Anda di halaman 1dari 44

IKATAN KIMIA DAN

STOIKHIOMETRI

Ikatan ionik
Ikatan kovalen (Lewis, VB,

Hibridisasi, VSEPR dan MO)


Kereaktifan molekul

1
Elektron Valensi: teori oktet
 Dalam pembentukan ikatan kimia hanya elektron
terluar (valensi) yang berpartisipasi. Simbol titik dan
teori oktet Lewis adalah alat bantu untuk melihat
interaksi antara elektron-elektron terluar.
Contoh:
H2 digambarkan H . + . H H : H atau H – H
karena H hanya memiliki
.. satu.. elektron ..terluar
..
Cl2 digambarkan .. :
. Cl + . Cl Cl
.. :: Cl
: .. .. :

atau Cl-Cl karena atom Cl memiliki 7 elektron


elektron terluar
Jumlah elektron terluar setelah berikatan adalah 2 atau 8
(oktet) 2
Ikatan Ion
 Pembentukan: Interaksi elektrostatik antara ion-ion
berlawanan tanda.
 Kekuatan ion tergantung pada muatan dan jarak
antara ion yang berikatan

q1  muatan ion 1
kq1q 2
E ionic  q2  muatan ion 2
r r  jarak antar ion

 Senyawa ion bukan merupakan kumpulan molekul,


tetapi kumpulan ion

3
Kristal NaCl

4
Valensi dan Pembentukan Ikatan Ion
..
Na . + :Cl : NaCl
.
[Ne]3s1 [Ne]3s23p7
 Ionisasi Na: Na (g)  Na+ (g) + e-
 Afinitas elektron oleh Cl: Cl(g) + e-  Cl- (g)
 Reaksi keseluruhan, NaCl (kristal) dibentuk
dari unsur-unsurnya:
Na(p) + Cl2 NaCl
 Dalam kristal, sekumpulan ion Na+ dan Cl-
berantaraksi secara elektrostatis 5
Ikatan kovalan: Struktur Lewis dari
Molekul Cl2, O2 dan N2

pasangan elektron pasangan elektron


non-ikatan .. .. ikatan
: Cl .. :
Cl
..
 Struktur Lewis dari oksigen
.. ..
O
.. O
..

 Struktur Lewis dari nitrogen


:NN:
6
Struktur resonansi
 Perhatikan ion NO3-.
O O
O N O O N O

• Kedua struktur dibedakan dari lokasi ikatan


rangkap N=O. Kedua struktur ini disebut struktur
resonansi. Struktur nyatanya tidak pernah
diketahui.

7
Bukti adanya resonansi.
 Struktur resonansi dari benzena C6H6

• Panjang ikatan teoritis yang diharapkan (C=C and


C-C bonds).
• C= C  panjang ikatan = 133 pm = 0.133 nm
• C- C  panjang ikatan = 0.154 nm
• Panjang ikatan seluruh benzena 0.140 nm
8
Kekecualiaan teori (oktet)
Lewis
 Senyawa-senyawa Be  BeH2, BeCl2,
 Senyawa-senyawa B dan Al  BF3, AlCl3, BCl3
 BF3 tidak stabil karena B punya kecendrungan
menangkap pasangan elektron lain
BF3 + NH3  BF3NH3
 Ikatan B-N adalah contoh ikatan kovalen
koordinat

9
Teori Valence Bond (VB, ikatan
valensi) dan Hibridisasi

 VB = Struktur molekul
 Setiap elektron molekul menempati orbital atom-
atom penyusunnya
 Ikatan kovalen terbentuk dari tumpang tindih orbital-
orbital
Ikatan dalam molekul H2

H H 1s (H1) – 1s(H2)  bond

Daerah overlap (tumpang


tindih)
10
Ikatan dalam molekul Cl2
 Ada satu ikatan yang terbentuk dari
overlapping dua orbital 3p

Cl Cl

Deskripsi ikatan 3pz (Cl 1) – 3pz (Cl 2)

11
Orbital-orbital hibrida
Dalam molekul methane (CH4)
 Bentuk molekul tidak sesuai dengan
bentuk orbital-orbital atom yang
tumpang tindih
 Orbital-orbital atom membentuk orbital

baru (hibridida) sebelum membentuk


ikatan kovalen

12
Pembentukan orbital hibrida
sp3 pada metana
 3 orbital p + satu orbital s
menghasilkan empat orbital hibrida sp3
 Struktur molekul ditentukan oleh
overlapping orbital-orbital disekitar
atom C

13
Pembentukan orbital hibrida
sp3

14
Molekul CH4: tetrahedron
(sudut ikatan = 109 derajat)

15
Hibridisasi sp2: A Trigonal Planar
Molecule BH3 (sudut ikatan = 120
derajat)

H H

Overlap
regions B
Overlap region

H
16
Ikatan  dan ikatan rangkap
 Pada molekul C2H4 , satu atom C memiliki 3
orbital sp2 dan satu orbital tidak terhibridisasi,
p.
 Setiap orbital p yang tidak terhibridisasi
memiliki satu elektron
 Overlap dua orbital paralel 2pz menghasilkan
orbital 
 Ikatan rangkap = gabungan ikatan  dan 

17
Overlap orbital dalam C2H4
 Tiga tipe ikatan yang ada:

[sp2 (C 1 ) – 1s (H) ] x 4 
[sp2 (C 1 ) – sp2 (C 2 ) ] 
[2pz (C 1 ) – 2pz (C 2 ) ] 

18
Molekul C2H4 (Sudut ikatan =
HCH = HCC  120 )

19
Molekul C2H2

20
Model VSEPR
 Pasangan elektron mengambil posisi sedemikian rupa
sehingga tolakan antar pasangan elektron sekecil
mungkin
 Valence Shell Electron-Pair Repulsion Model
 Pasangan elektron ikatan rangkap sama kemampuannya dengan
pasangan elektron ikatan tunggal
 Struktur resonansi – terapkan VSERR untuk semua ikatan
 Muatan formal (muatan atom dalam keadaan terikat)
biasanya diperhatikan

21
Struktur molekul dengan hibridisasi
atom pusat yang lain menurut VSEPR
 Hibridisasi sp3d: trigonal bipiramida
Contoh : PCl5
Overlap: [sp3d (P ) – 3pz (Cl) ] x 5  type
 Hibridisasi sp3d2: oktahedral
Contoh : SF6
Overlap : sp3d2 (S ) – 2pz (F) ] x 6  type

22
TEORI ORBITAL MOLEKUL (MO)
 Teori VB tidak dapat menjelaskan polaritas, kemagnetan dan
resonansi
 Teori orbital molekul : seluruh orbital atom dari dua atom yang
membentuk ikatan kovalen bergabung membentuk orbital-
orbital molekul.
 Dua orbital atom akan membentuk dua orbital molekul: orbital
bonding dan anti-bonding
 Pasangan elektron bebas menghasilkan orbital non-bonding
 Konfigurasi elektron molekul mengikuti aturan penyusunan
konfigurasi elektron atom
 Teori MO tidak dapat menggambarkan struktur molekul karena
elektron-elektron menjadi terdelokalisir

23
Orbital bonding dan anti bonding dari
penggabungan orbital-orbital 1s

Anti bonding

* 1s

1s 1s

Energy

1s

bonding

24
Teori MO untuk atom H2

25
Konfigurasi elektron molekul
dan orde ikatan (I)
 Pembentukan orbital molekul lain:
2s + 2s 2s + *2s
3 (2p + 2p) 2p + * 2p
2 (2p ) + 2(* 2p)
 Konfigurasi elektron molekul (urutan energi (pengisian elektron)
orbital molekul
1s <* 1s < 2s < *2s < 2p < 2px = 2py < * 2px = * 2py
< * 2p
Contoh : N2 : jumlah elektron = 14
Konfigurasi elektron molekul:
1s2 <* 1s2 < 2s2 < *2s2 < 2p2 < 2px 2 = 2py 2
 Orde ikatan (I) = ½ (S elektron bonding – S elektron non-
bonding); I makin besar mencerminkan makin kuatnya ikatan
Contoh: I untuk N2 = ½ ( 10 – 4) = 3 = ikatan rangkap tiga
26
Kereaktifan molekul
 Delokalisasi elektron adalah faktor penentu
kereaktifan molekul
 Delokalisasi positif (menaikkan reaktifitas
molekul): polarisasi molekul
 Delokalisasi negatif (menurunkan aktifitas
molekul): resonansi

27
Polarisasi molekul
 Molekul HF memiliki dipol: pemisahan
muatan akibat adanya perbedaan
elektronegatifitas antara H dan F.
 Polaritas (momen dipol) tergantung
bentuk dan besar dipol molekul

+H-F

28
Dipol Ikatan dalam Molekul

29
Dipol Ikatan dalam Molekul

30
Delokalisasi elektron dalam
benzena

31
32
Reaktifitas Senyawa Organik
 Reaktifitas: polarisasi dan delokalisasi
 Reaktifitas senyawa organik : hibridisasi C
dan hetero atom
 Urutan reaktifitas : alkana, alkanol, alkil
halida, alkena, alkuna, dll.

33
Massa Atom Absolut, Massa Atom
Relatif, Massa Atom dalam Sistem
Berkala, Massa molekul
 Massa atom absolut : massa proton dan
neutron yang terdapat dalam inti atom
(satuan = g atau kg atau sma = 1.6605 x 10-
24 g)

 Massa atom relatif : massa atom


dibandingkan dengan massa atom standar
(tanpa satuan)
 Massa dalam sistem berkala: massa atom
rata-rata dari seluruh isotop atom
 Massa molekul adalah jumlah massa atom-
atom penyusun molekul (tergantung rumus
molekul) 34
Rumus molekul
 Rumus molekul : menunjukkan jumlah atom-
atom dalam suatu molekul
 Rumus formula : menunjukkan pusat reaktif
molekul
 Rumus empiris : menunjukkan perbandingan
yang paling sederhana dari atom-atom
penyusun molekul

35
Reaksi Kimia
 Apa yang terjadi pada reaksi:
 2 H2 + O2  2H2O
 Material awal (reaktan) diubah menjadi
senyawa lain yang disebut produk
 Persamaan reaksi kimia adalah bahasa umum
yang digunakan dalam kimia

36
Jenis-jenis Reaksi Kimia
 Reaksi metatesis: hanya melibatkan
pertukaran ion.
 Reaksi reduksi/oksidasi (redoks): ada
unsur-unsur yang mengalami
perubahan bilangan oksidasi

37
Penyataraan Persamaan
Reaksi
 Penyetaraan persamaan reaksi adalah
penyetaraan jumlah atom sebelum dan
sesudah reaksi:
 Hukum Kekekalan Masa.
 Seluruh reaktan dan produk harus terdefenisi
 Persamaan reaksi harus merupakan hasil
eksperimen

38
Metoda Standar Penyetaraan
Reaksi Kimia
 Tulis persamaan kasar dengan memberikan
rumus molekul seluruh senyawa yang terlibat.
 Setarakan reaksi menurut hukum kekekalan
masa
 Untuk reaksi redoks diperlukan teknik-teknik
khusus yang memperhitungkan perubahan
bilangan oksidasi, jumlah elektron, ion H+ ,
OH- dan H2O

39
Reaksi Pembentukan Air

40
Konsep Mol dan Bilangan
Avogadro
 Berat atom/molekul yang terlalu kecil tidak
dapat digunakan dalam perhitungan kimia
nyata
 Jumlah atom/molekul dihitung dalam satuan
mol.
 1 mol = 6.022 x 1023 partikel
(atom/molekul/ion).
 Massa molar (massa 1 mol atom/molekul/ion
(satuan g/mol)), penghubung antar berat dan
jumlah partikel dalam reaksi
41
Perubahan dari Mol ke Berat
dan Jumlah Molekul

42
Skema Penentuan Rumus
Empiris

43
Konsep Mol untuk Analisa
Berat Senyawa

44

Anda mungkin juga menyukai