FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS MATARAM
MATARAM
2021
i
LAPORAN
PRAKTIK KERJA LAPANGAN
Diajukan sebagai salah satu syarat utnuk melaksanakan Praktik Kerja Lapangan
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS MATARAM
MATARAM
2021
HALAMAN PENGESAHAN
Mengetahui Menyetujui
Ketua Program Studi Pembimbing
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah swt. yang telah memberikan
rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyusun laporan Praktik Kerja
Lapangan (PKL) yang berjudul “Manajemen Usahatani dan Pemasaran Cabe
Merah di Desa Teruwai Kecamatan Pujut Kabupaten Lombok Tengah”.
Laporan PKL ini sudah penulis selesaikan dengan pedoman yang telah ditentukan
dan dalam waktu yang sudah ditetapkan.
Penyusunan laporan ini juga tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak. Pada
kesempatan ini penulis mengucapkan terimakasih kepada yang telah membantu
penyusunan laporan ini, yaitu :
1. Ketua jurusan Sosial Ekonomi Pertanian Fakultas Pertanian Universitas
Mataram
2. Bapak Muktasam, Ir. M.Agr.Sc.,Ph.D. sebagai dosen pembimbing yang
telah memberikan masukan dalam penyusunan laporan ini
3. Orang tua yang telah memberikan doa dan dukungannya kepada penulis
dan memfasilitasi semua keperluan dalam mengerjakan laporan praktik
kerja lapangan (PKL)
4. Teman-teman seperjuangan atas jalinan persahabatan
5. Semua pihak yang telah membantu dan tidak dapat disebutkan satu persatu
Penulis menyadari bahwa laporan ini masih banyak kekurangan dan jauh
dari kesempurnaan. Untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran bagi
berbagai pihak guna kesempurnaan laporan ini. Akhirnya penulis berharap
semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi semua pihak.
Penulis
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPU
L................................................................................................................................i
HALAMAN PENGESAHAN................................................................................ii
KATA PENGANTAR..........................................................................................iii
DAFTAR ISI..........................................................................................................iv
DAFTAR TABEL..................................................................................................v
DAFTAR GAMBAR.............................................................................................vi
DAFTAR LAMPIRAN........................................................................................vii
BAB I. PENDAHULUAN......................................................................................1
1.1 Latar Belakang..............................................................................................1
1.2. Rumusan Masalah.......................................................................................3
1.3. Tujuan Praktik Kerja Lapangan...............................................................3
1.4. Manfaat Praktik Kerja Lapangan.............................................................3
1.5. Kegunaan Praktik Kerja Lapangan..........................................................4
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA...........................................................................5
2.1 Definisi Tanaman Cabai merah..................................................................5
2.2 Definisi Manajemen Usahatani...................................................................6
2.3 Definisi Pemasaran.......................................................................................8
BAB III. MATERI DAN METODE.....................................................................9
3.1 Waktu dan Tempat.......................................................................................9
3.2 Materi.............................................................................................................9
3.3 Metode...........................................................................................................9
3.3.1 Jenis Data................................................................................................9
3.3.2 Teknik Pengumpulan Data....................................................................9
BAB IV. KONDISI WILAYAH..........................................................................11
4.1. Letak Geografis..........................................................................................11
4.2. Luas Wilayah.............................................................................................11
4.3. Keadaan Iklim Dan Curah Hujan............................................................12
4.4. Jumlah Penduduk dan Kepadatan Penduduk........................................13
4.5. Keadaan Sosial Ekonomi..........................................................................14
4.5.1. Sarana Perekonomian.........................................................................14
DAFTAR TABEL
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR LAMPIRAN
BAB I. PENDAHULUAN
kegiatan untuk meninjau dan menyelidiki berbagai seluk beluk masalah pertanian
dan menemukan solusinya, sedangkan Kadarsan (2011) menyatakan bahwa usaha
tani adalah pengelolaan sumber daya alam, tenaga kerja, permodalan, dan skill
lainnya
untuk menghasilkan suatu produk pertanian secara efektif dan efisien.
Potensi lahan yang memungkinkan bagi masyarakat untuk
mengembangkan tanaman cabai merah sebagai komoditas unggulan selain
tanaman padi, membuka peluang keuntungan yang besar. Meski demikian factor
cuaca sangat mempengaruhi budidaya dan harga yang diterima oleh petani. Harga
cabai merah pada musim hujan meningkat dan sebaliknya, pada musim kering
harga cabai merah rendah. Adanya fluktuasi harga inilah yang menyebabkan
terjadinya risiko usaha yang harus dihadapi oleh petani. Selain masalah tersebut,
pemasaran menjadi hal yang penting sebagai proses yang harus dilalui oleh petani
sebagai produsen untuk menyalurkan produknya hingga sampai ketangan
konsumen.
Banyak lembaga-lembaga pemasaran yang terlibat didalam kegiatan
pemasaran dan komoditas pertanian biasanya memiliki rantai pemasaran yang
panjang, sehingga proses pemasaran melibatkan banyak pelaku pemasaran. Hal ini
dapat menyebabkan sistem pemasaran yang terjadi tidak efisien. Keadaan tersebut
juga terjadi pada pemasaraan cabai merah di Desa Teruwai Kecamatan Pujut
Kbaupaten Lombok Tengah. Rantai pemasaran yang panjang dan melibatkan
banyak pelaku pemasaran tanpa adanya batas harga yang diatur, menyebabkan
harga cabai merah yang berlaku tidak stabil.
Usahatani cabai yang berhasil memberikan keuntungan besar bagi petani.
Akan tetapi, untuk usahatani cabai yang intensif memerlukan keahlian dan modal
besar. Petani cabai sering menemui kegagalan dalam proses produksi sehingga
menyebabkan kerugian yang besar. Untuk mengatasi permasalahan tersebut
diperlukan ketrampilan dalam penerapan pengetahuan dan teknik budidaya cabai
yang sesuai dengan daya dukung agroekosistemnya.
Dari aspek agronomisnya perlu diperhatikan tentang pemilihan bibit yang
baik, pemilihan lahan yang sesuai, ketersediaan air dan yang terpenting adalah
Cabai yang pertama kali dibawa oleh Columbus ke Spanyol adalah cabai
merah (Capsicum annum). Cabai tersebut merupakan herba semusim yang
berbuah pada umur 3 bulan dan berumur hingga 6 bulan. Kini, cabai banyak
mengalami perubahan, baik dari bentuk, rasa, maupun warna, seperti yang kita
kemui sehari-hari dipasar (Yulizar 2015).
Penilaian tanah dalam konteks pertanian yang subur mempunyai nilai yang
tetinggi karena dari tanah yang subur menentukan hasil panen yang maksimal.
Dengan demikian hubungan antara luas lahan pertanian dengan produksi pertanian
berpengaruh positif dan signifikan, karena luas lahan juga salah satu faktor yang
mempengaruhi suatu produksi pertanian tersebut meningkat (Suryadinatha Putra,
2017:27)
3.2 Materi
Pada praktk kerja lapangan (PKL) kali ini akan melakukan usahatani dan
bagaimana pemasaran tanaman cabai merah, alasan dipilihnya tanaman cabai
merah ini karena kebetulan orang tua dari penulis memiliki lahan usahatani cabai
merah yang siap dipanen dan dipasarkan.
Adapun materi yang diambil dalam kegiatan praktik kerja lapangan (PKL)
ini adalah materi dalam kuliah ilmu usahatani yang dimana dijelaskan proses
usahatani dari budidaya (hulu) sampai pemasaran dan pasca panen (hilir). Namun,
karena lahan tempat PKL tanaman cabainya sudah berbunga, maka penulis akan
focus pada usahatani mulai dari proses penyemprotan bunga dan buah, panen
hingga pemasaran.
3.3 Metode
Jenis data yang dikumpulkan selama PKL ini yaitu data primer atau data
yang secara langsung diperoleh dari kegiatan praktik dan data sekunder yaitu data
yang sudah ada yang berasal dari penelitan terdahulu, sebagai bahan referensi
maupun tuntunan selama proses kegiatan praktik kerja lapangan berlangsung.
Desa Teruwai memiliki luas wilayah 2.965 km2 yang memiliki 11 dusun
yaitu dusun Bunkelok, Teruwai, Kampih, Sewar, Surak, Gerintuk, Talat-talat,
Guci, Monyel, Tego, dan Ketangan. Desa Teruwai berada di Kecamatan Pujut
Kabupaten Lombok Tengah dimana kecamatan ini memiliki luas wilayah sekitar
23.355 km2 dan desa Teruwai merupakan salah satu desa terluas di kecamatan
Pujut sedangkan desa yang paling kecil adalah desa Gapura dengan luas wilayah
340 km2 atau 1,46%. Desa-desa yang ada di kecamatan Pujut daerah yang
berbukit-bukit sekaligus berbatasan dengan samudra Indonesia (Kecamatan Pujut
Dalam Angka, 2021). Rinciannya disajikan dalam tabel 4.1. sebagai berikut:
Tabel 4.1. Luas wilayah Kecamatan Pujut diperinci per desa tahun 2021
6. Mertak 1.427
7. Pengengat 1.197
8. Teruwai 2.965
9. Gapura 340
10. Kawo 836
11. Segala Anyar 450
12. Sengkol 1.836
13. Pengembur 1.333
14. Ketara 356
15. Tanak Awu 1.077
16. Bangket Parak 2.967
Total / jumlah 23.355
Sumber : Kecamatan Pujut Dalam Angka, 2021.
Secara umum iklim di Desa Teruwai Kecamatan Pujut sama dengan iklim
di desa dan kecamatan lain yang ada di Kabupaten Lombok Tengah yang
merupakan daerah dengan iklim tropis yang dipengaruhi oleh 2 (dua) musim yaitu
musim hujan dan musim kemarau. Desa Teruwai dan desa-desa pada Kecamatan
Pujut memiliki rata-rata curah hujan yaitu 117,91 mm dan rata-rata hari hujan
yaitu 10,11 hari hujan dalam setahun. Rinciannya disajikan dalam tabel 4.2.
sebagai berikut:
Tabel 4.2. Grafik Rata-rata Hari Hujan dan Curah Hujan per Bulan di Kecamatan
Pujut Tahun 2021
Tabel 4.3. Luas wilayah, jumlah penduduk, jumlah rumah tangga, rata-rata
rumah tangga dan kepadatan penduduk Kecamatan Pujut tahun 2021
Tabel 4.2 menunjukkan bahwa lokasi PKL adalah wilayah desa Teruwai
yang memiliki luas wilayah mencapai 2.965 km2 dengan kepadatan penduduk
sebesar 172 jiwa/km2.
Tabel. 4.4. Jumlah kendaraan bermotor dan tidak bermotor di Kecamatan Pujut
Kabupaten Lombok Tengah 2021
a. Cidomo 110
b. Sepeda 2.175
Total 2.285
2 Kendaraan bermotor
a. Truk/bus 744
Total 5.723
Keadaan sosial budaya yang dimaksud dalam PKL ini hanya fokus pada
agama. Sebagian besar masyarakat di Kecamatan Pujut beragama Islam dengan
jumlah sebanyak 104.150 jiwa (99,99%) dan Hindu sebanyak 9 jiwa (0,1%).
yang sekolah sebanyak 17.464 jiwa (91,29%) sedangkan yang tidak sekolah
sebanyak 1.665 jiwa (8,71%).
Gambar 1 : Pemupukan
2. Penyemprotan pestisida
Penyemprotan pestisida dilakukan setiap dua kali dalam seminggu agar
terhindar dari penyakit dan hama yang menyerang tanaman cabe, baik itu
serangan pada daun, batang, bunga, dan buah cabe merah.
Gambar 3 : Penyiangan
4. Panen
Panen dilakukan setelah tanaman cabe berumur +- 3 bulan, dan
dipanen 2-3 kali dalam seminggu tergantung tingkat kematangan buah.
Gambar 4 : Panen
5. Penyurtiran
Kegiatan penyurtiran atau memisahkan buah cabe yang rusak dan
yang bagus setelah proses panen sebelum dipasarkan atau dijual
kepada pengepul.
Gambar 5 : Penyurtiran
6. Pemasaran
Setelah proses penyurtiran selesai, kemudian dipasarkan. Terlebih
dahulu ditimbang dan di cek kualitasnya, kemudian ditentukan harga
jual.
Gambar 6 : Pemasaran.
Berikut adalah rincian pelaksanaan PKL selama 40 hari atau sekitar 242
jam, yang dilakukan secara mandiri di rumah mahasiswa di Desa Teruwai
Kecamatan Pujut Kabupaten Lombok Tengah.
Tabel 6.1. Rincian kegiatan pelaksanaan praktik kerja lapangan secara mandiri di
Desa Teruwai Kec. Pujut Lombok Tengah.
Rusak Dipohonnya
15 Ahad, 25 April 2021 Penyemprotan Pestisida Lahan sendiri
16 Senin, 26 April 2021 Panen ketiga Lahan sendiri
17 Selsa, 27 April 2021 Penyurtiran, pemasaran ketiga Lahan sendiri
18 Rabo, 28 April 2021 Memetik Buah Cabai Yang Lahan sendiri
Rusak Dipohonnya
19 Kamis, 29 April Penyemprotan Pestisida Lahan sendiri
2021
20 Jumat, 30 April 2021 Panen keempat Lahan sendiri
21 Sabtu, 1 Mei 2021 Penyurtiran, Pemasaran Lahan sendiri
keempat
22 Ahad, 2 Mei 2021 Memetik Buah Cabe Yang Lahan sendiri
Pohonnya Sudah Mati
23 Senin, 3 Mei 2021 Penyemprotan Pestisida Lahan sendiri
24 Selasa, 4 Mei 2021 Panen, Penyurtiran, Pemasaran Lahan sendiri
kelima
25 Rabo, 5 Mei 2021 Penyiangan / Membersihkan Lahan sendiri
Gulma (H1)
26 Kamis, 6 Mei 2021 Penyiangan / Membersihkan Lahan sendiri
Gulma (H2)
27 Jumat, 7 Mei 2021 Penyemprotan Pestisida Lahan sendiri
28 Sabtu, 8 Mei 2021 Panen, Penyurtiran keenam Lahan sendiri
29 Ahad, 9 Mei 2021 Pemasaran keenam Lahan sendiri
30 Senin, 10 Mei 2021 Memetik Buah Cabe Yang Lahan sendiri
Dimakan Oleh Ulat (Hama)
31 Selasa,11 Mei 2021 Penyemprotan Pestisida Lahan sendiri
32 Rabo, 12 Mei 2021 Panen, Penyurtiran ketujuh Lahan sendiri
33 Kamis,13Mei 2021 Pemasaran ketujuh Lahan sendiri
34 Jumat, 14 Mei 2021 Memetik Buah Cabai Yang Lahan sendiri
Rusak Dipohonnya
35 Sabtu, 15 Mei 2021 Penyemprotan Pestisida Lahan sendiri
36 Ahad, 16 Mei 2021 Panen, Penyurtiran kedelapan Lahan sendiri
37 Senin, 17 Mei 2021 Pemasaran kedelapan Lahan sendiri
38 Selasa, 18 Mei 2021 Memetik Buah Cabe Yang Lahan sendiri
Pohonnya Sudah Mati
39 Rabo, 19 Mei 2021 Panen, penyurtiran kesembilan Lahan sendiri
40 Kamis, 20 Mei 2021 Pemasaran kesembilan Lahan sendiri
3 Selasa, Penyemprotan
13 April Pestisida
2021
4 Rabo, 14 Penyiangan /
April Membersihkan
2021 Gulma (H1)
5 Kamis, 15 Penyiangan /
April Membersihkan
2021 Gulma (H2)
6 Jumat, 16 Penyiangan /
April Membersihkan
2021 Gulma (H3)
7 Sabtu, 17 Penyemprotan
April Pestisida
2021
11 Rabo, 21 Penyemprotan
April Pestisida
2021
15 Ahad, 25 Penyemprotan
April Pestisida
2021
17 Selsa, 27 Penyurtiran,
April Pemasaran ketiga
2021
19 Kamis, 29 Penyemprotan
April Pestisida
2021
21 Sabtu, 1 Penyurtiran,
Mei 2021 Pemasaran keempat
23 Senin, 3 Penyemprotn
Mei 2021 Pestisida
25 Rabo, 5 Penyiangan /
Mei 2021 Membersihkan
Gulma (H1)
26 Kamis, 6 Penyiangan /
Mei 2021 Membersihkan
Gulma (H2)
27 Jumat, 7 Penyemprotan
Mei 2021 Pestisida
31 Selasa, 11 Penyemprotan
Mei 2021 Pestisida
35 Sabtu, 15 Penyemprotan
Mei 2021 Pestisida
37 Senin, 17 Pemasaran
Mei 2021 kedelapan
40 Kamis, 20 Pemasaran
Mei 2021 kesembilan
yang dibawa oleh hujan, karena cabe merah banyak yang rusak pada musim
penghujan. Biasanya pemetikan buah cabe yang rusak dilakukan selama sekali
dalam seminggu untuk mempermudah panen dan penyurtiran.
Penyemprotan pestisida dilakukan sebanyak 2-3 kali sehari untuk ,membasmi
hama,virus, bakteri, jamur dan penyakit lainnya. Karena semakin sering hujan
turun akan semakin banyak penyakit yang menyerang tanaman cabe. Sehingga
akan semakin banyak biayan yang dikeluarkan oleh petani untuk membeli
pestisida yang akan diaplikasikan langsung pada tanaman cabe merah tersebut
karena jika penyakit yan dialami berbeda, maka obat yang digunakan juga
berbeda.
Penyiangan (membasmi gulma) dilakukan sekali dalam sebulan. Pada bulan
pertama dilakukan penyiangan selama 3 hari karena tenaga kerja yang bekerja
hanya keluarga petani yang rata-rata bekerja selama 9 jam selama satu hari full.
Gulma bisa saja disemprot tetapi petani enggan mengambil resiko, takut jika
tanaman cabe juga terkena oleh obat yang disemprot sehingga tanaman cabe mati.
Sehingga petani mau tidak mau harus melakukan penyiangan secara manual.
Senin, 19 April 2021 adalah kegiatan panen pertama kali yang dilakukan di
lahan pribadi yang dilakukan pada sore hari. Hasil panen tidak terlalu banyak
karena buah cabe yang merah tidak maksimal. Selama Praktik Kerja Lapangan
panen dilakukan sebanyak 9 kali selama 40 hari, dan panen dilakukan sebanyak 2-
3 kali dalam seminggu.
Penyurtiran pertama juga dilakukan pada tanggal Senin, 19 April 2021 setelah
panen selesai. Hal ini dilakukan untuk memisahkan buah cabe merah yang bagus
dan yang rusak, agar kualitas buah yang dijual bagus dan tidak ada komentar jelek
dari pengepul dan harganya juga bagus. Penyurtiran juga dilakukan sebanyak 9
kali dalam 40 hari sesuai jumlah kali panen karena setiap panen dilakukan
penyurtiran sebelum pemasaran.
pengepulnya langsung. Setelah itu cabe merah akan ditimbang terlebih dahulu
baru kemudian dibayar oleh pengepul. Jika panen cepat selesai maka petani bias
langsung mengantar hasil panennya ke pengepul pada hari itu juga. Namun, jika
ppetani pselesai panennya terlalu sore, maka pemasaran dilakukan di pagi harinya
atau besok paginya.
7.2. Kendala-Kendala
8.1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil dan pembahasan maka dapat disimpulkan bahwa:
1. Kegiatan Praktik Kerja Lapangan usahatani cabe merah di lahan sendiri
bertempat di Dusun Talat-talat Desa Teruwai Kecamatan Pujut Kabupaten
Lombok Tengah yaitu mulai dari pemupukan, pmembasmi hama dan
penyakit, panen, penyurtiran hingga pemasaran.
2. Sebagian besar kendala yang dihadapi dalam pelaksanaan PKL ini adalah
pada tahap membasmi hama dan penyakit yang sangat perlu diperhatikan
karena keberhasilan suatu usahatani ditentukan oleh berbagai factor dan
salah satu factor terpentingnya adalah pengendalian hama dan penyakit,
yang dimana sangat sulit dikendalikan dan juga biaya yang dibutuhkan
tidak sedikit.
8.2. Saran
Saran yang perlu dituliskan adalah dalam melakukan kegiatan usahatani
lahan pribadi ini sebaiknya menggunakan tenaga kerja dan obat-obatan
(pestisida) subsidi agar dalam perhitungan keuntungan mendapatkan hasil
yang memuaskan serta dalam pemeliharaan tanaman (pemupukan dan
penggunaan pestisida yang sesuai) agar diperhatikan dengan baik sehingga
produksi yang dihasilkan juga maksimal.
DAFTAR PUSTAKA
[BPS] Badan Pusat Statistik (BPS) Indonesia. 2019. Produksi Tanaman Sayuran
Cabai Rawit (Ton) Per Provinsi Tahun 2018. (diakses tanggal 10
November 2019)
Rahim, Abd dan Hastuti. Diah Retno Dwi. 20015. Sistem Manajemen Agribisnis.
Badan Penerbit Universitas Negeri Makassar; Makasar.
Shinta, Agustina. 2011. Ilmu Usahatani. UB Press; Malang
LAMPIRAN
(H2)
Jumat, 7 Penyemprotan Pestisida Sore hari 13.00-18.00 (-
Mei 2021 + 5 jam)
Sabtu, 8 Panen, Penyurtiran Pagi s/d sore 7.00-17.00 (-+
Mei 2021 keenam hari 9 jam)
Ahad, 9 Pemasaran keenam Pagi hari 8.00-10.00 (-+
Mei 2021 2 jam)
Senin, 10 Memetik Buah Cabe Sore hari 13.00-18.00 (-
Mei 2021 Yang Dimakan Oleh Ulat + 5 jam)
(Hama)
Selasa, 11 Penyemprotan Pestisida Sore hari 13.00-18.00 (-
Mei 2021 + 5 jam)
Rabo, 12 Panen, Penyurtiran Pagi s/d sore 7.00-17.00 (-+
Mei 2021 ketujuh hari 9 jam)
Kamis, 13 Pemasaran ketujuh Pagi hari 8.00-10.00 (-+
Mei 2021 2 jam)
Jumat, 14 Memetik Buah Cabai Sore hari 13.00-18.00 (-
M3i 2021 Yang Rusak Dipohonnya + 5 jam)
Sabtu, 15 Penyemprotan Pestisida Pagi hari 7.00-13.00 (-+
Mei 2021 6 jam)
Ahad, 16 Panen, Penyurtiran Pagi s/d sore 7.00-17.00 (-+
Mei 2021 kedelapan hari 9 jam)
Senin, 17 Pemasaran kedelapan Pagi hari 8.00-10.00 (-+
Mei 2021 2 jam)
Selasa, 18 Memetik Buah Cabe Sore hari 13.00-18.00 (-
Mei 2021 Yang Pohonnya Sudah + 5 jam)
Mati
Rabo, 19 Panen, Penyurtiran Sore hari 13.00-18.00 (-
Mei 2021 kesembilan + 5 jam)
Kamis, 20 Pemasaran kesembilan Pagi hari 8.00-10.00 (-+
Mei 2021 2 jam)
Total komulatif PKL 242 jam
Dosen Pembimbing PKL