DNA
A. Sejarah DNA
Pada tahun 1865, Gregor Mendel menduga bahwa suatu bagian dari sel
bertanggung jawab atas sifat yang diturunkan dari satu generasi ke generasi
berikutnya. DNA pertama kali berhasil dimurnikan/ diisolasi pada tahun 1868
oleh ilmuwann Swiss Friedrich Miescher di Tubingen, Jerman, yang menamainya
nuclein berdasarkan lokasinya di dalam inti sel.
Pada tahun 1879, Albrecht Kossel menemukan asam nukleat. Dengan
penelitian lebih lanjut, diketahui bahwa asam nukleat tersusun atas nukleotidanukleotida sehingga merupakan polinukleotida. Dua eksperimen pada dekade 40an membuktikan fungsi DNA sebagai materi genetik. Dalam penelitian oleh Avery
dan rekan-rekannya, ekstrak dari sel bakteri yang satu gagal men-transform sel
bakteri lainnya kecuali jika DNA dalam ekstrak dibiarkan utuh. Eksperimen yang
dilakukan Hershey dan Chase membuktikan hal yang sama dengan menggunakan
pencari jejak radioaktif. Misteri yang belum terpecahkan ketika itu adalah:
"bagaimanakah struktur DNA sehingga ia mampu bertugas sebagai materi
genetik". Persoalan ini dijawab oleh Francis Crick dan koleganya James Watson
bhn berdasarkan hasil difraksi sinar X pada DNA oleh Maurice Wilkins dan
Rosalind Franklin.
Pada tahun 1953, James Watson dan Francis Crick mendefinisikan DNA
sebagai polimer yang terdiri dari 4 basa dari asam nukleat, dua dari kelompok
purina: adenina dan guanina; dan dua lainnya dari kelompok pirimidina:sitosina
dan timina. Keempat nukleobasa tersebut terhubung dengan glukosa fosfat.
Maurice Wilkins dan Rosalind Franklin menemukan bahwa molekul DNA
berbentuk heliks yang berputar setiap 3,4 nm, sedangkan jarak antar molekul
KINASTY ARUM MELATI (06101410020)
P. MIPA FKIP P. KIMIA Palembang 2010
Page
nukleobasa adalah 0,34 nm, hingga dapat ditentukan bahwa terdapat 10 molekul
nukleobasa pada setiap putaran DNA. Setelah diketahui bahwa diameter heliks
DNA sekitar 2 nm, baru diketahui bahwa DNA terdiri bukan dari 1 rantai,
melainkan 2 rantai heliks.
Crick, Watson, dan Wilkins mendapatkan hadiah Nobel Kedokteran pada
1962 atas penemuan ini. Franklin, karena sudah wafat pada waktu itu, tidak dapat
dianugerahi hadiah ini. Konfirmasi akhir mekanisme replikasi DNA dilakukan
lewat percobaan Meselson-Stahl yang dilakukan tahun 1958. DNA terdiri atas dua
utas benang polinukleotida yang saling berpilin membentuk heliks ganda (double
helix). Model struktur DNA itu pertama kali dikemukakan oleh James
Watson dan Francis Crick pada tahun 1953 di Inggris. Struktur tersebut mereka
buat berdasarkan hasil analisis foto difraksi sinar X pada DNA yang dibuat
oleh Rosalind Franklin. Karena yang difoto itu tingkat molekul, maka yang
tampak hanyalah bayangan gelap dan terang saja. Bayangan foto itu dianalisis
sehingga mereka berkesimpulan bahwa molekul DNA merupakan dua benang
polinukleotida yang berpilin. Seutas polinukleotida pada molekul DNA tersusun
atas rangkaian nukleotida. Setiap nukleotida tersusun atas :
1. Gugusan gula deoksiribosa (gula pentosa yang kehilangan satu atom
oksigen)
2. Gugusan asam fosfat yang terikat pada atom C nomor 5 dari gula)
3. Gugusan basa nitrogen yang terikat pada atom C nomor 1 dari gula
Ketiga gugus tersebut saling terkait dan membentuk tulang punggung
yang sangat panjang bagi heliks ganda. Strukturnya dapat diibaratkan sebagai
tangga, dimana ibu tangganya adalah gula deoksiribosa dan anak tangganya
adalah susunan basa nitrogen. Sedangkan fosfat menghubungkan gula pada satu
nukleotida ke gula pada nukleotida berikutnya untuk membentuk polinukleotida.
Basa nitrogen penyusun DNA terdiri dari basa purin, yaitu adenin (A)
dan guanin (G), serta basa pirimidin yaitu sitosin atau cytosine (C) dan timin
KINASTY ARUM MELATI (06101410020)
P. MIPA FKIP P. KIMIA Palembang 2010
Page
(T). Ikatan antara gula pentosa dan basa nitrogen disebut nukleosida. Ada 4
macam basa nukleosida yaitu:
1. Ikatan A-gula disebut adenosin deoksiribonukleosida (deoksiadenosin)
2. Ikatan G-gula disebut guanosin deoksiribonukleosida (deoksiguanosin)
3. Ikatan C-gula disebut sitidin deoksiribonukleosida (deoksisitidin)
4. Ikatan T-gula disebut timidin deoksiribonukleosida (deoksiribotimidin)
Ikatan asam-gula-fosfat disebut sebagai deoksiribonukleotida atau sering
disebut nukleotida.
Ada
macam
deoksiribonukleotida,
yaitu
adenosin
basa tertentu, maka jumlah gen pada DNA juga sangat banyak kemungkinannya.
Jadi, hanya dengan 4 macam basa akan terbentuk banyak gen yang menentukan
sifat individu.
Molekul Deoxyribonucleic Acid atau DNA pertama ditemukan oleh
seorang ahli ilmu kimia berkebangsaan Jerman bernama Friedrich Miescher
pada tahun 1869. Miescher menyelidiki susunan kimia dari nukleus sel. Ia
mengetahui bahwa nukleus sel tidak terdiri dari karbohidrat, protein maupun
lemak, melainkan terdiri dari zat yang mempunyai pengandungan fosfor sangat
tinggi. Oleh karena zat itu terdapat di dalam nukleus sel, maka zat itu disebutnya
nuklein. Nama ini kemudian diubah menjadi asam nukleat, karena asam ikut
menyusunnya.
Penelitian berikutnya dilakukan oleh Fisher pada tahun 1880. Dari hasil
risetnya ditemukan adanya zat-zat pirimidin dan purin di dalam asam nukleat.
Temuan ini dikembangkan lagi oleh Albreent Kossel yang menghasilkan temuan
dua pirimidin yaitu sitosin dan timin dan dua purin yaitu adenin dan guanin di
dalam asam nukleat, sehingga atas penemuannya ia mendapatkan hadiah nobel
pada tahun 1910.
Pada tahun 1920-an, dengan pewarna ungu DNA yang khas, yang
dikembangkan oleh ahli kimia Jerman, Robert Feulgen, DNA ditemukan terletak
secara ekslusif pada kromosom. Karena itu, DNA merupakan lokasi yang
diharapkan bagi suatu bahan genetik. Pada tahun yang sama Phoebus Levine dari
Institut Rockefeller (seorang ahli biokimia kelahiran Rusia) mengungkapkan
bahwa
gula
DNA
adalah
deoksiribosa
(karena
itu
namanya
asam
deoksiribonukleat).
Avery Machlead dan Mc Arthy (1944) memberi penegasan terhadap
penemuan terdahulu bahwa DNA mempunyai hubungan langsung dengan
keturunan. Selanjutnya penelitian Chargaff di tahun 1955, melalui hidrolisis DNA
membuktikan bahwa pada berbagai macam makhluk ternyata banyaknya adenin
selalu kira-kira sama dengan banyaknya timin (A=T), demikian pula dengan
sitosin dan guanin (S=G). Dengan perkataan lain, aturan Ghargaff menyatakan
bahwa perbandingan A/T dan S/G selalu mendekati satu.
Penelitian selanjutnya dilakukan oleh ahli biologi molekuler, James
Dewey Watson dan Francis H.C. Crick pada tahun 1953. Hasil penelitian tersebut
memperlihatkan bahwa DNA tidak berdiri sendiri sebagai suatu rantai tunggal
melainkan sebagai dua rantai yang saling berpilin, dengan basa pada rantai yang
satu melekat pada basa rantai yang lain. Dengan lain perkataan, DNA adalah suatu
heliks ganda. Teori model ini dikukuhkan dan disempurnakan oleh M. A. F.
Wilkins pada tahun 1961. Oleh karena penemuan ini mereka bertiga mendapat
hadiah nobel pada tahun 1962 dalam kedokteran dan fisiologi.
Dr. Crick yang punya latar belakang pendidikan fisika dan berpengalaman
kerja di British Admiralty semasa perang akhirnya memilih karir sebagai periset
ketimbang menggantikan posisi Dr. R.V. Jones, kepala Inteligen Sains Inggris saat
itu. Pada umur 35 tahun, dia kembali ke bangku kuliah untuk meraih S3 di
Universitas Cambridge dengan mempelajari struktur sinar X protein-protein.
Dr. Watson, yang punya ilmu tentang genetik bakteria dari AS, datang ke
Cambridge juga untuk mengambil PhD. Keduanya bertemu dan mulai berbincangbincang mengenai struktur DNA, walaupun pada saat itu, Kings College di
London yang lebih dikenal sebagai institusi yang mendalami masalah-masalah
DNA. Ada dua orang X-ray crystallographers yang bekerja meriset DNA di
Kings College-Dr. Maurice Walkins dan Dr. Rosalind Franklin. Untuk
menghilangkan keraguan atas data-data sinar X yang diperoleh oleh X-ray
crystallographers, Crick dan Watson merasakan pentingya membuat model atas
molekul yang sedang mereka pelajari. Ketika Watson mendengar perincian dari
hasil riset Dr. Franklin di sebuah seminar yang di bulan November 1951, dia dan
Crick percaya kalau mereka sudah punya data yang cukup untuk memulai
membuat model.
Model pertama mereka memiliki tiga rantai spiral, dengan grupgrup phosphate berada di dalam spiral dan basa-basa (bases) menjulur keluar.
Mereka lantas mengundang Dr. Walkins dan Dr. Franklin ke Cambridge untuk
melihat model tersebut. Tapi kedua periset tersebut malah mencemoohkan model
yang mereka buat. Rupanya Watson salah paham mengenai salah satu hasil ukuran
Dr.Franklin. Setelah kejadian ini, terjadi percakapan antara kedua direktur lab di
Kings College (Dr. John Randall) dan di Cambridge (Dr. Lawrence Bragg).
Mereka memutuskan supaya kedua ilmuwan muda itu menghentikan kegiatan
mereka membuat model-model DNA dan kembali ke riset resmi mereka yang
tidak berkenaan dengan DNA. Peralatan yang telah mereka pakai diberikan
kembali ke Kings College dengan desakan supaya digunakan secepatnya sebelum
Dr. Pauling memecahkan masalah struktur DNA ini.
Sayangnya, Dr. Wilkins dan Dr. Franklin mengabaikan nasihat ini. Dan
benar saja, pada bulan Januari 1952, Dr. Pauling mengumumkan bahwa dia telah
menemukan struktur DNA. Tetapi struktur yang dia ajukan memiliki tiga rantai
dan Crick dan Watson tau ini bukan struktur yang benar. Akhirnya Watson
berhasil membujuk Dr. Bragg untuk mengizinkan mereka kembali membuat
model sebelum Dr. Pauling sadar dan membetulkan kesalahannya.
Crick telah mendeduksi dari data sinar X Dr. Franklin bahwa DNA pasti
hanya memiliki dua rantai spiral, paralel satu sama yang lainnya tetapi
mempunyai arah yang berlawanan. Dia dan Watson akhirnya sadar bahwa basabasa DNA mestinya berada di dalam spiral, walaupun masih bingung bagaimana
komposisi acak basa-basa itu dapat membuat struktur yang rapi. Mereka pun
memesan guntingan-guntingan lempegan logam basa-basa tersebut untuk
membuat model baru.
sebagai bahan inti untuk membuat struktur-struktur baru berskala nanometer, dan
sebagainya. Masih banyak lagi topik-topik riset lainnya yang berhubungan dengan
DNA yang dapat dikerjakan oleh para kimiawan dan tehnik kimiawan. Dan
penemuan struktur molekul DNA inipun akhirnya menelurkan penemuanpenemuan baru.
B. PENGERTIAN DNA
DNA, asam deoksiribonukleat, atau deoxyribonucleic acid dalam bahasa
Inggris, adalah sejenis asam nukleat yang tergolong biomolekul utama penyusun
berat kering setiap organisme terdapat dalam sel semua makhluk hidup. Setiap
makhluk hidup mulai dari bakteri sampai manusia memiliki DNA. Secara garis
besar, peran DNA di dalam sebuah sel adalah sebagai materi genetik, artinya DNA
menyimpan cetak biru bagi segala aktivitas sel, menyimpan semua informasi
tentang genetika. DNA inilah yang menentukan jenis rambut, warna kulit dan
sifat-sifat khusus dari manusia, mengandung instruksi genetik yang digunakan
dalam pengembangan dan fungsi dari semua organisme hidup dan beberapa virus.
Molekul-molekul DNA di tubuh kita tersusun dalam paket-paket yang
disebut kromosom. Setiap manusia memiliki 23 pasang kromosom. Satu dari 23
pasang kromosom itu, yang disebut kromosom seks, berbeda pada pria dan
wanita. Wanita memiliki dua kromosom X, laki-laki memiliki kromosom X dan Y.
Setiap organisme memiliki jumlah kromosom yang berbeda. Misalnya, simpanze
memiliki 24 pasang, pisang 11 pasang, dan lalat hanya 4 pasang.
Selanjutnya, kromosom tersusun dalam segmen-segmen pendek DNA
yang disebut gen. Manusia memiliki sekitar 25.000 gen. Gen inilah yang
menentukan warna rambut, jenis rambut, warna kulit, warna mata, dll. Misalnya,
seseorang memiliki rambut hitam keriting karena gen-gen yang diwarisi dari
orangtuanya menginstruksikan sel-sel folikel rambut untuk membentuk rambut
hitam dan keriting.
KINASTY ARUM MELATI (06101410020)
P. MIPA FKIP P. KIMIA Palembang 2010
Page
C. Struktur DNA
DNA merupakan polimer yang terdiri dari tiga komponen utama, yaitu:
Gugus fosfat
Gula deoksiribosa
Basa nitrogen, yang terdiri dari:
Adenin (A)
Guanin (G)
Sitosin (C)
Timin (T)
Sebuah unit monomer DNA yang terdiri dari ketiga komponen tersebut
dinamakan nukleotida, sehingga DNA tergolong sebagai polinukleotida. Rantai
DNA memiliki lebar 22-24 A, sementara panjang satu unit nukleotida 3,3 A.
Walaupun unit monomer ini sangatlah kecil, DNA dapat memiliki jutaan
nukleotida yang terangkai seperti rantai. Rangka utama untai DNA terdiri dari
gugus fosfat dan gula yang berselang-seling. Gula pada DNA adalah gula pentosa
(berkarbon lima), yaitu 2-deoksiribosa. Dua gugus gula terhubung dengan fosfat
melalui ikatan fosfodiester antara atom karbon ketiga pada cincin satu gula dan
atom karbon kelima pada gula lainnya.
DNA terdiri atas dua untai benang polinukleotida yang saling berpilin
membentuk struktur heliks ganda. Seutas polinukleotida pada molekul DNA
tersusun atas rangkaian nukleotida. Setiap nukleotida tersusun atas:
1. Gugusan gula deoksiribosa (gula pentosa yang kehilangan satu
atom oksigen)
2. Gugusan asam fosfat yang terikat pada atom C nomor 5 dari gula)
3. Gugusan basa nitrogen yang terikat pada atom C nomor 1 dari gula
KINASTY ARUM MELATI (06101410020)
P. MIPA FKIP P. KIMIA Palembang 2010
Page
ini
dibedakan
atas
basa:
basa:
Struktur fisik dan kimia DNA dikemukakan James D. Watson dan Francis
Crick. DNA mempunyai dua rantai polinukleotida anti-paralel dalam heliks
ganda. Ciri-ciri utama model DNA heliks ganda yang diusulkan Watson dan Crick
adalah sebagai berikut:
1. Molekul DNA mengandung dua rantai polinukleotida yang terikat satu
dengan yang lain dalam heliks ganda putar kanan
2. Diameter heliks ganda tersebut adalah 2 nm
3. Kedua rantai antiparalel (polaritas berlawanan), yaitu kedua rantai
berorientasi dalam arah berlawanan satu rantai arah 5 ke 3 dan rantai lain
dari 3 ke 5
4. Kerangka gula fosfat berada pada di sisi luar heliks ganda sementara basa
terorientasi pada pusat sumbu
5. Basa-basa rantai yang berlawanan diikat bersama melalui ikatan hydrogen.
Basa A elalu berpasangan dengan T (dua ikatan hydrogen) dan G dengan C
(tiga ikatan hydrogen)
6. Pasangan basa terpisah 0,34 nm (34 ) dalam heliks ganda. Putaran penuh
(3600) heliks mengambil 3,4 nm (0,34 ), sehingga ada 10 pasang basa
setiap putaran
7. Dua rantai yang mengikat pasangan basa pada cincin gulanya tidak
berlawanan secara langsung. Karena tulang punggung dua gula fosfat dari
KINASTY ARUM MELATI (06101410020)
P. MIPA FKIP P. KIMIA Palembang 2010
Page
heliks ganda tidak sama panjang dalam sumbu heliks sehingga menghasilkan
lekukan antara tulang punggung. Lekukan memiliki ukuran yang sama,
sehingga disebut lekukan besar (mayor groove) dan lekukan kecil (minor
groove)
Kedua ujung rantai DNA linear dapat terikat secara kovalen satu sama lain
membentuk struktur lingkaran. Struktur tersebut dapat berbentuk acak (berlilitan)
dan sirkular terbuka. Pelilitan merupakan struktur DNA yang tertutup secara
kovalen karena rantai polinukleotidanya tetap utuh. Struktur ini tidak mempunyai
ujung 5 atau 3 bebas. Jika salah satu rantai polinukleotida putus, maka heliks
ganda akan kembali ke bentuk normalnya sebagai sirkular terbuka. Beberapa
contoh struktur DNA berlillitan adalah DNA virus ST-40, DNA plasmid bakteri.
Penelitian lanjutan oleh Wilkins dan kawan-kawan menemukan 3 macam
struktur DNA dan dinamakan struktur A, B, dan Z. Model struktur DNA paling
stabil adalah struktur B, seperti yang dikemukakan oleh Watson & Crick. Heliks
ganda di alam (dalam larutan) umumnya memiliki putar ke kanan (DNA-B). bila
DNA memiliki basa purin dan pirimidin berselang seling, terdapat kecenderungan
bentuk B berubah menjadi bentuk Z yang membentuk heliks zigzag. Bentuk A
putar kiri, di antaranya terjadi bila rantai DNA berubah menjadi tunggal untuk
kemudian berpasangan dengan RNA.
Penelitian Chargaff (1955) melalui hidrolisis DNA membuktikan
bahwa
pada berbagai macam makhluk ternyata banyaknya adenin selalu kira-kira sama
dengan banyaknya timin (A = T), demikian pula dengan sitosin dan guanin (S =
G). Dengan perkataan lain,aturan Chargaff menyatakan bahwa perbandingan A/T
dan S/G selalu mendekati satu.
Penggunaan DNA Dalam Teknologi
DNA Dalam Forensik
Ilmuwan forensik dapat menggunakan DNA yang terletak dalam darah,
sperma, kulit, liur atau rambut (intinya seluruh bagian tubuh) yang tersisa di
KINASTY ARUM MELATI (06101410020)
P. MIPA FKIP P. KIMIA Palembang 2010
Page
ini
adalah
salah
satu
teknik
paling
tepercaya
untuk
untuk mencari urutan tertentu dari nukleotida dalam sebuah urutan yang besar.
Dalam aplikasi lainnya seperti editor text, bahkan algoritma sederhana untuk
masalah ini biasanya mencukupi, tetapi urutan DNA menyebabkan algoritmaalgoritma ini untuk menunjukkan sifat kasus-mendekati-terburuk dikarenakan
jumlah kecil dari karakter yang berbeda.
Teori database juga telah dipengaruhi oleh riset DNA, yang memiliki
masalah khusus untuk menaruh dan memanipulasi urutan DNA. Database yang
dikhususkan untuk riset DNA disebut database genomik, dam harus menangani
sejumlah tantangan teknis yang unik yang dihubungkan dengan operasi
pembandingan kira-kira, pembandingan urutan, mencari pola yang berulang, dan
pencarian homologi.
Tes DNA
Tes DNA adalah analisis terhadap pola DNA (profil genetik) seseorang.
Untuk keperluan tes DNA, sampel sel diambil dari jaringan tubuh (biasanya
kulit). DNA kemudian dimurnikan dari sel-sel tersebut dan pola variasinya dibaca
dengan mesin sekuensing DNA seperti pembacaan barcode. Hasil pembacaan
barcode DNA ini kemudian dianalisis.
DNA dari tubuh seseorang akan 100% sama, dari mana pun Anda
mengambil sampelnya. Setiap orang memiliki pola DNA yang unik, seperti halnya
sidik jari. Karena setengah dari pola DNA diwariskan dari ibu dan setengah
diwariskan dari ayah, setengah dari garis-garis dalam barcode DNA anak akan
berderet seperti pada DNA ayah, setengah lainnya seperti pada DNA ibu. Bila
tidak ada hubungan orangtua-anak, tidak akan terdapat 50% kesamaan tersebut.
DNA di antara saudara sekandung juga memiliki beberapa kesamaan, namun tidak
seperti pada orangtua-anak.
Organisme
Escherichia coli
24,7
26,0
25,7
23,6
Khamir
31,3
18,7
17,1
32,9
Gandum
27,3
22,7
22,8
27,1
Salmon
29,7
20,8
20,4
29,1
Ayam
28,8
20,5
21,5
29,3
1952, Alfred Hershey dan Martha Chase melalui penelitian menggunakan P dan S
radioisotop membuktikan DNA sebagai bahan pembawa informasi genetika
1953, James Watson and Francis Crick menyatakan bahwa DNA adalah benang
ganda anti paralel, berbentuk heliks yang saling berkomplemen.
Penelitian Alfred Hershey dan Martha Chase :
Dengan dukungan data difraksi sinar-X dari Rosalind Franklin dan Maurice
Wilkins
Dengan dukungan data analisis kimia basa nitrogen dari Erwin Chargaff
Memformulasikan struktur DNA
Mengelompokkan basa DNA menjadi purin dan pirimidin
Memformulasikan model replikasi DNA
Struktur kimia gen (DNA) menurut Watson-Crick yang berupa tangga berpilin
tersusun atas:
1. Gula dan fosfat sebagai induk/ibu tangga
2. Basa nitrogen, dengan pasangan tetapnya sebagai anak tangga:
DAFTAR PUSTAKA:
Ano
nym. 2011. Nukleosida. (online) ( http://id.wikipedia.org/wiki/Nukleosida ,
diakses tanggal 12 februari 2012 pukul 20.00)
Daniel, den. 2011. Peta Genom Sang
Penemu
DNA.
(online)
(http://ramdansk.multiply.com/journal/item/39?&show_interstitial=1&u=
%2Fjournal%2Fitem, diakses tanggal 12 februari pukul 20.20)
Malik ,idham. 2009. Lika-Liku Penemuan DNA. (online) (http://bontocinakaizen.blogspot.com/2009/06/lika-liku-penemuan-dna.html,
diakses
tanggal