KIMIA ANORGANIK II
2016
I.
Nomor Percobaan
: 4 (empat)
II.
Nama Percobaan
III.
Tujuan Percobaan
IV.
Landasan teori
Senyawa kompleks (senyawa koordinasi) adalah senyawa karakteristik dari
logam-logam transisi. Hal ini berkaitan dengan tersedianya orbital d sehingga tidak
hanya menghasilkan berbagai tingkat oksidsi melainkan juga mampu berinteraksi
secara
koordinasi
dengan
atom
donor
ligan.
Senyawa
kompleks
[Ni{NH3}6]I2 merupakan salah satu contoh senyawa kompleks Ni2+ dengan bilangan
koordinasi 6 yang relative mudah dapat dipelajari cara kristalisasinya. Keberhasilan
preparasa ini pun dengan mudah dapat diuji terhadap ion Ni2+.
Salah satu sifat unsur transisi adalah mempunyai kecenderungan untuk
membentuk ion kompleks atau senyawa kompleks. Ion-ion dari unsur logam transisi
memiliki orbital-orbital kosong yang dapat menerima pasangan elektron pada
pembentukan ikatan dengan molekul atau anion tertentu membentuk ion komplek
Ion kompleks terdiri atas ion logam pusat dikelilingi anion-anion atau
molekul-molekul membentuk ikatan koordinasi. Ion logam pusat disebut ion pusat
atau atom pusat. Anion atau molekul yang mengelilingi ion pusat disebut ligan.
Banyaknya ikatan koordinasi antara ion pusat dan ligan disebut bilangan koordinasi.
Ion pusat merupakan ion unsur transisi, dapat menerima pasangan elektron bebas dari
ligan. Pasangan elektron bebas dari ligan menempati orbital-orbital kosong dalam
subkulit 3d, 4s, 4p dan 4d pada ion pusat.
Ligan adalah molekul atau ion yang dapat menyumbangkan pasangan elektron
bebas kepada ion pusat. Ligan ada yang netral dan bermuatan negatif atau positif.
Pemberian nama pada ligan disesuaikan dengan jenis ligannya. Bila ada dua macam
ligan atau lebih maka diurutkan menurut abjad.
Senyawa kompleks merupakan senyawa yang tersusun dari suatu ion logam
pusat dengan satu atau lebih ligan yang menyumbangkan pasangan elektron bebasnya
kepada ion logam pusat. Donasi pasangan elektron ligan kepada ion logam pusat
menghasilkan ikatan kovalen koordinasi sehingga senyawa kompleks juga disebut
senyawa koordinasi. Senyawa-senyawa kompleks memiliki bilangan koordinasi dan
struktur bermacam-macam. Mulai dari bilangan koordinasi dua sampai delapan
dengan struktur linear, tetrahedral, segiempat planar, trigonal bipiramidal dan
oktahedral. Namun kenyataan menunjukkan bilangan koordinasi yang banyak
dijumpai adalah enam dengan struktur pada umumnya oktahedral.
Dalam pelaksanaan analisis anorganik kualitatif banyak digunakan reaksireaksi yang menghasilkan pembentukan senyawa kompleks. Suatu ion (atau molekul)
kompleks terdiri dari satu atom (ion) pusat dan sejumlah ligan yang terikat erat
dengan atom (ion) pusat itu. Atom pusat ini ditandai oleh bilangan koordinasi yaitu
angka bulat yang menunjukan jumlah ligan (monodentat) yang dapat membentuk
kompleks yang stabil dengn satu atom pusat. Pada kebanyakan kasus, bilangan
koordinasi adalah 6, (seperti dalam kasus Fe2+, Fe3+, Zn2+, Cr3+, Co3+,
Ni2+,Cd2+) kadang-kadang 4(Cu2+, Cu+, Pt2+), tetapi bilangan 2 (Ag+)dan 8
(beberapa iondari golongan platinum) juga terdapat.
Ion bebas tidak terdapat di dalam larutan yang encer, sehingga semua ion
terlarut dan kemungkinan semua molekul terlarut senantiasa dikelilingi oleh molekul
air. Ion-ion juga saling berinteraksi sepanjang jarak-jarak tertentu. Konsep aktivitas
(activity) berkaitan dengan interaksi elektrostatik jarak jauh (long-range electrostatic
atau >5) antar ion-ion, sedangkan interaksi ion-ion dalam jarak pendek (shortrange electrostatic) disebut sebagai ion kompleks atau pasangan ion (<5).
Ion dan molekul yang berinteraksi dalam jarak pendek akan membentuk
ikatan dan kehilangan masing-masing identitasnya dengan membentuk kompleks ion
atau ion pasangan. Sebagai contoh:
terikat secara kuat pada ion pusatnya dan karakteristik kimianya berubah, yaitu jauh
lebih mudah melepas H+ daripada tanpa Fe3+ dan Al3+ sebagai pusation.
sering
disebut
sepit
Rumus dan nama beberapa ion senyawa kompleks adalah sebagai berikut:
[Fe(CN)6]4-heksasianoferat(II)
[Fe(CN)6]3-heksasianoferat(III)
(chelate).
[Cu(NH3)4]2-tetraaminatembaga(II)
[Cu(CN)4]3-tetrasianokuprat(I)
anak
panah
ynag
menunjukan
arah
penyumbanganelectron.
Pembentukan
kompleks oktahedral satu ion logam dalam pelarut air dengan suatu ligan berlangsung
melalui mekanisme reaksi substitusi. Reaksi substitusi ion logam dengan masingmasing ligan monodentat, bidentat atau tridentat berturut-turut terdiri dari enam, tiga
dan dua tahap. Sebagai contoh, ion logam dalam pelarut air membentuk kompleks
[M(H2O)6]n+.
Reaksi tersebut terus berlangsung hingga keenam H2O tersubstitusi dan
dihasilkan kompleks [ML6]n+. Apabila ligan yang ditambahkan merupakan ligan
bidentat maka reaksi terdiri dari tiga tahap. Pada setiap tahap dua molekul H2O
disubstitusi oleh satu ligan bidentat hingga pada akhir reaksi diperoleh kompleks
[ML3]n+.
Kompleks dengan satu ion logam pusat dikenal sebagai kompleks inti tunggal
(mononuklir). Salah satu kompleks mononuklir yang banyak diteliti adalah kompleks
Fe(II)
dengan
ligan
C14H10N2 (2,(2-pyridyl)quinoline =
pq)
misalnya
III
III
II
{[A]
4
MII =
Pembentukan
kompleks
inti
ganda
[MnIICrIII(C2O4)3]
dari
kompleks
MnII(aq) [MnIICrIII(C2O4)3](aq)
VI.
Prosedur percobaan
1. Larutkan 1 gr nikel klorida heksahidrat dalam gelas beker yang berisi 5 ml air.
2. Letakkan gelas beker tersebut dalam almari asap dan tambahkan 10 ml larutan
NH3 pekat 15 M.
Hasil Pengamatan
1. Pengamatan tes pengujian adanya ion nikel:
Kristal ungu + air sampel sedikit larut + 2 tetes NH 3 (5M) larutan bening,
terdapat endapan biru + 5 tetes larutab dimetil glioksim larutan menjadi berwarna
merah strawberry yang menunjukkan adanya Ni.
2. Persamaan reaksi ionic:
Ni(s) + 6 H2O(l) [Ni(H2O)6]2+
Ni2+ + 2 NH3 + 2 H2O [Ni(H2O)6]2+ + 2 OHNi(OH)2 + 6 NH3 [Ni(NH3)6]2+ + 2 OH[Ni(NH3)6]2+ + 2 OH- + 2 KI [Ni(NH3)6]I2 + KOH
3. Pengamatan tes pengujian adanya ion iodide:
Kristal ungu + air larutan keruh, berwarna biru keunguan + H 2SO4 larutan
bening, ada endapan ungu+ H2O2 3% larutan berwarna hijau kekuningan +
amilum larutan biru kehitaman, endapan biru.
4. Persamaan reaksi:
[Ni(NH3)6]I2 + H2O + H2SO4 [Ni(NH3)6] + 2 I- + H2SO4 + H2O
H2O2 + 2 I- + 2 H+ I2 + 2 H2O
5. Massa kompleks: 1,15 g
6. Mengapa diperlukan penambahan larutan asam sulfat untuk tes pengujian ion
iodide?
Asam sulfat pada uji iodide ditambahkan agar larutan berada dalam suasana asam dan
juga bertindak sebagai katalisator yaitu untuk mempercepat pelepasan iod pada saat
penambahan H2O2.
7. Mengapa diperlukan penambahan larutan ammonia untuk tes pengujian ion
nikel?
Karena endapan merah nikel dimetil glioksim lebih cepat terbentuk dalam suasana
basa + ammonia.
VIII.
Persamaan Reaksi
1. Persamaan reaksi ionic adanya ion nikel:
IX.
Pembahasan
Pada praktikum pembuatan senyawa koordinasi, [Ni(NH3)6]I2. Senyawa dibuat
dengan cara menambahkan padatan nikel klorida heksahidrat dengan air, yang
kemudian ditambahkan dengan larutan NH3 pekat dan ditambahkan pula padatan
pottasium iodia. Pembuatan senyawa ini nantinya akan diuji adanya ion nikel juga
adanya ion iodida.
Pembentukan senyawa kompleks adalah salah satu karakteristik logam transisi.
Logam transisi pada senyawa [Ni(NH3)6]I2 adalah logam Ni. Senyawa kompleks
[Ni(NH3)6]I2 ini didapat dengan mereaksikan nikel sulfat heksahidrat dengan larutan
ammonia pekat kemudian ditambah dengan larutan KI.
Nikel sulfat heksahidrat merupakan zat padat berwarna hijau. Awalnya, padatan
ini dilarutkan dahulu dalam air, yang menghasilkan larutan berwarna hijau.
Ditambahkan ammonia maka larutan menjadi berwarna biru. Lalu ditambah KI maka
larutan menjadi ungu dan terbentuk endapan. Endapan yang terbentuk berwarna ungu
ini kemudian dibilas larutan etanol dan ditambahkan etanol.
Penambahan etanol pada endapan ini bertujuan agar endapan yang didapat
merupakan kristal murni. Etanol disini befungsi sebagai pelarut. Etanol memiliki titik
didih rendah sehingga udah menguap dan mengakibatkan mudah tebentuknya kristal.
Selain itu, etanol tidak bereaksi dengan endapan yang didapatkan.
Pada uji nikel, ke dalam kristal [Ni(NH 3)6]I2 yang terlebih dulu dilarutkan dalam
air ditambahkan larutan ammonia dan dimetil glioksim. Endapan yang dihasilkan dari
reaksi ini adalah endapan berwarna merah strawberry. Endapan merah strawberry ini
menunjukkan adanya ion nikel dalam larutan itu. Endapan merah ini terbentuk dari
larutan yang tepat basa dengan ammonia. Jadi, fungsi penambahan ammonia adalah
agar larutan berada dalam suasana basa. Endapan ini adalah Ni(C4H7N2O2)3.
Untuk uji iodide, dilakukan dengan penambahan larutan asam sulfat ke dalam
endapan [Ni(NH3)6]I2 yang telah dilarutkan ke dalam air terlebih dahulu. Kemudian
ditambahkan H2O2 dan larutan amilum. Fungsi penambahan asam sulfat adalah agar
endapan berada dalam suasana asam, sehingga mudah dioksidasi menjadi iod bebas
dengan sejumlah zat pengoksidasi. Larutan amilum berfungsi sebagai indicator.
Setelah ditambahkan amilum, terjadi perubahan pada larutan, yaitu berubah warna
menjadi biru kehitaman. Warna inilah yang menunjukkan adanya ion iodide pada
larutan.
X.
Kesimpulan
1. Logam transisi dalam senyawa [Ni(NH3)6]I2 adalah Ni.
2. Endapan berwarna merah strawberry pada uji ion nikel menunjukkan adanya
ion nikel dalam larutan sample tersebut.
3. Fungsi penambahan ammonia pekat pada uji nikel adalah agar larutan berada
dalam suasana basa.
4. Larutan berwarna biru kehitaman setelah ditambahkan indicator amilum pada
uji iodide menunjukkan adanya ion iodide pada larutan tersebut.
5. Fungsi penambahan asam sulfat pada uji nikel adalah agar larutan berada
dalam suasana asam, sehingga mudah dioksidasi menjadi iod bebas dengan
sejumlah zat pengoksidasi.
XI.
Daftar Pustaka
XII.
Lampiran