Anda di halaman 1dari 13

PT PUSRI

5. Neraca Ekonomi
5.1 Laporan Laba Rugi PT PUSRI
Laporan laba rugi merupakan ikhtisar pendapatan, dan beban untuk suatu jangka
waktu tertentu, misalnya satu bulan atau satu tahun. Laporan laba rugi
menunjukkan hasil usaha suatu perusahaan dalam jangka waktu tertentu.
Informasi yang terdapat dalam laporan laba rugi dapat menjawab pertanyaan
tentang hasil usaha perusahaan. Cara untuk menyajikan beban-beban usaha dalam
laporan laba rugi berbeda antara perusahaan satu dengan yang lain. Cara biasa
yang dipilih adalah menyusun beban beban tersebut berdasarkan urutan besarnya,
dimulai dari beban yang paling besar jumlahnya. Beban serba serbi biasanya
ditempatkan pada urutan yang paling akhir, tanpa memandang besarnya jumlah
beban.
5.2 Laporan Posisi Keuangan
Laporan posisi keuangan adalah daftar aktiva, kewajiban, dan modal perusahaan
pada suatu saat tertentu, misalnya pada akhir bulan. Daftar ini juga menunjukkan
tentang kekayaan yang dipunyai perusahaan serta sumber pembelanjaannya.
Neraca menunjukkan posisi keuangan perusahaan pada suatu saat tertentu. Dalam
neraca, juga terdapat akun laba ditahan. Laba ditahan dapat dibatasi sesuai
keinginan dewan direksi, misalnya dewan direksi dapat menetapkan bahwa suatu
bagian laba ditahan dibatasi untuk maksud tertentu, seperti perluasan fasilitas
pabrik. Jika pembatasan pada laba ditahan adalah material, maka pembatasan
tersebut biasanya diungkapkan dalam catatan atas laporan keuangan. Bagian laba
ditahan yang dibatasi, dilaporkan dalam neraca secara terpisah, dari jumlah yang
tidak dibatasi yang tersedia untuk dividen.
6. Humanitas
6.1 Penanganan Dampak Lingkungan
Kepedulian lingkungan merupakan salah satu pandangan dan sikap
manajemen PT Pupuk Sriwijaya (Pusri). Manajemen PT Pusri bertekad
melaksanakan kegiatan industri berwawasan lingkungan yang berkelanjutan,
melalui pengelolaan sumber daya secara efisien dan bijaksana. Tujuannya,
agar bermanfaat bagi masyarakat dan mencegah pencemaran terhadap
lingkungan. Pusri menerapkan Sistem Manajemen Lingkungan ISO-14001
sebagai landasan untuk menerapkan dan mengkaji ulang tujuan serta sasaran
lingkungan secara menyeluruh. ISO 14001 adalah sertifikasi kelas dunia
dalam penerapan sistem manajemen lingkungan suatu perusahaan. Artinya,
baik-buruk sistem manajemen lingkungan suatu perusahaan dapat dinilai
berdasarkan standar ISO 14001.
PT PUSRI paham betul dampak proses sebuah perusahaan petrokimia
yang memproduksi urea terhadap lingkungan. Karenanya, komitmen terhadap
kelestarian lingkungan lebih diutamakan. Dalam pengelolaan limbah pabrik,
usaha-usaha diarahkan pada penekanan dan pengurangan jumlah limbah yang
dibuang ke lingkungan dengan prinsip 5 R + 1 T (Reduce, Recovery, Recycle,
Reuse, Refine, and Treatment). Teknisnya, antara lain dengan mengurangi
limbah dari sumber, daur ulang. Lalu pengambilan dan pemanfaatan kembali
secara berkelanjutan menuju produksi bersih dan pengolahan. Salah satu bukti
kesungguhan PT Pusri melaksanakan komitmen tersebut adalah dengan
menginvestasikan miliaran rupiah untuk pengadaan alat-alat pengolah limbah
dan membangun sarana prasarananya.
Saat ini PT Pusri sudah menerapkan sebuah sistem pengelohan limbah
yang didukung dengan alat-alat canggih berkualifikasi internasional. Unit-
unit, itu terdiri dari beberapa bagian seperti unit pengolah limbah cair, unit
pengolah limbah minyak, pengolah limbah gas, dan polusi suara.
6.1.1 Unit Pengolahan Limbah Cair
Sistem Pengelolaan limbah cair di PT Pusri terdiri dari pusri effluent
treatment (PET), instalasi pengolahan air limbah (IPAL), dan kolam air
limbah (KAL) yang digunakan untuk mengolah limbah cair yang berasal dari
pusri IB, IIB, III, IV dan komplek pusri. Sebelum dialirkan ke unit
pengolahan, air limbah ditampung terlebih dahulu dengan minimasi
pengolahan air limbah (MPAL) yang terletak pada setiap pabrik. Limbah yang
telah diolah dengan sistem tertutup dapat didaur ulang untuk digunakan pada
proses produksi dan pada sistem terbuka dibuang ke badan air, yaitu ke Sungai
Musi. Pengelolaan limbah cair ini dioperasikan oleh bagian utilitas IV PT
Pusri.
a. Pusri Effluent Treatment (PET)
Pusri effluent treatment (PET) merupakan unit pengolahan limbah cair di
PT Pusri yang dibangun pada tahun 1993, PET digunakan untuk
menghilangkan kandungan Urea dan Amonia yang terbawa bersama
limbah cair keluaran pabrik. Air yang akan diolah di PET sebelumnya
dikumpulkan pada collecting pit yang terletak pada setiap pabrik. Prinsip
kerja dari PET adalah menghidrolisa (mengurai) urea yang terkandung
pada air limbah dengan cara pemanasan pada suhu 210 oC dan tekanan 22
kg/cm2 g. Pada suhu 210oC, amonia terurai menjadi NH3 dan CO2. Suhu
dinaikkan secara bertahap dengan preheater dari 30oC menjadi 210oC.
Pada proses ini dihasilkan offgas dan treated water. Offgas dengan
kandungan NH3 dan CO2 yang dapat dikirim kembali ke pabrik urea.
Gambar 1. Diagram Alir Pusri Effluent Treatment

b. Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL)


Instalasi pengolahan air limbah di PT Pusri dirancang untuk mengatasi
air limbah yang berasal dari pabrik IB,IIB,III, dan IV. Sebelum air menuju
IPAL, air limbah dipisahkan dari air hujan pada collecting pit yang terletak
pada masing-masing pabrik. IPAL dirancang untuk menangani air limbah
dengan kapasitas sebesar 500 m3 /hari. Berikut diagram alir pengolahan air
limbah di PT Pusri:

Gambar 2. Diagram Alir IPAL


1. MPAL
MPAL merupakan tempat menampung limbah cair di setiap pabrik
untuk mencegah tercampurnya limbah cair dengan air pada kanal
pabrik. PT Pusri memilik 4 MPAL, yaitu MPAL-1B di pabrik 1B,
MPAL-2B di pabrik IIB, MPAL-3 di pabrik III, dan MPAL-4 di pabrik
IV.
2. Kolam ekualisasi
Kolam ekualisasi merupakan kolam yang digunakan untuk
menyeragamkan debit yang akan masuk ke tahap pengolahan
selanjutnya, agar dapat meredam fluktuasi kuantitas dan kualitas
limbah cair.
3. Emergency pond
Emergency pond merupakan kolam tertutup yang digunakan untuk
penampungan sementara limbah cair dari pabrik yang memiliki
konsentrasi tinggi (kandungan NH3 lebih dari 500 ppm dan urea lebih
dari 150 ppm. Tujuan dari penampungan limbah cair pada kolam
emergensi yaitu menghindari terjadinya kelebihan konsentrasi amonia
yang dapat merusak unit-unit pengolahan berikutnya. Namun kini,
kolam emergensi sudah tidak digunakan sehingga fungsinya
digantikan oleh kolam ekualisasi. Hal ini terjadi akibat kinerja
emergency pond relatif sudah tidak optimum dan kapasitas kolam
ekualisasi dalam menampung lebih besar dibandingkan emergency
pond.
4. Stripper
Dalam stripper, amonia yang ada dalam limbah cair mengalami
pelucutan dengan steam stripping. Air limbah ditampung pada knock
out drum, sebelum dialirkan ke heat exchanger. Gas yang keluar dari
stripper akan menjalani proses pendinginan di cooler dengan cooling
water sebagai fluida pendingin. Saat pendinginan, sebagian gas akan
berubah menjadi kondensat. Gas dan kondensat dari cooler kemudian
diteruskan ke scrubber.
5. Scrubber
Prinsip scrubber yaitu memanfaatkan sifat amonia yang larut dalam
air. Penangkapan amonia dengan air dipercepat dengan memperluas
permukaan air dalam bentuk tetesan menggunakan penyemprot. Gas
dan kondensat masuk ke scrubber melalui bagian bawah akan kontak
dengan air yang disemprotkan dari atas sehingga amonia tertangkap
oleh air. Air yang digunakan pada scrubber berasal dari treated water
PET. Gas yang keluar dari scrubber dilepaskan ke atmosfer. Treated
water yang mengandung amonia >500 ppm kembali ke PET untuk
diolah lebih lanjut sedangkan air limbah dengan kadar ammonia
6. Wetland
Kolam ini difungsikan sebagai penampungan air limbah yang
mengandung amonia dan urea yang berasal dari scrubber. Berat
molekul amonia yang lebih kecil dibandingkan air, menyebabkan
konsentrasi amonia berada di atas permukaan sehingga apabila
mengalami kontak dengan matahari dapat terjadinya penguapan
sehingga konsentrasi amonia dalam air limbah berkurang. Wetland
merupakan kolam seluas 1,1 hektar dengan kedalaman 1,5 meter yang
ditanami eceng gondok. Di dalam wetland selain terjadi absorpsi
biologis urea dan amonia, juga terjadi nitrifikasi dan denitrifikasi. Akar
tanaman eceng gondok merupakan media bagi bakteri nitrifikasi untuk
menempel dan tumbuh, sehingga akan membantu menguraikan
nutrient yang terkandung dalam limbah cair. Sementara lumpur yang
terbentuk di dasar kolam merupakan media tumbuhnya bakteri
denitrifikasi.
7. Kolam air limbah
Kolam air limbah berfungsi mengkonversi amonia yang dihasilkan dari
hidrolisis urea dan senyawa nitrogen menjadi nitrat. Unit ini terdiri
dari 6 ruang dengan 4 diantaranya memiliki satu buah aerator. Kolam
air limbah merupakan unit pengolahan terakhir sebelum air dibuang ke
badan air Sungai Musi.
6.1.2 Unit Pengolah Limbah Minyak
Unit lainnya adalah unit pengolah limbah minyak menggunakan
alat yang disebut Oil Separator. Pada tiap-tiap collecting pit dilengkapi
dengan unit pemisah minyak yang bekerja secara kontinue dengan
kapasitas olahan 20 m3/jam. Pemisahan minyak ini dilakukan untuk
menjaga agar konsentrasi minyak yang akan diolah di Hydrolizer Stripper
terjaga pada kisaran < 10 ppm. Pada saluran-saluran kecil di dalam pabrik
juga dipasang Oil Skimmer yang berfungsi untuk menangkap minyak,
sehingga konsentrasi minyak yang akan diolah di unit biologi sudah
rendah.
6.1.3 Unit Pengolah Limbah Gas
Untuk mengolah limbah gas ada unit yang disebut Purge Gas Recovery
Unit (PGRU). Ini adalah unit yang paling mahal dari keseluruhan unit
pengolah limbah di PT Pusri. Dibangun pada pada tahun 1991 dan
menghabiskan dana 13,7 juta US dollar. PGRU adalah unit pengolah purge
gas yang terbuang dari pabrik Amoniak Pusri-II, Pusri-III dan Pusri -IV.
Hasil olahan berupa Tail gas digunakan sebagai bahan bakar sedangkan
gas H2 dan NH3 dikembalikan ke proses untuk dipakai kembali. Untuk
antisipasi gangguan operasional siaga alat scrubber unit. Ini merupakan
peralatan yang dipasang khusus untuk menanggulangi venting gas yang
mengandung Amoniak dari FIC-403 di pabrik Urea bila ada gangguan
operasional. Hasil olahan dikumpulkan dalam collecting pit dan kemudian
dikirim ke Unit Hydrolizer Stripper untuk diolah kembali. PT Pusri juga
membangun cerobong asap yang tinggi dan green barrier (sabuk hijau)
seluas 12, 8 (dari target total mencapai 27 ha) untuk menghambat limbah
gas yang tertiup angin ke arah permukiman penduduk. Green barrier ini
sekaligus berfungsi meredam suara yang dihasilkan oleh proses produksi.
6.1.4 Polusi Suara
Terakhir untuk antisipasi polusi suara, pada sumber-sumber bunyi
di peralatan pabrik amoniak seperti cerobong venting-venting gas,
dipasang alat peredam bunyi seperti Green Barrier.

6.2 Keselamatan Kerja


Dalam mewujudkan sistem atau program K3 yang baik PT. Pupuk
Sriwidjaja Palembang sendiri menerapkan Sistem Manajemen Keselamatan
dan Kesehatan (SMK3) yang telah sesuai dengan Undang-Undang
Ketenagakerjaan No. 13 Tahun 2003, Pasal 86 ayat 1, yang berisi bahwa
setiap pekerja atau buruh mempunyai hak untuk memperoleh perlindungan
atas Keselamatan dan Kesehatan (K3), moral dan kesusilaan, serta perlakuan
yang sesuai dengan harkat dan martabat manusia serta nilai-nilai agama.
Keamanan dan Keselamatan, Kesehatan Kerja dan Lingkungan Hidup
merupakan salah satu bagian dari tata nilai yang perlu diwujudkan. Untuk
mencapai tujuan tersebut PT Pupuk Sriwidjaja Palembang bertekad untuk :
1. Membangun landasan kepatuhan sejalan dengan hukum dan peraturan
Keselamatan & Kesehatan Kerja (K3) dan pelestarian lingkungan serta
komitmen sukarela.
2. Mengupayakan perbaikan berkelanjutan atas berbagai aspek yang
berkaitan dengan kinerja K3 dan pelestarian lingkungan.
3. Menetapkan dan pengkajian sasaran, penilaian dan pelaporan kinerja K3
dan pelestarian lingkungan dengan menerapkan best practices yang tepat
pada situasi setempat.
4. Memupuk pemahaman yang lebih baik mengenai masalah K3 dan
pelestarian lingkungan, terkait dengan aktivitas usaha perusahaan;
5. Menempatkan K3 dan pelestarian lingkungan sebagai bagian yang tidak
terpisahkan dari Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan (RKAP) dan
Laporan Tahunan;
6. Menyertakan partisipasi karyawan sebagai bagian dari upaya peningkatan
pelaksanaan kesehatan dan keselamatan kerja serta pelestarian lingkungan
Dari sisi K3, Pusri menerapkan standar safety tinggi dalam proses
pembuatan pupuk urea, penyimpanan bahan kimia dan produk. Secara rutin
dilakukan inspeksi pemeliharaan keamanan dan keselamatan bahan baku,
bahan kimia, proses, peralatan dan setiap bahan kimia dilengkapi dengan
Safety Data Sheet. Produk utama perusahaan yang berupa Ammonia (NH3),
pupuk Urea, pupuk NPK dan beberapa produk inovasi lainnnya dengan salah
satu bahan bakunya ialah amoniak. Ammonia merupakan hasil reaksi gas alam
dengan air dan udara, dan menghasilkan produk samping berupa gas
Karbondioksida (CO2). Ammonia mudah larut dalam air dan tidak bersifat
eksplosif. Perlindungan ammonia di Pusri sesuai dengan standar NFPA
(National Fire Protection Association) 400, Hazardous Materials Code.
Ammonia yang diproduksi Pusri berfase cair dan sebagian besarnya
digunakan sebagai bahan baku guna pembuatan urea dan sisanya disimpan
pada temperatur -33oC dalam tangki bertekanan yang dilengkapi dengan
kompresor refrigerasi dan instalasi pengamanan lainnya. Perlengkapan
pengamanan lainnya di tangki amoniak Pusri berupa dike, water curtain fog
dan spray water di sekeliling tangki guna meminimalisir paparan suhu panas
jika terjadi kebakaran di pabrik sehingga suhu auto ignition 651oC tidak
tercapai dan tidak ada zat oksidan yang mudah terbakar di sekitar tangki. Urea
yang diproduksi Pusri berupa padatan/kristal putih dengan formula CO(NH 2)2
dan dihasilkan dari reaksi ammonia dan karbondioksida. Urea biasa
dimanfaatkan sebagai pupuk, bersifat higroskopis dan tidak eksplosif. NPK
yang diproduksi Pusri merupakan pupuk majemuk yang terdiri dari campuran
unsur Nitrogen, Phosphate dan Kalium dengan formula yang bervariasi
(terutama NPK 15-15-15 sebagai pupuk bersubsidi) dan tidak ada satupun
yang bersifat eksplosif. Dalam proses produksi Ammonia, Urea dan NPK,
Pusri tidak menggunakan bahan baku berupa asam nitrat sehingga tidak
mungkin menghasilkan ammonium nitrat. Di sisi lain, Pusri juga tidak pernah
menggunakan ammonium nitrat sebagai bahan baku untuk memproduksi
NPK. Dengan demikian, Pusri aman dari potensi ledakan akibat ammonium
nitrat seperti yang terjadi di Beirut beribukota Lebanon.
DAFTAR PUSTAKA

http://www.pusri.co.id/eng/news-amp-event-latest-news/pabrik-pusri-aman-
sesuai-standard-safety/

http://repository.univ-tridinanti.ac.id/657/1/BAB%201.pdf

https://library.universitaspertamina.ac.id/xmlui/bitstream/handle/123456789/1154
/Laporan%20Kerja%20Praktik_Andini%20Mareta_104216017.pdf?
sequence=1&isAllowed=y

https://news.gatra.com/detail/news/487189/ekonomi/-pt-pusri-berkomitmen-jaga-
keselamatan

https://www.pusri.co.id/ina/pedoman-etika-usaha-dan-tata-perilaku-standar-tata-
perilaku/

https://www.pusri.co.id/ina/berita-amp-kegiatan-media-massa/unit-pengelolaan-
limbah-sangat-canggih/

https://www.pusri.co.id/ina/laporan-keuangan/

Anda mungkin juga menyukai