BAB I
PENDAHULUAN
perkuliahan. Oleh karena itu kegiatan kuliah kerja nyata profesi perlu dilakukan.
Kegiatan kuliah kerja nyata profesi merupakan tri darma perguruan tinggi yaitu
lembaga yang revelan dalam bidang industri pengolahan hasil pertanian. Bentuk
kegiatan yang dilakukan adalah kerja praktek dengan mengikuti semua kegiatan di
(UNHAS). Dan akan membahas bagaimana cara proses pengolahan biji kakao
hingga menjadi cokelat seperti yang banyak dipasarkan di pusat toko swalayan.
Cokelat merupakan hasil olahan dari biji tananam kakao yang dapat dijadikan
makanan ataupun minuman. Cokelat telah melewati sejarah yang panjang sejak
hingga menjadi penganan popular di dunia modern. Suku Olmek, Maya dan Aztek
yang hidup di tiga ribu tahun yang lalu pada awalnya mengolah biji kakao
menjadi minuman. Mereka sangat menyukai minuman cokelat itu dan bahakan
mengetahui dan memahami penerapan teori secara ilmiah serta proses penerapan
dalam dunia nyata, yaitu dunia industri tentang proses pengolahan biji kakao
1.2 Tujuan
a. Menerapkan ilmu yang telah diperoleh selama perkuliahan, di pabrik
pengolahan cokelat;
1. Lebih memahani dan mengenal pekerjaan yang ada di dunia usaha secara
langsung;
2. Mengetahui secara langsung bagaimana proses kerja yang dilaksanakan sesuai
BAB II
TINJAUAN UMUM TEMPAT KKNP
rabu, 26 Juni 2013 oleh menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI, Prof.
dan penyerahan buku lima karya dosen di gedung Teaching Industry Universitas
dimana didirikan sebagai tempat atau wadah dalam pengembangan inovasi dan
incubator bisnis.
peternakan;
(Government).
2. Misi
komersialisasi teknologi.
kerja dan perwujudan pola tetap berhubungan di antara fungsi bagian tugas,
dan kepala laboratorium yang ada di Teaching Industry ialah sebagai berikut:
3. Laboratorium Mikrobiologi
BAB III
PELAKSANAAN KKNP
sebagai berikut :
Tabel 3.1 Kegitan Harian
kopi, dan minyak. Pengolahan kakao menjadi cokelat paling rutin dilakukan yaitu
industri menjadi produk utama berupa cokelat. Adapun beberapa jenis cokelat
yang diproduksi adalah Dark Chocolate, Milk Cocholate dan White Chocolate.
secara terjadwal atau tidak menentu. Proses produksi dilakukan sesuai dengan
permintaan konsumen. Proses pengolahan dilakukan dari jam 7.30 sampai jam
16.00. Volume serta skala produksi biji kakao di Teaching Industry Unhas juga
Industry berasal dari aliran listrik Universitas Hasanuddin sedangkan Sumber air
untuk pengolahan berasal dari sumur yang berada dibelakang Teaching Industry
Unhas. Proses pengolahan biji kakao menjadi cokelat dilakukan dalam beberapa
tahapan yaitu dimulai dari penerimaan bahan baku, sortasi bahan baku,
Bahan baku merupakan salah satu faktor penentu keberhasilan mutu proses
produksi. Bahan baku utama yang digunakan dalam produksi cokelat adalah
Pasta cokelat adalah cokelat dalam bentuk pasta yang diperoleh setelah biji
kakao digiling dalam mesin Stone Mill. Pasta cokelat merupakan hasil
penggilingan biji kakao yang berbentuk pasta setelaah mengalami gesekan yang
meleleh memebentuk pasta. Cocoa liquor merupakan bahan baku utama dalam
Lemak cokelat atau Cocoa Butter merupakan lemak yang berasal dari biji
kakao yang diperolah setelah melewati tahap pemisahan dengan mesin press yang
b. Bahan Pendukung
1. Gula Pasir
cokelat baik jenis Milk Chocolate, Dark Chocolate maupun White Chocolate.
yang diproduksi. Penambahan gula pasir sendiri berfungsi sebagai pemanis atau
2. Susu Bubuk
Unhas adalah susu bubuk merk INDOMILK. Penambahan susu bubuk tersebut
juga berfungsi sebagai pemanis serat pembentuk cita rasa produk cokelat.
Penambahan susu bubuk tidak dilakukan pada pembuatan Dark Chocolate hal
tersebut karena cita rasa dari dark chocolate sendiri adalah pahit sehingga tidak
dilakukan penambahan susu bubuk. Sementara pada Milk Chocolate dan White
3. Pengemulsi (Lesitin)
Lesitin merupakan komponen lemak yang dapat diperoleh dari hewan maupun
Diagram alir proses pembuatan cokelat dapat dilihat pada Gambar 3.2
Biji kakao
Penyangraian
Pendinginan
Daging biji
Pembuatan pasta
Cocoa Liquor
Gula Formulasi
Refining 2
Tempering
(T = 31,6 °C; t = ±1 jam)
Pencetakan
Pendinginan
Cokelat
Cokelat berasal dari biji buah cokelat (cacao bean). Tanaman cokelat
(Theobroma cacao) dibagi dalam tiga kelompok besar yaitu jenis Criollo,
Forastero dan Trinitario. Criollo menghasilkan biji kakao dengan aroma yang
sangat kuat tanpa rasa pahit, tetapi sensitif terhadap perubahan iklim dan serangan
hama penyakit dengan jumlah produksi relatif rendah. Berbeda dengan criollo,
forastero lebih tahan perubahan iklim dan serangan hama, jumlah produksinya
relatif besar tetapi bijinya memiliki aroma yang lemah dengan rasa yang pahit.
Biji kakao Indonesia sendiri sebagian besar masuk dalam jenis Trinitario yang
merupakan hasil persilangan dari Criollo dan Forastero dengan sifat yang mirip
dengan Criollo.
7 – 10 cm) dengan kulit yang relatif tebal (10 – 15 mm). Warnanya yang hijau
pada saat masih muda berganti menjadi kuning, orange, merah atau ungu ketika
masak, walaupun pada beberapa varietas warnanya tetap hijau ketika buah masak.
Pulp atau daging buah menutupi 20 – 40 buah biji kakao. Pada buah yang masak,
pulp memiliki konsistensi lunak dan berlendir dengan rasa yang manis dan warna
putih seperti susu. Biji kakao sendiri berbentuk oval pipih. Panjang biji sekitar 2
bangsa Maya dan Aztec, yang menemukan rahasia keistimewaan biji kakao ini
lebih dari 2000 tahun yang lalu. Pada masa itu, hancuran biji cokelat disangrai dan
dicampur dengan jagung dan berbagai rempah diantaranya paprika, vanilla atau
kayu manis lalu ditambah air untuk menghasilkan minuman rempah cokelat yang
berbusa.
ini menjadi populer setelah formula minuman diubah, rempah dihilangkan dan
penemuan teknik pemisahan lemak cokelat dan teknik pembuatan cokelat bubuk
pada awal abad ke-19 telah menyebabkan cokelat berkembang sebagai komoditas
Menurut ukuran berat bijinya, yang dinyatakan dengan jumlah biji per 100 g
Persyaratan ( %)
Jenis Kadar
Kadar Biji Kadar Biji Kadar Kadar Biji
Mutu Biji
Berjamur Berserangga Kotoran Berkecambah
Slaty
I Maks 2 Maks 3 Maks 1 Maks 1.5 Maks 2
II Maks 4 Maks 8 Maks 2 Maks 2 Maks 3
III Maks 4 Maks 20 Maks 2 Maks 3 Maks 3
Sumber : pusat penelitian kopi dan kakao indonesia
10 cm) dengan kulit yang relatif tebal (10 – 15 mm). Warnanya yang hijau pada
saat masih muda berganti menjadi kuning, orange, merah atau ungu ketika masak,
walaupun pada beberapa varietas warnanya tetap hijau ketika buah masak. Pulp
atau daging buah menutupi 20 – 40 buah biji kakao. Pada buah yang masak, pulp
memiliki konsistensi lunak dan berlendir dengan rasa yang manis dan warna putih
seperti susu. Biji kakao sendiri berbentuk oval pipih. Panjang biji sekitar 2 cm
Bahan Baku Produksi cokelat di Teaching Industry berasal dari petani kakao
lokal yang telah diberikan pelatihan untuk menghasilkan biji kakao yang
berkualitas. Bahan baku utama pembuatan cokelat adalah biji kakao. Jenis
Varietas kakao yang digunakan adalah kakao jenis Sulawesi 1 dan Sulawesi 2
yang merupakan varietas Trinitario yaitu kakao hasil persilangan dari criollo dan
forastero. Bahan baku yang diterima dari petani adalah biji kakao yang telah
3.2.2 Sortasi
Sortasi merupakan pemisahan bahan baku dari kontaminasi atau bahan lain
yang tidak diinginkan dan atau biji dengan bentuk yang tidak sesuai standar dalam
proses produksi. Sortasi dilakukan untuk memperoleh biji kakao yang sesuai
standar mutu yang ditetapkan oleh Teaching Industry Unhas. Sortasi biasanya
dilakukan sekali selama priode produksi atau setelah menerima bahan baku dalam
jumlah banyak yang kemudian langsung dilakukan sortasi dan disimpan untuk
Penyangraian biji kakao memiliki tujuan untuk mengurangi kadar air biji kakao,
membentuk flavor khas biji cokelat yang diinginkan, serta memudahkan dalam
poses pemisahan biji kakao dngan kulit biji. Proses penyangraian biji kakao di
Teaching Industry Unhas dilakukan pada suhu berkisar antara 120-125°C selama
20-35 menit. Parameter untuk menentukan proses penyangraian adalah tekstur dan
warna dari biji kakao, dimana biji kakao yang mengalami penyangraian dengan
tepat akan memiliki tekstur agak keras dengan kulit yang mudah terkelupas serta
memiliki warna cokelat mendekati hitam, serta tidak terdapat aroma gosong. Biji
kakao yang akan diolah menjadi cokelat membutuhkan waktu penyangraian yang
lebih intensif, namun perlu diperhatikan bahwa metode penyangraian tidak boleh
menghanguskan kulit hal tersebut akan merusak flavor cokelat yang dihasilkan.
Pada alat Roaster mini, dilengkapi juga dengan cooler. Cooler berperan
dalam mendinginkan suhu biji kakao yang telah disangrai, cooler berfungsi dalam
biji kakao yang baru saja disangrai ke udara luar sehingga mencegah kegosongan
biji kakao. Posisi cooler berada disamping bawah bejana sangrai, sehingga sesaat
Cooler memiliki 2 instrumen utama yakni kipas yang bertugas mengalirkan udara
yang akan mempercepat penetrasi keluarnya panas dari biji kakao serta bejana
cooler yang memiliki celah yang memungkinkan udara yang ditiupkan kipas
dapat melewaati biji kakao tersebut. Selain itu, bejana cooler memiliki sistem
yang dapat memutar sehingga proses pengaliran udara melalui biji kakao lebih
dari kulit ari dan lembaganya dengan alat winnowing machine. Pemisahan
tersebut bertujuan selain pemisahan biji dengan kulit juga digunakan untuk
penghalusan.
Biji kakao yang telah dipisahkan dari kulitnya selanjutnya digiling kembali
untuk mendapatkan pasta cokelat atau cocoa liquor dengan alat Stone Mill yang
selanjutnya digunakan untuk produksi cokelat. Pasta cokelat atau cocoa liquor
juga digunakan untuk produksi lemak cokelat dan bubuk cokelat melalui proses
bahan bak dalam bentuk pasta cokelat yang pada suhu ruang akan memadat hal
dari luar.
Pengolahan pasta cokelat selanjutya akan menjadi dua arah atau menjadi
dua produk. Pada mesin press pasta cokelat akan mengalami proses press yang
akan menghasilkan diversifikasi produk yaitu lemak kakao atau cocoa butter dan
kakao dengan massa padat yang disebut cocoa presscake. Lemak cokelat atau
mengalami pemadatan pada proses press menjadi bubuk cokelat tanpa kandungan
lemak cokelat.
3.2.8 Formulasi
Pada proses inilah yang membedakan jenis cokelat yang dihasilkan, setiap
jenis cokelat akan memiliki formulasi yang berbeda. Pada produk Milk Chocolate
formulasi bahan yang ditambahkan setelah cocoa liquor dancocoa butter adalah
gula pasir, susu bubuk dan lesitin. Berbeda dengan Milk pada produk Dark
Chocolate hanya ditambahkan formulasi berupa cocoa liquor, cocoa butter dan
lesitinsehingga akan menghasilkan cita rasa pahit khas cokelat, sedangkan untuk
White Chocolate formulasi yang ditambahkan antara lain cocoa butter, gula pasir,
susu bubuk dan lesitin. Proporsi bahan yang ditambahakan berbeda tergantung
jenis cokelat.
3.2.9 Refining
pasta yang halus terbentuk yang disebut sebagai proses refining dengan mesin
Refiner. Mesin ini berfungsi juga menghaluskan campuran yang telah diformulasi
Ball Mill. Mesin tersebut akan menghasilkan cokelat dengan campuran yang
merata dan seragam, proses tersebut berlangsung selama kurang lebih 3 jam yang
dilakukan dengan memasukkan campuran secara berulang setiap jam. Pada proses
inilah ditambahkan lesitin sebagai emulsifier dan penstabil agar adonan cokelat
homogen serta lemak cokelat atau cocoa butter. Mesin Ball Mill merupakan mesin
penghalus dengan bola- bola besi kecil yang berfungsi menghomogenkan adonan
cokelat.
3.2.11 Conching
Selanjutnya campuran yang telah keluar dari mesin Ball Mill akan
proses penting untuk mengembangkan rasa dan tekstur cokelat yang dihasilkan.
durasi, dan suhu conching merupakan faktor yang mempengaruhi rasa dari
pengolahan selanjutnya.
3.2.12 Tempering
kristal lemak pada campuran cokelat sehingga menghasilkan cokelat yang tidak
3.2.13 Pencetakan
Setelah suhu campuran tersebut turun sesuai dengan suhu yang ditentukan
secara manual hal tersebut karena volume produksi yang kecil sehingga jika
1. Roaster Mini
2. Chrusher Winnower
3. Penepung Cake
4. Stone Mill
6. Storage Tank
7. Coanching Temper
8. Cooler
a) Merk : Bebicon
b) 1 Stage: 0,75 KW
a) Merk : Nankai
15. Refrigerator
a) Merk : LG
21. Oven
23. Cetakan
dalam menentukan kualitas produk akhir yakni produk cokelat. Proses sanitasi
Pembersihan baik di dalam maupun luar ruangan Teaching Industry dilakukan dua
kali sehari yaitu pagi hari dari pukul 07.00-09.00 Wita dan siang hari dari pukul
14.00-15.00 Wita. Pembersihan dilakukan oleh tenaga kerja luar yang menjadi
mitra yang dipekerjakan oleh Unhas. Kondisi dinding bagunan Teaching Industry
ada beberapa hal yang masih harus diperbaiki untuk dapat memenuhi aspek
memenuhi standar sanitasi ruang pengolahan pangan yang baik terlihat dari sudut
antara dinding, lantai dan langit-langit bangunan ruang pengolahan yang masih
membentuk sudut mati sehingga sulit untuk dibersihkan, jendela yang terlihat
belum terlalu bersih dan masih adanya terlihat sarang laba-laba. Pada ruang
pengolahan sendiri dinding tidak dirancang agar tidak menyerap air dan struktur
bangunan yang relatif rata dan halus, sejauh ini tidak dijumpai tumbuhnya jamur
pada dinding. Lantai pabrik dirancang halus namun antar lantai bercelah sehingga
sulit untuk dibersihkan dan tidak kedap air. Lantai yang kedap air bertujuan untuk
dicat dengan cat epoxy yang memberikan kondisi lantai yang rata, tidak licin, dan
kedap air.
Selain itu, penempatan tata letak ruang pada pabrik yang kurang sesuai
dengan aspek sanitasi, dimana hal tersebut terlihat dari terdapatnya dua ruang
silang yang terjadi tinggi. Demikian pula dengan kondisi toilet yang kurang baik
serta tidak adanya ruang ganti pekerja dimana seluruh atribut pekerja sebelum
dalam unit ruang pengolahan kakao 1 hanya terdapat dalam ruang packaging
sanitasi pekerja di antaranya baju lab, masker, sarung tangan, tutup kepala tetapi
pelindung diri seperti topi, sarung tangan, masker, sepatu (boots) selama berada
Pekerja diharapkan juga untuk menjaga kebiasaan kerja (habit) yang baik
seperti tidak merokok, bersin, menguap, batuk, meludah ataupun kontak dengan
area tubuh. Apabila hal tersebut terjadi pekerja diharapkan mencuci tangan setelah
kontak dengan area tubuh yang tidak steril. Sebaiknya pekerja sebelum dan
Di Teaching Industy, para pekerja sudah menerapkan prinsip sanitasi pekerja yang
baik. Namun ada beberapa hal yang harus ditingkatkan seperti penggunaan sepatu
roaster akan tertinggal serpihan-serpihan biji kakao yang telah disangrai sehingga
harus dibersihkan begitu pula pada alat pendingin. Pembersihan roaster dan
Cooler dilakukan dengan cara dibersihkan menggunakan air panas bersuhu sekitar
± 40oC untuk melelehkan sisa cokelat yang menempel dengan cara dilap pada
bagian tersebut menggunakan kain lap. Sedangkan bagian yang tidak terjangkau
sulit dibersihkan.
Prinsip kerja dari mesin desheller ini menggunakan gaya gravitasi. Jadi biji
yang sudah dikupas kemudian akan jatuh ke wadah penampung biji kakao
yang sudah dikupas, sedangkan kulit arinya yang ringan akan diterbangkan
Pembersihan alat ini dilakukan dengan menggunakan air panas bersuhu sekitar ±
40oC untuk melelehkan sisa cokelat yang menempel dengan cara dilap pada
yang terdapat dalam biji keluar sehingga hasil penggilingan berbentuk pasta.
Pada alat akan tertinggal pasta cokelat yang melekat sehingga harus dibersihkan.
untuk melelehkan sisa cokelat yang menempel dengan cara dilap pada bagian
d. Pencampuran
bak plastik kemudian komponen bahan akan dicampur seperti pasta cokelat, gula
bersuhu sekitar ± 40oC untuk melelehkan sisa cokelat yang menempel kemudian
e. Penghalusan
seperti mesin refiner 1, refiner 2 dan mesin Ball Mill yang digunakan untuk
mencampur dan menghaluskan formula cokelat. Pada Ball Mill terdapat bola-
bola stainless steel yang berfungsi untuk menghaluskan formula cokelat. Bagian
alat yang dapat dilepas dibesihkan dengan menggunakan air panas bersuhu sekitar
dengan pengering semprot dengan kondensor. Sedangkan bagian alat yang tidak
melelehkan sisa cokelat yang menempel dengan cara dilap pada bagian tersebut
f. Conching
yaitu bagian alat yang dapat dilepas dibersihkan dengan menggunakan air panas
bersuhu sekitar ± 40oC untuk melelehkan sisa cokelat yang menempel kemudian
untuk melelehkan sisa cokelat yang menempel dengan cara dilap pada bagian
panas bersuhu sekitar ± 40oC untuk melelehkan sisa cokelat yang menempel
dengan cara dilap pada bagian tersebut menggunakan kain lap. Pencetakan juga
panas bersuhu sekitar ± 40oC untuk melelehkan sisa cokelat yang menempel
h. Pendinginan
belum sepenuhnya menerapkan sanitasi secara keseluruhan. Hal ini dilihat dari
pembersihan bagian alat yang tidak dapat dibongkar dilap menggunakan kain lap
tersebut.
sampingan yaitu limbah. Limbah yang tidak dapat diolah dengan baik tentu
akan merugikan perusahaan maupun lingkungan sekitar. Untuk itu perlu adanya
Industry juga terdapat limbah yang dihasilkan dari produksi kakao. Limbah
yang dihasilkan adalah limbah cair dan padat. Semua limbah yang dihasilkan
pada proses produksi kakao sudah diolah dengan baik bahkan sudah
Secara garis besar limbah yang dihasilkan Teaching Industry antara lain
1. Limbah Padat
Limbah padat adalah limbah yang berwujud padat. Limbah padat bersifat
kering, tidak dapat berpindah kecuali ada yang memindahkannya. Limbah padat
ini misalnya sisa makanan, sayuran, potongan kayu, sobekan kertas, sampah
plastik, dan logam (Abdurahman, 2008). Limbah padat yang dihasilkan pada
pengolahan kakao di Teaching Industry adalah pada proses pemisahaan kulit ari
Mesin yang bekerja akan secara otomatis memisahkan nib dan kulit ari
kakao. Kulit ari tersebut tidak dapat digunakan pada proses pengolahan sekunder
cokelat, maka dari itu kulit ari dimanfaatkan untuk pakan ternak maupun dijual
2. Limbah Cair
Limbah cair adalah limbah yang dihasilkan pada setiap tahap produksi
yang berupa air sisa, air bekas proses produksi, atau air bekas pencucian peralatan
harus dipantau pada waktu tertentu. Data yang diperoleh dari lokasi pemantauan
dan titik pengambilan harus dapat menggambarkan kualitas air limbah yang akan
Limbah cair yang dihasilkan oleh Teaching Industry terjadi pada proses
pembersihan alat menggunakan air panas. Air panas yang dihasilkan pada proses
untuk mencuci peralatan proses produksi kakao seperti loyang cokelat ataupun
wadah kakao. Seperti yang kita ketahui bahwa kakao banyak mengandung
Hal yang dilakukan adalah dengan mencuci peralatan yang masih terdapat
lemak kakao dengan air panas. Limbah cair yang berasal dari air kondensor
mempunyai suhu ± 40°C sehingga apabila limbah cair dengan suhu tinggi jika
terlarut yang berdampak pada kehidupan yang ada di air seperti halnya ikan akan
3.6 Pengemasan
Pengemasan bertujuan untuk melindungi karakteristik produk dari benda
luar yang dapat mengurangi mutu produk, selain itu mempertahankan aroma,
Industry terdiri dari kemasan primer, sekunder, tersier dan kuartener. Kemasan
primer berbahan dasar alumunium foil dengan ketebalan 0,07 mm. Pemilihan
alumunium foil digunakan sebagai kemasan primer karena alumunium foil adalah
food grade, tidak terdapat uap air dan memiliki porositas yang kecil. Setelah
sekunder berupa karton dan toples. Kemudian untuk kemasan tersiernya dilakukan
3.7 Pemasaran
Pemasaran merupakan proses dimana terjadi proses pemenuhan
yaitu uang yang dibayarkan oleh konsumen kepada produsen. Sehingga dalam
pemasaran erat kaitannya antara produsen, produk dan konsumen. Sejauh ini
pemasaran yang dilakukan oleh Teaching Industry belum terlalu luas. Dimana
“Celebes” yaitu di pusat toko oleh-oleh sekitar pantai Losari. Namun pada
beberapa pameran. Cokelat “Celebes” sering digunkan untuk menjamu para tamu
Teaching Industry masih terbilang muda yakni 3 tahun. Omzet Teaching Industry
pada tahun 2016 sebesar Rp. 46.050.300. Jumlah uang yang masuk langsung
Industry dilakukan per minggu. Jumlah modal awal yang diberikan Unhas per
cokelat yaitu Milk chocolate, Dark chocolate dan White chocolate. Harga produk
BAB IV
PELAKSANAAN KEGIATAN
Makassar berupa 5 point. Jadwal kegiatan dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 4.1 Pelaksanaan Program Kerja
Ruang
Pengadaan Pengolahan
dan Kakao &
2 Dinding
Pemasangan
Atribut K3 Teaching
Industry
Pembuatan
Ruang
Diagram
3 Pengolahan
Alir Proses Kakao
Produksi
Teaching
Desain
5 Industry
Kemasan
Unhas
kerja yang bertujuan membuat atau mengadakan poster dan name plate yang
berunsur Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) yang di pasang pada Ruang
kerja yang bertujuan untuk mengetahui proses produksi kakao hingga menjadi
program kerja yang bertujuan mengetahui bagian - bagian dari setiap ruangan
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
perkuliahan;
baku, sortasi, proses penyangraian, pemisahan kulit dan biji, pembuatan pasta
pencetakan;
3. Mendapatkan pengalaman kerja lapangan secara langsung tentang proses
pengolahan biji kakao lokal Sulawesi Selatan hingga menjadi produk cokelat
siap konsumsi.
5.2. Saran-saran
pekerja;
4. Sebaiknya dilengkapi dengan laboratorium untuk pengujian sampel dan
DAFTAR PUSTAKA
Wahyudi, 1986. Aspek Pengolahan dan Mutu Coklat. Lindak dan Mulia. Balai
Penelitian Perkebunan Jember, JawaTimur.
LAMPIRAN – LAMPIRAN
REKTORAT
PERTIGAAN
LOKASI
LAPANGAN
BASKET
DANAU
UNHAS
MESJID
KAMPUS
POS
SATPAM PINTU 1
UNHAS
PERINTIS KEMERDEKAAN KM 10
Keterangan :
1. Storage Tank
2. Tempering Machine
3. Lab Two Roll Pre-Refiner
4. Lab Five Roll Refiner
5. Lab Conche
6. Lab Mixer
7. Pilot Enrobing Line
8. Refrigerator
9. Meja Pengolahan
10. Temper Manual
Keterangan :
1. Roaster Mini
2. Winnowing
3. Penepung Cake
4. Stone Mill
5. Ball Mill Mini
6. Storage Tank
7. Temper Machine
8. Counching Machine
9. Meja Pengolahan
10. Oven
11. Mechinery for Powder and Bulk
1 3
1 9
1 2
1 4 7
1 1 8 6
8 5
1 1 2 0
6 7
Keterangan :
1. Pimpinan Teaching Industry
2. Staff
3. Atelase Pajangan Produk
4. Conference and Display Room
5. Toilet Pria
6. Toilet Wanita
7. Tangga
8. Unit Pengolahan Kopi, Minyak Kelapa Murni dan Gula Cair
9. Unit Pengolahan Kakao
10. Unit Pengolahan Kakao
11. Packaging House
12. Unit Pengolahan Kakao
13. Toilet Pria
14. Toilet Wanita
15. Tangga
1 8 6
0
4
1 9 7 5
1 1 3
3 2 1
1 2
Keterangan :
1. Toilet Pria
2. Toilet Wanita
3. Tangga
4. Seminar and Training Room
5. Unit Pengolahan Rumput Laut
6. Unit Pengolahan Tanaman Anggrek
7.
8. Unit Pengolahan Bakso
9. Halal Center
11. Toilet Pria
12. Toilet Wanita
13. Tangga
DOKUMENTASI
2. Proses Tempering
5. Pembenahan Taman
6. Pembenahan Taman
7. Pembenahan Taman
8. Pembenahan Taman
10. Pemasangan Poster APD, Denah Lokasi dan Diagram Alir Proses Produksi