak,
dihasilkan. perlakuan yang dilakukan yaitu suhu
semakin jauh dari nilai optimum. Suhu
Tabel 2. Pengaruh Suhu Terhadap optimum sebanding dengan rendemen bio
Rendemen Bio oil Mikroalga oil terbanyak yang dihasilkan yaitu pada
No. Suhu (oC) Rendemen suhu 502oC. Ketika suhu optimum untuk
(%) suhu telah tercapai, rendemen mulai
1 302 12,8 menurun yang direfleksikan sebagai
2 352 27,4 bentuk puncak yang agak melengkung.
3 402 38,4 Tahapan Pemisahan
4 452 50,2 Keluaran dari reaktor fast pyrolysis
5 502 55,3 yaitu berupa gas yang dapat dikondensasi,
6 552 53,7 gas yang tidak dapat dikondensasi dan
7 602 51,6 padatan arang selanjutnya akan
diteruskan ke cooler tujuannya untuk
Berdasarkan tabel diatas dapat menurunkan suhu dari 480 0C menjadi
dilihat hasil pirolisis menunjukkan 1950C dan tekanan dari 4 atm menjadi 1,8
peningkatan jumlah rendemen seiring atm dengan bantuan air pendingin pada
dengan peningkatan suhu. Jumlah bio oil suhu 30 0C dan tekanan 1 atm. Kemudian
meningkat dari suhu 302oC hingga keluaran dari cooler akan di teruskan ke
menghasilkan bio oil terbanyak pada suhu cyclone.
079
075 Fina Teknologi Proses Bio Oil

Di cyclone arang dipisahkan dari Katalis Lempung Cengar. Program Studi


gas yang dapat dikondensasi dan gas yang Teknik Kimia. Universitas Riau,
tidak dapat dikondensasi. Pemisahan Pekanbaru.
tersebut terjadi karena pengaruh gaya Asril, Defriano. 2012. Konversi Kulit Pinus
gravitasi. Arang tersebut dikeluarkan dari menjadi Bio oil dengan Metode Pyrolisis
bagian bawah cyclone dan di tampung di Menggunakan Katalis CoMo/NZA
penampungan arang sedangkan gas yang (Natural Zeolit deAluminated). Program
dapat dikondensasi dan gas yang tidak Studi Teknik Kimia. Universitas Riau,
dapat dikondensasiakan keluar dari atas Pekanbaru.
dan di teruskan ke kondensor. Di dalam Demirbas, Ayhan dan M. Fatih Demirbas.
kondensor suhu diturunkan dari 195 0C 2010. Alga Energy. Springer-Verlag
menjadi 35 0C dan gas yang dapat London Limited
dikondensasi akan dikondensasikan Hambali, E. 2007. Teknologi Bioenergi,
menjadi bio oil sedangkan gas yang tidak Jakarta: AgroMedia
dapat dikondensasi akan diteruskan ke Harahap, Henri Saputra. 2011. Rancang
combuster yang berguna sebagai bahan Bangun Alat Pirolisis Untuk Pembuatan
bakar. Hasil kondensasi akan dipisahkan Asap Cair dengan Memanfaatkan
di dalam Knock Out Drum. Bio oil yang Limbah Tempurung Kelapa. Universitas
terbentuk akan keluardari bawah dan di Sumatera Utara, Medan.
pompakan ke tangki penampungan bio oil. Kumar, P., Suseela, M.R. &Toppo, K., 2011.
Physico-Chemical Characterization of
KESIMPULAN Algal oil: a Potential Biofuel. Applied
Mikroalga memiliki potensi untuk Sciences, 2(3), pp.493-497.
dikembangkan sebagai energi alternatif Perry, R.H. and D.W. Green, Perry’s
terutama bio oil melalui proses pirolisis. Chemical Engineers’ Hanbook, 7th
Bahan bakar nabati (BBN) berupa bio oil, Edition, McGraw Hill Companies Inc.,
merupakan alternatif untuk United States of America, 1997.
menyelesaikan masalah ketersediaan Sinaga, Elna Eliana. 2012. Pra Rancangan
bahan bakar yang saat ini masih Pabrik Pembuatan Bio oil dari Batang
tergantung pada bahan bakar minyak Jagung dengan Fast Pirolysis dengan
(BBM). Kapasitas Produksi 2250 Ton/Tahun.
Universitas Sumatera Utara, Medan.
DAFTAR PUSTAKA Vashishta, B.R., 1979. Botany Part: Algae,
8thed.S.Chand& Company Ltd, New
Amelisa, Tika, Syaiful Bahri, Yusnimar.
Delhi.
2012. Pirolisis Limbah Pelepah Kelapa
Sawit Menjadi Bio-oil Menggunakan

Anda mungkin juga menyukai