Anda di halaman 1dari 65

TEKNIK SURVEY AGRIBISNIS

PENGERTIAN
• Survey merupakan salah satu dari metode ilmiah
Menurut estimologinya survey berasal dari Bahasa
Latin terdiri dari suku kata sur yang merupakan
turunan kata Latin super yang berarti di atas atau
melampui.
• Sedangkan suku kata vey berasal dari kata Latin
videre yang berarti melihat.
• Jadi kata survey berarti melihat di atas atau melampui
(Leedy, 1980, dalam Irawan Soeharto, 2000:53).
• Survei Agribisnis merupakan Pengamatan/
penyelidikan yang kritis untuk mendapatkan
keterangan yang terang dan baik terhadap persoalan
agribsinis di suatu daerah tertentu.
• Margono (2005) mendefenisikan metode
penelitian survey adalah Pengamatan/
penyelidikan yang kritis untuk mendapatkan
keterangan yang terang dan baik terhadap suatu
persoalan tertentu dan di dalam suatu daerah
tertentu.
• Penelitian survey umumnya bertujuan untuk
mencapai generalisasi, dan sebagian lain juga
untuk membuat prediksi.
• Asmadi Alsa (2004:20) mengemukakan
rancangan survey merupakan prosedur dimana
peneliti melaksanakan survey atau memberikan
angket atau skala pada satu sampel untuk
mendeskripsikan sikap, opini, perilaku, atau
karakteritik responden. Dari hasil survey ini,
peneliti membuat claim tentang kecenderungan
yang ada dalam populasi.
• Dari beberapa pendapat diatas maka dapat
disimpulkan bahwa
• “penelitian survey adalah salah satu metode
penelitian yang umumnya mengkaji populasi
yang besar dengan menggunakan sampel
populasi yang bertujuan untuk membuat
deskripsi, generalisasi, atau prediksi tentang
opini, perilaku, dan karakteristik yang ada dalam
populasi tersebut”
Tujuan Penelitian Survey
• Penelitian survey menurut Soehartono (2000:54)
diklasifikasikan mempunyai dua tujuan,
1. bertujuan untuk memberikan
gambaran/penjelasan tentang sesuatu dan,
2. bertujuan untuk melakukan analisis.
1. bertujuan untuk memberikan
gambaran/penjelasan tentang sesuatu
• survey dapat dilakukan dengan tujuan semata-mata
untuk memberikan gambaran tentang sesuatu. survey
semacam itu disebut survey deskriptif.
• Survey deskriptif berkaitan dengan situasi yang
memerlukan teknik pengumpulan data tertentu seperti
wawancara, angket, atau observasi.
• Apabila survey dekriptif ini menggunakan teknik statistik,
maka statistik yang digunakan adalah statistik deskriptif
(tendensi sentral, ukuran penyebaran, dan ukuran
korelasi).
2. bertujuan untuk melakukan analisis

• Data dalam survey analitik biasanya merupakan


data kuantitaif.
• Maksud metode survey analitik untuk menarik
kesimpulan dan menafsirkan data atau
pengujian hipotesis.
• Statistik yang digunakan adalah statistik
inferensial.
JENIS PENELITIAN SURVEY
• Menurut Irawan Soehartono (2000:54) terdapat beberapa
jenis survey, yaitu :
1. Sample Survey, survey yang dilakukan pada sebagai
populasi (sampel)
2. Sensus, survey yang dilakukan pada seleuruh anggota
populasi.
3. Public Opinion Poll, survey yang mengajukan pertanyaan
kepada responden tentang suatu topic pendapat umum,
misalnya :sikap terhadap anak jalan.
4. Cross sectional Survey, survey yang membandingkan dua
kelompok orang atau lebih untuk melihat perbedaan yang
ada pada kelompok-kelompok tersebut.
5. Survey Longitudinal, survey yang akan melihat perubahan
atau perkembangan yang terjadi dalam perjalanan waktu.
Prosedur Penelitian Survey
1. Merumuskan masalah penelitian dan
menentukan tujuan survey.
2. Menentukan konsep, dan desain penelitian.
3. Pengambilan sampel.
4. Pembuatan kuisioner dan instrument-
instrumen.
5. Perkerjaan lapangan, termasuk memilih dan
melatih pewawancara.
6. Pengumpulan dan Pengolahan data.
7. Analisis dan pelaporan
1. Menentukan Masalah Penelitian

• Setiap penelitian diawali dari adanya “masalah”.


Masalah Penelitian adalah konseptualisasi
(pemakaian konsep) atas sebuah fenomena
atau gejala sosial yang akan diteliti. Itu berarti,
tidak semua masalah dapat dikatakan sebagai
masalah penelitian.
• Lalu apakah perbedaan
antara Masalah dengan Masalah Penelitian?
• Masalah adalah gejala/fenomena/kasus
yang terjadi di dalam kehidupan sehari-
hari.
• Masalah Penelitian adalah konseptualisasi
terhadap masalah sosial. Ada peranan
teori dalam Masalah Penelitian.
• Apakah setiap masalah sosial dapat dijadikan
masalah penelitian? 
• Jawabannya, tidak selalu. Tapi, satu masalah
sosial dapat menjadi lebih dari satu masalah
penelitian.
• Lantas bagaimana mengubah masalah
sosial menjadi masalah penelitian?
Trik menghubungkan masalah dan
masalah penelitian
• Hubungkan masalah sosial dengan
konsep (teori).
• Kaitkan dengan metode penelitian yang
dipakai.
• Hubungkan dengan paradigma penelitian
yang dipergunakan.
• Rumuskan dalam kalimat tanya.
2. Menentukan konsep dan desain
penelitian
• Desain penelitian merupakan konseptualisasi
atas sebuah fenomena atau gejala sosial yang
akan diturunkan menjadi variabel-variabel
penelitian sampai ke tingkat indikator.
• Jika digambarkan secara sistematis, maka
desain penelitian survei tampak dalam hierarki
sebagai berikut:
Hirarki Penelitian Survey

• Teori
• Konsep
• Variabel
• Dimensi
• Indikator
• Skala/Pengukuran
• Pertanyaan
3. Menentukan Sampel
• Menentukan sampel artinya memilih teknik dan
metode yang akan digunakan untuk mengambil
sampel yang didasarkan pada keadaan dan
kebutuhan data penelitian, keterbatasan waktu,
biaya, dan tenaga untuk meneliti suatu populasi
menyebabkan perlunya dilakukan penentuan
sampel.
• Secara umum ada dua macam teknik penentuan
sampel, yakni
1. random sampling atauprobability
sampling
2. non-random sampling atau non probablity
sampling.
1. Random sampling atau probability
sampling
• Penarikan sampel Secara Acak 
Sederhana (Simple Random Sampling)
• Sampel acak sederhana adalah sampel yang
diambil sedemikian rupa sehingga anggota
populasi mempunyai kesempatan/peluang yang
sama untuk dipilih menjadi sampel.
• Penarikan Sampel Sistematis (Systematic
Random Sampling)
• Metode pengambilan sampel di mana anggota
sampel dipilih secara sistematis dari daftar
populasi. Daftar populasi harus berada dalam
keadaan acak atau membaur.
• Penarikan Sampel Stratifikasi (Stratified Random
Sampling)
• Metode penarikan sampel berlapis atau berstrata. Suatu
kriteria yang jelas harus ditetapkan untuk membatasi
strata. Penarikan sampel dari setiap strata dapat
dilakukan secara proporsional atau tidak proporsional.
• Penarikan Sampel Secara Bergerombol (Cluster
Sampling)
• Dalam praktik seringkali kita tidak mempunyai daftar
populasi yang lengkap. Dalam kondisi seperti ini
diperlukan “Populasi Mini” yang sifat dan karakternya
sama dengan seluruh Populasi. Populasi mini seperti ini
disebut Cluster atau Gerombol. Setelah cluster
ditetapkan, barulah memilih sampel secara acak.
Kelemahan cara ini adalah sulit mengetahui bahwa
setiap gerombol meng-gambarkan sifat populasi secara
tuntas.
2. Non-random sampling atau
non probablity sampling
• Penarikan Sampel Secara Kebetulan (Accidental
Sampling)
• Peneliti dapat memilih orang atau responden yang
terdekat dengannya, atau yang pertama kali dijumpainya
dan seterusnya.
• Penarikan Sampel Secara Sengaja (Purposive
Sampling)
• Peneliti telah menentukan responden menjadi sampel
penelitiannya dengan anggapan atau menurut
pendapatnya sendiri degan suatu argumentasi.
• Penarikan Sampel Jatah (Quota Sampling)
• Populasi dibagi menjadi beberapa strata sesuai dengan
fokus penelitian. Penarikan sampel jatah dilakukan kalau
peneliti tidak mengetahui jumlah yang rinci dari setiap
strata populasi-nya. Dalam kondisi ini peneliti
menentukan jatah untuk setiap strata yang kurang-lebih
seimbang.
• Penarikan Sampel Bola Salju (Snowball Sampling)
• Bola salju dibuat dengan menggulung salju yang
bertebaran di atas rumput, dari sedikit menjadi banyak
dan besar. Pertama kali ditentukan satu atau beberapa
responden untuk diwawancarai, sehingga berperan
sebagai titik awal penarikan sampel. Responden
selanjutnya ditetapkan berdasarkan petunjuk dari
responden sebelumnya. Cara ini sering digunakan
dalam penelitian-penelitian pemasaran.
Sampling Error (Tingkat Kesalahan yang Diinginkan)
dan Tingkat Kepercayaan (Derajat Ketelitian)

• Sampling error menunjukkan tingkat presisi yang


diinginkan oleh peneliti (berapa derajat perbedaan yang
diinginkan antara hasil sampel dengan populasi).
• Sampling error adalah kesalahan (error) yang terjadi dari
tahap kerangka sampel dan penarikan sampel.
Kesalahan ini adalah kesalahan alamiah yang pasti
terjadi karena peneliti menggunakan sampel dan tidak
mewawancarai semua anggota populasi (Tim AROPI,
2007: 61)
• Besar kecilnya sampling error sangat tergantung pada
jumlah sampel yang dipakai.
• Jika peneliti ingin mendapatkan sampling error yang
kecil, maka jumlah sampel harus ditambah.
• Sebaliknya, jika sampel yang dipakai kecil, sampling
error akan besar.
4. Mengembangkan Instrumen Survei (Menyusun
Kuesioner/Pertanyaan)

• Dalam penelitian survei, data dapat diperoleh dengan


berbagai alternatif cara pengumpulan data. Berikut
adalah beberapa teknik pengumpulan data dalam survei.
1. Kuesioner langsung
2. Kuesioner via pos
3. Wawancara tatap muka
4. Wawancara via telepon
5. Pengisian kuesioner via komputer
6. Wawancara online (chatting, dsb)
7. Polling
• Dari sekian banyak teknik, kuesioner merupakan teknik
yang dianggap paling efisien. Meski demikian, kuesioner
memiliki kelebihan dan kekurangan.
• Kelebihan:
• Relatif hemat biaya dan waktu
• Anonimity (jaminan kerahasiaan)
• Keseragaman kata dan istilah
• Tidak ada bias pewawancara
• Menjangkau banyak responden
• Kelemahan:
• Tidak fleksibel
• Tidak ada kendali atas urutan pertanyaan
• Ada pertanyaan tidak terjawab
• Respons rate rendah (terutama bila melalui pos)
• Hanya perilaku verbal yang tercatat
• Tidak bisa merekam jawaban spontan
• Pertanyaan survei yang baik dapat menjaring informasi
yang lebih tepat. Berikut adalah ciri-ciri pertanyaan
penelitian yang baik:
1. Jelas dan menggunakan bahasa yang sederhana
2. Padat
3. Spesifik
4. Bisa dijawab
5. Memiliki relevansi dengan responden
6. Tidak menggunakan kalimat negatif
7. Hindari menggunakan terminology yang bias
8. Hindari menanyakan dua hal sekaligus dalam suatu
pertanyaan
Berikut ini beberapa bentuk kekeliruan yang
disebabkan bias dalam menyusun pertanyaan.

• 1. Double barreled question, ada lebih dari 1


pertanyaan dalam 1 item pertanyaan.
• “Apakah Anda menyukai RRI dan gaya penyiarnya?”
• 2. Ambiguous question, yaitu penggunaan istilah yang
rancu .
• “Apakah Anda setuju atau tidak bahwa gaya penyiar
itu cool?”
• 3. Level of wording, penggunaan bahasa yang tidak
sesuai kemampuan responden.
• “Apakah ada anggota keluarga Anda yang
termasuk schizofrenia?”
• 4. Leading of question, yakni penyusunan yang
menggiring responden ke arah jawaban tertentu.
• “Setujukah Anda dengan pendapat orang bahwa acara
di RRI itu bagus?”
• 5. Abstract vs factual question, yaitu pertanyaan yang
abstrak vs pertanyaan mengacu pada hal-hal konkret
yang spesifik dan memiliki jawaban spesifik.
• ”Apakah Anda merasa sudah menjalani hidup yang
seimbang?”
• 6. Sensitive/threatening question, yaitu pertanyaan
yang mengandung topik sensitif, sehingga cenderung
menghasilkan jawaban normatif.
• “Bagaimana pandangan Anda tentang ateisme ?”
• “Bagaimana pandangan Anda tentang sex bebas? “
• 7. Pertanyaan tidak lengkap
• Salah: Jika acara kuis disiarkan hari ini, apakah Anda
akan mengikut iatau tidak?
• Benar: Jika acara kuis disiarkan RRI hari ini, apakah
Anda akan mengikut atau tidak?
• 8. Periode waktu tidak jelas
• Salah: Dalam acara Dialog interaktif yang membahas
pemilihan anggota DPRD Kabupaten Sleman yang lalu,
apakah Ibu/Bapak ikut memilih atau tidak?
• Benar: Dalam acara Dialog interaktif yang membahas
pemilihan anggota DPRD Kabupaten Sleman Juni 2004
yang lalu, apakah Ibu/Bapak ikut memilih atau tidak?
• 9. Aspek yang ditanyakan tidak spesifik
• Salah: Dalam satu minggu terakhir, berapa kali
Ibu/Bapak membaca suratkabar dan majalah?
• Benar: Dalam satu minggu terakhir, berapa kali
Ibu/Bapak membaca suratkabar?
• 10. Pemakaian singkatan (akronim)
• Salah: Bagaimana penilaian Ibu/Bapak atas kerja polisi
dalam menangani kasus curanmor di DKI Jakarta?
• Benar: Bagaimana penilaian Ibu/Bapak atas kerja polisi
dalam menangani kasus pencurian kendaraan bermotor
di DKI Jakarta?
• 11. Kategori jawaban tumpang tindih
• Salah: Berapa usia Ibu/Bapak saat ini? (a) 20-30 (b) 30-
40 (c) 40-50 (d) 50-60 (e) Di atas 60 tahun
• Benar: Berapa usia Ibu/Bapak saat ini? (a) 20-30 (b) 31-
40 (c) 41-50 (d) 51-60 (e) Di atas 60 tahun
• 12. Kategori jawaban tidak menampung semua 
kemungkinan
• Salah: Apa pendidikan terakhir Ibu/bapak? (a) Lulus SD
(b) Lulus SLTP (c) Lulus SLTA (d) Lulus Perguruan
Tinggi atau lebih
• Benar: Apa pendidikan terakhir Ibu/bapak? (a) Tidak
sekolah/Tidak lulus SD (b) Lulus SD (c) Lulus SLTP (d)
Lulus SLTA (e) Lulus Perguruan Tinggi atau lebih
• 13. Pertanyaan tidak seimbang
• Salah: Menurut Ibu/Bapak apakah Pemilu merupakan
kewajiban yang harus diikuti oleh warga negara?
• Benar: Ada yang berpendapat Pemilu adalah kewajiban
warga negara. Tetapi ada yang mengatakan Pemilu
merupakan hak. Menurut Ibu/Bapak, apakah Pemilu
merupakan hak atau kewajiban?
• 14. Alternatif jawaban tidak seimbang
• Salah: Apakah Ibu/Bapak setuju jika pemerintah
menaikkan harga minyak tanah?
• Benar: Apakah Ibu/Bapak setuju atau tidak setuju jika
pemerintah menaikkan harga minyak tanah?
• 15. Pertanyaan Memihak
• Salah: Apakah Ibu/bapak setuju atau tidak dengan
pernyataan Amien Rais yang meminta Abdurrahman
Wahid mundur sebagai presiden karena telah gagal
menjalankan pemerintahan dengan benar?
• Benar: Apakah Ibu/bapak setuju atau tidak dengan
pernyataan Amien Rais yang meminta Abdurrahman
Wahid mundur sebagai presiden?
• Pemakaian Bahasa Berlebihan (Disfemisme)
• Salah: Apakah Ibu/Bapak setuju atau tidak jika penjajah
Amerika Serikat secepatnya keluar dari wilayah Irak?
• Benar: Apakah Ibu/Bapak setuju atau tidak jika Amerika
Serikat secepatnya keluar dari wilayah Irak?
• 17. Pemakaian Bahasa Penghalusan (Eufemisme)
• Salah: Apakah Ibu/bapak setuju jika biaya pengurusan
Surat Izin Mengemudi disesuaikan harganya?
• Benar: Apakah Ibu/bapak setuju jika biaya pengurusan
Surat Izin Mengemudi dinaikkan harganya dari harga
resmi saat ini?
• 18. Memakai Asumsi
• Salah: Tindakan kejahatan apa yang Ibu/Bapak alami
dalam satu bulan terakhir ini?
• Benar: Q1. Dalam satu bulan terakhir ini, apakah
Ibu/Bapak pernah menjadi korban tindakan kejahatan?
Q2. Kalau ya, tindakan kejahatan apa yang Ibu/Bapak
alami dalam satu bulan terakhir ini?
• Salah: Program acara apa yang biasa Ibu/Bapak tonton
di televisi seminggu ini?
• Benar: Q1. Dalam seminggu ini, apakah Ibu/Bapak
pernah menonton televisi? Q2. Kalau ya, program acara
apa yang biasa Ibu/Bapak tonton di televisi seminggu ini?
5. Perkerjaan lapangan, termasuk memilih
dan melatih pewawancara.
• Sebelum dilakukan penelitian yang sesungguhnya, ada
baiknya melakukan tes pendahuluan pra riset.
• Tujuan :
1. Untuk mengetahui apakah ada beberapa pertanyaan
yang perlu dihilangkan atau ditambah.
2. Untuk mengetahui apakah ada pertanyaan yang sulit
dipahami responden.
3. Untuk mengetahui apakah susunan pertanyaan ada
yang pertu diubah.
4. Untuk mendeteksi berapa lama waktu yang dibutuhkan
untuk mengisi satu kuesioner.
• Test yang dilakukan meliputi:
1. Jawaban yang salah
2. Jawaban dengan pilihan lebih dari satu
3. Jawaban lain-lain sebutkan
4. Jawaban yang benar
• Untuk format kuesioner termasuk: .
1. Perintah pengisian
2. Aliran pertanyaan
3. Layout
• Dalam tahapan pretest, seringkali 
dilakukan uji validitas dan uji 
reliabilitas untuk mengetahui 
kemantapan dan keshahihan instrumen 
penelitian.
Uji Validitas
• Uji validitas dimaksudkan untuk mendeteksi apakah alat
ukur (butir-butir pertanyaan dalam suatu kuesioner) yang
digunakan untuk mengumpulkan data itu memang
benar-benar alat yang sesungguhnya, artinya alat itu
sahih atau valid.
• Validitas didefinisikan sebagai ukuran seberapa cermat
suatu tes melakukan fungsi ukurnya terhadap suatu
gejala. Untuk menguji validitas dapat dilakukan dengan
pendekatan teknik koreksi produk moment misalnya
dengan rumus Karl Pearson
Uji Reliabilitas
• Reliabilitas adalah derajat ketepatan atau tingkat presisi
dan tingkat keajegan konsistensi suatu alat ukur, artinya
jawaban responden terhadap pertanyaan adalah
konsisten atau stabil dari waktu ke waktu.
• Pendekatan yang sering digunakan untuk uji ini adalah
dengan mencari koefisien alpha dari formula Cronbach.
6. Pengumpulan dan
pengolahan data
• Pengumpulan data merupakan aksi langsung ke
lapangan yang artinya mengumpulkan data. Dalam
kaitan ini peneliti dalam riset survei tidak harus turun
sendiri ke lapangan.
• Sesuai dengan perannya, peneliti dapat mengambil
salah satu peran, beberapa peran, atau semua peran
sekaligus dalam penelitian survei. Posisi tersebut yakni:
1. Pembuat desain instrumen/konseptor riset
2. Pengumpul data/enumerator
3. Pengolah dan interpreter data/analis
4. Penyusun laporan
• Pemeriksaan data dilakukan dengan beberapa langkah:
1. Menyortir kuesioner yang masuk apakah layak diproses
atau didrop, misalnya untuk jawaban yang tidak
lengkap
2. Memberi nomor kuesioner sebagai kendali
3. Memeriksa kelengkapan jawaban dan kejelasan makna
jawaban
4. Memeriksa konsistensi antar jawaban dan relevansinya
• Sebagai bagian dari penelitian kuantitatif, data yang
terkumpul dalam penelitian survei biasanya berupa
angka-angka yang merupakan nilai dari variabel-variabel
tertentu.
• Untuk angket atau kuesioner dengan sistem tertutup
maka kode-kode jawaban yang harus diberikan oleh
responden sudah dibuatkan oleh peneliti (Purwanto dan
Sulistyastuti, 2007: 73-74).
• Dalam pemberian kode ini peneliti harus selalu ingat
tentang prinsip-prinsip pengukuran atau skala
pengukuran. Sebagai contoh dalam kuesioner sering
ditanyakan hal-hal berikut:
• Jenis kelamin responden:
• 1= laki-laki
• 2= perempuan
• Penghasilan per bulan responden dari pekerjaan pokok:
• 1= 0 – 1.000.000
• 2= 1.000.001- 2.000.000
• 3= 2.000.001 ke atas
• Dalam contoh a, angka 1 dan 2 merupakan kode.
Karena jenis kelamin memiliki skala nominal, maka
angka 1 dan 2 tidak memiliki nilai kecuali nilai pembeda
antara jenis kelamin laki-laki dan perempuan. Sementara
pada contoh b, angka 1, 2, dan 3 sedikit berbeda
perannya, karena angka tersebut mencerminkan skala
ordinal yang mengurutkan responden berdasarkan
besarnya penghasilan di mana 3>2>1.
• Pemberian kode setelah pengumpulan data juga perlu
dilakukan ketika pertanyaan dalam kuesioner bersifat
terbuka atau kombinasi antara tertutup dan terbuka.
Sehingga, jawaban-jawaban responden perlu dikode
untuk dapat di-entry dan dianalisis.
• Data entry berkaitan dengan memasukkan (input) data
ke dalam program komputer.
• Setelah seluruh data yang dikumpulkan dari angket atau
kuesioner diberi kode, maka peneliti kemudian
memasukkan data-data tersebut dengan
menggunakan software yang ada, misalnya program
SPSS (singkatan dari Statistical Package for the Social
Sciences) atau yang lebih sederhana dengan program
Excell dari Microsoft Office.
• Setelah data dimasukkan, selanjutnya adalah
membersihkan data dari salah ketik atau salah
mengkode data.
• Menurut Purwanto dan Sulistyastuti (2007: 75) cara yang
dilakukan dalam mengkode data adalah:
1. Memproses data untuk dilihat misalnya dengan pilihan
statistik deskriptif seperti frekuensi, mean, modus, dan
median.
2. Melihat penyimpangan-penyimpangan yang ada.
3. Mencocokkan kembali data dengan data yang ada pada
kuesioner.
4. Membetulkan data entry.
5. Memproses kembali dan kembali ke langkah pertama.
7. Analisis data dan pelaporan
• Agar dapat menjawab pertanyaan penelitian dan
membuktikan hipotesis, peneliti harus memilih
teknik analisis data yang tepat. Karena
penelitian survei menyangkut banyak kasus,
maka umumnya teknik analisis data
berhubungan dengan statistik.
• Ada beberapa prosedur pengujian hipotesis 
secara statistik (Djarwanto, 1996: 20-21; dalam 
Rahayu, 2008: 74)
1. Memilih uji statistik yang sesuai, yaitu teknik uji
yang modelnya paling mendekati asumsi yang
memperbolehkan penggunaan uji tersebut dan
syarat pengukurannya dapat dipenuhi oleh
ukuran-ukuran yang digunakan dalam penelitian.
2. Menentukan taraf signifikansi dan besarnya
sampel.
3. Mengemukakan distribusi sampling harga
statistik, arah pengujian, daerah penerimaan dan
penolakan, serta kriteria pengujian hipotesis nihil.
4. Menghitung harga uji statistik dengan
menggunakan data yang diperoleh dari sampel,
berdasarkan pada uji statistik yang telah dipilih.
5. Mengambil kesimpulan pengujian, yaitu apakah
hipotesis nihil diterima atau ditolak berdasarkan
suatu taraf signifikansi yang telah dipilih.
Contoh sederhana analisis data survei deskriptif
Jenis Statistik Inferensi
Analisa/Pengujian Parametrik Nonparametrik
Uji Komparatif - T-test- ANOVA - Chi Square- Mann
Whitney U Test-
Wilcoxin signed-
rank Test-Kruskall-
Wallace Test
Uji Asosiatif - Pearson - Contingency
Correlation Coefficient- Rank-
Coefficient difference
correlation, Rho-
Kendall’s Tau
• Interpretasi data menjadi dasar untuk membuat kesimpulan.
• Dilihat dari proses timbulnya, analisis data mendahului baru
kemudian interpretasi.
• Dilihat dari sifatnya, analisis data bersifat objektif, asli, apa
adanya sedangkan interpretasi bersifat subjektif, dan bisa
berubah-ubah.
• Untuk menginterpretasi data yang perlu dilakukan peneliti
adalah mengaitkan temuan dan data dengan teori yang
dibangun di awal.
• Selanjutnya berikan konteks, makna, atau implikasi data
temuan tersebut dengan kondisi dan situasi atau setting
penelitian secara lebih luas.
• Tahap terakhir dari rangkaian penelitian survei adalah
Membuat Kesimpulan dan Rekomendasi. Setelah
analisis dan interpretasi data, bagian akhir dari penelitian
survei adalah menyusun kesimpulan dan rekomendasi.
• Cara membuat kesimpulan:
1. Perhatikan permasalahan dan tujuan penelitian
2. Perhatikan hipotesis
3. Buat kesimpulan umum
4. Buat kesimpulan-kesimpulan khusus
5. Kesimpulan harus bersandar pada hasil analisis data
dan hasil interpretasi data
• Cara membuat rekomendasi:
1. Perhatikan gap antara kebutuhan dan hasil penelitian
2. Temukan rekomedasi yang dapat diberikan dari hasil
penelitian itu
3. Berikan saran yang realistis!
Kelebihan dan Keterbatasan Survei

• Menurut Wimmer dan Dominick (2003: 167-168),


kelebihan survei meliputi sejumlah aspek, yaitu:
1. Dapat digunakan untuk melakukan investigasi masalah
dalam setting yang alamiah tanpa harus dilakukan
dalam laboratorium atau melalui perancangan suatu
kondisi tertentu. Karenanya, survei dapat menguji pola-
pola perilaku bermedia, seperti membaca surat kabar,
menonton televisi, mendengarkan radio, dan
sebagainya.
2. Dari sisi pembiayaan, survei paling masuk akal karena
dapat disesuaikan dengan jangkauan informasi yang
ingin dikumpulkan.
3. Data yang luas dapat dikumpulkan dari responden yang
bervariasi dengan cara yang relatif mudah, sebab
survei memperbolehkan peneliti memilih dan menguji
sejumlah variabel. Peneliti juga dapat menggunakan
beragam statistik untuk menganalisis data.
4. Survei tidak dihalangi oleh batas-batas gegografi dan
dapat dilakukan di mana saja, tergantung kepentingan
dan sumber daya yang dimiliki oleh peneliti.
5. Data yang telah ada di lapangan memberikan
kemudahan survei, seperti dokumen-dokumen
pemerintah, data sensus, rating media, dan sebagainya.
• Survey pun memiliki sejumlah keterbatasan
sebagimana disampaikan Wimmer dan Dominick (2003:
168) dan Rahayu (2008: 76), yaitu:
1. Variabel independen tidak dapat dimanipulasi seperti
halnya metode eksperimental. Tanpa kontrol pada
variabel independen, peneliti tidak dapat meyakini
sepenuhnya apakah hubungan antara variabel
independen dengan variabel dependen memiliki
hubungan sebab akibat (causal) atau bukan
(noncausal).
2. Survei hanya mampu memproyeksikan ada-tidaknya
hubungan antara kedua variabel tersebut, sebab untuk
menilai hubungan sebab akibat (causal linked) terdapat
sejumlah variabel yang kemungkinan berada di antara
keduanya.
3. Instrumen kuesioner memiliki potensi bias yang cukup
besar karena pertanyaan yang tertuang di dalamnya
tidak selalu menampung persoalan penelitian. Selain itu,
ada kemungkinan kuesioner dipahami secara berbeda
oleh responden.
4. Beberapa survei cukup sulit dilakukan, terutama terkait
dengan kesediaan berpartisipasi.
• Ada kemungkinan responden yang terlibat dalam survei
tidak sesuai dengan karakteristik sampel yang dituju.
Misalnya, dalam wawancara melalui telepon, responden
bisa saja mengklaim dirinya berkesesuaian dengan
karakteristik tertentu (umur, pendidikan, pekerjaan, dan
sebagainya).
• Survei tak cukup fleksibel menangkap sejumlah
perbedaan atau perubahan sosial yang terjadi karena
tidak mampu diprediksi sebelumnya oleh peneliti.
• Survei mensyaratkan kerangka operasional yang ketat,
sedangkan tidak semua fenomena dapat diukur atau
terukur sehingga survei tidak bisa menjangkau semua
persoalan.
• Survei terlalu mengandalkan statistik sehinga mereduksi
data-data kualitatif yang sebenarnya dapat memperkaya
penjelasan sebuah persoalan.

Anda mungkin juga menyukai