Anda di halaman 1dari 12

SOAL KAF PENDIDIKAN KIMIA 18-C

Materi Redoks 1 dan Redoks 2

1. Perhatikan reaksi redoks Berikut!

Cr2O73- (aq) + AsO 33- (aq) → Cr3+ (aq) + AsO 43- (aq)

Setelah reaksi disetarakan, perbandingan antara mol ion Cr2O73- dengan AsO 33- dalam reaksi
tersebut adalah …

a. 1 : 3 d. 2 : 3

b. 1 : 4 e. 3 : 2

c. 1: 8

Jawab: A. 1 dan 3

Cr2O73- (aq) + AsO 33- (aq) → Cr3+ (aq) + AsO 43- (aq)

+6 +3 +3 +5

Reaksi tersebut merupakan reaksi redoks yang berlangsung dalam suasana asam.

Reduksi : Cr2O72- + 14H+ + 6e- → 2 Cr3+ + 7H2O

Oksidasi : 3AsO33- + 3H2O → 3AsO43- + 6H+ + 6e-

---------------------------------------------------------------

Redoks : Cr2O72- + 8H+ + 3AsO33- → 2 Cr3+ + 4H2O + 3AsO43-

Jadi, Perbandingan mol ion Cr2O73- dengan AsO 33- adalah 1 : 3

2. Diketahui data potensial reduksi standar untuk:

Cd2+ + 2e- → Cd E0 = -0,40 V

Cr3+ + 3e- → Cr E0 = -0,74 V

Berdasarkan data tersebut, pernyataan berikut yang benar adalah


A. Cd adalah reduktor yang lebih kuat daripada Cr
B. Jika kedua reaksi setengah sel tersebut dihubungkan, maka Cr3+ akan tereduksi menjadi Cr
C. Pada anoda terjadi oksidasi Cd menjadi Cd2+
D. Potensial sel elektrokimia yang terjadi adalah 0,34 V
E. Pada katoda terjadi reduksi Cr3+ menjadi Cr

Jawab: D. Potensial sel elektrokimia yang terjadi adalah 0,34 V

Cd2+ + 2e- → Cd E = -0,40 V

Mengalami reduksi (sebagai oksidator)

Cr3+ + 3e- → Cr E = -0,74 V

Mengalami oksidasi (sebagai reduktor)

E0 = E0 katoda – E0 anoda

E0 = -0,40 – (-0,74)

E0 = 0,34 V

3. Diketahui pada kedua elektrode sel volta terdapat larutan asam yang menghasilkan gas
hidrogen pada anode dan katode. Aliran elektron mengalir dari konsentrasi 0,05 M ke
konsentrasi yang lebih tinggi yaitu 0,5 M. Jika batang pada anode dan katode yang digunakan
adalah platina (Pt), maka potensial sel volta yang terukur pada voltmeter adalah …

A. 0,1184 V

B. 0,0592 V

C. 0,1776 V

D. 0,5092 V

Jawab : B. 0,0592 V

Katode : 2H+ + 2e → H2 (X1)

Anode : H2+ + 2e (X2)

Redoks : 2H+ (Katode) → 2H+( Anode)

2H+ (0,5) → 2H+( 0,05)


E sel =0 − ( 0,0592
1 )𝑙𝑜𝑔 𝑄𝑐
2
𝐸 𝑠𝑒𝑙 = 0− ( 0,0592
2 )𝑙𝑜𝑔
[0,05]
[0,5]
2

E sel =0 − ( 0,0592
2 )𝑙𝑜𝑔 0, 01
E sel =0 − ( 0,0592
2 )𝑙𝑜𝑔 (0, 01)
E sel = 0,0592 V (B)

4. Tentukan harga E sel untuk sel volta di bawah ini:


Pt(s) | Fe2+ (0,1 M), Fe3+ (0,2 M) || Ag + (1,0 M) | Ag(s)
(Diketahui E0 Ag+/Ag sebesar 0,800 V dan E 0 Fe3+/Fe2+ sebesar 0,771 V)
A. 0,029 V
B. 0,048 V
C. 0,021 V
D. 0,011 V
E. 0,044 V

Jawab: D. 0,011 V
E0 sel = E0 katoda – E0 anoda
= E0 Ag+/Ag - E0 Fe3+/Fe2+
= 0,800 V - 0,771 V
= + 0,029 V

Menentukan E sel dari reaksi:


Fe2+ (0,1 M) + Ag + (1,0 M) → Fe3+ (0,2 M) + Ag(s)

[𝐹𝑒3+]
0
𝐸 𝑠𝑒𝑙 = 𝐸 𝑠𝑒𝑙 − ( 0,0592 𝑉
1 )𝑙𝑜𝑔 [𝐹𝑒2+][𝐴𝑔+]

𝐸 𝑠𝑒𝑙 = 0, 029 𝑉 − ( 0,0592 𝑉


1 )𝑙𝑜𝑔 [0,2]
[0,1][1,0]

𝐸 𝑠𝑒𝑙 = 0, 011 𝑉

Jadi, harga E sel nya sebesar 0,011 V


5. Ion Permanganat bereaksi dalam suasana basa dengan ion oksalat membentuk ion karbonat
dan mangan dioksida padatan sehingga membentuk persamaan redoks sebagai berikut:
aMnO4- + bC2O42- + cOH- → 2MnO2 +dCO32- + 2H2O
jika reaksi disetarakan maka nilai koefisien a,b,c,d adalah…

A. 2,2,3,4
B. 2,3,4,4
C. 2,4,3,6
D. 2,3,4,6
E. 2,4,6,3

Jawab: D. 2,3,4,6
MnO₄⁻(aq) + C₂O₄²⁻(aq)--> MnO₂(s) + CO₃²⁻(aq)
Metode Setengah Reaksi
MnO₄⁻ + 4H⁺ + 3e → MnO₂ + 2H₂O | x 2
C₂O₄²⁻ + 2H₂O → 2CO₃²⁻ + 4H⁺ + 2e |x3
---------------------------------------------------------
2MnO₄⁻ + 8H⁺ → 2MnO₂ + 4H₂O
3C₂O₄²⁻ + 6H₂O → 6CO₃²⁻ + 12H⁺
------------------------------------------------
2MnO₄⁻ + 3C₂O₄²⁻ + 2H₂O → 2MnO₂ + 6CO₃²⁻ + 4H⁺
Dalam suasana basa, tambahkan OH⁻ sebanyak jumlah H⁺ di kedua ruas
2MnO₄⁻ + 3C₂O₄²⁻ + 2H₂O + 4OH⁻ → 2MnO₂ + 6CO₃²⁻ + 4H⁺ + 4OH⁻
2MnO₄⁻ + 3C₂O₄²⁻ + 2H₂O + 4OH⁻ → 2MnO₂ + 6CO₃²⁻ + 4H₂O
2MnO₄⁻ + 3C₂O₄²⁻ + 4OH⁻ → 2MnO₂ + 6CO₃²⁻ + 2H₂O

Jadi, nilai koefisien a, b,c, d,e berturut-turut adalah 2, 3, 4, 6

6. Diketahui Ion Al 3+, Sn2+, Sn4+ memiliki konsentrasi secara berturut-turut 0,1;0,01M;0,5M.
Ketiga ion itu dirangkai pada susunan sel volta (diagram volta) dengan jembatan garam berisi
garam halit. Jika diketahui Eº Al | Al 3+ = -1,66 V dan Eº Sn4+ | Sn2+ = +0,154 V, nilai potensial sel
volta pada rangkain tersebut adalah … (log 8 = 0,9)
A. 1,814 V
B. 3,699 V
C. 1,885 V
D. 0,071 V
E. 3,628 V
Jawab : C. 1,885 V
Reaksi yang terjadi
Anode : Al → Al 3+ + 3e- (× 2)
Katode :Sn4+ + 2e →Sn2+ (× 3)
--------------------------------------------------------------
Redoks : 2Al + 3Sn4+ →2Al3+ + 3Sn2+
Maka E0selnya
E0sel = E0katode - E0anode
= 0,154 V - (-1,66)V
= + 1,814 V
0,0592
E sel = E0sel - 𝑛
log Qc
3+ 2 2+ 3
0,0592 [𝐴𝑙 ] [𝑆𝑛 ]
= 1,814 - 𝑛
log 4+ 3
[𝑆𝑛 ]
2 3
−3 [0,1] [0,01 ]
= 1,814 - 9,87 × 10 log 3
[0,5]
−3 −8
= 1,814 - 9,87 × 10 log 8 × 10
−3
= 1,814 - 9,87 × 10 (-8) log 8
= 1,814 + 0,071
= 1,885 V (c)

7. Perhatikan diagram sel sebagai berikut


Co(s) | Co2+(aq) || Cu2+(aq) | Cu+(aq) | Pt(s)
Jika diketahui E0 Co(s) | Co2+(aq) = -0,28 V dan E0 Cu2+(aq) | Cu+(aq) = +0,15 V. Besar energi gibbs
dan kespontanan pada reaksi diagram sel tersebut adalah ……
A. + 83kJ spontan
B. + 8,3kJ spontan
C. - 83kJ spontan
D. - 8,3kJ tidak spontan
E. - 83kJ tidak spontan

Jawab : C. - 83kJ spontan


Co(s) | Co2+(aq) || Cu2+(aq) | Cu+(aq) | Pt(s)
Katode : Cu2+(aq) + e → Cu+(aq)
Anode : Co(s) → Co2+(aq) + 2e

E0sel = E0katode - E0anode


= +0,15V - (-0,28V)
= +0,43V

ΔG0 = -nFE0sel
= - 2 (96485 c/mol.e-)(0,43V)
= - 82.9711,1 J
= - 83kJ spontan
Jika ΔG bernilai positif maka reaksi tidak spontan atau tidak dapat terjadi. Tetapi jika tanda ΔG
reaksi adalah negatif, maka reaksi dapat berlangsung dengan spontan.

8. Perhatikan gambar dibawah ini.

Berdasarkan gambar, kita mengetahui gambar tersebut merupakan salah satu jenis fuel cell
yang menggunakan reaksi kimia paling sederhana. Pernyataan yang benar mengenai informasi
dari gambar tersebut adalah…
a. Beroperasi pada suhu 80-2500 C
1
b. Memiliki reaksi di anoda H2 → 2H+ +2e- dan reaksi di katoda 2H+ + 2
O2 + 2e- → H2O
c. Memiliki efisiensi 20-40%
d. Beroperasi pada suhu 0-400C
1
e. Memiliki reaksi di anoda H2 + O2- → H2O +2e- dan reaksi di katoda 2
O2+ 2e- → O2-
1
Jawab: B. Memiliki reaksi di anoda H2→2H+ +2e- dan reaksi di katoda 2H+ + 2
O2 +
2e-→H2O
Gambar diatas menunjukkan gambar fuel cell yaitu PEMFC sehingga memiliki ciri-ciri
sebagai berikut :
1
1. Memiliki reaksi di anoda H2 → 2H+ +2e- dan reaksi di katoda 2H+ + 2
O2 + 2e- → H2O
2. Memiliki efisiensi sebesar 35-40%
3. Beroperasi pada suhu 80-1000C

9. Seorang siswa melakukan sebuah percobaan. Siswa tersebut menyiapkan 3 gelas kimia yang
masing masing secara berurutan berisi 2 potong logam, tembaga dan zink dengan larutan asam
sulfat 1 M. Tentukan keadaan yang benar dari pernyataan berikut….
a. Tembaga akan larut menghasilkan gas H2
b. Logam zink akan larut menghasilkan gas H2
c. Bila kedua logam dihubungkan dengan kawat, maka tembaga akan larut
d. Kedua logam akan larut
e. Logam zink dan tembaga tidak larut
Jawab : B. Logam zink akan larut menghasilkan gas H2
Potensial sel Zn bertanda negatif sementara potensial sel Cu bertanda positif.
Artinya, Cu mengalami reduksi (katode) dan Zn mengalami oksidasi (anode). Artinya
logam Cu mengendap karena tidak bereaksi, sedangkan logam Zn bereaksi spontan.

10. Manakah yang bukan reaksi redoks ?

a. 2Ag + Cl2 → 2AgCl

b. SnCl2 + I2 + 2 HCl→ SnCl4 + HI

c. CuO + CO→ Cu2O + CO2

d. CuO + HCl →CuCl2 + H2O

e. H2 + Cl2→ 2HCl

Jawab : d. CuO + HCl →CuCl2 + H2O

Konsep yg digunakan adalah perubahan bilangan oksidasi. Dimana reaksi redoks ditandai
dengan terjadinya kenaikan biloks dan penurunan biloks secara bersamaan dalam satu tahap
reaksi. Maka pada reaksi CuO + HCl → CuCl2 + H2O tidak terdapat perubahan bilangan
oksidasi. Sebab bilangan oksidasi kedua spesies adalah sama sebelum dan sesudah reaksi.
Biloks Cu sebelum reaksi adalah +2 dan sesudah bereaksi tetap yaitu +2. Biloks Cl sebelum
reaksi adalah -1 dan sesudah reaksi adalah -1. Adapaun cara mencari biloks nya adalah

● Biloks Cu dalam senyaa CuO

Biloks total CuO =0

Biloks Cu + Biloks O =0

Biloks Cu + (-2) =0

Biloks Cu = +2

● Biloks Cu dalam senyaa CuCl2(Biloks Cl adalah -1)


Biloks Cu + 2 (Biloks Cl) =0

Biloks Cu + 2 (-1) =0

Biloks Cu + (-2) =0

Biloks Cu = +2

● Biloks Cl didalam HCl ( Biloks H = +1)

Biloks H + Biloks H =0

+1 + Biloks Cl =0

Biloks Cl = -1

● Biloks Cl dalam CuCl2 adalah -1

Maka dari reaksi ini tidak terdapat perubahan bilangan oksidasi

11. Beberapa bakteri anaerob menggunakan oksidator selain O2 sebagai sumber energi; misalnya,
SO42-, NO3-, dan Fe3+. Setengah reaksi yang dapat digunakan yaitu : FeO(OH)(s) + HCO3–(aq) +
2H+(aq) + e– → FeCO3(s) + 2H2O(l), reaksi tersebut memiliki nilai E° = +1,67 V. Berapa massa
besi yang memberikan energi Gibbs reaksi standar yang sama dengan 1,00 g oksigen?
A. 10,26 g
B. 5,13 g
C. 2,565 g
D. 1,282 g
Jawab : B. 5,13 g
Setengah reaksi standar untuk reduksi oksigen dalam kondisi asam adalah:

O2(g) + 4H+(aq) + 4e– → 2H2O(l) E° = +1,23 V

1,00 g oksigen = 0,03125 mol, yang akan menghasilkan 0,125 mol elektron. Jadi, energi Gibbs
adalah:

ΔG° = –nFE° = –(0.125)(96485)(1.23) = 14.8 kJ

Untuk memperoleh energi bebas yang sama dari reaksi besi akan membutuhkan :
n = G°/FE° = (14800)/(96485)(1,67) = 0,0919 mol elektron
Karena rasio mol antara besi dan elektron adalah 1, ini juga merupakan jumlah mol besi yang
dibutuhkan, atau massa besi yaitu sebesar 5,13 g.

12. Sebuah Memiliki data observasi sebagai berikut :

A. Tembaga tidak bereaksi dengan pelarut 1M Pb(NO3)2

B. Timah melarut dalam larutan AgNO 3 disertai timbulnya kristal perak

C. Perak tidak bereaksi dengan larutan 1M Cu(NO3)2

Dari data yang diatas urutan kekuatan ketiga logam tersebut sebagai reduktor dari yang
paling tinggi ke yang paling rendah :

a. Cu, Pb, Ag

b. Cu, Ag, Pb

c. Pb, Ag, Cu

d. Pb, Cu, Ag

e. Ag, Pb, Cu

Jawab : D. Pb, Cu, Ag


Dari data diatas dapat menentukan kekuatan reduktor tertinggi dapat melalui deret sel
volta dibawah ini:

Dari data diatas juga antara Pb, Cu dan Ag dilihat deret sel volta Pb lebih mudah
teroksidasi sehingga menjadi reduktor. Dan Dari urutan itu Pb lebih mudah teroksidasi
dibandingkan Cu dan Ag sehingga membuat urutan reduktor tertinggi ke paling rendah
yaitu diawali dari Pb, Cu, Ag
13. Diketahui diagram Latimer Mn dalam suasana asam sebagai berikut:

Dengan menggunakan diagram Latimer, hitunglah potensial reduksi dari


MnO4– (aq) ⟶ MnO2 (s)

A. +1,60 V
B. +1,70 V
C. +1,80 V
D. -1,60 V
E. -1,70 V

Jawab : B. +1,70 V

Dengan menggunakan data diagram Latimer diatas dapat dihitung potensial reduksi dari 
MnO4– yang biloksnya +7 menjadi MnO2  yang biloksnya +4.
0 Σ𝑛𝑖𝐸𝑖
𝐸 = Σ𝑛𝑖

0 1(0,564)+1(0,274)+1(4,27)
𝐸 = 3

0
𝐸 = + 1, 70 𝑉

14. Perhatikan diagram Frost Nitrogen di bawah ini!


Berdasarkan gambar diagram Frost Nitrogen di atas khususnya dalam suasana asam yang
ditunjukkan pada garis merah, di antara zat-zat ini (N2O, N2, NO, HNO2) yang akan
cenderung mengalami reaksi redoks disproporsionasi adalah…
A. N2O, N2
B. N2O, N2O4

C. NH4+, HNO2

D. N2O, NO, HNO2


E. N2O, N2, NH4+
Jawab : D. N2O, NO, HNO2
Spesi akan mengalami reaksi disproporsionasi bila ia berada di atas garis yang
menghubungkan dua spesi di dekatnya (biasa spesi tersebut memiliki biloks diatas dan di
bawah spesi yang dapat mengalami disproporsionasi itu. Selain itu juga perlu
dipertimbangkan bahwa slop spesi-spesi itu positif. Misal untuk spesi yang HNO2
menghubungkan NO3- dengan N2O. Bila ditarik garis lurus dari NO3- ke N2O, maka posisi
HNO2 akan berada di atas garis ini. Jadi cenderung HNO2 mengalami reaksi redoks
disproporsionasi menjadi NO3- dan N2O.
15. Perhatikan diagram dibawah ini!

Diagram di atas adalah diagram frost spesi Mn dalam larutan asam, pada panah nomor
berapakah yang menunjukkan spesi yang stabil?
A. 1
B. 2
C. 3
D. 4
E. 5
Jawab : B. 2
● Spesi dengan nilai nE° paling rendah untuk biloks tertentu merupakan spesi relatif lebih
stabil dibanding yang lain
● Semakin rendah nilai nE° semakin stabil spesi dengan biloks tersebut
Jadi, pada tabel tersebut dalam suasana asam Mn2+ merupakan spesi dengan nilai nE° paling
rendah yaitu pada nomor 2 untuk biloks Mn = +2. Mn2+ merupakan spesi relatif lebih stabil
dibanding yang lain. Sedangkan dalam suasana basa stabil bila biloksnya +3 (Mn2O3), posisinya
berada pada posisi nE° paling rendah.

Anda mungkin juga menyukai