Anda di halaman 1dari 16

Kelompok 3 :

Adrian Mahadika Putra Utama 05011381823163


Anindito Muhammad 04011381823121
Aulia Ulfah 05011381823099
Guntur Adi Saputra 05011381823155

BAB 3
SISTEM INFORMASI AKUNTANSI AGRIBISNIS (SIAA)
‘’ Kuasailah dunia dengan informasi’’. Kalimat yang pendek namun
bermakna sangat luas. Banyak pihak tidak meragukan lagi bahwa
informasimerupakan salah satu factor yang sangat menentukan suksesnya
suatu aktivitas. Apalagi bagi aktivitas bisnis yang penuh dengan suasana
kompetisi dan masa depan yang tidak pasti. Dengan menguasai inromasi,
suatu perusahaan dapat dengan mudah menentukan strategi memenangkan
persaingan dan mampu mengantisipasi setiap tindakan yang akan diambil di
masa datang.
Perusahaan agribisnis dari hulu sampai hilir mempunyai
ketergantungan yang tinggi pada kondisi alam dan lingkungan. Kadang alam
bisa bersahabat dengan lingkungan bisnis yang dijalani sehingga bisnis bisa
berhasil meraup untung, namun tidak jarang juga alam dan lingkungan menu
jukkan anomali yang tinggi sehingga menghancurkan semua harapan dan
bisnispun merugi.
Untuk itu perlu dibangun suatu system informasi yang dapat
menghasilkan informasi yang tepat dan akurat, yang dapat dijadikan bahan
dalam merumuskan tindakan dan perencanaan ke depan. Sebenarnya informasi
dapat diperoleh kapan saja, dimana saja dan dari mana saja meliputi area yang
luas dan tak terbatas. Namun kalau tanpa system informasi yang mengaturnya,
informasi yang diterima akan menjadi tidak relevan.
Informasi banyak macam dan jenisnya dari mulai yang sifatnya
kualitatif sampai yang kuantitatif, semuanya harus dapat dikuasai oleh para
pebisnis. Dari sekian informasi yang penting, salah satunya adalah informasi
akuntansi yang dihasilkan oleh suatu system informasi akuntansi.

1
1. PENGERTIAN SISTEM INFORMASI AKUNTANSI AGRIBISNIS
(SIAA)
Suatu system dapat dijelaskan sebagai seperangkat elemen yang
digabungkan satu dengan lainnya untuk suatu tujuan bersama. Suatu sub
system adalah bagian dari system yang lebih besar. Mc Leod (1996)
mengartikan system sebagai sekelompok elemen yang terintegrasi dengan
maksud yang sama untuk mencapai suatu tujuan. Suatu organisasi seperti
perusahaan atau suatu area fungsional cocok dengan definisi ini. Organisasi
terdiri dari sejumlah sumber daya, dan sumber daya tersebut bekerja menuju
tercapainya suatu tujuan tertentu yang ditentukan oleh pemilik atau
manajemen.
Semua system tidak memiliki kombinasi elemen – elemen yang sama,
tetapi suatu susunan dasar digambarkan seperti Gambar 3.1. Sumber daya
input diubah menjadi sumber daya output. Sumber daya mengalir dari elemen
input, melalui elemen transformasi, kepada elemen output. Suatu mekanisme
pengendalian memantau proses transformasi untuk meyakinkan bahwa system
tersebutmemenuhi tujuannya. Mekanisme pengendalian ini dihubungkan pada
arus sumber daya dengan memakai suatu lingkaranumpan balik (feedback
loop) yang mendapatkan informasi dari output system dan menyediakan
informasi bagi mekanisme pengendalian. Mekanisme pengendalian
membandingkan sinyal – sinyal umpan balik dengan tujuan, dan mengarahkan
sinyal pada elemen input jika system operasi memang perlu diubah (Mc Leod,
1996).
TUJUAN

MEKANISME
PENGENDALIAN

INPUT TRANSFORMASI OUTPUT

Gambar 3.1 Bagian – bagian Sistem (Mc. Leod, 1996)

2
Informasi merupakan hasil pengolahan data yang dapat dipergunakan
sebagai dasar pertimbangan dalam pengambilan keputusan. Salah satu
informasi yang penting yang digunakan manajemen dalam mengelola
perusahaan, investor dalam memilih investasi dan pihak lainnya adalah
informasi akuntansi. Tipe – tipe informasi menurut Anthony dan Reece (1989)
dapat dikategorikan menurut sifatnya, seperti terlihat pada Gambar 3.2.
Berdasarkan Gambar 3.2 terlihat bahwa informasi akuntansi merupakan jenis
informasi kuantitatif. Informasi akuntansi dapat diperoleh dari laporan
keuangan, penjelasan laporan keuangan dan data tambahan. Dalam
spektrumyang lebih luas, informasi akuntansi dapat diperoleh dari berbagai
sumber informasi baik yang diwajibkan pembuatannya maupun yang tidak
diwajibkan.

INFORMATION

NON QUANTITATIVE QUANTITATIVE


INFORMATION INFORMATION

ACCOUNTING NON ACCOUNTING


INFORMATION INFORMATION

OPERATING FINANCIAL MANAGEMENT


ACCOUNTING ACCOUNTING ACCOUNTING
INFORMATION INFORMATION INFORMATION

Gambar 3.2. Tipe Informasi (Anthony and Reece, 1989)


Informasi diperlukan oleh semua tingkatan pimpinan, dari mulai
pimpinan puncak, menengah sampai bawah. Keputusan yang dibuat pimpinan
sangat dipengaruhi oleh kualitas informasi yang diperolehnya.
Demikian pentingnya informasi, sehingga informasi harus dikelola
sedemikian rupa melalui suatu sistem informasi. Nash dan Robert (1984)
mengartikan sistem informasi yaitu suatu kombinasi dari orang-orang,
fasilitas, media, prosedur – prosedur, dan pengendalian yang ditujukan untuk
mendapatkan jalur komunikasi yang penting, memproses tipe transaksi -

3
transaksi rutin tertentu, memberi sinyal kepada manajemen dan lainnya
terhadap kejadian-kejadian pemakai internal dan eksternal yang penting dan
menyediakan suatu dasar untuk pengambilan keputusan yang tepat
(intelligent).
Menururt Leitch dan Roscoe (1992), sistem informasi adalah suatu
sistem di dalam suatu organisasi yang mempertemukan kebutuhan pengolahan
transaksi harian, mendukung operasi, bersifat manajerial dan kegiatan strategi
dari organisasi dan menyediakan informasi tertentu kepada pihak luar dengan
laporan-laporan yang diperlukan.
Sistem informasi yang terorganisir dengan baik dengan urutan dan tata
kerja yang terencana, teratur dan rapi akan menghasilkan informasi yang tepat
dan akurat. Salah satu informasi yang penting bagi pimpinan adalah informasi
akuntansi yang dihasilkan oleh sistem informasi akuntansi.
Menurut Bodnar dan Hopwood (2009), an accounting information
system is a collection of resources, such as people and equipment, designed to
transform finansial data into information. This information is communicated
to a wide variety of decision makers. Accounting information system perform
this transformation whether they are essentially manual system or thoroughly
computerized.
Menurut Wilkinson (1992), sistem informasi akuntansi menggunakan
dua jenis model untuk menyajikan realitas yang berorientasi pada keuangan
perusahaan, yaitu model akuntansi keuangan dan model akuntansi manajemen.
Model akuntansi keuangan bertujuan menghasilkan informasi scorekeeping
(pencatatan jumlah dan nilai) untuk digunakan oleh pihak luar. Biasanya
informasi tersebut dimuat dalam laporan keuangan seperti neraca, laporan laba
rugi, laporan arus kas dan catatan atas laporan keuangan yang semuanya
dipersiapkan berdasarkan standar akuntansi keuangan (SAK) dan prinsip
akuntansi lainnya yang berlaku.
Berdasarkan pengertian sistem informasi akuntansi yang telah
diuraikan beserta pengertian agribisnis di Bab 1, maka dapat dijelaskan bahwa
sistem informasi akuntansi agribisnis adalah suatu sistem dalam suatu
lingkungan organisasi perusahaan agribisnis yang bertugas mengolah data

4
akuntansi melalui sistem pemrosesan data yang terorganisir menjadi informasi
akuntansi agribisnisyang berguna bagi para pengguna baik di dalam maupun
di liar organisasi perusahaan agribisnis.

2. KEDUDUKAN SIAA DALAM SISTEM INFORMASI


PERUSAHAAN AGRIBISNIS
Di muka telah dijelaskan bahwa SIAA berada dalam suatu lingkungan
organisasi perusahaan agribisnis. Produk sistem informasi akuntansi adalah
informasi akuntansi yang sifatnya kuantitatif, sementara perusahaan agribisnis
membutuhkan informasi tidak hanya sebatas informasi akuntansi dan yang
bersifat kuantitatif saja. Perusahaan agribisnis tentunya membutuhkan banyak
informasi lain yangsifatnya non akuntansi, dan juga yang bersifat kualitatif.
Maka di dalam perusahaan agribisnis SIAA tidak berdiri sendiri, namun saling
berinteraksi dengan sistem informasi lainnya yaitu sistem informasi
manajemen (SIM). Sistem informasi manajemen merupakan sistem informasi
yang bertujuan menghasilkan informasi yang sifatnya kualitatif dan kuantitatif
non akuntansi, sebagai bahan pengambilan keputusan bagi manajemen dalam
menyelenggarakan kegiatan perusahaan. SIAA dan SIM satu sama lain saling
melengkapi dalam menyuplai informasi kepada manajemen dan pihak ekstern
perusahaan. Kedua sistem, SIAA dan SIM, biasanya digabungkan dan ada di
bawah komando seorang manajer sistem informasi.
Sistem informasi akuntansi dapat dibagi ke dalam beberapa sub sistem
fungsional, yaitu subsistem pengeluaran, subsitem konversi, subsistem
konversi, subsitem pendapatan dan subsistem buku besar dan pelaporan.
Antara subsistem yang satu dengan subsistem lainnya saling bersinergi dalam
menghasilkan informasi akuntansi yang berkualitas. Kedudukan SIAA dalam
sistem informasi perusahaan agribisnisdapat dilihat pada Gambar 3.3.

5
3. PEMROSESAN DATA AKUNTANSI AGRIBISNIS
SIAA bertugas mengolah data akuntansi menjadi informasi akuntansi
yang berguna bagi pengguna. Proses pengolahan data akuntansi menjadi
informasi merupakan suatu sistem pemrosesan data akuntansi yang melibatkan
berbagai elemen/unsur. (Susanto, 2004) mengemukakan bahwa untuk
memperoleh informasi akuntansi yang efektif, agar dapat membantu
manajemen dalam mengambil keputusan yang mengacu pada fungsi – fungsi
manajemen, haruslah didukung oleh unsur data akuntansi yang lengkap dan
pemrosesan data akuntansi yang memadai.

SISTEM INFORMASI
PERUSAHAAN

SIAA SIM

SUBSISTEM SUBSISTEM SUBSISTEM SUBSISTEM


PENGELUARAN KONVERSI PENDAPATAN PELAPORAN

Gambar 3.3 kedudukan SIAA dalam Sistem Informasi Perusahaan


Data merupakan bahan baku utama suatu sistem informasi dalam
menghasilkan informasi. Mc Leod (1996) mengatakan bahwa, data consist of
fact and figures that are relatively meaningless to the user, information is
processed data, or meaningful data. Sementara Cushing (1988) menjelaskan
bahwa data dapat terdiri dari sekumpulan karakter yang diterima sebagai input
terhadap suatu sistem informasi dan disimpan serta diolah. Informasi diartikan
sebagai output pengolahan data yang diorganisir dan berguna bagi orang yang
menerimanya.
Data akuntansi agar siap diolah sehingga menghasilkan informasi
akuntansi yang berkualitas harus memiliki beberapa persyaratan. Persyaratan
data yang berkualitas adalah: (1) Singkat dan padat, (2) Tepat dan lengkap, (3)
Konsisten, (4) Tepat waktu, (5) Dapat dipahami, (6) Dapat dipercaya, (7)
Mudah diperoleh.

6
1. Singkat dan Padat
Data akuntansi harus singkat dan padat, karena data yang singkat tidak
bertele-tele serta padat mengandung hal hal pokok penting sajamembuat
pengolah dat bekerja cepat, tidak membuat bosan, dan efisien.
2. Tepat, teliti dan lengkap
Data akuntasi yang tepat dan teliti akan memudahkan dalam proses
pengolahan selanjutnya. Data yang tepat dan teliti adalah data yang
memiliki ketepatan dan ketelitian hasil perhitungan dan dat yang lengkap
adalah data yang jumlahnya cukup memadai untuk kebutuhan distribusi
dan kearsipan.
3. Konsisten
Prosedur pencatatan data harus konsisten dari waktu ke waktu, karena
dengan konsistensi akan memudahkan dalam membandingkan perubahan
yang terjadi pada data dari waktu ke waktu.
4. Tepat waktu
Tepat waktu menunjukan bahwa data tersebut dicatat pada saat terjadi,
tidak ditunda-tunda yang mengakibatkan terlambatnya pemrosesan data
selanjutnya.
5. Dapat dipahami
Data yang baik harus dapat dipahami oleh pengolah dat selanjutnya. Agar
data akuntansi dapat dipahami maka data harus dicatat dengan
mengunakan aturan dan prosedur yang lazim yang dipahami oleh
pengolah data selanjutnya.
6. Dapat dipercaya
Data akuntansi harus didasarkan pada bukti fisik yang menyertainya.
Tanpa bukti fisik yang sah dan meyakinkan suatu dat akuntansi sulit
untuk dipercaya dan dipertanggungjawabkan kebenarannya.
7. Mudah diperoleh
Sebaik apapun data akuntansi jika disimpan dalam dokumen yang sulit
untuk diperoleh maka akan menghambat dalam proses pengolahan
selanjutnya. Oleh karena itu, data akuntansi harus dapat dengan mudah

7
diperoleh untuk proses selanjutnya dengan tetap menjaga kerapian dan
kerahasiaan penyimpanannya.
Wilkinson (1992) menjelaskan lima tugas yang harus dilaksanakan
oleh sistem informasi, yang dikenal dengan istilah siklus pemrosesan data
akuntansi, yaitu terdiri dari pengumpulan data, pemrosesan data,
manajemen data, serta pengadaan informasi, seprti terlihat pada gambar
3.4.
Secara lebih lengkap uraian siklus pemrosesan data akuntansi
adalah sebagai berikut :
1. Sumber data (sources of data)
Sumber data berasal dari kejadian transaksi
2. Pengumpulan dala
Kegiatan pengumpulan data terdiri dari beberapa tahap :
a. Tahap penangkapan data (data captured), yaitu tahapan menarik
data ke dalam system

PENGENDALIANDA
TA

SUMBE PENGUMPULAN PEMROSESAN PENGADAAN PENGGUNA


R DATA DATA DATA INFORMASI INFORMASI

MANAJEMEN
DATA

PENGAMANA
DATA

Gambar 3.4 Tugas Sistem Informasi (Wilkinson, 1992)

8
b. Tahap pencatatan data (Data Recorded), yaitu mencatat data
kedalam formulir yang dikenal sebagai dokumen sumber. Pada
tahpan ini data harus absah (Valid).
c. Tahap pengelompokan data (Data Classified), yaitu membagi data
ke dalam kelompok-kelompok berdasarkan kategori-kategori yang
telah ditentukan.
d. Tahap pemindahan data (Data Transmitted), yaitu memindahkan
data dari tempat penangkapan ke tempat pengolahan data.

3. Pemrosesan data (data processing)


Data yang terkumpul bisa diikhtisarkan dengan menjumlahkan
transaksi yang sejenis. Kadang-kadang data dialihkan (transcribed) ke
dokumen atau media lain. Data juga ditumpuk dengan mengumpulkan
transaksi yang serupa dalam satu kelompok dokumen. Selanjutnya,
data yang ditumpuk (Batch) biasanya disortir atau dipilah-pilah untuk
menyusun data berdasarkan satu karakteristik atau lebih. Jika data
kuantitatif dilibatkan, langkah perhitungan dan perbadingan dan
pembandingan seringkali dilakukan.
4. Manajemen data (data mangement)
Manajemen data meliputi tiga langkah pokok : pengimpanan (storing),
pemutakhiran (updating), dan pengambilan ulang (retrif).
Penyimpanan data dapat dilakukan dalam arsip (file) atau data base.
Pemutakhiran, menyesuaikan data yamg tersimpan untuk diproses
lebih lanjut atau dijadikan informasi.
5. Pengendalian dan pengamanan data (data control and security)
Data yang dimasukkan kedalam pengolahan bisa salah, hilang atau
dicuri selama pengolahan, catatan bisa dipalsukan, dan sebagainya.
Jadi sitem informasi harusm mengendalikan dan mengamankan data.
Alat kendai dan pengamanan meliputi validasi, otorisasi, laci kas yang
terkunci, rekonsiliasi, verifikasi, dan tinjauan.
6. Pengadaan informasi (information generation)

9
Tahap ini meliputi penyampaian informasi kepada pemakai, baik dlam
bentuk laporan (reporting) yang bersumber dari data yang telah diolah,
yang telah disimpan atau dari keduanya, secara langsung mauoun
melalui jalur komunkasi.

Menurut Cusing (1988), siklus pemrosesan data meliputi tahapan-


tahapan sebagai berikut:
1. Tahapan koleksi data (data collection stage)
Pada tahapan ini dilakukan dua aktivitas fundamental yaitu :
a. Observasi atas data (observation of data), yaitu dari lingkungan
berasalnya data, apakah melalui manusia atau mesin.
b. Pencatatan data (recording data), yaitu pencatatan dat antara lain
pada formulir-formulir.
2. Tahapan penghalusan data (data refinement stage)
Tahapan ini berisi sejumlah kegiatan untuk membantu tahapan
pengolahan data yaitu:
a. Pengklasifikasian data (classifying of data), yaitu kegiatan
pemberian kode-kode klasifikasi rekening.
b. Penyusunann data (batchung of data), yaitu data disusun didalam
kelompok-kelompok.
c. Verifikasi data (verification of data), yaitu berisi berbagai prosedur
untuk mengecek keakuratan data.
d. Menyortir data (sorting of data), yaitu berisi kegiatan menyortir
data menurut nomor atau huruf.
e. Mentransmisikan data (transmission of data), yaitu memindahkan
data dari suati lokasi ke lokasi lainnya.
f. Transkrip data (transcription of data), yaitu memindahkan datadari
suatu bentuk ke bentuk lain misalnya dari tulisan tangan ke bentuk
ketikan.
3. Tahapan pengolahan data (processing stage)
Tahap ini berisi siklus dari berbagai aktivitas yaitu:
a. Kalkulasi (calculating), yaitu manipulasi matematika.

10
b. Pembandingan (comparing), yaitu pemeriksaan secara simultan
dua atau tiga item dari data.
c. Pengikhtisaran (summarizing), yaitu meliputi aktivitas
pengikhtisaran secara bersama-sama dari data kedalam bentukyang
lebih berarti.
d. Penyaringan (filtration), yaitu menyaring data yang tidak sesuai
dari urutan-urutan pengolahan.
e. Mengeluarkan (retrival), yaitu mengeluarkan data antara lain
menjadi informasi dari tempat penyimpanan.
4. Tahapan pemeliharaan data (data maintenance stage)
Meliputi kegiatan-kegiatan sebagai berikut:
a. Menyimpan data (storage of data), yaitu aktivitas menyimpan data
untuk dipergunakan pada waktu yang kan datang.
b. Peberian indeks pada data (indexing of data), yaitu penyusunan
katalog referensi atas data dengan tujuan untuk membantu kegiatan
“retrieval”.
c. Proteksi atas data (protection of data), yaitu aktivitas prosedur
untuk mengamankan data dari kemungkinan penyalahgunaan data.
5. Tahapan hasil keluaran (output storage)
Tahapan ini berisi aktivitas pembuatan laporan atau dokumen (cek,
faktur, dan lain-lain).

4. JENIS INFORMASI AKUTANSI


Informasi akutansi sebagai bahasa bisnis dikelompokan menjadi
tiga golongan: informasi operasi, informasi akutansi keuangan dan informasi
akutansi manajemen. Berikut ini diuraikan konsep masing-masing golongan
informasi akutansi menurut Mulyadi (2001):
1. Informasi operasi. Untuk melaksanakan aktivitas perusahaan sehari-hari,
manajemen memerlukan berbagai informasi operasi seperti jumlah
kilogram bahan baku yang dipakai dalam produksi, jumlah persediaan
produk jadi yang ada di gudang, jumlah produksi hari ini, jumlah jam kerja
karyawan dalam satu minggu, jumlah realisasi kredit, jumlahsimpanan
nasabah, dan sebagainya. Informasi operasi ini merupakan bahan baku

11
untuk mengolah tipe informasi akutansi manajemen. Untuk menghasilkan
informasi biaya bahan baku diperlukan informasi operasi berupa kuantitas
bahan baku yang dipakai dan harga pokok bahan baku per satuan. Untuk
menghasilkan informasi gaji karyawan diperlukan informasi operasi
jumlah karyawan dan upah serta bonus setiap karyawan. Untuk
menghasilkan informasi kredit macet diperlukan informasi pembayaran
pinjaman nasabah.
2. Informasi akutansi keuangan. Informasi akutansi keuangan diperlukan
baik oleh manajemen (biasanya manajemen puncak) maupun pihak luar
perusahaan seperti pemegang saham, bankir dan kreditur lain, instansi
pemerintah dan pihak luar lainnya. Informasi akutansi keuangan
dihasilkan oleh sistem pengolahan informasi keuangan yang disebut
akutansi keuangan. Informasi akutansi keuangan ini umumnya disajikan
kepada pihak luar perusaan di dalam bentuk laporan keuangan seperti
neraca, laporan laba rugi, laporan laba ditahan, dan laporan perubahan
posisi keuangan.
3. Informasi akutansi manajemen. Informasi akutansi manajemen
diperlakukan oleh manajemen untuk malaksanakan dua fungsi poko
manajemen: perencanaan dan pengendalian aktivitas perusahaan.
Informasi akutansi manajemen ini dihasilkan oleh sistem pengolahan
informasi keuangan yang disebut akutansi manajemen. Informasi akutansi
manajemen ini disajikan kepada manajemen perusahaan dalam berbagai
laporan keuangan seperti anggaran, laporan penjualan, laporan biaya
produksi, laporan biaya menurut pusat pertanggungjawaban, dan laporan
biaya menurut aktivitas, laporan biaya mutu (quality cost report), laporan
biaya daur hidup produk (product-life cycle costs), laporan biaya
pemasaran.
Informasi akutansi seperti telah dikemukakan sebelumnya merupakan
informasi kuantitatif,. Ini mengandung arti bahwa informasi akutansi
dinyatakan dengan angka dan terukur dengan menggunakan ukuran standar
yaitu unit moneter. Berdasarkan kuantifikasinya informasi akutansi dibagi

12
menjadi dua macam, yaitu informasi akutansi historis dan informasi akutansi
prediktif.
1. Informasi akutansi historis
Merupakan informasi akutansi yang telah terjadi, sifatnya lebih pasti.
Informasi akutansi historis digunakan oleh para pemakai untuk
berbagai hal seperti analisis prestasi ekonomi, penentuan harga
berdasarkan kontrak dan pemotivsin.
2. Informasi akutansi prediktif
Merupakan informasi akutansi yang belum terjadi, sifatnya prediksi
untuk bahan perencanaan. Informasi akutansi prediktif digunakan oleh
para pemakai untuk berbagai hal seperti penyusunan program dan
anggaran, penentuan harga jual normal, pemilihan alternatif.

5. KUALITAS INFORMASI AKUTANSI

Informasi akutansi merupakan produk akhir dari sistem informasi


akutansi. Setelah melalui beberapa tahapan pada sistem pemrosesan data akutansi
dihasilkan informasi akutansi yang berbentuk laporan keuangan dan bentuk
laporan lainnya. Informasi akutansi yang berkualitas akan berpengaruh terhadap
keefektifan informasi tersebut bagi pengguna. oleh karena itu, agar informasi
akutansi harus memilki kualitas yang dapat di andalkan . Ciri-ciri informasi
akutansi yang berkualitas adalah : (1) Relevan ,(2) Dapat di andalkan , (3)
Lengkap, (4) Akurat , (5) Bisa dibandingkan , (6) Mudah dipahami, (7) Mudah
diperoleh.
1. Relavan
Informasi yang relavan adalah informasi yang mempunyai hubungan yang
erat dengan keputusan yang dibuat. Agar relavan maka informasi akutansi
harus tersedia tepat waktu pada saat di butuhkan, dapat mengurangi
ketidakpastian dan meningkatkan kemampuan memprediksi.
2. Dapat diandalkan
Informasi akutansi harus dapat diandalkan kemampuannya dlaam
menyakinkan pembuat keputusan. Pengguna dengan adanya informasi
akutansi yang handal merasa terbantu dan tergantung terhadap

13
keberadaanya. agar informasi akutansi memiliki kehandalann yang tinggi,
maka informasi akutansi harus mempersentasikan kenyataan yang terjadi
sebenarnya , dapat di uji kebenarannya, dan informasi tersebut harus tidak
berpihak pada kelompok pengguna tertentu ( harus netral ).
3. Lengkap
Informasi akutansi harus lengkap mengandung unsur yang diperlukan pleh
pengguna. Informasi yang tidak lengkap akan menyulitkan pengunna
dalam pembuatan keputusan. Agar lengkap, maka informasi akuntansi
harus mengungkap sebanyak mungkin informasi tanpa harus ditutup-tutupi
atau dikurangi, disertai penjelasan ysng memadai terhadap kejadian-
kejadian penting istimewa .
4. Akurat
Informasi Akutansi harus menggambarkan kondisi objek yang
sesungguhnya. Keakuratan informasi ditunjukan dengan ketepatan makna
yang dikandung, tidak menimbulkan multi tafsir pleh orang yang berbeda
secara independen.
5. Bisa dibandingkan
Kemampuan informasi untuk bisa dibandingkan antara periode waktu
yang berbeda atau antar perusahaan yang berbeda menunjukan informasi
yang berkualitas. Pembandingan Informasi akutansi berguna bagi
pengguna dalam mengidenfikasi kesamaan dan perbedaan kinerja suatu
perusahaan disbanding perusahaan lainnya atau kinerja perusahaan pada
periode yang berbeda. Agar dapat dibandingkan , maka informs akutansi
harus konsisten dalam penggunaan metode akutansi. Perubahan metode
akutansi yang digunakan dimungkinkan sepanjang perubahan dan
dampknya diungkapkan.
6. Mudah dipahami
Informasi akutansi harus dapat dengan mudah dipahami oleh para
pengguna. Oleh karena itu, informasi akutansi harus disajikan dalam bentk
yang umum, bahasa/istilah mudah dikenal, dan penjelasan tidak bertele-
tele.
7. Mudah diperoleh

14
Sebagus apapun informasi jika sulit diperoleh maka tidak bernilai apapun
bagi pengguna. Informasi akutansi harus mudah diperoleh pada saatnya
diperlukan, oleh karenanya informasi akutansi harus dipublikasikan secara
menyebar di dalam ataupun di luar perusahaan. Mudah diakses oleh
siapapun yang memerlukan.

6. PENTINGNYA SISTEM INFORMASI AKUTANSI BAGI


PERUSAHAAN
Informasi demikian pentingnya bagi perusahaan. Kita tidak bisa
membayangkan jika suatu perusahaan berdiri menjalankan misi bisnis namun
tidak mau tahu informasi tentang apa yang terjadi dan tidak mau tahi
informasi tentang apa yang terjadi dan tidak yang akan terjadi pada
perusahaannya, apa yang terjadi di luar lingkungan perusahaannya, dan
sebagianya. Dan bagaimana pula suatu perusahaan bisa berinteraksi dengan
pihak luar jika saja informasi tentang dirinya tidak diketahuipleh pihak luar
tersebut. Jelas bahwa perusahaan yang bersangkutan tidak akan mampu hidup
dan bertahan dalam jangka waktu yang lama .
Jika suatu perusahaan memberikan informasi akutansi yang baik
kepada pihak luar , maka mereka akan senang dan tertarik dengan kinerja
perusahaan yang bersangkutan. Mereka akan memutuskan untuk menjalin
hubungan baik dengan perusahaan dan terus melangsunhkan hubungan masa
depan yang lebih baik. Manajemen pun akan sangat terbantu dengan
informarsi yang baik dan tepat waktu dalam membuat evaluasi dan
perencanaan perusahaan. Dengan demikian informasi akutansi dapat
menambah nilai keunggulan bagi perusahaan , dan informasi tersebut tidak
mungkin dihasilkan dengan baik tanpa terbangunya sistem informasi akutansi.
Jadi sistem informasi akutansi dapat membangun keunggukan kompetitif bagi
perusahaan
Sistem informasi akutansi dapat diselenggarakan secara manual
(tanpa alat bantu) atau terkomputerisasi atau kombinasi antara manual
computer. Namun pada dasarnya proses yang dilalui oleh suatu sistem
informasi adalah sama, yaitu proses pemasukan data dan pengolahan data

15
informasi. Proses ini merupakan proses yang memerlukan ketelitian dan
kehati-hatian dan melibatkan banya pihak .Apalagi dalam perusahaan
agribisnis berskala besar dengan jumlah transaksi dan rekening yang cukup
banyak. Kegiatan sistem informasi membutuhkan banyak waktu , biaya dan
tenaga.
Sistem informasi akutansi melakukan alur kerja sistematis ,
deskripsi tugas masing-masing bagian terdefinisikan dengan jelas, koordinasi
kerja antar bagian terjalin rapid an harmonis. Apalagi dengan bantuan
computer, sistem secara otomatis akan menyediakan informasi terkini dan
akuray kepada pihak yang berkepentingan kapan saja pada saatnya diperlukan.
Dengan sistem informasi akutansi yang dibangun memungkinkan banyak
waktu dan tenaga terhemat , dan meningkatkan efesiensi perusahaan. Efesiensi
perusahaan merupakan modal dasar dalam memenangkan persaingan
penentuan harga jual di pasar.

16

Anda mungkin juga menyukai