PRAKTIKUM BIOKIMIA
I.
II.
III.
IV.
:3
: 29 Oktober 2015
: Reaksi Uji Pengendapan Logam
: Untuk menguji kandungan yang terdapat di
dalam protein..
V.
Dasar Teori
Protein adalah sekelompok senyawa organik yang nyaris keseluruhannya terdiri atas
karbon, hidrogen, oksigen, dan nitrogen. Protein biasanya suatu polimer yang tersusun
atas banyak subunit (monomer) yang dikenal sebagai asam amino.Hampir setiap fungsi
dinamik dalam makhluk hidup bergantung pada protein.. Beberapa protein
mempercepat reaksi kimia, sedangkan yang lain berperan dalam penyokongan
struktural, penyimpanan, transpor, komunikasi selular, pergerakan, serta pertahanan
melawan zat asing. Di samping itu, hemoglobin dalam butir-butir darah merah atau
eritrosit yang berfungsi sebagai pengangkut oksigen dari paru-paru ke seluruh bagian
tubuh, adalah salah satu jenis protein. Demikian pula zat-zat yang berperan untuk
melawan bakteri penyakit atau yang disebut antigen, juga suatu protein
Dalam sebuah molekul protein rantai polipeptida memiliki satu konformasi yang
sudah tertentu pada suhu dan pH normal. Konformasi ini disebut konformasi asli, sangat
stabil sehingga memungkinkan protein biasa diisolasi dalam konformasi aslinya itu.
Dalam struktur protein, tulang rangka dari rantai peptida terdiri dari sebuah seri bidang
datar kaku yang dipisahkan oleh gugus CHR-. Struktur dari sebuah protein
dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu ikatan peptida yang terletak pada satu bidang
datar, rotasi sumbu C-N dan rotasi C-C dan gugus R yang berupa bagian dari asam
amino polar, polar tanpa muatan dan bermuatan negatif atau positif.
Berbagai protein globular mempunyai daya kelarutan yang berbeda dalam air.
Variabel yang mempengaruhi kelarutan ini adalah pH, kekuatan ion, sifat dielektrik
pelarut, dan temperatur. Pemusahan protein dari campuran dengan pengaturan pH
didasarkan pada harga pH isoelektrik yang berbeda-beda untuk tiap macam protein.
Pada umumnya molekul protein mempunyai daya kelarutan minimum pada pH
isoelektriknya. Pada pH isoelektriknya beberapa protein akan mengendap dari larutan,
sehingga dengan cara pengaturan pH larutan, masing-masing protein dalam campuran
dapat dipisahkan satu dari yang lainnya dengan teknik yang disebut pengendapan
isoelektrik (Patong, dkk., 2012).
Protein yang tercampur oleh senyawa logam berat akan terdenaturasi. Senyawasenyawa logam tersebut akan memutuskan jembatan garam dan berikatan dengan
protein membentuk endapan logam proteinat. Protein juga mengendap bila terdapat
garam-garam anorganik dengan konsentrasi yang tinggi dalam larutan protein. Berbeda
dengan logam berat, garam-garam anorganik mengendapkan protein karena kemampuan
ion garam terhidrasi sehingga berkompetisi dengan protein untuk mengikat air.
VI.
1. Alat
1.
2.
3.
4.
Tabung reaksi
Pipet tetes
Gelas kimia
Gelas ukur
2. Bahan
1. Larutan protein
2. HgCl2 0,2 M
3. Timbal asetat 0,2 M
VII.
Prosedur Percobaan
Pengendapan dengan logam
VIII.
Hasil Pengamatan
No.
Larutan
Sampel
Prosedur Percobaan
Hasil Pengamatan
IX.
Putih Telur
Susu
Albumin
Persamaan Reaksi
NH3+
NH3+
X.
Analisa Data
A. Pembuatan larutan kuning telur dengan konsentrasi 5%
Larutan Induk
- Volume kuning telur murni = 20 ml
- Volume aquadest
= 100 ml
Perbandingan kuning telur murni : aquadest = 1 : 5 (dicampur dan disaring)
Rumus pembuatan larutan (sampel yang diuji)
Xi
x 100 =Y
V
Dimana X = volume kuning telur hasil saringan yang dibutuhkan (X5)
V = volume labuukur yang digunakan
Y = persentase larutan yang dibuat
i = 5% kuning telur
Didapatkan, larutan kuning telur yang dibutuhkan
Larutan 5 (5% kuning telur) = 12,5 ml (dimasukkan kedalam labu ukur 250 ml +
aquadest)
Dik
HgCl2
: Mr HgCl2
= 271,5
M HgCl2
= 0,2 M
M=
Gr 1000
x
Mr
V
0,2 M =
Gr
1000
x
271,5 100
0,2 M =
Gr
27,15
gr = 5,43 gram
Dik
Pb asetat
: Mr HgCl2
= 379,34
M HgCl2
= 0,2 M
Gr 1000
x
Mr
V
0,2 M =
Gr
1000
x
379,34 100
0,2 M =
Gr
37,934
gr = 7,6 gram
XI.
Pembahasan
Pada percobaan ini yaitu mengenai uji pengendapan protein dengan logam. Pada
uji kali ini sample yang digunakan yaitu putih telur 5%, kuning telur 5%, susu 5%, dan
larutan abumin 5% yang dicampurkan dengan 5 tetes HgCl2 dan Pb(CH3COO)2 pada
tabung yang berbeda. Dasi hasil pengamatan, penambahan HgCl2 dan Pb-asetat
menyebabkan terjadinya reaksi, larutan yang sebelumnya jernih berubah menjadi keruh
dan terdapat endapan. Hal ini disebabkan karena pada saat ditambahkan ke dalam
protein, HgCl2 dan (CH3COO)2Pb akan terionisasi dalam bentuk Hg2+ dan PbSO4
sehingga dapat menghasilkan endapan. Ikatan yang amat kuat dari reaksi protein yang
ditambahkan dengan HgCl2 dan (CH3COO)2Pb akan memutuskan ikatan jembatan
garam, sehingga akan terjadi denaturasi, secara bersama gugus COOH dan gugus
NH2 yang terdapat pada protein dapat bereaksi dengan ion logam berat dan dapat
membentuk senyawa kelat.
Adanya endapan disebabkan karena adanya kemampuan protein atau asam
amino untuk berikatan dengan ion logam di atas titik isoelektriknya. Dalam suasana
asam molekul protein akan membentu ion positif, sedangkan dalam suasana basa akan
membentuk ion negatif. Pada titik isoeletrik protein mempunyai muatan positif dan
negatif yang sama. Pada pH di atas titik isoelektrik protein bermuatan negatif,
sedangkan di bawah titik isoelektrik protein bermuatan positif. Oleh karena itu untuk
mengendapkan protein dengan ion logam, diperlukan pH larutan di atas titik isoelektrik,
sedangkan pengendapan oleh ion negatif memerlukan pH dibawah titik isoelektrik. Ionion positif yang dapat mengendapkan protein antara lain adalah Ag, Ca, Zn, Hg, Fe, Cu,
Co, Mn, dan Pb sedangkan ion-ion negatif yang dapat mengendapkan protein ialah ion
salisilat, triklorasetat, pikrat, tanat, dan sulfosalisilat. Berdasarkan sifat tersebut putih
telur atau susu dapat digunakan sebagai antidotum atau penawar racun apabila orang
keracunan logam berat.
Larutan protein yang ditambahkan HgCl2 lebih banyak menghasilkan endapan
daripda larutan protein yng ditambahkan dengan PbSO4 . Hal ini terjadi karena tetapan
disosiasi HgCl2 lebih besar daripada PbSO4. Pada saat ditambahkan ke dalam larutan
protein, HgCl2 akan terionisasi dan lebih banyak dalam bentuk Hg 2+sehingga protein
lebih cepat bereaksi dengan Hg2+ tersebut dan menghasilkan endapan dalam jumlah
yang lebih banyak daripada pengendapan oleh logam PbSO4 yang memiliki tetapan
disosiasi lebih kecil dari Hg. Logam Hg lebih reaktif daripada logam Pb karena
merupakan logam transisi pada sistem periodik.
XII.
Kesimpulan
1.
2. Jumlah endapan yang dihasilkan dipengaruhi oleh kereaktifan logam berat yang
ditambahkan
3. Reaksi uji protein pengendapan dengan logam bereaksi positif ditandai dengan
terbentuknya endapan putih
XIII.
Daftar Pustaka
LAMPIRAN
LAMPIRAN
Pengendapan dengan logam berat:
1.
apa hasilnya?
2.
Jawab
1. Reaksi uji protein pengendapan dengan logam bereaksi positif ditandai dengan
terbentuknya endapan putih garam proteinat
Endapan pada larutan protein yang ditambahkan HgCl2 lebih banyak daripada
larutan protein yang ditambahkan larutan Pb asetat
Proses pengendapan protein dengan logam ini adalah dengan cara logam tersebut
mengikat gugus CO dari protein kemudian logam tersebut merusak muatan
negative dari protein sehingga terjadi pengendapan
2. Putih telur digunakan sebagai antitode pada Pb atau Hg karena putih telur
mengandung albumin, sehingga apabila tubuh keracunan logam berat maka ion
logam berat tersebut akan bereaksi dengan albumin membentuk koagulan sehingga
logam berat tersebut tidak akan mengganggu atau merusak aktivitas enzim lain di
dalam tubuh.