Anda di halaman 1dari 36

TUGAS

MATA KULIAH
TKI 236 PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN PRODUKSI
SIE A
PERENCANAAN AGREGAT DAN PERENCANAAN DISAGREGAT

Disusun Oleh :
Nicholas Gunawan

( 2013-043-002 )

Jason Jini Wiwongso

( 2013-043-021 )

Melina Kurniawan

( 2013-043-060 )

PRODI TEKNIK INDUSTRI


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS KATOLIK INDONESIA ATMA JAYA
2014

KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan rahmat-Nya, sehingga
penyusunan kliping ini dapat terselesaikan tepat pada waktunya.
Penyusunan makalah ini bertujuan untuk memenuhi tuntutan kurikulum semester genap
mata kuliah Perencanaan dan Pengendalian Produksi .
Dalam penyelesaian makalah ini, penyusun banyak mengalami kesulitan. Namun, berkat
bimbingan dan dukungan dari berbagai pihak, akhirnya makalah ini dapat diselesaikan.
Karenaitu, penyusun mengucapkan terimakasih kepada :
1 . Bapak Hotma Antoni yang telah memberikan kesempatan kepada penyusun untuk
membuat makalah ini, serta memberikan pengarahan dan bimbingannya kepada
penyusun.
2. Orangtua penyusun yang telah mendukung s e l a m a p r o s e s p e m b u a t a n m a k a l a h
ini.
3 . Teman-teman, yang telah banyak membantu dan memberi dukungan pada penulis dalam
proses pembuatan makalah ini.
Penyusun menyadari, makalah ini masih banyak kekurangan dan jauh dari sempurna. Oleh
sebab itu, penyusun sangat mengharapkan adanya kritik dan saran yang positif dan membangun
agar makalah ini menjadi lebih baik dan berguna.
Penyusun berharap agar makalah yang sederhana ini dapat bermanfaat bagi pembaca,
rekan mahasiswa / mahasiswi dan masyarakat.

Penyusun

Jakarta, 22 Februari 2013

Perencanan & Pengendalian Produksi

DAFTAR ISI
Kata Pengantar . 2
Daftar Isi .. 3
Pendahuluan ................. 4
Pembahasan .. 5
Metode Intuisi ... 6
Metode Grafik .. 6
Plan I : Variasi Jumlah Tenaga Kerja . 8
Plan II : Perubahan Tingkat Persediaan ... 8
Plan III : Subkontrak 9
Plan IV : Mixed Strategy ..10
Mathematical Programming and Tabular Methods ... 11
Tabular Methods .11
Transportation Model . 14
Metode Linier Programming ...16
Perencanaan Disagregat ..22
Kesimpulan ..37

PENDAHULUAN
PT Ultrajaya Milk Industry & Trading Company Tbk yang memproduksi susu UHT
telah membuat peramalan, perusahaan tersebut kemudian akan membuat langkah selanjutnya
yaitu mengenai perencanaan agregat dan perencanaan disagregat.
Perencanaan Agregat itu sendiri merupakan perencanaan produksi jangka menengah.
Jangka waktu perencanaan berkisar antara 1-24 bulan atau bisa bervariasi dari 1-3 tahun.,
tergantung pada karakteristik produk dan jangka waktu produksi. Jangka waktu periode
Perencanan & Pengendalian Produksi

perencanaan disesuaikan dengan periode peramalan. Sedangkan perancanaan disagregat


adalah kebalikan dari definisi perencanaa agregat itu sendiri.
PT Ultrajaya Milk Industry & Trading Company Tbk menyusun suatu rencana
produksi untuk memenuhi permintaan pada waktu yang tepat dengan menggunakan
sumber - sumber atau alternatif - alternatif yang tersedia dengan biaya yang paling minimum
untuk keseluruhan produk.
Maka dari itu, dalam tugas kali ini akan dibahas mengenai perencanaan agregat dan
perencanaan disagregat.

PEMBAHASAN
PT Ultrajaya Milk Industry &Trading Company Tbk membuat peramalan untuk produk produk
nya , seperti Susu Kental Manis , Susu Ultra dan Susu Mimi . Peramalan ini bertujuan untuk
menentukan seberapa banyak produk dari PT Ultrajaya Milk Industry &Trading Company Tbk
yang akan di produksi pada masa depan, dalam bentuk perhitungan atau prakiraan dari data
sebelumnya . Sehingga , ramalan penjualan yang sesuai tersebut dapat digunakan untuk

Perencanan & Pengendalian Produksi

melakukan perhitungan perencanaan agregat. Terdapat juga beverapa metode dalam perhitungan
perencanaan disagregat :
Metode Intuisi
Metode Grafik
Plan I : Variasi Jumlah Tenaga Kerja
Plan II : Perubahan Tingkat Persediaan
Plan III : Subkontrak
Plan IV : Mixed Strategy
Mathematical Programming and Tabular Methods
Transportation Model
Tabular Methods
Metode Linier Programming
Perencanaan Disagregat
1.

Metode Intuisi
Sebagian besar perusahaan selalu ada konflik antara tujuan dan pandangan. Bagian

pemasaran menginginkan banyak variasi dari produk mereka dan juga inventory yang cukup.
Bagian manufaktur menghendaki persediaan yang sesedikit mungkin untuk menghindari
pengeluaran biaya yang tidak diperlukan. Sedangkan bagian pengendalian keuangan juga
ingin agar persediaan seminimal mungkin sehingga ongkos juga minimum .

Perubahan Rasio =

Adapun inventory ratio atau perubahan ratio yang merupakan konsep yang sering digunakan
dalam proses perencanaan produksi . Dengan perubahan ratio ini pengintrolan kapasitas produksi
akan menghasilkan sebuah gambaran . Perubahan rasio ini menyebabkan perputaran inventory

Perencanan & Pengendalian Produksi

yang dapat digunakan untuk mengantisipasi permintaan yang berfluktuasi . secara sederhana ,
dikembangkan EOQ .
Dan pada biasanya metode intuisi berdasarkan pada pengalaman selama memproduksi
suatu produk yang telah berjalan pada sebelumnya.
2.

Metode Grafik

PT Ultrajaya Milk Industry &Trading Company Tbk mengembangkan peramalan atas


beberapa kelompok produk Susu dengan mengikuti pola permintaan .
Bulan
Januari
Februari
Maret
April
Mei
Juni
Juli
Agustus
Septem
ber
Oktober
Novemb
er
Desemb
er

Dema Cumulative
nd
Demand
2071
2071
2054
4125
2037
6162
2021
8183
2004
10187
1987
12174
1971
14145
1954
16099
1937
1921

18036
19957

1904

21861

1887

23748

Dari grafik di samping dapat disimpulkan


bahwa pada bulan pertama , kedua , ketiga
ke empat ke lima melebihi rata rata
permintaan . Sedangkan padaa bulan ke
tujuh , delapan , sembilan , sepuluh ,
sebelas dan dua belas dibawah permintaan
rata rata .
Perencanan & Pengendalian Produksi

Grafik di samping menunjukkan deviasi


dari

peramalan

terhadap

rata

rata

permintaan . PT Ultrajaya Milk Industry


&Trading Company Tbk memperkirakan
biaya regular sebesar Rp 20.000,- , tingkat
produksi Rp50.000,- , untuk biaya inventori
Rp25.000,- , unit untuk menurunkan tingkat
produksi Rp55.000,- , Rp30.000,subkontrak , Rp35.000,-

untuk

untuk biaya

lembur.

Plan I

: Variasi Jumlah Tenaga Kerja

Permintaan yang diramalkan dapat ditemukan dengan perubahan tenaga kerja . Rencana
ini termasuk ongkos pemberhentian dan perekrutan sehingga tingkat produksi akan sesuai dengan
permintaan, dengan biaya rencana sebesar Rp10.120.000,-

Bulan
Januari
Februari

Peramalan

Biaya Peningkatan

permintaan

Tingkat

2071
2054

Perencanan & Pengendalian Produksi

Biaya

Biaya

Penurunan

Rencana

Tingkat
935000

Total
0
935000
7

Maret
April
Mei
Juni
Juli
Agustus
September
Oktober
November
Desember
Total

2037
2021
2004
1987
1971
1954
1937
1921
1904
1887

935000
880000
935000
935000
880000
935000
935000
880000
935000
935000

935000
880000
935000
935000
880000
935000
935000
880000
935000
935000
10120000

Plan II : Perubahan Tingkat Persediaan


Dengan menganggap bahwa perusahaan akan menghindari banyaknya pemberhentian
dan perekrutan tenaga kerja. Pihak perusahaan akan memilih sebuah level produksi yang sama
dengan rata-rata permintaan dan menghadapi variasi dari permintaan dengan menumpuk
inventori. Rencana ini menyebabkan maximum shortage unit selama 12 kuartal. Jumlah yang tak
menentu dalam sebuah peramalan menyebabkan perusahaan mungkin akan memutuskan
menumpuk inventori pada awal periode. Total biaya yang terjadi Rp30.350.000,-

Plan III : Subkontrak


Dalam Subkontrak , perusahaan juga mungkin memproduksi jumlah yang sama dengan

Perencanan & Pengendalian Produksi

permintaan yang paling minimum, sedangkan untuk memenuhi sisa permintaan dilakukan dengan
subcontracting. Biaya yang terjadi di sini sejumlah Rp38.640.000,- . Strategi ini juga belum tentu
layak dan pasti. Maka dari itu keputusan untuk strategi ini akan mengarahkan kita ke Plan IV :
Mixed Strategy
Bulan

Peramalan

Unit

Unit

Biaya Incremental pada

Permintaaan

Produksi

Subkontrak

Rp. 35.000,00 per dus

Januari

2071

1887

184

6440000

Februari

2054

1887

167

5845000

Maret

2037

1887

150

5250000

April

2021

1887

134

4690000

Mei

2004

1887

117

4095000

Juni

1987

1887

100

3500000

Juli

1971

1887

84

2940000

Agustus

1954

1887

67

2345000

September

1937

1887

50

1750000

Oktober

1921

1887

34

1190000

November

1904

1887

17

595000

Desember

1887

1887

Total

38640000

Plan IV : Mixed Strategy


Sebuah perusahaan mungkin menggunakan pure strategy pure strategy untuk
menghasilkan mixed strategy. Mixed strategy ini memvariasikan kapasitas produksi sesuai
dengan permintaan yang bervariasi juga. Perubahan pada kapasitas produksi ditiadakan dan
perekrutan atau pemberhentian tenaga kerja dihindari. Dari persetujuan-persetujuan di atas, pihak
manajemen memutuskan untuk menjaga produksi yang konstan, yaitu 1900/kuarter dan
Perencanan & Pengendalian Produksi

toleransi overtime 25, jika permintaan melebihi tingkat produksi untuk memenuhi permintaan
selebihnya perusahaan menggunakan strategi perekrutan atau pemberhentian tenaga kerja. Ini
adalah mixed strategy, sehingga alternatif lain akan timbul dan kebanyakan penggabungannya

adalah dari pure strategy yang sudah diketahui. Dengan menggunakan mixed strategy, hasil
yang dicapai adalah kenaikan biaya sebesar Rp 707.800.000,-

Berdasarkan plan-plan di atas, maka diperoleh beberapa biaya yang dikeluarkan dari masing
masing paln diatas. Diantaranya :
Biaya untuk rencana variasi jumlah tenaga kerja sebesar Rp10.120.000,Biaya untuk rencana perubahan tingkat persediaan sebesar Rp30.350.000,Biaya untuk rencana subkontrak sebesar Rp38.640.000,Biaya untuk rencana mixed strategy sebesar Rp 707.800.000,Dari hasil ke empat plan tersebut, diperoleh metode grafik dengan rencana variasi jumlah tenaga
kerja sebesar Rp10.120.000,- dengan biaya yang paling minimum dari pada rencana - rencana
lain nya.
3.

Mathematical Programming and Tabular Methods


Dalam Perencanaan Agregat terdapat pula metode Mathematical Programming and Tabular
Method. Metode ini akan menganalisa jumlah optimum dari tingkat produksi dan tingkat
persediaan.Mathematical Programming and Tabular Methods dapat juga diformulasikan

Perencanan & Pengendalian Produksi

10

menjadi beberapa model, tergantung pada kekompleksan dan asumsi yang diambil. berikut
adalah beberapa versi atau model dari Mathematical Programming and Tabular Methods .
Tabular Methods

Produksi

Reguler

Subkontrak

Overtime

Total

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
Total

1771
1600
1500
1400
2000
1450
1500
1900
1300
1300
1800
1800

37
121
37
137
121
-

454
500
500
4
500
471
54
500
500
104
87

2071
2054
2037
2021
2004
1987
1971
1954
1937
1921
1904
1887
23748

Kita diperkenalkan dengan sebuah pendekatan , dimana pendekatan ini merupakan


deviasi dari prosedur transportasi yang angka angka sel sel sudah di konversikan
dalam bentuk biaya . Di bawah ini merupakan perhitungan dari metode tabular

Perencanan & Pengendalian Produksi

11

Rekapitulasi Hasil Perhitungan dengan Metode Tabular


Supply Capacity
Periode Reguler Time Subkontrak
Overtime
1
2000
300
500
2
1600
300
500
3
1500
300
500
4
1400
300
500
5
2000
300
500
6
1450
300
500
7
1500
300
500
8
1900
300
500
9
1300
300
500
10
1300
300
500
11
1800
300
500
12
1800
300
500
Rekapitulasi Hasil Perhitungan dengan Metode Tabular

Demand Forecast
Periode Unit Of Demand
1
2071
2
2054
3
2037
4
2021
5
2004
6
1987
7
1971
8
1954
9
1937
10
1921
11
1904
12
1887

Perhitungan dengan metode tabular didapatkan total biaya sebagai berikut :


Total Cost = 19321 x Rp 20.000,- + 453 x Rp 35.000,- + 3674 x Rp 30.000,= Rp 512.495.000,-

Perencanan & Pengendalian Produksi

12

Transportation Model
Mengimbangi fluaktasi permintaan dengan kapasitas normal dan overtime atau lembur .
Metode transportasi dapat digunakan untuk menganalisa efek efek dari penumpukan
backordering , penggunaan overtime maupun subkontrak . Sejalan dengan semakin banyaknya
faktor yang diperkenalkan , seperti perekrutan atau pemberhentian tenaga kerja , biaya perubahan
tingkat produksi .
Pada Model Transportasi didapatkan Total Cost sebesar Rp 512.495.000,-. Total cost ini
didapatkan dari biaya regular, biaya lembur dan biaya subcontract untuk membuat produk
tersebut.

Perencanan & Pengendalian Produksi

13

Tabel Metode Transportasi

Perencanan & Pengendalian Produksi

14

4.

Metode Linier Programming


Tabular method mengasumsikan kapasitas produksi dapat berubah pada batas atas. Jika
pemberhentian dan perekrutan tenaga kerja digunakan, berarti model ini mengabaikan
biaya yang ditimbulkan olehnya, dan inventori dinyatakan dalam baris permintaan secara
implicit. Pada metode linier programming semua variabel dan ongkos dapat dinyatakan
secara eksplisit dan memberikan sebuah solusi dengan mixed strategy sehingga total cost
dari program ini bisa minimum. Fungsi-fungsi yang dapat diperoleh dari perolehan data
antara lain sebagai berikut.
Fungsi Pembatas

P1
P2
P3
P4
P5
P6
P7
P8
P9

<=
<=
<=
<=
<=
<=
<=
<=
<=

2000
1600
1500
1400
2000
1450
1500
1900
1300

O1
O2
O3
O4
O5
O6
O7
O8
O9

<=
<=
<=
<=
<=
<=
<=
<=
<=

300
300
300
300
300
300
300
300
300

P1 + O1 + I1
P2 + O2 + I1 - I2
P3 + O3 + I2 - I3
P4 + O4 + I3- I4
P5 + O5 + I4 - I5
P6 + O6 + I5 - I6
P7 + O7+ I6 - I7
P8+ O8 + I7 - I8
P9 + O9 + I8 - I9
P10 + O10 + I9 -

=
=
=
=
=
=
=
=
=

2371
2054
2037
2021
2004
1987
1971
1954
1937

P10

<=

1300

O10

<=

300

I10
=
P11 + O11 + I10 -

1921

P11

<=

1800

O11

<=

300

I11
=
P12 + O12 + I11 -

1904

P12

<=

1800

O12

<=

300

I12

1887

P1-A1
P2- P1 -A2
P3- P2 -A3
P4- P3 -A4
P5- P4 -A5

<=
<=
<=
<=
<=

1500
0
0
0
0

Perencanan & Pengendalian Produksi

P1-R1
P2- P1 -R2
P3- P2 -R3
P4- P3 -R4
P5- P4 -R5

>=
>=
>=
>=
>=

300
0
0
0
0
15

P6- P5 -A6
P7- P6 -A7
P8- P7 -A8
P9- P8 -A9
P10- P9

<=
<=
<=
<=

0
0
0
0

P6- P5 -R6
P7- P6 -R7
P8- P7 -R8
P9- P8 -R9
P10- P9

>=
>=
>=
>=

0
0
0
0

-A10
P11- P10

<=

-R10
P11- P10

>=

-A11
P12- P11

<=

-R11
P12- P11

>=

-A12

<=

-R12

>=

r = Rp 20.000,-

v = Rp 35.000,-

h = Rp 50.000,-

f = Rp 55.000,-

c = Rp 25.000,-

Keterangan :
r = Biaya per unit selama waktu reguler
v = Biaya per unit selama waktu overtime
c = Biaya persediaan per unit per periode
h = Biaya peningkatan tenaga kerja (hiring)
f = Biaya penurunan tenaga kerja (layoff)
Pt = Produksi regular time pada periode t (t = 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10, 11, 12)
Ot = Produksi overtime pada periode t (t = 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10, 11, 12)
Dt = Peramalan penjualan pada periode t (t = 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10, 11, 12)
Mt = Kapasitas regular time pada periode t (t = 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10, 11, 12)
Yt = Kapasitas overtime pada periode t (t = 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10, 11, 12)
It = Inventory yang ada pada periode t (t = 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10, 11, 12)
At = Produksi pengangkatan tenaga kerja pada periode t (t = 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10, 11, 12)
Rt = Produksi pengurangan tenaga kerja pada periode t (t = 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10, 11, 12)
Dari fungsi tujuan dan fungsi pembatas yang ada, dilakukan pemecahan masalah dengan
software WinQsb

Perencanan & Pengendalian Produksi

16

yang merupakan solusi dari software WinQsb, terdapat hasil sebagai


berikut.
Perencanan & Pengendalian Produksi

17

P1 dan P5 sebesar 2000, artinya jumlah produksi reguler yang dapat diproduksi pada
periode 1 dan periode 5 adalah sebesar 2000 dus dengan biaya kerja reguler sebesar Rp
20.000,- per dus, sehingga biaya yang dikeluarkan sebesar Rp 40.000.000, P2 sebesar 1600, artinya jumlah produksi reguler yang dapat diproduksi pada periode 2
adalah sebesar 1600 dus dengan biaya kerja reguler sebesar Rp 20.000,- per dus, sehingga
biaya yang dikeluarkan sebesar Rp 32.000.000, P3,P7 dan P8 sebesar 1500, artinya jumlah produksi reguler yang dapat diproduksi pada
periode 3, 7 dan 8 adalah sebesar 1500 dus dengan biaya kerja reguler sebesar Rp
20.000,- per dus, sehingga biaya yang dikeluarkan sebesar Rp 30.000.000, P4 sebesar 1400, artinya jumlah produksi reguler yang dapat diproduksi pada periode 4
adalah sebesar 1400 dus dengan biaya kerja reguler sebesar Rp 20.000,- per dus, sehingga
biaya yang dikeluarkan sebesar Rp 28.000.000, P6 sebesar 1450, artinya jumlah produksi reguler yang dapat diproduksi pada periode 6
adalah sebesar 1450 dus dengan biaya kerja reguler sebesar Rp 20.000,- per dus,
sehingga biaya yang dikeluarkan sebesar Rp 29.000.000, P9-P12 sebesar 1300, artinya jumlah produksi reguler yang dapat diproduksi pada periode
9-12 adalah sebesar 1300 dus dengan biaya kerja reguler sebesar Rp 20.000,- per dus,
sehingga biaya yang dikeluarkan sebesar Rp 26.000.000, O1-O11 sebesar 300, artinya jumlah produksi reguler pada periode 1-11 belum mampu
memenuhi permintaan produksi yang ada, sehingga produksi pada waktu lembur
sebanyak 300 dus dengan biaya lembur sebesar Rp 35.000,- per dus. Sehingga biaya yang
dikeluarkan sebesar Rp 10.500.000, O12 sebesar 0, artinya jumlah produksi regular periode 12 mampu memenuhi permintaan
produksi yang ada sehingga pada periode tidak membutuhkan waktu lembur.
A1 sebesar 500 artinya produksi regular belum mampu memebuhi permintaan produksi
sehingga harus menambah tenaga kerja sebanyak 500 dengan biaya penambahan tenaga
kerja sebesar Rp 50.000,- sehingga biaya total sebesar Rp 25.000.000, A5 sebesar 600 artinya produksi regular belum mampu memebuhi permintaan produksi
sehingga harus menambah tenaga kerja sebanyak 600 dengan biaya penambahan tenaga
kerja sebesar Rp 50.000,- sehingga biaya total sebesar Rp 30.000.000,Perencanan & Pengendalian Produksi

18

A7 sebesar 50 artinya produksi regular belum mampu memebuhi permintaan produksi


sehingga harus menambah tenaga kerja sebanyak 50 dengan biaya penambahan tenaga
kerja sebesar Rp 50.000,- sehingga biaya total sebesar Rp 2.500.000, A2-A4,A6 dan A8-A12 sebesar 0, artinya produksi reguler pada periode 1-12 mampu
memenuhi permintaan produksi yang ada tanpa harus menambah tenaga kerja.
R2 sebesar 400, artinya pengurangan tenaga kerja menyebabkan jumlah produksi
berkurang sebanyak 400 dus dengan biaya pengurangan tenaga kerja per unit sebesar Rp
55.000,- sehingga biaya yang dikeluarkan sebesar Rp 22.000.000, R6 sebesar 550 artinya pengurangan tenaga kerja menyebabkan jumlah produksi
berkurang sebanyak 550 dus dengan biaya pengurangan tenaga kerja per unit sebesar Rp
55.000,- sehingga biaya yang dikeluarkan sebesar Rp 30.250.000, R9 sebesar 200, artinya pengurangan tenaga kerja menyebabkan jumlah produksi
berkurang sebanyak 200 dus dengan biaya pengurangan tenaga kerja per unit sebesar Rp
55.000,- sehingga biaya yang dikeluarkan sebesar Rp 11.000.000, R3 dan R4 sebesar 100, artinya pengurangan tenaga kerja menyebabkan jumlah produksi
berkurang sebanyak 100 unit dengan biaya pengurangan tenaga kerja per dus sebesar Rp
55.000,- dengan biaya total pengurangan tenaga kerja sebesar Rp 5.500.000, R1 R5, R7, R8, R10, hingga R12 sebesar 0, artinya tidak ada pengurangan tenaga kerja
untuk memenuhi kebutuhan produksi.
I1 sebesar 71, artinya adanya inventory pada periode 1 sebanyak 71 dus dengan biaya
inventory sebesar Rp 25.000,- sehingga biaya total sebesar 1.775.000, I2 sebesar 225, artinya adanya inventory pada periode 2 sebanyak 225 dus dengan biaya
inventory sebesar Rp 25.000,- sehingga biaya total sebesar 5.625.000, I3 sebesar 462, artinya adanya inventory pada periode 3 sebanyak 462 dus dengan biaya
inventory sebesar Rp 25.000,- sehingga biaya total sebesar 11.550.000, I4 sebesar 783, artinya adanya inventory pada periode 4 sebanyak 783 dus dengan biaya
inventory sebesar Rp 25.000,- sehingga biaya total sebesar 19.575.000, I5 sebesar 487, artinya adanya inventory pada periode 5 sebanyak 487 dus dengan biaya
inventory sebesar Rp 25.000,- sehingga biaya total sebesar 12.175.000,Perencanan & Pengendalian Produksi

19

I6 sebesar 724, artinya adanya inventory pada periode 6 sebanyak 724 dus dengan biaya
inventory sebesar Rp 25.000,- sehingga biaya total sebesar 18.100.000, I7 sebesar 895, artinya adanya inventory pada periode 7 sebanyak 895 dus dengan biaya
inventory sebesar Rp 25.000,- sehingga biaya total sebesar 22.375.000, I8 sebesar 1049, artinya adanya inventory pada periode 8 sebanyak 1049 dus dengan
biaya inventory sebesar Rp 25.000,- sehingga biaya total sebesar 26.225.000, I9 sebesar 1386, artinya adanya inventory pada periode 9 sebanyak 1386 dus dengan
biaya inventory sebesar Rp 25.000,- sehingga biaya total sebesar 34.650.000, I10 sebesar 1707, artinya adanya inventory pada periode 10 sebanyak 1707 dus dengan
biaya inventory sebesar Rp 25.000,- sehingga biaya total sebesar 42.675.000, I11 sebesar 2011, artinya adanya inventory pada periode 11 sebanyak 2011 dus dengan
biaya inventory sebesar Rp 25.000,- sehingga biaya total sebesar 50.275.000, I12 sebesar 2598, artinya adanya inventory pada periode 12 sebanyak 2598 dus dengan
biaya inventory sebesar Rp 25.000,- sehingga biaya total sebesar 64.950.000,-

Total biaya minimum yang akan dikeluarkan selama 1 tahun adalah sebesar Rp
920.200.000,- dimana biaya ini merupakan jumlah dari biaya kerja reguler, biaya
pengurangan tenaga kerja, biaya penambahan tenaga kerja, biaya lembur dan biaya inventori.
5.

Perencanaan Disagregat
Perencanaan agregat belum menunjukkan produk spesifik di dalam proses manufaktur.
Upaya untuk memecahkan ke dalam produk spesifik dikenal dengan perencanaan
disagregat. Perencanaan disagregat pada PT Ultrajaya Milk Industry &Trading Company
Tbk adalah Susu Ultra , Susu Kental Manis dan Susu MIMI .

Perencanan & Pengendalian Produksi

20

Didapatkan data perhitungan waktu konfersi sebagai berikut:

Tipe Produk
Full Cream
Cokelat
Stoberi
Moca
Low Fat Hi Calcium

Waktu

Faktor

Baku (jam)

Konfersi

0.0091072
0.0182144
0.0091072
0.0045536
0.0045536

0.5
1
0.5
0.25
0.25

Setelah mendapatkan waktu konfersi maka dilakukan perhitungan perencanaan disagregat


pada setiap bulannya. Pembuatan perencanaan disagregat sebagai berikut:
1. Membuat tabel data disagregat bulan t
Membagi kelompok family yang akan dilakukan disagregat.
Membuat persedian awal dari setiap masing-masing produk
Membagi permintaan yang diminta ke setiap produk ke setiap presentase dari
produk tersebut : Di x %
Mengisi setiap faktor konversi dari tabel waktu konfersi
Mengisi kolom EQ ( Expected Quantity ) yang didapat dari :
Persediaan Awal bulan sebelumnya (Iij,t-1) Permintaan Bulan tersebut (Dij,t)
Setelah itu mengkalikan antara Faktor Konversi (Kji) dengan Permintaan (Dij,t)
2. Membuat tabel perencanaan disagregat bulan tersebut
Menghitung total Y* yang didapat dari total perkalian Faktor Konversi (Kji)
dengan Permintaan (Dij,t)
Membuat Step 1 dengan cara :
Faktor Konversi (Kji) x (Permintaan Persediaan Awal + EQ )
Membuat Step 2 dengan cara :
Menjumlah kan hasil Step 1 dari setiap produk kemudian dikurang dengan Y*
Perencanan & Pengendalian Produksi

21

Membuat Step 3 dengan cara :


(Permintaan Persediaan Awal + EQ ) ( Step 2 / Y* )
Sisa Akhir didapatkan dari
Step 3 setiap produk + Persediaan Awal Permintaan

1. Perencanaan Disagregat Bulan Januari

2. Perencanaan Disagregat Bulan Februari

Perencanan & Pengendalian Produksi

22

3. Perencanaan Disagregat Bulan Maret

Perencanan & Pengendalian Produksi

23

4. Perencanaan Disagregat Bulan April

Perencanan & Pengendalian Produksi

24

5. Perencanaan Disagregat Bulan Mei

6. Perencanaan Disagregat Bulan Juni


Perencanan & Pengendalian Produksi

25

7. Perencanaan Disagregat Bulan Juli

Perencanan & Pengendalian Produksi

26

8. Perencanaan Disagregat Bulan Agustus

Perencanan & Pengendalian Produksi

27

9. Perencanaan Disagregat Bulan September

10. Perencanaan Disagregat Bulan Oktober

Perencanan & Pengendalian Produksi

28

11. Perencanaan Disagregat Bulan November

Perencanan & Pengendalian Produksi

29

12. Perencanaan Disagregat Bulan Desember

Dari tabel tersebut dari bulan Januari hingga Desember dapat dilihat sebagai berikut :
1. Bulan Januari memiliki persediaan awal Full Cream 3 dus, Coklat 5 dus, Stroberi 4 dus,
Moca 3 dus dan Low Fat Hi Calcium 4 dus. Permintaan pada bulan ini sebanyak 414
dus untuk Full Cream dan Stroberi, 829 dus untuk Coklat, dan 207 dus untuk Moca dan
Low Fat Hi Calcium. Pada bulan ini perusahaan membuat produk sebanyak 821 dus
untuk Full Cream, 1647 dus untuk Coklat, 819 dus untuk Stroberi, 407 dus untuk Moca
dan 405 dus untuk Low Fat Hi Calcium. Didapatkan Sisa Akhir setelah permintaan
terpenuhi sebesar 410 dus untuk Full Cream, 823 dus untuk Coklat, 409 dus untuk
Stroberi, 203 dus untuk Moca dan 202 dus untuk Low Fat Hi Calcium. Sisa akhir untuk
persediaan awal pada bulan selanjutnya.

Perencanan & Pengendalian Produksi

30

2. Bulan Februari memiliki persediaan awal Full Cream 410 dus, Coklat 823 dus, Stroberi
409 dus, Moca 203 dus dan Low Fat Hi Calcium 202 dus. Permintaan pada bulan ini
sebanyak 411 dus untuk Full Cream dan Stroberi, 822 dus untuk Coklat, dan 205 dus
untuk Moca dan Low Fat Hi Calcium. Pada bulan ini perusahaan membuat produk
sebanyak 3 dus untuk Full Cream, tidak memproduksi untuk Coklat, 5 dus untuk
Stroberi, 6 dus untuk Moca dan 8 dus untuk Low Fat Hi Calcium. Didapatkan Sisa
Akhir setelah permintaan terpenuhi sebesar 2 dus untuk Full Cream, tidak ada sisa akhir
untuk Coklat, 3 dus untuk Stroberi, 3 dus untuk Moca dan 4 dus untuk Low Fat Hi
Calcium. Sisa akhir untuk persediaan awal pada bulan selanjutnya.
3. Bulan Maret memiliki persediaan awal Full Cream 2 dus, Coklat tidak ada persedian
awal, Stroberi 3 dus, Moca 3 dus dan Low Fat Hi Calcium 4 dus. Permintaan pada bulan
ini sebanyak 407 dus untuk Full Cream dan Stroberi, 815 dus untuk Coklat, dan 204
dus untuk Moca dan Low Fat Hi Calcium. Pada bulan ini perusahaan membuat produk
sebanyak 810 dus untuk Full Cream, 1629 untuk Coklat, 808 dus untuk Stroberi, 400
dus untuk Moca dan 398 dus untuk Low Fat Hi Calcium. Didapatkan Sisa Akhir setelah
permintaan terpenuhi sebesar 404 dus untuk Full Cream, 814 untuk Coklat, 403 dus
untuk Stroberi, 196 dus untuk Moca dan 199 dus untuk Low Fat Hi Calcium. Sisa akhir
untuk persediaan awal pada bulan selanjutnya.
4. Bulan April memiliki persediaan awal 404 dus untuk Full Cream, 814 untuk Coklat,
403 dus untuk Stroberi, 196 dus untuk Moca dan 199 dus untuk Low Fat Hi Calcium.
Permintaan pada bulan ini sebanyak 404 dus untuk Full Cream dan Stroberi, 808 dus
untuk Coklat, dan 202 dus untuk Moca dan Low Fat Hi Calcium. Pada bulan ini
perusahaan membuat produk sebanyak 1 dus untuk Full Cream, tidak memproduksi
untuk Coklat, 3 dus untuk Stroberi, tidak memproduksi untuk Moca dan 7 dus untuk
Low Fat Hi Calcium. Didapatkan Sisa Akhir setelah permintaan terpenuhi sebesar 1 dus
untuk Full Cream, tidak ada sisa akhir untuk Coklat karena ada kekurangan produk
untuk permintaan, 2 dus untuk Stroberi, tidak ada sisa akhir untuk Moca karena ada

Perencanan & Pengendalian Produksi

31

kekurangan produk untuk permintaan dan 4 dus untuk Low Fat Hi Calcium. Sisa akhir
untuk persediaan awal pada bulan selanjutnya.
5. Bulan Mei memiliki persediaan awal 1 dus untuk Full Cream, tidak ada persediaan awal
untuk Coklat, 2 dus untuk Stroberi, tidak ada persediaan awal akhir untuk Moca dan 4
dus untuk Low Fat Hi Calcium. Permintaan pada bulan ini sebanyak 401 dus untuk Full
Cream dan Stroberi, 802 dus untuk Coklat, dan 200 dus untuk Moca dan Low Fat Hi
Calcium. Pada bulan ini perusahaan membuat produk sebanyak 799 dus untuk Full
Cream, 1602 dus untuk Coklat, 797 dus untuk Stroberi, 400 dus untuk Moca dan 392
dus untuk Low Fat Hi Calcium. Didapatkan Sisa Akhir setelah permintaan terpenuhi
sebesar 399 dus untuk Full Cream, 801 dus untuk Coklat, 398 dus untuk Stroberi, 199
dus untuk Moca dan 195 dus untuk Low Fat Hi Calcium. Sisa akhir untuk persediaan
awal pada bulan selanjutnya.
6. Bulan Juni memiliki persediaan awal 399 dus untuk Full Cream, 801 dus untuk Coklat,
398 dus untuk Stroberi, 199 dus untuk Moca dan 195 dus untuk Low Fat Hi Calcium.
Permintaan pada bulan ini sebanyak 397 dus untuk Full Cream dan Stroberi, 795 dus
untuk Coklat, dan 199 dus untuk Moca dan Low Fat Hi Calcium. Pada bulan ini
perusahaan membuat produk sebanyak 8 dus untuk Low Fat Hi Calcium, dan tidak
memproduksi untuk Full Cream, Coklat, Stroberi dan Moca. Didapatkan Sisa Akhir
setelah permintaan terpenuhi sebesar 1 dus untuk Moca, 5 dus untuk Low Fat Hi
Calcium, dan tidak ada sisa akhir untuk Full Cream, Moca, Coklat, dan Stroberi karena
ada kekurangan produk untuk permintaan. Sisa akhir untuk persediaan awal pada bulan
selanjutnya.
7. Bulan Juli memiliki persediaan awal 1 dus untuk Moca, 5 dus untuk Low Fat Hi
Calcium, dan tidak ada persediaan awal untuk Full Cream, Coklat, dan Stroberi.
Permintaan pada bulan ini sebanyak 394 dus untuk Full Cream dan Stroberi, 788 dus
untuk Coklat, dan 197 dus untuk Moca dan Low Fat Hi Calcium. Pada bulan ini
perusahaan membuat produk sebanyak 787 dus untuk Full Cream, 1576 dus untuk
Coklat, 787 dus untuk Stroberi, 391 dus untuk Moca dan 383 dus untuk Low Fat Hi
Perencanan & Pengendalian Produksi

32

Calcium. Didapatkan Sisa Akhir setelah permintaan terpenuhi sebesar 393 dus untuk
Full Cream, 787 dus untuk Coklat, 393 dus untuk Stroberi, 195 dus untuk Moca dan 191
dus untuk Low Fat Hi Calcium. Sisa akhir untuk persediaan awal pada bulan
selanjutnya.
8. Bulan Agustus memiliki persediaan awal 393 dus untuk Full Cream, 787 dus untuk
Coklat, 393 dus untuk Stroberi, 195 dus untuk Moca dan 191 dus untuk Low Fat Hi
Calcium. Permintaan pada bulan ini sebanyak 391 dus untuk Full Cream dan Stroberi,
782 dus untuk Coklat, dan 195 dus untuk Moca dan Low Fat Hi Calcium. Pada bulan ini
perusahaan membuat produk sebanyak 8 dus untuk Low Fat Hi Calcium dan tidak
memproduksi untuk Full Cream, Coklat, Stroberi dan Moca. Didapatkan Sisa Akhir
setelah permintaan terpenuhi sebesar 3 dus untuk Low Fat Hi Calcium dan tidak ada
sisa akhir untuk Full Cream, Coklat, Stroberi, dan Moca karena ada kekurangan produk
untuk permintaan. Sisa akhir untuk persediaan awal pada bulan selanjutnya.
9. Bulan September memiliki persediaan awal 3 dus untuk Low Fat Hi Calcium dan tidak
ada persediaan awal untuk Full Cream, Coklat, Stroberi, dan Moca. Permintaan pada
bulan ini sebanyak 387 dus untuk Full Cream dan Stroberi, 775 dus untuk Coklat, dan
194 dus untuk Moca dan Low Fat Hi Calcium. Pada bulan ini perusahaan membuat
produk sebanyak 774 dus untuk Full Cream, 1549 dus untuk Coklat, 774 dus untuk
Stroberi, 386 dus untuk Moca dan 380 dus untuk Low Fat Hi Calcium. Didapatkan Sisa
Akhir setelah permintaan terpenuhi sebesar 386 dus untuk Full Cream, 774 dus untuk
Coklat, 386 dus untuk Stroberi, 193 dus untuk Moca dan 190 dus untuk Low Fat Hi
Calcium. Sisa akhir untuk persediaan awal pada bulan selanjutnya.

10. Bulan Oktober memiliki persediaan awal 386 dus untuk Full Cream, 774 dus untuk
Coklat, 386 dus untuk Stroberi, 193 dus untuk Moca dan 190 dus untuk Low Fat Hi
Calcium. Permintaan pada bulan ini sebanyak 384 dus untuk Full Cream dan Stroberi,
768 dus untuk Coklat, dan 192 dus untuk Moca dan Low Fat Hi Calcium. Pada bulan
Perencanan & Pengendalian Produksi

33

ini perusahaan membuat produk sebanyak 5 dus untuk Low Fat Hi Calcium, dan tidak
memproduksi untuk Coklat, Full Cream, Moca dan Stroberi. Didapatkan Sisa Akhir
setelah permintaan terpenuhi sebesar 3 dus untuk Low Fat Hi Calcium dan tidak ada
sisa akhir untuk Full Cream Coklat, Stroberi dan Moca karena ada kekurangan produk
untuk permintaan. Sisa akhir untuk persediaan awal pada bulan selanjutnya.
11. Bulan November memiliki persediaan awal 3 dus untuk Low Fat Hi Calcium dan tidak
ada sisa persediaan awal untuk Full Cream Coklat, Stroberi dan Moca. Permintaan pada
bulan ini sebanyak 381 dus untuk Full Cream dan Stroberi, 762 dus untuk Coklat, dan
190 dus untuk Moca dan Low Fat Hi Calcium. Pada bulan ini perusahaan membuat
produk sebanyak 761 dus untuk Full Cream, 1522 dus untuk Coklat, 761 dus untuk
Stroberi, 380 dus untuk Moca dan 374 dus untuk Low Fat Hi Calcium. Didapatkan Sisa
Akhir setelah permintaan terpenuhi sebesar 380 dus untuk Full Cream, 761 dus untuk
Coklat, 380 dus untuk Stroberi, 189 dus untuk Moca dan 186 dus untuk Low Fat Hi
Calcium. Sisa akhir untuk persediaan awal pada bulan selanjutnya.
12. Bulan Januari memiliki persediaan awal 380 dus untuk Full Cream, 761 dus untuk
Coklat, 380 dus untuk Stroberi, 189 dus untuk Moca dan 186 dus untuk Low Fat Hi
Calcium. Permintaan pada bulan ini sebanyak 414 dus untuk Full Cream dan Stroberi,
829 dus untuk Coklat, dan 207 dus untuk Moca dan Low Fat Hi Calcium. Pada bulan ini
perusahaan membuat produk sebanyak 6 dus untuk Low Fat Hi Calcium dan tidak
memproduksi untuk Full Cream, Coklat, Stroberi dan Moca. Didapatkan Sisa Akhir
setelah permintaan terpenuhi sebesar 1 dus untuk Moca, 4 dus untuk Low Fat Hi
Calcium dan tidak ada sisa untuk Full Cream, Coklat, dan Stroberi karena jumlah
persediaan untuk memenuhi permintaan kurang. Sisa akhir untuk persediaan awal pada
bulan selanjutnya.

Perencanan & Pengendalian Produksi

34

KESIMPULAN

Perusahaan PT Ultrajaya Milk Indusrty & Trading Company mengembangkan peramalan


sekelompok produk susu. Ramalan penjualan yang didapat dari metode Double Moving Average
(m=4x4) kemudian digunakan perusahaan untuk melakukan perencanaan agregat dan disagregat.
Hasil dari perencanaan agregat adalah sebagai berikut.
Metode grafik menghasilkan beberapa biaya yang dikeluarkan untuk masing-masing plan.
Diantaranya :
Biaya untuk rencana variasi jumlah tenaga kerja sebesar Rp10.120.000,Biaya untuk rencana perubahan tingkat persediaan sebesar Rp30.350.000,Biaya untuk rencana subkontrak sebesar Rp38.640.000,Biaya untuk rencana mixed strategy sebesar Rp 707.800.000,Dari hasil ke empat plan tersebut, diperoleh metode grafik dengan rencana variasi jumlah
tenaga kerja sebesar Rp10.120.000,- dengan biaya yang paling minimum dari pada
rencana - rencana lain nya.
Metode linier programming menghasilkan total biaya minimum yang akan dikeluarkan
selama 1 tahun adalah sebesar Rp 920.000.000, Metode transportasi dan tabular menghasilkan total cost yang sama besar yaitu Rp
512.495.000,-

Perencanan & Pengendalian Produksi

35

Perencanaan agregat belum menunjukkan produk spesifik di dalam proses manufaktur.


Oleh karena itu dilakukan perencanaan disagregat. Tabel 3.1 menunjukkan hasil dari
perencanaan disagregat.
Total Produksi setiap bulan yang didapat dari perencanaan disagregat

Perencanan & Pengendalian Produksi

36

Anda mungkin juga menyukai