ABSTRAK
Salah satu program pemerintah dalam meningkatkan kualitas sumber daya manusia yaitu dengan
menyelenggarakan pemilihan peserta calon cerdas cermat yang bertujuan untuk meningkatkan ilmu
pengetahuan umum. Untuk dapat mengikuti pemilihan calon peserta cerdas cermat para peserta memiliki
pengetahuan umum, prestasi, prilaku serta pengalaman dalam mengikuti cerdas cermat pada tingkat SMA.
Pemilihan siswa pada tingkat sekolah terdapat beberapa permasalahan diantaranya yaitu guru atau kepala
sekolah dalam memilih siswa hanya berdasarkan nilai pelajaran yang didapat, padahal cerdas cermat
dilaksanakan baik pada tingkat kabupaten, propinsi dan nasional diperlukan faktor-faktor yang lain diantaranya
yaitu pengetahuan, prestasi dan pengalaman dalam mengikuti cerdas cermat sebelumnya sehingga hasilnya
kurang maksimal.
Oleh karena itu permasalahan di atas maka perlu dirancang suatu sistem pendukung keputusan dengan
menggunakan metode AHP (Analytical Hierarkhi Process) yang diharapkan dapat membantu pengambil
keputusan dalam mendapatkan informasi untuk pemilihan siswa yang tepat dalam mengikuti cerdas cermat.
Setelah dilakukan pengujian dan analisis dengan melibatkan perhitungan secara manual, dapat diketahui
bahwa hasil yang didapat dari perhitungan sistem sama dengan perhitungan manual. Sehingga sistem ini dapat
digunakan untuk membantu pihak sekolah atau guru untuk melakukan pemilihan siswa dalam mengikuti cerdas
cermat pada tingkat Sekolah Menengah Atas (SMA).
Kata Kunci : Cerdas Cermat, Sistem Pendukung Keputusan, Analytical Hierarkhi Process (AHP)
Sistem Pendukung Keputusan Pemilihan Calon Peserta Cerdas Cermat Dengan Mentode Analytical 38
Hierarchy(Ahp) (Studi Kasus :SMA Negeri 1 Simpang Kiri Subulussalam. Oleh : Ermawati
Pelita Informatika Budi Darma, Volume : IX, Nomor: 2, Maret 2015 ISSN : 2301-9425
4. Untuk menyesuaikan sistem pengambilan beberapa kelompok, berupa sesi pertayaan, menjawab
keputusan ini dibantu dengan Program Visual pertayaan dan mendapatkan poin.
Basic 6.0 dan menggunakan Software MySQL Dalam Bahasa Inggris cerdas diterjemahkan
untuk databases. bright, intelegence, smart, brilliant, genius.Kata
cerdas banyak dipakai dalam hal yang berkaitan
1.4 Tujuan dan Manfaat Penelitian dengan pendidikan, terutama sekali saat merumuskan
1.4.1 Tujuan Penelitian tujuan pendidikan, tujuan sekolah, dan beberapa
Berdasarkan perumusan masalah yang dibahas target pendidikan Tujuan pendidikan nasional dalam
maka yang menjadi tujuan dari penelitian adalah: pasal 3 UU Sisdiknas 2003 adalah Pendidikan
1. Untuk memudahkan SMA Negri 1 simpang kiri nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan
Menentukan calon peserta cerdas cermat. membentuk watak serta peradaban bangsa yang
2. Mengetahui proses pembobotan untuk setia bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan
kriteria-kriteria menggunakan metode Analytical bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi
Hierarchy Process (AHP) peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan
bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak
1.4.2 Manfaat Penelitian mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan
Berdasarkan perumusan masalah yang di bahas menjadi warga negara yang demokratis serta
maka yang menjadi manfaat dari penelitian ini adalah: bertanggung jawab.
1. Dapat mengetahui kriteria-kriteria yang cocok
dalam pemilihan calon peserta cerdas cermat di 3.3. Metode Analytical Hierarchy Prosess
SMA Negeri 1 Simpang Kiri. Menurut Kusrini (2007 :133) Analytical
2. Dapat Mengetahui proses pembobotan setiap Hierarchy Prosess adalah sebuah hierarki fungsional
kriteria-kriteria tersebut. dengan input namanya berupa persepsi manusia.
3. Dapat membantu proses pengambilan keputusan Dengan hierarki, suatu masalah yang kompleks dan
pemilihan calon peserta cerdas cermat di SMA tidak terstruktur dapat dipecahkan kedalam
Negeri 1 Simpang Kiri. kelompok-kelompok, lalu diatur menjadi sebuah
bentuk hierarki. AHP memiliki banyak keunggulan
3. Landasan Teori dalam menjelaskan proses pengambilan keputusan.
3.1 Pengambilan Keputusan Salah satunya adalah dapat digambarkan secara grafis
Menurut Kusrini (2007:7) Pengambilan sehingga mudah dipahami oleh semua pihak yang
keputusan adalah tindakan pimpinan untuk terlibat dalam pengambilan keputusan. Pada
memecahkan masalah yang dihadapi dalam organisasi umumnya, proses penyelesaian dengan metode AHP
yang dipimpinnya dengan melalui pemilihan satu di adalah sebagai berikut :
antara alternatf – alternatif yang dimungkinkan. 1. Masalah yang kompleks dibuatkan struktur
Memang pada hakikatnya pembuatan keputusan pemikiran yang menjadi suatu hierarki dengan
adalah suatu pendekatan yang sistematis terhadap tingkat-tingkat yang dapat mewakili elemen
hakikat alternatif yang dihadapi, dan mengambil atribut yang mempengaruhi tujuan-tujuan dan
tindakan yang menurut perhitungan merupakan keinginan-keinginan dari pengambilan
tindakan yang paling tepat. Menurut Siagian, pada keputusan.
hakikatnya pengambilan keputusan adalah suatu 2. Masing-masing elemen dibandingkan satu sama
pendekatan sistematis terhadap hakikat suatu masalah, lain dalam suatu sistematika yang berskala
pengumpulan fakta – fakta dan data, penentuan yang menurut nilai kepentingan dan prioritas dari
matang dari alternatif yang dihadapi dan pengambilan masing-masing hierarki yang ada.
tindakan yang menurut perhitungan merupakan 3. Nilai-nilai relatif dari masing-masing alternatif
tindakan yang paling tepat. terhadap elemen kriterianya dalam hierarki dapat
menggunakan nilai skala yang sama.
3.2 Pengertian Cerdas Cermat 4. Jumlah nilai dari masing-masing alternatif dapat
Cerdas cermat adalah kecerdasan yang digradasi dan analisis sensitivitas dapat
menuntut pemberdayaan otak, hati, jasmani dan dilakukan, sehingga dapat melihat pengaruh
pengaktifan manusia untuk berinteraksi secara perubahan tesebut. (Sumber:Budi Sutedjo
fungsional dengan yang lain kecerdasan yang Dharma Oetomo, S.Kom, MM, 2002:181)
berkenan dengan hati dan kepedulian antara sesama Pada dasarnya, proses pengambilan keputusan
manusia, mahluk lain dan sekitar berdasarkan akan adalah memilih suatu alternatif. Peralatan utama
adanya Tuhan yang maha Esa Analytical Hierarchy Prosess adalah sebuah hierarki
http://www.artikata.com/arti-323654- fungsional dengan input utamanya presepsi manusia.
cerdas.html(diakses tanggal 14-05-2014. Keberadaan hierarki dimungkinkan dipecahkannya
Mengenai keunggulan menggunakan lomba masalah kompleks atau tidak terstruktur dalam sub-
cerdas cermat lomba ini bisa digunakan untuk semua sub masalah, lalu menyusun menjadi suatu hierarki.
mata pelajaran, serta dapat melibatkan lebih banyak Analytical Hierarchy Prosess memiliki banyak
orang untuk kelangsungan acara dibagi menjadi keunggulan dalam menjalankan proses pengambilan
Sistem Pendukung Keputusan Pemilihan Calon Peserta Cerdas Cermat Dengan Mentode Analytical 39
Hierarchy(Ahp) (Studi Kasus :SMA Negeri 1 Simpang Kiri Subulussalam. Oleh : Ermawati
Pelita Informatika Budi Darma, Volume : IX, Nomor: 2, Maret 2015 ISSN : 2301-9425
keputusan. Salah satunya adalah dapat digambarkan hierarki dan menggabungkannya atau
secara grafis sehingga mudah dipahami oleh semua mensintesisnya.
pihak yang terlibat dalam pengambilan keputusan. 2. Penilaian kriteria dan alternatif
Dalam Analytical Hierarchy Prosess AHP terdapat Kriteria dan alternatif dilakukan dengan
prinsip dasar dalam menyelesaikan permasalahan perbandingan berpasangan untuk berbagai
dengan Analytical Hierarchy Prosess ada beberapa persoalan skala 1 sampai 9 adalah skala terbaik
prinsip yang harus dipahami, seperti yang terdapat untuk mengekpresikan pendapat. Nilai dan
berikut ini : defenisi pendapat kuantitatif dari skala
1. Membuat hierarki perbandingan saat bisa diukur menggunakan
Sistem yang kompleks bisa dipahami dengan tabel berikut:
memecahnya menjadi elemen-elemen secara
5 Elemen yang satu sedikit lebih penting dari pada elemen yang
lainnya
7 Satu elemen jelas mutlak lebih penting dari pada elemen lain
9 Satu elemen mutlak lebih penting dari pada lainnya
2,4,6,8 Nilai-nilai antara dua nilai pertimbangan yang berdekatan
Kebalikan Jika aktivitas mendapat satu angka dibandingkan dengan
aktivitas i, maka j memiliki nilai kebalikannya
Sumber : Kusrini,Konsep dan Aplikasi Sistem Pendukung Keputusan,2007
Sistem Pendukung Keputusan Pemilihan Calon Peserta Cerdas Cermat Dengan Mentode Analytical 40
Hierarchy(Ahp) (Studi Kasus :SMA Negeri 1 Simpang Kiri Subulussalam. Oleh : Ermawati
Pelita Informatika Budi Darma, Volume : IX, Nomor: 2, Maret 2015 ISSN : 2301-9425
tersebut adalah metode Analytical Hierarchy Process 13. Menyusun matriks baris antar alternative versus
(AHP). krteria yang isinya hasil perhitungan proses
Adapun langkah-langkah dalam metode Analytical langkah 7, langkah 8, dan langkah 9.
Hierarchy Process (AHP) sebagi berikut: 14. Hasil akhir berupa prioritas global sebagai nilai
1. Menentukan jenis-jenis kriteria pemilihan calon yang digunakan oleh pengambil keputusan
peserta cerdas cermat berdasarkan nilai yang tertinggi.
2. Menyusun kriteria-kriteria tersebut dalam
bentuk matriks berpasangan. 1. Pemecahan Masalah dengan metode Analytical
3. Menjumlahkan nilai-nilai dari setiap kolom pada Hierarchy Process (AHP)
matriks. Adapun langkah-langkah dalam penelitian ini
4. Membagi setiap nilai dari kolom yang adalah sebagi berikut:
bersangkutan dengan jumlah matriks kolom 1. Menentukan jenis-jenis kriteria calon peserta
untuk memperoleh normalisasi matriks. cerdas cermat. Dalam penenlitian ini, kriteria-
5. Menghitung nilai prioritas kriteria dengan rumus kriteria yang dibutuhkan peserta calon cerdas
menjumlah matriks baris hasil langkah 4 dan cermat adalah Pengetahuan umum, Pengalaman
hasilnya langkah 5 dibagi dengan jumlah cerdas cermat, Prestasi dan Prilaku.
kriteria. 2. Menyusun kriteria-kriteria pemilihan calon
6. Menentukan alternatif-alternatif yang akan peserta cerdas cermat dalam matriks
menjadi pilihan. berpasangan seperti tabel 1
7. Menyusun alternatif-alternatif yang telah
ditentukan dalam bentuk matriks berpasangan Tabel 1 Nilai Seleksi Calon Peserta
untuk masing-masing kriteria. Sehingga akan Sebutan Angka
ada sebanyak n buah matriks berpasangan antar Amat baik 9.51-10.00
alternatif Baik 8.51-9.50
8. Masing-masing matriks berpasangan antar Cukup 7.51-8.50
alternatif sebanyak n buah matriks, masing- Sedang 6.51-7.50
masing matriksnya dijumlah perkolomnya. Kurang 5.50-6.50
9. Menghitung nilai prioritas alternatif masing-
masing matriks berpasangan antar alternatif Tabel 2 Matriks Berpasangan untuk kriteria
dengan rumus seperti langkah 4 dan 5 sampel calon cerdas cermat
10. Menguji konsistensi setiap matriks berpasangan
antar alternatif dengan rumus masing-masing
elemen matriks berpasangan pada langkah 2
dikalukan dengan nilai prioritas kriteria.
Hasilnya masing-masing baris dijumlah,
kemudian hasilnya dengan masing-masing nilai
prioritas kriteria sebanyak λ1, λ2, λ3..... λn.
Menghitung nilai lamda maksimum dengan Cara pengisian elemen-elemen matriks pada
rumus: Tabel 2 adalah sebagai berikut:
λmaks =
∑λ a. Elemen a[i,j]=1, dimana i=1,2,3…..n. Untuk
penelitian ini n=4
n b. Elemen matriks segitiga atas sebagai input.
11. Menghitung Consistensi Index (CI) dengan c. Elemen matriks segitia bawah mempunyai
rumus :
CI=( λ maks-n)/n-1
Dimana n = banyaknya elemen rumus a=[i,j]=
Untuk i = j
12. Menghitung Rasio konsistensi, dengan rumus:
3. Menjumlahkan setiap kolom pada tabel2
CI 4. Menentuka nilai elemen kolom kriteria dengan
CR =
RI rumus tiap-tiap sel pada tabel 2 dibagi dengan
Jika CR<0,1, maka nilai perbandingan masing-masing jumlah kolom pada langkah 3.
berpasangan pada matriks kriteria yang 5. Menentukan prioritas Kriteria pada masing-
diberikan konsistensi. Jika CR>0,1 maka nilai masing baris pada tabel 2 dengan rumus jumlah
perbandingan berpasangan pada matriks kriteria baris dibagi denga banyak kriteria,
yang diberikan tidak konsistensi. Sehingga jika 6. Memasukkan data-data nama calon peserta dalam
tidak konsistensi, maka pengisian nilai-nilai bentuk matriks berpasangan
pada matriks berpasangan pada unsur kriteria
maupun alternatif harus diulang. Tabel 3 Matriks Berpasangan Calon Pesrta
cerdas cermat
Sistem Pendukung Keputusan Pemilihan Calon Peserta Cerdas Cermat Dengan Mentode Analytical 41
Hierarchy(Ahp) (Studi Kasus :SMA Negeri 1 Simpang Kiri Subulussalam. Oleh : Ermawati
Pelita Informatika Budi Darma, Volume : IX, Nomor: 2, Maret 2015 ISSN : 2301-9425
Normalisasi
9. Menghitung λmaks dengan cara menjumlahkan a. Nilai baris kolom baru = nilai baris kolom lama
hasil pembagian pada langkah 8 kemudian (tabel 6) dibagi jumlah masing – masing kolom
membaginya dengan banyaknya elemen(n-4). lama (tabel 6).
b. Nilai jumlah baris dari penjumlahan nilai pada
λmaks =4,2214+4,1743+4,0378+4,0404/4=
tiap baris tabel tersebut.
16.4739/4= 4,1185
c. Nilai kolom Eigenvector Utama pada tabel 6
10. Menghitung Indeks Konsistensi dengan rumus
dari pembagian kolom jumlah baris dibagi
CI=( λmaks -n/n-1 jumlah calon siswa
CI=(4,1185-4)/4-1= 0,0395 Untuk mendapatkan nilai masing-masing
11. Menghitung rasio konsistensi dengan rumus kriteria yaitu:
sebagai berikut CR=CI/RC. Karena matriks a. Yati
berordo 4 maka nilai RC adalah 0,90 PV=1/5*(1/9,5)+(3/11,32)+(3/15)+(2/9,8)+(4/12)
CR=0,0395/0,90 = 0,0439
Dari hasil perhitungan yang diperoleh dapat =1/5*(0,1053)+(0,2651)+(0,2)+(0,2041)+(0,3334)
diketahui bahwa nilai rasio konsistensi kriteria =1/5*(1,1079)
bernilai 0,0439<0,1, sehingga nilai bobot kriteria =1,1079/5=0,2216
yang diperoleh dapat digunakan. b. Novi
PV=1/5*(1,5/9,5)+(1/11,32)+(1,5/15)+(2/9,8)+(1,5/1
4. Proses Perhitungan Intensitas 2)
Setelah bobot kriteria dan nilai rasio =1/5*(0,1579)+(0,0884)+(1)+(0,2041)+(0,125)
konsistensi kriteria didapatkan, maka langkah =1/5*(1,5754)
selanjutnya adalah menentukan nilai prioritas =1,5754/5=0,31508
intensitas pada masing-masing kriteria. Adapun c. Rama
langkah-langkahnya adalah: PV=1/5*(1,5/95)+(0,66/11,32)+(1/15)+(1,5/9,8)+((3,
1. Memasukan rasio kepentingan atau skala 3/12)
kuantitatif intensitas. Setelah memasukan rasio
kepentingan atau skala kuantitatif, didapatkan =1/5*(0,1579)+(0,0584)+(0,0667)+(0,1531)+(0,275)
matriks perbandingan intensitas kriteria seperti =0,7111/5=0,14222
dalam tabel 5 d.Yoga
PV=1/5*(4,5/9,5)+(4/11,32)+(5,5/15)+(1/9,8)+(2,2/1
Tabel 7 Matriks perbandingan intesitas untuk 2)
kriteria Pengetahuan umum
=1/5*(0,4211)+(0,4117)+(0,3667)+(0,1021)+(0,183)
=1/5*(1,485)
=1,485/5=0,2916
e. Hendri
PV=1/5*(1,5/95)+(2/11,32)+(4/15)+((3,3/9,8)+(1/1)
Matriks pada tabel 4.7 untuk mendapat nilai sekor masing-masing calon peserta adalah :
Tabel 9: Kriteria Nilai Pengalaman cerdas cermat Matriks pada tabel 8 diperoleh dengan rumus sebagai
Yati Novi Rama Yoga Hendri berikut :
Yati 1 3 1 4 0,5 a.Nilai baris kolom baru = nilai baris kolom lama
Novi 1 1 2 3,3 4 (tabel 8) dibagi jumlah masing – masing kolom
Rama 3 1,5 1 3 4 lama (tabel 8).
Yoga 1 4 0,5 1 2 b.Nilai jumlah baris dari penjumlahan nilai pada tiap
Hendri 0,2 4 1 4 1 baris tabel tersebut.
Jumlah 6,2 13,5 5,5 15,3 11,5 c.Nilai kolom Eigenvector Utama pada tabel 8 dari
pembagian kolom jumlah baris dibagi jumlah calon
siswa
Sistem Pendukung Keputusan Pemilihan Calon Peserta Cerdas Cermat Dengan Mentode Analytical 43
Hierarchy(Ahp) (Studi Kasus :SMA Negeri 1 Simpang Kiri Subulussalam. Oleh : Ermawati
Pelita Informatika Budi Darma, Volume : IX, Nomor: 2, Maret 2015 ISSN : 2301-9425
Matriks pada tabel 9 untuk mendapat nilai sekor Matriks pada tabel 10 diperoleh dengan rumus sebagai
masing-masing caolon peserta cerdas cermat. berikut :
Tabel 11 : Kriteria Nilai Prestasi a. Nilai baris kolom baru = nilai baris kolom lama
Yati Novi Rama Yoga Hendri (tabel 10) dibagi jumlah masing–masing kolom
Yati 1 4 2 1 4 lama (tabel 10).
Novi 2 1 4 0,5 4 b. Nilai jumlah baris dari penjumlahan nilai pada
Rama 0,5 4 1 3 0,2 tiap baris tabel tersebut.
Yoga 2 1 4 1 1 c. Nilai kolom Bobot prioritas pada tabel 10 dari
Hendri 3 0,5 1 2 1 pembagian kolom jumlah baris dibagi jumlah
Jumlah 8,5 10,5 12 7,5 10,2 calon peserta cerdas cermat
d.
Tabel 12: Kriteri Hasil Nilai Prestasi
Yati Novi Rama Yoga Hendri Jumlah baris Eigenvector utama
Yati 0,1177 0,3809 0,1667 0,1334 0,3922 1,1909 0,2382
Novi 0,2353 0,0953 0,3334 0,0667 0,3921 1,12228 0,2246
Rama 0,0589 0,3809 0,0834 0,4 0,0019 0,9251 0,1851
Yoga 0,2352 0,6953 0,3334 0,1334 0,0981 0,8955 0,1791
Hendri 0,3529 0,0477 0,0834 0,2667 0,0981 0,8488 0,1698
Matriks pada tabel 11 untuk mendapat nilai sekor masing-masing calon peserta cerdas cermat.
Sistem Pendukung Keputusan Pemilihan Calon Peserta Cerdas Cermat Dengan Mentode Analytical 44
Hierarchy(Ahp) (Studi Kasus :SMA Negeri 1 Simpang Kiri Subulussalam. Oleh : Ermawati
Pelita Informatika Budi Darma, Volume : IX, Nomor: 2, Maret 2015 ISSN : 2301-9425
11. Selanjutnya menghitung lamda dengan rumus jumlah baris dibagi prioritas kriteria yang hasilnya berupa
nilai lamda ditampilkan pada tabel 13
Dari tabel 13 dapat dihitung lamda max, CI dan 12. Penyelesaian tahap choice, pada tahap ini
CR dengan rumus : akan dilakukan fungsi dari setiap kriteria
αmax= 6 = 0,1666= 36 yang ada dengan mengalikan nilai bobot
CI=0,1666−6=−0,1666=35 prioritas dari persepsi pemilih dengan bobot
CR= −0,1666 =−0,13435= 1.24 prioritas setiap siswa dengan cara sebagai
Karena CR < 0.1 maka nilai perbandingan berikut:
berpasangan pada matriks yang diberikan
konsisten.
Kemudian langkah terakhir menghitung prioritas Dari hasil prioritas global dapat diketahui bahwa nilai
global dengan cara menjumlahkan baris pada terbesar adalah novi,yati dan rama merupakan siswa
tabel 14 di tampilkan pada tabel 15 yang layak yang terpilih dalam peserta calon cerdas
cerdas cermat.
Tabel 18 Prioritas Global Masing-Masing Peserta
calon cerdas cermat 4. Implementasi
Nama siswa Prioritas global a. Form Menu Utama
Yati 0,2769 Form menu utama adalah antar muka (interface)
Novi 0,3466 yang digunakan sebagai form induk / form utama.
Rama 0,2628 Form utama ini akan selalu ditampilkan saat program
Yoga 0,2221 dijalankan. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada
Hendri 0.2082 gambar 1:
Sistem Pendukung Keputusan Pemilihan Calon Peserta Cerdas Cermat Dengan Mentode Analytical 45
Hierarchy(Ahp) (Studi Kasus :SMA Negeri 1 Simpang Kiri Subulussalam. Oleh : Ermawati
Pelita Informatika Budi Darma, Volume : IX, Nomor: 2, Maret 2015 ISSN : 2301-9425
d. Form Penilaian
Input penilaian digunakan untuk menampilkan
nilai calon peserta kemudian dikonversikan ke nilai
angka yang berpedoman kepada proses AHP dan
disimpan ke database. Data yang ada di database
dapat ditampilkan kembali pada form seperti terlihat
pada gambar 4 sebagai berikut :
Sistem Pendukung Keputusan Pemilihan Calon Peserta Cerdas Cermat Dengan Mentode Analytical 46
Hierarchy(Ahp) (Studi Kasus :SMA Negeri 1 Simpang Kiri Subulussalam. Oleh : Ermawati
Pelita Informatika Budi Darma, Volume : IX, Nomor: 2, Maret 2015 ISSN : 2301-9425
5.2 Saran
Setelah dilakukan pengembangan terhadap
sistem yang sedang berjalan menjadi sistem baru dan
setelah melihat hasil dari penelitian yang dilakukan,
maka penulis mengemukakan beberapa saran yang
diharapkan dapat menjadi bahan pertimbangan.
Adapun saran–saran tersebut adalah:
1. Dengan pemakaian aplikasi Visual Basic 6.0
Gambar 10 : Menentukan Nilai Matrik Perbandingan pada sistem pendukung keputusan untuk
Berpasangan pemilihan calon peserta cerdas cermat,
sebaiknya di dukung oleh perangkat yang
j. Laporan memadai. Hal ini diperlukan supaya sistem dapat
Form laporan digunakan untuk mencetak laporan bekerja dengan lancar tanpa terjadi hal-hal yang
dengan menginputkan data terlebih dahulu pada form tidak diinginkan dalam menjalankan aplikasi
input data, kemudian data ditampilkan dari form tersebut.
laporan. 2. Metode Analytic Hierarchy Process (AHP)
Laporan keputusan peserta yang lulus seleksi diharapkan dapat diimplementasikan ke dalam
digunakan untuk mencetak laporan keputusan peserta perangkat lunak, sehingga user dapat lebih
yang lulus seleksi, dengan menginputkan nilai calon mudah menggunakannya.
peserta terlebih dahulu pada form menu input data 3. Penulis berharap dapat menjadi inspirasi bagi
nilai calon peserta. Data ditampilkan dari form sekolah SMA Negeri 1 Simpang Kiri
laporan keputusan peserta yang lulus seleksi Subulussalam untuk mengembangkan lebih
berdasarkan nilai tertinggi yang diperoleh peserta. lanjut sistem pendukung keputusan untuk
Laporan nilai keputusan peserta yang lulus seleksi pemilihan calon peserta cerdas cermat.
dapat dilihat pada gambar 11 berikut ini :
DAFTAR PUSTAKA
Sistem Pendukung Keputusan Pemilihan Calon Peserta Cerdas Cermat Dengan Mentode Analytical 47
Hierarchy(Ahp) (Studi Kasus :SMA Negeri 1 Simpang Kiri Subulussalam. Oleh : Ermawati