Anda di halaman 1dari 16

LAPORAN PRAKTIKUM

PERAKITAN VARIETAS TANAMAN


ACARA VII
PENDUGAAN KOMPONEN RAGAM DAN HERITABILITAS

Disusun Oleh :
Nama : Asep Andi Putra
NPM : E1J017137
Shift : A2/Rabu, 08.00 – 10.00 WIB
Dosen : Wuri Pramesari, S.P., M.Si
Co.Ass : Fera Indah Lestari

LABORATORIUM AGRONOMI
JURUSAN BUDIDAYA PERTANIAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS BENGKULU
2020
BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Keragaman atau variasi ditemui pada hampir semua karakter dari yang paling
gampang sampai yang paling sulit, tinggi, lebar, besar atau ukuran volume, bentuk dan
tanggap terhadap faktor lingkungan. Gen pada setiap individu, walaupun perangkat dasar
penyusunnya sama, tetapi susunannya berbeda-beda bergantung pada masing-masing
induknya. Susunan perangkat gen inilah yang menentukan ciri atau sifat suatu individu
dalam satu spesies.
Keanekaragaman sifat genetik pada suatu organisme dikendalikan oleh gen-gen yang
terdapat di dalam kromosom yang dimilikinya. Kromosom tersebut diperoleh dari kedua
induknya melalui pewarisan sifat. Namun demikian, ekspresi gen suatu organisme juga
dipengaruhi oleh kondisi lingkungan tempat hidupnya.
Pengetahuan tentang besarnya keragaman genotipe dalam suatu populasi merupakan
modal penting dalam program pemuliaan tanaman, karena keragaman genotipe
mencerminkan besarnya potensi dan kecepatan dari populasi tersebut untuk menerima
perbaikan.
Heritabilitas merupakan suatu tolak ukur untuk mengetahui kemampuan tetua dalam
menurunkan kesamaan sifat kepada keturunannya. Oleh karena itu heritabilitas perlu
diketahui karena dapat membantu para pemulia untuk menghasilkan tanaman dengan sifat
yang diinginkan. Pengetahuan tentang besarnya keragaman genotipe dalam suatu populasi
merupakan modal penting dalam program pemuliaan tanaman, karena keragaman genotipe
mencerminkan besarnya potensi dan kecepatan dari populasi tersebut untuk menerima
perbaikan.

2. Tujuan
Praktikum ini bertujuan untuk mempelajari cara penafsiran besarnya keragaman
genetik dan heritabilitas arti luas dari karakter-karakter tanaman.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

Keragaman genetik sangat mempengaruhi keberhasilan seleksi dalam program pemuliaan


tanaman (Poehlman et al, 1995). Sebelum menetapkan metode pemuliaan dan seleksi yang akan
digunakan serta waktu seleksi, perlu diketahui tingkat keragaman genetik (Syukur et al., 2011).
Selain itu, perlu juga diketahui nilai heritabilitas karakter-karakter yang akan dijadikan target
seleksi (Pinaria et al., 1995).
Aplikasi pemuliaan tanaman tidak dapat lepas dari pengaruh lingkungan yang ada, karena
tanman dalam pertumbuhannya merupakn fungsi dari genotipe dan lingkungan.  Respon tanaman
yang spesifik terhadap lingkungan yang bergam mengakibatkan adanya interaksi antara genotipe
dan lingkungan (GXL).  Pengaruh interaksi yang besar secara langsung akan mengurangi
kontribusi dari genetik dalam penampilan akhir. Heritabilitas mengacu kepada peranan faktor
genetik dan lingkungan terhadap pewarisan suatu karakter tanaman (Allard, 1960).
Heritabilitas adalah parameter genetik yang mengukur kemampuan suatu genotipe dalam
populasi tanaman untuk mewariskan karakter yang dimiliki atau suatu pendugaan yang
mengukur sampai sejauh mana variabilitas penampilan suatu genotype dalam populasi tanaman
terutama yang disebabkan oleh peranan faktor genetik (Poelman dan Sleeper, 1995). Heritabilitas
merupakan pernyataan kuantitatif dari faktor keturunan dibandingkan dengan faktor lingkungan
dalam memberikan penampilan akhir, heritabilitas merupakan estimasi proporsi keragaman suatu
sifat yang disebabkan oleh faktor genetik relatif terhadap faktor lingkungan.
Heritabilitas suatu karakter penting diketahui, terutama untuk menduga besarnya pengaruh
lingkungan terhadap pertumbuhan dan perkembangan tanaman serta pemilihan lingkungan yang
sesuai untuk proses seleksi (Susanto dan Adie, 2005). Hasil penelitian menunjukkan bahwa daya
hasil tomat lebih dipengaruhi oleh interaksi antara genotipe dan lingkungan daripada lingkungan
dan atau genetik secara tunggal (Harmonto et al., 2017)
BAB III
METODOLOGI
3.1 Bahan dan Alat
3.1.1. Alat
 Kalkulator
 ATK
 LKP
3.1.2. Bahan
 Data sekunder
 Kertas

3.2 Prosedur Kerja


1. Setiap kelompok mendapatkan data sekunder masing-masing variabel pengamatan
2. Melakukan analisis komponen ragam (ragam genetik, ragam lingkungan, dan ragam
fenotipe) dari data sekunder yang ada
3. Menyusun semua data yang ada dalam bentuk tabel lengkap dengan keterangannya
4. Meinterpretasikan tabel yang disusun dalam paragraf.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Pengamatan


Evaluasi tanaman jagung sebanyak 10 genotipe yang ditanam di Zona Pertanian
Terpadu dilakukan pada Tahun 2020. Variabel yang diamati adalah karakter tinggi tanaman.
Rancangan lingkungan yang digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL), Dari
analisis varians diperoleh data sebagai berikut :
Sumber Derajat Jumlah Kuadrat F-hit F- Nilai harapan
keragaman bebas (db) kuadrat (JK) tengah (KT) tab kuadrat tengah
(NHKT)
Genotipe 9 857 95,22 7,50 σ² + b σ² g
Galat 30 308,7 12,69 σ²
Total 39 1237,7

Diperoleh informasi bahwa nilai tengah populasi dari karakter tinggi tanaman adalah 93,78
cm.
Tentukan nilai komponen ragam dan heritabilitas untuk karakter tinggi tanaman?

Penyelesaian :
1. Ragam genetik (σ2g) dihitung menggunakan formula Singh dan Chaudhary (1979):
σ2g = (KTg-KTe)/n
Keterangan:
KTg = kuadrat tengah genotipe
KTe = kuadrat tengah error
n = ulangan

nilai n (ulangan) ditentukan berdasarkan nilai db pada table di atas. Diketahui db total =
39 dan db genotipe 9, maka nilai n (ulangan) = (db total + 1)/ (db genotipe+1), sehingga nilai n =
(39+1)/(9+1)
n=4

σ2g = (KTg-KTe)/n
= (95,22-12,69)/4
= 82,53/4
= 20,63

σ2e = KTe
= 12,69
σ2f = σ2g + σ2e
= 20,63 + 12,69
= 33,32

2. Standar deviasi ragam genetik menggunakan rumus:


-------------------------------------------
σσ g = √ [2/n2] [(KTg2/dbg+2) +(KTe2/dbe +2)]
2

Keterangan:
KTg = kuadrat tengah genotipe
KTe : = kuadrat tengah galat
n = ulangan
dbg = derajat bebas genotipe
dbe = derajat bebas galat

σσ2g = √ [2/n2] [(KTg2/(dbg+2)) +(KTe2/(dbe +2))]


= √ [2/42] [(95,222/(9+2)) +(12,892/(30 +2))]
= √ [0,125] [1,009.4276 +7.36]
= √ [0,125] [1.016]
= √ 127,09
= 11,09

2 σσ2g = 2 X 11,27
= 22,54

Luas atau sempitnya Keragaman genetik dapat diduga dari ragam genetik (σ2g ) dan standar
deviasi ragam genetik ( σσ2g). Suatu karakter mempunyai keragaman genetik yang luas jika σ2g
> 2 σσ2g (Pinaria et al. 1995) sehingga pada contoh ini diperoleh hasil sebagai berikut :

σ2g = 20,63
2
σσ g = 11,27
2
2 σσ g = 22,54
dikarenakan σ2g < 2 σσ2g  20,63 < 22,54 maka keragaman genetiknya SEMPIT

3. Koefisien keragaman genetik (KKG) diduga dari rumus:


-------
KKG = (√σ2g)/x) x 100%
Keterangan:
σ2g = ragam genetik
x = rataan populasi

KKG = (√σ2g)/x) x 100%


= (√20,63)/93,78) x 100 %
= (4,54/93,78) x 100 %
= 0,048 x 100 %
= 4,8 %
4. Koefisien keragaman fenotipik (KKF) diduga dari rumus:
-------
KKF = (√σ2f)/x) x 100%
Keterangan:
σ2f = ragam fenotipik = (σ2g + (σ2e )
x = rataan populasi

KKF = (√σ2f)/x) x 100%


= (√33,32)/93,78) x 100%
= (5,77/93,78) x 100%
= 0,016x 100 %
= 6,1 %

5. Heritabilitas arti luas (h2bs) diduga dari persamaan:


h2bs = (σ2g/ σ2f) x 100%

h2bs = (20,63/33,32) x 100%


= 0,61 x 100 %
= 61 %

Kriteria heritabilitas (%) Zen dan Bahar (1995) adalah:


0 < X < 20 rendah , 20 ≤ X< 50 sedang dan 50 ≤ X tinggi

Berdasarkan kriteria di atas maka karakter diameter tongkol memiliki heritabilitas TINGGI,
artinya keragaman yang terbentuk lebih pengaruh oleh genetik dibandingkan pengaruh
lingkungan.

4.2 Pembahasan
Dari karakter yang diuji yaitu diameter buah, memiliki keragaman genetik yang
luas, sehingga seleksi terhadap karakter-karakter tersebut pada populasi yang diuji
masih efektif. Keragaman genetik yang luas untuk beberapa karakter pada populasi ini
disebabkan latar belakang genetik populasi yang berbeda. Pengetahuan tentang latar
belakang genetik populasi sangat penting untuk memulai seleksi.
Nilai duga heritabilitas suatu karakter perlu diketahui karena bermanfaat
untuk menduga kemajuan dari suatu seleksi dan untuk mengetahui bahwa karakter
tersebut banyak dipengaruhi oleh faktor genetik atau lingkungan. Memiliki kriteria
heritabilitas luas artinya genetik lebih mempengaruhi keragaman. Nilai heritabilitas yang
tinggi untuk karakter tersebut menunjukkan bahwa pengaruh faktor genetik lebih besar
dibandingkan faktor lingkungan dan memiliki peluang yang besar untuk dapat
terwariskan kepada turunannya (Geleta et al.,2006)
Keragaman genetik dan heritabilitas sangat bermanfaat dalam proses seleksi.
Seleksi akan efektif jika populasi tersebut mempunyai keragaman genetik yang luas
dan heritabilitas yang tinggi. Selain informasi ragam populasi, nilai tengah masing-
masing genotipe juga berperan dalam efektivitas seleksi (Syukur, 2011).
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Keragaman genetik sangat berpengaruh untuk proses seleksi. Karakter-karakter
tanaman yang memiliki ragam genetik yang luas masih efektif untuk digunakan. Sementara
ragam genetik yang sempit artinya tanaman tersebut tidak efektif lagi digunakan untuk
karakter tersebut. Kriteria heritabilitas yang tinggi menunjukan bahwa genetik lebih
mempengaruhi dari pada lingkungan, artinya karakter-karakter tersebut memiliki peluang
yang tinggi untuk diturunkan. Kriteria heritabilitas yang sedang menunjukan genetik dan
lingkungan sama-sama mempengaruhi, artinya karakter tersebut masih memiliki peluang
untuk diturunkan dan dengan lingkungan yang sesuai. Sedangkan kriteria heritabilitas
rendah menunjukan lingkungan lebih berpengaruh daripada genetik, artinya karakter
tersebut tidak dapat diturunkan.
DAFTAR PUSTAKA

Allard, R.W. 1960. Principles of Plant Breeding. New York: J.Wiley & Sons. 485 p.
Geleta, F.L., T.M. Labuschagne. 2006. Combining ability and heritability for vitamin C and
total soluble solids in pepper (Capsicum annuum L.). J Sci. Food Agric. 86(9): 1317-1320
Hermanto, R. and Syukur, M., 2017. Pendugaan Ragam Genetik dan Heritabilitas Karakter
Hasil dan Komponen Hasil Tomat (Lycopersicum esculentum Mill.) di Dua Lokasi. Jurnal
Hortikultura Indonesia, 8(1).
Pinaria, A., A. Baihaki, R. Setiamihardja, A.A. Daradjat. 1995. Variabilitas genetik dan
heritabilitas karakter-karakter biomassa 53 genotipe kedelai. Zuriat.6(2): 88-92.
Poehlman, J. M. , D. A. Sleeper. 1995. Breeding Field Crops. Iowa State University
Press. USA.
Susanto, G.W.A. dan M.M. Adie. 2005. Pendugaan heritabilitas hasil dan componen hasil
galur-galur kedelai di tiga lingkungan. Prosiding Simposium PERIPI 5 – 7 Agustus 2004.
hal : 119 – 125.
Syukur, M., S. Sujiprihati, R. Yunianti, D.A. Kusumah. 2011. Pendugaan ragam genetik,
dan heritabilitas karakter komponen hasil beberapa genotipe cabai. J. Agrivigor. 10(2):
148-156
Tugas

2. Evaluasi tanaman jagung sebanyak 10 genotipe yang ditanam di Zona Pertanian Terpadu
dilakukan pada Tahun 2020. Variabel yang diamati adalah karakter umur berbunga. Rancangan
lingkungan yang digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL), Dari analisis varians
diperoleh data sebagai berikut :

Sumber Derajat Jumlah Kuadrat F-hit F- Nilai harapan


keragaman bebas (db) kuadrat (JK) tengah (KT) tab kuadrat tengah
(NHKT)
Genotipe 9 379 42,11 1,68 σ² + b σ² g
Galat 30 748,2 24,94 σ²
Total 39 1127,2

Diperoleh informasi bahwa nilai tengah populasi dari karakter umur berbunga adalah 45,78 hst.
Tentukan nilai komponen ragam dan heritabilitas untuk karakter umur berbunga?

2. Ragam genetik (σ2g) dihitung menggunakan formula Singh dan Chaudhary (1979):
σ2g = (KTg-KTe)/n
Keterangan:
KTg = kuadrat tengah genotipe
KTe = kuadrat tengah error
n = ulangan

nilai n (ulangan) ditentukan berdasarkan nilai db pada table di atas. Diketahui db total =
39 dan db genotipe 9, maka nilai n (ulangan) = (db total + 1)/ (db genotipe+1), sehingga nilai n =
(39+1)/(9+1)
n=4

σ2g = (KTg-KTe)/n
= (42,11-24,94)/4
= 17,17/4
= 4,29

σ2e = KTe
= 24,94

σ2f = σ2g + σ2e


= 4,29 + 24,94
= 29.23

2. Standar deviasi ragam genetik menggunakan rumus:


-------------------------------------------
σσ2g = √ [2/n2] [(KTg2/dbg+2) +(KTe2/dbe +2)]
Keterangan:
KTg = kuadrat tengah genotipe
KTe : = kuadrat tengah galat
n = ulangan
dbg = derajat bebas genotipe
dbe = derajat bebas galat

σσ2g = √ [2/n2] [(KTg2/(dbg+2)) +(KTe2/(dbe +2))]


= √ [2/42] [(42,112/(9+2)) +(24,942/(30 +2))]
= √ [0,125] [161,20 + 19,43]
= √ [0,125] [180,63]
= √ 22,57
= 4,75

2 σσ2g = 2 X 4,75
= 9,5

Luas atau sempitnya Keragaman genetik dapat diduga dari ragam genetik (σ2g ) dan standar
deviasi ragam genetik ( σσ2g). Suatu karakter mempunyai keragaman genetik yang luas jika σ2g
> 2 σσ2g

σ2g = 4,29
2
σσ g = 4,75
2
2 σσ g = 9,5
dikarenakan σ2g < 2 σσ2g  4,29 < 9,5 maka keragaman genetiknya SEMPIT

3. Koefisien keragaman genetik (KKG) diduga dari rumus:


-------
KKG = (√σ2g)/x) x 100%
Keterangan:
σ2g = ragam genetik
x = rataan populasi

KKG = (√σ2g)/x) x 100%


= (√4,29)/45,78) x 100 %
= (2,07/45,78) x 100 %
= 0,04 x 100 %
=4%
4. Koefisien keragaman fenotipik (KKF) diduga dari rumus:
-------
KKF = (√σ2f)/x) x 100%
Keterangan:
σ2f = ragam fenotipik = (σ2g + (σ2e )
x = rataan populasi

KKF = (√σ2f)/x) x 100%


= (√29,23)/45,78) x 100%
= (5,40/45,78) x 100%
= O,11 x 100 %
= 11 %

5. Heritabilitas arti luas (h2bs) diduga dari persamaan:


h2bs = (σ2g/ σ2f) x 100%

h2bs = (4,29/29,23) x 100%


= 0,14 x 100 %
= 14 %

Kriteria heritabilitas (%) Zen dan Bahar (1995) adalah:


0 < X < 20 rendah , 20 ≤ X< 50 sedang dan 50 ≤ X tinggi

Berdasarkan kriteria di atas maka karakter diameter tongkol memiliki heritabilitas RENDAH,
artinya keragaman yang terbentuk lebih dipengaruhi oleh lingkungan dibandingkan pengaruh
genetic
3. Evaluasi tanaman jagung sebanyak 10 genotipe yang ditanam di Zona Pertanian Terpadu
dilakukan pada Tahun 2020. Variabel yang diamati adalah karakter jumlah baris biji. Rancangan
lingkungan yang digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL), Dari analisis varians
diperoleh data sebagai berikut :

Sumber Derajat Jumlah Kuadrat F-hit F- Nilai harapan


keragaman bebas (db) kuadrat (JK) tengah (KT) tab kuadrat tengah
(NHKT)
Genotipe 9 289 32,11 4,70 σ² + b σ² g
Galat 30 204,9 6,83 σ²
Total 39 493,9

Diperoleh informasi bahwa nilai tengah populasi dari karakter jumlah baris biji adalah 10,5 baris.
Tentukan nilai komponen ragam dan heritabilitas untuk karakter jumlah baris biji?

Penyelesaian :
3. Ragam genetik (σ2g) dihitung menggunakan formula Singh dan Chaudhary (1979):
σ2g = (KTg-KTe)/n
Keterangan:
KTg = kuadrat tengah genotipe
KTe = kuadrat tengah error
n = ulangan

nilai n (ulangan) ditentukan berdasarkan nilai db pada table di atas. Diketahui db total =
39 dan db genotipe 9, maka nilai n (ulangan) = (db total + 1)/ (db genotipe+1), sehingga nilai n =
(39+1)/(9+1)
n=4

σ2g = (KTg-KTe)/n
= (32,11-6,83)/4
= 25,28/4
= 6,32

σ2e = KTe
= 6,83

σ2f = σ2g + σ2e


= 6,32 + 6,83
= 13,15

2. Standar deviasi ragam genetik menggunakan rumus:


-------------------------------------------
σσ2g = √ [2/n2] [(KTg2/dbg+2) +(KTe2/dbe +2)]
Keterangan:
KTg = kuadrat tengah genotipe
KTe : = kuadrat tengah galat
n = ulangan
dbg = derajat bebas genotipe
dbe = derajat bebas galat

σσ2g = √ [2/n2] [(KTg2/(dbg+2)) +(KTe2/(dbe +2))]


= √ [2/42] [(32,112/(9+2)) +(6,832/(30 +2))]
= √ [0,125] [93,73 + 1,45]
= √ [0,125] [98,18]
= √ 12,27
= 3,50

2 σσ2g = 2 X 3,50
=7

Luas atau sempitnya Keragaman genetik dapat diduga dari ragam genetik (σ2g ) dan standar
deviasi ragam genetik ( σσ2g). Suatu karakter mempunyai keragaman genetik yang luas jika σ2g
> 2 σσ2g (Pinaria et al. 1995) sehingga pada contoh ini diperoleh hasil sebagai berikut :

σ2g = 6,32
2
σσ g = 3,50
2
2 σσ g = 7
dikarenakan σ2g < 2 σσ2g  6,32 < 7 maka keragaman genetiknya SEMPIT

3. Koefisien keragaman genetik (KKG) diduga dari rumus:


-------
KKG = (√σ2g)/x) x 100%
Keterangan:
σ2g = ragam genetik
x = rataan populasi

KKG = (√σ2g)/x) x 100%


= (√6,32)/10,5) x 100 %
= (2,51/10,5) x 100 %
= 0,23 x 100 %
= 23 %
4. Koefisien keragaman fenotipik (KKF) diduga dari rumus:
-------
KKF = (√σ2f)/x) x 100%
Keterangan:
σ2f = ragam fenotipik = (σ2g + (σ2e )
x = rataan populasi

KKF = (√σ2f)/x) x 100%


= (√13,15)/10,5) x 100%
= (3,62/10,5) x 100%
= 0,34 x 100 %
= 34 %

5. Heritabilitas arti luas (h2bs) diduga dari persamaan:


h2bs = (σ2g/ σ2f) x 100%

h2bs = (6,32/13,15) x 100%


= 0.48 x 100 %
= 48 %

Kriteria heritabilitas (%) Zen dan Bahar (1995) adalah:


0 < X < 20 rendah , 20 ≤ X< 50 sedang dan 50 ≤ X tinggi

Berdasarkan kriteria di atas maka karakter diameter tongkol memiliki heritabilitas SEDANG,
artinya keragaman yang terbentuk adanya pengaruh oleh genetik dan pengaruh lingkungan.

Anda mungkin juga menyukai