humanitas PT PUSRI
By aini mon maap men dk nyambung aku la ck uong
gilo capek sekali
Neraca Ekonomi
• Laporan Laba Rugi
• Laporan Posisi Keuangan
Neraca ekonomi
1. Laporan Laba Rugi PT PUSRI
• Laporan laba rugi merupakan ikhtisar pendapatan, dan beban untuk suatu jangka
waktu tertentu, misalnya satu bulan atau satu tahun. Laporan laba rugi
menunjukkan hasil usaha suatu perusahaan dalam jangka waktu tertentu.
Informasi yang terdapat dalam laporan laba rugi dapat menjawab pertanyaan
tentang hasil usaha perusahaan. Cara untuk menyajikan beban-beban usaha
dalam laporan laba rugi berbeda antara perusahaan satu dengan yang lain. Cara
biasa yang dipilih adalah menyusun beban beban tersebut berdasarkan urutan
besarnya, dimulai dari beban yang paling besar jumlahnya. Beban serba serbi
biasanya ditempatkan pada urutan yang paling akhir, tanpa memandang besarnya
jumlah beban.
Neraca ekonomi
Neraca ekonomi
Neraca ekonomi
2. Laporan Posisi Keuangan
• Laporan posisi keuangan adalah daftar aktiva, kewajiban, dan modal perusahaan pada
suatu saat tertentu, misalnya pada akhir bulan. Daftar ini juga menunjukkan tentang
kekayaan yang dipunyai perusahaan serta sumber pembelanjaannya. Neraca
menunjukkan posisi keuangan perusahaan pada suatu saat tertentu. Dalam neraca,
juga terdapat akun laba ditahan. Laba ditahan dapat dibatasi sesuai keinginan dewan
direksi, misalnya dewan direksi dapat menetapkan bahwa suatu bagian laba ditahan
dibatasi untuk maksud tertentu, seperti perluasan fasilitas pabrik. Jika pembatasan pada
laba ditahan adalah material, maka pembatasan tersebut biasanya diungkapkan dalam
catatan atas laporan keuangan. Bagian laba ditahan yang dibatasi, dilaporkan dalam
neraca secara terpisah, dari jumlah yang tidak dibatasi yang tersedia untuk dividen.
Neraca ekonomi
Neraca ekonomi
Unit Pengolahan
Limbah Cair
Unit Pengolahan
Penanggulangan Limbah Minyak
Dampak
Lingkungan Unit Pengolahan
Humanitas
Limbah Gas
Keselamatan
Kerja
Polusi Suara
Humanitas
1. Penanganan Dampak Lingkungan
• Kepedulian lingkungan merupakan salah satu pandangan dan sikap manajemen PT Pupuk Sriwijaya
(Pusri). Manajemen PT Pusri bertekad melaksanakan kegiatan industri berwawasan lingkungan
yang berkelanjutan, melalui pengelolaan sumber daya secara efisien dan bijaksana. Tujuannya,
agar bermanfaat bagi masyarakat dan mencegah pencemaran terhadap lingkungan. Pusri
menerapkan Sistem Manajemen Lingkungan ISO-14001 sebagai landasan untuk menerapkan dan
mengkaji ulang tujuan serta sasaran lingkungan secara menyeluruh. Dalam pengelolaan limbah
pabrik, usaha-usaha diarahkan pada penekanan dan pengurangan jumlah limbah yang dibuang ke
lingkungan dengan prinsip 5 R + 1 T (Reduce, Recovery, Recycle, Reuse, Refine, and Treatment).
Teknisnya, antara lain dengan mengurangi limbah dari sumber, daur ulang. Lalu pengambilan dan
pemanfaatan kembali secara berkelanjutan menuju produksi bersih dan pengolahan. Salah satu
bukti kesungguhan PT Pusri melaksanakan komitmen tersebut adalah dengan menginvestasikan
miliaran rupiah untuk pengadaan alat-alat pengolah limbah dan membangun sarana prasarananya.
Humanitas
•Sistem Pengelolaan limbah cair di PT Pusri terdiri dari pusri effluent treatment
(PET), instalasi pengolahan air limbah (IPAL), dan kolam air limbah (KAL) yang
digunakan untuk mengolah limbah cair yang berasal dari pusri IB, IIB, III, IV
dan komplek pusri. Sebelum dialirkan ke unit pengolahan, air limbah ditampung
terlebih dahulu dengan minimasi pengolahan air limbah (MPAL) yang terletak
pada setiap pabrik. Limbah yang telah diolah dengan sistem tertutup dapat
didaur ulang untuk digunakan pada proses produksi dan pada sistem terbuka
dibuang ke badan air, yaitu ke Sungai Musi. Pengelolaan limbah cair ini
dioperasikan oleh bagian utilitas IV PT Pusri.
Humanitas
a.Pusri Effluent Treatment (PET)
MPAL
MPAL merupakan tempat menampung limbah cair di setiap pabrik
untuk mencegah tercampurnya limbah cair dengan air pada kanal
pabrik. PT Pusri memilik 4 MPAL, yaitu MPAL-1B di pabrik 1B, MPAL-2B
di pabrik IIB, MPAL-3 di pabrik III, dan MPAL-4 di pabrik IV.
Kolam ekualisasi
Kolam ekualisasi merupakan kolam yang digunakan untuk
menyeragamkan debit yang akan masuk ke tahap pengolahan
selanjutnya, agar dapat meredam fluktuasi kuantitas dan kualitas
limbah cair.
Humanitas
Emergency pond
Emergency pond merupakan kolam tertutup yang digunakan untuk penampungan sementara
limbah cair dari pabrik yang memiliki konsentrasi tinggi (kandungan NH 3 lebih dari 500 ppm
dan urea lebih dari 150 ppm. Tujuan dari penampungan limbah cair pada kolam emergensi
yaitu menghindari terjadinya kelebihan konsentrasi amonia yang dapat merusak unit-unit
pengolahan berikutnya. Namun kini, kolam emergensi sudah tidak digunakan sehingga
fungsinya digantikan oleh kolam ekualisasi. Hal ini terjadi akibat kinerja emergency pond
relatif sudah tidak optimum dan kapasitas kolam ekualisasi dalam menampung lebih besar
dibandingkan emergency pond.
Stripper
Dalam stripper, amonia yang ada dalam limbah cair mengalami pelucutan dengan steam
stripping. Air limbah ditampung pada knock out drum, sebelum dialirkan ke heat exchanger.
Gas yang keluar dari stripper akan menjalani proses pendinginan di cooler dengan cooling
water sebagai fluida pendingin. Saat pendinginan, sebagian gas akan berubah menjadi
kondensat. Gas dan kondensat dari cooler kemudian diteruskan ke scrubber.
Humanitas
Scrubber
Prinsip scrubber yaitu memanfaatkan sifat amonia yang larut dalam air. Penangkapan amonia dengan air
dipercepat dengan memperluas permukaan air dalam bentuk tetesan menggunakan penyemprot. Gas dan
kondensat masuk ke scrubber melalui bagian bawah akan kontak dengan air yang disemprotkan dari atas
sehingga amonia tertangkap oleh air. Air yang digunakan pada scrubber berasal dari treated water PET. Gas yang
keluar dari scrubber dilepaskan ke atmosfer. Treated water yang mengandung amonia >500 ppm kembali ke PET
untuk diolah lebih lanjut sedangkan air limbah dengan kadar ammonia
Wetland
Kolam ini difungsikan sebagai penampungan air limbah yang mengandung amonia dan urea yang berasal dari
scrubber. Berat molekul amonia yang lebih kecil dibandingkan air, menyebabkan konsentrasi amonia berada di
atas permukaan sehingga apabila mengalami kontak dengan matahari dapat terjadinya penguapan sehingga
konsentrasi amonia dalam air limbah berkurang. Wetland merupakan kolam seluas 1,1 hektar dengan kedalaman
1,5 meter yang ditanami eceng gondok. Di dalam wetland selain terjadi absorpsi biologis urea dan amonia, juga
terjadi nitrifikasi dan denitrifikasi. Akar tanaman eceng gondok merupakan media bagi bakteri nitrifikasi untuk
menempel dan tumbuh, sehingga akan membantu menguraikan nutrient yang terkandung dalam limbah cair.
Sementara lumpur yang terbentuk di dasar kolam merupakan media tumbuhnya bakteri denitrifikasi.
Humanitas
•Unit lainnya adalah unit pengolah limbah minyak menggunakan alat yang disebut Oil Separator.
Pada tiap-tiap collecting pit dilengkapi dengan unit pemisah minyak yang bekerja secara kontinue
dengan kapasitas olahan 20 m3/jam. Pemisahan minyak ini dilakukan untuk menjaga agar konsentrasi
minyak yang akan diolah di Hydrolizer Stripper terjaga pada kisaran < 10 ppm. Pada saluran-saluran
kecil di dalam pabrik juga dipasang Oil Skimmer yang berfungsi untuk menangkap minyak, sehingga
konsentrasi minyak yang akan diolah di unit biologi sudah rendah.
•Untuk mengolah limbah gas ada unit yang disebut Purge Gas Recovery Unit (PGRU). Ini adalah unit
yang paling mahal dari keseluruhan unit pengolah limbah di PT Pusri. Dibangun pada pada tahun 1991
dan menghabiskan dana 13,7 juta US dollar. PGRU adalah unit pengolah purge gas yang terbuang dari
pabrik Amoniak Pusri-II, Pusri-III dan Pusri -IV. Hasil olahan berupa Tail gas digunakan sebagai bahan
bakar sedangkan gas H2 dan NH3 dikembalikan ke proses untuk dipakai kembali. Untuk antisipasi
gangguan operasional siaga alat scrubber unit. Ini merupakan peralatan yang dipasang khusus untuk
menanggulangi venting gas yang mengandung Amoniak dari FIC-403 di pabrik Urea bila ada
gangguan operasional. Hasil olahan dikumpulkan dalam collecting pit dan kemudian dikirim ke Unit
Hydrolizer Stripper untuk diolah kembali.
Humanitas
PT Pusri juga membangun cerobong asap yang tinggi dan green barrier
(sabuk hijau) seluas 12, 8 (dari target total mencapai 27 ha) untuk
menghambat limbah gas yang tertiup angin ke arah permukiman
penduduk. Green barrier ini sekaligus berfungsi meredam suara yang
dihasilkan oleh proses produksi.
4. Polusi Suara
•Dalam mewujudkan sistem atau program K3 yang baik PT. Pupuk Sriwidjaja Palembang sendiri
menerapkan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan (SMK3) yang telah sesuai dengan Undang-
Undang Ketenagakerjaan No. 13 Tahun 2003, Pasal 86 ayat 1, yang berisi bahwa setiap pekerja atau
buruh mempunyai hak untuk memperoleh perlindungan atas Keselamatan dan Kesehatan (K3), moral
dan kesusilaan, serta perlakuan yang sesuai dengan harkat dan martabat manusia serta nilai-nilai
agama. Keamanan dan Keselamatan, Kesehatan Kerja dan Lingkungan Hidup merupakan salah satu
bagian dari tata nilai yang perlu diwujudkan. Untuk mencapai tujuan tersebut PT Pupuk Sriwidjaja
Palembang bertekad untuk :
Humanitas
1. Membangun landasan kepatuhan sejalan dengan hukum dan peraturan Keselamatan &
Kesehatan Kerja (K3) dan pelestarian lingkungan serta komitmen sukarela.
2. Mengupayakan perbaikan berkelanjutan atas berbagai aspek yang berkaitan dengan
kinerja K3 dan pelestarian lingkungan.
3. Menetapkan dan pengkajian sasaran, penilaian dan pelaporan kinerja K3 dan pelestarian
lingkungan dengan menerapkan best practices yang tepat pada situasi setempat.
4. Memupuk pemahaman yang lebih baik mengenai masalah K3 dan pelestarian lingkungan,
terkait dengan aktivitas usaha perusahaan;
5. Menempatkan K3 dan pelestarian lingkungan sebagai bagian yang tidak terpisahkan dari
Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan (RKAP) dan Laporan Tahunan;
6. Menyertakan partisipasi karyawan sebagai bagian dari upaya peningkatan pelaksanaan
kesehatan dan keselamatan kerja serta pelestarian lingkungan
Humanitas
•Dari sisi K3, Pusri menerapkan standar safety tinggi dalam proses
•Ammonia merupakan hasil reaksi gas alam dengan air dan udara,
(CO2). Ammonia mudah larut dalam air dan tidak bersifat eksplosif.
Humanitas
• Perlindungan ammonia di Pusri sesuai dengan standar NFPA (National Fire
Protection Association) 400, Hazardous Materials Code. Ammonia yang
diproduksi Pusri berfase cair dan sebagian besarnya digunakan sebagai bahan
baku guna pembuatan urea dan sisanya disimpan pada temperatur -33oC
dalam tangki bertekanan yang dilengkapi dengan kompresor refrigerasi dan
instalasi pengamanan lainnya. Perlengkapan pengamanan lainnya di tangki
amoniak Pusri berupa dike, water curtain fog dan spray water di sekeliling
tangki guna meminimalisir paparan suhu panas jika terjadi kebakaran di pabrik
sehingga suhu auto ignition 651oC tidak tercapai dan tidak ada zat oksidan
yang mudah terbakar di sekitar tangki.
Humanitas
• Urea yang diproduksi Pusri berupa padatan/kristal putih dengan formula CO(NH 2)2 dan
dihasilkan dari reaksi ammonia dan karbondioksida. Urea biasa dimanfaatkan sebagai pupuk,
• NPK yang diproduksi Pusri merupakan pupuk majemuk yang terdiri dari campuran unsur
Nitrogen, Phosphate dan Kalium dengan formula yang bervariasi (terutama NPK 15-15-15
sebagai pupuk bersubsidi) dan tidak ada satupun yang bersifat eksplosif.
• Dalam proses produksi Ammonia, Urea dan NPK, Pusri tidak menggunakan bahan baku
berupa asam nitrat sehingga tidak mungkin menghasilkan ammonium nitrat. Di sisi lain, Pusri
juga tidak pernah menggunakan ammonium nitrat sebagai bahan baku untuk memproduksi
NPK. Dengan demikian, Pusri aman dari potensi ledakan akibat ammonium nitrat seperti yang