Disusun oleh:
Kelompok 12
Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan yang Maha Esa yang telah
melimpahkan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas
pembuatan makalah yang berjudul “Negosiasi sebagai Prosedur Penyelesaian dan
Resolusi Konflik” ini sesuai dengan waktu yang ditentukan. Tanpa adanya berkat
dan rahmat Allah SWT tidak mungkin rasanya dapat menyelesaikan makalah ini
dengan baik dan tepat pada waktunya.
Penulis
i
DAFTAR ISI
KATA PENGATAR................................................................................................i
DAFTAR ISI..........................................................................................................ii
BAB I.......................................................................................................................1
PENDAHULUAN...................................................................................................1
A. Latar belakang..............................................................................................1
B. Rumusan Masalah........................................................................................2
C. Tujuan...........................................................................................................2
D. Metode Penulisan..........................................................................................2
BAB II.....................................................................................................................4
PEMBAHASAN.....................................................................................................4
A. Konsepsi Negosiasi........................................................................................4
1. Pengertian Negosiasi................................................................................4
2. Aspek Kemampuan Negosiasi.................................................................6
3. Faktor- factor yang mempengaruhi kemampuan negosiasi................7
B. Langkah-Langkah Negosiasi.......................................................................7
C. Jenis-jenis Negosiasi.....................................................................................8
D. Penyebab dan cara mengenali konflik dalam negosiasi..........................14
E. Negosiasi sebagai prosedur penanganan konflik dalam pandangan
Islam..................................................................................................................16
BAB III..................................................................................................................23
PENUTUP.............................................................................................................23
A. Kesimpulan..................................................................................................23
B. Saran............................................................................................................23
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................24
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
1
bertikai atau berkelahi. Demikian halnya dalam sebuah organisasi, meskipun
kehadiran konflik sering menimbulkan ketegangan, tetap diperlukan untuk
kemajuan dan perkembangan organisasi. Dalam hal ini, konflik dapat
menjadi energi yang dahsyat jika dikelola dengan baik, bahkan dapat
dijadikan sebagai alat untuk melakukan perubahan, tetapi dapat menurunkan
kinerja jika tidak dapat dikendalikan. Selain konflik juga sebagai salah satu
esensi dari kehidupan dan perkembangan manusia yang mempunyai
karakteristik yang beragam (Mulyasa, 2005:239).
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan lingkungan organisasi ?
2. Apa Faktor Lingkungan yang Memengaruhi Lingkungan Organisasi ?
3. Bagaimana hubungan lingkungan dengan organisasi ?
4. Bagaimana hubungan lingkungan dengan budaya ?
5. Bagaimana perubahan pada lingkungan organisasi ?
C. Tujuan
1. Ingin memahami konsep dasar lingkungan organisasi.
2. Ingin mengetahui faktor apa saja yang memengaruhi lingkungan organisasi
3. Ingin menganalisa hubungan lingkungan dengan organisasi
4. Ingin menganalisa hubungan lingkungan dengan budaya
5. Ingin menganalisa perubahan pada lingkungan organisasi.
D. Metode Penulisan
Ditinjau dari objek kajian dan tempatnya, penulisan makalah ini
termasuk kategori metode kepustakaan (library research). Adapun yang
dimaksud metode pustaka adalah menjadikan bahan pustaka berupa buku,
majalah ilmiah, dokumen-dokumen dan materi lainnya yang dapat dijadikan
sumber rujukan dalam penulisan ini untuk kemudian dianalisis sedemikian
rupa sehingga didapati kesismpulan yang komprehensif dan efektif untuk
pembahasan selanjutnya.
2
Pendekatan yang digunakan adalah pendekatan kualitatif. Pendekatan ini
merupakan suatu pendekatan dengan menggunakan data atau berupa dokumen-
dokumen manuskrip atau pemikiran-pemikiran yang ada dimana dari data
tersebut kemudian dikategorikan berdasarkan relevansinya dengan pokok
permasalahan yang dikaji.
3
BAB II
PEMBAHASAN
A. Konsepsi Negosiasi
1. Pengertian Negosiasi
1
Suci Ramadhani, Jihan Hana, dkk, 2022, Strategi Lobi dan Negosiasi Dalam Proses Komunikasi
Politik, Jurnal Edukasi Nonformal, VO. 3. NO. 1, hal 92
2
Colquitt, 2011, Organizational Behavior, USA: McGraw-Hill, Hal 466.
3
Faiqotul Isma, 2017, Efektivitas Komunikasi Negosiasi dalam Bisnis, Jurnal Komunike, Volume ix,
No. 2, Hal 110
4
budaya. Toomey menjelaskan bahwa identitas seseorang selalu dihasilkan
melalui interaksi sosial. Identitas atau gambaran refleksi diri dibetuk melalui
negosiasi ketika kita menyatakan, memidifikasi atau menantang identifikasi
identifikasi diri kita atau orang lain.4
5
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa negosiasi
merupakan suatu proses komunikasi dimana dua orang atau lebih dengan
tujuan yang berbeda melakukan suatu proses timbal balik yang melibatkan
pertukaran sesuatu antara dua orang atau lebih hingga mencapai kesepakatan
bersama yang menguntungkan semua pihak.
6
Mahmudah N, Mia Widiant, 2010, Analisis Karakteristik Khusus Teks Negosiasi, Jurnal Ilmiah
Pend. Bahasa, Sastra Indonesia dan Daerah. Vol. 10, No. 1, Hal 25.
6
keputusan, terlebih ketika seseorang memiliki keraguan demi mencapai hasil
maksimal sangatlah penting untuk mampu menggunakan kriteria yang
obyektif, seperti menganalisis keuntungan dan kerugian dari tawaran yang
diberikan.
B. Langkah-Langkah Negosiasi
Dalam melakukan negosiasi terdapat enam tahapan yang penting yang harus
dilakukan:
7
McGuire, R. 2004. Negotiation : An In Important Life Skill. Jurnal The Pharmaceutical. Vol. 273
Hal 24
7
1. Persiapan, Mengumpulkan informasi, Menentukan tim negosiasi,
Mengusahakan lebih banyak mengenal profil pihak lawan, tujuannya adalah
menumbuhkan kepercayaan diri dan kesiapan dalam melakukan negosiasi;
2. Kontak pertama, Tahap ini adalah tahap pertemuan secara langsung abtara
kedua belah pihak yang terlibat dalam proses negosiasi. - Tahap penilaian yang
berlangsung diantara para negosiator dan biasanya pada tahap ini akan
memunculkan kesan pertama antara kedua belah pihak.
5. Solusi, tahap dimana kedua belah pihak mulai saling menerima dan
memberi, atau dimana para negosiator mulai menemukan titik kesepakatan
bagi kedua belah pihak dengan cara mereka masing-masing dengan
mengembangkan sikap relasional yaitu sikap yang selalu berorientasi untuk
menanggung bersama dan selalu menumbuhkan sikap saling member solusi
terbaik bagi kedua belah pihak.
6. Pasca Negosiasi, Tahap ini adalah tahap terakhir dari negosiasi yaitu bentuk
konsolidasi bagi kedua belah pihak, apakah masing-masing pihak benar-benar
memiliki komitmen atas segala yang telah disepakati bersama.
C. Jenis-jenis Negosiasi
8
Negosiator yang terlibat dapat menerapkan negosiasi kompetitif. Jenis
negosiasi ini melibatkan kepribadian yang kompetitif yang dimilik oleh sang
negosiator. Negosiator yang kompetitif sangat berorientasi pada hasil, fokus
dan tegas, dan mereka sering kali bisa menjadi agresif.
Negosiasi juga terbagi ke dalam beberapa jenis berdasarkan style yang dapat
digunakan saat melakukan negosiasi. Terdapat 5 jenis yang dimaksud, antara
lain adalah:
9
Sebaiknya negosiator menerapkan gaya negosiasi jenis ini ketika kedua belah
pihak membutuhkan tujuan mereka tercapai, brainstorming kreatif diperlukan
untuk menemukan solusi untuk masalah yang sulit, mengejutkan lawan dengan
gaya negosiator kompetitif atau (dengan kemungkinan besar menang).
Negosiator bisa saja menerapkan gaya ini ketika masalah yang dibahas
merupakan hal sepele dan tidak layak untuk meluangkan waktu untuk hal-hal
seperti ini. Pun ketika negosiator tidak siap, melakukan penghindaran seperti
ini akan lebih baik dan akan menunda negosiasi. Namun, jangan sampai sikap
ini dianggap sebagai pasif agresif oleh pihak lawan karepa bisa menimbulkan
konflik. Apalagi ketika negosiasi ini dikejar oleh waktu dan kepentingan yang
mana tidak bisa ditunda.
10
Negosiator dapat menerapkan gaya negosiasi ini ketika dianggap perlu untuk
memperbaiki atau mempertahankan hubungan dengan pihak lain, berusaha
mengurangi ketegangan, dan ketika mereka tidak memiliki hal lain yang dapat
ditawarkan dalam negosiasi sehingga harus berkompromi dengan hasil
akhirnya.
Kemungkinan besar, negosiasi jenis ini akan menang melawan negosiator jenis
menghindari. Namun yang harus diperhatikan adalah negosiator tidak
sebaiknya melabel diri mereka sebagai tukang kompromi, karena akan
dianggap lemah oleh lawan. Jangan gunakan negosiasi jenis ini ketika hasil
yang diinginkan sangat penting untuk kepentingan pihak sendiri.
Negosiasi dengan gaya ini bisa saja digunakan ketika pihaknya memang perlu
membangun atau memperbaiki hubungan dengan pihak lawan. Untuk negosiasi
pada pihak baru, sangat disarankan untuk menerapkan negosiasi ini untuk
menciptakan dinamika positif. Jangan gunakan negosiasi akomodatif secara
memaksa, tidak semua negosiasi berjalan dengan baik dan tidak semua pihak
tertarik membangun hubungan.
11
Consortium, University of Colorado,
Boulder.<http://www.beyondintractability.org/essay/distributive-bargaining>):
Ada sumber daya tetap yang harus dibagi sehingga ketika semakin banyak
yang diterima oleh salah satu, semakin sedikit yang lain dapatkan.
12
merasa bahwa pada akhirnya hasilnya adalah yang terbaik yang dapat mereka
capai dan bahwa itu layak untuk diterima dan didukung.
2. Lose-Lose Approach
Pendekatan negosiasi ini diterapkan ketika salah satu pihak negosiasi merasa
bahwa kepentingannya sendiri terancam dan dia melakukan semua yang dia
bisa untuk memastikan bahwa hasil negosiasi tidak sesuai dengan kepentingan
pihak lain juga. Dalam tawar-menawar, kedua belah pihak akhirnya saling
kalah.
Jenis situasi ini muncul ketika pihak negosiasi mengabaikan kebutuhan satu
sama lain dan kebutuhan untuk saling menyinggung melebihi kebutuhan untuk
menemukan semacam solusi yang dapat diterima. Ini adalah jenis hasil yang
paling tidak diinginkan dan karenanya pendekatan negosiasi ini sebaiknya
dihindari.
3. Compromise Approach
Pendekatan ini memberikan hasil yang merupakan perbaikan dari hasil strategi
lose-lose. Untuk menghindari situasi lose-lose, kedua belah pihak menyerahkan
sebagian dari apa yang awalnya mereka cari dan menerima sesuatu yang
kurang dari apa yang mereka cari. Kompromi adalah jalan keluar terbaik ketika
tidak mungkin bagi kedua belah pihak untuk meyakinkan satu sama lain atau
ketika sumber daya yang dipersengketakan terbatas.
13
mereka inginkan. Dan akhirnya pun menghasilkan kepuasan bagi kedua belah
pihak. Adapun karakteristik umumnya adalah sebagai berikut:
Ada sumber daya yang cukup untuk dibagi dan kedua belah pihak dapat
‘menang’
14
5. Keinginan untuk menang, tanpa mempedulikan apapun resikonya;
6. Mengejar sasaran yang terlalu tinggi dan tidak realistis.
7. Tidak bersedia meluangkan waktu untuk menjajaki posisi lawan dan/atau,
adanya penolakan untuk menghargai sudut pandang lawan;
8. Kurang jelasnya peran atau tingkat otoritas;
9. Kriteria subyektif yang digunakan sebagai dasar pengambilan keputusan
atau proses pengambilan keputusan yang tidak jelas.
Dalam negosiasi seorang manajer harus dapat memahami sikapnya
terhadap konflik. Pemahaman tersebut dapat berguna sebagai persiapan dan
pemikiran dalam menghadapi konflik ketika konflik tersebut muncul dalam
negosiasi.
15
negosiasi harus dihentikan (deadlock). Untuk mencegah deadlock tersebut
pihak ketiga harus dihadirkan sebagai mediator. Dalam menengahi deadlock
tersebut mediator harus memperhatikan hal-hal sebagai berikut :
1. Mediator harus mengakui adanya konflik dan mengarahkan pada caracara
untuk menyelesaikan persoalan yang timbul. Bagi pihak-pihak yang bertikai
konflik dianggap sebagai suatu masalah yang serius, oleh karena itu mediator
tidak boleh menganggap remeh konflik tersebut;
2. Mediator harus bersikap netral. Mediator tidak boleh menunjukkan
persetujuannya kesalahsatu pihak, baik dengan ekspresi muka, gerakan tubuh
atau mengulangi pernyataan dari salah satu pihak yang bertikai. Dengan
bersikap netral diharapkan kedua pihak akan merasa nyaman untuk
meyampaikan tuntutan mereka;
3. Mediator harus memfokuskan diskusi pada masalah bukan kepada pribadi
yang bertikai;
4. Mediator harus meletakkan pihakpihak yang bertikai pada perspektifnya
dengan mengidentifikasi bidangbidang yang akan disetujui dan memfokuskan
pada masalah secara satu persatu;
5. Mediator bersikap sebagi fasilitator dan bukan sebagai hakim yang akan
menentukan siapa yang menang dan kalah;
6. Mediator harus memperoleh keyakinan bahwa pihak yang bertikai
mendukung solusi yang telah mereka setujui.9
9
Zumaeroh, 2010, Mengenali Konflik Dalam Negosiasi, Jurnal Ilmiah Ekonomika, Volume 13
Nomor 4, Hal 136
10
Sayyid Sabiq, Fiqh Sunnah, 2000, juzu’ 3, Cairo: Dar al-Fath, Hal 210.
16
karena ini adalah sebuah upaya mendamaikan atau membuat harmonisasi
antara dua atau beberapa pihak yang berselisih. Perdamaian dalam syari’at
Islam sangat dianjurkan. Sebab, dengan perdamaian akan terhindarlah
kehancuran silaturrahim (hubungan kasih sayang) sekaligus permusuhan
diantara pihak-pihak yang bersengketa akan dapat diakhiri. 11
Firman Allah SWT menjelaskan metode negosiasi ini dalam Surat Asy-
Syuura:37-38:
٣٨ َصلَ ٰوةَ َوَأمۡ ُرهُمۡ ُشو َر ٰى بَ ۡينَهُمۡ َو ِم َّما َرز َۡق ٰنَهُمۡ يُنفِقُون ْ ُوا لِ َربِّ ِهمۡ َوَأقَا ُم
َّ وا ٱل ْ ٱستَ َجاب
ۡ ََوٱلَّ ِذين
17
Artinya : “dan kalau ada dua golongan dari mereka yang beriman itu berperang
hendaklah kamu damaikan antara keduanya! tapi kalau yang satu melanggar
Perjanjian terhadap yang lain, hendaklah yang melanggar Perjanjian itu kamu
perangi sampai surut kembali pada perintah Allah. kalau Dia telah surut,
damaikanlah antara keduanya menurut keadilan, dan hendaklah kamu Berlaku
adil; Sesungguhnya Allah mencintai orangorang yang Berlaku adil.
Tafsir Wajiz dikatakan: “Dan jika ada dua golongan dari orang-orang
mukmin berperang, maka damaikanlah antara keduanya, hai orang-orang islam
dengan memberikan nasehat dan bimbingan untuk menjalankan Kitabullah dan
rela dengan hukumnya. Jika salah satu dari kedua golongan itu berbuat aniaya
dan melampaui batas terhadap golongan yang lain serta menolak perdamaian
maka perangilah golongan yang berbuat aniaya itu sehingga golongan itu
kembali kepada perintah Allah. Jika golongan itu telah kembali kepada
perintah Allah, maka damaikanlah antara keduanya dengan adil, yaitu dengan
memberikan sanksi kepada orang yang berbuat aniaya sebagai balasan atas
tindakannya yang melanggar batas dan berlaku adillah. Sesungguhnya Allah
menyukai orang-orang yang berlaku adil, yaitu memuji tindakan mereka
memberikan balasan yang baik.13
18
Artinya: “orang-orang beriman itu Sesungguhnya bersaudara. sebab itu
damaikanlah (perbaikilah hubungan) antara kedua saudaramu itu dan takutlah
terhadap Allah, supaya kamu mendapat rahmat.”
Hadist yang berkaitan dengan surat Al-Hujarat ayat 10 ini adalah hadist
Shahih: Ibnu Abbas r.a berkata Rasulullah saw bersabda: Seandainya aku
mengambil kekasih dari umat ini niscaya aku ambil Abu Bakar, tetapi
persaudaraan Islam itu lebih utama atau lebih baik, maka beliau mengucapkan
yang demikian ini karena beliau menempatkan atau menetapkan Abu Bakar
sebagai ayah (mertua). Tutuplah dariku setiap pintu di mesjid ini, kecuali pintu
Abu Bakar.” (HR.Bukhari,259).14
14
Saifuddij, Saifuddij, Al-Qur’anul Karim, hal 1030.
19
Pimpinan organisasi yang mengelola konflik pada kedua pihak yang
bertentangan dengan melakukan negosiasi haruslah memiliki sifat sabar.
Penyelesaian konflik dilakukan dengan cara musyawarah mufakat, melakukan
kompromi atau perundingan yang hasilnya dapat memuaskan kedua pihak.
Ketika seorang pimpinan berhasil melakukan negosiasi, dia akan mendapatkan
pahala yang besar dari Allah SWT, hal ini tertuang dalam Surat Ali Imran ayat
159:
ۡفَبِ َما َر ۡح َم ٖة ِّمنَ ٱهَّلل ِ لِنتَ لَ ُهمۡۖ َولَ ۡو ُكنتَ فَظًّا َغلِيظَ ۡٱلقَ ۡل ِب ٱَلنفَ ُّضو ْا ِم ۡن َح ۡولِ ۖكَ فَ ۡٱعفُ ع َۡن ُهمۡ َو ۡٱست َۡغفِ ۡر لَ ُهم
١٥٩ ََوشَا ِو ۡرهُمۡ فِي ٱَأۡلمۡ ۖ ِر فَِإ َذا َع َزمۡ تَ فَتَ َو َّكلۡ َعلَى ٱهَّلل ۚ ِ ِإنَّ ٱهَّلل َ يُ ِح ُّب ۡٱل ُمت ََو ِّكلِين
Artinya : Maka disebabkan rahmat dari Allah-lah kamu berlaku lemah lembut
terhadap mereka. Sekiranya kamu bersikap keras lagi berhati kasar, tentulah
mereka menjauhkan diri dari sekelilingmu. Karena itu maafkanlah mereka,
mohonkanlah ampun bagi mereka, dan bermusyawaratlah dengan mereka
dalam urusan itu. Kemudian apabila kamu telah membulatkan tekad, maka
bertawakkallah kepada Allah. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang
yang bertawakkal kepada-Nya.
20
Jl. Tuanku Tambusai No 320 E-F, Labuh Baru Timur, Kota Pekanbaru kode pos
2800(Putri, Wardi, & Farwitawati, 2016). Berbagai perubahan dan perkembangan
kegiatan BSM Pekanbaru Tuanku Tambusai mampu bertahan dari berbagai
guncangan dan persaingan bisnis perbankan(Sulistywati, Ati, & Santoso, 2020).
Namun demikian sesuai dengan studi pendahuluan dan data awal yang peneliti
peroleh, masih ada terjadi konflik diantara pegawai misalnya kekurangharmonisan
hubungan akibat dari persaingan dalam menduduki jabatan. Kemudian gejala lain
adanya penegakan disiplin yang kurang seimbang sehingga menyebabkan
kecemburuan sosial diantara pegawai.
21
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
22
DAFTAR PUSTAKA
Astuti, Rifelly Dewi. 2011. Modul 1 Pengantar Bisnis: Bisnis dan Lingkungannya.
23
Citra Perguruan Tinggi Swasta di Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi dan Bisnis
(Stieb) Perdana Mandiri Purwakarta. Jurnal Bisnis.
Rani Susanthi, Putu. 2017. Analisis lingkungan internal dan Eksternal Dalam
Mencapai Tujuan Perusahaan (Studi Kasus STIE Galileo Batam). Jurnal
Elektronik.
Rosimah, Siti & Siswanto, Joko. 2012. Kebutuhan Sistem Organisasi Yang
Adaptif Dan Rekonfiguratif Untuk Menghadapi Perubahan Lingkungan
Eksternal Pada Perusahaan Telekomunikasi. Jurnal Seminar Nasional
Manajemen Teknologi.
Wardani, Selvira & Aslami, Nur. 2022. Peran Penting Kepemimpinan dalam
Manajemen Perubahan di Suatu Organisasi. Jurnal Ilmu Komputer,
Ekonomi dan Manajemen (JIKEM).
Sulistiawan, Deni,. dkk. 2017. Pengaruh budaya organisasi dan lingkungan kerja
terhadap kinerja pegawai. Jurnal Kinerja.
24
25