Anda di halaman 1dari 6

NAMA : Dani Ristiana

NIM : 522020002

Prodi : Agribisnis

Latihan 1

Permasalahan yang terjadi di sektor perkebunan sawit


1. Apa dampak kelapa sawit bagi penduduk Indonesia?

Kelapa sawit merupakan penggerak utama ekonomi Indonesia dan telah


menghadirkan kesejahteraan besar ke daerah pedesaan di Indonesia, mengentaskan jutaan
orang dari kemiskinan. Keberadaan perkebunan kelapa sawit telah memberikan lapangan
kerja dan infrastruktur pedesaan yang stabil, sedangkan susunan industri Indonesia –
dengan 40% perkebunan dikelola oleh petani swadaya menjadi sebuah sumber mata
pencaharian yang penting.

Meskipun demikian, ada dampak negatif dari pembangunan perkebunan kelapa


sawit seperti sengketa lahan atau perlakuan buruk pada pekerja kebun. Permasalahan
semacam itulah yang menuntun kami untuk melaksanakan Kebijakan Sosial dan
Lingkungan GAR yang mengatur cara rantai pasokan kami beroperasi. Kebijakan
tersebut juga mendorong kami untuk melaksanakan program kerjasama khusus, seperti
kemitraan kami dengan Wilmar dan BSI untuk mengembangkan praktik-prakti
ketenagakerjaan yang lebih baik di sektor ini.

2. Mengapa kekhawatiran tentang perluasan lahan sekarang lebih tinggi?

Ini sebagian besar disebabkan oleh dampak pertumbuhan populasi dan kebutuhan
akan lahan pertanian yang lebih luas, sehingga saat ini ada lebih banyak orang yang
membutuhkan makanan daripada sebelumnya.
Sekarang ada empat kali lipat jumlah penduduk yang hidup daripada kurang dari seabad
lalu. Pada tahun 2100, kita harus menyediakan makanan yang cukup bagi 11,2 miliar
orang dengan luas tanah yang sama untuk menyediakan makanan bagi 1,6 miliar orang
pada 1900. Ini menjadi ancaman bagi lahan pertanian di seluruh dunia, juga bagi kami,
karena harus menanam tumbuhan penghasil makanan di atas lahan yang semakin
berkurang.

3. Siapa yang terlibat di dalam peristiwa itu?

GAR/Sinar Mas Agribusiness and Food.

4. Kapan peristiwa itu terjadi?

2 april 2017.

5. Di mana bisa menemukan informasi lebih lengkap tentang kelapa sawit?

Untuk informasi selengkapnya tentang GAR, kunjungi: www.goldenagri.com.sg

Untuk informasi selengkapnya tentang industri kelapa sawit yang lebih luas, kunjungi
Roundtable on Sustainable Palm Oil (RSPO): www.rspo.org

Atau mengenai perspektif dari tiga organisasi yang mengampanyekannya:

WWF

ZSL

Rainforest Alliance.

6. Bagaimana cara terbaik mendukung kelapa sawit yang berkelanjutan?

Kelapa sawit yang berkelanjutan kini tersedia dan siap digunakan. Harganya
memang sedikit lebih mahal, namun hasilnya juga lebih banyak. Beberapa produsen
mendukung kelapa sawit yang berkelanjutan, dan memberikan upah pada petani dengan
layak, namun masih banyak yang belum melakukannya. Konsumen berperan penting
dalam mendorong produsen yang memproduksi produk-produk favorit mereka untuk
menggunakan kelapa sawit yang berkelanjutan.
Latihan 2

KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN

REPUBLIK INDONESIA

SIARAN PERS

HM.4.6/82/SET.M.EKON.3/04/2021

Industri Kelapa Sawit Indonesia: Menjaga Keseimbangan Aspek Sosial, Ekonomi, dan
Lingkungan

Jakarta, 22 April 2021

Kelapa sawit merupakan salah satu komoditas perkebunan yang memiliki peran
strategis dalam pembangunan ekonomi Indonesia. Sebagai penghasil kelapa sawit terbesar
di dunia, industri kelapa sawit telah menyediakan lapangan pekerjaan sebesar 16 juta
tenaga kerja baik secara langsung maupun tidak langsung.

Produksi minyak sawit dan inti sawit pada tahun 2018 tercatat sebesar 48,68 juta ton,
yang terdiri dari 40,57 juta ton crude palm oil (CPO) dan 8,11 juta ton palm kernel oil
(PKO). Jumlah produksi tersebut berasal dari Perkebunan Rakyat sebesar 16,8 juta ton
(35%), Perkebunan Besar Negara sebesar 2,49 juta ton (5%,) dan Perkebunan Besar Swasta
sebesar 29,39 juta ton (60%).

“Kekayaan dan kejayaan perkebunan nusantara telah terkenal semenjak dahulu dan
mempunyai sejarah panjang dalam perjalanan bangsa Indonesia. Kemewahan rempah-
rempah dan hasil kebun kita menjadi primadona pada abad ke-18 dan menjadi incaran
bangsa-bangsa lain,” ujar Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto
membuka acara kegiatan webinar “Menuju Perkebunan Indonesia Berkelanjutan” yang
diselenggarakan oleh PT Riset Perkebunan Nusantara dengan mengambil tema “Pekebun
Sawit Rakyat Berkelanjutan : Terhenti atau Regenerasi”, Kamis (22/4) di Jakarta.

Komoditas perkebunan merupakan andalan bagi pendapatan nasional dan devisa


negara, dimana total ekspor perkebunan pada tahun 2018 mencapai 28,1 miliar dolar atau
setara dengan 393,4 Triliun rupiah. Kontribusi sub sektor perkebunan terhadap
perekonomian nasional diharapkan semakin meningkat memperkokoh pembangunan
perkebunan secara menyeluruh.

Industri kelapa sawit di Indonesia dibangun dengan pendekatan yang


memprioritaskan keseimbangan antara aspek sosial, ekonomi dan lingkungan. Hal ini
sejalan dengan komitmen Pemerintah Indonesia dalam melaksanakan pembangunan
berkelanjutan, yang telah diatur secara khusus dalam Rencana Pembangunan Jangka
Menengah Nasional (RPJMN) 2020-2024.

Dalam RPJMN 2020-2024, pembangunan berkelanjutan telah ditetapkan sebagai


salah satu aspek pengarusutamaan, yang bertujuan untuk memberikan akses pembangunan
yang adil dan inklusif, serta menjaga lingkungan hidup, sehingga mampu menjaga
peningkatan kualitas kehidupan dari satu generasi ke generasi berikutnya. Melalui
pendekatan tersebut, Pemerintah Indonesia yakin bahwa pembangunan kelapa sawit
berkelanjutan berkontribusi signifikan terhadap pencapaian Sustainable Development
Goals (SDGs).

Menko Airlangga Hartarto juga menyampaikan bahwa sesuai dengan arahan dari
Bapak Presiden Joko Widodo dalam upaya mengakselerasi pembangunan kelapa sawit
berkelanjutan, telah diterbitkan Peraturan Presiden (Perpres) No. 44 Tahun 2020 tentang
Sistem Sertifikasi Perkebunan Kelapa Sawit Berkelanjutan Indonesia, yang biasa dikenal
dengan Indonesian Sustainable Palm Oil atau ISPO.

Peraturan ini mewajibkan seluruh tipe usaha kelapa sawit yaitu Perkebunan Besar
Negara, Perkebunan Besar Swasta dan Perkebunan Rakyat Indonesia untuk mendapatkan
sertifikasi ISPO, sebagai jaminan bahwa praktik produksi yang dilakukan telah mengikuti
prinsip dan kaidah keberlanjutan.
Pemerintah tetap berkomitmen untuk melakukan peremajaan atau replanting
sebanyak 180 ribu hektar kebun kelapa sawit milik pekebun pada tahun 2021 ini. Hal ini
ditujukan untuk meningkatkan produktivitas perkebunan kelapa sawit khususnya ditingkat
pekebun rakyat.

“Kerja sama dan kolaborasi dalam pembangunan kelapa sawit berkelanjutan antar
seluruh cakupan industri kelapa sawit, mulai dari perkebunan hingga pemanfaatan produk
kelapa sawit dan turunannya di berbagai sektor industri, merupakan sebuah keniscayaan.
Diperlukan dukungan dari seluruh pemangku kepentingan, termasuk stakeholder yang
mengikuti webinar pada kesempatan ini. Semoga perkebunan di Indonesia semakin
berkelanjutan,” tutup Menko Airlangga.

Latihan 4

Symptoms

Ini sebagian besar disebabkan oleh dampak pertumbuhan populasi dan kebutuhan
akan lahan pertanian yang lebih luas, sehingga saat ini ada lebih banyak orang yang
membutuhkan makanan daripada sebelumnya. Ada dampak negatif dari pembangunan
perkebunan kelapa sawit seperti sengketa lahan atau perlakuan buruk pada pekerja kebun.

Problem

Sekarang ada empat kali lipat jumlah penduduk yang hidup daripada kurang dari
seabad lalu. Pada tahun 2100, kita harus menyediakan makanan yang cukup bagi 11,2
miliar orang dengan luas tanah yang sama untuk menyediakan makanan bagi 1,6 miliar
orang pada 1900.

Cause

Ini menjadi ancaman bagi lahan pertanian di seluruh dunia, juga bagi kami,
karena harus menanam tumbuhan penghasil makanan di atas lahan yang semakin
berkurang.

Anda mungkin juga menyukai