Anda di halaman 1dari 11

SEJARAH PERKEMBANGAN

RADIOKIMIA

OLEH KELOMPOK 1 :
- LEONARDO SAMBEKA
- ELMA KOJONGIAN
PENEMUAN UNSUR RADIOAKTIF DAN
PENEMUNYA

Sejarah penemuan zat


radioaktif diawali dengan
ditemukannya sinar X oleh Wilhelm
Conrad Roentgen pada tahun 1895.
Setelah itu, para ilmuwan menyadari
bahwa beberapa unsur dapat
memancarkan sinar-sinar tertentu,
meskipun pada waktu itu para
ilmuwan belum memahami hakikat
sebenarnya dari sinar-sinar tersebut
serta mengapa unsur-unsur
memancarkannya.
Pada tahun 1895 W.C. Rontgen melakukan
percobaan dengan sinar katode. Ia menemukan
bahwa tabung sinar katoda menghasilkan suatu
radiasi berdaya tembus besar yang dapat
menghitamkan film foto. Selanjutnya sinar itu diberi
nama sinar X. Sinar X tidak mengandung elektron,
tetapi merupakan gelombang elektromagnetik. Sinar
X tidak dibelokkan oleh bidang magnet, serta memiliki
panjang gelombang yang lebih pendek daripada
panjang gelombang cahaya.
Berdasarkan hasil penelitian
W.C Rontgen tersebut, maka Henry
Becquerel pada tahun 1896
bermaksud menyelidik sinar X, tetapi
secara kebetulan ia menemukan
gejala keradioaktifan. Pada
penelitiannya ia menemukan bahwa
garam-garam uranium dapat
merusak film foto meskipun ditutup
rapat dengan kertas hitam. Menurut
Becquerel, hal ini karena garam-
garam uranium tersebut dapat
memancarkan suatu sinar dengan
spontan. Peristiwa ini dinamakan
radio aktivitas spontan.
Marie Curie merasa tertarik
dengan temuan Becquerel,
selanjutnya dengan bantuan
suaminya Piere Curie berhasil
memisahkan sejumlah kecil unsur
baru dari beberapa ton bijih
uranium. Unsur tersebut diberi
nama radium. Pasangan Currie
melanjutkan penelitiannya dan
menemukan bahwa unsur baru
yang ditemukannya tersebut
telah terurai menjadi unsur lain
(polonium) dengan melepaskan
energi yang kuat yang disebut
radioaktif.
Pada tahun 1911, Ernest Rutherford
mengemukakan bahwa sinar radioaktif
dapat dibedakan menjadi dua jenis
berdasarkan muatan mereka. Sinar
radioaktif yang bermuatan positif diberi
nama sinar alfa, dan tersusun dari inti-inti
helium. Sinar radioaktif yang bermuatan
negatif diberi nama sinar beta, dan
tersusun dari elektron-elektron.

Sementara itu, Paul Ulrich Villard menemukan


jenis sinar radioaktif yang ketiga, yaitu sinar gamma
yang tidak bermuatan. Sinar gamma adalah suatu
bentuk radiasi elektromagnetik dengan panjang
gelombang yang lebih pendek dari sinar X.
Ernest Rutherford menjelaskan bahwa inti atom
yang tidak stabil (radionuklida) mengalami peluruhan
radioaktif. Partikel-partikel kecil dengan kecepatan
tinggi dan sinar-sinar menyebar dari inti atom ke
segala arah. Para ahli kimia memisahkan sinar-sinar
tersebut ke dalam aliran yang berbeda dengan
menggunakan medan magnet. Dan ternyata
ditemukan tiga tipe radiasi nuklir yang berbeda yaitu
sinar alfa, beta, dan gamma. Semua radionuklida
secara alami memancarkan salah satu atau lebih dari
ketiga jenis radiasi tersebut.
Macam-macam sinar radioaktif
• Sinar Alfa (α)

Radiasi ini terdiri dari seberkas sinar partikel alfa. Radiasi


alfa terdiri dari partikel-partikel yang bermuatan positif dengan
muatan +2 dan massa atomnya 4. Partikel ini dianggap
sebagai inti helium karena mirip dengan inti atom helium.
Sewaktu menembus zat,sinar α menghasilkan sejumlah besar
ion. Oleh karena bermuatan positif partikel α dibelokkan oleh
medan magnet maupun medan listrik. Partikel alfa memiliki
daya tembus yang rendah. Partikel-partikel alfa bergerak
dengan kecepatan antara 2.000 – 20.000 mil per detik, atau 1
–10 persen kecepatan cahaya.
• Sinar Beta (β)

Berkas sinar β terdiri dari partikel-partikel yang


bermuatan negatif dan partikel β identik dengan
elektron. Sinar beta mempunyai daya tembus yang lebih
besar tetapi daya pengionnya lebih kecil dibandingkan
sinar α . Berkas ini dapat menembus kertas aluminium
setebal 2 hingga 3 mm. Partikel beta juga dibelokkan
oleh medan listrik dan medan magnet , tetapi arahnya
berlawanan dari partikel alfa. Selain itu partikel β
mengalami pembelokan yang lebih besar dibandingkan
partikel dalam medan listrik maupun dalam medan
magnet. Hal itu terjadi karena partikel β mempunyai
massa yang jauh lebih ringan dibandingkan partikel α.
Sinar Gamma ()

Beberapa proses peluruhan radioaktif yang


memancarkan partikel α atau β menyebabkan inti
berada dalam keadaan energetik, sehingga inti
selanjutnya kehilangan energi dalam bentuk radiasi
elektromagnetik yaitu sinar gamma. Sinar gamma
mempunyai daya tembus besar dan berkas sinar ini
tidak dibelokkan oleh medan listrik maupun medan
magnet. Sinar gamma mempunyai panjang
gelombang yang sangat pendek.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai