Anda di halaman 1dari 14

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

Sekolah : SMA Negeri 2 Singaparna


Mata pelajaran : Kimia
Kelas/Semester : X / Ganjil
Materi Pokok : Perkembangan Teori Atom
Alokasi Waktu : 3 × 35 menit (2 Pertemuan)

Tujuan Pembelajaran

Melalui model pembelajaran discovery learning dengan menggali informasi dari berbagai sumber belajar,
penyelidikan sederhana dan mengolah informasi, diharapkan siswa terlibat aktif selama proses belajar
mengajar berlangsung, memiliki sikap ingin tahu, teliti dalam melakukan pengamatan dan
bertanggungjawab dalam menyampaikan pendapat, menjawab pertanyaan, memberi saran dan kritik,
serta dapat menganalisis perkembangan model atom dari model atom Dalton,Thomson, Rutherford,
Bohr, dan Mekanika Gelombang dan dapat menjelaskan fenomena alam atau hasil percobaan
menggunakan model atom.

A. Kompetensi Dasar dan Indikator Pencapaian Kompetensi

KOMPETENSI DASAR DARI KI 3 KOMPETENSI DASAR DARI KI 4


3.2 Menganalisis perkembangan model atom dari model 4.2 Menjelaskan fenomena alam atau hasil
atom Dalton,Thomson, Rutherford, Bohr, dan percobaan menggunakan model atom
Mekanika Gelombang
Indikator Pencapaian Kompetensi : Indikator pencapaian Kompetensi
.
3.2.1 Mengidentifikasi perkembangan model atom 4.2.1 Menunjukkan fenomena alam yang terjadi
3.2.2 Mengidentifikasi partikel penyusun atom dengan menggunakan salah satu model
3.2.3 Menemukan kelebihan model atom Dalton, atom.
Thomson, Rutherford, Bohr dan mekanika
gelombang.
3.2.4 Menemukan kelemahan model atom Dalton,
Thomson, Rutherford, Bohr dan mekanika
gelombang.

B. Materi Pembelajaran
1. Perkembangan model atom
Perkembangan teori atom sudah berkembang sejak sebelum Masehi, dimulai dari teori atom yang
sederhana hingga teori-teori yang dikembangkan berdasarkan penemuan-penemuan secara eksperimen.
Teori atom yang akan dipelajari didasarkan pada hasil penemuan secara eksperimen, yaitu:
a. Teori Atom Dalton

Model Atom Dalton

John Dalton (1803), ilmuwan Inggris yang menghidupkan kembali gagasan mengenai atom
Democritus. Hukum kekekalan massa yang disampaikan oleh Lavoisier dan hukum perbandingan tetap
yang dijelaskan oleh Proust mendasari John Dalton untuk mengemukakan teori dan model atom-Nya
pada tahun 1803.
John Dalton menjelaskan bahwa:
1) Atom merupakan bagian terkecil dari materi yang sudah tidak dapat dibagi lagi.
2) Atom digambarkan sebagai bola pejal yang sangat kecil, suatu unsur memiliki atom-atom
yang identik dan berbeda untuk unsur yang berbeda.
3) Atom-atom bergabung membentuk senyawa dengan perbandungan bilangan bulat dan
sederhana. Misalnya air terdiri dari atom-atom hidrogen dan atom-atom oksigen.
4) Reaksi kimia merupakan pemisahan atau penggabungan atau penyusunan kembali dari atom-
atom, sehingga atom tidak dapat diciptakan atau dimusnahkan.

b. Teori Atom J.J. Thomson

Model Atom J.J Thomson

J. J. Thomson (1897), fisikawan Inggris yang mengemukakan bahwa terdapat partikel subatom
yang disebut elektron yang tersebar di dalam atom. J. J. Thomson merupakan penemu elektron.
Thomson mencoba menjelaskan keberadaan elektron menggunakan teori dan model atomnya.
Menurutnya, elektron tersebar secara merata di dalam atom yang dianggap sebagai suatu bola yang
bermuatan positif. Model atom yang dikemukakan oleh Thomson sering disebut sebagai model roti
kismis. Dengan roti sebagai atom yang bermuatan positif dan kismis sebagai elektron yang tersebar
merata diseluruh bagian roti. Atom secara keseluruhan bersifat netral

c. Teori Atom Rutherford

Model Atom Rutherford

Pada tahun 1911, Ernest Rutherford dan 2 temannya Geiger dan Marsden melakukan eksperimen
“penghamburan partikel alfa oleh selaput tipis emas (0,0004 mm)” dengan hasil sebagai berikut:
1) Sebagian besar partikel alfa menembus selaput tipis emas. Berarti, sebagian besar atom adalah
ruang kosong.
2) Sedikit dari partikel alfa (yang bermuatan positif) dibelokkan keluar oleh sesuatu. hal ini
menunjukkan adanya sesuatu yang bermuatan positif yang dapat membelokkan partikel alfa.
3) Lebih sedikit lagi dari partikel alfa itu (hanya 1 dari 20.000) terpantul dari selaput tipis emas.
Hal ini menunjukkan adanya sesuatu yang sangat kecil (belakangan disebut sebagai inti),
namun massa terpusat di sana sehingga partikel alfa yang menumbuk pusat massa itu akan
terpantulkan

Dari fenomena percobaan tersebut, Rutherford mengusulkan model atom yang dikenal dengan
model atom nuklir Rutherford, yaitu sebagai berikut:

1) Sebagian besar ruangan dalam atom merupakan ruangan kosong.


2) Atom terdiri atas inti atom bermuatan positif dan hampir seluruh massa atom terpusat pada inti.
3) Elektron beredar mengelilingi inti.
4) Jumlah muatan inti sama dengan jumlah muatan elektron sehingga atom bersifat netral.
d. Model Atom Niels Bohr

Model Atom Niels Bohr

Niels Bohr (1913), fisikawan dari Denmark ini yang selanjutnya menyempurnakan model atom
yang dikemukakan oleh Rutherford. Bohr mengajukan model atom untuk menjelaskan fenomena
penampakan sinar dari unsur-unsur ketika dikenakan pada nyala api ataupun tegangan listrik tinggi.
Model atom yang ia ajukan secara khusus merupakan model atom hidrogen untuk menjelaskan
fenomena spektrum garis atom hidrogen.
Beberapa hal yang dijelaskan oleh Bohr:
1) Elektron mengorbit pada tingkat energi tertentu yang disebut kulit.
2) Tiap elektron mempunyai energi tertentu yang cocok dengan tingkat energi kulit.
3) Dalam keadaan stationer, elektron tidak melepas dan menyerap energi.
4) Elektron dapat berpindah posisi dari tingkatenergi rendah dan sebaliknya dengan menyerap
dan melepas energi.

e. Teori Atom Mekanika Kuantum (Model Atom Modern)

Model Atom Modern

Pada tahun 1924, Louis de Broglie menyatakan hipotesis dualisme partikel-gelombang — semua
materi dapat memiliki sifat seperti gelombang. Elektron memiliki sifat seperti partikel dan juga sifat
seperti gelombang. Pada tahun 1926, Erwin Schrödinger merumuskan persamaan matematis yang kini
disebut persamaan gelombang Schrödinger, yang memperhitungkan sifat seperti partikel dan seperti
gelombang dari elektron. Pada tahun 1927, Werner Heisenberg mengajukan asas ketidakpastian
Heisenberg yang menyatakan bahwa posisi elektron tidak dapat ditentukan secara pasti, namun hanya
dapat ditentukan peluang posisinya. Teori-teori — dualisme partikel gelombang, asas ketidakpastian
Heisenberg, dan persamaan Schrödinger—ini kemudian menjadi dasar dari teori atom mekanika
kuantum. Penyelesaian persamaan Schrödinger menghasilkan fungsi gelombang yang disebut orbital.
Orbital biasanya digambarkan seperti awan elektron, di mana kerapatan awan tersebut menunjukkan
peluang posisi elektron. Semakin rapat awan elektron maka semakin tinggi peluang elektron, begitu
pula sebaliknya. Oleh karena itu, model atom mekanika kuantum disebut juga model awan elektron.
Sebelumnya, pada tahun 1919, Rutherford berhasil menemukan partikel bermuatan positif, yang
disebut proton, dari eksperimen penembakkan partikel α pada atom nitrogen di udara. Lalu, pada tahun
1932, James Chadwick menemukan partikel netral, yang disebut neutron, dari eksperimen bombardir
partikel α pada berbagai unsur. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa dalam model awan
elektron, awan elektron terdiri dari elektron-elektron bermuatan negatif yang bergerak sangat cepat
mengelilingi inti atom yang tersusun dariproton yang bermuatan positif dan neutron yang tak
bermuatan.
2. Partikel penyusun atom
Atom merupakan suatu satuan dasar materi yang terdiri atas inti atom serta awan eletron yang
bermuatan negatif yang mengelilinginya. Inti atom terdiri atas proton yang bermuatan positif dan
neutron yang bermuatan netral “kecuali pada inti atom Hidrogen-1 yang tidak memiliki neutron”,
elektron-elektron pada sebuah atom terikat pada inti ataom oleh gaya elektromagnetik.
Atom memiliki struktur yang pasti, struktur ini sangat menentukan sifat-sifat kimia dan fisik
materi. Struktur atom ini tidak sepenuhnya, dipahami sampai penemuan neutron pada tahun 1932.

Elektron
Joseph John Thomson pada tahun 1897 melakukan percobaan dengan menggunakan tabung sinar
katode. Terdapat dua plat elektroda dimana salah satu plat logam yang terdapat pada ujung tabung
berfungsi sebagai katoda. Kedua plat ini dimasukkan ke dalam tabung kaca bertekanan rendah
kemudian dialirkan listrik bertegangan tinggi hingga mampu melepas elektron dari katoda ke anoda.
Sinar katoda tidak dapat kita lihat menggunakan mata telanjang namun kita bisa mengetahui
bahwa sinar ini ada dari berpenjarnya lapisan tabung kaca bagian dalam akibat adanya benturan antara
elektron dengan dinding tabung. Atau kita bisa melihatnya jika sinar katoda kita benturkan ke layar
ber-fluoresensi (layar yang dapat berpendar) setelah terlebih dahulu kita beri lubang pada plat logam
anoda. Seperti gambar di bawah ini.

(Brown & LeMay, 1977)

Dari hasil percobaannya ditemukan sifat sinar katode yaitu:

 Merupakan radiasi partikel karena mampu memutar baling-baling.


 Radiasi ini bila dibelokkan menggunakan medan magnet, maka akan menuju ke kutub magnet
positif. Itu artinya sinar katode bermuatan negatif.
 Partikel katoda merambat tegak lurus dari lempengan katode menuju anode.
 Sinar katoda tidak tergantung pada jenis plat logam yang digunakan.
 Sinar katoda dapat kita buat dengan listrik tegangan tinggi.

Dari sifat inilah kemudian oleh J.J Thomson menamakan partikel penyusun atom bermuatan
negatif ini sebagai elektron. Setelain ini J.J Thomson juga menemukan perbandingan muatan elektron
terhadap massa yaitu 1,76 × 108 C/g yang kemudian pada tahun 1909, Robert Millikan berhasil
menemukan besarnya muatan sebuah elektron yaitu 1,6 × 10-19 C. Dengan demikian, maka kita peroleh
massa 1 elektron sebesar 9,1095×10-31 Kg.

Proton
Eugen Goldstein pada tahun 1886 melakukan percobaan dengan memodifikasi tabung sinar katode
yang ditemukan oleh William Crookes dengan cara melobangi lempeng katode. Dari percobaan ini
ditemukan bahwa gas yang berada di belakang katode menjadi berpijar. Hal ini berarti radiasi dari
anode menembus lempengan katode melalui lubang yang sebelumnya telah dibuat.

Sifat sinar anode ini yaitu:


 Merupakan radiasi partikel karena mampu memutar baling-baling.
 Radiasi ini bila dibelokkan menggunakan medan magnet, maka akan menuju ke kutub
magnet negatif. Itu artinya radiasi sinar ini bermuatan positif (itulah sebabkan kemudian
dinamakan anode yang kemudian dinamakan proton).
 Partikel sinar anode bergantung pada jenis gas yang ada di dalam tabung.
Massa proton terkecil diperoleh pada atom Hidrogen yaitu Massa 1 proton = 1 sma = 1,66 × 10 -24
gram dengan muatan 1 proton = +1 = 1,6 × 10 -19 C.

Inti Atom
Setelah penemuan proton dan elektron, Ernest Rutherford melakukan penelitian penembakan
lempeng tipis. Jika atom terdiri dari partikel yang bermuatan positif dan negatif maka sinar alpha yang
ditembakkan seharusnya tidak ada yang diteruskan/menembus lempeng yang sehingga muncullah
istilah inti atom. Ernest Rutherford dibantu oleh Hans geiger dan Ernest Marsden “1911” menemukan
konsep inti atom didukung oleh penemuan sinar X oleh Wc. Rontgen “1895” dan penemuan zat
Radioaktif “1896”.

Neutron
Setelah ditemukan adanya proton di dalam inti atom, didapati bahwa ternyata massa inti atom
selalu lebih besar daripada proton. Dari sinilah kemudian para peneliti berpendapat bahwa ada partikel
lain di dalam inti (selain proton) yang muatannya netral.
W. Bothe dan H. Becker pada tahun 1930 melakukan penembakan menggunakan partikel alpha (α)
ke inti atom berilium. Ditemukan adanya radiasi partikel yang memiliki daya tembus besar. Dua tahun
sesudahnya yaitu tahun 1932, James Chadwick melakukan penelitian lebih lanjut dimana ditemukan
bahwa partikel tersebut bermuatan netral dan memiliki massa hampir sama dengan partikel proton
(bermuatan positif). Partikel ini kemudian dinamakan sebagai neutron.

3. Kelemahan model atom Dalton, Thomson, Rutherford, Bohr dan mekanika gelombang.
a. Model Atom Dalton
Kelebihan model/teori atom John Dalton:
 Dapat menerangkan hukum kekekalan massa (Lavoisier) dan hukum perbandingan tetap
(Proust).
Kelemahan model/teori atom John Dalton:
 Ada partikel yang lebih kecil dari atom yang disebut partikel subatom.
 Tidak menjelaskan bagaimana atom-atom berikatan.
 Tidak dapat Menerangkan sifat listrik atom.

b. Teori Atom J.J Thomson


Kelebihan model/teori atom Joseph John Thompson:
 Dapat menerangkan adanya partikel yang lebih kecil dari atom.
 Dapat menerangkan sifat listrik atom.
Kelemahan model/teori atom Joseph John Thomson:
 Tidak dapat menerangkan efek penghamburan cahaya pada lempeng tipis emas.

c. Teori Atom Rutherford


Kelebihan model/teori atom Ernest Rutherford:
 Dapat menerangkan efek penghamburan sinar alfa pada lempeng tipis emas.
 Mengemukakan keberadaan inti atom yang bermuatan positif dan merupakan pusat massa
atom.
Kelemahan model/teori atom Ernest Rutherford:
 Bertentangan dengan teori elektrodinamika klasik Maxwell (elektron yang terus bergerak akan
memancarkan energi yang pada akhirnya akan habis dan jatuh ke inti).
 Elektron bermuatan negatif yang beredar mengelilingi inti akan kehilangan energi terus-
menerus sehingga akhirnya akan membentuk lintasan spiral dan jatuh ke inti. Pada
kenyataannya hal ini tidak terjadi, elektron tetap stabil pada lintasannya.

d. Model Atom Niels Bohr


Kelebihan model/teori atom Niels Bohr:
 Dapat menjelaskan spektrum atom hidrogen Menjawab kesulitan teori atom Rutherford
Kelemahan model/atom atom Niels Bohr:
 Tidak dapat menjelaskan atom berelektron banyak.
 Tidak dapat menerangkan efek Zeeman bila atom ditempatkan pada medan magnet.

e. Teori Atom Mekanika Kuantum (Model Atom Modern)


Kelebihan model atom modern:
 Dapat menjelaskan posisi kebolehjadian ditemukannya electron
 Dapat menjelaskan posisi eleektron saat mengorbit
 Dapat mengukur perpindahan energy eksitasi dan emisinya
 Mengidentifikasi proton dan neutron pada inti sedangkan electron berada pada orbitalnya.
Kelemahan model atom modern:
 Karena didukung dengan rumusan persamaan Schrodinger, yaitu persamaan berupa
fungsi suatu ruang tiga dimensi. Oleh karena itu, persamaan ini hanya dapat diterapkan
secara eksak untuk partikel dalam kotak dan atom dengan electron tunggal.
 Sulit diterapkan untuk sistem makroskopis dengan kumpulan atom, misalnya hewan.
4. Notasi Atom
Atom atau unsur dinotasikan dengan satu huruf pertama atau dua dua huruf pertama dari nama
atom penyusun unsur tersebut. Atom mempunyai nomor massa dan nomor atom. secara umum notasi
atom adalah sebagai berikut.

Pada atom yang tidak netral (berbentuk ion), jumlah proton dan elektronnya tidak sama. Jika atom
kehilangan elektron maka jumlah protonnya lebih banyak dari pada jumlah elektron, sehingga
berbentuk ion positif. Sebaliknya, jika atom menangkap elektron meka jumlah elektronnya lebih
banyak dari pada jumlah proton, sehingga terbentuk ion negatif.

5. Isotop, Isobar dan isoton.


a. Isotop
Isotop adalah atom-atom yang memiliki nomor atom sama, tetapi nomor massanya berbeda.
Nomor atom ditentukan oleh jumlah proton. Jumlah proton dalam isotop-isotop adalah sama, yang
berbeda hanyalah jumlah neutronnya.
Unsur-unsur di alam merupakan campuran dari isotop-isotopnya. Biasanya, terdapat satu isotop
yang dominan. Misalnya, untuk karbon, C-12 adalah isotop yang dominan kelimpahannya.
b. Isobar
Isobar adalah atom-atom yang memiliki nomor massa sama, tetapi nomor atomnya berbeda. Sifat
kimia setiap isobar sangat berbeda karena unsurnya memang berbeda. Satu-satunya kesamaan isobar
adalah massanya sehingga spektrometri massa tidak dapat membedakannya.
c. Isoton
Isoton adalah atom-atom yang memiliki jumlah neutron sama, tetapi jumlah protonnya berbeda.
Isoton-isoton memiliki massa dan sifat yang berbeda.

C. Pendekatan, Metode dan Model Pembelajaran


Pendekatan : saintifik
Model dan Metode : Discovery learning, diskusi, tanya jawab dan penugasan

D. Media Pembelajaran
Media/Alat : Lembar Kerja, Papan Tulis/White Board, LCD.
E. Sumber Belajar
1. Buku Kimia Kelas X .
2. Internet.
3. Buku/ sumber lain yang relevan.

F. Kegiatan Pembelajaran
Pertemuan 1 dan 2 (3×35 menit)

Pendahuluan (20 menit)


1. Memberi salam dan berdoa sebelum pembelajaran dimulai;
2. Menyampaikan kompetensi dan tujuan yang akan dicapai berkaitan dengan perkembangan model atom.
3. Menyampaikan garis besar cakupan materi materi perkembangan model atom dan kegiatan yang akan
dilakukan.
4. Menyampaikan metode pembelajaran dan teknik penilaian yang akan digunakan saat membahas materi
perkembangan model atom.

Kegiatan Inti (110 menit)

Fase 1: Stimulation (memberi stimulus)


1. Peserta didik diberi motivasi atau rangsangan untuk memusatkan perhatian pada permasalahan konsep
perkembangan model atom.

● Peserta didik mengamati gambar :

Jika sepotong kapur dipotong menjadi dua bagian. Kemudian dipotong lagi menjadi 2 dan terus
menerus hingga terakhir diperoleh butiran halus dari kapur. Menurut anda apakah ini merupakan
bagian terkecil dari kapur ?

● Peserta didik mengamati beberapa gambar model atom :

Fase 2: Problem Statement (mengidentifikasi masalah)

1. Pendidik memberikan kesempatan pada peserta didik untuk menidentifikasi sebanyak mungkin masalah
yang berkaitan dengan permasalahan dalam Perkembangan Model Atom, menentukan pertanyaanyang
harus dijawab melalui kegiatan pembelajaran.

 Apa yang kamu ketahui tentang atom ?


 Adakah perbedaan antara model atom yang satu dengan yang lain ?
 Apakah ada kelemahan dari masing – masing model atom ?
 Partikel apa saja yang menyusun suatu atom ?
 Apakah jumlah proton, elektron dan neutron sama dalam suatu atom ?

Fase 3: Megumpulkan data


1. Peserta didik mengumpulkan informasi yang relevan melalui kajian literatur untuk :
 mengidentifikasi perkembangan model
 mengidentifikasi partikel penyusun atom
 Kelebihan dan kekurangan model atom Dalton, Thomson, Rutherford, Bohr, dan mekanika gelombang.

Fase 4 : Mengolah data

1. Peserta didik dalam kelompoknya berdiskusi untuk mengolah data hasil pengamatan dengan cara :
● Menuliskan hasil diskusi pada lembar kerja yang diberikan.
 Pendidik memantau jalannya diskusi dan membimbing peserta didik untuk mempresentasikan hasil
diskusinya.

Fase 5 : Verification (memverifikasi)

1. Peserta didik mendiskusikan hasil pengolahan data dan memverifikasi hasil pengolahan teori pada buku
sumber.
 Mengkonfirmasi data hasil pengamatan dengan teori yang berhubungan perkembangan model atom.
 Peserta didik menyajikan hasil diskusi pada kerta plano dan dipajang.

Fase 6 : Generalisasi (Menyimpulkan )

 Peserta didik menyimpulkan hasil observasi dan diskusi mengenai Perkembangan model atom dan
kelemahannya.

Penutup (20 menit)


1. Pendidik bersama peserta didik membuat rangkuman / simpulan pelajaran, melakukan refleksi terhadap
kegiatan yang sudah dilaksanakan; dan memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil pembelajaran .
2. Pendidik melakukan penilaian, merencanakan kegiatan tindak lanjut dalam bentuk pembelajaran remedi,
program pengayaan, layanan konseling dan / atau memberikan tugas baik tugas individual maupun
kelompok sesuai dengan hasil belajar peserta didik; dan menyampaikan rencana pembelajaran pada
pertemuan kedua mengkaji literatur dari buku, download dari internet, atau sumber lain tentang isotop,
isobar dan isoton.

H. Penilaian

1. Teknik Penilaian:
a. Penilaian Sikap : Observasi/pengamatan/Jurnal
b. Penilaian Pengetahuan : Tes Tertulis
c. Penilaian Keterampilan : Unjuk Kerja/ Praktik, Portofolio

2. Bentuk Penilaian :
a. Observasi : lembar pengamatan aktivitas peserta didik
b. Tes tertulis : uraian dan lembar kerja
c. Unjuk kerja : lembar penilaian diskusi
d. Portofolio : penilaian laporan

3. Instrumen Penilaian (terlampir)

4. Remedial
a. Pembelajaran remedial dilakukan bagi peserta didik yang capaian KD nya belum tuntas
b. Tahapan pembelajaran remedial dilaksanakan melalui remidial teaching (klasikal), atau tutor
sebaya, atau tugas dan diakhiri dengan tes.
c. Tes remedial, dilakukan sebanyak 3 kali dan apabila setelah 3 kali tes remedial belum mencapai
ketuntasan, maka remedial dilakukan dalam bentuk tugas tanpa tes tertulis kembali.

5. Pengayaan
a. Bagi peserta didik yang sudah mencapai nilai ketuntasan diberikan pembelajaran pengayaan
sebagai berikut:
- Siwa yang mencapai nilai n(ketuntasan)  n  n(maksimum) diberikan materi masih
dalam cakupan KD dengan pendalaman sebagai pengetahuan tambahan
- Siwa yang mencapai nilai n  n(maksimum) diberikan materi melebihi cakupan KD
dengan pendalaman sebagai pengetahuan tambahan.

Singaparna, Juli 2018


Mengetahui,
Kepala SMA Negeri 2 Singaparna, Guru Mata Pelajaran,

Drs. H. Otong Saefudin, M.Pd. Intan Putri Rahayu, S,Pd


NIP. 19630126 198803 1 001 NIP.
INSTRUMEN PENILAIAN SIKAP

Nama Satuan pendidikan : SMAN 2 Singaparna


Tahun pelajaran : 2018/2019
Kelas/Semester : X / Ganjil
Mata Pelajaran : Kimia

KEJADIAN/ BUTIR POS/


NO WAKTU NAMA TINDAK LANJUT
PERILAKU SIKAP NEG
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
LEMBAR AKTIVITAS PESERTA DIDIK

Satuan Pendidikan : SMA NEGERI 2 SINGAPARNA


Mata Pelajaran : Kimia
Kelas : X
Kompetensi dasar : 3.2 Menganalisis perkembangan model atom dari model atom
Dalton,Thomson, Rutherford, Bohr, dan Mekanika Gelombang
Materi : Perkembangan Model Atom

PERKEMBANGAN MODEL ATOM

MODEL ATOM DESKRIPSI PARTIKEL

Dalton

GAMBAR MODEL ATOM DESKRIPSI PARTIKEL

Thomson
GAMBAR MODEL ATOM DESKRIPSI PARTIKEL

Rutherford

GAMBAR MODEL ATOM DESKRIPSI PARTIKEL

Bohr

GAMBAR MODEL ATOM DESKRIPSI PARTIKEL

Mekanika Kuantum
INSTRUMEN TES TERTULIS

Satuan Pendidikan : SMA NEGERI 2 SINGAPARNA


Mata Pelajaran : Kimia
Kelas : X
Kompetensi dasar : 3.2 Menganalisis perkembangan model atom dari model atom
Dalton,Thomson, Rutherford, Bohr, dan Mekanika Gelombang
Materi : Perkembangan Model Atom

Contoh Soal :

Salah satu fenomena alam adalah tata surya yang berputar mengelilingi matahari. Sesuai
dengan orbitnya masing-masing.
1. Tentukan salah satu model atom yang sesuai dengan fenomena alam tersebut.
2. Apakah keberadaan tata surya di orbitalnya sama dengan keberadaan elektron pada
atom ! Jelaskan.
Rubrik Penilaian

Nama peserta didik/kelompok : …………………………………………………


Kelas : ………………………………………………….
Tanggal Pengumpulan : .................................................................

No Kategori Skor Alasan


1. 1. Apakah tugas dikerjakan lengkap dan sesuai
dengan tanggal pengumpulan yang telah
disepakati?
2. 3. Apakah terdapat daftar pustaka sumber
infomasi dalam penyelesaian tugas yang
dikerjakan ?
3. Apakah bahasa yang digunakan untuk
menginterpretasikan tugas, sederhana,
runtut dan sesuai dengan kaidah EYD?
4. Apakah laporan yang dikerjakan sesuai
dengan konsep yang telah dipelajari?
5. Apakah dibuat kesimpulan?
Jumlah

Kriteria:
5 = sangatbaik, 4 = baik, 3 = cukup, 2 = kurang, dan 1 = sangatkurang

SkorPerolehan
Nilai Perolehan = × 100
skor maksimal

Anda mungkin juga menyukai