Anda di halaman 1dari 52

MAKALAH

Komunikasi dalam organisasi


Di susun sebagai salah satu syarat mengikuti perkuliahan
PENGANTAR MANAJEMEN

Disusun oleh :
Kelompok
Nama NIM
Amier Aditya 226120110116
Ramadani Kurniawan 226120110073

Dosen Pengampu Mata Kuliah


Siti Khotimah SE, MM

PRODI MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS ANTAKUSUMA
2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis ucapkan ke hadirat Allah SWT karena atas rahmat dan
karunia-Nya penulis dapat menyusun dan menyelesaikan makalah ini. Sholawat
serta salam semoga tetap tercurah kepada Nabi Besar Muhammad SAW. Tidak
lupa pula penulis ucapkan terima kasih kepada Ibu Siti Khotimah SE,MM sebagai
dosen Pengantar Manajemen yang sekarang mengajar di kelas kami.
Makalah yang berjudul “Komunikasi dalam organisasi” ini disusun untuk
memenuhi tugas kelompok pada mata kuliah Pengantar Manajemen.
Manajemen adalah proses pengorganisasian, pengaturan, pengelolaan
SDM, sampai dengan pengendalian agar bisa mencapai tujuan dari suatu
kegiatan. Manajemen sangat diperlukan untuk kebutuhan pribadi maupun bisnis.
Bilamana ada beberapa kesalahan yang terdapat dalam makalah ini,
izinkan penulis menghaturkan permohonan maaf. Sebab, makalah ini tiada
sempurna dan masih memiliki banyak kelemahan.
Penulis juga berharap pembaca makalah ini dapat memberikan kritik dan
sarannya kepada penulis. Semoga makalah ini bermanfaat bagi pembaca untuk
menambah wawasan, ilmu pengetahuan, dan menjadi acuan untuk menulis
makalah lainnya
Pangkalan Bun, 1 Juni 2023

Penyusun

2
DAFTAR ISI

Kata Pengantar 2
Daftar Isi 3
BAB 1. PENDAHULUAN 4
1.1 Latar Belakang 4
1.2 Tujuan Penulisan 4
1.3 Manfaat 4
BAB 2. PEMBAHASAN 5
2.1 Pengertian Controlling 5
2.2 Fungsi Controlling 7
2.3 Tujuan Controlling 8
2.4 Prinsip Controlling 11
2.5 Tahap Controlling 13
2.6 Bentuk Controlling 14
2.7 Karakteristik pengawasan yang Efektif dan Baik 17
BAB 3. PENUTUP 20
DAFTAR PUSTAKA 22

3
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pengawasan adalah fungsi manajemen yang tidak kalah pentingnya


dalam suatu organisasi dimana peran dari personal yang sudah memiliki
tugas, wewenang, dan menjalankan pelaksanaannya perlu dilakukan agar
berjalan sesuai dengan tujuan, visi, dan misi perusahaan/organisasi.

Sedangkan Pengendalian adalah proses pemantauan, penilaian dan


pelaporan rencana atas pencapaian tujuan yang telah ditetapkan untuk
tindakan korektif guna penyempurnaan lebih lanjut.

1.2 Tujuan Penulisan


Berdasarkan Latar belakang diatas, pemakalah mengharapkan bahwa
dari makalah ini disusun dengan tujuan sebagai berikut :
1. Menjelaskan Pengertian Komunikasi
2. Menjelaskan Unsur dan
3. Bentuk - bentuk Controlling
1.3 Manfaat Penulisan
Adapun Manfaat dari makalah yang pemakalah harapkan yaitu :
1) Mengetahui apa itu Controlling
2) Bisa menjelaskan Jenis dan tahapan dari Controlling
3) Mengetahui bentuk - bentuk Controllling

4
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Controlling

Pengawasan mempunyai arti penting bagi setiap organisasi.


Pengawasan bertujuan agar hasil pelaksanaan pekerjaan diperoleh secara
berdaya guna (efesien) dan berhasil guna efektif, sesuai dengan rencana
yang telah ditetapkan sebelumnya. Dan sebagaimana diketahui bahwa
masing-masing fungsi pimpinan berhubungan erat satu sama lain, yaitu:
Merencanakan, mengorganisasikan, menyusun dan memberi perintah
serta pengawasan.

Semua ini merupakan prosedur atau urutan pelaksanaan dalam


merealisasikan tujuan yang akan dicapai. Dari semua fungsi pimpinan,
fungsi pengawasan merupakan salah satu kunci yang
menentukan berhasil sasaran atau tujuan yang telah direncanakan
sebelumnya.

Menurut Daulay (2017) menyatakan bahwa pengawasan adalah


usaha sistemik untuk menetapkan standard pelaksanaan dengan tujuan-
tujuan perencanaan, merancang sistem informasi umpan balik,
membandingkan kegiatan nyata dengan standard yang telah ditetapkan
sebelumnya, menentukan dan mengukur penyimpangan-penyimpangan
serta mengambil tindakan koreksi yang diperlukan untuk menjamin
bahwa semua sumber daya yang dimiliki perusahaan telah dipergunakan
dengan cara paling efektif dan efisien dalam pencapaian tujuan-tujuan
perusahaan.

Menurut Handoko (2016), pengawasan (controlling) adalah


penemuan dan penerapan cara dan peralatan untuk menjamin bahwa
rencana telah dilaksanakan sesuai dengan yang telah ditetapkan. Hal ini
dapat positif maupun negatif. Pengawasan positif mencoba untuk
mengetahui apakah tujuan organisasi dicapai dengan efisien dan efektif.
Pengawasan negatif mencoba untuk menjamin bahwa kegiatan yang
tidak diinginkan atau dibutuhkan tidak terjadi atau terjadi kembali.

Fahmi (2014) menjelaskan bahwa pengawasan secara umum dapat


didefinisikan sebagai cara suatu organisasi mewujudkan kinerja yang

5
efektif dan efisien, serta lebih jauh mendukung terwujudnya visi dan
misi organisasi.

Pengawasan ( Controlling ) dapat diartikan secara negatif, positif,


dan dalam arti luas. Dalam arti negatif pengawasan dapat diartikan
sebagai tindakan mencari-cari kesalahan kemudian memberikan sanksi,
dan melakukan larangan-larangan.Dalam arti positif pengawasan ialah
tindakan-tindakan agar organisasi atau perusahaan berjalan terarah, tidak
terjadi kesalahan-kesalahan, penyimpangan atau kebocoran di segala
bidang.

Sedangkan dalam arti luas, pengawasan adalah aktifitas controller


untuk melakukan pengamatan, penelitian dan penilaian dari pelaksanaan
seluruh kegiatan organisasi atau perusahaan yang sedang atau telah
berjalan untuk mencapain tujuan yang telah ditetapkan.

Pengawasan juga dimaksudkan sebagai suatu usaha sistematis oleh


manajemen bisnis untuk membandingkan kinerja standard, rencana atau
tujuan yang telah ditentukan terlebih dahulu untuk menentukan apakah
kinerja sejalan.

Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa


Pengawasan adalah suatu proses kegiatan pimpinan yang sistematis
untuk membandingkan, memastikan dan menjamin bahwa tujuan dan
sasaran serta kegiatan organisasi yang akan dan telah terlaksana dengan
baik dan sesuai dengan standar, rencana, intruksi dan ketentuan-
ketentuan yang telah ditetapkan perusahaan, serta untuk mengambil
tindakan perbaikan dan pencegahan yang diperlukan sumber daya yang
paling efektif dan efesien dalam mencapai tujuan perusahaan.

6
2.2 Fungsi Controlling
Fungsi pengawasan dimaksudkan untuk memantau kegiatan
organisasi agar pelaksanaan kegiatan tersebut sesuai dengan tujuan
yang telah ditetapkan. Demikian pula seluruh elemennya saling
mendukung dan bekerja sama untuk mencapai tujuan yang telah
ditetapkan. dapat dikatakan bahwa tujuan dari fungsi ini adalah untuk
memastikan bahwa organisasi bergerak menuju tujuannya.
Fungsi pengawasan meliputi beberapa tindakan, antara lain :
1. Menetapkan standar prestasi.
2. Mengukur prestasi yang sedang berjalan dan
membandingkannya dengan standar yang telah ditetapkan.
3. Mengambil tindakan untuk memperbaiki prestasi yang tidak
sesuai dengan standar.

Pengawasan adalah proses yang memastikan pencapaian tujuan


organisasi dan administrasi. Pengendalian manajemen adalah upaya
sistematis untuk menetapkan standar kinerja terhadap tujuan
perencanaan, membandingkan kinerja aktual dengan tujuan rencana,
membandingkan kinerja aktual dengan standar yang telah ditentukan
sebelumnya, mengidentifikasi dan mengukur penyimpangan, dan
mengambil tindakan korektif untuk memastikan bahwa semua sumber
daya perusahaan digunakan untuk memastikan bahwa total perusahaan
perusahaan sumber daya sumber daya digunakan seefisien dan
seefektif mungkin untuk mencapai tujuan perusahaan.

Ada tiga tipe pengawasan, berdasarkan proses kegiatan  yaitu :

1. Pengawasan Pendahuluan (Feedforward Control’s)

Dirancang untuk mengantisipasi adanya penyimpangan dari


standar atau tujuan dan memungkinkan koreksi dibuat sebelum suatu tahap
kegiatan tertentu diselesaikan.

2. Pengawasan Berjalan (Concurrent Control’s)

Pengawasan yang dilakukan bersama dengan pelaksanaan kegiatan


Merupakan proses di mana aspek tertentu dari suatu prosedur harus
disetujui dulu atau syarat tertentu harus dipenuhi dulu sebelum kegiatan -

7
kegiatan bisa dilanjutkan, untuk menjadi semacam peralatan "double
check" yang telah menjamin ketepatan pelaksanaan kegiatan.

3. Pengawasan Umpan Balik (Postaction Control’s)

Pengawasan ini adalah untuk memastikan bahwa output yang


dihasilkan sesuai dengan standar dengan kata lain sebagai pengukur hasil
dari suatu kegiatan yang telah diselesaikan.

2.3 Tujuan Controlling

Dalam organisasi ada


tiga komponen
penting yaitu orang,
kerjasama dan tujuan
bersama yang mana
ketiga komponen
tersebut tidak berdiri

8
sendiri melainkan
saling
mendukung sehingga
membentuk suatu
kesatuan yang utuh.
Unsur- unsur
organisasi diuraikan
sebagai berikut :
1) Man (orang-
orang) dalam
kehidupan organisasi

9
atau ketata
lembagaan
sering disebut
dengan istilah
pegawai atau
personel. Pegawai
atau
personnel terdiri dari
semua anggota atau
warga organisasi,
yang menurut

10
fungsi dan
tingkatannya terdiri
dari unsur pimpinan
(administrator)
sebagai unsur
tertinggi dalam
organisasi, para
manajer yang
memimpin
suatu unit satuan
kerja sesuai dengan

11
fungsinya masing-
masing dan para
Dalam organisasi ada tiga
komponen penting yaitu
orang, kerjasama dan
tujuan
bersama yang mana ketiga
komponen tersebut tidak
berdiri sendiri melainkan
saling
mendukung sehingga
membentuk suatu
kesatuan yang utuh.
Unsur- unsur

12
organisasi diuraikan
sebagai berikut :
1) Man (orang-orang)
dalam kehidupan
organisasi atau ketata
lembagaan
sering disebut dengan
istilah pegawai atau
personel. Pegawai atau
personnel terdiri dari
semua anggota atau warga
organisasi, yang menurut
fungsi dan tingkatannya
terdiri dari unsur
pimpinan (administrator)

13
sebagai unsur tertinggi
dalam organisasi, para
manajer yang memimpin
suatu unit satuan kerja
sesuai dengan fungsinya
masing-masing dan para
Dalam organisasi ada tiga
komponen penting yaitu
orang, kerjasama dan
tujuan
bersama yang mana ketiga
komponen tersebut tidak
berdiri sendiri melainkan
saling

14
mendukung sehingga
membentuk suatu
kesatuan yang utuh.
Unsur- unsur
organisasi diuraikan
sebagai berikut :
1) Man (orang-orang)
dalam kehidupan
organisasi atau ketata
lembagaan
sering disebut dengan
istilah pegawai atau
personel. Pegawai atau

15
personnel terdiri dari
semua anggota atau warga
organisasi, yang menurut
fungsi dan tingkatannya
terdiri dari unsur
pimpinan (administrator)
sebagai unsur tertinggi
dalam organisasi, para
manajer yang memimpin
suatu unit satuan kerja
sesuai dengan fungsinya
masing-masing dan para
            Griffin menjelaskan bahwa terdapat empat tujuan dari pengawasan
Adapun tujuan tersebut adalah adaptasi lingkungan, meminimalkan
kegagalan, meminimulkan biaya, dan mengantisipasi kompleksitas dari
organisasi 
1)        Adaptasi Lingkungan, Tujuannya agar perusahaan dapat terus beradaptasi
dengan perubahan lingkungan perusahaan, baik internal maupun
eksternal.perubahan lingkungan, karena sangat mungkin perusahaan juga

16
akan mengubah rencana perusahaan akibat berbagai perubahan lingkungan.
perusahaan
2)        Meminimumkan Kegagalan, Intinya adalah jika suatu perusahaan
bergerak, katakanlah dalam kegiatan produksi, diharapkan dapat
meminimalkan kegagalan, sehingga perusahaan harus melakukan fungsi
pengendalian untuk meminimalkan kegagalan tersebut.

3)        Meminimumkan Biaya, maksudnya adalah ketika perusahaan mengalami


kegagalan maka akan ada pemborosan yang tidak memberikan keuntungan
bagi perusahaan.maka untuk meminimumkan biaya sangat diperlukan
adalah pengawasan.
4)        Antisipasi Kompleksitas Organisasi, Tujuannya adalah untuk
memungkinkan perusahaan mengantisipasi berbagai aktivitas organisasi
yang kompleks. Kompleksitasnya meluas dari manajemen produk dan
tenaga kerja ke berbagai prosedur yang terkait dengan operasi
organisasi.           

Sesuai dengan pengertian pengawasan dalam arti luas, maka pengawasan


berfungsi :

1. Menemukan dan menghilangkan kemacetan yang mungkin timbul.


2. Melakukan pencegahan dan perbaikan kesalahan yang ada.
3. Mencegah penyimpangan
4. Mengadakan koreksi apakah hasil sesuai rencana,
5. Memperoleh efisiensi dan efektifitas.
6. Mendidik pegawai dan mempertebal rasa tanggung jawab.

            Dalam kenyataannya pengawasan tidak hanya dilakukan bagi para


pekerja di perusahaan, namun mencakup hampir semua bidang dalam
perusahaan. Secara singkat pengawasan dapat dilakukan pada bidang :

 Produksi

17
Di bidang ini pengawasan dimulai saat menerima pesanan dari
pembeli, kemudian melakukan pembelian bahan sampai dengan produk
selesai dibuat.Hal ini meliputi pula pengawasan persediaan barang dan
pengawasan kualitas serta kuantitas produk.

 Pemasaran

Tugas bagian ini dimulai saat produk akan dikirim ke pasar atau
konsumen. Oleh karena itu biasanya pengawasan berawal dari sini, tetapi
adakalanya bagi perusahaan yang cukup besar sebelumnya sudah dimulai
dengan riset dan mengumpulkan informasi dari pasar.

 Keuangan

Bidang ini harus ditangani dengan cepat, tepat, dan akurat.


Pengolahan dan pengawasan yang kurang teliti akan berakibat
terjerumusnya perusahaan di dalam masalah keuangan yang bertujuan agar
perusahaan dapat menekan biaya-biaya yang digunakan.

 Personalia

Bidang ini merupakan factor penting yang akan ikut menentukan


tercapainya tujuan suatu organisasi sehingga perlu mendapatkan perhatian
yang serius. Tugas dari bidang ini adalah mengatur, membina,
menggerakkan, mengarahkan, serta mengembangkan pegawai agar mampu
menyelesaikan tugas-tugasnya secara efektif dan efisien guna menunjang
tercapainya tujuan perusahaan atau organisasi.

 Administrasi (Perkantoran)

Bidang ini merupakan penerapan fungsi manajemen dibidang


perkantoran, yaitu perencanaan, pengorganisasian, penggerakan, dan
pengawasan kantor agar tujuan perusahaan dapat tercapai dan karyawan
merasa puas.

Dalam hal ini, terdapat beberapa alasan akan pentingnya pengawasan di


dalam setiap organisasi :

18
a.    Adanya perubahan di lingkungan organisasi

     Menyebabkan fungsi pengawasan harus dilaksanakan agar dampak dari


perubahan-perubahan tersebut segera dapat dideteksi sehingga manajemen
akan mampu menghadapi tantangan dan peluang yang disebabkan oleh
perubahan itu. Misalnya timbulnya perubahan teknologi, adanya pesaing-
pesaing baru yang muncul.

b.    Organisasi menjadi semakin kompleks

     Pada umumnya organisasi saat ini cenderung bercorak desentralisasi,


maka kegiatan perusahaan menjadi terpisah-pisah secara geografis, lebih luas
dan kompleks.Demikian juga jika banyak dipakai penyalur dalam penjualan
produk, maka untuk menjaga kualitas dan profitabilitas, perlu system
pengawasan yang lebih teliti.

c.    Timbulnya kesalahan-kesalahan dalam bekerja

     Untuk mendeteksi adanya kesalahan yang mungkin diperbuat oleh pelaku
organisasi, maka digunakan fungsi pengawasan, semakin jarang pekerja
melakukan kesalahan, semakin sederhana manajemen melakukan fungsi
pengawasan.

d.    Kebutuhan manajer untuk mendelegasikan wewenang

     Mengimplementasikan sistem pengawasan merupakan cara yang tepat


untuk memeriksa pelaksanaan tugas-tugas pekerja yang telah didelegasikan.
Namun demikian, manajer harus dapat menjaga keseimbangan antara
pengawasan dengan kebebasan pribadi dari pekerja supaya tidak mematikan
kreatifitas.

2.4 Prinsip Controlling

19
Beberapa ide dasar tertentu sangat berguna dalam pengembangan
sistem kontrol. Prinsip-prinsip kontrol terdiri dari :

 Titik Kontrol Strategis (Strategic Point Control)

Kontrol optimal hanya dapat dicapai jika titik kritis, titik kunci, dan
titik batas dapat diidentifikasi dan perhatian khusus diberikan untuk
menyesuaikan titik-titik ini. Mencoba untuk mengontrol setiap poin
cenderung menyia-nyiakan usaha dan mengalihkan perhatian dari isu-isu
penting. Pengendalian yang baik tidak berarti pengendalian yang
maksimal, karena pengendalian memerlukan biaya.

 Umpan Balik (Feedback)

Umpan balik adalah proses menyesuaikan kegiatan masa depan


berdasarkan informasi kinerja. Manajemen memusatkan penggunaan
prinsip-prinsip umpan balik pada bidang-bidang yang tampaknya tidak
berhubungan. 

 Kontrol yang Fleksibel  (Flexible Control)

Setiap sistem kkontrol harus peka terhadap perubahan


kondisi.Seringkali sistem kontrol menuntut penyesuaian diri dengan
perkembangan-perkembangan baru, termasuk kegagalan dari sistem
kontrol itu sendiri.

 Kesesuaian Organisasi (Organizational Suitability)

Kontrol harus dibangun untuk tujuan organisasi. Aliran informasi


untuk kesuksesan yang berkelanjutan harus konsisten dengan struktur
organisasi. Untuk dapat mengontrol seluruh kegiatan/prosedur,
supervisor harus menemukan pola yang memungkinkan dilakukannya
kontrol terhadap semua bagian.

 Kontrol Diri (Self Control)

Unit-unit dapat direncanakan untuk mengontrol diri


sendiri.Apabila suatu department dapat mempunyai tujuan masing-masing

20
serta system kontrolnya, control yang mendetail dapat ditangani didalam
department itu sendiri.

 Kontrol Langsung (Direct Control)

Setiap sistem kontrol harus didesain untuk memelihara kontak


langsung antara pengontrol dan yang dikontrol.Meskipun telah tersedia
sejumlah sistem kontrol yang dilaksanakan oleh spesialis-spesialis,
supervisor pada tingkat pertama masih diperlukan karena mengenal
langsung prestasinya.

 Faktor Manusia (Human Factor)

Tiap sistem kontrol yang menyangkut orang berkaitan dengan cara-


cara psikologis bagaimana orang itu memandang suatu sistem. Suatu
sistem kontrol yang disusun dengan desain rapi kemungkinan akan gagal
karena manusianya tidak menguntungkan untuk sistem itu.

Fungsi aktuasi harus


dimulai dari manajer itu
sendiri dengan
menunjukkan kepada staf
bahwa ia bertekad untuk
mencapai kemajuan dan

21
peka terhadap
lingkungannya. Ia harus
memiliki kemampuan
bekerjasama, harus
mengklaim objektif. Ada
4 jenis utama fungsi
aktuasi.
1) Koordinasi kegiatan
Agar setiap kegiatan dapat
dilaksanakan sesuai
rencana, manajemen harus
memastikan
bahwa semua kegiatan
sebelumnya telah

22
dilaksanakan secara
tepat waktu. Untuk
mengkoordinasikan kerja
tim kesehatan, petugas
kesehatan bertugas:
 Mengkoordinasikan
fungsi para aggota tim
kesehatan
 Mengkoordinasikan
kegiatan
 Menyampaikan
keputusan
2) Penempatan orang
dalam jumlah, waktu dan

23
tempat yang tepat meliputi
pengorganisasian,
pengarahan dan
pengawasan.
3) Mobilisassi dan alokasi
sumber daya fisik dan dana
yang diperlukn meliputi:
 Pemantauan dan
pengawasan
Fungsi aktuasi harus
dimulai dari manajer itu
sendiri dengan
menunjukkan kepada staf
bahwa ia bertekad untuk
mencapai kemajuan dan

24
peka terhadap
lingkungannya. Ia harus
memiliki kemampuan
bekerjasama, harus
mengklaim objektif. Ada
4 jenis utama fungsi
aktuasi.
1) Koordinasi kegiatan
Agar setiap kegiatan dapat
dilaksanakan sesuai
rencana, manajemen harus
memastikan
bahwa semua kegiatan
sebelumnya telah

25
dilaksanakan secara
tepat waktu. Untuk
mengkoordinasikan kerja
tim kesehatan, petugas
kesehatan bertugas:
 Mengkoordinasikan
fungsi para aggota tim
kesehatan
 Mengkoordinasikan
kegiatan
 Menyampaikan
keputusan
2) Penempatan orang
dalam jumlah, waktu dan

26
tempat yang tepat meliputi
pengorganisasian,
pengarahan dan
pengawasan.
3) Mobilisassi dan alokasi
sumber daya fisik dan dana
yang diperlukn meliputi:
 Pemantauan dan
pengawasan
Fungsi aktuasi harus
dimulai dari manajer itu
sendiri dengan
menunjukkan kepada staf
bahwa ia bertekad untuk
mencapai kemajuan dan

27
peka terhadap
lingkungannya. Ia harus
memiliki kemampuan
bekerjasama, harus
mengklaim objektif. Ada
4 jenis utama fungsi
aktuasi.
1) Koordinasi kegiatan
Agar setiap kegiatan dapat
dilaksanakan sesuai
rencana, manajemen harus
memastikan
bahwa semua kegiatan
sebelumnya telah

28
dilaksanakan secara
tepat waktu. Untuk
mengkoordinasikan kerja
tim kesehatan, petugas
kesehatan bertugas:
 Mengkoordinasikan
fungsi para aggota tim
kesehatan
 Mengkoordinasikan
kegiatan
 Menyampaikan
keputusan
2) Penempatan orang
dalam jumlah, waktu dan

29
tempat yang tepat meliputi
pengorganisasian,
pengarahan dan
pengawasan.
3) Mobilisassi dan alokasi
sumber daya fisik dan dana
yang diperlukn meliputi:
 Pemantauan dan
pengawasan
Fungsi aktuasi harus
dimulai dari manajer itu
sendiri dengan
menunjukkan kepada staf
bahwa ia bertekad untuk
mencapai kemajuan dan

30
peka terhadap
lingkungannya. Ia harus
memiliki kemampuan
bekerjasama, harus
mengklaim objektif. Ada
4 jenis utama fungsi
aktuasi.
1) Koordinasi kegiatan
Agar setiap kegiatan dapat
dilaksanakan sesuai
rencana, manajemen harus
memastikan
bahwa semua kegiatan
sebelumnya telah

31
dilaksanakan secara
tepat waktu. Untuk
mengkoordinasikan kerja
tim kesehatan, petugas
kesehatan bertugas:
 Mengkoordinasikan
fungsi para aggota tim
kesehatan
 Mengkoordinasikan
kegiatan
 Menyampaikan
keputusan
2) Penempatan orang
dalam jumlah, waktu dan

32
tempat yang tepat meliputi
pengorganisasian,
pengarahan dan
pengawasan.
3) Mobilisassi dan alokasi
sumber daya fisik dan dana
yang diperlukn meliputi:
 Pemantauan dan
pengawasan
Fungsi aktuasi harus
dimulai dari manajer itu
sendiri dengan
menunjukkan kepada staf
bahwa ia bertekad untuk
mencapai kemajuan dan

33
peka terhadap
lingkungannya. Ia harus
memiliki kemampuan
bekerjasama, harus
mengklaim objektif. Ada
4 jenis utama fungsi
aktuasi.
1) Koordinasi kegiatan
Agar setiap kegiatan dapat
dilaksanakan sesuai
rencana, manajemen harus
memastikan
bahwa semua kegiatan
sebelumnya telah

34
dilaksanakan secara
tepat waktu. Untuk
mengkoordinasikan kerja
tim kesehatan, petugas
kesehatan bertugas:
 Mengkoordinasikan
fungsi para aggota tim
kesehatan
 Mengkoordinasikan
kegiatan
 Menyampaikan
keputusan
2) Penempatan orang
dalam jumlah, waktu dan

35
tempat yang tepat meliputi
pengorganisasian,
pengarahan dan
pengawasan.
3) Mobilisassi dan alokasi
sumber daya fisik dan dana
yang diperlukn meliputi:
 Pemantauan dan
pengawasan
Fungsi aktuasi harus
dimulai dari manajer itu
sendiri dengan
menunjukkan kepada staf
bahwa ia bertekad untuk
mencapai kemajuan dan

36
peka terhadap
lingkungannya. Ia harus
memiliki kemampuan
bekerjasama, harus
mengklaim objektif. Ada
4 jenis utama fungsi
aktuasi.
1) Koordinasi kegiatan
Agar setiap kegiatan dapat
dilaksanakan sesuai
rencana, manajemen harus
memastikan
bahwa semua kegiatan
sebelumnya telah

37
dilaksanakan secara
tepat waktu. Untuk
mengkoordinasikan kerja
tim kesehatan, petugas
kesehatan bertugas:
 Mengkoordinasikan
fungsi para aggota tim
kesehatan
 Mengkoordinasikan
kegiatan
 Menyampaikan
keputusan
2) Penempatan orang
dalam jumlah, waktu dan

38
tempat yang tepat meliputi
pengorganisasian,
pengarahan dan
pengawasan.
3) Mobilisassi dan alokasi
sumber daya fisik dan dana
yang diperlukn meliputi:
 Pemantauan dan
pengawasan
Fungsi aktuasi harus
dimulai dari manajer itu
sendiri dengan
menunjukkan kepada staf
bahwa ia bertekad untuk
mencapai kemajuan dan

39
peka terhadap
lingkungannya. Ia harus
memiliki kemampuan
bekerjasama, harus
mengklaim objektif. Ada
4 jenis utama fungsi
aktuasi.
1) Koordinasi kegiatan
Agar setiap kegiatan dapat
dilaksanakan sesuai
rencana, manajemen harus
memastikan
bahwa semua kegiatan
sebelumnya telah

40
dilaksanakan secara
tepat waktu. Untuk
mengkoordinasikan kerja
tim kesehatan, petugas
kesehatan bertugas:
 Mengkoordinasikan
fungsi para aggota tim
kesehatan
 Mengkoordinasikan
kegiatan
 Menyampaikan
keputusan
2) Penempatan orang
dalam jumlah, waktu dan

41
tempat yang tepat meliputi
pengorganisasian,
pengarahan dan
pengawasan.
3) Mobilisassi dan alokasi
sumber daya fisik dan dana
yang diperlukn meliputi:
 Pemantauan dan
pengawasan
2.5 Tahap Controlling

Menurut iswandir. SE, MM. ada 5 poin penting dalam tahapan


pengawasan yakni sebagai berikut :

1. Penetapan standar pelaksanaan.


Tahap pertama dalam pengawasan adalah penetapan
standar pelaksanaan. Standar mengandung arti sebagai suatu satuan
pengukuran yang dapat digunakan sebagai “patokan” untuk
penilaian hasil-hasil.

Tujuan, sasaran, kuota dan target pelaksanaan dapat


digunakan sebagai standar. Bentuk standar yang lebih khusus antara
lain target penjualan, anggaran, bagian pasar , marjin keuntungan,
Feedforward Concurrent Feedback Control Control Control
Kegiatan belum dilaksanakan Kegiatan sedang dilaksanakan

42
Kegiatan telah dilaksanakan 70 keselamatan kerja, dan sasaran
produksi Penentuan pengukuran pelaksanaan kegiatan.

2. Penentuan pengukuran pelaksanaan kegiatan.


Penetapan standar pengukuran dan sistem monitoring
ditentukan, pengukuran pelaksanaan kegiatan nyata. Oleh karena
itu, tahap kedua dalam pengawasan adalah menentukan
pengukuran pelaksanaan kegiatan secara tepat.
3. Pengukuran pelaksanaan kegiatan.
Setelah frekuensi pengukuran dan sistem monitoring
ditentukan, pemgukuran pelaksanaan dilakukan sebagai proses yang
berulangulang dan terus menerus.

Ada berbagai cara untuk melakukan pengukuran


pelaksanaan, yaitu :

1) Pengamatan (observasi)
2) Laporan-laporan , baik lisan dan tertulis.
3) Metode-metode otomatis.
4) Inspeksi dan pengujian (test), atau dengan
pengambilan sempel. Banyak perusahaan sekarang
mempergunakan pemeriksa intern (in-ternal auditor)
sebagai pelaksana pengukuran.

4. Pembandingan Pelaksanaan dengan standart evaluasi.


Tahap kritis dari proses pengawasan adalah perbandingan
pelaksanaan nyata dengan pelaksanaan yang direncanakan atau
standar yang telah ditetapkan. Walaupun tahap ini paling mudah
dilakukan, tetapi kompleksitas dapat terjadi pada saat
mengimplementasikan adanya penyimpangan (deviasi).
Penyimpangan-penyimpangan harus dianalisa untuk
menentukan mengapa standar tidak dapat dicapai. Hal ini
menunjukkan bagaimana pentingnya bagi pembuat keputusan
untuk menidemtifikasi penyebab-penyebab terjadinya
penyimpangan

5. Pengambilan tindakan koreksi bila diperlukan.


Bila hasil analisa menunjukkan perlunya tindakan koreksi,
tindakan ini harus diambil dalam berbagai bentuk. Standar

43
mungkin ditambah, pelaksanaan diperbaiki, atau keduanya
dilakukan bersamaan.
Ada beberapa tindakan koreksi yang mungkin terjadi :
1) Mengubah standar mula-mula, barangkali terlalu
tinggi atau terlalu rendah.
2) Mengubah pengukuran pelaksanaan, inspeksi terlalu
sering frekuensinya atau kurang atau bahkan
mengganti sistem pengukuran itu sendiri.
3) Mengubah cara dalam menganalisa dan
menginterpretasikan penyimpangan-penyimpangan.

2.6 Bentuk Pengawasan

            Ada tiga tipe pengawasan, berdasarkan proses kegiatan  yaitu :

 Pengawasan Pendahuluan (Feedforward Control’s)

            Dirancang untuk mengantisipasi adanya penyimpangan dari


standar atau tujuan dan memungkinkan koreksi dibuat sebelum suatu tahap
kegiatan tertentu diselesaikan.

 Pengawasan Berjalan (Concurrent Control’s)

            Pengawasan yang dilakukan bersama dengan pelaksanaan kegiatan


Merupakan proses di mana aspek tertentu dari suatu prosedur harus
disetujui dulu atau syarat tertentu harus dipenuhi dulu sebelum kegiatan -
kegiatan bisa dilanjutkan, untuk menjadi semacam peralatan "double
check" yang telah menjamin ketepatan pelaksanaan kegiatan.

 Pengawasan Umpan Balik (Postaction Control’s)

            Pengawasan ini adalah untuk memastikan bahwa output yang


dihasilkan sesuai dengan standar dengan kata lain sebagai pengukur hasil
dari suatu kegiatan yang telah diselesaikan.

            Ada beberapa tahap proses pengawasan antara lain :

44
1. Penetapan standard kegiatan
2. Penentuan pengukuran kegiatan
3. Pengukuran pelaksanaan kegiatan nyata
4. Membandingkan pelaksanaan kegiatan dengan standard dan
penganalisaan penyimpangan-penyimpangan.
5. Mengambil tindakan pengoreksian bila dianggap perlu

Ada beberapa macam pengawasan ditinjau dari beberapa segi antara lain:

 Menurut Ruang Lingkupnya

1.      Pengawasan Administrasi yaitu pengawasan yang meliputi seluruh


aktifitas organisasi atau perusahaan.

2.      Pengawasan Manajerial yaitu pengawasan yang bersifat khusus


yang berlaku hanya untuk suatu bagian atau unit tertentu saja.

 Menurut Obyek Pengawasan


1. Pengawasan keuangan
2. Pengawasan kepegawaian
3. Pengawasan pemasarann
4. Pengawasan produksi
5. Pengawasan kualitas
6. Pengawasan persediaan
 Menurut Pihak yang Mengawasi

45
1. Internal control, yaitu pengawasan yang dilakukan oleh aparat
pengawasan yang ada dalam organisasi atau perusahaan itu
sendiri.
2. External control, yaitu pengawasan yang dilakukan oleh aparat
pengawasan dari luar organisasi atau perusahaan.
3. Direct Control, yaitu pengawasan yang dilakukan oleh
pimpinan yang bersangkutan ( pengawasan langsung ).
4. Indirect Control, yaitu pengawasan yang dilakukan bukan oleh
atasan langsung, misalnya pengawasan oleh kepala biro, atau
kepala bagian ( pengawasan tidak langsung).
5. Formal Control, yaitu pengawasan yang dilakukan oleh
masyarakat ( sosial control),misalnya oleh berbagai media.
 Menurut Waktu
1. Preventif Control, yaitu pengawasan yang bersifat pencegahan
sebelum terjadinya kesalahan atau penyimpangan.
2. Reprensif Control, yaitu pengawasan setelah terjadinya
penyimpangan atau kesalahan.

          Selain macam pengawasan di atas, ada beberapa jenis dari


pengawasan, diantaranya :

a)      Pengawasan Kemudi (Steering Control)

Pengawasan umpan maju (feed forward control), pengawasan ini


dirancang untuk mendeteksi adanya penyimpangan dari tujuan yang telah
ditetapkan dan memperbolehkan mengambil tindakan koreksi sebelum
kegiatan selesai dikerjakan.

b)      Pengawasan Skrening (Screening Control),

46
Pengawasan ya atau tidak (yes or no control). Tipe pengawasan ini
merupakan proses yang terlebih dahulu menyetujui aspek tertentu dari
sebuah prosedur, atau syarat tertentu harus dipenuhi dulu sebelum kegiatan
dilanjutkan. Disini segi keamanan merupakan faktor kunci dan bahkan
dapat memberikan keamanan ekstra kepada manajer.

c)      Pengawasan Purnakarya (Post Action Control)

Pengawasan umpan balik (Feed Back Control), jenis pengawasan


ini mengukur hasil-hasil dari suatu kegiatan yang telah diselesaikan.

2.7 Karakteristik pengawasan yang Efektif dan Baik

1) Akurat ; setiap data harus akurat, jika tidak mengakibatkan organisasi


tidak tepat dalam mengambil keputusan untuk mengoreksi suatu
penyimpangan.
2) Tepat waktu ; informasi segera dikumpulkan, diarahkan dan dievaluasi
jika hendak diambil tindakan yang tepat pada waktunya untuk
perbaikan.
3) Obyektif dan Komprehensif ; informasi dalam sistem pengawasan
harus dapat dipahami dan dianggap obyektif oleh individu yang
menggunakannya.
4) Dipusatkan pada titik pengawasan strategis ; sistem pengawasan
sebaiknya dipusatkan pada daerah yang paling banyak kemungkinan
akan terjadi penyimpangan dari standar.
5) Ekonomis ; biaya untuk implementasi sistem sebaiknya lebih kecil
daripada keuntungan yang diperoleh dari sistem itu.
6) Fleksibel ; sistem harus fleksibel agar organisasi lebih mudah
bertindak untuk mengatasi perubahan yang kurang menguntungkan
atau memanfaatkan kesempatan-kesempatan baru.

47
7) Dapat diterima oleh seluruh anggota organisasi ; idealnya jika sistem
tersebut dapat menghasilkan prestasi yang tinggi diantara para anggota
organisasi dengan membangkitkan perasaan bahwa mereka memiliki
otonomi, tanggung jawab dan kesempatan untuk mencapai tujuan.
8) Dapat diorganisasikan dengan arus pekerjaan organisasi. Hal ini
disebabkan oleh:
 Setiap langkah dalam proses pekerjaan dapat mempengaruhi
keberhasilan atau kegagalan seluruh operasi.
 Informasi pengawasan harus sampai kepada orang yang
 

memerlukannya.

Sedangkan pengawasan yang baik harus menccakup hal sebagai berikut :

1) Pengawasan harus mendukung sifat atau kebutuhan dari kegiatan. Untuk


masing-masing kegiatan cara pengawasannya pun berbeda – beda, antara
organisasi kecil dan besar juga berbeda.
2) Pengawasan harus segera melaporkan setiap ada penyimpangan, jika ada
penyimpangan yang terlambat diatasi maka hal itu akan menjadi parah dan
memperumit tindakan korektif yang akan dilakukan.
3) Pengawasan harus berorientasi jauh ke depan. Manajemen perlu membuat
perkiraan situasi yang mungkin akan terjadi pada organisasi di masa
depan.
4) Pengawasan harus akurat dan obyektif. Agar pengawasan menjadi
obyektif, maka mutlak diperlukan suatu ukuran sebagi pedoman
pelaksanaannya.
5) Pengawasan harus fleksibel. Dalam melakukan pengawasan, perlu dicari
alternatif-alternatif rencana untuk situasi yang memungkinkan.
6) Pengawasan harus serasi dengan pola organisasi. Jika satu bagian
membuat kekeliruan, maka hal itu harus diatasi bersama- sama dengan
kegiatan lain yang merupakan satu kesatuan organisasi.

48
49
BAB III
PENUTUP

Kesimpulan
Pengawasan merupakan suatu usaha sistematik untuk menetapkan standar
pelaksanaan tujuan dengan tujuan-tujuan perencanaan,merancang system
informasi umpan balik, membandingkan kegiatan nyata dengan standar yang
telah ditetapkan sebelumnya, menentukan dan mengukur penyimpangan-
penyimpangan serta mengambil tindakan koreksi yang diperlukan.

Tipe-tipe pengawasan yaitu ; Pengawasan Pendahuluan (preliminary


control), Pengawasan pada saat kerja berlangsung (cocurrent control),
Pengawasan Feed Back (feed back control).

Tahap Proses Pengawasan ; Menetapkan standar pelaksanaan


(perencanaan), Penentuan pengukuran pelaksanaan kegiatan, Pembandingan
pelaksanaan kegiatan dengan standard dan penganalisa penyimpangan –
penyimpangan, Pengambilan tindakan koreksi.

Pengawasan penting disebabkan karena Perubahan lingkungan organisasi,


Peningkatan kompleksitas organisasi, Meminimalisasikan tingginya kesalahan-
kesalahan, Kebutuhan manager untuk mendelegasikan wewenang, Komunikasi
dan Menilai informasi dan mengambil tindakan koreksi. Pengawasan menjadi
sangat dibutuhkan karena dapat membangun suatu komunikasi yang baik
antara pemimpin organisasi dengan anggota organisasi. Serta pengawasan
dapat memicu terjadinya tindak pengoreksian yang tepat dalam merumuskan
suatu masalah.
Pengawasan lebih baik dilakukan secara langsung oleh pemimpin
organisasi. Disebabkan perlu adanya hak dan wewenang ketegasan seorang
pemimpin dalam suatu organisasi. Pengawasan disarankan dilakukan secara

50
rutin karena dapat merubah suatu lingkungan organisasi dari yang baik menjadi
lebih baik lagi
.
Saran
Ada baiknya praktek dalam penerapan actuating bisa dilakukan, sebab
POAC adalah hal penting yang harus dikuasi oleh mahasiswa terutama jurusan
manajemen dalam penerapannya di masyarakat kelak, baik dalam organisasi
maupun perusahaan.

51
DAFTAR PUSTAKA

Iswandir. Se, Mm ( 2010 ) Dasar-Dasar Proses Pengawasan Dalam Organisasi


T. Hani Handoko, 2003, Manajemen Edisi 2. Yogyakarta, BPFE - YOGYAKARTA .

Sule, Ernie Tisnawati, dkk. 2005. Pengantar Manajemen. Jakarta: Kencana


Penada Media Group

Bangun, W. (2012: 231). Manajemen Sumber Daya Manusia. Erlangga, Bandung.


Daulay, D. Dkk. (2017: 218, 219, 220, 222). Manajemen. Lembaga Penelitian dan
Penulisan Ilmiah Aqli, Medan.

Fahmi, I. (2014 ). Manajemen Kepemimpinan: Teori & Aplikasi. Alfabeta,


Bandung.

Fauzia (2011 ). Sumber Daya Manusia Lanjutan. Madenatera, Medan.

Ghozali, I. (2016 ). Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS (Edisi


8). Badan Penerbit Universitas Diponegoro, Semarang.

Ginting, V.D.L. (2017). Pengaruh Disiplin dan Pengawasan Kerja Terhadap


Kinerja Karyawan pada PT. Telkom Indonesia Tbk. Tanjung Mulia Cabang
Medan (Skripsi). Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah
Sumatera Utara, Medan.

Handoko, H.T. (2016 ). Manajemen: Edisi 2. BPFE, Yogyakarta.

Hasibuan, Malayu, S.P (2013). Manajemen Sumber Daya Manusia (Edisi Revisi
Cetakan Ketiga Belas). PT. Bumi Aksara, Jakarta.

52

Anda mungkin juga menyukai