Anda di halaman 1dari 47

TIM MK.

PENGANTAR PEMULIAAN TANAMAN


DASAR GENETIK DALAM PEMULIAAN
TANAMAN

1VARIABILITAS (KERAGAMAN)
2HERITABILITAS (HERITABILITY)
3DAYA GABUNG (COMBINING ABILITY)
4INTERAKSI GENETIK vs LINGKUNGAN
5INBREEDING DAN HETEROSIS
6DOMESTIKASI
7INTRODUKSI
1VARIABILITAS
Perbedaan akan slalu ada diantara individu
dalam suatu populasi:

Dlm Program Pemultan: Keragaman dan


identifikasinya mrpk Kunci sukses atau bahkan
menyebabkan kegagalan dan frustasi
Variabilitas diantara karakter tan: variabilitas
karakter kualitatif; karakter dpt dgn mudah
dibedakan ke dalam kelas-kelas tertentu
(warna, bentuk, tekstur, dll)

Variabilitas karakter kuantitatif:


karakter jika diklasifikasikan akan
bertingkat dari satu ekstrim ke ekstrim
lain (gradual), maka tdk dpt dibedakan ke
dalam kelas-kelas karakter tertentu,
karakter ini sangat dipengaruhi oleh
lingkungan (mis tinggi tan, komponen
hasil dan hasil)
Adanya variabilitas memungkinkan seleksi untuk sifat-
sifat yg diinginkan:
Seleksi: Prosedur pemuliaan yg tertua, inti dr kegiatan
pemultan : Seleksi positif
Seleksi negatif

Keragaman (variabilitas):1. keragaman genetik


2. Keragaman lingkungan

Variabilitas sempit: Hibridisasi


Introduksi
Plasmanutfah baru
Mutasi
2. Heritabilitas:
-Potensi suatu individu untuk mewariskan karakter
tertentupada keturunannya

Heridity: Pewarisan karakter yang dipindahkan oleh


tetua ke keturunannya

Scr Definisi: Heritabilitas (h2) adalah rasio ragam


genetik terhadap ragam fenotip (ragam total) dari
suatu karakter
V g
h2 =
V p

V g
h2 =
V e = Ragam error atau galat atau bias penelitian/bias
lingkungan

V p = Ragam fenotipik atau ragam total penelitian

V ge = Ragam interaksi antara genotipe dan lingkungan


Ragam interaksi antara genotipe dan lokasi
Ragam interaksi antara genotipe dan musim tahun)
Ragam interaksi antara genotipe x lokasi x musim

V g = Ragam genetik diantara individu-individu

= VA (aditif) + VD(dominan) + VE (epistasi)


Nilai Heriabilitas :
1. Arti luas
h2 bs = Vg / Vp

= VA + VD + VE

Vp

2. Arti sempit
h2 ns = VA / Vp
Nilai Heritabilitas:
0 < h2 < 1.0 atau dlm dsiml maks 100%

h2 = 1.0 : semua perbedaan krn ragam genetik


h2 = 0.0 : semua perbedaan krn ragam lingkungan
h2 < 0.2 : Rendah
0.2 < h2 < 0.5 : Sedang
h2 < 0.5 : Tinggi

Kegunaan heritabilitas: 1. menentukan seleksi


2. menentukan kemajuan seleksi
R = i h2 p
3. menentukan pengaruh genetik atau
lingkungan
Heriabilitas dapat diduga dalam Arti luas (Broad sence) dan
dalam arti sempit (Narrow Sence)

Heritabilitas dalam arti luas


a. dengan menggunakan data populasi P1,P2, F1 dan F2
h2 bs = VG / Vp
dimana: Vp = VF2
VE = 1/3 (VP1 + VP2 + VF1)
VG = Vp VE = VF2 - VE
h2 bs = VG / Vp = {VF2 1/3 (VP1+VP2+VF1)}/ VF2
b. Menggunakan pendugaan ragam lingkungan tidak
langsung (metode Mahmud-Kramer) dengan rumus:
VF2 1/2(VP1+VP2)
h2 =
VF2
c. Menggunakan metode komponen ragam (ANOVA)

1. ANOVA pada percobaan satu lokasi dan satu musim/tahun

Sumber keragaman Db KT (ragam)harapan


Ulangan ( r ) r-1 M3
Galur (varietas) ( g) g-1 M 1 Vg + VE
Galat ( r 1) (g 1) M 2 VE

h2 = VG/Vp
VE = m2/r= V galat
VG = (m1 m2)/ r
Vp = VG + VE = (m1-m2)/r + m2/r =m1/r
(m1-m2)/r
Jadi: h2 = = (m1 m2)/m1
m1/r

VP (plot basis) = VG + VE

VP (Mean basis) = VG + VE /r
2. Analisis ragam gabungan
SK db KT (ragam) KT harapan

Tahun (T) t-1


Lokasi (L) l-1
L x T (l-1) (t-1)
Repl/L x T (r-1) lt
Kultivar (G) (g-1) M1 Ve + Vgtl + rlVgt + rtVgl + rtlVg
G x T (g-1)(t-1) M2 Ve + rVgtl + rl Vgt
G x L (g-1)(l-1) M3 Ve + rVgtl + rtVgl
G x L X T (g-1)(l-1)(t-1) M4 Ve + rVgtl
G x Repl/T&L (g-1)(r-1) tl M5 Ve

Ve = M5
Vgtl = (M4-M5)/r
Vgl = (M3-M4)rt
Vgt = (M2 M4)/rl
VG = [(M1-(M2+M3-M4)]/gtl = (M1 - M2- M3 + M4) / gtl
VP (phenotipe) = Vg + Vgt/t + Vgl/l + Vgtl/tl + Ve/rlt

H = Vg/Vp
3. Analisis Ragam Percobaan g genotipe, l lokasi dlm 1 tahun:

SK db KT (ragam) KT harapan

Lokasi (L) l-1


Repl/L (r-1) l
Kultivar (G) (g-1) M1 Ve + r(Vgl + Vgtl + rl(Vg + Vgt)
G x L (g-1)(l-1) M2 Ve + r(Vgl + Vgtl)
K x Repl/L (g-1)(r-1) /l M3 Ve

Ve = M3 = VE = V galat
Vgl = (M2-M3)/ r = VGE
VG = Vg + Vgl = (M1 M2) / rl
VP (plot basis) = VG + VGE + VE
VP (Mean basis) = VG + (VGE) /l + VE /rl
H VG/VP
4. Analisis Ragam Percobaan g genotipe, satu lokasi dlm bbrp tahun:

SK db KT (ragam) KT harapan

Tahun (T) t -1
Repl/T (t-1) l
Kultivar (G) (g-1) M1 Ve + r(Vgt + Vgtl) + rt(Vg + Vgl)
G x T (g-1)(t -1) M2 Ve + r(Vgt + Vgtl)
G x Repl/T (g-1)(r-1)/t M3 Ve

Ve = M3 = VE = V galat
Vgt = (M2-M3)/ r = VGE
VG = Vg + Vgt = (M1 M2) / rt
VP (plot basis) = VG + VGE + VE
VP (Mean basis) = VG + (VGE) /t + VE /rt
H VG/VP
2. Heritabilitas dalam arti sempit

a. Menggunakan regresi tetua-turunan dengan rumus:


b = Cov (tetua-turunan) / Vtetua
misalnya nilai tetua = x; nilai turunan = y, maka
b = (x - x)(y - y ) / (x - x )2

Pada tanaman menyerbuk sendiri : h2 = b x 100%,


sedangkan pada tanaman menyerbuk silang h2 = 2b x 100%
Dengan metode back cross-J. Warner

2VF2 (VB1 VB2)


h2 = x 100%
VF2
3. Daya Gabung: yaitu suatu ukuran kemampuan tanaman dalam
persilangan untuk menghasilkan tanaman atau
turunan yang unggul

Evaluasi DG Untuk pembentukan varietas


hibida F1 memilih tetua-tetua atau
genotip yang akan dijadikan tetua
hibrida

a. DGU : nilai rata-rata dr galur-galur dlm kombinasi


persilangan hibridanya
b. DGK : penampilan atau nilai kombinasi persilangan
galur tertentu
Utk mengevaluasi DG: Persilangan dialel dan
top cross
Persilangan dialel: Rancangan persilangan yg
memungkinkan semua kombinasi persilangan
galur atau genotip dilakukan, baik maupun
tanpa resiprokalnya: p (p-1)
Top cross (persilangan puncak): Persilangan
antara galur-galur tetua betina dgn galur tetua
jantan tertentu (tester)
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 M
1 86 84 98 98 92 92 96 81 88 90
2 86 91 105 102 86 92 79 80 90 90

3 84 91 87 80 65 84 93 77 83 83
4 98 105 87 97 100 101 97 91 80 95
5 98 102 80 97 96 83 93 78 83 90
6 92 86 65 100 96 80 93 76 70 84
7 92 92 84 101 83 80 90 74 72 85
8 96 79 93 97 93 93 90 91 96 92
9 81 80 77 91 78 76 74 91 78 81
10 88 90 83 80 83 70 72 96 78 82
87
4. INTERAKSI GENOTIPE DAN
LINGKUNGAN
(G by E)

1. Seleksi
2. Pengujian dan rekomendasi varietas/kultivar

Peragaan Nisbi atau peringkat bbrp genotipe akan


berubah dgn perubahan lingkungan

G1
G2
G2
G1
G by E

Respon fenotipe thdp perubahan lingkungan


Tidak sama untuk semua genotipe

Krn adanya interaksi genotipe dan lingkungan

Saling pengaruh mempengaruhi antara genetik


dan lingkungan thdp perkmbngan tanaman

1Kemampuan adaptasi luas G by E kecil


2Kemampuan adaptasi sempit G by E besar
G by E

Environment

1Mikro seleksi pop bersegregasi


2Makro penentuan varietas yg adaptabilitas luas dan sempit

Kejadian G by E :
- Antara indvd tanaman dgn lingk mikro
- Antara pop galur murni, single cross,
double cross, top cross, lini S1 DENGAN lingk makro
G by E
G by E dan SELEKSI

Seleksi pada populasi bersegregasi : Pada Populasi F2,


Setiap indv berbeda genotipenya, tentu akan
memberikan tanggap yg berbeda pada lingkungan
mikronya.

Untuk menghindari kesalahan dalam seleksi, maka


Dilakukan upaya-upaya berikut :
1). Penanaman kisi-kisi tanaman kontrol yg
genotipenya identik
X ==X==X
X ==X==X
X adalah kontrol
= adalah indv tan F2
Pilih atau seleksi indv F2 yg nisbi lebih baik dari
tan kontrol didekatnya
G by E

2). Membagi petak seleksi menjadi petak-petak kecil


yang berisi bbrp tanaman.
Pilih indv tanaman terbaik pada setiap petak kecil.

3). Seleksi berdasarkan rata-rata bergerak


Pilih indv tan yang lebih baik dari tanaman sekelilingnya
G by E dan Uji Kultivar

Uji Multilokasi: 1. Utk menentukan kultivar2 yg memiliki


adaptabilitas yg luas,
2. dan utk menentukan kultivar yg cocok pd
lingkungan tertentu.
3. Percobaan pada bbrp lokasi, musim/tahun
4. Membuat analisis ragam gabungan
5. Inbreeding dan Heterosis

Tekanan Inbreeding (tangkar dalam) terjadi


bila dilakukan inbreeding atau penyerbukan
sendiri pada tanaman yang secara alami
menyerbuk silang.

Penyerbukan sendiri Beberapa generasi pada


tanaman yang secara alami menyerbuk silang ini
akan menghasilkan galur inbred
(inbred line) yang homozigot.
Apabila dua galur inbred berbeda disilangkan maka sifat
vigornya akan muncul kembali (hibrid vigor atau
heterosis), fenomena tekanan inbreeding
dan heterosis ini sering dimanfaatkan dalam pembentukan
hibrida F1.

Depresi tangkar dalam ini jarang terjadi pada


tanaman-tanaman yang secara alami menyerbuk sendiri
yang tingkat homozigositasnya tinggi, namun fenomena
heterosis telah dimanfaatkan juga dalam membentuk
hibrida F1 pada tanaman menyerbuk sendiri sbg produksi
Ketegaran hibrid atau heterosis didefinisikan
sebagai meningkatnya ketegaran (vigor) turunan F1
melebihi kedua tetuanya atau rata-rata tetuanya
bila dua galur inbred atau galur murni disilangkan.

Ketegaran hibrid ini terjadi akibat berhimpunnya


gen-gen dominan yang dilandasi oleh teori hetero-
zigositas (makmur 1992) dimana vigor hibrida akan
lebih superior terhadap homozigositas,individu
yang paling vigor adalah yang mempunyai jumlah
alel heterozigous yang paling banyak
Heterosis
d < a
bb mp BB Bb

-a +a
d

Bb < bb atau BB
Contoh:
inbred A X inbred B
AA BB cc dd EE X aa bb CC DD EE
Nilai: 2 + 2 +1+1+ 2 = 8 1+1+2 + 2 +2 = 8
F1 Aa Bb Cc Dd Ee
Nilai = 2 + 2 + 2 + 2 + 2 = 10
Dimana: homozigot dominan = heterozigot = nilai vigor = 2
Homozigot resesif = nilai vigor = 1
Dari contoh tersebut terlihat bahwa hibrida F1 memiliki
gen-gen dominan pada semua lokus yang ada (A B C D E)
dan menunjukan vigor yang melebihi kedua galur tetuanya.
Disini efek gen-gen resesif yang merugikan dapat
ditutupi oleh adanya alel-alel yang dominan melalui
penyerbukan silang.

Indikasi utama untuk melihat efek vigor hibrid adalah


melalui penambahan vigor dan ukuran tanaman.
Sifat-sifat lain yang dapat juga mencerminkan vigor
hibrid adalah tinggi tanaman, ukuran daun, ukuran
sistimperakaran,jumlah akar, ukuran tongkol
dan jumlah biji serta ukuran sel-sel.
HIBRIDA

Jagung Hibrida
Jagung Hibrida
6. DOMESTIKASI (Pembudidayaan Tanaman)

Penemuan spesies-spesies tanaman baru pastilah


melalui pembudidayaan (domestikasi).

Domestikasi adalah pengetahuan dari asal-usul


tanaman (daerah asal tanaman) yang digunakan
sebagai sumber genetik untuk pemuliaan tanaman modern

Kebutuhan manusia yang semakin beragam,baik


pangan, pakan, industri dan energi telah mendorong
peneliti untuk mendomestikasi spesies-spesies tanaman
baru baik digunakan secara langsung maupun untuk
pemuliaan.
7. INTRODUKSI :

Suatu metode pemasukan/pemindahan bahan bahan


tanaman dari suatu daerah/negara ke daerah/negara
lain (lokasi baru) yang iklimnya berbeda membentuk
koleksi plasma nutfah
1Spesies-spesies tanaman baru diadaptasikan untuk
produksi komersil, maka langsung dapat dijadikan
sebagai kultivar
a. Kultivar; Evaluasi penampilannya
b. Galur hasil penelitian negara lain
2. Heterogenus; harus seleksi untuk dapat tanaman
superior untuk kultivar unggul
3. Sumber sifat tetua ut bhn persilangan
4. Memperluas keragaman genetik
5. Introduksi dalam bentuk benih, tepung sari,
bahan vegetatif
6. Aklimatisasi; penyesuaian diri pada perubahan
lingkungan

Anda mungkin juga menyukai