Anda di halaman 1dari 20

DASAR – DASAR BIOPROSES

BIO OIL

DISUSUN OLEH : KELOMPOK 2

1. AINIRAHMAH ISMARANIAH NURHASYIRI (061840421425)

2. ETYKA RAHMASARI (061840421431)

KELAS : 1KIA

POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA

TAHUN AJARAN 2018/2019


KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT, karena berkat ridho-Nya kami dapat menyelesaikan

tugas makalah yang berjudul “Dasar – Dasar Bioproses : Bio-Oil”. Makalah ini disusun

untuk menambah pemahaman khususnya tentang energi terbarukan khususnya bio-oil. Dalam

menyusun makalah ini, terdapat hambatan yang penulis alami, namun berkat dukungan,

dorongan dan semangat dari rekan-rekan kelas sehingga penulis mampu menyelesaikan

makalah ini. Oleh karena itu penulis tidak lupa pada kesempatan ini mengaturkan terima

kasih kepada Ibu Dr. Martha Aznury, M.Si selaku dosen pembimbing.

Kami  menyadari bahwa terdapat banyak kekurangan dalam makalah ini. Oleh karena

itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca. Semoga

makalah “Dasar – Dasar Bioproses : Bio-Oil” ini bermanfaat bagi pembaca dan penulis.

Palembang, Januari 2019

Penulis

ii
DAFTAR ISI

                                                                                                                        Halaman

KATA PENGANTAR .......................................................................................... ii

DAFTAR ISI ......................................................................................................... iii

BAB I.    PENDAHULUAN  ................................................................................ 1

1. Latar Belakang.............................................................................………....1

2. Rumusan Masalah........................................................................................2

3. Tujuan .........................................................................................................3

4. Manfaat…………………………………………………………………....2

BAB II. PEMBAHASAN .......................................................................................3

2.1 Sejarah pembuatan bio-oil di Indonesia……………………………….4

2.2 Teknologi pirolisis …………...…………………………………………5

2.3 Definisi bio oil…………………………………………………………..8

2.4 Komposisi bio-oil ………………………………………………………10

2.5 Kegunaan dari bio-oil…………………………………………………..13

2.6 Proses pembuatan bio-oil dengan teknologi pirolisis……………........14

BAB III.  PENUTUP.............................................................................................15

3.1 Kesimpulan………………………………………....…………………….15

3.2 Saran……………………………………………...…..………………...…15

DAFTAR PUSTAKA…………………………………..……………..…………16

iii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Kebutuhan energi dari bahan bakar minyak bumi (BBM) di berbagai negara di

dunia dalam tahun terakhir ini mengalami peningkatan. Tidak hanya pada negara-

negara maju, tetapi juga di negara berkembang seperti Indonesia. Untuk

mengantisipasi krisis bahan bakar minyak bumi (BBM) pada masa yang akan datang.

Saat ini telah dikembangkan pemanfaatan etanol sebagai sumber energi terbarukan,

Contohnya untuk pembuatan bio-oil.

Proses pengolahan biomassa menjadi sumber energi dapat dilakukan dengan

menggunakan metode pirolisis. Pirolisis adalah dekomposisi kimia bahan organik

melalui proses pemanasan tanpa atau sedikit oksigen atau reagen lainnya, di mana

material mentah akan mengalami pemecahan struktur kimia menjadi fase gas.

Biasanya terdapat tiga produk dalam proses pirolisis yakni: gas (uap organik),

pirolisis oil (asap cair), dan arang. Uap organik yang dihasilkan mengandung karbon

monoksida, metana, karbon dioksida, tar yang mudah menguap dan air. Uap organik

kemudian dikondensasikan menjadi cairan.

Pirolisis cepat merupakan proses dekomposisi termal yang terjadi pada suhu

400-600⁰C. Biomassa dipanaskan dengan cepat tanpa oksigen atau udara untuk

menghasilkan campuran cairan yang terkondensasi, gas dan arang. Ini merupakan

salah satu proses pembaharuan energi yang menjanjikan karena menghasilkan cairan

yang banyak dengan gas dan arang yang sedikit. Pada umumnya, untuk bahan baku kayu
suhu yang digunakan sekitar 500⁰C dengan waktu penguapan yang singkat, dapat diperoleh

hasil 70% bio-oil, dan sekitar 15% untuk tiap-tiap gas dan arang.

Bio-oil merupakan cairan teroksigenasi yang memiliki kerapatan yang tinggi

dan dapat digunakan sebagai pengganti bahan bakar pada beberapa penerapannya.

Bio-oil dapat terbakar dalam mesin diesel, turbin atau boiler, walaupun

penggunaannya lebih jauh masih membutuhkan uji ketahanan jangka panjang, dan

dapat juga digunakan untuk produksi zat-zat kimia tertentu.

Bio-oil memiliki keunggulan dibandingkan konvesi termal lainnya seperti

bioetanol, biosol dan biodisel. Karena memiliki densitas yang relatif tinggi1,2 kg/l.

Diperkirakan dua muatan truk dari kepingan kayu dapat digantikan dengan satu

muatan tangki bio-oil dengan kandungan energi sama. Saat ini industri kelapa sawit

berkembang pesat, menghasilkan limbah biomassa yang cukup banyak dan kurang

dimanfaatkan.

1.2. Rumusan Masalah

1. Bagaimana sejarah pembuatan bio-oil di Indonesia ?.

2. Apa yang dimaksud dengan teknologi pirolisis ?

3. Apa yang dimakasud dengan bio oil ?

4. Apa saja komposisi dari bio-oil ?

5. Apa saja kegunaan dari bio-oil ?

6. Bagaimana proses pembuatan bio-oil dengan teknologi pirolisis ?

2
1.3. Tujuan

1. Mengetahui bagaimana sejarah pembuatan bio-oil di Indonesia.

2. Mengetahui apa yang dimaksud dengan teknologi pirolisis.

3. Mengetahui apa yang dimakasud dengan bio – oil.

4. Mengetahui apa saja komposisi dari bio-oil.

5. Mengetahui apa saja kegunaan dari bio-oil.

6. Mengetahui bagaimana proses pembuatan bio-oil dengan teknologi pirolisis.

1.4. Manfaat

1. Dapat mempelajari bagaimana sejarah pembuatan bio-oil di Indonesia.

2. Dapat mempelajari apa yang dimaksud dengan teknologi pirolisis.

3. Dapat mempelajari apa yang dimakasud dengan bio – oil.

4. Dapat mempelajari apa saja komposisi dari bio-oil.

5. Dapat mempelajari apa saja kegunaan dari bio-oil.

6. Dapat mempelajari bagaimana proses pembuatan bio-oil dengan teknologi pirolisis.

3
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 SEJARAH BIO OIL DI INDONESIA

Minyak bumi merupakan sumber daya alam yang tidak dapat diperbaharui

yang biasa digunakan sebagai bahan bakar. Hampir semua kegiatan yang dilakukan

membutuhkan bahan bakar seperti sektor transportasi, industri dan rumah tangga.

Persediaan minyak bumi di dunia semakin lama semakin menipis dan harganya

semakin melonjak. Cadangan minyak bumi di Indonesia diprediksi tersisa sekitar 4,4

milyar barel dengan produksi sebesar 1.021.000 barel per hari, dengan asumsi tidak

ada penemuan cadangan minyak baru maka minyak bumi di Indonesia hanya cukup

untuk 11 tahun ke depan [Anonim, 2010]. Pemakaian bahan bakar semakin meningkat

setiap tahunnya tanpa disertai upaya penyediaan bahan bakar alternatif sebagai

pengganti bahan bakar yang berbasis minyak bumi. Salah satu upaya yang dilakukan

pemerintah melalui Peraturan Presiden No.5 tahun 2006 tentang kebijakan energi

nasional yang berprinsip pada kebijakan harga, diversifikasi, dan konversi energi.

Diversifikasi energi adalah pemanfaatan energi alternatif, salah satunya adalah Bahan

Bakar Nabati (BBN), yang merupakan energi alternatif yang mudah diperoleh di

Indonesia. Instruksi Presiden No.I/2006 tentang penyediaan dan pemanfaatan bahan

bakar nabati sebagai bahan bakar lain, merupakan suatu instruksi yang menegaskan

pentingnya pengembangan BBN. Untuk itu, sumber energi selain minyak bumi sangat

diperlukan. Banyak penelitian yang dilakukan untuk memperoleh bahan bakar

alternatif pengganti minyak bumi, salah satunya bio-oil.

4
2.2 TEKNOLOGI PIROLISIS

Pirolisis berasal dari kata Pyro (Fire/Api) dan Lyo (Loosening/Pelepasan)

untuk dekomposisi termal dari suatu bahan organik. Jadi pirolisis adalah proses

konversi dari suatu bahan organik pada suhu tinggi dan terurai menjadi ikatan

molekul yang lebih kecil. Pirolisis merupakan suatu bentuk insinerasi yang

menguraikan bahan organik secara kimia melalui pemanasan dengan mengalirkan

nitogen sebagai gas inert. Proses ini menghasilkan uap organik, gas pirolisis dan

arang. Uap organik yang dihasilkan mengandung karbon monoksida, metana, karbon

dioksida, tar yang mudah menguap dan air. Uap organik kemudian dikondensasikan

menjadi cairan.Cairan hasil pirolisis dikenal sebagai bio-oil (Awaluddin, 2007).

Proses pirolisis dikategorikan menjadi 4 tipe yaitu (Goyal dkk, 2006):

a. Pirolisis lambat (Slow Pyrolysis)

Pirolisis yang dilakukan pada pemanasan rata-rata lambat (5-7 K/menit).Pirolisis

ini menghasilkan cairan yang sedikit sedangkan gas dan arang lebih banyak

dihasilkan.

b. Pirolisis cepat (Fast Pyrolysis)

Pirolisis ini dilakukan pada lama pemanasan 0,5-2 detik, suhu 400-600 oC dan

proses pemadaman yang cepat pada akhir proses. Pemadaman yang cepat sangat

penting untuk memperoleh prduk dengan berat molekul tinggi sebelum akhirnya

terkonversi menjadi senyawa gas yang memiliki berat molekul rendah.Dengan

cara ini dapat dihasilkan produk minyak pirolisis yang hingga 75 % lebih tinggi

dibandingkan dengan pirolisis konvensional.

c. Pirolisis Kilat (Flash Pyrolysis)

5
Proses pirolisis ini berlangsung hanya beberapa detik saja dengan pemanasan yang

sangat tinggi. Flash pyrolysis pada biomassa membutuhkan pemanasan yang cepat

dan ukuran partikel yang kecil sekitar 105 - 250 μm.

d. Pirolisis katalitik biomassa

Pirolisis katalitik biomassa untuk membuktikan kualitas minyak yang dihasilkan.

Minyak tersebut diperoleh dengan cara pirolisis katalitik biomassa tidak

memerlukan teknik pra-pengolahan sampel yang mahal yang melibatkan

kondensasi dan penguapan kembali.

Proses pirolisis Salah satu metode konversi bahan organik menjadi energi

adalah menggunakan proses pirolisis. Secara ilmiah, pirolisis adalah proses

dekomposisi termal bahan organik pada temperatur sekitar 350-550⁰C tanpa oksigen.

Proses ini melepas 3 jenis produk, yaitu cair (Bio-oil), padat (arang), dan gas (CO,

CO2, H2, H2O, dan CH4) (Cahyono, 2013). Pirolisis cepat (fast pyrolysis) merupakan

teknik yang relatif baru untuk menghasilkan energi terbarukan. Dibandingkan dengan

pembakaran dan gasifikasi serta karbonisasi, yang juga merupakan proses pirolisis

lambat yang telah dipraktekkan secara luas dan komersial, pirolisis biomassa terutama

pirolisis cepat masih berada dalam tahap pengembangan awal. Dalam proses pirolisis,

komposisi produk akhir sangat bergantung pada komposisi bahan dan kondisi proses

pirolisis.

Pirolisis atau devolatilisasi adalah proses fraksinasi material oleh suhu. Proses

pirolisis dimulai pada temperatur sekitar 230⁰C, ketika komponen yang tidak stabil

secara termal, dan volatile matters pada sampah akan pecah dan menguap bersamaan

dengan komponen lainnya. Produk cair yang menguap mengandung tar dan

polyaromatic hydrocarbon. Produk pirolisis umumnya terdiri dari tiga jenis, yaitu gas

(H2, CO, CO2, H2O, dan CH4), tar (pyrolitic oil), dan arang. Parameter yang

6
berpengaruh pada kecepatan reaksi pirolisis mempunyai hubungan yang sangat

kompleks. Pirolisis merupakan suatu bentuk insinerasi yang menguraikan bahan

organik secara kimia melalui pemanasan dengan mengalirkan nitrogen sebagai gas

inert. Uap organik kemudian dikondensasikan menjadi cairan. Cairan hasil pirolisis

dikenal sebagai bio-oil.

Dalam proses pirolisis, komposisi produk akhir sangat bergantung pada

komposisi bahan dan kondisi proses pirolisis. Oleh karena itu, untuk mengetahui

pengaruh jenis bahan sampah organik berupa daun dan ranting kering, terhadap

kuantitas (rendemen) dan kualitas (nilai kalor) produk bio-oil yang dihasilkan, perlu

dilakukan sebuah penelitian agar bisa dijadikan dasar dalam perencanaan mesin

pirolisis skala yang lebih besar. Beberapa macam katalis telah digunakan dalam

proses pirolisis seperti katalis dari bahan alam (silika alumina, bentonit clay, alumina

hidroksilat, dan zeolit) dan katalis sintetik (metallic oxides, silika alumina, silika

magnesia, dan karbon aktif). Faktor-faktor atau kondisi yang mempengaruhi proses

pirolisis adalah:

a. Waktu

Waktu berpengaruh pada produk yang akan dihasilkan karena, semakin lama

waktu proses pirolisis berlangsung. produk yang dihasilkannya (residu padat,

tar, dan gas) makin naik. Kenaikan itu sampai dengan waktu tak hingga (τ) yaitu

waktu yang diperlukan sampai hasil padatan residu, tar, dan gas mencapai

konstan. Nilai τ dihitung sejak proses isotermal berlangsung. Tetapi jika

melebihi waktu optimal maka karbon akan teroksidasi oleh oksigen (terbakar),

menjadi karbon dioksida dan abu. Untuk itu pada proses pirolisis penentuan

waktu optimal sangatlah penting.

b. Suhu

7
Suhu sangat mempengaruhi produk yang dihasilkan karena sesuai dengan

persamaan Arhenius, suhu makin tinggi nilai konstanta dekomposisi termal

makin besar akibatnya laju pirolisis bertambah dan konversi naik.

c. Ukuran Partikel

Ukuran partikel berpengaruh terhadap hasil,semakin besar ukuran partikel. Luas

permukaan per satuan berat semakin kecil, sehingga proses akan menjadi

lambat.

d. Berat Partikel

Pada berat partikel, semakin banyak bahan yang dimasukkan, menyebabkan

hasil bahan bakar cair (tar) dan arang akan meningkat.

Proses pirolisis dapat dilakukan dengan dan tanpa katalis. Keuntungan pada

pirolisis dengan katalis, yaitu katalis menurunkan fraksi cair dan meningkatkan fraksi

gas. Katalis yang pada proses pirolisis berfungsi untuk menurunkan temperatur reaksi,

mempercepat reaksi, serta menghasilkan produk dengan karbon atom yang lebih

spesifik dan hidrokarbon yang ringan.

2.3 DEFINISI BIO OIL

Bio-oil merupakan produk utama dari proses pirolisis cepat (Fast Pyrolysis).

Bio-oil adalah cairan coklat gelap yang tersusun dari senyawa-senyawa teroksigenasi

tinggi (highly oxigenated compounds), yang diproduksi melalui fast pyrolisis, dimana

propertinya mendekati Heavy Fuel Oil (HFO) nomor 2 atau 6. Bio-oil bersifat asam

dengan pH sekitar 3-4, yang mempunyai nilai kalor sebesar 75.000 BTU per galon.

Bio-oil berbeda dengan asap cair yang sudah dikenal secara umum di Indonesia. Asap

cair dihasilkan dari proses slow pyrolisis dimana laju transfer panasnya sangat kecil,

8
vapour residence time yang panjang dan sebagian besar mengandung air (70%), fenol,

asam karboksilat dan karbonil. Sedangkan bio oil dihasilkan dari proses fast pyrolisis

dimana laju transfer panasnya cepat, vapour residence time yang pendek dan sebagian

besar mengandung senyawa-senyawa teroksigenasi tinggi.

Bio-oil bersifat larut sempurna dalam alkohol, dimana pelarutannya akan

meningkatkan stabilitas bahan dan menurunkan viskositas sehingga cocok digunakan

sebagai bahan bakar. Bio-oil tidak dapat larut dalam diesel oil, tetapi dapat

diemulsifikasi dengan diesel oil. Emulsifikasi 10-30% bio-oil dalam diesel oil dapat

memperbaiki stabilitas bahan bakar, memperbaiki viskositas, mengurangi tingkat

korosifitas, dan meningkatkan nilai bilangan cetane.

Bio-oil merupakan salah satu sumber energi alternatif yang dapat diperbaharui

dan ramah lingkungan. Bio-oil dapat digunakan untuk berbagai keperluan industri

antara lain sebagai combustion fuel dan power generation untuk memproduksi bahan

kimia serta dapat dicampur dengan minyak diesel sebagai bahan bakar. Kulit kayu

pinus merupakan salah satu biomassa yang dapat digunakan sebagai energi alternatif

untuk menghasilkan bio-oil. Selama ini kulit kayu pinus hanya dianggap sebagai

limbah yang mencemari lingkungan. hampir semua bagian pohon pinus dapat

dimanfaatkan, antara lain bagian batangnya dapat disadap untuk diambil getahnya.

Pelepah nipah memiliki potensi untuk dimanfaatkan menjadi bio-oil karena

kandungan holoselulosa yang besar. Salah satu teknologi proses yang dapat

digunakan dalam pembuatan bio-oil yaitu pirolisis (Yunanda, 2016).

Bahan baku pembuatan bio-oil salah satunya dapat diolah dari reject pulp

industri pulp, karena masih mengandung selulosa. Bio-oil adalah bahan bakar cair

berwarna gelap, beraroma seperti asap, dan diproduksi dari biomassa seperti kayu,

kulit kayu, kertas, atau biomassa melalui teknologi pirolisa (pirolisis) atau pirolisa

9
cepat. Bio-oil diproduksi dengan proses pirolisis menggunakan biomassa dengan

pemanasan, tanpa adanya kandungan oksigen. Uap organik yang dihasilkan dari

proses pirolisis dikondensasikan menjadi bio-oil.

Bio-oil adalah cairan yang tidak larut dalam air, bahan bakar yang dapat

dioksigenasi, mengandung karbon, hidrogen, dan oksigen dengan kandungan nitrogen

dan sulfur yang sangat sedikit. Bahkan kandungan sulfur pada bio-oil dapat diabaikan.

Kandungan bio-oil tergantung pada biomassa yang digunakan, namun zat-zat kimia

yang terdapat pada bio-oil terdiri dari kelompok karbonil, karboksil, hidroksil, dan

metoksi (Aldrin, 2013).

2.4 KOMPOSISI BIO OIL

Secara umum. Komposisi bio oil hasil pirolisis terdiri dari :

1) Air 15-30%

2) Lignin pirolitik 20-30%

3) Asam karboksilat 10-20% (terdiri dari asetat, formik, propionik dan glikol sebagai

asam karboksilat terbanyak dan butirat, pentanoik serta heksanoik yang

merupakan asam karboksilat yang dihasilkan sedikit)

4) Aldehid 14-25% (glikodehid, glyoxal, hidroksipropinol, metik glyoxal dan sedikit

formaldehid, asetaldehid 2-furaldehid dan syringaldehid)

5) Gula 5-15% (levoglukosan, fruktosa, cellobiosan, glukosa dan sedikit

mengandung oligosakarida, dan ydroglukofuranosa)

6) Keton 4-10% (hidroksipropana, siklopentanon, siklopentana, furanon,

hidroksimetilpiron dan sedikit butirolakton, asetiloksipropanon),

7) Alkohol 2-10% (asetol, metanol, etilen glikol)

10
8) Padatan 2-8%.

Berikut meruapakan karakteristik bio oil dari berbagai bahan baku :

1. Batang jagung

Karakteristik : - Bentuk : Cair

- Hight Heating Valve (HHV) : 18 MJ / Kg

- Flash Point : 48 – 55 0 C

- Pour Point : - 33 0C - Dew Point : 28 – 32 0C

- Viskosity : 50 cp (pada 40 0 C)

- Kelembaban : 20 – 25 Wt % - Kadar abu : 0 Wt %

- Densitas : 1,2 Kg / L - Tegangan Permukaan : 35 – 39 mN / m

- Keasaman (pH) : 2,5 - Kandungan Padatan : < 1 %

- Kemurnian : 96 % (Anonim,2010)

2. Tandan kosong sawit

Karakteristik : Densitas 1,005 gram/ml, viskositas 2,296 cSt, angka asam 45,373 mg

o
NaOH/gram sampel, dan titik nyala 52 C. Senyawa dominan yang terkandung di

o
dalam bio-oil pada suhu pirolisis 320 C, persentase pengembanan logam 1,5% dan

penggunaan katalis Mo/NZA 5% adalah Pentane, 2,2,4,4-tetramethyl-, 1-Pentene,

2,4,4-trimethyl-, Cyclohexane,1-bromo-4-methyl-, Hexane, 2,2-dimethyl-, Pentane,

2,4-dimethyl

3. Limbah industry hasil hutan

Karakteristik : Pembuatan bio-oil dari serbuk kayu, kulit kayu dan sludge

menggunakan teknik pirolisis free fall pyrolisis dengan suhu 400–550oC, diperoleh

rendemen bio-oil berkisar antara 1–5%, kadar fenol 2,97–3,68%, pH 2,98– 3,37, berat

jenis 1,086–1,092 g/cm3, nilai kalor 8,97- 9,28 MJ/kg (hanya sampel serbuk kayu

pada suhu 500 dan 550oC), dan daya nyala termasuk dalam katagori tidak terbakar

11
sampai katagori sedang. Bio-oil yang dihasilkan didominasi oleh asam-asam terutama

asam asetat, dan fenol serta terdapat beberapa komponen zat yang mudah terbakar

yaitu aseton, benzene, dan furfuril alkohol. Perlakuan yang menghasilkan bio-oil

tertinggi adalah suhu 550oC dengan bahan baku serbuk kayu mahoni yang mempunyai

karakteristik; rendemen liquid 25%, rendemen bio-oil sebesar 5%, kadar fenol 3,66%,

pH 2,98, bobot jenis 1,092 g/cm3, nilai kalor 9,28 MJ/kg dan daya nyala lambat.

4. Serbuk gergaji

Karakteristik : Pembuatan bio-oil dari serbuk gergaji kayusengon menggunakan

teknik pirolisis lambat dengan suhu 350-500 C, waktu30 dan 60 menit, menghasilkan

rendemen bio-oil berkisar antara ,29-7,99%, kadar fenol3,71-3,82%, pH 2,83-3,11,

berat jenis 1,16-1,17 g/cm , nilai kalor 19,51-22,42 MJ/kg, dandaya nyala termasuk

dalam katagori lambat -sedang. Bio-oil yang dihasilkan didominasioleh asam asetat,

fenol, dan furfural sertaterdapat beberapa komponen yangmudahterbakar yaitu 2-

propanon (CAS) aseton,benzene, 1,2,4 trimethylbenzene, dan 2-furanmethanol

(furfuril alkohol)

5. Ampas tebu

Karakteristik :

Komposi (% berat) Bagasse Kayu Pine/Spruce 53% + 47% Bark

si
Air 20,8 24,3

Lignin 23,5 24,9


Cellobiosan 2,2 1,9
Glyox 1,9

al
Hidro asetaldehid 10,2 10,2

ksi
Levoglukosan 3,0 6,3

12
Formaldehid 3,4 3,0
Asam format 5,7 3,7
Asam asetat 6,6 4,2
Acetol 5,8 4,8
Tidak diketahui 18,8 14,8
Total 100 100

2.5 KEGUNAAN BIO OIL

Bio-oil dapat digunakan pada aplikasi sebagai berikut :

a. Digunakan sebagai pembangkit generator

b. Produksi bahan – bahan resin

c. Produksi gula anhydrous seperti levoglukosan

d. Dapat digunakan sebagai bahan bakar untuk transportasi dan sebagai pengganti

bahan bakar yang sangat baik

e. Digunakan sebagai bahan bakar pengikat membuat pelat menjadi tipis dan

menjadikan batu dari bahan sisa organik yang dapat dibakar

f. Bio-oil dapat digunakan sebagai bahan pengawet seperti pengawet kayu

g. Campuran yang sesuai pirolisis cair dengan minyak diesel dapat digunakan

sebagai bahan bakar mesin diesel

2.6 PROSES PEMBUATAN BIO OIL DENGAN TEKNOLOGI PIROLISIS

13
Proses produksi bio oil dimulai dengan mempersiapkan bahan baku lignoselulosa seperti

kayu atau limbah agroindustri menjadi partikel–partikel yang lebih kecil hingga diameter

kurang dari 1 mm. Pengecilan ukuran dimaksudkan untuk mempercepat reaksi pirolisis.

Bahan kemudian dimasukan ke dalam reaktor yang dipanaskan pada suhu 450 – 500°C tanpa

kehadiran oksigen.  Bahan baku akan terbakar dan akan menguap seperti droplet yang

dilemparkan air ke dalam permukaan wajan panas. Di dalam reaktor pirolisis, partikel akan

dikonversi menjadi uap yang dapat dikondensasi, gas yang tidak dapat dikondensasi, dan

padatan arang.  Produk kemudian ditransportasikan ke dalam cyclone. Di dalamcyclone gas

yang dapat dikondensasi akan dikondensasikan dan selanjutnya disebut sebagai bio oil, dan

arang yang terbentuk dipisahkan. Sementara itu, gas yang tidak dapat terkondensasi

(termasuk di dalamnya CO2, H2, dan CH4) akan dibakar dan dikembalikan ke reaktor untuk

menjaga panas dari proses. Dalam reaksi produksi bio oil tidak dihasilkan limbah atau zero

waste (Gambar 35). 100 % bahan baku dikonversi menjadi bio oil dan arang, sedangkan gas

yang tidak dapat dikondensasi dikembalikan ke dalam proses sebagai sumber energi. Tiga

14
produk akhir yang dihasilkan dalam proses pirolisis yaitu : bio oil (60 – 75 wt %), arang (15 –

20 wt %), dan gas tidak terkondensasi (10 – 20 wt %).

BAB III

PENUTUP

15
3.1. Kesimpulan

Kebutuhan energi dari bahan bakar minyak bumi (BBM) di berbagai negara di

dunia dalam tahun terakhir ini mengalami peningkatan. Tidak hanya pada negara-

negara maju, tetapi juga di negara berkembang seperti Indonesia. Untuk

mengantisipasi krisis bahan bakar minyak bumi (BBM) pada masa yang akan datang.

Saat ini telah dikembangkan pemanfaatan limbah sebagai sumber energi terbarukan,

contohnya untuk pembuatan bio-oil.

Bio-oil merupakan cairan teroksigenasi yang memiliki kerapatan yang tinggi

dan dapat digunakan sebagai pengganti bahan bakar pada beberapa penerapannya.

Bio-oil dapat terbakar dalam mesin diesel, turbin atau boilerdan dapat juga digunakan

untuk produksi zat-zat kimia tertentu.. Saat ini industri kelapa sawit berkembang

pesat, menghasilkan limbah biomassa yang cukup banyak dan kurang dimanfaatkan.

3.2. Saran

1. Pada sekitar kita terdapat banyak limbah organik yang terkadang diabaikan begitu

saja, padahal limbah tersebut dapat diolah dan dimanfaatkan dalam kehidupan

masyarakat. Contohnya limbah tersebut diolah menjadi bio-oil. Dengan membaca

makalah ini diharapkan dapat menjadi inspirasi bagi kita agar lebih peduli terhadap

lingkungan.

2. Semoga makalah ini dapat menjadi referensi berguna bagi setiap kalangan yang ingin

mencoba mengolah limbah organik menjadi bio-oil.

DAFTAR PUSTAKA

16
Cahyono, M. S., dkk. 2013. Pengaruh Jenis Bahan pada Proses Pirolisis Sampah Organik

Menjadi Bio-Oil sebagai Sumber Energi Terbarukan. Jurnal Sains dan Teknologi

Lingkungan. Vol. 5(2) : 67-76

Romadani, S., dkk. 2014. Konversi Pelepah Nipah Menjadi Bio-Oil dengan Variasi Katalis

NiMo/Lempung Cengar Melalui Proses Pirolisis. Jom FTEKNIK. Vol. 1(2) : 1-10

Yunanda, Y. I., dkk. 2016. Pirolisis Kulit Kayu Pinus Merkusii Menjadi Bio-Oil

Menggunakan Katalis Mo/Lempung Cengar. Jom FTEKNIK. Vol. 3(1) : 1-8

Aldrin, I., dkk. 2013. Pirolisis Reject Pulp menjadi Bio-Oil dengan Menggunakan Katalis

Ni/NZA. Jurnal Teknik Kimia. Vol. 1(1) : 91-105

17

Anda mungkin juga menyukai