Anda di halaman 1dari 22

TUGAS KELOMPOK PERENCANAAN INDUSTRI PANGAN

“PEMANFAATAN LIMBAH KULIT SINGKONG MENJADI TEPUNG


PEMBUATAN KUE JEPANG (Mochi) dengan SUBSTITUSI KACANG EDAMAME
(Glycin Max (L) Merrill)”

Disusun oleh:

Muhammad Ihsan Zaenal (24036121007)

N. Anisa Rizki Amalia (24036121008)

Nurkhana Afipah (24036121010)

Tia Awalu Nur Kholifah (24036121019)

Moch Fauzan A.K.H (24036121026)

Tiara Widia Novianti (24036121030)

JURUSAN ILMU DAN TEKNOLOGI PANGAN

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS GARUT

2023
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Singkong merupakan tanaman yang memiliki banyak manfaat, salah satunya


adalah bahan pangan pokok setelah beras. Namun sayangnya potensi yang
terkandung dalam tanaman singkong belum dimanfaatkan secara maksimal.
Memperhatikan produksi singkong di Indonesia yang mencapai 21 juta ton pada
tahun 2015, singkong dengan bagian kulit memiliki porsi 20% dari tiap kilogram
umbi singkong, maka terdapat kurang lebih 4 juta ton kulit singkong yang terbuang
menjadi limbah. Kulit singkong merupakan bagian tanaman singkong yang selama
ini kurangnya dimanfaatkan selain menjadi makanan ternak ataupun hanya terbuang
sebagai limbah. Sebagai limbah organik, tentunya akan terdegradasi kembali ke
lingkungan. Namun dengan memperhatikan kandungan nutrisi yang terdapat di
dalamnya, kulit singkong sebagai bagian yang tidak terpakai dan terbuang dapat
diolah kembali menjadi makanan yang sehat dan aman untuk dikonsumsi manusia.
Selain itu juga memberi manfaat untuk memenuhi kebutuhan pangan juga secara
ekonomis dengan membuka kesempatan berwirausaha dengan membuat produk
keripik kulit singkong yang telah dikemas dengan baik. Kandungan Nutrisi Umbi
Singkong Setiap 100 gr diantaranya energi, carbohydrates, protein, total fat,
cholesterol, dietary fiber, vitamins folates, niacin, pyridoxine, riboflavin, thiamin,
vitamin A.

Meskipun Kulit singkong Selain sebagai sumber energi, kulit singkong juga
mempunyai senyawa racun sianida dalam bentuk glukosida sianogenik yang terdiri
atas linamarin dan lotaustralin sebanyak 93% dan 7% (Nartey, 1973). Senyawa
sianida terurai menghasilkan asam sianida (HCN), yang dapat menghambat
penyerapan oksigen pada sistem pernafasan sehingga terjadi kekejangan yang
diikuti dengan sesak nafas, hilang kesadaran. bahkan kematian pun dapat terjadi
(Sari dan Astili, 2018).

Pengurangan kadar sianida pada kulit singkong dapat dilakukan dengan


pengeringan melalui proses penjemuran yang sering dilakukan oleh peternak.
Pengeringan kulit singkong dapat menurunkan kadar sianida dari 60-130 mg/kg
menjadi 10-40 mg/kg (Winarno dan Wiranatakusumah, 1981).
Selama ini kulit singkong baru dimanfaatkan untuk pakan ternak. Padahal
kulit singkong dapat diolah menjadi produk- produk makanan misalnya pada awetan
kering kulit singkong, keripik kulit singkong, dodol dan produk- produk makanan
kulit singkong lainnya. Rukmana (1997: 17). Pemanfaatan kulit singkong menjadi
produk makanan ini bertujuan untuk memanfaatkan limbah dari singkong dan
menambah nilai gizi pada hasil produk tersebut. Salah satu alternatife yang
dilakukan adalah sebagai subtitusi tepung terigu dalam pembuatan mochi.

Memperhatikan potensi tape kulit singkong dapat dimanfaatkan sebagai


bahan pangan atau bahan campuran pangan. Apabila kulit singkong digunakan
sebagai bahan campuran pangan maka dapat meningkatkan nilai ekonomi tape kulit
singkong, juga dapat mengurangi jumLah limbah pertanian. tepung kulit singkong
belum banyak dimanfaatkan, sehingga perlu dilakukan penelitian tentang
pendayagunaan kulit singkong sebagai bahan baku pembuatan mochi singkong yang
dapat menunjang program ketahanan pangan di Indonesia. Saat ini penelitian
tentang kulit singkong sebagai produk cemilan mochi dengan tepung kulit singkong
belum dilakukan secara lanjut, maka pada penelitian ini akan dicoba membuat
produk mochi dengan tepung kulit singkong dengan substitusi kacang edamame.

Edamame atau mao dou dalam bahasa China, punya nama latin Glycine
mas adalah tanaman tropis yang masuk sub familia polong-polongan yaitu salah satu
varietas kedelai yang dipanen sebelum matang dan bercitarasa manis. Edamame
berasal dari kata Jepang, eda berarti cabang dan mame berarti kacang. Orang
Indonesia menyebutnya kedelai sayur atau lebih gampang disebut kedelai Jepang
(anonim, 2019).

Edamame diperjualbelikan dengan polongnya dalam keadaan beku.


Edamame tumbuh subur di China dan Jepang. Juga di Amerika Serikat (AS), Brazil,
Chile, Thailand, Taiwan dan Indonesia. Sebenarnya edamame sudah ditanam di
Indonesia pada abad ke 17 untuk memenuhi kebutuhan komunitas Jepang di Jakarta.
Mereka menanamnya di Lembang, Bandung. Sekitar 30 tahun lalu, ketika
kebutuhan Jepang mulai tinggi beberapa pihak mulai membawa benih edamame dari
Jepang untuk ditanam di Indonesia. Benih dari Taiwan juga dikembangkan di sini.
Lahan yang dipilih adalah Bogor dan Bandung (Jawa Barat) dan Jember (Jawa
Timur). Proses pengembangan di Indonesia memakan waktu lama karena
persilangan varietas harus dilakukan dan kecocokan lahan terus diupayakan. Lalu
diketahui bahwa kedelai Jepang ini hanya bisa tumbuh baik di lahan dengan
ketinggian sekitar 600 mdpl dengan varietas Ryokkoh, Chamame,
Ocunami, dan Tsurunoko. Varietas R 75 dari Taiwan juga cocok dengan iklim
Indonesia.

Selain Bogor dan Jember, tanaman ini juga tumbuh dengan baik di
Temanggung, Wonosobo, Magelang dan Kendal, Jawa Tengah. Edamame dari Jawa
Tengah melayani permintaan dari Belanda, sedangkan edamane Jawa Timur yang
diproduksi secara massal, banyak melayani permintaan dari Jepang. Selain dua
negara itu, Indonesia juga mengekspor ke AS, Australia, Malaysia dan Timur
Tengah. Kebutuhan global atas edamane sekitar 100 ribu ton pertahun. Produsen
edamame di Jawa Timur yaitu anak perusahaan PTPN X sanggup memproduksi
7.900 ton rata-rata pertahun. Dari jumlah ini 68 % dialokasikan untuk pasar global,
sedangkan 32 % dipasok untuk pasar domestik. Meskipun ceruknya masih kecil di
pasar Eropa, produsen edamame di Jawa Tengah sanggup mengekspor sekitar 280-
300 ton setiap tahunnya.

Pasar Indonesia juga mulai menyukai. Mereka mulai makan edamame yang
direndam air garam sebelum direbus untuk cemilan, diolah menjadi kue atau
penganan lainnya. Meskipun dijual cukup mahal yaitu 30-35 ribu rupiah
perkilogram, produsen edamame mencatat peningkatan minat pasar domestik
sekitar 20-25 % setiap tahunnya.

Edamame juga merupakan sebuah kacang kedelai muda yang masih berada
dalam polong, yang ditemukan dalam masakan-masakan Asia Timur. Polong-
polong tersebut direbus atau dikukus dan disajikan dengan garam. Di Indonesia,
kedelai edamame banyak ditanam di Kabupaten Jember, Jawa Timur. Konsep
penanaman kedelai Edamame di Kabupaten Jember adalah dengan kemitraan,
dimana sebuah perusahaan dan para petani bekerjasama. Perusahaan menyediakan
bibit dan membeli hasil tanam kedelai edamame, dan para petani yang memiliki
lahan akan menanam hingga panen kedelai edamame. Dalam 155 gr edamame yang
sudah dikupas terdapat kandungan nutrisi diantaranya protein, karbohidrat, serat, zat
besi, kalsium, fosfor, kalium, seng, selenium, vitamin C, folat, kolin, vitamin A, beta
karoten, vitamin K, lutein + zeaxanthin.

Dengan perhatian tersebut, maka pembuatan mochi dengan substitusi


edamame merupakan terobosan baru yang terlihat biasa namun memiliki potensi
peminat yang luar biasa karena pembuatan cemilan ini akan sangat mudah
dikonsumsi dan tentunya akan dapat diterima baik olah para peminat olahan manis.
Disamping gabungan nutrisi dari kulit singkong dan edamame akan menjadi
cemilan yang bergizi dan sehat tentunya.
1.2 Tujuan

Tujuan dari pengembangan produk mochi edamame yaitu untuk


memanfaatkan limbah kulit singkong khususnya di Kabupaten Garut yang mana di
Kabupaten Garut memiliki jumlah produksi singkong yang melimpah setiap
tahunnya, singkong ini pun merupakan salah satu tanaman yang tersebar luas
diseluruh desa di Kabupaten Garut. Produksi singkong yang melimpah mampu
menghasilkan limbah kulit singkong yang melimpah pula, pemanfaatan yang bisa
dilakukan bukan hanya sebagai pakan ternak saja, melainkan menjadi pangan yang
memiliki kandungan bergizi serta enak untuk dikonsumsi, selain itu dapat
meningkatkan nilai ekonomi dari limbah kulit singkong.
1.3 Dasar Estimasi

Dasar estimasi pengembangan produk ini produk mochi edamame yang kami gunakan
didasarkan pada pemanfaatan limbah kulit singkong yang terus bertambah dan menciptakan
produk yang baik untuk Kesehatan serta meningkatkan nilai ekonomis dari limbah kulit
singkong
BAB II

DESKRIPSI USAHA DAN LOKASI PABRIK

2.1 Deskripsi Usaha

Usaha ini adalah usaha yang bergerak dalam bidang pengolahan makanan (skala
industri) yang memanfaatkan bahan-bahan alami menajadi hidangan yang nikmat,
bergizi, berselera tinggi, dan menyehatkan. Usaha ini mungkin masih banyak jarang
diminati oleh banyak orang karena ini adalah inovasi dari makanan tradisional.

2.1.1 Visi
Menjadikan usaha produksi mochi sebagai usaha untuk mengurangi limbah singkong
sehingga terhindar dari pencemaran dan sebagai industri yang sehat serta diminati
banyak masyarakat dan mendapatrkan keuntungan yang maksimal
2.1.2 Misi

1. Proses produksi yang higienis baik dari tempat alat dan bahan yang digunakan

2. Menerapkan pelayanan prima (sikap yang sopan dan ramah, pelayanan cepat dan
baik)

3. Menjaga citarasa

4. Dengan rasa yang khas dan harga yang terjangkau diharapkan memuaskan konsumen

5. Memperkenalkan mochi edamame kepada masyarakat

2.1.3 Tujuan Perusahaan

Adapun beberapa tujuan dalam usaha mochi ini aadalah

1) Meningkatkan taraf hidup mejadi lebih baik unutk memperoleh keuntungan.

2) Untuk menerapkan jiwa wirausaha

Tabel 2.1.3 Tujuan Perusahaan Jangka Pendek dan Jangka Panjang

No. Jangka Pendek Jangka Panjang

1 Pengenalan Produk Skala Industri


Penerapan target pasar (masyarakat luas,
2 Membuka sejumlah cabang
mahasiswa, anak kecil juga ibu hamil)

Menciptakan persaingan dengan strategi Bekerja sama dengan berbagai market


3
Kreatifitas Place
Membangun jaringan dengan pabrik
4 Membuat bahan baku sendiri
penyedia bahan baku

2.1.4 Target Konsumen

Target utama dalam usaha ini adalah masyarakat umum karena produk
merupakan produk yang praktis, bergizi, berkualitas, dan enak. Target khusus yaitu
konsumen berusia 20-40 tahun yang menyukai produk-produk manis.
2.1.5 Keunggulan Usaha

Produk ini memiliki beberapa keuungulan dari segi kandungan gizi dan pemanfaatan
jika dibandingkan dengan produk mochi yang sudah tersebar luas dipasaran. Karena produk
ini memanfaatkan limbah kulit singkong kemudian Kandungan Nutrisi dalam Edamame.

 Protein: 18,5 gram.


 Karbohidrat: 13,8 gram.
 Serat: 8,1 gram.
 Zat besi: 3,5 miligram.
 Kalsium: 97,6 miligram.
 Fosfor: 262 miligram.
 Kalium: 676 miligram.
 Seng: 2,3 miligram.

2.1.6 Proses Produksi dan Pengoperasian

Proses produksi yang akan dilakukan pada produk ini dilakukan dengan
menggunakan mesin-mesin yang canggih seperti mesin vakum frying, mesin
pengemas otomatis, mesin pengiris otomatis, mesin pengukus, dan ruang
penyimpanan yang canggih dengan adanya mesin tersebut dalam pengolahan maka
dapat menurunkan pengeluaran biaya untuk karyawan.
2.1.7 Quality Conrol

Kualitas produk makanan menjadi hal yang sangat diprioritaskan. Quality


control produk mochi edamame menggunakan standar GMP, dimana sanitasi saat
pembuatan produk ini sangat diperhatikan baik sanitasi bahan baku, karyawan,
ruangan, mesin maupun peralatan lainnya. Jika QC ini tidak ditekankan dalam
produksi, maka ada beberapa kemungkinan yang terjadi diantaranya ialah keamanan
pangan buruk hingga produk jauh dari SNI.

2.1.8 Lokasi Pabrik

Lokasi yang dipilih untuk pabrik Mochi Edamameyaitu daerah Leles, Garut. Hal
yangmelatar belakangi pemilihan daerah tersebut adalah daerah tersebut sangat
strategis untuk pembangunan pabrik karena disana terdapat pusat pusat pabrik.
Akses transportasinya pun mudah karena daerah tersebut merupakan jalan
utama, dekat dengan lokasi pemasok bahan baku yang ada di kadungora, dekat
dengan lokasi wisata, dan dekat dengan pusat kota, sehingga pendistribusian
produk dapat dilakukan denganmudah. Selain itu untuk mendapatkan sumber
daya manusia pun akan mudah karena daerah tersebut merupakan wilayah
industri.

2.2 Metode Pelaksanaan

Tahapan produksi dari mochi edamame ini diantaranya pembelian bahan


baku, pengirisan bahan baku dengan mesin pengiris otomatis, perendaman dalam
drum besar, penirisan, penggorengan dengan menggunakan vakum frying,
pengemasan dan penjualan. Alat, bahan dan proses produksi adalah sebagai berikut:

2.2.1 Alat dan bahan dan cara kerja:

Alat:

 Mesin penepungan

 Mesin pengukusan

 Mesin pengadonan

 Rak penyimpanan
 Mesin pengemasan

 Mesin pendingin

 Truk

 Mesin pengering

Bahan:

 Kulit singkong

 Kacang edamame

 Air

 Susu bubuk

 Gula pasir

 Gula halus

 Perisa makanan

 garam
Cara Kerja:

Diagram pembuatan tepung kulit singkong:

10 kg kulit singkong

Penyortasian

Air 10L, Garam


Perendaman
600gr, t=24 jam

Penirisan

Pengeringan Dibawah sinar


matahari

T= 3-4 jam

Penggilingan

Pengayakan

tepung
Diagram alir pembuatan manisan edamame

7 kg edamame

Penyortasian

Air 5 L, gula pasir 5 Perendaman


kg 3 jam

Penyaringan

Pengeringan Alat pengering T=


70℃

Penyimpanan Wadah, diruang


pendingin suhu -4℃

Kismis edamame
Diagram alir pembuatan Mochi edamame dengan substitusi tepung kulit singkong

Tepung kulit singkong

Tepung 10kg, gula


Pencampuran
pasir 3kg, garam
125g, air 5L, susu
5kg, Pengadonan

Pemberian warna
makanan

Pengukusan T=100℃, t=30 menit

Pembagian adonan

Pemberian isian

Pembentukan

Penaburan dengan
gula halus

Pengemasan

Produk mochi

Produk mochi edamame ini sudah ada di beberapa daerah dengan nama
mochi imut dengan dengan bentuk bulat dan berbagai varian rasa. produk mochi
edamame yang akan kami kembangkan yaitu mochi edamame dengan nama mochi
edanmame dengan bentuk bulat, dan varian rasa utama manis. Alasan kami
mengembangkan produk dengan rasa tersebut yaitu untuk memperluas daerah
pemasaran terutama pada remaja yang kebanyakan menyukai makanan manis.
Selain itu, mochi edamame dengan rasa manis juga hanya memerlukan modal yang
kecil sehingga produk ini dapat dipasarkan dengan harga yang terjangkau. Beberapa
aspek yang diperhatikan dalam analisis kelayakan ini diantaranya aspek pasar, aspek
peluang dan strategi, aspek teknis, aspek organisasi dan sumber daya manusia, dan
aspek lingkungan.
2.3 Aspek Pasar
Aspek pasar diperlukan untuk memperkirakan jumlah produk yang dapat
dipasarkan pada pasar tertentu dan pada periode tertentu. Karakteristik yang harus
diperhatikan dalam aspek pasar yaitu:
a. Aspek permintan pasar baik secara total maupun diperinci menurut daerah dan
jenis konsumennya. Aspek permintaan menekankan pada pengukuran dan
peramalan yang bertujuan untuk meminimalisir terjadinya hal yang berlawanan
antara keadaan yang sebenarnya dengan hasil peramalan.
b. Aspek penawaran merupakan kuantitas barang yang ditawarkan di pasardengan
berbagai tingkat harga. Penawaran barang dipengaruhi oleh harga barang lain, biaya
produksi, tujuan perusahaan, dan teknologi yang digunakan
c. Aspek harga produk dilakukan dengan membandingkan dan mempertimbangkan
harga produk baru dengan produk sejenis.
d. Program pemasaran meliputi strategi pemasaran produk yang akan digunakan.
Pada pemasaran produk krakers apel strategi pemasaran yang akan digunakan
adalah 7P (Price, Product, Place, Promotion, People, Process, Physical Evidence)
e. Perkiraan penjualan dilakukan untuk memperkirakan jumlah produk yang bisa
dipasarkan dan cakupan pasar yang bisa dikuasai perusahaan.
 Aspek teknis dan produksi mencakup teknologi yang akan digunakan
sehingga dapatdiketahui kapasitas produksinya.
 Aspek manajemen berfungsi untuk aktivitas-aktivitas perencanaan,
pengorganisasian,pelaksanaan, dan pengendalian.
 Aspek hukum diperlukan sebagai dasar atau izin berdirinya suatu perusahaan

 Aspek ekonomi dan sosial mencakup peluang investasi, menambah


kesempatan kerja bagi masyarakat, meningkatkan pendapatan perusahaan
maupun masyarakat, dan meningkatkan kualitas hidup dari masyarakat
sekitar.
 Aspek keuangan sangat penting dalam mendirikan suatu perusahaan, hal ini
dikarenakan dalam mendirikan suatu perusahaan diperlukan modal usaha.
2.4 Aspek Peluang dan Strategi

Analisis SWOT

1. Kekuatan (Strengths)

a) Usaha yang mudah dijalankan

b) Usaha makanan kue mochi edamame merupakan salah satu usaha kuliner yang bisa
dibangun dengan modal yang tidak terlalu besar.

c) Bahan dan alat mudah didapatakan

d) - Belum banyak pesaing di Indonesia khususnya di kota garut, karena ini merupakan
produk yang memanfatkan bahan lokal alami seperti memanfaatkan edamame sebagai
bahan utama pembuatan mochi itu sendiri.

e) Menawarkan makanan praktis yang enak, kaya akan vitamin dan kandungan serat yang
tinggi.

f) Minat masyarakat terhadap olahan mochi edamame sangat tinggi.

g) Harga yang terjangkau

h) Pengemasan dan promosi menarik.

i) Dengan adanya inovasi-inovasi baru sehingga harapannya peluang untuk menarik


minat konsumen semakin besar.

2. Kelemahan (Weaknesses)

a) Produk tidak termassuk kebutuhan primer

b) Untuk memperkenalkan kue mochi ini diperlukan pengorbanan awal untuk


memberikan promo kepada orang-orang di sekitar, supaya orang-orang tertarik
sebab tidak banyak kalangan yang mengenal kue mochi.

3. peluang (Opportunities)

a) Kesempatan untuk mengembangkan usaha terbuka lebar karena pesaing masih


langka

b) Peluang dengan usaha mochi edamame ini terbilang sangat propektif dengan respon
positif oleh kalangan masyarakat
c) Usaha mochi edamame menjadi suatu pilihan usaha makanan bahan tepung yang
menguntungkan hingga banyak orang yang terpincut untuk menerjuni usaha
tersebut. Usaha mochi edamame menjadi suatu usaha olahan kue yang menyajikan
cita rasa nikmat, gurih, dan manis.

d) Usaha mochi edamame juga tidak mengenal waktu dan juga musim sehingga usaha
ini cocok untuk pilihan usaha yang dijalankan diwaktu kapanpun.

e) Usaha mochi edamame juga menjadi salah satu usaha yang mudah dilakukan dengan
keuntungan terbilang sangat fantastis karena modal yang diperlakukan tidak terlalu.

4. Threats

a) Adanya produk mochi yang lebih murah dan lebih unik

b) Produk dapat ditiru oleh pabrik lain secara mudah

c) Kenaikan harga bahanbahan yang dapat terjadi kapanpun

2.5 Aspek Teknis

Usaha yang akan dijalani merupakan suatu usaha dibidang kuliner yang
dalam pembuatannya terdapat beberapa teknis yang harus diperhatikan, utamanya
dalam menggunakan alat-alat yang digunakan, setiap tahapan menggunakan alat
yang berbeda, peta aliran proses dapat dilihat dibawah ini :

(gambar 1. Peta aliran proses produksi)


(gambar 2. Denah layout pabrik)

2.6 Aspek Sumber Daya Manusia

Sumber daya manusia yang terlibat pada usaha ini memiliki berbagai macam
jabatan mulai dari CEO, manager, supervisor, mandor, pekerja, tim QC dan QA.
Dimana CEO atau pemilik bertugas untuk menetapkan rencana jangka pendek dan
Panjang, menentukan arah perusahaan, menetapkan kebijakan perusahaan, memberi
wewenang terhadap karyawan,dll. Manager bertugas untuk menentukan prosedur
pembelian bahan hingga bahan menjadi produk jadi. Supervisor merupakan
seseorang yang memiliki tanggung jawab terhadap manager mengenai kerja
mandor. Sedangkan mandor bertanggung jawab pada supervisor danterhadap kerja
pekerja. Pekerja merupakan orang yang melakukan produksi di sutau perusahaan,
sedangkan tim QC dan QA memiliki kewenangan terhadap administrasi
perusahaan.
2.7 Aspek Lingkungan

Usaha ini dapat mempengaruhi lingkungan baik secara fisik maupun ekonomi.
 Secara Fisik

Dengan adanya perusahaan Mochi Edamame ini maka dapat


memberikan manfaat bagi orang-orang yang berwisata kuliner, selain itu
Mochi Edamame pun mampu membangkitkan kuliner di daerah Garut
sehingg dapat menambah pendapatandaerah. Dengan beridinya pabrik ini
pun dapat memberi dampak terhadap orang-orang yang bekerja.
 Secara Ekonomi

Sedangkan bila secara ekonomi maka akan berpengaruh terhadap


sosial ekonomi berupa adanya lapang kerja baru, terjadinya penambahan
tenaga kerja, naiknya income perkapita daerah, tumbuh kembang sector
pertanian, pergeseran nilai,adat, budaya,dll.
BAB III

RENCANA ANGGARAN BIAYA (RAB)

3.1 Biaya Perencanaan Investasi Awal

Tabel 1. Perencanaan Biaya Investasi Awal

No Nama Barang Vol Satuan Harga Satuan Jumlah


(Rp/ satuan) (Rp)
1 Mesin Penepungan 2 Unit 3.000.000,00 6.000.000,00
2 Mesin Pengukusan 2 Unit 16.000.000,00 32.000.000,00
(steamer)
3 Mesin Pengadonan 4 Unit 11.500.000,00 46.000.000.00
4 Rak Penyimpanan 20 Unit 1.700.000,00 34.000.000,00
5 Mesin Pengemasan 1 Unit 52.000.000,00 52.000.000,00
6 Mesin Pendingin 2 Unit 44.250.000,00 88.500.000,00
(cold storage)
7 Truk (Hino Dutro 130 3 Unit 368.100.000,00 1.104.300.000,00
MDL 5.5)
8 Mesin Pengering 1 Unit 20.000.000,00 20.000.000,00
Total 1.382.800.000,00
3.2 Biaya Operasional

BIAYA OPERASIONAL
PERIODE PERBULAN
Biaya Tetap
No Uraian Nominal (Rp)
1 Gaji Karyawan 30.000.000
2 Isi Ulang Listrik 21.000.000
3 Air PDAM 7.000.000
4 Biaya Transportasi 6.000.000
5 Penyusutan 1.500.000
Total 65.500.000
Biaya Variabel
No Uraian Nominal (Rp)
1 Kulit Singkong 1.035.000,00
2 Kacang Edamame 4.500.000,00
3 Garam 70.000,00
4 Gula pasir 1.575.000,00
5 Pengawet (natrium benzoate) 351.000,00
6 Pewarna Makanan 315.000,00
7 Gula halus 720.000,00
Total 8.251.000,00

3.3 Menentukan HPP ( Harga Pokok Perproduk

Diketahui : (B) Biaya produksi (biaya operasional) : 8.251.000


8
.
(Vp) Volume produk (unit) : 10.000
Depresiasi : 10%
:
Harga Pokok Perproduk 8.251.000/
10.000
= 8.251

3.4 Menentukan Harga Jual

Diketahui : HPP = 8.251


Margin = 75%
Harga Jual Produk Per Pcs = 8.251 + (8.251 x 0,75)
= 14.439,25
= 14.500

3.5 Penentuan Laba

Laba kotor sebelum penyusutan = Hasil Penjualan – Biaya Produksi


= 145.000.000 – 8.251.000
= 136.749.000

Depresiasi Pendapatan (10%) = 13.647.900

Laba Kotor setelah penyusutan = Laba kotor sebelum penyutusan – depresiasi


= 136.749.000 – 13.647.900
= 123.074.100

PPN (10%) = Laba Kotor x 10%


= 123.074.100 x 0,1
= 12.307.410

Laba Bersih = Laba kotor – PPN 10%


= 123.074.100 – 12.307.410
3.6 Menentukan BEP

Diketahui : Biaya tetap : Rp 65.500.000

Biaya variable per 𝑏𝑖𝑎𝑦𝑎 𝑣𝑎𝑟𝑖𝑎𝑏𝑒𝑙 8.251.000 Rp


:
produk : : 8.251
1.000
𝑣𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 𝑝𝑟𝑜𝑑𝑢𝑘

Harga jual produk : 14.500.000 :

𝐵𝑖𝑎𝑦𝑎 𝑡𝑒𝑡𝑎𝑝
BEP = ℎ𝑎𝑟𝑔𝑎 𝑗𝑢𝑎𝑙 𝑝𝑟𝑜𝑑𝑢𝑘 − 𝑏𝑖𝑎𝑦𝑎 𝑣𝑎𝑟𝑖𝑎𝑏𝑒𝑙 𝑝𝑒𝑟 𝑝𝑟𝑜𝑑𝑢𝑘

BEP = 65.500.000 = 65.000.000 = 10.481 produk


14.500.000− 14.299.991
8.251
Maka Peruahaan harus membuat 10.481 produk jika ingin mengalami titik impas atau
BEP.

3.6 Pay Back Point

𝐷𝑒𝑝𝑟𝑒𝑠𝑖𝑎𝑠𝑖 𝑃𝑒𝑛𝑑𝑎𝑝𝑎𝑡𝑎𝑛+𝑙𝑎𝑏𝑎 𝑏𝑒𝑟𝑠𝑖ℎ


= x 100 %
𝐼𝑛𝑣𝑒𝑠𝑡𝑎𝑠𝑖 𝑎𝑤𝑎𝑙

13.674.900+110.000.766.690
= x 100%
1.382.800.000

= 9%
1
Maka waktu balik modal = 9 = 0,11

3.7 R01

𝐷𝑒𝑝𝑟𝑒𝑠𝑖𝑎𝑠𝑖 𝑝𝑒𝑛𝑑𝑎𝑝𝑎𝑡𝑎𝑛+𝑙𝑎𝑏𝑎 𝑏𝑒𝑟𝑠𝑖ℎ


R01 = x 100%
𝑖𝑛𝑣𝑒𝑠𝑡𝑎𝑠𝑖 𝑎𝑤𝑎𝑙

=9%
DAFTAR PUSTAKA

Rukmana, R. 1997. Ubi Kayu: Budi Daya Pascapanen. Yogyakarta: Kanisius.

Anonim. (2019). Ketika orang jepang suka ngemil edamame.


https://indonesia.go.id/kategori/kuliner/1227/ketika-orang-jepang-suka-ngemil-
edamame?lang=1#:~:text=Edamame%20berasal%20dari%20kata%20Jepang,lebih%2
0gampang%20disebut%20kedelai%20Jepang. Diakses pada tanggal 24 mei 2023.

Butler, G.W., P.F. Reay, and B.A. Tapper. 1973: Physiological and genetic aspects of
cyanogenesis in cassava and other plants. Ibid., 65–71.

Nartey, F., 1973: Biosynthesis of cyanogenic glucosides in cassava (Manihot spp,). In:
chronic cassava toxicity (ed.). Barry Nestle and Reginald Macintyre. IDRC, Ottawa,
Canada 73–87.
Winarno, F.G. dan M.A. Wiranatakusumah. 1981. Fisiologi Lepas Panen. Jakarta : Sastra
Hudaya

Anda mungkin juga menyukai