Anda di halaman 1dari 13

HAKIKAT PENGAWASAN

Oleh kelompok 7
Nama : Farit Kausar (2221037)
Khaira Vikritati (2221012)

SEKOLAH TINGGI ILMU ADMINISTRASI

LHOKSEUMAWE

2023
ii

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur marilah kita panjatkan kehadirat Allah yang telah
memberikan kesehatan jasmani dan rohani sehingga kita masih tetap bisa
menikmati indahnya alam ciptaan-Nya. Sholawat dan salam tetaplah kita
curahkan kepada baginda Muhammad yang telah menunjukkan kepada kita jalan
yang lurus berupa ajaran agama yang sempurna dengan bahasa yang sangat indah.

Penulis bersyukur karena telah menyelesaikan makalah yang kami


berjudul “Hakikat Pengawasan”, Penulis mengucapkan banyak terima kasih
kepada semua pihak yang telah membantu hingga terselesaikannya makalah ini.
Dan penulis memahami jika makalah ini tentu jauh dari kesempurnaan maka kritik
dan saran sangat kami butuhkan guna memperbaiki karya-karya kami di lain
waktu.

Lhokseumawe, April 2023

Penulis
iii

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.............................................................................................ii

DAFTAR ISI .......................................…...………………………………………iii

BAB I : PENDAHULUAN

1.1................................................................................Latar Belakang Masalah


......................................................................................................................1
1.2...........................................................................................Rumusan Masalah
......................................................................................................................2
1.3.............................................................................................Tujuan Penulisan
......................................................................................................................2

BAB II : PEMBAHASAN

2.1 Pengertian dan Hakikat Pengawasan.........................................................3


2.2 Bentuk-Bentuk Pengawasan......................................................................5
2.3 Ruang Lingkup Pengawasan......................................................................6

BAB III : PENUTUP

Kesimpulan .......................................................................................................7

DAFTAR PUSTAKA ...........................................................................................8


BAB 1

PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Pengawasan adalah suatu kegiatan untuk menjamin atau menjaga agar
program dapat diwujudkan dengan efektif. Masing-masing organisasi
mempunyai program untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan, untuk
menjaga agar organisasi itu dapat mencapai tujuannya mutlak harus diperlukan
pengawasan. Pengawasan berfungsi menjaga agar seluruh jajaran berjalan
diatas rel yang benar. Pengawasan pada dasarnya merupakan strategi yang
memfokuskan pada perbaikan proses dengan kualitas kinerja pegawai dalam
tugas-tugasnya.

Suatu Instansi apabila ingin maju dan sukses maka seorang pemimpin
dalam menjalankan setiap tugasnya harus berusaha agar langkah-langkah yang
diambil dapat dijalankan. Pengawasan merupakan suatu proses dimana seorang
pemimpin atau instansi melihat apakah yang telah dilakukan sudah sesuai
harapan. Jika tidak maka harus diadakan suatu perbaikan atau penyesuaian.
Menurut Amsyah (2005:65) mengemukakan pengawasan adalah kegiatan
manajemen yang berkaitan dengan pemeriksaan untuk menentukan apakah
pelaksanaannya sudah direncanakan sesuai dengan perencanaan, sudah sampai
sejauh mana kemajuan yang dicapai dengan perencanaan dan perencanaan
yang belum mencapai kemajuan, serta melakukan koreksi bagi pelaksanaan
yang belum terselesaikan sesuai rencana. Pegawai perlu diberikan pengawasan
agar mereka mau menjalankan tugas yang diberikan.

1
2

1.2. Rumusan Masalah


1.2.1. Apa Pengertian dan hakikat Pengawasan?
1.2.2. Bagaimana bentuk-bentuk Pengawasan?
1.2.3. Apa Ruang Lingkup Pengawasan?
1.3. Tujuan penulisan
1.3.1. Tujuan umum

Untuk menambah wawasan/pengetahuan tentang Hakikat


Pengawasan

1.3.2. Tujuan khusus

Untuk mengetahui pengertian Pengawasan

Untuk mengetahui Bentuk-Bentuk Pengawasan

Untuk mengetahui Ruang Lingkup Pengawasan


BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian dan Hakikat Pengawasan


Pengawasan merupakan salah satu fungsi dalam manajemen suatu
organisasi. Dimana memiliki arti suatu proses mengawasi dan mengevaluasi
suatu kegiatan. Suatu pengawasan dikatakan penting karena tanpa adanya
pengawasan yang baik tentunya akan menghasilkan tujuan yang kurang
memuaskan , baik bagi organisasinya itu sendiri maupun bagipara pekerjanya.
Suatu organisasi juga memiliki perancangan proses pengawasan, yang berguna
untuk merencanakan secara sistematis dan terstruktur agar proses pengawasan
berjalan sesuai dengan apa yang yang dibutuhkan atau direncanakan. Untuk
menjalankan proses pengawasan tersebut dibutuhkan alatbantu manajerial
dikarenakan jika terjadi kesalahan dalam suatu prosesdapat langsung
diperbaiki. Pengawasan ini juga meliputi bidang-bidang pengawasan yang
menunjang keberhasilan dari suatu tujuan organisasi.

Pengawasan dapat di definiskan sebagai proses untuk menjamin bahwa


tujuan-tujuan organisasi dan manajemen dapat tercapai. Ini berkenaan dengan
cara-cara membuat kegiatankegiatan sesuai yang direncanakan. Pengertian ini
menunjukkan adanya hubungan yang sangat erat antara perencanaan dan
pengawasan.

Kontrol atau pegawasan adalah fungsi di dalam manajemen fungsional


yang harus dilaksanakan oleh setiap pimpinan semua unit/satuan kerja terhadap
pelaksanaan pekerjaan atau pegawai yang melaksanakan sesuai dengan tugas
pokoknya masing-masing. Dengan demikian, pengawasan oleh pimpinan
khusunya yang berupa pengawasan melekat (built in control), merupakan
kegiatan manajerial yang dilakukan dengan maksud agar tidak terjadi
penyimpangan dalam melaksanakan pekerjaan. Suatu penyimpangan atau

3
4

kesalahan terjadi atau tidak selama dalam pelaksanaan pekerjaan tergantung


pada tingkat kemampuan dan keterampilan pegawai.

Para pegawai yang selalu mendapat pengarahan atau bimbingan dari


atasan, cenderung melakukan kesalahan atau penyimpangan yang lebih sedikit
dibandingkan dengan pegawai yang tidak memperoleh bimbingan. Pengertian
pengawasan cukup beragam, di bawah ini adalah contoh keberagaman
pengertian tersebut :

1. Menurut Sondang P. Siagian pengawasan adalah proses pengamatan


dari pada pelaksanaan seluruh kegiatan organisasi untuk menjamin
agar semua pekerjaan yang sedang dilakukan berjalan sesuai dengan
rencana yang telah ditentukan.
2. Robert J. Mockler berpendapat bahwa pengawasan manajemen adalah
suatu usaha sitematik untuk menetapkan standart pelaksanaan dengan
tujuan-tujuan perencanaan, merancang sistem informasi, umpan balik,
membandingkan kegiatan nyata dengan standard yang telah ditetapkan
sebelumnya, menentukan dan mengukur penyimpanganpenyimpangan
serta mengambil tindakan koreksi yang diperlukan untuk menjamin
bahwa semua sumber daya perusahaan dipergunakan dengan cara
efektif dan efisien dalam pencapaian tujuan-tujuan perusahaan.
3. Pengawasan menurut Fahmi yang dikutip oleh Erlis Milta Rin
Sondole dkk, bahwa pengawasan secara umum didefinisikan sebagai
cara suatu oganisasi mewujudkan kinerja yang efektif dan efisien,
serta lebih jauh mendukung terwujudnya visi dan misi organisasi
4. Mc. Farland memberikan definisi pengawasan (control) sebagai
berikut. “Control is the process by which an executive gets the
performance of his subordinate to correspond as closely as posible to
chossen plans, orders objective, or policies”. (Pengawasan ialah suatu
proses dimana pimpinan ingin mengetahui apakah hasil pelaksanaan
pekerjaan yang dilakukan oleh bawahannya sesuai dengan rencana,
tujuan, kebijakan yang telah ditentukan).
5

Menurut MenPAN, hakikat pengawasan adalah mencegah terjadinya


penyimpangan, bukan mencatat berapa banyak ditemukan penyimpangan. Oleh
karena itu fungsi pengawasan internal adalah sebagai Quality Assurance.
Setiap penerima uang negara harus dapat dilakukan audit oleh auditor internal
pemerintah.

2.2 Bentuk-Bentuk Pengawasan


Manajemen terdiri dari beberapa fungsi, antara lain fungsi controlling
atau pengawasan. Controlling atau pengawasan adalah proses kegiatan
pemantauan untuk memastikan bahwa hal yang dipantau tercapai sesuai
rencana dan mengoreksi penyimpangan yang signifikan. Pengawasan
bertujuan untuk memastikan bahwa kegiatan diselesaikan dengan cara yang
mengarah pada pencapaian tujuan organisasi. Secara umum, terdapat tiga
jenis pengawasan, yaitu:

1. feedforward control, yaitu kontrol yang dilakukan sebelum kegiatan


berlangsung,
2. concurrent control, yaitu kontrol yang dilakukan saat kegiatan
berlangsung,
3. feedback control, yaitu kontrol yang dilakukan setelah kegiatan
selesai.

Jenis-Jenis Pengawasan

1. Pengawasan Internal “Intern”, merupakan pengawasan yang dilakukan


oleh orang ataupun badan yang ada terdapat di dalam lingkungan unit
organisasi/lembaga yang bersangkutan.
2. Pengawasan Eksternal “Ekstern”, merupakan pengawasan atau
pemeriksaan yang dilakukan oleh unit pengawasan yang ada di luar
unit organisasi/lembaga yang diawasi.
3. Pengawasan Preventif Dan Represif, pengawasan preventif ialah lebih
dimaksudkan sebagai suatu pengawasan yang dilakukan pada kegiatan
sebelum kegiatan itu dilaksanakan, sehingga dapat mencegah
6

terjadinya kegiatan yang menyimpang, misalnya pengawasan tersebut


dilakukan oleh pemerintah untuk menghindari adanya penyimpangan-
penyimpangan pelaksanaan keuangan negara yang akan
membebankan/merugikan negara. Sedangkan pengawasan represif
ialah suatu pengawasan yang dilakukan terhadap suatu kegiatan
setelah kegiatan tersebut sudah dilaksanakan atau dilakukan. Misalnya
pengawasan represif dilakukan pada akhir tahun anggaran yang
dimana anggaran yang telah ditentukan lalu disampaikan laporannya.
4. Pengawasan Aktif Dan Pasif. Pengawasan aktif “dekat” adalah
pengawasan yang dilaksanakan sebagai bagian bentuk pengawasan
yang dilakukan di tempat kegiatan yang bersangkutan. Sedangkan
pengawasan pasif “jauh” adalah suatu pengawasan yang dilakukan
misalnya melalui “penelitian serta pengujian terhadap surat-surat atau
laporan-laporan pertanggung jawaban yag disertai dengan berbagai
bukti penerimaan maupun bukti pengeluaran.
5. Pengawasan Kebenaran Formil. Pengawasan kebenaran formil adalah
pengawasan menurut hak dan pemeriksaan kebenaran materiil
mengenai maksud serta tujuan pengeluaran.
6.
2.3 Ruang Lingkup Pengawasan
Setiap organisasi menginginkan supaya apa yang direncanakan akan
dapat terlaksana dengan baik dan berhasil. Untuk itu diperlukannya
pengawasan terhadap aktivitas yang akan dilakukan sebelumnya, baik yang
sedang berjalan atau sesudah proses kegiatan tersebut berakhir. Menurut
Suwatno dalam bukunya Asas-Asas Manajemen Sumber Daya Manusia
menyebutkan ruang lingkup pengawasan, sebagai berikut:

1. Fase Awal Pengawasan ini dimaksudkan untuk mencegah serta


membatasi sedini mungkin kasalahan-kesalahan yang tidak diinginkan
sebelum terjadi.
7

2. Pengawasan Tengah Berjalan Pengawasan ini dilakukan untuk


memantau kegiatan yang sedang dilaksanakan. Dengan
membandingkan antara standar dengan hasil kerja, sehingga perlu
adanya tindakan-tindakan korektif untuk menghindari penyimpangan-
penyimpangan.
3. Pengawasan Akhir Merupakan tindakan korektif setelah aktivitas
selesai, tujuan selanjutnya untuk dapat memberikan masukan pada
organisasi bagi tindakan-tindakan perencanaan yang akan berulang
dimasa yang akan data.

Berdasarkan penjelasan teori di atas, bahwa ruang lingkup merupakan


cakupan atau batas-batasan daripada pengawasan tersebut. Menurut pendapat
Teguh Pudjo Muljono dalam bukunya Manajemen Perkreditan Bagi Bank
Komersil yang menyebutkan mengenai ruang lingkup daripada pengawasan,
sebagai berikut:

1. Pengawasan dalam arti sempit yaitu berupa pengawasan administratif


yang mempunyai ruang lingkup untuk mengetahui kebenaran data-
data administratif.
2. Pengawasan dalam arti luas yang merupakan pengendalian di dalam
suatu organisasi atau perusahaan yang dikenal dengan manajemen
kontrol yang mempunyai ruang lingkup yang lebih luas yaitu di
bidang:
a) Financial (keuangan) adalah menguji tingkat kewajaran dan
kecermatan dalam melakukan evaluasi kelayakan internal
kontrol yang ditetapkan apakah telah memadai.
b) Operational (operasional) merupakan kegiatan penilaian yang
sistematis dan berorientasi untuk masa yang akan datang atas
semua kegiatan-kegiatan yang ada dalam organisasi, dengan
tujuan untuk mengadakan perbaikan rencana kerja organisasi
maupun pencapaian tujuan itu sendiri.
8

c) Management/Policy merupakan suatu penilaian yang


dilaksanakan secara sistematis, independent dan berorientasi ke
masa yang akan datang atas semua kegiatan yang dilaksanakan
oleh manajemen, melalui perbaikan-perbaikan dari pelaksanaan
fungsi-fungsi manajemen.

Berdasarkan penjelasan teori di atas, bahwa pengawasan memiliki fase-


fase dalam hal pelaksanaannya, disamping juga ruang lingkup pengawasan
meliputi pengawasan administratif (secara sempit) dan pengawasan secara
luas dengan ruang lingkupnya di berbagai bidang yaitu: financial (keuangan),
operational (operasional) dan policy (kebijakan).
BAB III
PENUTUP
A.Kesimpulan
Pengawasan merupakan salah satu fungsi dalam manajemen suatu
organisasi. Dimana memiliki arti suatu proses mengawasi dan mengevaluasi
suatu kegiatan. Kontrol atau pegawasan adalah fungsi di dalam manajemen
fungsional yang harus dilaksanakan oleh setiap pimpinan semua unit/satuan
kerja terhadap pelaksanaan pekerjaan atau pegawai yang melaksanakan sesuai
dengan tugas pokoknya masing-masing

Menurut MenPAN, hakikat pengawasan adalah mencegah terjadinya


penyimpangan, bukan mencatat berapa banyak ditemukan penyimpangan. Oleh
karena itu fungsi pengawasan internal adalah sebagai Quality Assurance.
Setiap penerima uang negara harus dapat dilakukan audit oleh auditor internal
pemerintah.

Pengawasan bertujuan untuk memastikan bahwa kegiatan diselesaikan


dengan cara yang mengarah pada pencapaian tujuan organisasi. Secara
umum, terdapat tiga jenis pengawasan, yaitu:

1. feedforward control, yaitu kontrol yang dilakukan sebelum kegiatan


berlangsung,
2. concurrent control, yaitu kontrol yang dilakukan saat kegiatan
berlangsung,
3. feedback control, yaitu kontrol yang dilakukan setelah kegiatan
selesai.

9
DAFTAR PUSTAKA

Kurian, T George. 2013. The AMA Dictionary of Business and Management.


New York: AMACOM

Anda mungkin juga menyukai