Anda di halaman 1dari 65

LAPORAN

PRAKTIK KERJA LAPANGAN I


AGRIBISNIS PRODUKSI DAN PEMASARAN
SELADA ROMAINE ( Lactuca sativa var. Maximus)
SECARA HIDROPONIK SISTEM NUTRIENT FILM TECHNIQUE
(NFT)
DI PT. MOMENTA AGRIKULTURA (AMAZING FARM)
DESA CIKAHURIPAN KECAMATAN LEMBANG
KABUPATEN BANDUNG BARAT PROVINSI JAWA BARAT

OLEH :
JASTIN PRATIWI
NIRM. 04.1.17.0914

PROGRAM STUDI PENYULUHAN PERTANIAN BERKELANJUTAN


JURUSAN PERTANIAN
POLITEKNIK PEMBANGUNAN PERTANIAN BOGOR
KEMENTERIAN PERTANIAN
2019
HALAMAN PENGESAHAN

Judul : Agribisnis Produksi dan Pemasaran Selada Romaine


(Lactuca sativa var. Maximus) Secara Hidroponik
Sistem Nutrient Film Technique (NFT)
di PT. Momenta Agrikultura (Amazing Farm)
Desa Cikahuripan Kecamatan Lembang
Kabupaten Bandung Barat Provinsi Jawa Barat
Nama : Jastin Pratiwi
NIRM : 04.1.17.0914
Program Studi : Penyuluhan Pertanian Berkelanjutan
Jurusan : Pertanian

Menyetujui,

Pembimbing I Pembimbing II

Azhar, A.Pi, MM Ir. Muhammad Tassim Bilah, M.Sc


NIP. 19600221 198503 1 002 NIP. 19570725 198203 1 002

Mengetahui :

Ketua Ketua Program Studi


Jurusan Pertanian Penyuluhan Pertanian Berkelanjutan

Rudi Hartono, S.ST., MP Ait Maryani, SP., M.Pd.


NIP. 19820307 200604 1 001 NIP. 19591009 198202 2 001

i
KATA PENGANTAR
Puji dan Syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT. karena atas
Rahmat, Hidayah dan Karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan kegiatan
penyusunan laporan kegiatan Praktik Kerja Lapangan I (PKL I) dengan judul
“Agribisnis Produksi dan Pemasaran Selada Romaine (Lactuca sativa var. Maximus)
Secara Hidroponik Sistem Nutrient Film Technique (NFT) di PT. Momenta
Agrikultura (Amazing Farm) Desa Cikahuripan Kecamatan Lembang Kabupaten
Bandung Barat Provinsi Jawa Barat” tepat pada waktunya.
Dengan selesainya laporan kegiatan Praktik Kerja Lapangan I (PKL I) ini
tidak terlepas dari bantuan banyak pihak yang telah memberikan masukan-masukan
kepada penulis. Untuk itu penulis mengucapkan banyak terimakasih kepada :
1. Bapak Dr. Ir. Siswoyo, MP. Selaku Direktur Polbangtan Bogor
2. Bapak Rudi Hartono, S.ST., MP. selaku Ketua Jurusan Pertanian.
3. Ibu Ait Maryani, SP., M.Pd. selaku Ketua Program Studi Penyuluhan
Pertanian Berkelanjutan
4. Bapak Azhar, A.Pi., MM. selaku pembimbing internal I.
5. Bapak Ir. Muhammad Tassim Bilah, M.Sc. selaku pembimbing internal II.
6. Bapak Sumantri, selaku pembimbing eksternal.
7. Kedua Orang tua yang selalu mendukung baik moril maupun materil, dan
8. Seluruh pihak yang membantu.
Penulis menyadari dalam penyusunan laporan tersebut masih adanya
kekurangan, maka dari itu saran dan masukan yang bersifat membangun sangat
penulis harapkan dalam menyempurnakan laporan ini.

Bogor, Agustus 2019

Penulis

ii
DAFTAR ISI
HALAMAN PENGESAHAN ................................................................................ i
KATA PENGANTAR ........................................................................................... ii
DAFTAR ISI ......................................................................................................... iii
DAFTAR TABEL ................................................................................................. v
DAFTAR LAMPIRAN ...................................................................................... viii
I. PENDAHULUAN .......................................................................................... 1
A. Latar Belakang ............................................................................................. 1
B. Tujuan .......................................................................................................... 2
C. Manfaat ........................................................................................................ 2
II. TINJAUAN PUSTAKA ................................................................................. 3
Agribisnis ............................................................................................................ 3
Subsistem Agribisnis ........................................................................................... 3
Subsistem Produksi ............................................................................................. 4
Hidroponik........................................................................................................... 5
Definisi Hidroponik ............................................................................................. 5
Kelebihan dan Kelemahan Hidroponik ............................................................... 6
Hidroponik Sistem NFT (Nutrient Film Technique) ........................................... 6
Selada Romaine ................................................................................................... 8
Morfologi tanaman selada ................................................................................. 10
Syarat Tumbuh tanaman selada romaine ........................................................... 11
Subsistem Pemasaran Agribisnis (Agromarketing) .......................................... 11
III. METODE PELAKSANAAN ...................................................................... 13
A. Waktu dan Tempat ..................................................................................... 13
B. Materi Kegiatan .......................................................................................... 13
C. Prosedur Kegiatan ...................................................................................... 14
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN .................................................................... 16
A. Gambaran Umum PT. Momenta Agrikultura (Amazing Farm)................. 16
B. Manajemen produksi .................................................................................. 23
C. Proses Produksi Selada Romaine ............................................................... 25
C. Proses Penanganan Pasca Panen ................................................................ 43
D. Proses Pemasaran Selada Romaine (Lactuca sativa var. Maximus) .......... 44

iii
E. Analisa Usaha Tani .................................................................................... 46
V. KESIMPULAN DAN SARAN .................................................................... 53
A. Kesimpulan ................................................................................................ 53
B. Saran ........................................................................................................... 53

iv
DAFTAR TABEL

Tabel 1 Nilai gizi selada cos - selada Romaine gizi per 100g

Tabel 2. Rotasi kegiatan PKL I

Tabel 3. Kapasitas Greenhouse

Tabel 4. Biaya penyusutan alat

Tabel 5. Biaya penyusutan Greenhouse dan Bangunan

Tabel 6. Biaya Bahan Baku

Tabel 7. Biaya administrasi

v
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. NFT (Nutrient Film Technique)

Gambar 2. Tanaman Selada Romaine

Gambar 3. (a) Piggy back (b) Tunnel (c) Bulbo atau campuran

Gambar 4. Bangunan Kantor

Gambar 5. (a) packing house

Gambar 6. (a) greenhouse N1 (b) greenhouse N2

Gambar 7. (a) Peatmoss (b) Pengisian media semai

Gambar 8. (a) Benih Selada Romaine (b) Penimbangan Benih

Gambar 9. (a) Nutrisi A dan B (b) Larutan Nutrisi

Gambar 10. (a). pencucian tray (b) perendaman tray

Gambar 11. Pengadukan peatmoss

Gambar 12. Pengisian media

Gambar 13. (a) pembuatan label semai (b) penyemaian benih

Gambar 14. (a) Penumpukan tray telah semai

Gambar 15. Pemindahan Dari ruang gelap ke meja greenhouse N1

Gambar 17. Rendaman netpot

Gambar 18. Pemasangan pot pada gully

Gambar 19. Penanaman bibit

Gambar 20. Pemanenan bibit

Gambar 21. Pencucian gully produksi

Gambar 22. Penanaman bibit

vi
Gambar 23. Pemberian nutrisi

Gambar 24. Perangkap Kuning grenhouse Produksi

Gambar 25. Pemanenan selada romaine

vii
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Surat Penugasan


Lampiran 2. Surat Permohonan Izin
Lampiran 3. Curriculum Vitae
Lampiran 4. Surat Penerimaan
Lampiran 5. Absen
Lampiran 6. Jurnal Harian
Lampitan 7. Lembar konsultasi
Lampiran 8. Lembar Permasalahan
Lampiran 9. Sertifikat
Lampiran 10. Data Semai
Lampiran 11. Struktur Organisasi
Lampiran 12. Denah

viii
I.PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dewasa ini, Kebutuhan masyarakat pada saat ini akan sayuran yang sehat
sangat tinggi, maka perlu dilakukan usaha peningkatan produksi baik melalui cara
kovensional, pertanian maju atau sistem pertanian organik. Dalam lima tahun
terakhir, produksi sayuran di Indonesia naik 2,7% Sedangkan impor produk
hortikultura 2015 turun 17% atau setara US$ 178.937 dibandingkan 2014, di sisi
lain ekspor hortikultura justru meningkat 23% (tabloid sinar tani 2016).
Dalam pengembangan sayuran, salah satu cara yang cocok untuk
mempermudah kegiatan pertanian yaitu bercocok tanam secara hidroponik.
Penggunaan teknik budidaya tanaman secara hidroponik memiliki berbagai
keuntungan diantaranya penggunaan lahan lebih efisien/keterbatasan lahan, umur
tanaman relatif pendek sehingga dalam satu tahun dapat diusahakan penanaman dan
panen berulang kali dll.
Dalam kegiatan Praktik Kerja Lapangan (PKL) ini penulis memilih judul
yakni budidaya sayuran selada romaine hidroponik dengan sistem Nutrient Film
Technic (NFT). Pada dasarnya penulis mengambil komoditas kailan kale keriting
namun berhubung komoditas yang dipilih diperusahaan sudah tidak diproduksi,
hanya terdapat dimitra, dan lokasi mitra yang jauh sehingga tidak memungkinkan
penulis untuk praktik disana kemudian penulis memilih untuk mengganti
komoditas dengan yang ada di perusahaan amazing yang terdapat dilembang yaitu
tanaman selada romaine yang cukup tinggi produksinya.
Teknik NFT merupakan salah satu jenis model dari bercocok tanam secara
hidroponik yang bersifat sehat dan tidak menggunakan media tanam tanah. Pada
dasarnya model NFT lebih mudah diaplikasikan dengan menempatkan akar dalam
sirkulasi atau aliran air (nutrisi) yang tipis.
Kelebihan dari sistem NFT adalah cukupnya asupan oksigen pada tanaman
sehingga dapat tumbuh secara maksimal. Disisi lain sistem ini juga memiliki
kekurangan yaitu besarnya tingkat ketergantungan terhadap pompa, dikarenakan
pada sistem ini air harus terus bersirkulasi selama 24 jam mengairi meja atau rak
media hidroponik dengan sebagian akar terendam air dan sebagian lagi berada di
atas permukaan air.

1
PKL (praktik kerja lapangan) dilaksanakan secara mandiri pada Semester IV
dengan capaian pembelajaran tentang agribisnis dengan bobot 2 SKS atau sepadan
dengan 21 hari kerja efektif di lapangan. Metode pembelajaran yang dilaksanakan
dalam PKL I adalah magang pada perusahaan.
B. Tujuan
Tujuan pelaksanaan dari Praktik Kerja Lapang (PKL) I ini yaitu:
1. Meningkatkan pengetahuan dan memperdalam kegiatan budidaya
tanaman secara hidroponik dengan sistem NFT.
2. Meningkatkan keterampilan mahasiswa dalam suatu subsistem agribisnis
pada usaha budidaya tanaman kailan/kale keriting secara hidroponik
dengan sistem NFT.
3. Melatih mahasiswa dalam kehidupan masyarakat khususnya yang
bergerak dalam bidang agribisnis/agroindustri, guna menanamkan jiwa
wirausaha.
C. Manfaat
1. Meningkatkan pengetahuan, atau keterampilan dalam berusaha tani
khususnya dalam bidang hidroponik dengan sistem NFT.
2. Mahasiswa mampu memanfaatkan informasi-informasi yang didapatkan
selama pelaksanaan kegiatan PKL I.
3. Menambah pengalaman kerja bagi mahasiswa dalam bidang usaha tani dan
mendorong keinginan mahasiswa untuk berwirausaha.

2
II. TINJAUAN PUSTAKA
Agribisnis
Agribisnis adalah suatu kesatuan kegiatan usaha yang meliputi salah satu atau
keseluruhan dari mata rantai produksi, pengolahan hasil, dan pemasaran yang ada
hubungannya dengan pertanian dalam arti yang luas. Menurut pandangan ini,
agribisnis mencakup keseluruhan perusahaan yang terkait dengan kegiatan seluruh
perusahaan yang terkait dengan kegiatan seluruh sektor produksi, pemprosesan dan
penyebaran melalui penjualan secara borongan dan eceran kepada konsumen
(Soekartawi, 2005).
Subsistem Agribisnis
Agribisnis dapat dibagi mejadi tiga sub-sistem yang paling tergantung secara
ekonomis, yaitu sub-sistem masukan (input), sub sistem produksi (farm), dan sub-
sitem keluaran (output). Namun ada juga beberapa subsitem lain yang membantu
dalam sistem agribisnis yang terkait satu sama lainnya. Berikut adalah komponen
atau sub-sub sistem agribisnis keseluruhan :
a. Sistem Agro Input
Subsistem ini adalah subsistem penyediaan input atau ketersediaan sarana
produksi. Menurut Departemen Pertanian (2007) kebutuhan petani terhadap
elemen-elemen atau faktor-faktor dari subsistem input adalah bibit (jumlah bibit,
keseragaman/umur, bangsa, kesehatan, kualitas), peralatan, inovasi teknologi,
ketersediaan jasa pelayanan sistem tataniaga/distribusi.
b. Sistem Agro Produksi
Mengacu pada komponen produksi primer yaitu usaha tani, di dalam komponen
inilah berlansungnya kegiatan pertanian. Subsistem budidaya adalah subsistem
yang mengubah input menjadi produk primer. Menurut Departemen Pertanian
(2007), dalam subsistem budidaya yang dibutuhkan petani adalah lokasi usaha
(agroklimat), ketersediaan tenaga kerja, komoditas (unggulan), teknologi
(penguasaan teknologi), skala/luasan usaha, usaha secara individu, kelompok,
manajemen, peralatan.
c. Sistem Agro Industri
Subsistem ini bertanggung jawab atas pengubahan bentuk bahan baku yang
dihasilkan oleh usahatani menjadi produk akhir pada tingkat pengecer. Pada

3
subsistem ini menghasilkan nilai tambah paling besar dibandingkan subsitem
lainnya.
d. Sistem Agro Niaga
Mengacu pada komponen pemasaran yang befungsi memindahkan barang antara
komponen dari sistem Agribisnis ke konsumen dalam hal ini fungsi agro niaga
dibahas dalam teori pemasaran. Subsistem pemasaran mencakup pemasaran
hasil-hasil usahatani.
e. Sistem Jasa Penunjang
Dalam pelaksanaan usaha hal yang petani butuhkan adalah ketersediaan
transportasi, penyuluhan dan pendidikan, penelitian dan pengembangan,
perkreditan/perbankan, kebijakan pemerintah (anggaran pembangunan, harga
input dan output, pemasaran dan perdagangan, dan peningkatan sumber daya
manusia). Menurut Departemen Pertanian (2007), yang dibutuhkan terhadap
penyuluhan pertanian adalah proses pembelajaran agar mereka (pelaku utama)
mau dan mampu untuk mengakses informasi pasar, teknologi, permodalan, dan
sumberdaya lainnya.

Subsistem Produksi
Subsistem agro produksi yaitu suatu kegiatan yang menggunakan barang
barang modal dan sumberdaya alam untuk menghasilkan komoditas pertanian
primer. Termasuk dalam hal ini adalah usaha tani tanaman pangan dan hortikultura,
usaha tani tanaman obat, usaha tani perkebunan, dan usaha tani peternakan, usaha
perikanan serta usaha kehutanan.
Subsistem agro produksi adalah sektor pusat (inti) dalam suatu bidang
agribisnis. Apabila ukuran, tingkat output, dan efisiensi sektor ini meningkat pesat,
maka sektor lain (off-farm) juga akan ikut berkembang baik. Kondisis subsistem
pada sektor ini akan berdampak langsung terhadap situasi keuangan sektor hulu
(sektor input) dan sektor hilir (pengolahan dan distribusi/pemasaran). Dalam
pelaksanaan agribisnis subsistem ini paling banyak menyerap tenaga kerja.
Proses prduksi merupakan suatu cara, metode maupun teknik bagaimana
penambahan manfaat atau penciptaan faedah baru, dilaksanakan dalam perusahaan,
proses produksi memiliki sebuah arus produksi. Arus produksi merupakan aliran
proses produksi dari bahan baku sampai menjadi produk akhir dalam perusahaan.

4
Aliran proses yang dimaksud adalah urutan pekerjaan yang dilakukan didalam
pelaksanaan produksi suatu perusahaan, yakni sejak bahan baku, barang dalam
proses sampai dengan barang jadi (Ahyari, 2002)
Dalam usaha selada romaine dengan sistem hidroponik NFT kegiatan dalam
subsistem agroprodusi diantaranya persiapan alat dan bahan dalam persemaian,
penanaman, pemeliharan yang meliputi (pengecekan EC, pemberian nutrisi,
pengendalian hama dan penyakit, pengecekan selang), produk siap panen dan
sampai penanganan pasca panen produk.
Hidroponik
Sejarah Hidroponik
Dr. W.F. Gericke dari Universitas California pada tahun 1930-an meneliti
sistem hidroponik, karena ia melihat luas tanah disekelilingnya terasa semakin
menciut untuk ditumbuhi berbagai tanaman. Hasil penelitiannya yang mudah
praktis cepat diketahui se-antero Amerika bahkan tentara-tentara Amerika yang
dinas di pulau-pulau gersang dan terisolasi ikut menumbuhkan tanaman sayuran
diruang tertentu dengan menggunakan sistem hidroponik. Begitu pula di Jepang,
yang didirikan setelah perang dunia II untuk persediaan makanan bagi tentara
penduduk Amerika.
Sejak saat itu, banyak dibuat unit hidroponik yang berskala besar di Mexico,
Puerto Rico, Hawai, Israel, Jepang, Imdia dan Eropa. Dan lebih kompleks lagi,
hidroponik dijadikan sebagai bisnis besar dan diselenggarakan proyek riset
terhadapnya.disamping itu juga banyak berdiri perusahaan-perusahaan yang
menaruh perhatian pada bidang bercocok dengan sistem ini. Saat ini di Indonesia
hidroponik banyak diusahakan.
Definisi Hidroponik
Hidroponik atau hydroponics berasal dari bahasa latin (Greek), yaitu Hydro
yang berarti air dan kata phonos yang berarti kerja sehingga hidroponik dimaksud
sebagai air yang bekerja.
Hidroponik adalah istilah yang digunakan untuk menjelaskan tentang cara
bercocok tanam tanpa menggunakan tanah sebagai media tanam (soilless culture).
Media tanam yang digunakan adalah media yang dapat menyerap nutrisi, air, dan
oksigen serta mendukung akar tanaman (Lingga, 2005). Menurut Karsono (2013),

5
hidroponik adalah proses budidaya tanaman dengan memberikan nutrisi yang
dibutuhkan oleh tanaman langsung ke dalam pasokan airnya.
Kelebihan dan Kelemahan Hidroponik
1. Kelebihan
a. Tidak merusak tanah karena tidak menggunakan media tanah.
b. Bisa memeriksa akar tanaman secara periodik untuk memastikan
pertumbuhan.
c. Pertumbuhan tanaman lebih cepat dan kualitas hasil tanaman dapat terjaga.
d. Tidak memerlukan banyak tenaga kerja.
e. Lingkungan kerja lebih bersih.
f. Dapat ditanam kapan saja karena tidak mengenal musim.
2. Kelemahan
a. Ketersediaan dan pemeliharaan perangkat hidroponik agak sulit.
b. Memerlukan keterampilan khusus.
c. Investasi (modal) awal yang tinggi.
Hidroponik Sistem NFT (Nutrient Film Technique)
Jenis hidroponik yang pertama kali dikembangkan di Indonesia adalah
hidroponik substra, kemuidan ke NFT mulai dikenal. Berkembang pula hidroponik
aeroponik yang membudayakan udara. Hidroponik saat inimulai digemari
masyarakat Indonesia, baik yang bertujuan komersial maupun koleksi pribade
(Wibowo, 2015)
Hidroponik NFT adalah pengerjaan atau pengelolaan air yang digunakan
sebagai media tumbuh tanaman dan juga sebagi tempat akar tanaman menyerap
unsur hara yang diperlukan dimana budidaya tanaman nya dilakukan tanpa
menggunakan tanah sebagai media tanam dalam air dimana unsur hara telah
dilarutkan di dalamnya.
Pada sistem ini pompa air digunakan untuk mengalirkan larutan nutrisi dari
bak penampung nutrisi ke setiap gable. Larutan nutrisi yang tidak terserap oleh
tanaman akan disalurkan kembali ke bak penampung nutrisi. Sirkulasi larutan
nutrisi berlangsung selama 24 jam setiap harinya. Dalam sistem ini, air dialirkan ke
deretan akar tanaman secara dangkal yang mengandung nutrisi sesuai dengan

6
kebutuhan tanaman. Perakaran dapat berkembang di dalam nutrisi dan sebagian
lainnya berkembang di atas permukaan larutan.
Kata film pada hidroponik NFT menunjukan aliran air yang sangat tipis
berkisar antara 3 mm. Dengan demikian, hidroponik ini hanya menggunakan aliran
air (nutrisi) yang bersirkulasi selama 24 jam terus menerus sebagai medianya.
Kemiringan talang minimal 1%, sedangkan batasnya tidak ada. Sebuah penelitian
di Inggris membuktikan bahwa semakin curam talang NFT semakin tinggi produksi
tanaman. Tentu saja hal ini diimbangi dengan kecepatan aliran nutrisi yang
memadai. Untuk menentukan kecepatan masuknya larutan nutrisi ke talang perlu
pengamatan rutin dan hal yang paling penting ketebalan lapisan nutrisi tidak lebih
dari 3 mm.
Kecepatan aliran nutrisi akan otomatis semakin berkurang apabila kar
tanaman semakin banyak. Tanaman yang paling dekat dengan inlet akan banyak
menyerap nutrisi dan oksigen. Hal tersebut dapat mempengaruhi pertumbuhan dan
produktivitas tanaman. Pada teknik NFT, tanaman ditegakan di talang berbentuk
segi empat yang biasanya digunakan untuk talang rumah atau pipa PVC
berdiameter 2,5 inch, 3 inch dan 4 inch.
Faktor lingkungan sangat berpengaruh pada keberhasilan usaha hidroponik.
Budidaya hidroponik dipengaruhi oleh komponen alami yang hendaknya
dikendalikan dan dimanfaatkan secara optimal untuk menunjang usaha produksi.
Faktor lingkungan yang umumnya berpengaruh pada budidaya hidroponik yaitu
curah hujan, kelembaban, cahaya, temperatur, elevasi dan angin.

Gambar 1. NFT (Nutrient Film Technique)

7
Menurut Lakitan (2004), jika jaringan tumbuhan mengandung unsur hara
tertentu dengan konsentrasi yang lebih tinggi dari konsentrasi yang dibutuhkan
untuk pertumbuhan maksimum, maka pada kondisi ini dikatakan tumbuhan dalam
kondisi konsumsi mewah. Pada konsentrasi yang terlalu tinggi, unsur hara esensial
dapat juga menyebabkan keracunan bagi tumbuhan.
Sirkulasi adalah prinsip utama sistem hidroponik NFT. Artinya air dan nutrisi
yang digunakan berulang-ulang setelah melewati tanaman. Dengan penggunaan
berulang, penggunaan nutrisi dan air manjadi lebih hemat dibandingkan sistem lain.
Secara garis besar alur sirkulasi NFT dimuali dari air dipompa dari tandon.
Kemudian dari tandon, air didistribusikan ke gully yang berisi tanaman oleh pompa
melalui pipa. Tanaman tumbuh dengan mengambil air dan nutrisi pada aliran yang
mengalir di gully. Pada ujung gully, larutan nutrisi dialirkan kembali ke dalam
tandon. Dan terus-menerus siklus itu berlangsung.
Selada Romaine
Taksonomi Tanaman Selada Romaine (Lactuca sativa var. Maximus)
Klasifikasi tanaman selada menurut Haryanto, (2003) adalah sebagai berikut:
Kingdom : Plantae
Divisi : Spermatophyta
Sub-Divisi : Angiospermae
Kelas : Dcotyledonae
Ordo : Asterales
Familia :Asteraceae
Genus : Lactuca
Species : Lactuca sativa var. Maximu)

Gambar 2. Tanaman Selada Romaine


8
Tabel 1 Nilai gizi selada cos - selada Romaine gizi per 100g

Kandungan Gizi Jumlah per 100 g

Karbohidrat 3,3 g

Diet serat 2,1 g

Lemak 0,3 g

Protein 1,2 g

Air 95 g

Vtamin A equalen 290 mg

Folat (B9 Vit) 136 mg

Vitamin C 24 mg

Kalsium 33 mg

Besi 0,97 mg

Fosfor 30 mg

Kalium 247 mg

Sumber USDA Nutrient database 2016

Pada kasifikasi tanaman dapat dilakukan penelurusan menurut kingdom, divisi,


subdivisi, kelas, ordo, family, genus, dan spesies. Kingdom merupakan kelompok
terbesar, sedangkan spesies merupakan yang terkecil. Pada kelompok yang terbesar
mempunyai persamaan sifat yang lebih sediki diantara semuanya, sedangkan pada
kelompok yang terkecil mempunyai persamaan sifat yang lebih banyak. Selada
romaine termasuk kelompok kultivar cos lettuce. Selada jenis ini mempunyai krop
yang lonjong dengan pertumbuhan yang meninggi cenderung mirip perisai. Tinggi
selada ini bisa mencapai 25-40 cm. Daunnya lebih tegak di bandingkan dengan

9
daun selada yang umumnya menjuntai kebawah. Daun terluarnya berwarna hijau
gelap dan lembut, daun bagian dalam atau krop berwarna hijau keputihan. Romaine
di anggap lebih bergizi dan memiliki vitamin C lima kali lipat dari pada selada ice
berg (Keating et al., 2011).

Morfologi tanaman selada


Menurut Samadi (2014) tanaman selada romain memiliki morfologi adalah
sebagai berikut:
A. Akar
Perakaran tanaman selada terdiri dari akar tunggang dan akar serabut. Akar
tunggang tumbuhnya lurus ke dalam sekitar 40 cm sedangkan akar serabut pada
selada umumnya tumbuh menyebar (menjalar) ke samping dan menembus tanah
dangkal pada kedalaman sekitar 30 cm.
B. Batang
Batang tanaman selada merupakan batang sejati, berbentuk bulat, berbuku-
buku, tegap, kokoh dan kuat, dan ukurannya beragam. Pada selada yang
membentuk krop, batangnya sangat pendek dan berada di dasar yang berada di
dalam tanah sehingga tampak seolah-olah tidak berbatang. Sementara, pada
selada yang tidak membentuk krop, batangnya agak panjang sehingga tanaman
kelihatan batangnya. Warna batang umumnya hijau muda. Batang tanaman
tersebut merupakan tempat tumbuhnya tangkai-tangkai daun yang rimbun.
Permukaan batang halus dan pada buku-buku panjang batang tempat tumbuhnya
tangkai daun mengalami penebalan. Diameter batang selada daun dan selada
kepala sekitar 3 cm. Sementara, diameter batang selada batang sekitar 7 cm.
C. Daun
Tanaman selada umumnya berdaun rimbun dan letak daunnya berselang-
seling mengelilingi batang. Daun memiliki bentuk yang beragam, seperti bulat
dan lebar, lonjong dan lebar, bulat panjang dan lebar, tergantung dari varietas
dan tipenya. Daun memiliki tulang-tulang daun yang menyirip seperti duri ikan.
Warna daun hijau muda atau hijau teraang, hijau tua dan merah, tergantung dari
varietasnya. Helai daun umumnya bergerigi atau berlekuk-lekuk (keriting) pada
bagian tepinya. Tanaman selada tunggal berukuran panjang antara 20 cm – 25

10
cm atau lebih dan lebarnya 15 cm. Helaian daun tipis sampai agak tebal, bersifat
lemas dan lunak, halus, licin, serta rasanya enak agak manis sampai manis.
Syarat Tumbuh tanaman selada romaine
Selada merupakan sayuran musim dingin, sangat sensitif terhadap suhu yang
tinggi. Selama suhu tinggi, umumnya benih akan mengalami dormansi. Selama
proses perkecambahan suhu yang di butuhkan berkisar 7oC - 24oC (Naandanjain,
2014). Suhu sedang adalah hal yang ideal untuk produksi selada berkualitas tinggi,
suhu optimum untuk siang hari adalah 20 oC dan malam hari 10oC. Suhu yang lebih
tinggi dari 30 oC biasanya menghambat pertumbuhan.
Subsistem Pemasaran Agribisnis (Agromarketing)
Pemasaran dilihat dari aspek ilmu ekonomi menurut Asmarantaka (2012)
merupakan suatu proses dari satu pergerakan, serangkaian atau tahapan aktivitas
dan peristiwa dari fungsi-fungsi yang juga akan melibatkan beberapa tempat. Selain
itu, pemasaran merupakan bentuk koordinasi yang diperlukan dari serangkaian
(tahapan) aktivitas atau dalam pergerakan mengalirnya produk dan jasa dari tangan
produsen primer hingga ke tangan konsumen akhir. Pengertian lain pemasaran dari
aspek ilmu ekonomi yaitu serangkaian fungsi yang diperlukan dalam
menggerakkan input atau produk dari tingkat produksi primer hingga konsumen
akhir.
Aktivitas pemasaran merupakan hal yang paling penting dalam sistem
agribisnis mulai dari penyediaan sarana produksi pertanian (subsistem input),
usahatani (on farm), pemasaran dan pengolahan hasil pertanian, serta subsistem
penunjang (penelitian, penyuluhan, pembiayaan/kredit, intelijen pemasaran atau
informasi pemasaran, kebijakan pemasaran).
Tujuan dari pemasaran yaitu menjembatani apa yang diinginkan produsen
dan konsumen dalam melengkapi proses produksi. Hampir semua aktivitas
pemasaran membantu produsen dalam memahami keinginan konsumen. Jadi,
pemasaran membantu menemukan berbagai jawaban dari lima pertanyaan kunci
dalam setiap sistem ekonomi, antara lain : Apa yang seharusnya diproduksi? Berapa
banyak produk yang seharusnya diproduksi? Kapan seharusnya produk diproduksi?
Siapa yang memproduksi? Siapa yang membuat pasar untuk produk tersebut?

11
Purcell (1979) mengemukakan bahwa pemasaran produk pertanian bertujuan
menganalisis berbagai aktivitas bisnis yang terjadi dalam komoditas pertanian
setelah produsen primer hingga sampai ke konsumen akhir. Pada kondisi ekonomi
global saat ini, produk-produk pertanian yang dipasarkan tidak hanya merupakan
produk primer pertanian, tetapi juga produk setengah jadi atau produk jadi dari
pertanian. Berdasarkan hal tersebut, konsep dan pengertian pemasaran pertanian
(marketing of agricultural) menjadi lebih luas yaitu pemasaran produk-produk
agribisnis (marketing of agribusiness products) atau agrimarketing.

12
III. METODE PELAKSANAAN

A. Waktu dan Tempat


Kegiatan Praktik Kerja Lapangan (PKL) I ini dilakukan di perusahaan PT.
Momenta Agricultura (Amazing Farm) di Jl. Cisaroni, Desa Cikahuripan,
Kecamatan Lembang, Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat 40391. Kegiatan PKL
ini dimulai sejak tanggal 24 Juni 2019 sampai tanggal 16 Agustus 2019.

B. Materi Kegiatan
Kegiatan PKL I yang dilaksanakan di PT. Momenta Agrikultura (Amazing
Farm) meliputi pelaksanaan praktek magang untuk pembelajaran aspek teknis
produksi, analisis usaha tani, dan strategi pemasaran yang akan menjadi rujukan
pengetahuan dalam menjalankan usaha mahasiswa dimasa yang akan datang
ataupun setelah kegiatan PKL I.

1. Penerapan proses produksi


Teknologi Hidroponik Nutrient Film Technique (NFT) adalah pengerjaan
atau pengelolaan air yang digunakan sebagai media tumbuh tanaman dan juga
sebagai tempat akar tanaman menyerap unsur hara yang diperlukan dimana
budidaya tanamannya dilakukan tanpa menggunakan tanah sebagai media
tanamnya. Hidroponik NFT juga termasuk bercocok tanam dalam air dimana
unsur hara telah dilarutkan didalamnya. Dalam sistem irigasi hidroponik NFT,
air dialirkan ke deretan akar tanaman secara dangkal. Akar tanaman berada di
lapisan dangkal yang mengandung nutrisi sesuai dengan kebutuhan tanaman.
2. Analisis usaha
Cara perhitungan analisis usaha tani dilakukan untuk mengetahui besarnya
investasi, unsur biaya, tingkat produksi yang harus dicapai, harga jual yang
menguntungkan, dan besarnya keuntungan yang akan diraih. Analisis usaha tani
dapat berupa pembiayaan usaha, keuntungan usaha, dan analisis kelayakan
usaha yang terdiri dari analisis Break Even Point (BEP), Return Cash Ratio
(R/C), dan Benefit Cost Ratio (B/C).

13
Pembiayaan Usaha
a) Hal-hal yang diperhitungkan dalam penentuan pembiayaan usaha, antara lain:
Luas lahan yang digunakan
b) Efisiensi penggunaan lahan (bisa dalam bentuk %)
c) Frekuensi penanaman dalam setahun
d) Hasil panen per periode
e) Harga jual per kg
f) Jumlah tenaga kerja yang digunakan
g) Biaya investasi penanaman
h) Biaya variabel produksi
i) Biaya tetap produk
3. Pemasaran
Selada romaine dapat dipasarkan di dalam negeri dapat disalurkan ke
berbagai pasar, seperti pasar swalayan, supermarket. Konsumsi selada
romaine digunakan untuk salad, maupun untuk bahan tambahan makanan.
Dari mulai swalayan, supermarket, HOREKA.
C. Prosedur Kegiatan
1. Tahap Administrasi Kegiatan
Proses administrasi penerimaan kegiatan PKL I dilaksanakan pada tanggal
25 Juni 2019 dengan PT. Momenta Agrikultura. Dengan penyediaan berkas
berupa surat pengantar kegiatan PKL I dan pas foto 3x4 sebanyak 3 lembar.
Melalui tahap administrasi ini kemudian didapatkan surat keterangan
penerimaan PKL I yg dikeluarkan secara sah oleh pihak PT. Momenta
Agrikultura.
2. Jadwal Rotasi Kegiatan PKL I
Adapun secara keseluruhan kegiatan yang dilaksanakan selama PKL
terdapat dalam tebel berikut :
Tabel 2. Rotasi kegiatan PKL I

Tanggal Kegiatan
Penyelesaian Administrasi Kegiatan dan Pengenalan Lokasi
24-25 Juni 2019 PKL
26 Juni - 8 Juli 2019 GH 2 – Produksi Romaine
9-15 Juli 2019 GH 18 - Nursery 1 (Penyemaian - Pembibitan Tahap 1)

14
16 Juli 2019Supervisi PKL I dengan Pembimbing I
15-20 Juli 2019GH 19 – Nursery 2
22-27 Juli 2019GH 20-22 – Produksi
29-03 Juli 2019GH 12-15 - Produksi
05-08 Juli 2019Pencarian data untuk laporan
09 Juli 2019Packing House - Pengemasan Produk
13 Juli 2019Supervisi PKL I dengan Pembimbing II
14 Agustus 2019 Distribusi Produk Bandung
Pemaparan Hasil Kegiatan PKL I dengan Pembimbing
15 Agustus 2019 Eksternal
Penyelesaian Administrasi Kegiatan dan Pelepasan Kelompok
16 Agustus 2019 PKL

Selanjutnya setelah kembali ke kampus Polbangtan Bogor, seluruh anggota


Kelompok PKL I yang berlokasi di PT. Momenta Agrikultura melakukan
bimbingan lanjutan terkait dengan penyusunan laporan kegiatan PKL I untuk
kemudian diujikan pada hari Jum’at, 23 Agustus 2019.

15
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum PT. Momenta Agrikultura (Amazing Farm)


1. Sejarah singkat perushaan

PT. Momenta Agrikultura merupakan perusahaan hortikultura terkemuka


yang mewakili pertumbuhan sayuran aeroponik secara komersial di Indonesia
dengan menggunakan greenhouse atau rumah kaca. Pada awalnya perusahaan
ini bergerak dibidang finance atau pembiayaan, namun dengan adanya krisis
moneter yang terjadi pada tahun 1998 perusahaan ini muai melakukan
budidaya sayuran aeroponik.

Amazing Farm adalah sebuah merk dagang yang terdaftar dibawah PT.
Momenta Agrikultura yang didirikan pada tanggal 28 Agustus 1998 oleh Ir.
Dani K Rusli. Setelah berdiri perushaan tidak langsung melakukan budidaya
sayuran melainkan melakukan riset dengan tujuan untuk menemukan jenis
sayuran yang akan dibudidayakan dan diformulasi nutrisi yang tepat agar
produk yang dihasilkan berkualitas.

Proyek percobaan secara komersial dengan menanam sayuran


hidroponik berjalan pada bulan November 1998 di Lembang, Kabupaten
bandung Barat, Provinsi Jawa Barat. Setahun berjalan percobaan tersebut
menunjukan hasil yang menjanjikan disisi kualitas dan alam sekitar. Sayuran
Amazing Farm mulai dipasarkan komersial pada tahun 1998.

Sepuluh tahun berjalan sistem penanaman sayuran diganti dengan sistem


NFT (Nutrient Film Techinque) yang lebih efisien dalam konsumsi listrik.
Greenhouse yang dimiliki PT, Momenta Agrikultura sangat menunjang
produksi dan konsistensi perusahaan dalam memenuhi permintaan konsumen
akan ketersediaan sayuan yang berkualitas. PT. Momenta Agrikultura juga
menerapkan sistem budidaya hidroponik substrat yang mempunyai kelebihan
yaitu pertumbuhan tanaman yang mudah terkontrol dan produktivitas
tanaman meningkat.

16
2. Visi dan misi perushaan

a. Visi

Menjadi perusahaan hortikultura terbesar di Indonesia dengan


menyediakan sayuran yang berkualitas sehingga dapat meningkatkan pola
hidup masyarakat yang lebih sehat.

b. Misi

Berkomitmen menyediakan prosuk sayuran dan buah-buahan yang


sehat dengan kualitas tinggi. Sehingga menjadikan konsumen memiliki
gaya hidup untuk mengkonsumsi buah dan sayuran yang sehat, serta
memperkenalkan sistem budidaya hidroponik dan aeroponik bagi
masyarakat yang ingin memulai usaha di bidan pertanian hidroponik dan
aeroponik.

3. Lokasi dan luas lahan


Kebun Cikahuripan-02 (Cika-02) merupakan pengembangan kebun dari
Kayu Ambon dengan luas 1 ha pada tahun 2008, dan secara sekaligus
memindahkan seluruh produksi maupun pemasaran ke kebun Cika-02.

Kebun Cika-02 PT. Momenta Agrikultura “Amazing Farm”, terletak di


Kampung Cisaroni, Desa Cikahuripan, Kecamatan Lembang, Kabupaten
Bandung Barat, Jawa Barat. Kebun Cika-02 memiliki luas kebun 7 ha, dengan
ketinggian tempat antara 1312 sampai 2084 meter di atas permukaan laut
(mdpl), titik tertingginya ada di puncak Gunung Tangkuban Perahu.

Lokasi Head Office PT. Momenta Agrikultura berada di Komplek


Pergudangan Taman Tekno Blok A2 No 5 Bumi Serpong Damai (BSD) Setu
Kota Tangerang Selatan Banten 15148.

4. Struktur Oranisasi Perusahaan

Struktur organisasi menunjukan wewenang serta tanggung jawab pada


masing-masing bagian dalam organisasi PT Momenta Agrikultura (Amzing

17
Farm). Jabatan tertinggi di dalam struktur organisasi PT Momenta
Agrikultura (Amzing Farm) dipegang oleh direktur utama yang mempunyai
wewenang dalam pengambilan keputusan tertinggi dalam organisasi, selain
itu direktur utama juga memiliki fungsi sebagai penasehat dalam perusahaan.
Struktur organisasi menunjukan wewenang serta tanggung jawab pada
masing-masing bagian dalam organisasi PT Momenta Agrikultura (Amzing
Farm). Jabatan tertinggi di dalam struktur organisasi PT Momenta
Agrikultura (Amzing Farm) dipegang oleh direktur utama yang mempunyai
wewenang dalam pengambilan keputusan tertinggi dalam organisasi, selain
itu direktur utama juga memiliki fungsi sebagai penasehat dalam perusahaan.
Struktur organisasi tersebut, menjelaskan suatu garis koordinasi
masingmasing departemen, sehingga jelas terlihat tugas dari masing-masing
departemen. Berikut merupakan tugas, wewenang, dan tanggung jawab
masing-masing jabatan:
a. Direktur Utama, memiliki tanggung jawab penuh terhadap
pengambilan keputusan tertinggi dalam membentuk kebijakan dan
rencana perusahaan. Selain itu, direkur utama juga memiliki fungsi
sebgaia penasehat dan pengawas terhadap jalnnya kegiatan perusahaan.
Direktur utama akan memonitoring setiap kebun secara rutin dalam
jangka waktu tertentu.
b. Manajer Kebun, memiliki tanggung jawab untuk mengontrol kegiatan
produksi dari mulai penanaman hingga panen setiap hari di kebun yang
menjadi tanggung jawabnya.
c. Manajer Marketing, memiliki tanggung jawab untuk memasarkan
produk secara tidak langsung dengan menggunakan media seperti,
telepon, surat elektronik, dan juga media elektronik lainnya.
d. Supervisor Keuangan Kebun, memiliki tanggung jawab untuk
mengelola keuangan kebun.
e. Supervisor Produksi, memiliki tanggung jawab untuk mengendalikan
kegiatan prosuksi secara langsung pada kebun yang menjadi tanggung
jawabnya.

18
f. Supervisor Logistik dan PPIC, memiliki tanggung jawab untuk
mengelola dan mengatur ketersediaan sarana produksi, Packing House
serta kebutuhan kebun lainnya, selain itu PPIC memiliki tanggung
jawab untuk mengelola rekap data packing house, seprodi dan
keuangan kebun.
g. Supervisor Packing House, memiliki tanggung jawab dalam kegiatan
pasca panen dan juga melakukan pengawasan pada bagian packing.
h. Soucring, memiliki tanggung jawab untuk menyediakan produk dari
mitra apabila terjadi kekurangan persediaan produk dari kebun.
i. Salesman, memiliki tanggung jawab untuk memasarkan produk dengan
pendekatan berupa pertemuan langsung dengan konsumen.
j. Security, memiliki tanggung jawab untuk menjaga keamanan
perusahaan sepanjang waktu.
5. Ketenagakerjaan
Karyawan yang bekerja di PT. Momenta (Amazing farm) dibedakan menjadi
tiga, yaitu kerayawan tetap, karyawan harian, karyawan borongan. Karyawan
tetap merupakan karyawan yang bekerja di PT. Momenta (Amazing farm) dalam
jangka waktu yang lama, sistem gaji yang dibayar perbulan. Karywan harian ini
merupakan karyawan yang di gaji dengan sistem harian, karawan harian ini
sifatnya fleksibel artinya yang dapat ditrmpatkan pada bagian apapun yang
membutuhkan tenaga kerja. Karyawan borongan merupakan karyawan yang
bekerja dengan menggunakan sistem borongan , karyaawan borongan ini
ditempatkan pada bagian packing house. Karyawan borongn digaji dengan
sistem prestasi kerja,dihitung berdasarkan sayuran yang dikemas kemudian
dikalikan dengan rupiah perkemasan yang ditetapkan oleh PT. Momenta
Agrikultura (amazing farm).
6. Sarana dan Prasarana di PT. Momenta Agrikultura
Sarana prasarana ,merupakan suatu kebutuhan yang dapat menujang kegiatan
produksi. Luas lahan kebun Amazing farm di Desa Cikahuripan seluas 7 Ha,
yang digunkan sebagai greenhouse budidaya seluas 5 Ha dan fasilitas
pendukung lainnya seperti bangunan kantor, packinghouse, gudang nutrisi, mess

19
karyawan dan lain-lainnya seluas 2 Ha. Sarana prasarana yang ada di PT.
Momenta Agrikultura (amazing farm) diantara nya adalah sebagai berikut :
a. Greenhouse
Kegiatan produksi sayuran daun hidroponik dilakukan dalam sebuah
greenhouse. Tiga tpe greenhouse yang digunkan untuk membudidayakan
tanaman sayur hidroponik, yaitu :
 Piggy back
Greenhouse tipe ini memiliki ciri-ciri banyak ventilasi pada bagian
atapnya, ventilasi ini digunakan sebagai pertukaran udarandan
mempertahankan suhu serta kelembapan udara. Tipe greenhouse ini
dikebun Amazing farm digunakan untuk nursery 2 dan produksi,
konturksi yang digunkan berbahan kayu dan besi.
 Tunnel
Greenhouse tipe ini memiliki ciri yang berbeentuk seperti lorong
setengah lingkaran. Atap berbentuk melengkung sangat efektif untuk
menghindahri kerasnya terpaan angin. Tife ini dikebun Amaing farm
banyak digunakan untuk tahap produksi dan juga nursery 1. Kontruksi
yang digunakan kebanyakan berbahan dasar besi karena bentuk dasar
yang membentuk lengkungan.
 Bulbo atau campuran
Pada greenhouse tipe ini merupakan sebuah campuran dari
greenhouse tipe piggy back dan tunne. Greenhouse tipe campuran
memiliki kelebihan seperti tipe piggy back dan tunnel, yaitu
strukturnya kuat dan memiliki ventilasi yang maksimal. Tipe campuran
di kebun Amazing farm banyak digunkan untuk budidaya tanaman
timun dan tomat (hidroponik substrat).

(a) (b)

20
(c)
Gambar 3. (a) Piggy back (b) Tunnel (c) Bulbo atau campuran

b. Bangunan kantor
Bangunan kantor di kebun Amazing farm difungsikan untuk kegiatan
perkantoran seperti rapat antara manager kebundan supervisor, atau rapat
manager kebun dengan karyawan, kegiatan pencatatan lainnya tentang
perkantoran. Bangunan kantor terdiri dari ruang manager, sekretariatan,
keuangan, supervisor produksi, supervisor logistik, ruang metting
souching, dapur, gudang logistik, serta admin PH.

Gambar 4. Bangunan Kantor


c. Packing house, Gudang kemasan dan Gudang nutrisi
Packing house terletak dibagian depan area kebun Amazing farm.
Tujuan diletakan dibagian depan supaya memudahkan proses
pengangkutan dan penurunan barang. Fasilitas yang ada di sana yaitu
meja-meja stainless steel yang digunakan untuk kegitan pasca panen
sayuran, tempat pencucian sayuran, tempat pengeringan sayuran, office,
mesin portal, seeler, pintu loading dan unloading dan toilet. bangunan
belakang ruang PH terdapat gudang plastik yang berisi kemasan dan segala
keperluan untuk mengemas sauran seperti barcode kardus dan solatif.
Gudang nutrisi terletak di belakang GH 3, berisi nutrisi yang akan
didistribusikan kesetiap greenhose.

21
(a) (b)
Gambar 5. (a) packing house
d. Nursery
Nursery merupakan tempat yang digunakan sebagai persemaian benih
tanaman, nursery terdiri dari dua macam yaitu N1 dan N2. Nursery 1
merupakan tempat persemaian benih muali berkecambah terdiri dari ruang
persiapan media tanam, ruang persemaian benih, ruang gelap, gudang.
Nursery 2 merupakan tempat pembesaan bibit setelah bibt berumur 19 hari
setelah semai.

(a) (b)
Gambar 6. (a) greenhouse N1 (b) greenhouse N2

e. Tempat pencucian tray dan pot


Tempat pencucian tray dan pot terletak disebelah greenhouse 19
produksi, ini berfungsi untuk membersihkan tray dan pot tanaman yang
digunakan.
f. Mess karyawan
Mess karyawan terletak dibagian belakang kebun Amazing farm
disamping nursery 1. Mess ini difungsikan untuk menjaga dan mengawasi

22
kegiatan kebu n dimalam hari seperti pengangkutan dan penurunan barang
dari mitra pada waktu malam hari.
B. Manajemen produksi
Manajemen produksi adalah kegiatan yang berhubungan dengan proses
perencanaan, pengorganisasian menggerakan dan pengawasan. Dalam suatu
produksi pasti adanya manajemen yang di gunkana agar kegiatan produksi menjadi
lebih terarah adanya fungsi manajemen prosuksi yaitu sebagai berikut :

1. Perencanaan produksi

Perencanaan merupakan fungsi manajemen yang fundamental. Karena fungsi ini


dijadikan sebagai sebagai landasan atau dasar bagi fungsi-fungsi manajemen
lainnya. Dalam PT. Momenta Agrikultura terdapat berbagai perencanaan untuk
mencapai suatu tujuan yaitu meliputi :
a. Perencanaan bahan baku
Bahan baku yang digunakan oleh PT. Momenta Agrikultura dalam memulai
produksi tanaman romaine (Lactuca sativa var. Maximus) yaitu media tanam
peatmoss yang terbuat dari campuran lumut dan akar-akaran serta penambahan
pupuk sehingga mempercepat hasil perkecambahan benih, nutrisi AB mix untuk
tanaman serta benih selada romaine (Lactuca sativa var. Maximus) berkualitas
yang langsung dari Belanda.
b. Perencanaan peralatan pendukung
Perencanaan peralatan pendukung yaitu untuk mendukung hasil produksi
yang lebih maksimal, dalam menyiapkan peralatan ini cukup rumit seperti
persiapan green house yang terbilang cukup besar dengan 4.560 m2, bak
penampung nutrisi yang menampung 10.000 liter air nutrisi, pompa air untuk
mendistribusikan nutrisi aerator sebagai alat untuk memproduksi oksigen dai air
pipa, pvc, gully sebagai tempat tanaman, selang kecil untuk menyelurkan air dari
pipa ke gully, TDS ec alat untuk mengetahui kadar EC nutrisi.
c. Perencanaan pola tanam
Perencanaan pola tanaman yaitu berdarkan permintaan dari tim marketing
PT. Momenta Agrikultura dalam memenuhi target pemasaran pada bulan
tertentu harus kirim berapa ton sayuran. Pola tanaman yang dilakukan pada PT.

23
Momenta Agrikultura agr produksi sesuai permintaan tim marketing maka
diadakan proses penyemaian, penanaman hingga panen secara teratur.
Perencanaan pola tanama yang dilakukan PT. Momenta Agrikultura pada
dasarnya lebih baik melebihi benih yang harus disemai setiap hari, sehingga
tidak kekurangan hasil panen untuk memenuhi kebutuhan pasar.
d. Perencanaan lokasi produksi
Perencanaan lokasi ini sangat menentukan keberhasilakn suatu proses
produksi karena dalam bidang pertanian tidak lepas dari iklim, suhu, dan
keadaan lingkungan sekitar. Dalam perencanaan ini PT. Momenta Agrikultura
berada di Desa Cikahuripan, Lembang Jawa Barat. Keadaan lingkungan di desa
tersebut mendukung adanya proses produksi untuk bidang pertanian dengan
suhu rata-rata 25°C karena berada pada ketinggian 1.200 Mdpl jadi bisa
dikatakan berhawa sejuk dengan intensitas cahaya yang cukup tinggi maka
proses produksi sayuran jadi lebih maksimal.
e. Perencanaan tenaga kerja
Perencanaan tenaga kerja pada PT. Momenta Agrikultura sangat penting
untuk menjang proses produksi, terdiri dari bidang penyemaian, pembesaran
sampai prosuksi yang sesuai kemampuan masing-masing. Pada PT. Momenta
Agrikultura snediri ada tiga jenis tenaga kerja yaitu tenaga kerja tetap, tenaga
kerja kontrak, tenaga kerja harian.
2. Pengorganisasian
Pengorganisasian merupakan proses penyusunan kelompok yang terdiri dari
beberapa aktivitas menjadi satu kesatuan yang harmonis guna mencai suatu tujuan
yang telah ditentukan pada PT. Momenta Agrikultura pengorganisasian disini
sudah cukup baik. Setiapa karyawan menjalakan masing-masing tugas sesuai
kemampuaannya dan kapasitasnya. Pengrahan awal dilakukan oleh manajer
diteruskan kepada supervisor, mandor lalu dijalankan oleh tenaga kerja lapang.
3. Pelaksanaan
4. Pengawasan dan pengendalian

24
C. Proses Produksi Selada Romaine
Selada Romaine di PT. Momenta Agrikultura (Amazing farm) merupakan
salah satu sayuran daun yang dibudidayakan secara hidroponik dengan sistem
NFT (Nutrient Film Technique).
1. Perencaan produksi tanaman selada romaine
Perencanaan produksi merupakan suatu kegiatan awal yang dilakukan
sebelum melakukan produksi produk. PT. Momenta Agrikultura
merupakan sebuah perusahaan perseroan terbatas yang memerlukan
adanya suatu perencanaan produksi untuk mengestimasikan jumlah
produk yang akan diproduksi agar sesuai dengan permintaan pasar dan
berjalan sesuai target yang telah ditentukan perusahaan. Perencanaan
produksi tanaman selada romaine hidroponik sistem NFT di PT. Momenta
Agrikultura kebun Amazing farm terdiri dari :
a. Pengadaan sarana produksi
Proses produksi tanaman tidak lepas dari sarana produksi untuk
menunjang kegiatan produksi. Pengadaan sarana produksi memerlukan
perencanaan yang tepat agar dapat diketahui estimasi biaya yang
dikeluarkan dalam melaksanakan kegiatan proses produksi produk.
Sarana produksi yang dilakukan di PT. Momenta Agrikultura kebun
Amazing farm adalah sebagai berikut :
1) Lahan
Lahan yang digunakan untuk memproduksi tanaman selada
romaine di PT. Momenta Agrikultura berupa greenhouse.
Greenhouse merupakan sebuah bangunan kontruksi yang terbuat
dari bahan yang dapat ditembus oleh cahaya.
Luas masing-masing greenhouse di PT. Momenta Agrikultura
kebun Amazing farm berveda-beda. Luas lahan yang digunakan
beserta kapasitas tanaman disajikan dalam Tabel 2.
Tabel 3. Kapasitas Greenhouse
No. Greenhouse (GH) Luas (m2) Kapasitas Keterangan
1. GH 2 Produksi
2. GH 3 Produksi

25
3. GH 12 Produksi
4. GH 13 Produksi
5. GH 14 Produksi
6. GH 15 Produksi
7. GH 18 Nursery 1
8. GH 19 Nursery 2, Produksi
9. GH 20 Produksi
10. GH 21 Produksi
11. GH 22 Produksi
12. GH 28 Produksi
13. GH 29 Produksi
Sumber: PT. Momenta Agrikultura Kebun Amazing farm

2) Media tanam
Media tanam yang digunakan berupa peatmoss. Peatmoss
merupakan media tanaman yang diimpor dari negara jerman yang
berbahan dasar berupa rumput, alang-alang, dan akar. Kelebihan
menggunakan media tanam berupa peatmoss ini yaitu
pengaplikasikan yang cukup mudah karena sudah menggandung
berbagai macam nutrisi yang dapat memenuhi unsur hara tanaman.
Penggunaan peatmoss ini hanya perlu dicampur air sebanyak 10-
15% dari bobot peatmoss, satu bal peatmoss berisi 200 liter dengan
berat 40 kg. Sebelum di masukan ke dalam tray, media tanam peat
moss terlebih dahulu disiram dengan air kurang lebih 20 liter. Hal
ini bertujuan agar ketika benih di masukan ke dalam media
kebutuhan air untuk benih berkecambah tercukupi.
Menurut Susila dan Koerniawati (2004) Peat moss merupakan
tanah gambut yang berasal dari tumbuh tumbuhan. Media tanam peat
moss ini baik dalam menyerap dan menahan air, selain itu peat moss
juga baik dalam mempertahankan kelembaban. Sebelum
menggunakan media tanam peat moss, di Amazing Farm pernah
menggunakan media tanam rockwool selama 18 tahun. Karena pada
tahun 2015 amazing farm mengalami titik layu total mengakibatkan

26
mencari jalan keluar untuk mengatasi permasalaham tersebut selain
alasan pencemaran lingkungan akibat sampah rockwool tersebut
maka Amazing Farm berhenti menggunakan rockwool dan
mengganti media tanam dengan menggunakan arang sekam. Namun
penggunaan arang sekam tidak begitu lama, hal tersebut terjadi
karena ketika menggunakan media tanam arang sekam daya
kecambah benih romaine sangat buruk dan menurunkan hasil
produksi. Sehingga Amazing Farm mencari media tanam yang lain
yaitu peat moss.

(a) (b)
Gambar 7. (a) Peatmoss (b) Pengisian media semai

3) Benih
Benih romaine yang digunakan di PT Momenta Agrikultura
(Amazing Farm) merupakan benih romaine varietas maximus
didapatkan dengan cara menginpor dai Rijk Zwaan, Belanda. Benih
yang dilapisi lapisan thyram menyerupai pills. Lapisan ini berfungsi
melindungi seed dan mempercepat germinasi benih. Tingkat
germinasi mencapai 90%.

27
(a) (b)
Gambar 8. (a) Benih Selada Romaine (b) Penimbangan Benih
4) Nutrisi
Nutrisi yang digunakan di PT. Momenta Agrikultura selama
produksi tanaman selada romaine yanitu pupuk meroke. Nutrisi A
yang digunakan sebanyak 25 kg, nutrisi B sebanyak 25 kg. Nutrisi
dilarutkan menggunakan 100 liter air pada sebuah drum, kegiatan
tersebut dinamakan mixing larutan nutrisi. Larutan nutrisi A dan B
tidak boleh dicampurkan dalam kondisi pekat, apabila dicampurkan
dalam kondisi pekat maka akan membentuk endapan dan tidak dapat
diserap oleh akar tanaman. Larutan nutrisi A dan B dilarutkan dalam
drum terpisah. Laruran nutrisi A berwarna seperti air cucian beras
sedangkan larutan B berwarna hijau.

(a) (b)
Gambar. 9. (a) Nutrisi A dan B (b) Larutan Nutrisi

5) Listrik dan air


Peran listri terhadap sitem budidaya ini juga sangat penting, jika
tidak ada listrik maka pompa listrik tidak akan berfungsi dan
sirkulasi aliran air nutrisi tidak dapat bekerja dengan baik. PT.

28
Momenta Agrikultura menyediakan ganset yang berguna sebagai
pembangkit tenaga listrik ketika listrik padam.
Tanaman selada romaine yang ditanam menggunakan sistem
NFT sangat bergantung pada air, karena air merupakan media
tumbuh bagi tanaman selada romaine. Tanaman akan terserang
penyakit apabila air yang dialirkan untuk media tumbuh tanaman ini
tercampur penyakit.air yng digunakan sebaiknya berasal dari air
yang memiliki tingkat kemurnian tinggi.
b. Perencaaan target produksi
Perencanaan target produksi berguna untuk memenuhi kebutuhan
marketing. Langkah-langkah perencanaan target produksi sayuran
yang dilakukan oleh PT. Momenta Agrikultura kebun Amazing farm
sebagai berikut :
1. Bagian marketing memiliki target kebutuhan pasar atau
permintaan pasar. Data target kebutuhan pasar akan membantu
bagian produksi untuk mengestimasikan pola tanam dan pola
panen setiap harinya.
2. Bagian produksi menentukan target produksi dengan berpedoman
pada data permintaan pasar dari bagian marketing. Bagian
produksi menerjemaahkan kebutuhan sarana produksi sayuran
menggunakan rasio tanaman per pack. Rasio untuk tanaman
selada romaine yaitu 3 tanaman per pack., dalam satu pack
berukuran 250 gram. Rasio per pack dapat membantubagain
produksi untuk menentukan jumlah benih yang dibutuhkan.
Bagian produksi menambah kebutuhan benih sebanyak 10% dari
target produksi untuk meminimalisir kekurangan bagian
marketing.
c. Strategi dalam produksi sayuran NFT
Strategi PT. Momenta Agrikultura dalam memproduksi sayuran
NFT agar tetap dapat memenuhi kebutuhan marketing ialah dengan
melakukan kontroling setiap kegiatan produksi maupun sarana
produksi yang digunakan secara berkala. Antisipasi yang dilakukan

29
oleh bagian produksi apabila target produksi belum memenuhi
kebutuhan marketing yaitu dengan melakukan tambahan panen sayur
yang memiliki umur tidak jauh dari umur panen yang seharusnya.
Menambah 10% kebutuhan benih pada bagian persemaian juga berguna
untuk mengantisipasi kekurangan bagian marketing. PT. Momenta
Agrikultura juga melakukan riset untuk mengatasi masalah pada bagian
produksi sayur agar meningkatkan produktivitas sayur.
2. Tahapan produksi tanaman selada romaine hidroponik sistem NFT
Berdasarkan kegiatan Praktik Kerja Lapangan yang dilakukan, di PT.
Momenta Agrikultura terdapat tiga tahap produksi tanaman selada
romaine hhidroponik sitem NFT yaitu tahap persemaian (Nursery 1), tahap
pembersaran awal (Nursery 2), dan tahap produksi. Tahapan budidaya ini
bertujuan untuk meminimalisir hama dan penyakit yang menyerang
tanaman selada romaineserta dapat melakukan pemanenan tanaman
sebnayak 2 kali dalam sebulan, sehingga diharapkan dapat meningkatkan
produktivitas tanaman efisieni penggunaan greenhouse karena terjadi
perputaran tanaman.
a. Tahap persemaian (Nursery 1)
Tahap persemaian merupakan tahap awal dalam budidaya tanaman
menggunakan sistem NFT. Jumlah benih selada romaine yang disemai
tiap bulannya mengalami fluktuasi tergantung permintaan konsumen.
Benih yang disemai ditolenrasi sebanyak 10% untuk mengantisipasi
kegagalan pertumbuhan benih, sehingga tetap memenuhi kebutuhan
produksi yang ada. Langkah-langkah penyemaian benih di PT.
Momenta Agrikultura :
1) Pencucin tray persemaian
Tujuan utama pencucian tray persemaian adalah untuk
menghilangkan endapan nutrisi yang menepel diatas permukaan
tray. Endapan nutrisi tersebut akan terlarut ketika tray persemaian di
siram menggunakan larutan nutrisi. Terlarutnya endapan nutrisi
tersebut menyebabkan kandungan EC pada peatmoss menjadi tinggi.
Standar EC untuk persemaian adalah 0,5. Kelebihan nutrisi pada

30
masa persemaian ini akan berakibat pada pertemubuhan bibit
tanaman. Bibit menjadi kerdil atau bahkan tidak tumbuh akibat
keracunan nutrisi yang berlebih.
Pencucian tray persemaian dilakukan menggunakan air yang
dicampur dengan asam sitrat. Pencampuran asam sitrat bertujuan
agar tray persemaian bebas dari kotoran, hama dan penyakit. Tray
dibersihkan dulu dai sisa akar, media tanam dan tanaman, sisa
kotoran tray dimasukan kedalam kantong sampah dan dibuang. Tray
bersih kemudian direndam dalam bak yang berisi air dan asam sitrat,
jumlah asam sitrat yang digunakan adalah 50 bungkus untuk 2000
liter air dan satu bungkus sebanyak 50 gram. Tray disiram
menggunakan air bersih memalui mesin semprot air dengan
kecepatan tinggi stelah direndam.

(a) (b)
Gambar 10. (a). pencucian tray (b) perendaman tray
2) Pencampuran peatmoss dengan air
Peatmoss kering perlu dicampur dengan air sebanyak 10% dari
bobot peatmoss. Penambahan air dilakukan sedikit demi sedikit
sambil diaduk dengan menggunakan garu sampai merata dan
peatmoss memiliki tekstur agak lembab.

Gambar 11. Pengadukan peatmoss

31
3) Pengisian tray dengan media tanam
Satu tray persemaian diisi dengan peatmoss sampai terisi penuh
dan merata sambil ditekan tekan hingga memiliki kepadatan yang
diinginkan. Tingkat kpadatan peatmoss mempengaruhi
pertumbuhan akar tanaman dan kualitas bibit yang dihasilkan.

Gambar 12. Pengisian media


4) Pengisian lubang tanam dengan benih
Lubang tanam tray persemaian diisi dengan satu benih selada
romaine menggunakan alat bantu berupa cawan petri dan pinset
untuk menjaga sterilisasi benih. Kedalaman benih sekitar 3-5 mm.
Benih selada romaine tidak perlu ditutup lagi untuk mempercepat
perkecambahan benih. Tray persemaian diberi label yang berisi
naman varietas dan tanggal semai.

(a) (b)
Gambar 13. (a) pembuatan label semai (b) penyemaian benih
5) Penyimpanan tray diruang gelap
Tray kemudian disimpan dalam ruang gelap selama dua hari.
Penyimpanan di dalam ruang gelap bertujuan untuk mempercepat
perkecambahan. Hormon auksin akan bekerja dengan baik dalam
ruang gelap sehingga benih cepat berkecambah. Suhu ruang gelap

32
berkisar 24°C. Selama dua hari benih akan berkecambahn dan harus
segera dikeluarkan dari ruang gelap kemudian dialokasikan ke
greenhouse nursery 1, apabila benih terlalu lam di ruang gelap dan
tidak mendapat sinar matahari maka bibit yang tumbuh akan
mengalami etiolasi dan ketika mengalami etiolasi daya tahan
tanaman rendah dan tidak layak untuk ditanam. Penyimpanan di
ruang gelap tray disusun sebanyak 5 lapis pada rak besi dan
dikelompokan ke dalam masing masing-masing varietas tanaman
dan tanggal semai.

(a) (b) (c)


Gambar 14. (a) Penumpukan tray telah semai
(b) ruang gelap
(c) penyimpanan diruang gelap
6) Pemindahan bibit ke greenhouse
Benih yang telah berkecambah kemudian dipindahkan ke
greenhouse nursery 1 atau greenhouse 18. Pembibitan di greenhouse
nursery 1 ini dilakukan selama 17 – 19 hari dengan suhu 25°C.
Ditata dimeja ssuai dengan nama jenis tanaman dan tanggal
semai, kemudian ditutup menggunakan screenet berwarna putih agar
tidak terserang hama berupa burung, penutupan ini juga berfungsi
sebagai penahan air ketika penyiraman tamana agar lebih tetap
berada dalam hole dan tumbuh dengan baik. Penutupan
menggunakan screenet ini dilakukan selama satu hingga dua hari.

33
Gambar 15. Pemindahan Dari ruang gelap ke meja greenhouse N1
7) Pemeliharaan bibit
Pemeliharaan bibit pada nursery 1 dilakukan setelah bibit
dikeluarkan dari ruang gelap. Pemeliharaan yang dilakukan yaitu
penyiraman. Penyiraman pada bibit disesuaikan dengan kebutuhan,
apabila sedang musim panas, penyiraman pada bibit dilakukan lebih
banyak dibandingkan dengan musim hujan, karena pada musim
panas air yang ada di dalam tubuh tanaman lebih cepat menguap
sehingga tanaman kekurangan air. Setiap hari ketiga selalu
dilakukan pengecekan germinasi atau proses perkecambahan.
Penyiraman dilakukan dua kali sehari yaitu pagi hari pukul 10.00
WIB dan sore hari pukul 15.00 WIB tergantung keadaan media
tanam. Penyiramana ini dilakukan dengan mengunakan showe,
posisi showe terbalik atau backrose. EC yang digunkan pada tahap
persemaian ini 0,5 dan pH nutrisi sebesar 6,2. Bibit akan tumbuh
kuning jika EC terlalu rendah dan bibit akan mengkerut jika Ec
terlalu tinggi.
Hama yang sering menyerang bibit yaitu ulat, pengendaliannya
dengan cara mekanis atau menggunakan tangan tanpa menggunkan
pestisida karena hama yang menyerang masih dalam skala kecil.
Pemasangan yellow trap juga merupakan salah satu cara untuk
mengendalikan hama yang akan menyerang bibit. Pemasangan
yellow trap dengan cara di gantung pada atap-atap greenhouse.

34
Gambar 16. Yellow trap nursery 1
b. Tahap pembersaran awal (Nursery 2)
Tahap pembesaran awal (Nursery 2) merupakan tahap penanaman
bibit setelah berumur 19 hari stelah semai. Tahap ini bibit mulai
dipelihara menggunakan sistem NFT. Aliran nutrisi yang diberikan
sesuai dengan EC dan pH air. Standar EC yang ditetapkan sebesar 1,8
hingga 2,0 dan pH larutan nutrisi sebesar 6,0. Jarak tanam pada N2 yaitu
5-7 cm dari lubang taman satu kelubang tanam lainnya. Tahapan
nursery 2 meliputi :
1) Penyeleksian bibit
Penyeleksian bibit bertujaun untuk mendapatkan bibit tanaman
yang berkualitas baik. Penyeleksian bibit berpedoman pada label
tray persemaian, bibit yang sudah berumur 19 hari stelah semai
merupakan kriteria bibit yang sudah bisa dipindahkan ke N2. Bibit
yang baik adalah yang tumbu merata, tinggi tanaman sama, tidak
kerdil, bebas dari hama dan penyakit, keadaan media tidak kering,
serta perakaran bibit tanaman baik.
2) Pencucian pot tanaman dan pencucian gully
Pencucian pot dilakukan menggunakan air yang telah dicampur
dengan larutan klorin. Pencucian pot ini bertujuan untuk membunuh
bakteri maupun penyakit yang menempel pada pot yang digunakan
sebelumnya.
Pencucian gully dilakukan sebelum pot tanaman dipasang.
Pencucian gully ini bertujuan untuk membersihkan sisa kotoran dan
sisa tanaman yang menempl pada bagian gully.

35
Gambar 17. renda man netpot
3) Pemasangan pot
Satu gable berisi 13 gully dengan jumlah sebanyak 3.185 hole per
satu gable. Pot dimasukan kedalam lubang yang ada di gully yang
sudah bersih pada GH 19 atau N2 dengan rapih.

Gambar 18. Pemasangan pot pada gully


4) Penanaman bibit
Bibit selada romaine yang telah siap untuk pindah tanam
dipindahkan dari tray ke pot dengan cara mengambil bibit beserta
peatmoss yang masih menempel pada bibit dan dipindahkan ke
dalam pot satu persatu. Penanaman dilakukan dengan menggunakan
alat bantu kawat yang berbentuk huruf U kedalam pot. Gully yang
sudah di tanami bibit diberi label yang tertera di tray persemaian
untuk memperhitungkan perkiraan bibit dipanen dan dipindahkan ke
greenhouse produksi.

36
Gambar 19. Penanaman bibit
5) Pemeliharaan bibit
 Pemberian larutan nutrisi
Pemberian larutan nutrisi di berikan sesuai dengan umur
tanaman, nutrisi pada N2 tergantung EC yang dikehendaki. Untuk
N2 sendiri Ec yang ditetapkan ialah 1,8-2,0 penambahan nutrisi
dilakukan apabila belum mencapai angka yang dikehendaki.
 Pengecekan suhu, pH dan EC
Pengecekan suhu bertujuan untuk penanggulangan segera
apabila terjadi kenaikan suhu yang sudah melewati ambang batas,
yaitu mencapai 30°C. Pengecekan suhu dilakukan pada jam-jam
tertentu yauitu pada pukul 09.00, 10.00, 11.00, 13.00, dan 14.00.
Pengukuran pH dilakuakn mengetahui tingkat keasaman air.
pH juga berfungsi untuk menguji kualitas air.
Pengukuran EC bertujuan memastikan nilai EC yang diberikan
sesuai dengan prosedur atau tepat sesuai umur tanaman yang di
budidayakan. Pengukuran Ec menggunakan EC meter.
 Pengendalian hama dan penyakit
Pengendalian hama dan penyakit pada setiap tanaman
merupakan hal yang paling harus dilakukan. PT. Momenta
Agrikultura melakukan pengendalian hama dan penyakit secara
mekanik yaitu mengambil dan membuang tanaman yang ada
hama dan terserang penyakit. Cara lain yang dilakukan adalah
dengan pemasangan yellow trap ini dilakukan pada tiap tianng
yang ada di greenhouse N2.
 Pengecekan gully dan selang inset
Pengecekan gully dan selang inset bertujuan agar aliran nutrisi
dapat mengalir dengan baik. Masalah yang sering terjadi pada

37
selang inset yaitu terjadi penyumbatan oleh peatmoss dan arang
sekang, maka dari itu pengecekan perlu dilakukan setelah
penanaman selesai. Pengecekan selang inset dengan melakukan
pengamatan pada setiap gully, apabila terdapat tanaman yang layu
biasanya saluran nutrisi tidak mengalir dengan baik, maka perlu
dilakukan pembersihan selang inset dengan menyabetkan selang
inset agar kotoran yang menyumbat keluar atau terlepas.
6) Pemanenan bibit
Proses pemeliharaan romaine di N2 ini berkisar 15 hari. Selama 15
hari tersebut tanaman romaine dilakukan perawatan seperti
penyulaman tanaman yang mati. Setelah 15 hari dan tanaman
romaine memiliki tinggi rata-rata 15 cm maka tanaman tersebut
sudah siap untuk dipindahkan ke bagian produksi

Gambar 20. Pemanenan bibit


c. Tahap produksi
Tahap terakhir dalam budidaya selada romaine hidroponik sistem NFT
yaitu tahap produksi. Tahap produksi merupakan tahap pembesaran
tanaman yang telah berumur 34 hari setelah semai. Bibit yang digunakan
pada tahap ini berasal dari nursery 2. Pada tahap produksi bibit dipindah
tanamkan ke greenhouse produksisampai pada usia panen. Pada setiap
tahap produksi bibit dibudidayakan menggunakan sistem NFT selama 15
hari. Tahapan-tahapan yang dilakukan pada proses produksi :
1) Pencucian gully
Gully dibersihkan terlebih dahulu dari kotoran, sisa akar, daun
kering serta lumut agar saluran nutrisi dapat mengalir dengan lancar.
Pencucian gully dilakukan dengan menggosok-gosok bagian hole
menggunakan sarung tangan, kemudian disemprot menggunakan air

38
bersih. Penyemprotan bertujuan agar sisa tanaman yang menempel
bersih dengan sempurna.

Gambar 21. Pencucian gully produksi


2) Penyeleksian tanaman
Penyeleksian tanaman pada tahap produksi sangat penting, hal
tersebut bertujuan agar tanaman memilikiproduktivitas yang baik.
Tanaman yang akan dipindah tanamankan ke greenhouse produksi
harus terbebas dari hama dan penyakit tanaman, tanaman dalam
keadaan segar, memiliki perakaran yang baik dan sesuai dengan umur
tanaman yang ditetapkan.
3) Penanaman bibit tanaman
Penanaman bibit yang dimaksud ialah pindah tanam dari tahap
nursery 2 ke tahap produksi. Pindah tanam ini bukan memindihkkan
tanaman ke media yang lain, namun memindahkan tanaman ke tempat
lain yaitu greenhouse produksi. Tanaman yang dipindah tanamkan
harus memiliki spesifikasi yang baik untuk dapat dipindah tanamkan
menuju greenhouse produksi.
Tahap penanaman pada greenhouse produksi yaitu dengan
memasukan pot yang berisi bibit tanaman ke dalam gully yang sudah
dibersihkan satu lubang berisi satu pot, posisi bibit tegak, akar 100%
masuk kedalam lubang. Pengisian hole pergebel dibutuhkan 3 box
kontainer yang berisi bibit romaine dengan total 75 pot perbox
kontainer. Namun dalam pelaksanaan biasnya jumlah bibit yang
terbawa kurang karena adanya bibit yang jelek baik terkena serangan
hama (ulat daun), maupun kerdil maka dari itu pekerja lapang
greenhouse (PIC) harus mengambil biit lagi ke nursery 2 agar lubang
tanaman terpenuhi.

39
Gully yang telah ditanami bibit dirapihkan kembali dan diberi
keterangan tanggal tanam. Lokasi dan jumlah seta varietas yang
ditanam dicatat di form harian mandor produksi.

Gambar 22. Penanaman bibit


4) Pemeliharaan tanaman
 Pengecekan saluran nutrisi dan gully
Pengecekan ini bertujuan untuk memastikan lurutan nutrisi
mengalir dengan baik. Pengecekan dilakukan setiap dua kali sehari,
yaitu pada waktu pagi hari sebelum panen dan pada waktu sore hari
setelah tanam.
 Pengecekan EC, PH dan Suhu
Pengecekan EC dilakukan pada pagi dan siang hari. Pengecekan
EC juga bertujuan untuk mengetahui ion-ion yang terkandung
didalam air. Pengecekan EC digunakan sebagai pedoman dalam
penambahan larutan nutrisi. Penambahan nutrisi di Amazing farm
biasanya dilakukan pada pagi hari setelah dilakukan panen. Proses
penambahan nutrisi ini dilakukan dengan cara memasukan nutrisi ke
dalam bak air yang telah terisi penuh pada hari sebelumnya. Untuk
menaikian EC 0,1 dengan takaran masing-masing nutrisi yang
diberikan 1 liter A dan B.
Pengukuran suhu ruangan dapat dilihat pada alat yang menempel
pada tiang greenhouse produksi.

40
Gambar 23. Pemberian nutrisi
 Pengendalian hama penyakit
Untuk pengendalian OPT di PT. Momenta Agrikultura (Amazing
farm) hanya menggunakan yellow trap untuk pengendalian hama
dan untuk pengendalian gulma dengan cara mekanik. Penggunaan
yellow trap ini di lakukan di semua greenhouse yang ada di PT.
Momenta Agrikultura (Amazing farm). Hama yang paling banyak
menyerang tanaman romaine adalah hama tepung putih, kumbang,
wetfly putih dan hitam, dan ulat (Naan Dan Jain. 2014). Ulat yang
menyerang tanaman romaine diambil satu persatu dengan daun yang
di serang ulat tersebut. Untuk pengendalian gulma dilakukan dengan
cara mencabut gulma tersebut sampai ke akarnya, karena tidak
semua tanaman romaine maka cara mencabut gulma tersebut
merupakan cara yang tepat untuk dilakukan.
Penyakit yang menyerang tanaman selada romaine pada saat
pelaksanaan yaitu bercak daun/bercak kering/mata kodok. Gejala
yang ditimbulkan yaitu terdapat bercak kering berbentuk bulat di
bagian daun. Warna dibagian dalam lingkaran bercak selalu berbeda
dengan bagian luar lingkaran. Pengendalian penyakit ini yaitu
dengan cara merompes daun yang terkena penyakit supaya tidak
menyerang ke bagian daun sayuran lainnya.

41
Gambar 24. Perangkap Kuning grenhouse Produksi
 Pengurasan bak penampung larutan nutrisi
Pengurasan bak nutrisi dilakukan setiap tiga bulan sekali untuk
mencegah penyebaran penyakit dan membersihkan bak penampung
daei endapan lumut dan nutrisi.
 Pembesihan atap greenhouse
Pembersihkan atap greenhouse bertujuan agar cahaya matahari
dapat masuk dengan baik tanpa hambatan. Pembersihan ini
dilakukan setiap setahun sekali.
5) Pemanenan selada romaine
Catatan panen harian telah dibuat oleh mandor NFT dan diberikan
kepada PIC greenhouse. Sebelum menentukan berapa banyak yang
akan dipanen setiap harinya, pada hari sebelumnya melakukan taksasi
harian untuk panen esok hari. Proses taksasi ini dilakukan dengan
melihat data tanaman yang siap untuk dipanen. Namun ketika di
lapangan ada tanaman yang siap panen pada data yang diberikan tetapi
kondisi fisik tanaman tersebut masih belum memungkinkan, maka
tanaman tersebut akan di panen beberapa hari kemudian. Waktu panen
setiap tanaman berbeda satu sama lain, tergantung pada jenis dan
varietasnya. Selain itu, kesuburan tanaman turut mempengaruhi waktu
panennya. Tanaman hidroponik biasanya lebih cepat panen
dibandingkan dengan tanaman konvensional. Pemanenan biasanya
dilakukan pada pagi hari. Hindari pemanenan pada siang hari. Jika saat
panen terpapar sinar matahari yang terlalu terik, berisiko menyebabkan
tanaman cepat layu dan rusak. Kegiatan panen dimuali pada pukul
07.00 WIB. Hasil panen romaine dimasukan ke dalam kontainer

42
produksi, satu kontainer berisi 90 pot tanaman romaine. Setelah
kontainer terisi hasil panen, kemudian ditutup dengan menggunakan
koran atau plastik pada bagian atasnya dan ditumpuk dengan kontainer
lain yang telah terisi hasil panen juga.
Kontainer ditransportasikan ke Packing House dengan cara diangkut
dengan menggunakan mobil operasional kebun. Setelah proses
pemanenan maka gully akan kosong, lalu gully tersebut dicuci untuk
ditanami kembali bibit lain dari Nursery 2. Terdapat beberapa hal yang
perlu diperhatikan ketika bibit ditanam ke dalam gully yaitu satu lubang
berisi satu pot, posisi bibit tegak, akar 100% masuk ke dalam lubang.
Dan setelah penanaman dilakukan makan gully dirapihkan kembali.

(a) (b)
Gambar 25. Pemanenan selada romaine
C. Proses Penanganan Pasca Panen
Penanganan pascapanen bertujuan untuk memperkecil kehilangan dan
kerusakan poduk panen. Kegiatan pascapanen dilakukan di packing house.
Kontainer yang berisi hasil panen yang diturunkan dibagian pemasukan
barang kemuadian ditimbang dan dicatat sebagai data income penimbangan
menggunakan neraca analitik hasil panen perkomoditas. Kegiatan
pascapanen selanjutnya meliputi sortasi dan grading di dalam packinghouse
dan dilakukan dengan cara memisahkan sayuran yang tidak masuk ke dalam
standar atau mutu dan kualitas selda romaine yang telah ditetapkan oleh PT.
Momenta Agrikultura (Amazing farm) yang layak untuk dikemas.
Penimbangan hasil panen perkomoditas dilakukan dnegan menggunakan
timbangan digital. Kegiatan selanjutnya yaitu melepas netpot dari akar
tanaman, pemotongan akar dan perompesan daun. Kemudian dilakukan
perompesan daun yang dimulai dari bagain bawah tanaman. Kriteria daun

43
yang dirompes yaitu daun yang kering, daun yang tua, daun yang kuning,
daun yang berlubang dan daun yang rusak. Setelah perompesan, dilakukan
pemotongan akar, dari bagaian bawah akar hingga pada pangkal tanaman
dengan menggunakan pisau. Pemotongan akar dilakukan dengan hati-hati.
Sortir dan packing produk
Sortasi dan grading di dalam packing house dilakukan dengan cara
memisahkan sayuran yang tidak masuk dalam standar atau mutu dan kualitas
selada romaine layak untuk dikemas yang telah ditetapkan oleh PT. Momenta
Agrikultura (Amazing farm).
D. Proses Pemasaran Selada Romaine (Lactuca sativa var. Maximus)
PT. Momenta Agrikultura (Amazing farm) menggunakan sistem
pemasaran secara langsung. Selada romaine dipasarkan langsung ke
supermarket, hotel, restoran langsung oleh pihak perusahaan tanpa melalui
pihak lain. Segemntasi pasar selada romaine adalah pasar modern
(supermarket), dan horeka (hotel, restoran dan kafe).
1. Prosedur pengiriman barang
Prosedur pengiriman produk adalah sebagai berikut :
a. Bagian pemasaran meakukan penawaran barang kepada pelanggan dan
kedua belah pihak melakukan penandatanganan kontrak.
b. Pelanggan mengirimkan faktur pemesanan produk melalui fax ke
pembagian pemasaran
c. Pemasaran berkoordinasi dengan bagian packing house.
d. Produk yang telah dikemas kemudian dikelompokan dan dimasukan ke
dalam box sesuai pesanan.
e. Produk akan dimasukan ke dalam mobil distribusi. Mobil distribusi
memiliki suhu dalam mobil yang bisa disesuaikan. Sehingga ketika
pendistribusian udara sedang panas, sayuran akan tetap segar sampai
kepelanggan.
f. Setelah obil sampai ketujuan, selanjutnya adalah kegiatan
pembongkaran pesanan.
g. Pengiriman barang kemudian mengisi buku tamu/supplier dan
registrasi faktur.

44
h. Produk yang dikirim oleh pengirim barang kemudian dilakukan
pengecekan oleh pihak langganan. Produk yang tidak seuai dan tidak
memenuhi standar akan di riject karena diperusahaan ini menggunakan
sistem putus.
i. Setelah pengecekan selesai, pengiriman barang akan diberi faktur
penerimaan produk oleh pihak pelanggan.
2. Bauran pemasaran
Kegiatan utama pemasaran dalam hal memenuhi kepuasan pelanggan
adalah dengan memerhatikan bauran pemasaran 4P (product, price, place
dan promotion).
a. Produk
1) Variasi produk
Produk selada romaine yang dipasarkan oleh PT. Momenta
Agrikultura disebut sebagai produk hidro lettuce. Kemasan masing
masing selada romaine terdiri dari kemasan plastik 250 gram single
selada romaine, 250 gram mix, dan 250 gram yang tanpa akar atau
sesuai dengan pesanan pelanggan.
2) Kualitas produk
PT. Momenta Agrikultura memasarkan produk selada romaine
dengan kualitas sangat baik. Produk yang dijual teknik
pembudidayaannya tidak menggunakan pestisida kimia sehingga
sehat dan aman dikonsumsi.
Selain tanaman selada romaine tanpa menggunakan pestisida
kimia, poduk yang dipasarkan.
3) Design kemasan
Design kemasan plastik 250 gram ini memuat nama produk,
gambar produk, logo perusahaan, barcode, tag line produk pesticide
free, hidrophonically free, dan manfaat produk.
b. Harga
Harga merupan unsur bauran pemasaran yang dapat memberikan
pemasukan atau pendapatan kepada perusahaan, sedangkan bauran
pemasaranlainnya (produk, promosi dan distribusi) menyebabkan

45
timbulnya timbulnya biaya perusaahaan harus tepat dalam
menempatkan harga.
c. Promosi
PT. Momenta Agrikultura (Amazing farm) melakukan aktivitas
pemasaran yang bertujuan untuk menyebarkan informasi,
mempengaruhi dan meningkatkan pasar sasaran perusahaan produknya
agar bersedia menerima, membeli, dan loyal pada produk yang akan
ditawarkan perusahaan. Kegiatan promosi tersebut berupa iklan melalui
media sosial yaitu akun instagram dengan nama akun amazingfarms.
Selain itu dilakukan pada promosi pada website
http://amazingfarm.com. Kemudian selain iklan dimedia sosial juga
dengan mengadakan pameran di caffe atau supermarket atau
mengadakan event dengan menggunkan SPG dan sebagainya sebagai
penawaran langsung kepada konsumen dan penawaran potongan.
Di PT. Momenta Agrikutura ini sudah mulai menuju ke pertanian yang
menjamin mutu (GAP), syarat syarat dalam penerapan GAP sudah mulai namun
masih dalam proses pengembangan untuk lebih baik lagi.
Seperti persiapan lahan, karena PT. Momenta Agrikultura adalah pertanian
dengan sistem hidroponik jadi walaupun kondisi lahan miring namun penanaman
dalam grenhouse.
E. Analisa Usaha Tani
 Komoditi : Selada Romaine (Lactuca sativa var.
Maximus)
 Luas greenhouse : 3.136 m2
 Jumlah gable : 227 gable
 Panjang gully : 6 meter x 8 gully
 Jumlah populasi : 49.232 tanaman
49.232 + 5 penyulaman 5%
49.232 + 2.461 = 51.693 tanaman
 Pola semai harian : 51.693 : 26 = 1.998,2 benih
 Jumlah tray semai : 1.998,2 : 105 hole = 19 tray (dibulatkan)

46
1. Analisis biaya tetap
a) biaya penyusutan peralatan
Tabel 4. Biaya penyusutan alat

No. Item Jumlah satuan harga/unit Nilai Baru Nilai sisa JUE Penyusutan

1 pompa listrik 2 unit Rp 655.000 Rp 1.310.000 Rp 131.000 10 Rp 117.900


2 Gully 1816 unit Rp 260.000 Rp 472.160.000 Rp 47.216.000 10 Rp 42.494.400
3 torn 2000 l 2 unit Rp 3.600.000 Rp 7.200.000 Rp 720.000 15 Rp 432.000
4 torn 3000 l 2 unit Rp 4.500.000 Rp 9.000.000 Rp 900.000 15 Rp 540.000
5 drum nutrisi 100 l 2 unit Rp 165.000 Rp 330.000 Rp 33.000 10 Rp 29.700
6 talang air 45 batang Rp 65.000 Rp 2.925.000 Rp 292.500 10 Rp 263.250
7 Pipa Pvc ½ 60 batang Rp 22.500 Rp 1.350.000 Rp 135.000 15 Rp 81.000
8 Pipa Pvc 2 58 batang Rp 75.000 Rp 4.350.000 Rp 435.000 15 Rp 261.000
9 Pipa Pvc 4 23 batang Rp 103.000 Rp 2.369.000 Rp 236.900 15 Rp 142.140
10 Stand table 227 unit Rp 157.000 Rp 35.639.000 Rp 3.563.900 20 Rp 1.603.755
11 Selang air 1 roll Rp 459.000 Rp 459.000 Rp 45.900 5 Rp 82.620
12 DOP ½ 4 pcs Rp 2.500 Rp 10.000 Rp 1.000 10 Rp 900
13 DOP 4 4 pcs Rp 45.000 Rp 180.000 Rp 18.000 10 Rp 16.200
14 Ball vave ½ 227 pcs Rp 11.000 Rp 2.497.000 Rp 249.700 10 Rp 224.730
15 Netpot tanaman 1680 pcs Rp 400 Rp 672.000 Rp 67.200 10 Rp 60.480
16 tray semai 19 pcs Rp 15.000 Rp 285.000 Rp 28.500 5 Rp 51.300
17 tatakan benih 1 pcs Rp 15.000 Rp 15.000 Rp 1.500 10 Rp 1.350
18 Stepler 1 pcs Rp 15.600 Rp 15.600 Rp 1.560 2 Rp 7.020
19 gunting 1 pcs Rp 10.500 Rp 10.500 Rp 1.050 2 Rp 4.725

47
20 kontainer panen 25 pcs Rp 120.000 Rp 3.000.000 Rp 300.000 10 Rp 270.000
21 kontainer bibit 25 pcs Rp 80.000 Rp 2.000.000 Rp 200.000 10 Rp 180.000
22 EC meter 1 pcs Rp 210.000 Rp 210.000 Rp 21.000 5 Rp 37.800
23 pH meter 1 pcs Rp 210.000 Rp 210.000 Rp 21.000 5 Rp 37.800
24 Hydrometer 1 pcs Rp 35.000 Rp 35.000 Rp 3.500 5 Rp 6.300
25 Termometer 2 pcs Rp 25.000 Rp 50.000 Rp 5.000 5 Rp 9.000
26 Gelas ukur 5 l 1 pcs Rp 65.000 Rp 65.000 R 6.500 2 Rp 29.250
27 Gembor 1 pcs Rp 60.000 Rp 60.000 Rp 6.000 5 Rp 10.800
28 Pinset 1 pcs Rp 5.000 Rp 5.000 Rp 500 5 Rp 900
29 Kaos tangan 20 pasang Rp 1.500 Rp 30.000 Rp 3.000 1 Rp 27.000
30 Celemek 1 unit Rp 28.000 Rp 28.000 Rp 2.800 1 Rp 25.200
31 Timbangan 5 kg 1 unit Rp 1.440.000 Rp 1.440.000 Rp 144.000 3 Rp 432.000
32 Timbangan analitik 1 unit Rp 2.500.000 Rp .500.000 Rp 250.000 5 Rp 450.000
33 Karung 10 pcs Rp 1.000 Rp 10.000 Rp 1.000 1 Rp 9.000
34 yellow trap 50 lembar Rp 9.000 Rp 450.000 Rp 45.000 1 Rp 405.000
35 sarung tangan karet 50 pasang Rp 500 Rp 25.000 Rp 2.500 1 Rp 22.500
Total biaya penyusutan perbulan Rp 4.030.585
Total biaya penyusutan perhari Rp 1.612.234
Total biaya penyusustan per periode 49 hari Rp 987.082,04
Total penyusutan Rp 48.367.020

48
b) Biaya penyusutan greenhouse dan bangunan

Tabel 5. Biaya penyusutan Greenhouse dan Bangunan

No Item Jumlah Satuan Harga/unit Nilai Baru Nilai Sisa (JUE) Penyusutan
1 greenhouse 3136 m2 Rp 200.000 Rp 627.200.000 Rp 62.720.000 25 Rp 22.579.200
2 Bangunan 50 m2 Rp 250.000 Rp 12.500.000 Rp 1.250.000 25 Rp 450.000
Total Rp 23.029.200

c) Biaya sewa lahan


10.000.000 7
Sewa lahan = 3.136 m2 × 12 𝑏𝑢𝑙𝑎𝑛
10.000 𝑚2

= Rp. 1.829.333,-

d) Upah tenaga kerja


Biaya tenaga kerja bulan di Amazing farm adalah sebesar Rp. 1.500.000
𝑅𝑝. 1.500.000
= × 2 orang × 49 hari
30

= Rp. 4.900.000,-
Jumlah Biaya Tetap
= Penyusutan alat + Penyusutan gh dan bangunan + Sewa Lahan + Upah tenaga
kerja
= Rp. 48.367.020,- + Rp. 23.029.200,- + Rp. 1.829.333,- + Rp. 4.900.000,-
= Rp. 78.125.553,-

2. Analisis biaya variabel

a) Biaya bahan baku


Tabel 6. Biaya Bahan Baku

No Uraian Satuan jumlah harga jumlah harga/periode


1 Peatmoss Ball 11 Rp 280.000 Rp 3.080.000
2 Benih Pill 51.693 Rp 172 Rp 8.891.196
3 Pupuk meroke Set 2 Rp 957.000 Rp 1.914.000
4 Klorin Kg 0,5 Rp 32.000 Rp 16.000
5 Isi steples Bungkus 3 Rp 1.500 Rp 4.500
6 Kemasan Hydro 30x35 Pcs 600 Rp 610 Rp 366.000
7 Solatip Buah 3 Rp 6.600 Rp 19.800
8 Asam sitrat Kg 0,5 Rp 32.000 Rp 16.000
Total Rp 14.307.496

49
b) Biaya listrik
220 𝑤𝑎𝑡𝑡
Perhitungan pompa = 1000
= 2,2 kwh
= 2,2 kwh × 24 jam× 1.380 × 30 hari
= Rp. 2.185.920

c) Biaya administrasi
Tabel 7. Biaya administrasi

No. Uraian satuan jumlah harga jumlah harga/periode


1 Spidol unit 2 Rp 7.900 Rp 15.800
2 Pulpen unit 1 Rp 1.400 Rp 1.400
3 Buku unit 1 Rp 15.000 Rp 15.000
Total Rp 32.200

Total BiayaVariabel
= Bahan baku + Listrik + Administrasi
=Rp. 14.307.496,- + Rp. 2.185.920,- + Rp. 32.000,-
=Rp. 16.525.416

3. Biaya produksi
Biaya produksi merupakan biaya keseluruhan yang dikeluarkan untuk
memproduksi selada romaine dengan sistem NFT. Biaya produksi terdiri dari
biaya tetap dan biaya variabel dalam satu periode.
Total biaya (TC) = Biaya tetap (TF) + Biaya variabel (VC)
= Rp. 78.125.553,- + Rp. 16.525.416,-
= Rp. 94.650.969,-
4. Penerimaan
Penerimaan merupakan perkalian dai hasil produksi yang diperoleh
dengan harga jual selada romaine dengan sistem NFT dalam atau periode
dengan populasi 49.232 tanaman dengan harga jual Rp. 14.500/pack. 1 pack
selada romaine yaitu 3 tanaman atau 3 sayur yang dikemas dengan cara
dibouqet, sehingga penerimaan pada usaha tani selada romaine dalam satu
periode yaitu sebesar :
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑝𝑟𝑜𝑑𝑢𝑘𝑠𝑖
Jumlah yang dijual = 3
49.232
= 3

50
= 16.441 (sebelum perompesan)
= 15.000 (setelah perompesan dan sortir)
TR = Jumlah Produk x Harga/pack
= 15.000 x Rp. 14.500
= Rp. 217.500.000,-
5. Keuntungan
Keuntungan merupakan penerimaan yang dikurangi dengan biaya
produksi. Penerimaan yang diperoleh PT. Momenta Agrikultura (Amazing
farm) sebesar Rp. 217.500.000,- besarnya total biaya produksi yaitu sebesar
Rp. 94.650.969,-. Pendapatan yang diperoleh dalam satu periode yaitu :
Keuntungan = Penerimaan – Biaya produksi
= Rp. 217.500.000,- – Rp. 94.650.969,-
= Rp. 122.849.031,-/ siklus periode
6. Break Event Point (BEP)
𝑩𝒊𝒂𝒚𝒂 𝒕𝒆𝒕𝒂𝒑
BEP unit = 𝑩𝒊𝒂𝒚𝒂 𝒗𝒂𝒓𝒊𝒂𝒃𝒆𝒍
𝒉𝒂𝒓𝒈𝒂 𝒋𝒖𝒂𝒍 𝒑𝒆𝒓 𝒑𝒂𝒄𝒌 ×
𝒋𝒖𝒎𝒍𝒂𝒉 𝒑𝒓𝒐𝒅𝒖𝒌𝒔

Rp.78.125.553
= Rp.16.525.416,−
𝑹𝒑.𝟏𝟒.𝟓𝟎𝟎,− ×
𝟏𝟓.𝟎𝟎𝟎

= Rp 4.286,27
BEP untuk harga jual (Rp/Pack)
𝑩𝒊𝒂𝒚𝒂 𝒕𝒐𝒕𝒂𝒍 (𝑻𝑪)
BEP = 𝑱𝒖𝒎𝒍𝒂𝒉 𝒑𝒓𝒐𝒅𝒖𝒌𝒔𝒊
Rp.94.650.969,−
= 𝟏𝟓.𝟎𝟎𝟎 𝒑𝒂𝒄𝒌

= Rp 6.310,06
BEP dalam penerimaan (Rp)
𝑩𝒊𝒂𝒚𝒂 𝒕𝒆𝒕𝒂𝒑
BEP (Rp) = 𝑩𝒊𝒂𝒚𝒂 𝒗𝒂𝒓𝒊𝒂𝒃𝒆𝒍
𝟏−
𝒑𝒆𝒏𝒆𝒓𝒊𝒎𝒂𝒂𝒏

Rp.78.125.553
= Rp.16.525.416,−
𝟏−
Rp.217.500.000,−

= Rp 78.125.552,92

7. R/C Ratio
Kelayakan usaha merupakan perbandingan anatara penermaan dengan
total biaya. R/C menunjukan nilai 2,29. Nilai tersebut lebih besar dari 1

51
artinya usaha budidaya selada romaine dikatakan menguntungkan sehingga
layak untu dijalankan. Nilai R/C = 2,29 mempunyai arti bahwa dengan
mengeluaran total biaya Rp. 2 akan mampu menghasilkan penerimaan
sebesar Rp. 2,29. Dengan demikian usaha tani selada romaine dengan sistem
NFT layak diusahakan karena penerimaan yang diperoleh lebih besar dari
biaya yang dikeluarkan.
𝑃𝑒𝑛𝑒𝑟𝑖𝑚𝑎𝑎𝑛
R/C Ratio = 𝐵𝑖𝑎𝑦𝑎 𝑃𝑟𝑜𝑑𝑢𝑘𝑠𝑖
𝑅𝑝. 217.500.000
= 𝑅𝑝. 94.650.969,−

= 2,29
8. Payback period(PP)

Payback period adalah jumlah waktu dalam satuan tahun atau periode yang
ditentukan untuk mengembalikan modal.
PP = Penerimaan – Investasi
= 𝑅𝑝. 217.500.000 – Rp. 100.000.000,-

= Rp. 117.500.000,-

Sehingga biaya investasi yang dikeluarkan akan dapat dikembalikan pada


tahun pertama yaitu selama 1 tahun.

52
V. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan
Berikut beberapa hal yang dapat saya simpulkan dari pelaksanaan PKL I di
PT. Momenta Agrikultura (Amazing Farm) :
Tahapan budidaya selada romaine di PT. Momenta Agrikultra (Amazing
farm) antara lain mulai dari persiapan lahan, hingga pane sudah mulai menerapkan
teknologi yang mampu mendukung GAP. Kemudian sarana produksi yang
digunakan adalah produk luar negeri yang di import seperti media semai peatmoss
yang dikirim dari jerman dan bibit yang dikirim dari belanda pupuk AB Mix
meraoke yang dicarik sesuai dengan dosis perusahaan PT. Momenta Agrikultura
(Amazing farm). Selain itu untuk menunjang atau mendukung kegiatan yang ada di
PT. Momenta diperlukan komitmen tinggi dan quality control yang maksimal
dalam menjaga kepercayaan mitra usaha dan konsumen sekalipun, termasuk
menjaga kerjasama tim dalam satu usaha untuk menghindari penyimpangan kerja.
Dalam pengembangan produksi secara hidroponik, fokus dalam
memperhatikan faktor-faktor tumbuh tanaman menjadi titik utama dalam menjaga
kualitas dan kuantitas produk yang baik.
Permintaan pasar yang stabil menjadi indikator yang membuktikan bahwa
PT. Momenta Agrikultura telah berhasil menjaga kualitas produknya dan
komitmennya sebagai produsen tanaman hidroponik yang profesional.
Penentuan varietas, jenis media tanam, jumlah produksi hingga pada
perlakuan yang diberikan menjadi sangat penting dalam mempertahankan produksi
tanaman selada romaine.
B. Saran
Tanpa sedikitpun mengurangi rasa hormat, adapun beberapa saran yang ingin
saya sampaikan setelah mengikuti atau di lakukannya kegiatan PKL I di PT.
Momenta Agrikultura (Amazing farm) adalah sebagai berikut :
1. Kepada pihak internal kampus, dalam pelaksaan PKL I kedepannya dapat lebih
awal dalam pemaparan dan penyampaian teknis kegiatan PKL I terkait dengan
bukti hasil akhir yang ingin dicapai dan metode pelaksanaan pengujian demi

53
persiapan yang lebih matang. Hal ini juga bertujuan untuk penerimaan kegiatan
PKL I kedepannya dengan dunia usaha yang lebih baik lagi.
2. Perlu adanya penerapan daripada sistem manajemen produksi tanaman melalui
budidaya hidroponik sistem NFT yang dipelajari selama PKL I di lingkup
kampus Polbangtan Bogor sendiri bila memungkinkan.

54
DAFTAR PUSTAKA

Pamungkas, Budhi C. 2019. Manajemen ProduksiSelada Romaine. Tugas Akhir.


Fakultas Pertanian. Universitas Jendral Soedirman
Anggraeni, Nindya. 2018. Budidaya dan Pasca panen sayuran selada Romaine.
Laporan PKL. Fakultas Pertanian. Universitas Jendral Soedirman.
Faqih, Achamd. Manajemen Agribisnis. Jalan Elang 3 No 3, drono,
Sardonoharho, Ngaglik, Sleman, Jalan kaliurang Km 9,3 Yogjakarta. Dee
Publish.https://books.google.co.id/books?hl=en&lr=&id=Gds5DAAAQBAJ
&oi=fnd&pg=PA7&dq=jurnal+pengertian+agribisnis&ots=iah-
jJUZy3&sig=2BCuBHIefqjsnG3mRk4kMnWc2nM&redir_esc=y#v=onepa
ge&q&f=false
Kurniawan, Eka. 2016. Budidaya Selada Romainr Keriting Fakultas Pertanian,
Universitas Djuanda Bogor.
https://www.slideshare.net/EkalKurniawan/budidaya-tanaman-kale-
brasicca-oleraceae-var-acehala Diakses, 29-05-2019 11:00 WIB.
Handy Ramadhan, 1114071020 (2015) Rancang Bangun Sistem Hidroponik
Pasang Surut Untuk Tanaman Baby Kailan (Brassica Oleraceae) Dengan
Media Tanam Cocopeat. Fakultas Pertanian, Universitas Lampung.
http://digilib.unila.ac.id/15535/14/BAB%20II.pdf. Diakses, 28-05-2019
13:45.
Jurnal http://eprints.ums.ac.id/42920/3/BAB%20I.pdf
Arifin, R. 2016. Bisnis Hidroponik Ala Roni Kebun Sayur. Jakarta: Agro Media
Pustaka.
Grubben, G. J. H. and S. Sukprakarn. 1994. Lactuca sativa L., p. 186-190. In J. S.
Siemonsma and K. Piluek (Eds.). Plant Resourches of South-East Asia No
8 Vegetables. PROSEA. Bogor, Indonesia.
Hartus, T. 2008. Berkebun Hidroponik Secara Murah. Edisi IX. Jakarta: Penerbit
Penebar Swadaya.
Haryanto, E. 2003. Sawi dan Selada Edisi Revisi. Depok: Penebar Swadaya.
Jones, J. B. 2005. Hydroponics: A Practical Guide for The Soilless Grower.
Second Edition. CRC Press. USA. 423 p.
Keating, K., C. Cassady, D. Spalding. 2011. Romaine Lettuce. College of
Agriculture, Food and Environment. University of Kentucky, Lexington.

55
Lakitan, B. 2004. Dasar-Dasar Fisiologi Tumbuhan. Jakarta: Raja Grafindo
Persada.
Lingga, P. 2009. Hidroponik: Bercocok Tanam Tanpa Tanah. Niaga Swadaya.
Jakarta.
Suhardiyanto, H. 2011. Teknologi Hidroponik Untuk Budidaya Tanaman.
Retrieved from
http://repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/8405/4_teknologi_hi
droponik_utk_budidya_tanaman_hery-suhar.pdf. [06/09/2017]
Wibowo, S. dan A. Asriyanti. 2013. Aplikasi Hidroponik NFT pada
budidayapakcoy (Brassica rapa chinensis). Jurnal Penelitian Pertanian
Terapan 13 (3) : 159-167

56

Anda mungkin juga menyukai