Anda di halaman 1dari 28

JURNAL MASEPI, Vol.1, No.1, April.

2016

PERAN KOPERASI DALAM MANAJEMEN KEBUN ANGGOTA PADA POLA


KEMITRAAN KKPA KUD

Lilis Sofiana1, Purwadi2, Tri Endar Suswatiningsih2


1
Mahasiswa fakultas Pertanian INSTIPER
2
Dosen Fakultas Pertanian INSTIPER

ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peran koperasi dalam manajemen kebun anggota,
mengetahui apakah koperasi telah menyampaikan sosialisasi dengan jelas sehingga calon petani
anggota paham dengan program kemitraan yang sedang dijalankan, mengetahui hak dan kemudahan
apasaja yang diberikan kepada petani anggota serta mendeskripsikan tanggapan / sikap petani
anggota plasma kelapa sawit terhadap peran koperasi. Metode yang digunakan dalam penelitian ini
adalah metode analisis deskriptif dan metode pengumpulan data dengan cara observasi, wawancara
/ kuesioner, dan pencatatan. Metode pengambilan sampel dengan cara purposive sampling
berdasarkan status keanggotaan petani anggota KUD Langgeng Giri Sako yang sudah selama dua
tahun menjadi anggota dan tinggal di desa Giri Sako sebanyak 30 responden. KUD Langgeng Giri
Sako sangat berperan dalam manajemen kebun anggota. Sebelum melakukan pembangunan kebun
kelapa sawit pola KKPA yang bermitra dengan PT. CRS, perlunya diadakan sosialisasi kepada
masyarakat calon petani anggota untuk kepentingan bersama. Dalam perannya, KUD Langgeng
Giri Sako menyediakan pelayanan kepada petani anggota seperti perkreditan / penyediaan modal,
saprodi, transportasi TBS, penjualan TBS, penyuluhan dan pelatihan serta membentuk kelompok
tani untuk petani anggota sekaligus pengawas. Petani anggota berhak mendapatkan pelayanan yang
baik dan bersifat terbuka dari KUD Langgeng Giri Sako dan mendapatkan kemudahan dalam
memperoleh informasi dan pelayanan yang ada. Dengan adanya KUD Langgeng Giri Sako, petani
anggota merasa puas terhadap peran KUD Langgeng Giri Sako yang dirasakan sangat bermanfaat
bagi kehidupan mereka.

Kata kunci : Kemitraan, Peran KUD, Petani Anggota.

PENDAHULUAN kemiskinan di Indonesia. Hal ini dikarenakan


Kelapa sawit (Elaeis guineensis jacq) industri kelapa sawit merupakan sumber daya
pertama kali diperkenalkan di Indonesia oleh alam yang dapat diperbaharui, berupa lahan
pemerintah Kolonial Belanda pada tahun yang subur, tenaga kerja yang produktif, dan
1848. Kelapa sawit mulai diusahakan dan sinar matahari yang melimpah sepanjang
dibudidayakan secara komersial pada tahun tahun dengan curah hujan yang cukup dan
1911. Perintis usaha perkebunan kelapa sawit hampir merata. Hal itulah yang menjadi
di Indonesia adalah Adrian Hallet, seorang keunggulan kompetitif Indonesia bila
Belgia yang telah belajar banyak tentang dibandingkan dengan negara lain. Kelapa
kelapa sawit di Afrika. Budidaya yang sawit merupakan tanaman yang paling
dilakukan diikuti oleh K. Schadt yang produktif dengan produksi minyak per hektar
menandai lahirnya perkebunan kelapa sawit di yang paling tinggi dari seluruh tanaman
Indonesia. Sejak saat itu perkebunan kelapa penghasil minyak nabati lainnya (Pahan,
sawit di Indonesia berkembang (Pahan,2006). 2008).
Indonesia merupakan produsen kelapa Agribisnis kelapa sawit mempunyai
sawit terbesar di dunia. Sangat dipahami peranan yang sangat besar dalam
bahwa pembangunan agribisnis kelapa sawit perekonomian Indonesia melalui peningkatan
merupakan industri yang diyakini bisa nilai tambah, ekspor, pengurangan
membantu pemerintah untuk mengetaskan kemiskinaan, dan penciptaan lapangan kerja
JURNAL MASEPI, Vol.1, No.1, April. 2016

baru. Dari sisi makro sektor perkebunan perkebunan sawit 2015 akan bertambah
masih menjadi parameter penyerapan tenaga menjadi 10.721.436 hektar dengan rincian
kerja, investasi pembangunan, nilai ekspor perkebunan rakyat 4.810.271 hektar, swasta
komoditi, surplus neraca perdagangan, dan 5.207.071 hektar dan BUMN 704.094 hektar
pendapatan para petani. Minyak kelapa sawit (Anonim,2014).
(MKS) merupakan komoditas yang Permintaan minyak kelapa sawit dunia
mempunyai nilai strategis karena merupakan mengalami peningkatan setiap tahun terutama
bahan baku utama pembuatan minyak makan. dari India dan Cina. Peningkatan permintaan
Permintaan akan minyak makan di dalam dan ini sejalan dengan peningkatan jumlah
luar negeri yang kuat merupakan indikasi penduduk dan pendapatan perkapita
pentingnya peranan komoditas kelapa sawit penduduk dunia. Hal ini harus diikuti dengan
dalam perekonomian bangsa (Pahan, 2008). peningkatan produksi minyak kelapa sawit.
Pengembangan usaha perkebunan kelapa Saat ini pengusaha kelapa sawit mengalami
sawit dikenal dengan tiga bentuk utama usaha kesulitan dalam memperluas lahan, akibat
perkebunan, yaitu Perkebunan Rakyat (PR), pemberlakuan moratorium izin perkebunan
Perkebunan Besar Swasta (PBS) dan baru dalam Instruksi Presiden (Inpres) Nomor
Perkebunan Besar Negara (PBN) 10 tahun 2011 tentang penundaan pemberian
(Mangoensoekarjo dan Haryono, 2003). izin baru dan penyempurnaan tata kelola
Pembangunan kelapa sawit baik yang hutan alam primer dan lahan gambut yang
dilakukan oleh perkebunan besar maupun berakhir pada 20 Mei 2013 dan telah
oleh perkebunan rakyat telah berkembang diperpanjang selama dua tahun ke depan.
dengan sangat pesat. Awal tahun 1968, areal Akibatnya peningkatan produksi sulit
kelapa sawit yang semula hanya terbatas di dilakukan melalui perluasan lahan. Usaha
tiga wilayah (Sumatera Utara, Aceh dan yang dapat dilakukan untuk meningkatkan
Lampung) saat ini sudah berkembang di 22 produksi minyak kelapa sawit Indonesia
daerah Propinsi. Luas areal tahun 1968 seluas adalah dengan peningkatan produktivitas
105.808 ha dengan produksi 167.669 ton, kebun, terutama milik petani. Kebun sawit
pada tahun 2010 telah meningkat menjadi milik petani saat ini hanya menghasilkan
8,992 juta hektar dengan produksi sekitar Tandan Buah Segar (TBS) kira-kira 14 ton ̵ ˡ
23,096 juta ton minyak sawit (Anonim, hektar sedangkan kebun milik Perusahaan
2012). Besar Swasta (PBS) bisa mencapai 36 ton ̵ ˡ
Perkembangan pengusahaan perkebunan hektar (Anonim, 2012).
kelapa sawit, telah terjadi perubahan secara Perbedaan produktivitas ini disebabkan
mendasar dalam pola pengusahaanya dan dualisme sistem ekonomi pertanian Indonesia
menjadikan komoditas kelapa sawit sebagai seperti yang diungkapkan oleh Boeke.
bagian dari komoditas perkebunan rakyat. Perusahaan kelapa sawit sudah menerapkan
Kalau pada awalnya perkebunan kelapa sawit sistem pertanian modern dalam menjalankan
hanya dilakukan oleh perkebunan besar, maka usahataninya sedangkan petani masih tetap
saat ini terdapat areal kelapa sawit rakyat menggunakan sistem pertanian tradisional
seluas 38 % dari total areal kelapa sawit (Mubyarto, 1987). Salah satu usaha yang
(Anonim, 2012). dilakukan pemerintah untuk meningkatkan
Perkembangan perkebunan kelapa sawit produksi TBS petani adalah dengan
Indonesia mengalami peningkatan, tercatat melaksanakan program Perusahaan Inti
tahun 2013 luasnya mencapai 10.010.824 Rakyat Perkebunan (PIR-BUN). Perusahaan
hektar. Total luas perkebunan sawit pada Inti Rakyat Perkebunan (PIR-BUN) adalah
2014 seluas 10.210.892 hektar atau pengembangan perkebunan dengan
mengalami peningkatan. Dari luas 10.210.892 menggunakan Perkebunan Besar sebagai inti
hektar, perkebunan rakyat mengelola dan membimbing Perkebunan Rakyat
4.454.892 hektar, swasta 5.055.409 hektar, sekitarnya sebagai plasma, dalam suatu sistem
dan BUMN 700.591 hektar. Diperkirakan luas
JURNAL MASEPI, Vol.1, No.1, April. 2016

kerjasama yang saling menguntungkan, utuh Produksi TBS petani plasma diharapkan
dan berkesinambungan (Anonim, 2012) dapat menyamai produksi TBS kebun
Perkebunan kelapa sawit rakyat saat ini, perusahaan dan lebih tinggi dari petani non
terdapat dua kolompok petani kelapa sawit, plasma melalui pola kemitraan. Hal ini
yaitu petani plasma dan non plasma. Menurut didasarkan bahwa sistem penggelolaan kebun
Marcus Colchester dan Norman Jiwan (2010) petani plasma sudah menerapkan sistem
Petani plasma adalah petani pola Perkebunan penggelolaan kebun inti perusahaan yang
Inti Rakyat (PIR) dimana petani peserta sangat memperhatikan faktor-faktor
memperoleh kepemilikan lahan masing- pendukung produksi kebun. Faktor-faktor
masing 2 Ha/KK yang berupa hak milik tersebut adalah faktor alam (tanah), modal,
secara penuh dan berdaulat, yang terintegrasi tenaga kerja, dan manajemen. Modal yang
dalam satu kesatuan usaha berskala ekonomi dimaksud adalah termasuk biaya untuk
sebagai plasma dengan perusahaan pembelian pupuk, pestisida, dan bibit.
perkebunan besar sebagai inti. Petani non Mubyarto (1987) dan Soekartawi (1990)
plasma (independen) kebebasan untuk menyebutkan bahwa faktor yang
memilih bagaimana menggunakan lahannya, mempengaruhi produksi dibedakan menjadi
tumbuhan mana yang ditanam dan bagaimana dua kelompok yakni : (1) faktor biologi
mengelolanya, mengatur sendiri, mengelola seperti lahan pertanian dengan macam dan
sendiri, dan mendanai sendiri, dan tidak tingkat kesuburannya, varietas bibit, jenis
secara kontrak terikat dengan pabrik manapun pupuk, obat-obatan, gulma dan sebagainya,
atau asosiasi manapun. (2) faktor-faktor sosial ekonomi, seperti biaya
Koperasi Unit Desa (KUD) merupakan produksi, harga, biaya tenaga kerja, tingkat
salah satu pilar perekonomian yang berperan pendidikan, tingkat pendapatan, tersedianya
penting dalam pembangunan perekonomian kelembagaan kredit dan ketidakpastian.
nasional. Program-program pemerintah untuk Pola kemitraan yang dijalankan berupa
membangun masyarakat pedesaan, seperti PIR-KKPA (Perusahaan Inti Rakyat-Kredit
distribusi pupuk, benih, dan perawatan. Koperasi Primer Anggota), dimana
Koperasi Unit Desa mempunyai peran penting pengelolaan kebun dilakukan secara bersama-
bagi masyarakat dan KUD, seperti penyaluran sama oleh para petani peserta koperasi primer
sarana produksi, pengadaan pangan, dan tersebut. Konsep dalam kemitraan ini yaitu
program pengembangan ekonomi masyarakat saling membutuhkan dan menguntungkan
pedesaan, memperkuat peran KUD dalam secara berkesinambungan. Masyarakat yang
program ketahanan pangan dengan sistem mengelola kebunnya (petani plasma)
pembinaan organisasi yang mengarah pada memperoleh pendapatan untuk meningkatkan
keswadayaan masyarakat dan anggota KUD, kesejahteraan rumah tangganya. Sedangkan
mengintegrasikan kelompok tani dan perusahaan dapat memenuhi kebutuhan bahan
gabungan kelompok tani sebagai salah satu baku untuk diolah dan dikomersialisasikan
organ dalam struktur KUD, peningkatan agar memperoleh profit. Tingkat
kualitas sumber daya manusia dalam kesejahteraan keluarga petani secara ekonomi
manajemen KUD melalui pendidikan belum tentu dapat mengindikasikan tingkat
perkoperasian dan pelatihan (Fani, 2011). kesejahteraan yang sesesungguhnya.
Menurut UU No.17 tahun 2012, Kesejahteraan pada hakekatnya terdiri dari
Koperasi adalah badan hukum yang didirikan dua dimensi yaitu kesejahteraan secara
oleh seorang perseorangan atau badan hukum ekonomi dan secara sosial. Dengan mengacu
koperasi, untuk dengan pemisahan kekayaan pada definisi kesejahteraan tersebut dan
para anggotanya sebagai modal menjalankan manusia sebagai mahluk sosial maka
usaha, yang memenuhi aspirasi dan pemerintah dalam hal ini BKKBN (Badan
kebutuhan bersama di bidang ekonomi, sosial Koordinasi Keluarga Berencana Nasional)
dan budaya sesuai dengan nilai prinsip memberikan tahapan-tahapan kesejahteraan
koperasi (Pralita P, 2013). untuk mengukur tingkat kesejahteraan secara
JURNAL MASEPI, Vol.1, No.1, April. 2016

sosial dan ekonomi yang sangat deskriptif dan sumber tanaman pokok, yaitu hasil produksi
mudah dipahami (Anonim, 2012). kelapa sawit itu sendiri. Untuk memperoleh
Pengembangan kelapa sawit rakyat ini pendapatan yang tinggi belum berjalan atau
merupakan salah satu tujuan pemerintah belum berkembang suatu perkebunan petani
karena di samping untuk menghasilkan devisa plasma tanpa adanya peran lembaga ekonomi
negara atau pendapatan negara juga koperasi unit desa (KUD), karena penjualan
memperluas kesempatan kerja dan sekaligus produksi setiap kebun petani sebesar 30 %
juga untuk meningkatkan kesejahteraan digunakan untuk angsuran kredit, biaya
rakyat. Kelapa sawit di Indonesia dewasa ini perawatan, biaya produksi, dan biaya
merupakan komoditas primadona, luasnya perawatan akses sekitar 20 % sedangkan
terus berkembang dan tidak hanya merupakan sisanya sebesar 50 % merupakan bagian dari
monopoli perkebunan besar negara atau petani plasma kelapa sawit, maka dengan
perkebunan besar swasta. Saat ini perkebunan adanya peran koperasi unit desa sangat
rakyat sudah berkembang dengan pesat membantu petani plasma kelapa sawit untuk
(Sugito, 1992). mengembangkan hasil usahataninya (Sugito,
Tingkat pendapatan dan tingkat 1992).
keuntungan yang tinggi pada usaha kelapa KUD merupakan organisasi ekonomi
sawit dapat diperoleh dengan memperhatikan yang berwatak sosial yang diselengarakan
bagaimana meningkatkan produksi dan oleh masyarakat dan untuk masyarakat itu
kualitas buah yang tinggi. Untuk itu sendiri yang berguna untuk meningkatkan
diperlukan pengadaan modal bagi petani penghasilan dan kesejahteraan anggotanya
untuk membuka lahan dan pembelian bibit dan masyarakat pada umumnya. Tugas-tugas
unggul kelapa sawit yang bermutu tinggi agar KUD sebagai berikut : (1) Penyediaan, (2)
hasilnya bagus dan pertumbuhannya Intensif produksi pada petani, (3) Pemasaran,
sempurna. Dalam pembangunan kelapa sawit (4) Pendidikan. Keanggotaan KUD adalah
perlu juga diperhatikan ketersediaan tenaga masyarakat pedesaan yang bertempat tinggal
kerja, tanpa adanya tenaga kerja maka di desa yang bersangkutan pada umumnya
perkebunan kelapa sawit tidak akan berjalan adalah kepala keluarga dan KUD bermaksud
baik, tenaga kerja dari keluarga petani sendiri dapat menumbuhkan swadaya serta
maupun dari luar (Soetrisno L, 1991). meningkatkan potensi pedesaan yang berdaya
Modal untuk mengembangkan usaha guna dan berhasil guna (Sugito, 1992).
perkebunan kelapa sawit rakyat harus Koperasi sebagai jembatan antara petani
dipersiapkan sejak dini dan bersifat jangka plasma dan perusahaan dapat mempermudah
panjang karena menjalankan usaha dalam penyaluran sarana dan prasana
perkebunan kelapa sawit membutuhkan waktu khususnya dalam usaha petani plasma kelapa
relatif lama dan kondisi ekonomi yang baik. sawit (Pahan, 2006). Perkebunan kelapa
Modal digunakan untuk meningkatkan Sawit bertujuan untuk menghilangkan
produktivitas kelapa sawit jadi tidak hanya kemiskinan dan keterbelakangan khususnya
keperluan penyediaan lahan, biaya dan tenaga di daerah pedesaan, di samping itu juga
kerja, tetapi juga dalam meningkatkan memperhatikan pemerataan perekonomian
pengetahuan petani melalui penyuluhan agar antar golongan dan antar wilayah.
suatu usaha perkebunan kelapa sawit rakyat Pembangunan pertanian yang berbasis
dapat berkembang dan mempunyai hasil yang perkebunan dalam arti luas bertujuan untuk
dapat meningkatkan terhadap pendapatan meningkatkan kesejahteraan hidup
petani plasma. Sehingga modal sangat masyarakat sehingga terjadi suatu perubahan
menentukan berkembangnya suatu usaha dalam pola hidup masyarakat di sekitarnya.
petani perkebunan kelapa sawit
(Mangoensoekarjo, 2003). METODOLOGI PENELITIAN
Tingkat pendapatan yang diterima oleh METODE DASAR
petani plasma pada dasarnya hanya dari
JURNAL MASEPI, Vol.1, No.1, April. 2016

Metode penelitian ini menggunakan Merupakan teknik pengumpulan


metode analisis deskriptif, yaitu analisis yang data dengan cara mengadakan
digunakan untuk menganalisis data dengan pengamatan langsung terhadap
cara mendiskripsikan atau menggambarkan obyek yang diamati.
data yang telah terkumpul sebagaimana 2. Wawancara
adanya tanpa bermaksud membuat Merupakan teknik pengumpulan
kesimpulan yang berlaku untuk umum atau data dengan cara mengadakan
generalisasi (Sugiyono, 2013). komunikasi kepada petani sampel
METODE PENGAMBILAN SAMPEL berdasarkan daftar penting yang
a. Lokasi dan Waktu telah disiapkan sebelumnya.
Pemilihan lokasi 3. Pencatatan
dilakukan di Koperasi Unit Desa Merupakan teknik pengumpulan
(KUD) Langgeng Unit Desa Giri data dengan cara mencatat data
Sako G Kecamatan Logas Tanah yang telah ada dan berkaitan
Darat, Kuantan Singingi PT. Citra dengan tujuan penelitian.
Riau Sarana dari tanggal 05 PEMBATASAN MASALAH
September s/d 30 September Batasan masalah ini hanya ditujukan pada
2015. pelaksanaan kegiatan-kegiatan yang
b. Responden berhubungan dengan manajemen kebun
Responden dalam anggota KUD Langgeng Unit Giri Sako, serta
penelitian ini adalah petani hubungan antara pihak Unit dengan petani
anggota KUD Langgeng Unit anggota. Fasilitas dan kemudahan yang
Perwakilan Desa Giri Sako yang diberikan KUD Unit kepada petani anggota.
diambil secara purposive KONSEPTUALISASI
sampling sesuai dengan status 1. Peranan yang dilakukan KUD
keanggotaan yaitu petani anggota Langgeng Unit Giri Sako yaitu
yang sudah selama dua tahun ditinjau dari pelayanan KUD
menjadi anggota KUD sebanyak seperti bidang perkreditan,
30 responden. penyediaan dan penyaluran sarana
JENIS DATA YANG DIAMBIL produksi, pemasaran hasil,
Jenis data yang digunakan dalam kegiatan penyuluhan dan
penelitian ini adalah sebagai berikut : pembinaan.
1. Data primer, merupakan data 2. Petani sampel yang diambil adalah
yang diperoleh dari hasil petani yang memiliki perkebunan
wawancara dengan petani plasma. kelapa sawit dan sebagai anggota
Data primer terdiri atas bidang KUD Langgeng Unit Giri Sako
perkreditan, penyediaan dan serta berhubungan erat dengan
penyaluran sarana produksi TBS, masalah yang diteliti.
kegiatan penyuluhan dan 3. Produksi adalah hasil TBS yang
pelatihan. diperoleh petani yang dinyatakan
2. Data sekunder, merupakan data dalam satuan kilogram (kg).
yang dikumpulkan dari lembaga 4. Luasan lahan yang digunakan
atau instansi yang berkaitan petani untuk kegiatan Perkebunan
dengan penelitian. Data sekunder kelapa sawit baik lahan sendiri,
yang dikumpulkan meliputi data atau milik orang lain yang
keadaan daerah, keadaan diperoleh secara sewa, yang
pertanian dan data penunjang dinyatakan dengan satuan hektar
lainnya. (ha).
METODE PENGUMPULAN DATA 5. Pendapatan yang diterima petani
1. Observasi plasma berasal dari penjualan hasil
JURNAL MASEPI, Vol.1, No.1, April. 2016

produksi yang telah dikurangi ditandai dengan adanya bangunan bendungan


biaya pengeluaran, dan kewajiban. irigasi serta saluran-saluran air yang ada pada
METODE ANALISIS DATA masing-masing desa. Namun ditinjau dari
Metode analisis yang digunakan kondisi lahan dan topografi tanah, tidak sesuai
adalah metode analisis deskriptif yaitu untuk tanaman pangan. Hal ini menimbulkan
analisis yang menjelaskan atau masalah baru, antara lain banyak lahan yang
menggambarkan data yang diperoleh dari tidak produktif (lahan tidur), sehingga tingkat
penelitian yang dibantu penyajiannya dalam pendapatan rendah. Akibatnya sebagian besar
bentuk tabel maupun grafik dan metode masyarakat mencari pekerjaan lain ke luar
pengambilan sampel dengan metode daerah untuk memenuhi kebutuhan sehari-
purposive sampling yaitu penentuan sampel hari. Dilatarbelakangi hal tersebut KUD
berdasarkan pertimbangan tertentu, dalam Langgeng bermitra dengan PT. CRS, serta
penelitian ini pengambilan sampel ditentukan atas dukungan dan persetujuan Instansi terkait
berdasarkan status keanggotaan petani berusaha mengatasi permasalahan di atas
anggota yang sudah selama dua tahun dengan membangun perkebunan kelapa sawit
menjadi anggota koperasi dapat diketahui pola KKPA sekaligus membangun pabrik
melalui data keanggotaan bahwa petani yang pengolahannya. Jangka waktu kerjasama
menjadi anggota sudah lebih dari dua tahun antara PT. CRS dan KUD Langgeng berlaku
sejak persiapan pembangunan perkebunan saat perjanjian kemitraan ditandatangani
kebun kelapa sawit tahun 1998. sampai kebun kelapa sawit tidak
menghasilkan tandan buah segar (TBS) lagi
atau dalam jangka waktu ± 25 (dua puluh
HASIL PENELITIAN DAN lima) tahun.
PEMBAHASAN Pola pembangunan Kredit Koperasi
Kemitraan KUD Langgeng dan PT. Citra Primer untuk Anggota (KKPA) merupakan
Riau Sarana (PT. CRS) pola kemitraan untuk meningkatkan daya
Latar belakang dibentuknya sistem guna lahan petani anggota dalam usaha
kemitraan bagi PT. CRS dalam meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan
pengembangan masyarakat adalah dengan para petani anggota dengan kredit jangka
cara membentuk kepercayaan masyarakat, panjang melalui pinjaman Bank. Dalam Pola
mengelola pengharapan masyarakat, dan kemitraan KKPA, PT. CRS
menjalankan kompetensi serta pengembangan bertanggungjawab atas pengembalian kredit
potensi masyarakat sekitar juga diperlukan Bank pada masa sebelum kebun diserahkan
untuk mengurangi konflik sosial. PT. CRS kepada KUD. Angsuran kredit diambil dari
juga melakukan operasi simpatik seperti potongan hasil penjualan Tandan Buah Segar
pembangunan sarana dan prasarana serta (TBS) dari hasil panen kebun plasma. Oleh
pelayanan kesehatan di lingkungan karena itu, petani wajib dan berhak
perkebunan pada Wilayah transmigrasi di menyerahkan penjualan hasil produksi kebun
Taluk Kuantan I, II, dan III yang meliputi kepada PT. CRS yang wajib membeli TBS
desa-desa di Kecamatan Benai, yaitu Desa petani plasma karena pihak KUD Langgeng
Muara Langsat, Langsat Hulu, Marsawa dan dan PT. CRS memiliki saham masing-masing
Geringging Baru serta desa-desa di sebesar 49 % dan 51 % di Pabrik Kelapa
Kecamatan Kuantan Hilir, yaitu Desa Sawit (PKS) I Bumi Mulya.
Kuantan Sako, Sako Margasari, Sukaraja, Kemitraan yang dimulai sejak tahun 1981
Giri Sako dan Hulu Teso. ini sudah dilaksanakan dengan pembangunan
Wilayah transmigrasi Taluk Kuantan I, II kebun kelapa sawit seluas 10.000 ha yang
dan III seperti tersebut di atas, pada awalnya dibangun dari tahun 1998 sampai dengan
diprogramkan oleh pemerintah untuk tahun 2000. Pada tahun 1998 dan 1999
pertanian tanaman pangan (palawija) dan dilakukan pembangunan kebun plasma tahap I
tidak dibenarkan untuk tanaman keras. Hal ini seluas 5.000 ha dan pada tahun 2000
JURNAL MASEPI, Vol.1, No.1, April. 2016

dilakukan pembangunan kebun plasma tahap II seluas 5.000 ha dapat dilihat pada Tabel 4 :

Tabel 4. Kebun plasma KUD Langgeng


Jml
Tahun tanam (ha) Jml Klp
Luas
No Unit Desa Afd anggt tani
(ha)
(jiwa (klmpk
1998 1999 2000 ) )

Bumi Mulya 680,3


1 (D) 762 7 81,63 - 1 438 12

Kuantan 646,9
2 Sako (C) 1.125 3 189,07 289 1 800 15

Giri Sako 609,1


3 (G) 1.560 1 898,89 52 2 1.094 22

4 Sidodadi (F) 560 - 318,00 242 2 395 8

1.25
5 Hulu Teso 1.252 - - 2 3 792 17
Muara
6 Langsat 1.293 - 582,00 711 4 885 52

375,5
7 Marsawa 994 9 618,41 - 5 913 25
Geringging
8 Baru 398 - - 398 5 302 12
Teratak
9 Sentajo 147 - - 147 5 75 7
Geringging
10 Jaya 383 - - 383 5 327 11

11 Sentajo 774 - - 774 6 460 8

12 Jake 752 - - 752 6 918 5


10.00 5.00
Total 2.688
0 2.312 0 7.399 194
Sumber : KUD Langgeng, 2015

Tabel 4 menunjukkan kebun plasma Perwakilan Desa Giri Sako (KUD Langgeng
seluas 10.000 ha yang terbagi menjadi 6 Giri Sako) dengan jumlah petani anggota
(enam) afdeling dengan jumlah anggota sebanyak 1.094 jiwa dan 22 kelompok tani.
sebanyak 7.399 jiwa dan kelompok tani KUD Langgeng Giri Sako mengelola kebun
sebanyak 194 kelompok, dalam setiap petani anggota di Desa Giri Sako seluas 1.560
afdeling terdapat satu assistent pembina dari ha yang terdiri dari kebun plasma tahap I
PT. CRS. tahun tanam 1998/1999 seluas 1.508 ha
Sebagai sampel penelitian, diambil satu dikelola oleh 21 (dua puluh satu) kelompok
sampel unit yaitu KUD Langgeng Unit tani dan kebun plasma tahap II tahun tanam
JURNAL MASEPI, Vol.1, No.1, April. 2016

2000 seluas 52 ha yang dikelola oleh 1 (satu) Sako yang berdomisili di Desa Giri Sako
kelompok tani. Kecamatan Tanah Logas Darat sebanyak 30
(tiga puluh) jiwa, dengan identitas yang
Identitas Petani disajikan dalam tabel berikut :
Identitas petani dalam penelitian ini
adalah petani anggota KUD Langgeng Giri

Tabel 5. Jenis Kelamin Petani Desa Giri Sako

Jenis Kelamin Jumlah Petani (jiwa) Persentase (%)

Laki-laki 24 80
Perempuan 6 20
Jumlah 30 100
Sumber : Analisis Data Primer, 2015

Tabel 5 menunjukkan bahwa pada sebesar 80 % bila dibandingkan dengan


umumnya petani anggota Desa Giri Sako banyaknya petani plasma wanita hanya
sebagian besar laki-laki yaitu sebanyak 24 sebanyak 6 (enam) jiwa atau persentase
(dua puluh empat) jiwa dengan persentase sebesar 20 %.

Tabel 6. Tingkat Umur Petani Desa Giri Sako

Umur (tahun) Jumlah Petani (jiwa) Persentase (%)

27 – 60 28 93,3
61 – 81 2 6,7
Jumlah 30 100
Sumber : Analisis Data Primer, 2015

Tabel 6 menunjukkan usia petani anggota yaitu petani yang masih mampu atau dapat
KUD Langgeng Giri Sako yang terbanyak meningkatkan usahataninya sebanyak 28 jiwa
adalah petani yang masih berusia produktif dengan persentase sebesar 93,3 %.

Tabel 7. Tingkat Pendidikan Petani Desa Giri Sako

Jumlah Petani
Tingkat Pendidikan Persentase (%)
(jiwa)

Tidak Tamat SD 4 13,3


Tamat SD 15 50
Tamat SMP 8 26,7
Tamat SMA 3 10
Jumlah 30 100
Sumber : Analisis Data Primer, 2015
JURNAL MASEPI, Vol.1, No.1, April. 2016

Pendidikan petani anggota sangat kemitraan untuk mewujudkan


berpengaruh terhadap kemampuan program secara berdayaguna dan
produktivitas petani plasma kelapa sawit. Dari berhasil guna.
Tabel 7 kebanyakan petani anggota adalah 2. Pendataan dan pendaftaran
mereka yang berpendidikan tamat SD KUD Langgeng
(sekolah dasar) yaitu sebanyak 15 responden memberikan kesempatan kepada
atau sekitar 50 %. Dengan rendahnya tingkat calon petani anggota yang berminat
pendidikan petani, maka KUD Langgeng Giri untuk menyerahkan lahan miliknya
Sako berperan dalam mengembangkan menjadi kebun kelapa sawit. Jika
potensi petani anggota dengan melakukan calon petani anggota setuju dan
penyuluhan dan pelatihan untuk petani ingin mengikuti program yang
anggota. dijalankan oleh KUD Langgeng
Peran KUD Langgeng Giri Sako dan PT. CRS maka calon petani
Pola kemitraan ini, KUD Langgeng Giri anggota dapat mendaftarkan dengan
Sako berperan membina petani anggota syarat menyerahkan lahan yang
dalam setiap kegiatan yang berhubungan dimiliki dan menyerahkan berkas
dengan kebun plasma. Berikut adalah peran yang diminta seperti KTP, dan surat
KUD saat pembangunan kebun kelapa sawit: nikah. Setelah syarat tersebut
a) Tahap Persiapan Pembangunan dipenuhi, KUD Langgeng akan
kebun plasma melakukan pendataan lahan yang
1. Sosialisasi meliputi lahan bersertifikat, lahan
Pembangunan kebun belum bersertifikat serta lahan yang
plasma pada masa awal, perlu masih berstatus hak pakai lahan
diadakan sosialisasi untuk (HPL) agar mempermudah PT.
kepentingan bersama. Sosialisasi CRS dalam hal pengecekkan di
yang dimaksud adalah memberikan lapangan dan pembangunan kebun
penyuluhan sekaligus kelapa sawit. Hal ini dilakukan
memperkenalkan sistem untuk menghindari peluang
pelaksanaan pembangunan yang terjadinya manipulasi data dari
akan dilakukan sekaligus masyarakat. Maka pada lahan yang
pengelolaan pendanaannya. Dalam berstatus tanah ulayat harus disertai
hal ini KUD Langgeng bersama PT. pernyataan masyarakat setempat
CRS melakukan sosialisasi kepada yang disahkan ninik mamak dan
masyarakat sesuai dengan tugas disetujui oleh pemerintah daerah
masing-masing. PT. CRS berusaha setempat serta instansi terkait
merespon aspirasi masyarakat di lainnya. Berikut disajikan bagan
wilayah yang akan dibangun tahap persiapan pembangunan
perkebunan melalui survei desa dan kebun kelapa sawit pada Gambar 3:
pertemuan secara langsung dengan
masyarakat. Sedangkan pihak KUD
Langgeng berusaha mengajukan
permohonan lokasi dan usaha
berdasarkan kesepakatan
masyarakat kepada Instansi
pemerintahan terkait. Selanjutnya
antara pihak PT. CRS dengan KUD
Langgeng membuat suatu
kesepakatan kerjasama atau
Memorandum of Understanding
(MOU) sebagai bentuk komitmen
JURNAL MASEPI, Vol.1, No.1, April. 2016

PT. CRS KUD Langgeng

Pola Kemitraan

Masyarakat Maksud dan Tujuan :


calon petani
1. Memberdayagunakan
anggota
lahan.
Calon 2. Menciptakan lapangan
kerja dan usaha.
3. Meningkatkan
perekonomian masyarakat
sekitar perkebunan.

Persyaratan :Menyerahkan lahan

1. KTP
2. Surat Nikah
Gambar 3. Bagan Persiapan Kemitraan (Sumber : Analisis Data Primer, 2015)

Gambar 3 menunjukkan Giri Sako ialah adanya anggota


bahwa PT. CRS dan KUD yang tidak berada di lokasi atau
Langgeng bekerjasama untuk sudah pindah maupun telah
mempersiapkan pembangunan meninggal dunia. Dalam
kebun masyarakat calon petani keanggotaan ini juga terdapat
anggota. Dengan maksud dan anggota yang masih anak-anak dan
tujuan yang jelas telah dipaparkan anggota yang sudah lanjut usia
dalam sosialisasi dan persyaratan serta anggota yang bukan berasal
yang telah ditentukan oleh PT. CRS dari desa Giri Sako dan anggota
dan KUD Langgeng maka yang meliliki lahan lebih dari
masyarakat calon petani anggota ketentuan plafon yaitu seluas 4
harus melengkapi persyaratan (empat) ha.
tersebut. Sulitnya mengumpulkan
Proses pendataan ini akan identitas anggota juga merupakan
timbul permasalahan ataupun permasalahan yang dihadapi KUD
kendala yang harus dihadapi seperti dalam hal administrasi, tidak hanya
masalah pada status lahan yaitu identitas anggota saja yang menjadi
kepemilikan lahan dan sertifikat masalah administrasi namun
lahan yang tidak memadai atau sulitnya meminta tanda tangan
terdapat kejanggalan perbedaan anggota, terlalu banyak petugas
nama maupun luas lahan. Status yang menangani KKPA dan
lahan ini juga dapat menimbulkan kurangnya kerjasama antara pihak
permasalahan seperti tuntutan dari desa, KUD Langgeng dan PT. CRS
masyarakat mengenai tanah ulayat, juga menjadi permasalahan dalam
dan status lahan yang didaftarkan kemitraan ini. Masalah terakhir
lebih luas daripada kenyataannya. yang dihadapi adalah permasalahan
Masalah dalam keuangan yaitu kurangnya
keanggotaan yang terjadi di Desa kesadaran anggota untuk membayar
JURNAL MASEPI, Vol.1, No.1, April. 2016

simpanan pokok dan simpanan dilakukan dengan baik adanya


wajib serta sulitnya menarik lahan yang rusak akibat kebakaran,
kembali pinjaman. maupun sengaja dirusak oleh
Permasalahan dan kendala orang-orang yang tidak
lain yang terjadi dalam segi sosial bertanggungjawab. Adanya warga
dan lingkungan, yaitu Kurangnya masyarakat yang sering melakukan
rasa memiliki dari masyarakat demonstrasi dan main hakim
terhadap program yang dilakukan. sendiri dalam usaha memecahkan
Misalnya, banyaknya anggota yang permasalahan yang dihadapinya.
tidak mau mengumpulkan Luasnya wilayah kerja KUD
persyaratan yang diminta, seperti Langgeng juga mempengaruhi
KTP dan Surat Nikah dengan terhadap kelancaran pelaksanaan
alasan sebelum lahan miliknya program, baik dalam hal
selesai dikerjakan dan adanya administrasi, koordinasi dan
warga yang tidak memiliki KTP komunikasi. Kendala yang terjadi
dan Surat Nikah. Di samping itu, dapat dilihat pada Tabel berikut :
dalam hal pengerjaan kebun, tidak

Tabel 8. Macam-macam kendala di Desa Giri Sako


No. Jenis Keterangan Solusi Keadaan Saat ini
Kendala
1 Segi Status Lahan KUD memberikan Terdapat Petani anggota
. Pendataan bimbingan dan yang tidak bertempat
lahan pengarahan kepada tinggal di desa Giri
Keanggotaan masyarakat serta Sako, maka petani
Administrasi melalui kepala desa tersebut dikenakan biaya
Keuangan agar mampu tambahan yang
mempersiapkan data berhubungan dengan
seakurat mungkin desa Giri Sako.
mengenai data calon Mengenai status lahan,
anggota, lahan rencana sertifikat lahan belum
kebun, legalitas lahan, dapat diterbitkan.
menghimbau petani
anggota agar untuk
melakukan
pembayaran simpanan
pokok dan simpanan
wajib kepada KUD.
JURNAL MASEPI, Vol.1, No.1, April. 2016

2 Segi Sosial Tidak adanya KUD melakukan Data yang diminta telah
. Budaya dan rasa memiliki pendekatan kepada terkumpul dan terdaftar.
Lingkungan dan banyaknya masyarakat Hubungan antara petani
Hidup petani anggota dilingkungan proyek, anggota dengan KUD
yang tidak memberikan dan sesama petani
memiliki KTP bimbingan dan anggota terlihat
dan surat nikah pengarahan harmonis dan saling
bahkan tidak mau (sosialisasi) melalui terbuka.
mengumpulkan. penyuluhan ditiap desa
Serta adanya secara
lahan yang berkesinambungan.
sengaja Merespon
dirusak/dibakar permasalahan yang
oleh orang yang disampaikan dan
tidak betanggung segera memberikan
jawab sehingga solusi. Untuk petani
dapat terjadi anggota yang tidak
demontrasi/main memiliki KTP dan
hakim sendiri surat nikah, pihak
dengan KUD meminta bantuan
permasalahan kepada KUA untuk
yang ada. pembuatan surat nikah
dan membiayai
pembuatan KTP.
3 Segi Tenaga Kurangnya Melibatkan anggota Pembangunan sudah
. Kerja tenaga kerja masyarakat sebagai terealisasi seluas 10.000
harian untuk tenaga kerja dan ha.
pengerjaan melakukan penyuluhan
kebun, baik serta pelatihan (job
kuantitas maupun trining).
kualitas.
4 Segi Pencairan dana Memberikan Petani anggota telah
. Perekonomia pembangunan pemahaman kepada setuju, pembangunan
n tidak relevan petani anggota pemilik telah dilaksanakan dan
sehingga lahan agar memahami dilakukan pelunasan
dilakukan dan menyadari keadaan kredit setiap bulannya.
penambahan yang sebenarnya.
dana (eskalasi).
5 Segi Penggabungan Pemisahan biaya antara Dana sudah terkendali
. Pengelolaan biaya proyek biaya proyek dengan dan jelas.
Dana dengan biaya non biaya KUD
proyek. sebelumnya.

Sumber : Analisis Data Sekunder, 2015

Tabel 8 menunjukkan kendala Oleh karena itu KUD Langgeng harus


yang harus dihadapi KUD Langgeng bekerjasama dengan perangkat desa
Giri Sako dalam pola kemitraan ini. untuk menyelesaikan permasalahan
JURNAL MASEPI, Vol.1, No.1, April. 2016

yang ada. Perangkat desa / kepala desa adalah luas lahan yang telah dipotong
diharapkan mampu mempersiapkan untuk jalan.
data seakurat mungkin mengenai data b) Tahap Pelaksanaan pembangunan
calon petani anggota, lahan rencana Kebun Plasma
kebun dan legalitas lahan. Sosialisasi Pembangunan kebun plasma
secara terus-menerus juga perlu yang diserahkan seluruhnya kepada
dilakukan pihak KUD Langgeng Giri PT. CRS sesuai dengan perjanjian
Sako untuk membimbing dan kemitraan KKPA. Pihak KUD
mengarahkan masyarakat calon petani Langgeng wajib menerima
anggota dalam melengkapi persyaratan pelaksanaan pembangunan kelapa
pembangunan kebun kelapa sawit pola sawit milik petani anggota dan berhak
KKPA agar calon petani anggota lebih meminta laporan pertanggungjawaban
memahami program yang sedang pembangunan kebun kelapa sawit
dijalankan. Pada saat ini, kebun sebagai bukti bahwa pembangunan
plasma sudah lunas sejak tahun 2013 dilaksanakan dan berhak melakukan
dan penerbitan sertifikat belum dapat pengecekan maupun mengawasi
diterbitkan karena petani anggota tidak pekerjaan di lapangan secara langsung
mengakui lahan miliknya jika tidak untuk menyesuaikaan dengan laporan
sesuai dengan luas yang tertera di yang dibuat oleh PT. CRS. Dapat
sertifikat. Luas lahan yang akan dibuat dilihat pada Gambar 4 pelaksanaan
pembangunan.

Gambar 4. Pelaksanaan pembangunan kebun kelapa sawit

Pembangunan Laporan Bukti


KUD
Kebun Kelapa Pelaksanaan
Langgeng
Sawit Pembangunan
Pusat

PT. CRS KUD Langgeng Kelompok


Giri Sako Tani

RAB Petani
Anggota

(Sumber : Analisis Data Primer, 2015)

Gambar 4 menunjukkan pembangunan dari PT. CRS. Pada


bahwa setiap rapat anggota bulanan tahap pembangunan ini, PT. CRS
(RAB), KUD Langgeng Giri Sako membebankan biaya tidak langsung
akan memberikan informasi mengenai kepada KUD Langgeng sebesar 5 %
kebun milik anggota yang sedang yang akan dipotong setelah tanaman
dalam proses pembangunan. menghasilkan untuk biaya Land
Perkembangan pelaksanaan clearing, penanaman Cover crop,
pembangunan kebun kelapa sawit biaya pemeliharaan dari tahun ke 0
milik petani anggota akan (nol) sampai dengan tahun dan
disampaikan setiap bulannya dari hasil penyediaan prasarana. Mengenai
pengecekan di lapangan dan dari penggunaan bibit, PT. CRS
laporan bukti pelaksanaan menggunakan bibit kelapa sawit
JURNAL MASEPI, Vol.1, No.1, April. 2016

dengan varietas marihat yang Pihak KUD Langgeng dengan


merupakan varietas dengan PT. CRS juga memberikan informasi
produktivitas yang tinggi dan baik berbentuk papan spanduk kriteria TBS
menurut PT. CRS. matang di setiap pondok informasi
PT. CRS memberikan yang dibangun oleh KUD Langgeng
kesempatan kepada pihak KUD untuk sebagai pusat informasi kebun plasma
petani anggota jika membutuhkan yang terdapat di setiap afdeling.
pekerjaan. Petani anggota akan di Informasi yang terdapat di pondok
bayar / diberi upah sesuai dengan upah informasi yaitu mengenai informasi
minimum menurut ketentuan Upah kegiatan perkelompok tani, harga TBS
Minimum Regional (UMR) Kantor dalam satu bulan, rotasi panen, budget
Wilayah Departemen Tenaga Kerja dan realisasi produksi dalam satu
Propinsi Riau. tahun setiap bulan.
c) Tahap akhir pembangunan kebun Kebun plasma pola kemitraan
plasma KKPA ini dikelola oleh PT. CRS dengan
Tahap akhir pembangunan pembagian SHU pada saat tanaman mulai
kebun kelapa sawit ini dilakukan menghasilkan (TM) 35:35:30 yaitu 35 %
kegiatan sosialisasi kepada petani dari SHU dipotong untuk pembayaran
anggota mengenai penataan kapling kredit kepada Bank, 35 % dari SHU
dan penerbitan sertifikat yang dipotong untuk biaya perawatan kebun
dilakukan oleh PT. CRS. Penataan dan 30 % merupakan SHU yang diterima
kapling dilakukan sesuai dengan letak oleh petani anggota. Dengan pembagian
lahan per desa. Kemudian KUD SHU seperti ini, petani anggota merasa
Langgeng Giri Sako akan membentuk tidak puas dengan SHU yang diterima
kelompok tani yang berasal dari petani setiap bulannya. Maka petani anggota
anggota Giri Sako sebagai wadah bersama kelompok tani berkoordinasi
KUD untuk pemersatu antara pihak untuk meminta kepada KUD Langgeng
KUD dengan petani anggota. agar perawatan kebun seluruhnya
KUD Langgeng Giri Sako akan dilakukan oleh petani anggota sendiri
mengenalkan kepada petani anggota atau disebut dengan swakelola.
mengenai sistem pembayaran kredit KUD Langgeng bersama PT. CRS
yang wajib dibayar oleh petani melakukan perundingan perubahan
anggota pada saat tahun kelima perjanjian, dan hasil yang diterima oleh
pembangunan kebun kelapa sawit atau petani anggota sesuai dengan harapan dan
pada saat tanaman menghasilkan tetap saling menguntungkan. Kebun
(TM). Petani anggota berhak dan plasma dikelola oleh petani anggota
wajib mengikuti pelatihan yang sendiri dengan bantuan KUD Langgeng
diadakan, mengenai pengaturan panen dengan ketentuan tetap memberikan hasil
sesuai dengan ketentuan dari PT. CRS yang terbaik untuk PT. CRS. Pembayaran
yaitu memenuhi kriteria TBS matang kredit KKPA dilakukan oleh pihak KUD
sebagai berikut : sesuai dengan plafon sisa kredit yang
1. TBS membrondol lepas secara diberikan oleh Bank. Petani anggota akan
alami dengan jumlah satu brondol menerima SHU setelah pemotongan
per kilogram (kg) TBS di Tempat biaya yang dilakukan oleh KUD
Penampungan Hasil (TPH). Langgeng dan bersedia membayar biaya
2. Kulit buah berwarna merah management fee sebesar 6,2 % untuk
kekuning-kuningan. biaya operasional perusahaan. Berikut
3. Daging buah berwarna merah dijelaskan peran KUD Langgeng Giri
kekuning-kuningan. Sako pada masa TM kebun petani
anggota di Desa Giri Sako :
JURNAL MASEPI, Vol.1, No.1, April. 2016

1. Perkreditan sebesar Rp. 5.000.000,- / ha, jangka


Modal awal koperasi berasal waktu satu tahun dengan bunga 1,25
dari simpanan yang dibayar oleh % setiap bulan. Pinjaman yang
anggota, sebagai petani anggota ditentukan tidak terlalu besar karena
harus membayar simpanan pokok pembayaran kredit ini dipotong
yang harus dibayar saat pertama kali setiap bulan dari sisa hasil usaha
menjadi anggota dan hanya (SHU) petani anggota oleh KUD
dilakukan sekali selama menjadi Langgeng Pusat. Jika terlalu besar,
anggota dengan jumlah Rp. 10.000,- maka petani anggota akan
/anggota (sepuluh ribu rupiah) dapat mendapatkan SHU sedikit karena
diambil ketika sudah tidak menjadi potongan perbulan yang banyak.
anggota. Kemudian membayar KUD Langgeng melakukan
simpanan wajib setiap bulannya sosialisasi terlebih dahulu mengenai
sebesar Rp. 1.000,-/ anggota (seribu pengadaan USP melalui RAB.
rupiah) dan tidak dapat diambil Sosialisasi ini dilakukan agar petani
selama masih menjadi anggota. anggota dapat memahami tentang
Untuk simpanan sukarela, di KUD aturan peminjaman USP. Untuk
Langgeng Giri Sako selama ini memperoleh USP, petani anggota
belum aktif / tidak ada. melapor kepada kelompok tani yang
KUD Langgeng Giri Sako selanjutnya petani anggota mengisi
menyediakan modal pinjaman berupa formulir pengajuan kredit yang akan
Unit Simpan Pinjam (USP) untuk diserahkan kepada pengurus KUD
membantu petani anggota yang Langgeng Giri Sako kemudian
kekurangan atau membutuhkan dana direkomendasikan ke KUD
untuk perawatan kebun. Besar Langgeng Pusat dapat dilihat pada
pinjaman yang ditentukan oleh KUD Gambar 6 tentang prosedur
Langgeng Pusat adalah maksimal pengajuan kredit.

Gambar 5. Prosedur pengajuan kredit USP

Petani Kelompok Tani


Anggota

KUD Langgeng Giri


Sako

KUD Langgeng Pusat PT. CRS

(Sumber : Analisis Data Primer, 2015)

Gambar 5 menunjukkan yang kemudian diserahkan ke KUD


bahwa pengajuan kredit harus Langgeng Giri Sako oleh kelompok
melalui kelompok tani masing- tani. KUD Langgeng akan menerima
masing petani anggota agar dapat dan melakukan pengecekan terhadap
diproses oleh pihak KUD Langgeng formulir yang telah diisi yang
dan petani anggota mendapatkan kemudian disesuaikan dengan data
kredit yang diajukan. Melalui pinjaman petani anggota apakah
kelompok Tani, Petani anggota masih memiliki tanggungan kredit
mengisi formulir pengajuan kredit pinjaman atau tidak di KUD
JURNAL MASEPI, Vol.1, No.1, April. 2016

Langgeng. Jika tidak, maka petani ke petani anggota melalui kelompok


anggota berhak mendapatkan tani.
pinjaman dan formulir dapat di Menurut petani anggota, cara
ajukan ke KUD Langgeng Pusat untuk memperoleh kredit ini mudah
untuk pencairan dana oleh PT. CRS. dapat dilihat pada Tabel 9 karena
Dana pinjaman dari PT. CRS akan petani anggota hanya mengisi
diserahkan ke KUD Langgeng Pusat formulir pengajuan kredit yang
yang kemudian diserahkan ke KUD kemudian diserahkan kepada
Langgeng Giri Sako dan diserahkan kelompok tani.

Tabel 9. Respon petani terhadap syarat & pencairan kredit


No. Kategori Petani (jiwa Persentase (%)
1 Mudah 30 100
2 Sulit 0 0
3 Tidak tahu 0 0
Jumlah 30 100
Sumber : Analisis Data Primer, 2015

Tabel 9 menunjukkan KUD Langgeng Giri Sako dalam


tanggapan petani anggota terhadap penyampaian program perkreditan
syarat dan pencairan kredit, 100 % yang dilaksanakan dan adanya
petani anggota mengatakan mudah. kelompok tani yang membantu
Hal ini dikarenakan kejelasan dari petani anggota.

Tabel 10. Macam-macam kredit di KUD Langgeng Giri Sako

No Jenis Kredit Plafon (Rp) Bunga/bulan (%) Keterangan


1 KKPA 14.474.168 14 Pemotongan SHU
2 USP 5.000.000 1,25 Pinjaman max 5jt/ha
Dilakukan
pemotongan SHU
petani
3 Pupuk 500.000 - anggota/tabungan.
Sumber : Analisis Data Primer, 2015

Macam-macam kredit yang membantu petani anggota jika


ada di KUD Langgeng Giri Sako membutuhkan modal dalam
dapat dilihat pada Tabel 10, setiap perawatan kebun kelapa sawit. USP
kredit dibayar dari SHU petani disediakan untuk petani anggota agar
anggota yang bersangkutan, kredit tidak megalami kesulitan jika
KKPA yang merupakan kredit untuk meminjam melalui Bank maupun
pembangunan kebun kemitraan ini rentenir. Sedangkan untuk kebutuhan
dibayar setiap bulannya dari SHU pupuk, petani anggota dapat
petani anggota melalui KUD menabung setiap bulannya sebesar
Langgeng Pusat dengan bunga 14 % Rp. 500.000,-/bulan sebelum
hingga kredit lunas. kegiatan pemupukan dilakukan atau
KUD Langgeng Giri Sako berupa pinjaman yaitu meminta
menyediakan pinjaman USP untuk pupuk terlebih dahulu dan kemudian
JURNAL MASEPI, Vol.1, No.1, April. 2016

KUD Langgeng Giri Sako akan pembangunan kebun kelapa sawit


memotong dari SHU sebesar Rp. setiap akhir triwulan.
500.000,-/bulan. Kredit ini dapat Perawatan kebun dilakukan
diperoleh petani anggota sama oleh petani anggota dengan bantuan
halnya dengan pengajuan kredit USP kelompok tani dilapangan. Untuk
melalui kelompok tani dengan kegiatan pemupukan, KUD
mengisi formulir permintaan pupuk Langgeng Giri Sako menyediakan
yang kemudian diserahkan oleh pupuk sesuai dengan rekomendasi
KUD Langgeng untuk ditindaklanjuti dari PT. CRS dari hasil Leaf
oleh KUD Langgeng Pusat. Sampling Unit (LSU) kebun plasma
2. Saprodi yang dilakukan enam kali dalam satu
Pembangunan kebun kelapa tahun. Dengan adanya kebutuhan
sawit plasma dilakukan oleh PT. pupuk, KUD Langgeng Giri Sako
CRS sesuai dengan standar yang mendirikan gudang pupuk untuk
telah ditentukan. Oleh karena itu, penyimpanan pupuk serta pestisida
penyediaan bibit tentunya disediakan untuk kebun petani anggota.
oleh PT. CRS dengan varietas bibit Pemupukan di Desa Giri
marihat yang memiliki produktivitas Sako dilakukan enam kali dalam satu
tinggi. Pihak KUD Langgeng tahun,dan diawasi oleh kelompok
menerima pelaksanaan pembangunan tani serta assistent afdeling. Berikut
yang dilakukan oleh PT. CRS dan adalah tabel rekomendasi pupuk di
meminta bukti pertanggungjawaban Desa Giri Sako.

Tabel 11. Rekomendasi Pupuk Desa Giri Sako


No. Jenis Pupuk Dosis (kg) Aplikasi/tahun
1 Borate 0,1 1 kali
2 KCL 2 2 kali
3 Kiserite 1,5 1 kali
4 NPK Super King 2,5 2 kali
Sumber : Analisis Data Primer, 2015

Tabel 11 menunjukkan jenis dibayar kredit, petani anggota tidak


pupuk yang direkomendasikan oleh akan mengalami kesulitan dalam
PT. CRS terdapat empat jenis pupuk pembelian dan tidak sembarang
yaitu pupuk Borate dengan dosis 0,1 membeli pupuk dan pestisida di
kg/pokok, Kiserite dengan dosis 1,5 tempat lain.
kg/pokok yang diaplikasikan satu Petani anggota diberi
kali dalam satu tahun, pupuk KCL kebebasan oleh KUD Langgeng Giri
dengan dosis 2 kg/pokok dan NPK Sako jika ingin membeli pupuk dan
Super King dengan dosis 2,5 atau pestisida di tempat lain. Namun,
kg/pokok yang diaplikasikan dua kali dalam hal ini petani anggota
dalam satu tahun. menganggap bahwa perawatan kebun
KUD Langgeng Giri Sako juga bebas mereka lakukan tanpa
juga menyediakan pestisida jika koordinasi dengan pihak KUD
kebun anggota terserang hama dan seperti menyemprot total lahan
penyakit, penyediaan pupuk dan miliknya. Bagi petani anggota,
pestisida ini dilakukan agar petani semprot total akan memudahkan
anggota memperoleh kemudahan meraka melakukan kegiatan rawat
dalam mendapatkan pupuk dan maupun panen tanpa menyadari
pestisida sesuai kebutuhan dan dapat dampak buruk pada tanaman dan
JURNAL MASEPI, Vol.1, No.1, April. 2016

lahan. Pihak KUD Langgeng harus panen kebun plasma melalui


segera mengambil tindakan dengan kelompok tani, namun KUD
memberikan pemahaman kepada memberikan kebebasan kepada
petani anggota tentang permasalahan petani anggota dalam pengadaan
yang akan dihadapi karena perlakuan tenaga kerja. Melihat kenyataan
lahan dengan cara semprot total. dilapangan, pada saat panen sangat
Tindakan ini dapat dilakukan oleh dibutuhkan tenaga kerja untuk
kelompok tani yang langsung timbang dan muat serta pemotongan
memberikan pemahaman di lahan tangkai panjang karena tidak
maupun melalui RAB. memungkinkan untuk petani anggota
3. Tenaga Kerja dalam mengerjakan hal ini yang akan
Tenaga kerja yang disediakan memakan waktu terlalu lama untuk
oleh KUD Langgeng Giri Sako pengiriman TBS ke PKS I Bumi
hanya tenaga kerja dalam kegiatan Mulya.

Tabel 12. Tenaga Kerja yang disediakan KUD melalui kelompok tani
Upah per kg
No. Tenaga Kerja (Rp) Keterangan
1 Panen 100 Potong hasil
2 Timbang 8 penjualan TBS
3 Potong Tangkai panjang 75 setiap bulan
Sumber : Analisis Data Primer, 2015

Tabel 12 adalah tenaga kerja menyediakan transportasi untuk


yang disediakan oleh kelompok tani pengangkutan TBS dari kebun ke
pada kegiatan panen TBS, petani PKS I Bumi Mulya. Dalam hal ini
anggota dapat melakukannya sendiri kelompok tani akan meminta bagian
dan atau dengan bantuan tenaga kerja ketua armada untuk menyediakan
lainnya baik melalui kelompok tani transportasi pada esok hari di kebun
maupun mencari tenaga kerja sendiri. yang akan panen. KUD Langgeng
Tenaga kerja dari kelompok tani Giri Sako membentuk koordinasi
akan dibayar dengan upah Rp. 100,- armada yang bertanggungjawab
/kg (seratus rupiah) yang dibayar dalam tugas penyediaan transportasi
oleh petani anggota sendiri. Petani pengangkutan TBS plasma Desa Giri
anggota juga akan dikenakan biaya sako. Penyediaan transportasi ini
tambahan atau pemotongan SHU dilakukan agar petani anggota tidak
setiap bulan sebesar Rp. 8,-/kg untuk kesulitan dalam pengangkutan TBS.
biaya timbang dan pemotongan Biaya transportasi dipotong dari hasil
sebesar Rp. 75,-/kg untuk biaya penjualan produksi sesuai dengan
pemotongan tangkai panjang. Panen jarak maupun medan tempuh. Jika
dilakukan dua kali dalam satu bulan, jarak yang ditempuh dekat dan
dan diawasi oleh kelompok tani medan yang baik maka dikenakan
sebagai pencatat hasil panen setiap biaya Rp. 71,-/kg (tujuh puluh satu
kebun milik petani anggota dan rupiah), jika jarak yang ditempuh
diawasi oleh assistent afdeling untuk jauh maka dikenakan biaya Rp. 72,-
mengetahui mutu buah yang dipanen /kg (tujuh puluh dua rupiah), dan jika
oleh petani. jarak yang jauh serta medan yang
4. Transportasi Pengangkutan TBS tidak bagus maka dikenakan biaya
Sebelum kegiatan panen Rp. 74,-/kg (tujuh puluh empat
dilaksanakan, kelompok tani harus rupiah).
JURNAL MASEPI, Vol.1, No.1, April. 2016

Gambar 6. Proses permintaan transportasi panen


Taksasi
KUD Langgeng Giri
Panen
Petani Sako
anggota
(Kelompok Tani) Blok / Areal

Ketua
Armada

Biaya Transportasi
/ Truk
(Sumber : Analisis Data Primer, 2015)

Gambar 6 menunjukkan hasil produksi setiap panen kebun


proses permintaan transportasi untuk plasma lebih banyak daripada target
pengangkutan TBS dari kebun ke kapasitas olah di PKS I yaitu 30
PKS. Sebelum panen dilakukan, ton/jam atau 600 ton/hari. Hal ini
petani anggota memberitahu kepada dapat merugikan petani anggota
kelompok tani untuk meminta karena TBS yang mengantri
kebutuhan truk untuk pengangkutan menyebabkan tingginya kandungan
esok hari. Kelompok tani akan Asam Lemak Bebas (ALB) yang
melihat dari perkiraan tonase dan akan berakibat pada penghasilan
areal kebun petani anggota sehingga petani anggota. Maka dari itu, KUD
kelompok tani dapat menentukan mengadakan perundingan dengan
banyaknya truk yang akan diminta pihak PT. CRS mengenai hal ini
kepada ketua armada. Ketua armada dengan hasil bahwa pada tahun 2016
akan menentukan biaya sesuai direncanakan kapasitas olah TBS
dengan areal / medan tempuh dari menjadi 45 ton/jam atau 900 ton/hari.
kebun ke PKS dan kemudian 5. Penjualan TBS
menyediakan truk yang diminta Penjualan TBS plasma Giri
untuk petani anggota. Sako dilakukan oleh KUD Langgeng
Kelompok tani harus Giri Sako di PKS I Bumi Mulya PT.
menyerahkan Surat Pengantar Buah CRS. KUD merekomendasikan
(SPB) sebelum TBS diangkut agar untuk menyertakan Surat Pengantar
TBS dapat masuk di PKS I untuk Buah (SPB) yang telah diisi oleh
diproses. Jika Pengiriman TBS ke kelompok tani sebelum membawa
PKS tidak dapat langsung masuk TBS ke PKS khusus bagi petani
atau dalam satu hari tidak dapat anggota plasma. Harga TBS plasma
masuk ke pabrik / diolah, yang mengikuti periode ketentuan harga
mengakibatkan TBS harus menginap yang ditetapkan oleh Dinas
yang disebabkan oleh kapasitas olah Perkebunan Provinsi Riau, maka
yang tidak memadai sehingga tonase harga TBS dalam satu bulan tidak
TBS akan turun dan kadar asam tetap atau berubah-ubah. Semakin
lemak bebas (FFA) akan meningkat. tinggi harga TBS / kg maka semakin
Kapasitas olah tidak memadai karena tinggi hasil yang akan diterima oleh
JURNAL MASEPI, Vol.1, No.1, April. 2016

petani anggota, berikut adalah Tabel dalam satu bulan (satu periode) :
13 mengenai daftar harga TBS/kg

Tabel 13. Harga TBS Plasma periode september 2015


No. Tanggal Keterangan
Harga TBS (Rp)
1 01 s/d 08 1.104,44
2 09 s/d 15 1.155,46 Ditentukan oleh
3 16 s/d 22 1.227,75 disbun
4 23 s/d 39 1.259,52
Rata-rata 1.186,82
Sumber : Analisis Data Sekunder, 2015

Tabel 13 menunjukkan bahwa dan rendemen pada saat ini. Dapat


harga TBS dalam satu bulan tidak dirata-rata bahwa harga TBS dalam
tetap atau berubah-ubah menurut satu bulan sebesar Rp. 1.186,82 / kg.
ketentuan harga Disbun, karena Berikut bagan proses pemberitahuan
mengikuti harga minyak kelapa sawit harga TBS ke Petani anggota.

Gambar 7. Bagan Proses penyampaian harga TBS ke petani anggota

Dinas PT. CRS


Perkebunan

KUD Langgeng KUD Langgeng


Pusat Giri Sako

Kelompok
Tani

Petani
Anggota

(Sumber : Analisis Data Primer, 2015)

Gambar 7 menunjukkan harga TBS juga rendah. PT. CRS


bahwa pihak PT. CRS bersama akan segera memberi keterangan
dengan Disbun berkoordinasi dalam perubahan harga kelapa sawit
pemberitahuan harga TBS terkini. disetiap periode kepada KUD
Pihak disbun telah menentukan harga Langgeng Pusat jika harga TBS
dengan menyesuaikan harga minyak sudah sesuai dengan harga minyak
kelapa sawit saat ini. Semakin tinggi kelapa sawit kemudian disampaikan
harga minyak maka akan semakin kepada KUD Langgeng Giri Sako,
tinggi harga TBS namun sebaliknya dalam hal ini semua pihak harus
jika harga minyak rendah maka mengetahui perkembangan harga
JURNAL MASEPI, Vol.1, No.1, April. 2016

minyak kelapa sawit. KUD dalam pengadaan Penyuluhan dan


Langgeng Giri Sako akan pelatihan untuk petani anggota karna
menyampaikan informasi harga TBS petani anggota berhak dan wajib
kepada petani anggota melalui untuk pengikuti kegiatan ini.
kelompok tani dan menuliskan jelas Penyuluhan dan pelatihan
dipapan informasi. Dengan tidak dilaksanakan sesuai dengan
tetapnya harga TBS atau mengalami pengamatan yang dilakukan oleh
turun naik harga setiap bulannya pihak KUD Langgeng Giri Sako di
terjadi perubahan, maka melalui lapangan maupun sesuai dengan
RAB KUD Langgeng Giri Sako akan Rekomendasi dari PT. CRS. Bentuk
memberikan pemahaman kepada penyuluhan yang dilakukan dengan
petani anggota agar tidak terjadi cara mengumpulkan petani anggota
kesalahpahaman yang dapat melalui RAB maupun pemberian
menyebabkan konflik. penyuluhan di lapangan langsung
6. Penyuluhan dan pelatihan melalui assistent dan kelompok tani.
Penyuluhan dan pelatihan Proses Pengadaan penyuluhan dan
sangat dibutuhkan untuk petani pelatihan dapat dilihat pada Gambar
anggota agar dapat mengembangkan 9 serta Macam-macam penyuluhan
potensi petani anggota sehingga dan pelatihan yang diberikan untuk
dapat merawat dan memanen kebun petani anggota dapat dilihat pada
dengan benar. Dalam hal ini, KUD Tabel 14 :
Langgeng Giri Sako berkewajiban

Gambar 8. Bagan pengadaan penyuluhan dan pelatihan

PT. CRS Pengamatan Evaluasi &


melalui Assistent kebun petani
anggota Penentuan Materi
Plasma

Kelompok Tani
KUD Langgeng Penyuluhan &
&
Giri Sako Pelatihan
Petani Anggota

(Sumber : Analisis Data Primer, 2015)

Gambar 8 menunjukkan melalui assisten pembina plasma


bahwa penyuluhan dan pelatihan yang kemudian dilakukan evaluasi
yang diberikan kepada petani untuk menentukan materi yang akan
anggota sesuai dengan keadaan di disampaikan pada penyuluhan dan
lapangan yang sebelumnya telah pelatihan.
dilakukan pengamatan oleh PT. CRS
JURNAL MASEPI, Vol.1, No.1, April. 2016

Tabel 14. Kegiatan penyuluhan dan pelatihan


No. Penyuluhan/pelatihan Pelaksana Keterangan
1. Pemupukan kelapa Assistent Penyuluhan dilakukan
sawit Afdeling dan karena telah dilakukan
kelompok tani pengamatan di lapangan
yang masih ditemukan petani
anggota kurang memahami
tentang tata cara pemupukan
yang baik. Maka penyuluhan
ini diterangkan dan
diperagakan kepada petani
anggota.
2. Perawatan Jalan Assistent Mempermudah kegiatan
Afdeling dan dikebun
kelompok tani
3. Pengendalian Gulma, Assistent Melatih petani anggota untuk
hama & penyakit Afdeling dan paham dan merawat kebun
kelompok tani dengan baik dan mengatasi
adanya gulma dan serangan
hama serta penyakit
tanaman.
4. Rotasi Panen Assistent Mengajarkan petani anggota
Afdeling dan untuk menentukan rotasi
kelompok tani panen
5. Kualitas TBS Assistent Petani anggota dapat
Afdeling dan memanen TBS dengan benar
kelompok tani
6. Pengutipan brondolan Assistent Brondolan di lahan harus di
Afdeling dan kutip untuk menghindari
kelompok tani kerugian yang akan terjadi
7. Pemotongan Tangkai Assistent TBS yang dikirim ke PKS
Panjang Afdeling dan tidak boleh bertangkai
kelompok tani panjang
8. Pemberian SPB dan Assistent Untuk menandai TBS
pengawalan TBS ke Afdeling dan plasma dan menghindari
PKS kelompok tani adanya pencurian atau
penitipan buah.
9. Susun pelepah dan Assistent Petani anggota dapat meng
pruning Afdeling dan aplikasikan penyusunan
kelompok tani pelepah yang semula
ditemukan dilapangan
banyak pelepah yang
dibuang sembarangan dan
melakukan pruning.
10. Potong tangkai panjang Assistent Petani anggota paham
Afdeling dan dampak dari adanya tangkai
kelompok tani panjang dan melakukan
pemotongan tangkai panjang
TBS pada saat panen
JURNAL MASEPI, Vol.1, No.1, April. 2016

11. Penyuluhan Tambahan Assistent Sesuai Pengamatan


Afdeling dan dilapangan
kelompok tani
Sumber : Analisis Data Primer, 2015

Tabel 14 menunjukkan bahwa KUD Langgeng Giri Sako


penyuluhan dan pelatihan dilakukan akan menerima hasil penjualan TBS /
oleh pihak PT. CRS dan KUD untuk SHU petani anggota Giri Sako
kepentingan bersama. Kegiatan setelah dilakukan pemotongan SHU
tersebut dapat dilakukan di KUD, oleh KUD Langgeng Pusat. KUD
areal kelompok tani, pondok Langgeng Giri Sako, akan dilakukan
informasi maupun dikebun petani pemotongan biaya per kelompok tani
anggota. sesuai dengan biaya yang
7. Pendapatan dikeluarkan untuk kebutuhan petani
Pendapatan petani plasma plasma seperti potongan kredit
diperoleh dari hasil penjualan TBS, pupuk, transportasi, tenaga kerja,
yang dilakukan oleh KUD Langgeng iuran replanting, biaya operasional
Giri Sako. Hasil penjualan TBS tidak kelompok tani dan potongan kredit
langsung diberikan kepada petani, USP.
karena harus dilakukan pemotongan Kelompok tani akan membuat
hasil penjualan terlebih dahulu. slip Sisa Hasil Usaha (SHU) jelas
Pemotongan awal dilakukan oleh PT. dengan potongan yang telah
CRS dan KUD Langgeng Pusat dilakukan oleh pihak KUD untuk
berupa potongan biaya management kepentingan desa dan perawatan
fee sebesar 6,2 % dari hasil penjualan areal, biasanya petani anggota akan
TBS plasma yang terdiri dari 2,5 % dikenakan potongan biaya umum
untuk biaya operasional perusahaan, seperti Dana sosial, akomodasi
3,7 % untuk biaya operasional KUD gajian, infaq masjid, infaq MDA,
Langgeng dan kelompok tani (1,25 bantuan kecamatan, biaya perawatan
% biaya opr. KUD Langgeng, 0,75 jembatan dan alat berat.
% biaya opr. KUD Unit, 1,5 % opr. KUD Langgeng Giri Sako
Kelompok tani, dan 0,2 % biaya mengupayakan agar pendapatan
pembangunan desa). Dari hasil petani tetap dapat memenuhi
pemotongan biaya tersebut, kebutuhan sehari-hari petani anggota
kemudian dilakukan pemotongan dengan tetap menghimbau petani
untuk pembayaran kredit KKPA anggota untuk tetap merawat dan
serta bunganya kepada pihak Bank. memanen kebunnya dengan baik
KUD Langgeng pusat berkewajiban untuk hasil yang tinggi. Rata-rata
untuk membayar angsuran kredit produksi kebun petani anggota Desa
kepada bank setiap bulan sesuai Giri Sako dalam satu tahun.
dengan plafon sisa kredit yang
diberikan oleh pihak bank.
JURNAL MASEPI, Vol.1, No.1, April. 2016

Gambar 9 : Grafik produksi kebun plasma Giri Sako


Produksi TBS Plasma Desa Giri Sako (ton)
4500
4000
3500
3000
2500
2000
1500
1000
500
0
Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sep Okt Nov Des

(Sumber : Analisis Data Primer, 2015)

Grafik pada Gambar 9 dapat tahap I dan tahap II di Desa Giri sako
dilihat hasil produksi kebun plasma pada tahun 2015.

Tabel 15. Rata-rata produksi kelompok tani dalam sebulan


Luas Produksi Rata-
No. Kelompok Tani lahan (kg) rata/ha
(ha) (kg)

1 Tani Sejahtera 57 144.362 2.533

2 Jasa Citra 55 133.717 2.431

3 Sumber Mulyo 89 203.586 2.287

4 Tunas Harapan 81 176.012 2.173

5 Setia Tani 61 137.657 2.257

Lanjutan Tabel 15. Rata-rata produksi kelompok tani dalam sebulan

6 Sumber Rejeki 73 190.525 2.610

7 Suka Maju 74 172.326 2.329

8 Karya Madya 68 152.819 2.247

9 Jaya Mandiri 71 160.270 2.257

10 Sumber Jaya 114 225.995 1.982

11 Gotong Royong 1 53 237.147 4.474


12 Gotong Royong 2 51
JURNAL MASEPI, Vol.1, No.1, April. 2016

71.642 1.405

13 Maju Makmur 109 258.684 2.373

14 Sido Mukti 94 225.651 2.401

15 Maju Lancar 1 75 172.254 2.297

16 Maju Lancar 2 61 95.145 1.560

17 Harapan Jaya 90 176.234 1.958

18 Prihatin 52 120.498 2.317

19 Rukun Karya 40 99.885 2.497

20 Tani Makmur 1 85 146.172 1.720

21 Tani Makmur 2 55 96.485 1.754

22 Sabar Menanti 52 84.630 1.628

Rata-rata 158.259 2.250


Sumber : Analisis Data Sekunder, 2015

Tabel 15 menunjukkan (dua ribu dua ratus lima puluh


bahwa rata-rata produksi kelompok kilogram) setara dengan Rp.
tani sebanyak 158.259 kg (seratus 2.670.345,- (dua juta enam ratus
lima puluh delapan ribu dua ratus tujuh puluh ribu tiga ratus empat
lima puluh sembilan kilogram) dan puluh lima rupiah) dengan harga
rata-rata produksi kebun petani rata-rata Rp. 1.186,82 / kg.
anggota per ha sebanyak 2.250 kg

Tabel 16. Rata-rata SHU yang diterima petani anggota Giri Sako
Petani
No. Pendapatan (Rp) Anggota Persentase (%)
(jiwa)
1. < 1 jt 1 3
2. 1 jt - 2 jt 12 40
3. > 2 jt 17 57
Jumlah 30 100
Sumber : Analisis Data Primer, 2015

Tabel 16 menunjukkan rata- anggota yang memiliki lahan seluas


rata SHU yang diterima oleh petani 1 ha dan memiliki potongan lebih.
anggota di Desa Giri Sako, petani Walaupun demikian, KUD Langgeng
anggota yang menerima pendapatan Giri Sako akan mengupayakan agar
< Rp. 1.000.000,- adalah petani petani anggota tersebut tetap
JURNAL MASEPI, Vol.1, No.1, April. 2016

mendapatkan SHU setiap bulan. Bagi Harga TBS (P) : Rp. 1.186,82 /
petani anggota yang menerima kg
pendapatan Rp. 1.000.000,- s/d Rp. Pendapatan Kotor (TR) = P x Q
2.000.000,- dan > Rp. 2.000.000 Dikurangi :
adalah petani anggota yang memiliki - Pupuk Rp. 500.000
lahan seluas 1 s/d 2 ha lebih, karena - USP Rp. 479.000
satu petani anggota ada yang - Replanting Rp. 50.000
memiliki lahan lebih dari 2 ha, - Up. Timbang Rp. 18.000
berikut contoh perhitungan SHU - Up. Panen Rp. 225.000
petani anggota : - Pt. Tangkai Pj Rp. 168.750
Potongan Hasil Penjualan TBS Giri - Transportasi Rp. 166.500
Sako Total Potongan
Luas Lahan : 1 ha Pendapatan Bersih (NR) = TR-TC
Hasil Produksi (Q) : 2.250 kg

Gambar 10. Bagan penerimaan pendapatan SHU


Panen Kelapa PKS I
Sawit PT. CRS

KUD Langgeng
Pusat

PT. CRS Kantor KUD Langgeng


Plasma Teso Giri Sako

Kelompok tani

Petani Anggota

(Sumber : Analisis Data Primer, 2015)

Gambar 10 menunjukkan bahwa SHU dengan potongan yang dibebankan kepada


yang diterima petani anggota melalui petani anggota.
pemotongan pendapatan dari pihak PT. CRS
dan KUD Langgeng pusat yaitu potongan Tanggapan Petani anggota
biaya management fee sebesar 6,2 % dan Petani anggota merasakan manfaat
biaya kredit KKPA. Kemudian di KUD dari adanya pola kemitraan ini, berawal dari
Langgeng Giri Sako akan dilakukan lahan yang tidur dan sekarang menjadi lahan
pemotongan hasil penjualan produksi sesuai yang produktif sesuai dengan tujuan
dengan biaya yang dikeluarkan untuk kebun perusahaan pada saat sosialisasi
anggota per kelompok tani. Setelah SHU pembangunan perkebunan pola KKPA.
diserahkan kepada kelompok tani, maka Berikut Tabel respon petani anggota terhadap
kelompok tani akan membuat slip SHU jelas peran KUD Langgeng Giri Sako :
JURNAL MASEPI, Vol.1, No.1, April. 2016

Tabel 17. Respon petani anggota terhadap peran KUD

No. Respon Petani Petani (jiwa) Persentase (%)

1. Puas 30 100
2. Kurang Puas 0 0
3. Tidak Puas 0 0
Jumlah 30 100
Sumber : Analisis Data Primer, 2015

Tabel 17 menunjukkan bahwa 100 % untuk membantu petani anggota


petani anggota merasa puas dengan peran di lapangan.
KUD yang dirasakan sangat bermanfaat bagi 2. Setiap kegiatan maupun program
kehidupan mereka. KUD Langgeng Giri Sako yang diadakan oleh KUD
didirikan untuk tujuan mensejahterakan petani Langgeng Giri Sako telah
anggotanya dan kemajuan desa Giri Sako. disosialisasikan terlebih dahulu
Petani anggota merasa puas dengan kepada petani anggota, termasuk
adanya KUD Langgeng Giri Sako yang telah sosialisasi pembangunan kebun
mengembangkan potensi petani anggota agar kelapa sawit pola KKPA.
dapat mengelola kebun kelapa sawit. Segala 3. Petani anggota berhak
hal yang berhubungan dengan kebun kelapa mendapatkan pelayanan yang baik
sawit milik anggota dapat diketahui oleh , bersifat terbuka dan
petani karena KUD Langgeng Giri Sako mendapatkan SHU setiap bulan
menjamin keterbukaan untuk petani anggota. serta mendapatkan kemudahan
Dengan adanya kemitraan ini dan manfaat dalam memperoleh informasi dan
yang dirasakan oleh petani anggota maka pelayanan yang ada di KUD
petani anggota berharap agar KUD Langgeng Langgeng Giri Sako.
Giri Sako tetap merespon aspirasi petani 4. Petani anggota merasa puas
anggota dan meningkatkan kesejahteraan serta terhadap peran KUD Langgeng
tetap menjalin kerjasama dengan PT. CRS Giri Sako yang dirasakan sangat
agar program kemitraan ini tetap berjalan bermanfaat bagi kehidupan
sampai pada masa replanting nanti. mereka.

KESIMPULAN DAFTAR PUSTAKA


Analisis dan hasil penelitian yang A.F. Stoner James, DKK. 1996. Manajemen,
telah dilakukan di KUD Langgeng Unit Edisi Bahasa Indonesia, Penerbit PT.
Perwakilan Desa Giri Sako, Kecamatan Logas Prenhallindo, Jakarta.
Tanah Darat, Kabupaten Kuantan Singingi, Anonim. 2011. Kontroversi Kebun Plasma 20
Propinsi Riau PT. Citra Riau sarana (PT. Persen.
CRS) tentang peran Koperasi dalam http://tabloidmingguandetak.blogspot.co
manajemen kebun petani anggota pola m/2011/03/.
kemitraan KKPA dapat disimpulkan sebagai Anonim. 2012. Teknologi Budidaya Kelapa
berikut : Sawit. Badan Penelitian dan
1. KUD Langgeng Giri Sako Pengembangan Pertanian Balai Besar
berperan dalam penyediaan modal Pengkajian dan Pengembangan
atau perkreditan, saprodi, tenaga Teknologi Pertanian.
kerja, transportasi TBS, penjualan Anonim. 2014. Direktorat Jendral
TBS, Penyuluhan dan pelatihan Perkebunan.
serta membentuk kelompok tani
JURNAL MASEPI, Vol.1, No.1, April. 2016

Anonim. 2012. Kebijakan Hilir Sawit Perlu Pahan. I.2007. Kelapa Sawit “Manajemen
Diperbaiki, dalam Ekonomi dan Agribisnis dari Hulu Hingga Hilir”.
Lingkungan Tropis, Edisi 06/ Tahun V/ Penebar Swadaya. Jakarta.
2012, hal. 42-43. Pahan, I. 2008. Panduan Lengkap Kelapa
Chaniago, A. 1984. Perkoperasian Indonesia. Sawit. Penebar Swadaya. Jakarta.
Angkasa. Bandung. PT. CRS, 2013. Social Impact Assessment.
Fani. 2011. Koperasi Unit Desa. Riau
http://fani4.wordpress.com/2011/12/17. Putra, P.N. 2004. Peran Koperasi Terhadap
Hape, F.A. 2015. Peran KUD dalam Perkembangan Usaha Ternak Sapi
Meningkatkan Ekonomi Masyarakat Perah di Kabupaten Boyolali.
Perkebunan Kelapa Sawit. Yogyakarta: Yogyakarta: Skripsi Fakultas Pertanian
Skripsi Fakultas Pertanian Institut Institut Pertanian Stiper Yogyakarta.
Pertanian Stiper Yogyakarta. Yogyakarta.
Yogyakarta. Santoro, A . 2012. Pola Kemitraan PT.
Haryono, N. 2005. Peranan Koperasi Unit Harapan Sawit Lestari Denagn Petani
Desa (KUD) dalam Meningkatkan Plasma Kelapa Sawit Di Desa Asam
Pendapatan Petani Padi di Kecamatan Besar. Yogyakarta: Skripsi Fakultas
Sidoharjo Kabupaten Sragen. Pertanian Institut Pertanian Stiper
Yogyakarta: Skripsi Fakultas Pertanian Yogyakarta. Yogyakarta.
Institut Pertanian Stiper Yogyakarta. Soekartawi. 1990. Prinsip-prinsip
Yogyakarta. perencanaan pembangunan. Jakarta:
Hudiyanto, 1994. Sistem koperasi: Ideologi Rajawali Press
dan Pengolahan. UII Press. Soetrisno. L & R.Winahyu, 1991. Kelapa
Yogyakartaa. Sawit: Kajian Sosial Ekonomi.
James A.F Stoner, 1992, “Manajemen”, Jilid Yogyakarta: Aditya media.
1, Jakarta, Erlangga. Sugito. 1992. Upaya Peningkatan Efisiensi
Mangoesnsoekarjo, S. dan H. Samangun. dalam Usaha Pengolahan Kelapa
2003. Manajemen Agribisnis Kelapa Sawit. Tesis. www.digilib.its.ac.id.
Sawit. UGM-Press. Yogyakarta. (Astra Agro Lestari Verbatim copying,
Marcus Colchester dan Norman Jiwan. 2010. tidak dipublikasikan).
Principle & Criteria RSPO untuk Sugiyono. 2013. Metode Penelitian
Produksi Minyak Sawit Berkelanjutan. Pendekatan Kuantitatif, kualitatif dan R
Sertifikasi Grup. Taskforce & D. Bandung: Alfabeta.
www.rspo.org/files/resource_centre/key Suwandi, Irna. 1986. “Koperasi: Organisasi
doc/11%2520id_RSP. Ekonomi yang berwatak sosial”.
Mubyarto. 1987. Pengantar Ekonomi Bhratara. Jakarta.
Pertanian. Lembaga Penelitian, Taofan, A. P. 2011. Manajemen Satu Atap
Pendidikan dan Penerangan Ekonomi Inti – Plasma.
dan Sosial. Jakarta. http://kelapasawituntukbumi.blogspot.c
Nelianti, E. 2015. Peran Koperasi Terhadap om/2011.
Pendapatan Usaha Petani Plasma Vera, J. 2013.
Kelapa Sawit Di PT. HSL (Cargill) http://pusdatin.setjen.pertanian.go.id.
Desa Asam Besar Kec. Manis Mata Winarni, D.Y. 2015. Kajian Kemitraan
Kab. Ketapang Kal-Bar. Yogyakarta: antara PG. Madukismo dengan Petani
Skripsi Fakultas Pertanian Institut Tebu Rakyat Mandiri (TRM) di
Pertanian Stiper Yogyakarta. Kabupaten Sleman. Yogyakarta: Skripsi
Yogyakarta. Fakultas Pertanian Institut Pertanian
Pahan, I. 2006. Panduan Lengkap Kelapa Stiper Yogyakarta. Yogyakarta.
Sawit. Penebar Swadaya. Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai