Anda di halaman 1dari 3

PLASMID DAN EPISOM

1. Plasmid
Mini kromososm disebut plasmid. Plasmid merupakan molekul DNA sirkuler yang mampu
melakukan replikasi sendiri. Ukurannya berkisar dari 0,05 hingga 10 persen ukuran kromosom
bakteri. Plasmid tidak penting karena plasmid tidak sebagai syarat sel untuk hidup dan bertahan.
Fungsi penting plasmid telah dikenal selama 2 dekade. Plasmid yang diidentifikasi hampir dari
semua strain bakteri yang diuji. Secara umum plasmid memiliki 2 area yaitu The spread
(menyebar) dan The instability (ketidakstabilan).
Ada 3 tipe plasmid bakteri yang telah dipelajari yaitu:
a. Plasmid F dan F
Plasmid F(fertilitas) disebut juga plasmid kelamin. Plasmid F membawa gen-gen transfer dan
menjadi perantara konjugasi di dalam E coli. Sel-sel yang mengandung plasmid F sel donor,
yang dilambangkan dengan F+. Sedangkan sel-sel yang tidak mempunyai sel-sel donor adalah
sel resipien yang dilambangkan dengan F-. Plasmid F merupakan low copy number plasmid
sehingga di dalam tiap sel F+ hanya terdapat satu atau dua salinannya. Plasmid F dapat ditransfer
dari sel F+ ke sel F- melalui konjugasi. Transfer selalu disertai oleh replikasi plasmid F dengan
cara replikasi lingkaran menggulung, menghasilkan untai tungggal DNA tunggal linier yang
memasuki resipien. Selama transfer berlangsung, sintesis DNA terjadi baik pada sel donor
maupun pada sel resipien. Transfer plasmid F hanya memerlukan waktu beberapa menit atau
sekitar lima persen dari waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan satu daur sel.
b. Plasmid R
Plasmid R membawa gen-gen untuk resistensi terhadap antibiotik.
c. Plasmid Col
Plasmid Col membawa gen-gen untuk sintesis kolisin, protein yang dapat membunuh strain
bakteri di dekatnya yang tidak mempnyai plasmid Col.
2. Episom
Episom merupakan unsur-unsur genetik bebas yang telah dapat berkembang dalam sel bakteri
baik dalam keadaan autonom (menggandakan diri dan dipindahkan tanpa bergantung kepada
kromosom bakteri) maupun pada keadaan terintegrasi (melekat pada kromosom bakteri, berperan
serta bersamanya dalam rekombinasi genetika dan dipindahkan bersama kromosom bakteri
tersebut. Pengertian di atas diperkuat oleh Garner (1991) yang menyebutkan bahwa episom
merupakan elemen genetik yang memiliki dua alternatif cara replikasi. (1) sebagai bagian yang
terintegrasi dalam kromosom utama dan (2) sebagai elemen genetik autonom yang independen
(berdiri sendiri) dari kromosom utama.

Baik Plasmid maupun episom memiliki fungsi yang penting dalam penelitian genetika
maupun dalam perekayasaan gen.Plasmid memiliki struktur yang sama dengan DNA kromosom
yang terdiri atas gen-gen yang mengkodekan sifat tertentu seperti resistensi terhadap antibiotik
dan sebagainya. Antara plasmid dan episom tidaklah sama, terdapat sebuah perbedaan mendasar
diantara keduanya. Plasmid merupakan molekul DNA ekstra kromosom, plasmid tidak dapat
bergabung dengan DNA kromosom, dan plasmid berisi informasi genetik yang diperlukan untuk
replikasi plasmid itu sendiri. Sedangkan episom adalah setiap jenis DNA ekstra-kromosom yang
dapat berhubungan dengan DNA kromosom. Episom biasanya lebih besar dari DNA ekstrakromosom lainnya. Contoh episom adalah virus, karena mereka mengintegrasikan materi genetik
mereka ke dalam DNA kromosom inang dan bereplikasi bersama dengan replikasi DNA
kromosom inangnya.
Secara umum, plasmid memiliki peran penting di dalam menberikan kemampuan adaptif
yang kuat bagi bakteri. Sesuai dengan sifat plasmid yang dapat keluar atau masuk ke dalam sel
bakteri, hal ini memungkinkan bakteri dapat memiliki sifat-sifat genetik dan juga sifat-sifat
metabolis yang menguntungkan pada kondisi lingkungan yang baru. Dari segi penelitian
genetika, plasmid telah lama dikenal sebagai vektor dalam teknik rekayasa genetika. Contoh
yang cukup popular adalah bakteri penghasil insulin, bakteri ini dihasilkan dengan menanamkan
plasmid yang telah di modifikasi dengan disisipi gen pengkode insulin, dengan memiliki plasmid
tersbut, bakteri itu mampu memproduksi insulin. Selain itu masih banyak contoh-contoh lain
terkait manfaat plasmid di bidang penelitian genetika.
Sedikit berbeda dengan pada plasmid, umumnya episom justru merugikan sel inang, terutama
jika episome tersebut merupakan virus. Sebagaimana kita ketahui pada daur replikasi virus, saat
materi genetik virus tersebut masuk ke dalam sel inang dan segera menyisip pada kromosom inti
kemudian mengambil kendali sel inang sehingga akhirnya membentuk virion-viron baru. Tentu
saja proses ini merugikan bagi sel inang, apalagi jika daur tersebut berakhir dengan lisisnya sel
inang.
Struktur Serta Replikasi Plasmid dan Episom
Plasmid memiliki bentuk sirkular dan melakukan replikasi sendiri. Plasmid berada di
dalam sel dan replikasinya seperti replikasi DNA seluler. Plasmid merupakan DNA yang
membawa sejumlah gen. sedikit berbeda dengan plasmid, episom merupakan materi genetik
ektra kromosomal yang dapat menyisip pada kromosom utama sel induk. Secara struktur episom
bergabung dan menyatu dengan kromosom sel induk. Ilustrasi struktur plasmid dan episom dapat
dilihat pada gambar berikut;

Gambar Ilustrasi struktur plasmid dan episom.

Gambar Plasmid tipe 1, plasmid dengan jumlah kopian berganda dengan pembagian acak.

Gambar Plasmid tipe 2, plasmid dengan jumlah kopian sedikit dengan pembagian terarah.

Anda mungkin juga menyukai