4.2 Pembahasan
Berdasarkan pengamatan yang telah dilakukan, maka diperoleh hasil pada
tabel 1, 2, 3, dan 4 bahwa perlakuan tidak memberikan pengaruh terhadap semua
parameter pengamatan. Hal ini disebabkan karena adanya pengaruh beberapa
faktor lingkungan yang menghambat salah satunya pada saat pengamatan
praktikum ada beberapa sampel yang di makan oleh hewan ternak sehingga
sampel yang digunakan berkurang, dan juga curah hujan yang tidak teratur selama
praktikum dilakukan. Hal ini didukung oleh pendapat Rahayu & Riendriasari
(2016), menyatakan bahwa Kelembaban berpengaruh terhadap laju penguapan
atau transpirasi. Jika kelembaban tinggi, laju transpirasi rendah sehingga
penyerapan zat-zat nutrisi juga rendah. Hal ini akan mengurangi ketersediaan
nutrisi untuk pertumbuhan tanaman sehingga pertumbuhannya juga akan
terhambat.
Berdasarkan pengamatan yang dilakukan diketahui juga bahwa perlakuan
tidak memberikan pengaruh nyata karena adanya faktor konsentrasi dari perlakuan
karena adanya beberapa perlakuan dosis yang berbeda dari ketiga taraf perlakuan
hal ini dapat disebabkan oleh dosis yang terlalu rendah ataupun dosis yang terlalu
tinggi sehingga belum mampu memacu pertumbuhan tanaman. Hal ini sejalan
dengan pendapat Aristya & Prajitno (2013), yang menyatakan bahwa pemberian
zat pengatur tumbuh alami dan zat pengatur tumbuh buatan dengan konsentrasi
rendah menyebabkan tanaman terhambat bertumbuhannya sedangkan pemberian
dengan konsentrasi yang tinggi dapat menyebabkan tanaman sters, layu bahkan
tanaman mati.
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Untuk meningkatkan produksi dalam rangka memenuhi konsumsi dalam
negeri maupun untuk tujuan ekspor telah dilakukan melalui usaha peremajaan,
ekstensifikasi dan intensifikasi. Intensifikasi pada tanaman kelapa dilakukan
melalaui penerapan teknologi seperti, pemakaian pupuk yang tepat, perbaikan
pengolahan tanah, pengendalian hama dan penyakit, pengairan, perbaikan cara
pemetikan hasil. Pemberian zat pengatur tumbuh terhadap pertumbuhan tidak
memberikan pengaruh terhadap semua parameter pengamatan disebabkan karena
rendahnya konsentrasi yang diberikan sehingga zat pengatur tumbuh belum
mampu memacu pertumbuhan kelapa.
5.2 Saran
Sebaiknya dalam melakukan pengaplikasian perlakuan dan pengukuran agar
lebih teliti dalam pengambilan data.
DAFTAR PUSTAKA
Aristya, V. E., & Prajitno, D. (2013). Kajian Aspek Budidaya Dan Identifikasi
Keragaman Morfologi Tanaman Kelapa (Cocos Nucifera L.) Di Kabupaten
Kebumen. Vegetalika, 2(1), 101-115.
Ariyanti, M., Suherman, C., Maxiselly, Y., & Rosniawaty, S. (2018).
Pertumbuhan Tanaman Kelapa (Cocos Nucifera L.) Dengan Pemberian Air
Kelapa. Jurnal Hutan Pulau-Pulau Kecil, 2(2), 201-212.
Astrini, N. K. T., Sarjana, I. M., & Putra, I. G. S. A. (2018). Upaya Pemberdayaan
Petani Kelapa (Cocos Nucifera) Di Desa Pesaban, Kecamatan Rendang,
Kabupaten Karangasem. E-Jurnal Agribisnis Dan Agrowisata, 7(3), 444-
454.
Damanik, S. (2017). Strategi Pengembangan Agribisnis Kelapa (Cocos Nucifera)
Untuk Meningkatkan Pendapatan Petani Di Kabupaten Indragiri Hilir,
Riau. Perspektif, 6(2), 94-104.
Emilda, E. (2020). Potenssi Bahan-Bahan Hayati Sebagai Sumber Zat Pengatur
Tumbuh (Zpt) Alami. Jurnal Agroristek, 3(2), 64-72.
Irmadamayanti, A., Muchtar, M., Risna, R., Erwin, E., Syafruddin, S., & Padang,
I. S. (2020). Pengaruh Aplikasi Pupuk Cair Terhadap Pertumbuhan Bibit
Kelapa Dalam Varietas Buol St-1. Jurnal Envisoil, 2(1), 28-35.
Lay, A., & Pasang, P. M. (2012). Strategi Dan Implementasi Pengembangan
Produk Kelapa Masa Depan. Prosfektif. Prosfektif, 11(1), 1-22.
Mardiatmoko, G., & Ariyanti, M. (2018). Produksi Tanaman Kelapa (Cocos
Nucifera L.). Ambon: Badan Penerbit Fakultas Pertanian Universitas
Pattimura.
Putra, B. W. R. I. H., & Ratnawati, R. (2019). Pembuatan Pupuk Organik Cair
Dari Limbah Buah Dengan Penambahan Bioaktivator Em4. Jurnal Sains &
Teknologi Lingkungan, 11(1), 44-56.
Rahayu, A. A. D., & Riendriasari, S. D. (2016). Pengaruh Beberapa Jenis Zat
Pengatur Tumbuh Terhadap Pertumbuhan Stek Batang Bidara Laut
(Strychnos Ligustrina Bl). Jurnal Perbenihan Tanaman Hutan, 4(1), 25-31.
Rajiman. (2018). Peran Keanekaragaman Hayati Untuk Mendukung Indonesia
Sebagai Lumbung Pangan Dunia. In Seminar Nasional Dalam Rangka Dies
Nattalis Uns Ke, 2(1).
Raksun, A. (2014). Aplikasi Pupuk Organik Cair Untuk Meningkatkan
Pertumbuhan Kedelai (Glycine Max L.). Jurnal Biologi Tropis, 14(1).
Rukmana, R., & Yudirachman, H. 2016. Untung Berlipat Dari Budi Daya Kelapa.
Yogyakarta: Lily Publisher.
Suratinojo, S. P., Supit, J., Kamagi, Y., & Sinolungan, M. (2013). Potensi Lahan
Untuk Tanaman Kelapa (Cocos nucifera L) Di Kecamatan Wori Kabupaten
Minahasa Utara. In COCOS. 2 (4).
Tustiyani, I. (2017). Pengaruh pemberian berbagai zat pengatur tumbuh alami
terhadap pertumbuhan stek kopi. Jurnal Pertanian, 8(1), 46-50.
Vaulina, S., Khairizal, K., & Wahyudy, H. A. (2018). Efisiensi Produksi
USAhatani Kelapa Dalam (Cocos Nucifera Linn) Di Kecamatan Gaung
Anak Serka Kabupaten Indragiri Hilir. Jurnal Agribisnis Indonesia (Journal
of Indonesian Agribusiness), 6(1), 61-72.
Warintan, S. E., Purwanigsih, P., & Tethool, A. (2021). Pupuk Organik Cair
Berbahan Dasar Limbah Ternak untuk Tanaman Sayuran. Dinamisia:
Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat, 5(6), 1465-1471.
Warohmah, M., Karyanto, K., & Rugayah, R. (2018). Pengaruh Pemberian Dua
Jenis Zat Pengatur Tumbuh Alami Terhadap Pertumbuhan Seedling
Manggis (Garcinia mangostana L.). Agrotek Tropika, 6(1), 15-20.
LAMPIRAN
1. Lampiran Perhitungan
1. Tinggi tunas tanaman kelapa
ULANGAN
Perlakuan TOTAL RATAAN
I II III IV V
P0 34.3 36.6 19.9 34.4 24.00 149.3 29.854
P1 42.6 57.5 18.3 40.6 23.38 182.4 36.47
P2 30.0 30.8 16.6 29.7 25.38 132.5 26.506
P3 34.9 28.1 22.0 37.1 33.13 155.2 31.046
P4 38.5 40.1 32.9 28.4 33.25 173.2 34.638
P5 43.2 23.4 24.0 36.6 25.25 152.4 30.482
TOTAL 223.57 216.49 133.7 206.83 164.39 944.98 31.49933
3. Lampiran Gambar