Kelompok 4
Disusun oleh:
Muhammad Rifa’i (522020040)
Albert Emillio Haiko Pranada Christy (512018064)
Danu Kristian (522020003)
Yoseph Pignatelly Tani Parera (522020009)
Excel Dionisiyus Yoktan (522020047)
1.2 Tujuan
1. Menganalisis penerapan GAP pada budidaya tanaman cabai berdasarkan
ruang lingkupnya.
2. Mengetahui manfaat penerapan GAP bagi petani.
3. Mengetahui kendala penerapan GAP pada budidaya tanaman cabai oleh
petani di Sidomukti Kopeng.
BAB 2. HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1 Kesimpulan
1. Penerapan GAP pada budidaya tanaman cabai berdasarkan ruang
lingkupnya meliputi faktor lingkungan, faktor input/masukan, faktor
penanaman dan pemeliharaan, faktor pemanenan dan transportasi, faktor
fasilitas, dan faktor pendukung.
2. Bagi petani akan memperoleh manfaat jika menerapkan GAP secara terpadu
dan berkelanjutan. Manfaat yang diperoleh petani meliputi peningkatan
efektifitas pelaksanaan budidaya, efisiensi input yang digunakan, menjaga
mutu dan kuantitas hasil yang diperoleh.
3. Kendala yang dihadapi petani dalam penerapan GAP dalam budidaya
tanaman cabai adalah kurangnya pengetahuan petani tentang penerapan
GAP, dana atau modal yang dibutuhkan, dan membuat petani lebih rumit
dalam bekerja.
3.2 Saran
Sebaiknya pelatihan tentang budidaya cabai yang benar dan pengenalan
GAP pada budidaya tanaman cabai kepada petani di Dusun Sidomukti Desa
Kopeng harus dilakukan lebih sering dan secara kontinyu. Agar pengetahuan dan
keterampilan petani di Dusun Sidomukti Desa Kopeng mengenai penerapan GAP
pada budidaya tanaman cabai juga meningkat dan bertambah. Selain itu petani
harus diberikan pelatihan untuk menangani hasil panen sehingga petani dapat
menjual cabainya dalam bentuk yang sudah diolah dan dapat meminimalisir
terjadinya kontaminan.
DAFTAR PUSTAKA
Harpenas. 2010. Budidaya cabai unggul. Jakarta: Penebar Swadaya.
Agustina, S., Pudji & W., Hexa, A.H. (2014). Analisis Fenetik Kultivar Cabai Besar
Capsicum annum L dan Cabai Kecil Capsicum Frustescens L. Jurnal Biologi
1(1) : halaman 117-125.
Direktorat Budidaya Tanaman Sayuran dan Biofarmaka. 2010. Standar
Operasional Prosedur Tanaman Cabai. Jakarta : Kementerian Pertanian.74
hal.
Departemen Pertanian Republik Indonesia [Deptan]. (2005). Budidaya Cabe Merah
Sesuai GAP. Jakarta: Departemen Pertanian.
Harpenas. 2010. Budidaya cabai unggul. Jakarta: Penebar Swadaya.
Hidayat, I., & Supartoko, B. (2018). Agribisnis tanaman obat dan penerapan good
agricultural practice di PT. Sido Muncul. Prosiding SEMNASTAN. 22-29.
Poerwanto, R. 2013. Panduan Budidaya yang Baik (Good Agricultural Practice)
Pada Komoditas Hortikultura. Bahan Ajar. Institut Pertanian Bogor.
Wulandari, E., & Carsono, N. (2012). Peningkatan kapasitas manajerial kelompok
tani melalui pelatihan dan pendampingan pencatatan Good Agricultural
Practices (GAP) di Desa Tambakan dan Jalan Cagak Kecamatan Jalan Cagak
Kabupaten Subang. Dharmakarya: Jurnal Aplikasi Ipteks Untuk Masyarakat.
1(2): 100-108.
Dokumentasi
Bapak Sarman