Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

PENGENDALIAN

Disusun oleh

Nama : Moch.Fauzan.A.K.H (24036121026)


Prodi : ILMU DAN TEKNOLOGI PANGAN
Dosen : Fitri Awaliyah, SP, M. EP

FAKULTAS PERTANIAN

PRODI ILMU DAN TEKNOLOGI PANGAN

UNIVERSITAS GARUT
2022

KATA PENGANTAR
Puji dan syukur atas kehadiran Tuhan yang Maha Esa atas berkat rahmat-Nya sehingga
saya dapat menyelesaikan tugas mata kuliah Dasar-Dasar Manajemen ini dan saya bersyukur
telah diberikan kesehatan dan akal pikiran yang baik sehingga saya dapat menyelesaikannya
dengan baik, namun saya menyadari tugas makalah yang dibuat ini jauh dari kesempurnaan.
Oleh karena itu, saya bersedia menerima kritik dan saran demi kesempurnaan hasil makalah
yang saya buat ini.
         Pada kesempatan kali ini tidak lupa saya menyampaikan terima kasih setulus hati dan
hormat saya kepada dosen Ibu Fitri Awaliyah selaku pengampu mata kuliah “Dasar-Dasar
Manajemen”  di UNIVERSITAS GARUT.
         Akhir kata izinkan saya mengucapkan terima kasih, semoga hasil makalah ini
bermanfaat untuk menuju kearah studi yang lebih baik.

                                                                           Garut, 24 Mei 2022


                         

Penyusun
DAFTAR ISI
COVER i

KATA PENGANTAR. ii

DAFTAR ISI iii

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

1.2 Rumusan Masalah

1.3 Tujuan

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Teori fungsi manajemen:pengendalian dalam organisasi

2.2 Pengertian pengendalian

2.3 Fungsi pengendalian

2.4 Pentingnya pengendalian

2.5 Tujuan pengendalian

2.6 Proses pengendalian

2.7 Macam-Macam pengendalian

2.8 Contoh proses pengendalian pada suatu organisasi atau perusahaan

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Sistem Pengendalian Manajemen (SPM) adalah hal yang penting dalam
pengendalian formal dan sistem umpan balik yang dimaksudkan untuk memonitor hasil
organisasi dan mengkoreksi penyimpangan standar dari kinerja yang ditetapkan
sebelumnya (Hosfstede, 1978 dalam Lekatompessy, 2012). Sistem Pengendalian
Manajemen adalah suatu mekanisme secara formal didesain untuk menciptakan kondisi
yang mampu meningkatkan peluang dan pencapaian harapan serta memperoleh hasil
(output) yang diinginkan dengan memfokuskan pada tujuan yang akan dicapai oleh
organisasi dan perilaku yang diinginkan partisipan (Porporato, 2006).Anthony dan
Govindrajan (2002:7) menyebutkan bahwa Sistem Pengendalian Manajemen adalah
suatu alat atau cara yang terstruktur yang digunakan oleh manajer untuk memastikan
bahwa orang-orang yang diawasinya mengimplementasikan strategi yang dimaksudkan.
Sedangkan menurut Mulyadi dan Setyawan (2001) sistem pengendalian manajemen
adalah suatu sistem yang digunakan untuk merencanakan berbagai kegiatan perwujudan
visi organisasi melalui visi yang telah dipilih dan untuk mengimplementasikan dan
memantau pelaksanaan rencana kegiatan tersebut. Sehingga dapat dikatakan sistem
pengendalian manajemen adalah suatu sistem yang saling berhubungan satu dengan yang
lainnya untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan oleh perusahaan.
1.2 Rumusan Masalah
a. Bagaimana teori fungsi manajemen:pengendalian dalam organisasi
b. Apa pengertian pengendalian
c. Apa saja fungsi dari pengendalian
d. Mengetahui pentingnya pengendalian
e. Apa saja tujuan dari pengendalian
f. Bagaimana proses pengendalian
g. Apa saja macam-macam pengendalian
h. Berikan contoh pengendalian dalam suatu organisasi atau perusahaan
1.3 Tujuan
a. Mengtahui bagaimana teori pengendalian
b. Mengtahui apa pengertian pengendalian
c. Mengtahui apa saja fungsi dari pengendalian
d. Mengtahui pentingnya pengendalian
e. Mengtahui apa saja tujuan dari pengendalian
f. Mengtahui bagaimana proses pengendalian
g. Mengtahui apa saja macam-macam pengendalian
h. Mengtahui contoh pengendalian dalam suatu organisasi atau perusahaan

BAB 2

PEMBAHASAN

2.1 Teori pengendalian

Sistem pengendalian manajemen dapat dikategorikan dan masuk ke dalam bagian


dari pengetahuan perilaku terapan atau yang seringkali disebut dengan applied behavioral
science. Hal ini memiliki arti sistem pengendalian manajemen sebagai sistem yang berisikan
berbagai tuntutan bagaimana menjalankan serta mengendalikan sebuah perusahaan maupun
organisasi yang baik berdasarkan berbagai asumsi yang ada.

Menurut Anthony dan Reece (1984:824) mendefinisikan sistem pengendalian manajemen


sebagai sebuah sistem yang memiliki fungsi dalam pengendalian setiap aktivitas yang terjadi
di dalam sebuah perusahaan dalam upaya menentukan strategi yang sesuai untuk diterapkan
dan mencapai tujuan perusahaan tersebut.

Sedangkan menurut Suadi (1999:8-9), mengartikan sistem pengendalian manajemen sebagai


sebuah sistem yang terdiri dari berbagai sub sistem yang memiliki kaitan antara satu sama
lain. Sub sistem tersebut terdiri dari penganggaran, pemrograman, pelaporan, akuntansi,
hingga pertanggungjawaban. Sebuah perusahaan yang dianggap baik sendiri harus mampu
memenuhi beberapa hal, yaitu:

Memiliki tolak ukur kinerja yang menjadi cerminan sebuah perusahaan maupun organisasi
dapat berjalan dengan efisien, efektif, serta produktif.
Memiliki kebijakan dalam menentukan tolak ukur di dalam sebuah perusahaan tersebut.
Mampu mengapresiasi setiap sumber daya yang ada atau dimiliki oleh perusahaan maupun
organisasi tersebut.
Sistem pengendalian manajemen sendiri mempunyai sifat yang menyeluruh serta terpadu,
yang memiliki makna bahwa pengendalian manajemen tersebut lebih mengarah kepada
berbagai upaya yang dilakukan sebuah perusahaan agar tujuan yang ingin dicapai dapat
terpenuhi. Berikut beberapa komponen yang menjadi bagian dari sistem pengendalian
manajemen.

W atau Work yang memiliki arti pekerjaan.


E atau Employee yang memiliki arti tenaga kerja.
R atau Relationship yang memiliki arti hubungan.
E atau Environment yang memiliki arti lingkungan.
Menurut Edy Sukarno, definisi sistem pengendalian manajemen merupakan sebuah sistem
yang terintegrasi yang terdiri dari proses, strategi, ajutansi, pertanggungjawaban,
penganggaran, serta pemrograman yang memiliki tujuan untuk membantu individu dalam
menjalankan sebuah perusahaan maupun organisasi agar hasil yang ingin dicapai dapat
seoptimal mungkin. Selain itu, sistem pengendalian manajemen sendiri memiliki berbagai ciri
penting dalam menjalankan sebuah perusahaan maupun organisasi sebagai berikut.

Ciri pertama dari sistem pengendalian manajemen adalah dapat digunakan untuk memegang
kendali dari keseluruhan perusahaan maupun organisasi. Hal yang termasuk ke dalamnya
adalah seluruh sumber daya yang dapat digunakan, baik SDM atau sumber daya manusia, alat
serta teknologi yang ada hingga hasil yang dapat diperoleh sebuah perusahaan, dengan
adanya sistem pengendalian manajemen proses mencapai tujuan sebuah perusahaan dapat
berjalan dengan baik.
Ciri kedua dari sistem pengendalian manajemen adalah hal tersebut bertolak belakang dari
sebuah strategi maupun teknik evaluasi secara menyeluruh atau terintegrasi yang ada di
perusahaan, selain itu memiliki sifat tidak terlalu memerlukan hitungan yang pasti ketika
mengevaluasi suatu hal.
Ciri ketiga dari sistem pengendalian manajemen adalah memiliki orientasi terhadap manusia,
hal ini dikarenakan sistem yang ada tersebut digunakan untuk membantu manajer dalam
mencapai strategi perusahaan dan bukan digunakan untuk memperbaiki detail catatan
perusahaan.
2.2 Pengertian Pengendalian
Pengendalian menjadi fungsi keempat dan merupakan bagian ujung dan sebuah proses
kegiatan. Griffin, memberikan batasan tentang pengendalian sebagai pengamatan secara
organisatoris terhadap sasaran yang dicapai perusahaan.1 Pengendalian adalah proses
untuk membuat sebuah organisasi mencapai tujuannya.2 Pengendalian menurut para ahli
adalah sebagai berikut:
a. Earl P.Strong, controlling is the process of regulating the various factors in an
enterprise according to the requirement of its plans.Artinya : pengendalian adalah proses
pengaturan berbagai faktor dalam suatu perusahaan,agar pelaksanaan sesuai dengan
ketetapan-ketetapandalam rencana.
b. Harold Koontz, control is the measurement and correction of the performance of
subordinates in order to make sure that enterprise objectives and the plans devised to
attain then are accomplished.Artinya :Pengendalian adalah pengukuran dan koreksi
kinerjabawahan,agar rencana-rencana yang telah dibuat untuk mencapaitujuan-tujuan
perusahaan dapat terselenggara.3
c. Arief Suadi berpendapat bahwa pengendalian manajemen adalah sebuah usaha untuk
menjamin bahwa sumber daya perusahaandigunakan secara efektif dan efisien untuk
mencapai tujuan perusahaan. Efektif berbeda dengan efisien, efektif diartikan sebagai
kemampuan untuk mengerjakan yang benar, sedangkan efsien diartikan sebagai
kemampuan untuk mengerjakan dengan benar.4
d. Siswanto mengemukakan pengendalian manajemen adalah suatu usaha sistematik
untuk mendapatkan standar kinerja dengan sasaran perencanaan, mendesain sistem
umpan balik informasi, membandingkan kinerja aktual dengan standar yang telah
ditetapkan, menentukan apakah terhadap penyimpangan dan mengukur signifikansi
penyimpangan tersebut, dan mengambil tindakan perbaikan yang diperlukan untuk
menjamin bahwa semua sumber daya perusahaan yang sedang digunakan sedapat
mungkin secara lebih efektif dan efisien guna mencapai sasaran perusahaan.5
e. Robert Anthony mendefinisikan sistem pengendalian manajemen sebagai proses untuk
memastikan bahwa sumber daya diperoleh dan digunakan secara efisien dan efektif
untuk mencapai tujuan organisasi.
f. Zahinul Hoque berpendapat bahwa sistem pengenalian manajemen sebagai suatu alat
untuk memperoleh data dalam membantu mengkoordinasikan proses pembuatan
perencanaan dan keputusan pengendalian dalam organisasi.
g. Mulyadi dan Setyawan mendefinisikan sistem pengendalian manajemen sebagai suatu
sistem yang digunakan untuk merencanakan berbagai kegiatan dalam rangka pencapaian
visi organisasi melalui misi yang telah dipilih dan untuk mengimplementasikan serta
memantau pelaksanaan rencana kegiatan tersebut.6
h. Robert J. Mockler mendefinisikan Pengawasan manajemen adalah suatu usaha
sistematik untuk menetapakan standar pelaksanaan dengan tujuan-tujuan perencanaan,
merancang sistem informasi umpan balik, membandingkan kegiatan nyata dengan
standar yang telah ditetapkan sebelumnya, menentukan dan mengukur penyimpangan-
penyimpangan, serta mengambil tindakan koreksi yang diperlukan untuk menjamin
bahwa semua sumber daya perusahaan dipergunakan dengan cara paling efektif dan
efisien dalam pencapaian tujuan-tujuan perusahaan. Pengawasan dapat didefinisikan
sebagai proses untuk “menjamin” bahwa tujuan-tujuan organisasi dan manajemen
tercapai. Ini berkenaan dengan cara-cara membuat kegiatan-kegiatan sesuai yang
direncanakan.7
Pengendalian ini berkaitan erat sekali dengan fungsi perencanaan dan kedua fungsi ini
merupakan hal yang saling mengisi, karena:
a. Pengendalian harus terlebih dahulu direncanakan
b. Pengendalian baru dapat dilakukan jika ada rencana
c. Pelaksanaan rencana akan baik, jika pengendalian dilakukan dengan baik
d. Tujuan baru dapat diketahui tercapai dengan baik atau tidak setelah pengendalian atau
penilaian dilakukan Berdasarkan batasan di atas, terdapat empat langkah dalam
pengendalian yaitu sebagai berikut:
a. Menetapkan standar dan metode untuk mengukur kinerja (establish standard and
methods for measuring performance)Penetapan standar dan metode untuk mengukur
kinerja bisa mencakup standar dan ukuran untuk segala hal, mulai dari target penjualan
dan produksi sampai pada catatan kehadiran dan keamanan pekerja. Untuk menjamin
efektivitas langkah ini, standar tersebut harus dispesifikasi dalam bentuk yang berarti dan
diterima oleh para individu yang bersangkutan.
b. Mengukur kinerja (measure the performance)Langkah mengukur kinerja merupakan
proses yang berlanjut dan repetitif, dengan frekuensi aktual bergantung pada jenis
aktivitas yang sedang diukur.
c. Membandingkan kinerja sesuai dengan standar (compare the performance match with
the standar)Membandingkan kinerja adalah membandingkan hasil yang telah diukur
dengan target atau standar yang telah ditetapkan. Apabila kinerja ini sesuai dengan
standar, manajer berasumsi bahwa segala sesuatunya telah berjalan secara terkendali.
Oleh karena itu, manajer tidak perlu campur tangan secara aktif dalam organisasi.
d. Mengambil tindakan perbaikan (take corrective action) Tindakan ini dilakukan
manakala kinerja rendah di bawah standar dan analisis menunjukkan perlunya diambil
tindakan. Tindakan perbaikan dapat berupa mengadakan perubahan terhadap satu atau
beberapa aktivitas dalam operasi organisasi atau terhadap standar yang telah ditetapkan
sebelumnya. Manajer hanya memantau kinerja dan bukan melaksanakan pengendalian,
kecuali apabila manajer mengikuti terus proses tersebut sampai berakhir. Yang perlu
mendapat prioritas adalah menentukan cara yang konstruktif agar kinerja dapat
memenuhi standar dan tidak mengidentifikasi kegagalan yang telah terjadi.
2.3 Fungsi pengendalian
Sistem pengendalian manajemen adalah suatu upaya sistematis yang dilakukan
perusahaan untuk mencapai tujuannya dengan cara melakukan perbandingan atas prestasi
kerja agar sesuai rencana awal dan menciptakan suatu tindakan yang tepat untuk bisa
mengoreksi setiap perbedaan yang menyimpang.Pengendalian biaya yang efektif akan
tergantung pada bagaimana komunikasi yang terjalin antara pihak informasi akuntan
dengan manajemen. Dengan menciptakan laporan prestasi kerja, maka pihak controller
pun akan memberikan suatu saran pada berbagai tingkat manajemen mengenai suatu
tindakan perbaikan yang dibutuhkan oleh suatu kegiatan tertentu. Laporan tersebut bisa
disajikan dalam bentuk pernyataan langsung ataupun tertulis dari controller pada pihak
manajemen perusahaan. Isi laporan tersebut juga bisa berupa laporan prestasi kerja yang
sudah diraih oleh para karyawannya.
2.4 Pentingnya pengendalian
Pengendalian merupakan salah satu fungsi dalam manajemen suatu organisasi . Dimana
memiliki suatu proses mengendalikan, mengawasi dan mengembangkan suatu kegiatan.
Suatu pengendalian dikatakan penting karena tanpa adanya pengawasan yang baik
tentunya akan menghasilkan tujuan yang kurang memuaskan, baik bagi organisasinya
sendiri maupun bagi para karyawan.
Proses pengendalian sendiri terbagi dalam 3 proses yaitu :
a. Penetapan standar
Penetapan pengukuran yang akan digunakan sebagai patokan penilaian hasil-hasil
standar seperti standar waktu, standar moneter, standar waktu, dan lain-lain.
b. Pengukuran kinerja
Mengecek apakah kinerja yang dilakukan sudah sesuai dengan standar yang ada.
c. Pengambilan tindakan korektif
Alternatif tindakan yang diambil jika hasil yang didapatkan tidak sesuai dengan standar
yang ada.Setelah mengetahui proses-proses yang terjadi pada pengendalian kita bisa
mengetahui pentingnya proses pengendalian dalam organisasi , yaitu :
1.membantu mencapai tujuan dari proses pengendalian adalah proses mengawasi dan
mengawasi hasil implementasi dari suatu rencana organisasi . Dengan adanya
pengendalian dapat membantu menemukan kesalahan-kesalahan yang mungkin ada dan
selanjutnya dapat diatasi dengan mengambil tindakan korektif untuk membantu
mencapai tujuan dari organisasi.
2.Nilai standar akurasi seorang
manajer harus membandingan kinerja yang dilakukan oleh karyawannya. Apakah kinerja
karyawannya sudah sesuai dengan standar yang berlaku sehingga manajer bisa
mengetahui kualitas kinerja karyawannya
3.Mengefisiensi penggunaan sumber daya
Sumber daya yang ada seperti SDM dan sumber daya fisik dapat dikelola dengan baik
dan efisien karena proses pengendalian memastikan karyawan bekerja sesuai standar
yang ada.
4.peningkatan motivasi karyawan
Proses mengendalikan membuat karyawan yang berkerja di suatu perusahaan bekerja
secara maksimal karena mereka tahu bahwa kinerja mereka akan dinilai apakah
pekerjaan mereka sudah sesuai dengan standar , sudah memuaskan atau tidak dimana hal
tersebut berefek pada karir mereka.
5.Menjamin tidak adanya proses
pengendalian akan memastikan semua kejadian yang terjadi-kecurangan tidak seperti
mencuri,korupsi, menunda-nunda pekerjaan, berperilaku yang buruk, dan lain-lain.
6.Menyelaraskan koordinasi antar departemen
Proses pengendalian akan memastikan koordinasi antar semua departemen selaras karena
koordinasi sangat diperlukan agar tercapai tujuan organisasi dengan baik .
Dengan demikian proses pengendalian dalam manajemen organisasi sangat berpengaruh
bagi organisasi atau perusahaan untuk mencapai tujuan.
2.5 Tujuan Pengendalian
Berikut adalah beberapa tujuan dari pengendalian dalam sebuah perusahaan.
1.Untuk memastikan kegiatan perusahaan berjalan sesuai kebijakan yang telah berlaku.
2.Untuk menjaga aset atau keuangan dalam sebuah perusahaan.
3.Untuk mencapai tujuan dari perusahaan yang sebelumnya telah ditetapkan.
4.Untuk menghasilkan laporan keuangan yang akurat dan tepat.
5.Untuk mencegah kerugian yang terjadi pada sumber daya perusahaan.
6.Untuk memastikan sudah dipatuhinya kebijakan yang ditetapkan oleh manajemen
perusahaan.
7.Untuk mendorong efektivitas dan efisiensi kegiatan operasional perusahaan.
2.6 Proses pengendalian

Pengendalian manajemen merupakan usaha yang tersistematis dari perusahaan untuk


mencapai tujuannya dengan cara membandingkan prestasi kerja dengan rencana dan
membuat tindakan yang tepat untuk mengoreksi perbedaan yang penting.
Menurut Kami Konsultan Manajemen Cikarang pengendalian biaya yang efektif akan
tergantung pada komunikasi yang baik antara informasi akuntansi dengan manajemen.
Dengan membuat laporan prestasi kerja, controller memberikan saran kepada berbagai
tingkat manajemen mengenai tindakan perbaikan yang diperlukan dalam suatu kegiatan.
Laporan bisa berbentuk pernyataan langsung ataupun tertulis dari kontroller kepada tingkat
manajemen perusahaan yang berisikan laporan penyimpangan dari rencana yang telah
ditentukan, sesuai dengan prinsip manajemen berdasarkan penyimpangan. Laporan ini selain
laporan penyimpangan rencana (jika ada) juga memberikan laporan prestasi kerja yang telah
dicapai oleh para pekerja.
Sistem Pengendalian Manajemen Mempunyai Unsur-Unsur :
1.Detektor
2.Selektor
3.Efektor
4.Komunikator
Unsur-unsur ini satu sama lain saling berhubungan dan membentuk suatu proses kerja. Proses
yang terjadi berawal ketika detektor mencari informasi tentang aktivitas. Detektor ini dapat
berupa sistem informasi baik formal maupun informasi, yang menyediakan informasi kepada
pimpinan mengenai apa yang terjadi di dalam suatu aktivitas.Setelah informasi diperoleh,
aktivitas yang terekam didalamnya dibandingkan dengan standar atau patokan berupa kriteria
mengenai apa yang seharusnya dilaksanakan dan seberapa jauh perlunya pembenaran.
Proses pengendalian manajemen yang baik sebenarnya formal, namun sifat pengendalian
informal masih banyak terjadi. Pengendalian manajemen formal merupakan tahap-tahap yang
saling berkaitan satu sama lain, terdiri dari proses :
1.Pemrograman (Programming)
Dalam tahap ini perusahaan menentukan program-program yang akan dilaksanakan dan
memperkirakan sumber daya yang akan alokasikan untuk setiap program yang telah
ditentukan.
2.Penganggaran (Budgeting)
Pada tahap penganggaran ini program direncanakan secara terinci, dinyatakan dalam satu
moneter untuk suatu periode tertentu, biasanya satu tahun. Anggaran ini berdasarkan pada
kumpulan anggaran-anggaran dari pusat pertanggungjawaban.
3.Operasi dan Akuntansi (Operating and Accounting)
Pada tahap ini dilaksanakan pencatatan mengenai berbagai sumber daya yang digunakan dan
penerimaan-penerimaan yang dihasilkan. Catatan dan biaya-biaya tersebut digolongkan
sesuai dengan program yang telah ditetapkan dan pusat-pusat tanggungjawabnya.
Penggolongan yang sesuai program dipakai sebagai dasar untuk pemrograman di masa yang
akan datang, sedangkan penggolongan yang sesuai dengan pusat tanggung jawab digunakan
untuk mengukur kinerja para manajer.
4.Laporan dan Analisis (Reporting and Analysis)
Tahap ini paling penting karena menutup suatu siklus dari proses pengendalian manajemen
agar data untuk proses pertanggungjawaban akuntansi dapat dikumpulkan.
2.7 Macam-Macam Pengendalian
Jenis Pengendalian Manajemen Sistem pengendalian manajemen dapat dibagi dalam 5
(lima) jenis:
1. Pengendalian pencegahan (preventive controls)
2. Pengendalian deteksi (detective controls)
3. Pengendalian koreksi (corrective controls)
4. Pengendalian pengarahan (directive controls)
5. Pengendalian kompensatif (compensating controls)
Rincian kelima jenis pengendalian di atas dapat dijelaskan sebagai berikut:
1. Pengendalian pencegahan (preventive controls)
Pengendalian pencegahan dimaksudkan untuk mencegah terjadinya suatu kesalahan.
Pengendalian ini dirancang untuk mencegah hasil yang tidak diinginkan sebelum
kejadian itu terjadi. Pengendalian pencegahan berjalan efektif apabila fungsi atau
personel melaksanakan perannya. Contoh pengendalian pencegahan meliputi: kejujuran,
personel yang kompeten, pemisahan fungsi, reviu pengawas dan pengendalian ganda.
Sebagaimana peribahasa mengatakan “lebih baik mencegah daripada mengobati”
demikian pula dengan pengendalian. Pengendalian pencegahan jauh lebih murah
biayanya dari pada pengendalian pendeteksian atau korektif. Ketika dirancang ke dalam
sistem, pengendalian pencegahan memperkirakan kesalahan yang mungkin terjadi
sehingga mengurangi biaya perbaikannya. Namun demikian, pengendalian pencegahan
tidak dapat menjamin tidak terjadinya kesalahan atau kecurangan sehingga masih
dibutuhkan pengendalian lain untuk melengkapinya.
2. Pengendalian deteksi (detective controls)
Sesuai dengan namanya pengendalian deteksi dimaksudkan untuk mendeteksi suatu
kesalahan yang telah terjadi. Rekonsiliasi bank atas pencocokan saldo pada buku bank
dengan saldo kas buku organisasi merupakan kunci pengendalian deteksi atas saldo kas.
Pengendalian deteksi biasanya lebih mahal daripada pengendalian pencegahan, namun
tetap dibutuhkan dengan alasan: Pertama, pengendalian deteksi dapat mengukur
efektivitas pengendalian pencegahan. Kedua, beberapa kesalahan tidak dapat secara
efektif dikendalikan melalui sistem pengendalian pencegahan sehingga harus ditangani
dengan pengendalian deteksi ketika kesalahan tersebut terjadi. Pengendalian deteksi
meliputi reviu dan pembandingan seperti: catatan kinerja dengan pengecekan independen
atas kinerja, rekonsilasi bank, konfirmasi saldo bank, kas opname, penghitungan fisik
persediaan, konfirmasi piutang/utang dan sebagainya.
3. Pengendalian koreksi (corrective controls)
Pengendalian koreksi melakukan koreksi masalah-masalah yang teridentifikasi oleh
pengendalian deteksi. Tujuannya adalah agar supaya kesalahan yang telah terjadi tidak
terulang kembali. Masalah atau kesalahan dapat dideteksi oleh manajemen sendiri atau
oleh auditor. Apabila masalah atau kesalahan terdeteksi oleh auditor, maka wujud
pengendalian koreksinya adalah dalam bentuk pelaksanaan tindak lanjut dari
rekomendasi auditor.
4. Pengendalian pengarahan (directive controls)
Pengendalian pengarahan adalah pengendalian yang dilakukan pada saat kegiatan sedang
berlangsung dengan tujuan agar kegiatan dilaksanakan sesuai dengan kebijakan atau
ketentuan yang berlaku. Contoh atas pengendalian ini adalah kegiatan supervisi yang
dilakukan langsung oleh atasan kepada bawahan atau pengawasan oleh mandor terhadap
aktivitas pekerja.
5. Pengendalian kompensatif (compensating controls)
Pengendalian kompensatif dimaksudkan untuk memperkuat pengendalian karena
terabaikannya suatu aktivitas pengendalian. Pengawasan langsung pemilik usaha
terhadap kegiatan pegawainya pada usaha kecil karena ketidak-adanya pemisahan fungsi
merupakan contoh pengendalian kompensatif.
2.8 Contoh Proses Pengendalian Dalam Suatu Organisasi
Pengendalian dalam Organisasi dan Contoh Proses Pengendalian Manajemen -
Lingkungan pengendalian mencerminkan sikap dan tindakan para pemilik dan manajer
perusahaan mengenai pentingnya pengendalain intern organisasi. Efektivitas unsur
pengendalian intern sangat ditentukan oleh atmosfer yang diciptakan lingkungan
pengendalian. Sebagai contoh, dalam suatu organisasi yang pimpinan puncaknya
menganggap anggaran hanya sebagai alat untuk memenuhi kebutuhan stakeholder
organisasi, bukan sebagai alat pimpinan untuk perencanaan dan pengendalian kegiatan
organisasi, lingkungan ini akan mengakibatkan pimpinan menengah dan karyawan tidak
serius dalam melaksanakan anggaran organisasi. Lingkungan pengendalian harus diberi
tekanan perhatian, karena berdasarkan kenyataan, justru lingkungan pengendalian ini
yang mempunyai dampak besar terhadap keseriusan pengendalian intern yang diterapkan
di dalam organisasi.
Metode pengendalian pimpinan merupakan metode perencanaan dan pengendalian
alokasi sumber daya perusahaan dilakukan empat tahap, yaitu:
1.penyusunan program (rencana jangka panjang),
2.penyusunan anggaran (rencana jangka pendek),
3.pelaksanaan dan pengukuran,
4.pelaporan dan analisis.
Proses pengolahan organisasi dimulai dengan perencanaan strategik (strategic planning)
uang didalamnya terjadi proses penetapan tujuan organisasi dan penentuan strategi untuk
mencapai tujuan organisasi dan penentuan strategi untuk mencapai tujuan tersebut.
Setelah tujuan perusahaan ditetapkan dan strategi untuk mencapai tujuan tersebut dipilih,
proses pengelolaan organisasi kemudian diikuti dengan penyusunan program-program
untuk mencapai tujuan organisasi yang ditetapkan dalam perencanaan
stratejik.Penyusunan program merupakan proses pengambilan keputusan mengenai
program yang akan dilaksanakan oleh organisasi dan penaksiran sumber yang
dialokasikan kepada setiap program tersebut. Program merupakan rencana jangka
panjang untuk mencapai tujuan organisasi yang ditetapkan dalam perencanaan
stratejik.Rencana jangka panjang yang dituangkan dalam program memberikan arah ke
mana kegiatan organisasi ditujukan dalam jangka panjang. Anggaran merinci
pelaksanaan program, sehingga anggaran yang disusun setiap tahun memiliki arah seperti
yang ditetapkan dalam rencana jangka panjang. Jika tidak disusun berdasarkan program,
pada dasarnya organisasi seperti berjalan tanpa tujuan yang jelas.Proses penyusunan
anggaran pada dasarnya merupakan proses penerapan peran (role setting) dalam usaha
pencapaian tujuan organisasi. Dalam proses penyusunan anggaran ditetapkan siapa yang
akan berperan dalam melaksanakan sebagai kegiatan pencapaian tujuan perusahaan dan
ditetapkan pula sumber ekonomi yang disediakan bagi pemegang peran tersebut, untuk
memungkinkan ia melaksanakan perannya. Sumber ekonomi yang disediakan untuk
memungkinkan pimpinan berperan dalam usaha pencapaian tujuan organisasi tersebut
diukur dengan satuan moneter standar yang berupa informasi akuntansi.Oleh karena itu,
penyusunan anggaran hanya mungkin dilakukan jika tersedia informasi akuntansi
pertanggungjawaban, yang mengukur berbagai sumber ekonomi yang disediakan bagi
setiap manajer yang berperan dalam usaha pencapaian tujuan yang telah ditetapkan
dalam tahun anggaran. Dengan demikian, anggaran berisi informasi akuntansi
pertanggungjawaban yang mengukur sumber ekonomi yang disediakan selama tahun
anggaran bagi manajer yang diberi peran untuk mencapai tujuan organisasi. Dalam
sebagai alat pengirim peran (role sending device) kepada pimpinan yang diberi peran
dalam pencapaian tujuan perusahaan. Proses penyusunan anggaran merupakan proses
penetapan peran yang menggunakan informasi akuntansi pertanggungjawaban untuk
menyiapkan nilai sumber ekonomi yang disediakan bagi setiap pimpinan pusat
pertanggungjawaban guna melaksanakan perannya masing-masing.Partisipasi para
pimpinan dalam penyusunan anggaran merupakan faktor yang menimbulkan “self
control”dalam pelaksanaan anggaran. Partisipasi adalah suatu proses pengambilan
keputusan bersama oleh dua pihak atau lebih yang mempunyai dampak masa depan bagi
pembuat keputusan tersebut. Partisipasi dalam penyusunan anggaran berarti
keikutsertaan pimpinan kegiatan dalam memutuskan bersama dengan komite anggaran
mengenai rangkaian kegiatan di masa yang akan datang, yang akan ditempuh oleh
pimpinan kegiatan tersebut dalam pencapaian tujuan perusahaan.Tingkat partisipasi
pimpinan kegiatan dalam penyusunan anggaran akan mendorong moral kerja yang tinggi
dan inisiatiaf para pimpinan. Moral kerja yang tinggi merupakan kepuasan seseorang
terdapat pekerjaan, atasan, dan rekan sekerjanya. Moral kerja ditentukan oleh seberapa
besar seseorang mengidentifikasi dirinya sebagai bagian dari organisasi. Agar proses
penyusunan anggaran dapat menghasilkan anggaran yang dapat berfungsi sebagai alat
pengendalian, proses penyusunan anggaran harus menanamkan “sense of commitment”
dalam diri penyusunannya. Proses penyusunan anggaran yang tidak berhasil
menanamkan “sense of commitment”dalam diri penyusunannya berakibat anggaran yang
disusun tidak lebih hanya sekedar sebagai alat perencanaan; yang jika terjadi
penyimpanan antara realisasi dari anggarannya, tidak satu pun pimpinan yang merasa
bertanggung jawab.Di samping program dan anggaran sebagai periode pengendalian,
pelaksanaan rencana yang tertuang dalam program dan anggaran memerlukan sistem
informasi akuntansi untuk mengukur konsumsi sumber daya dalam pencapaian tujuan
organisasi. Sistem informasi akuntansi digunakan untuk dasar pelaksanaan tahap ketiga
dan keempat pengendalian; pelaksanaan dan pengukuran; dan pelaporan dan analisis

BAB 3
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Sistem Pengendalian Manajemen adalah kesatuan pemikiran dari metode akuntanis
manajemen untuk mengumpulkan dan melaporkan data serta mengevaluasi kinerja
perusahaan. Suatu sistem pengendalian manajemen berusaha untuk mengarahkan
berbagai macam usaha yang dilaksanakan oleh semua sumunit agar mengarah pada
tujuan organisasi dan tujuan para manajernya
Dasar dari sebuah pengawasan atau pengendalian adalah proses perencanaan. Hasil
dari sebuah perencanaan adalah misi, objektif, atau anggaran operasional yang
secara keseluruhan akan disertai oleh sistem pengenfalian. Sebuah sistem
pengendalian manajemen yang baik seharusnya dapat membantu dalam proses
pembuatan keputusan dan memotivasi setiap individu dalam sebuah organisasi agar
melakukan keseluruhan konsep yang telah ditentukan. Sistem pengendalian
manajemen meramalkan besarnya penjualan dan biaya untuk tiap level, anggaran,
evaluasi kinerja dan lotivasi karyawan.

Anda mungkin juga menyukai